20
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh : Aditya Taufan Nugraha, S.H., M.H

Pendidikan kewarganegaraan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan kewarganegaraan

MATA KULIAHPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :Aditya Taufan Nugraha, S.H., M.H

Page 2: Pendidikan kewarganegaraan

PENGANTAR KEWARGANEGARAAN

A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan- Semangat Perjuangan Bangsa- Globalisasi

- Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warganegara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) agar dapat menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Pengertian ini, sejalan dengan visi dan misinya.- keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 / Dikti / 2002 disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara dan berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani. Membantu mahasiswa selaku warga negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa, serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya serta bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

Page 3: Pendidikan kewarganegaraan

SEJARAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN LANDASAN HUKUM

Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebut “CIVIS” selanjutnya dari kata “CIVIS” ini dalam bahasa inggris timbul kata “CIVIC” artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata “CIVIC” lahir kata “CIVICS” ( ilmu kewarganegaraan ) dan “CIVIC EDUCATION” (pendidikan kewarganegaraan)

Pelajaran civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam rangka “mengamerikakan bangsa Amerika” atau yang terkenal dengan nama “Theory of Americanization”. Sebab seperti diketahui, bangsa Amerika berasal dari berbagai bangsa yang datang di Amerika Serikat dan untuk menyatukan menjadi bangsa Amerika inilah perlu diajarkan civics bagi warga negara Amerika Serikat. Dalam taraf tersebut, pelajaran civics membicarakan masalah “government”, hak dan kewajiban negara dan civics merupakan bagian dari ilmu politik.

kemudian diikuti oleh negara-negara kolonial dengan maksud supaya “kaula negara” tunduk pada aturan pemerintah kolonial. Dan pada masa modern dipakai untuk membina agar WN cinta tanah air dan siap berkorban untuk negara dan bangsa

Page 4: Pendidikan kewarganegaraan

A. Pelajaran Civics pada Zaman Hindia Belanda Pada Tahun 1934

Pelajaran Civics telah dikenal di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda dengan nama BURGERKUNDE. Waktu itu ada dua buku yaitu :1. Indische Burgerschapkunde yang ditulis oleh P. Tromps dengan

penerbitnya J.B. Wolters Maatschappij N.V. Groningen, Den Haag, Batavia tahun 1934. Buku ini membicarakan masalah masyarakat pribumi, pengaruh Barat, bidang sosial, ekonomi, hukum, ketatanegaraan dan kebudayaan; Hindia Belanda dan rumah tangga dunia; masalah pertanian, masalah perburuhan, masalah kaum menengah dalam industri dan perdagangan, masalah kewanitaan, ketatanegaraan Hindia Belanda, Perubahan maupun pertumbuhannya dengan terbentuknya Dewan Rakyat (Volkrsaad); hukum dan pelaksanaannya, masalah pendidikan, masalah kesehatan masyarakat, masalah pajak, tentara dan angkatan laut.

Page 5: Pendidikan kewarganegaraan

2. Rechten en Plicht (Indische Burgerschapkunde Voor iederen) karangan J.B. Vortman dengan penerbitnya G.C.T. Van Dorp dan Co. N.V. (Derde, Herziene en Vermeerderdruk) Semarang – Surabaya – Bandung Tahun 1940. Dalam buku ini membicarakan tentang Badan Pribadi yang mengutarakan asal masyarakat dimana kita hidup, dari lahir sampai kedewasaannya, pernikahan dan keluarga serta setelah badan pribadi itu tiada, masalah bezit dari obyek hukum dimana dibicarakan antara lain eigondom eropa dan hak-hak atas tanah, hak-hak agraris atas tanah, masalah kedaulatan raja terhadap kewajiban-kewajiban warga negara dalam pemerintahan belanda yang membicarakan antara lain : sejarah pemerintah Hindia Belanda, masalah perundang-undangan, sejarah alat pembayaran dan kesejahteraan

dari kedua buku tersebut diketahui bahwa pada waktu zaman Hindia Belanda belum terdapat kesatuan pendapat tentang materi BURGERKUNDE (CIVICS)

Page 6: Pendidikan kewarganegaraan

B. Pendidikan Kewarganegaraan Pada Tahun 1950Pada tahun 1950 dalam suasana Indonesia Merdeka,

kedua buku pada zaman Hindia Belanda menjadi buku pegangan pengajar untuk SMA. Pada masa ini pendidikan kewarganegaraan yang diberikan disamping tata negara adalah tugas dan kewajiban warga negara terhadap pemerintah, masyarakat, keluarga dan diri sendiri, misalnya soal-soal :Pada tahun 1950 dalam suasana Indonesia1. Akhlak, pendidikan, pengajaran dan ilmu pengetahuan.2. Kehidupan rakyat, kesehatan, imigrasi, perusahaan,

perburuhan, agraria, kemakmuran rakyat, kewanitaan dan lain-lain.

3. Keadaan dalam dan luar negeri, pertahanan rakyat, perwakilan, pemerintah dan soal-soal internasional.

Page 7: Pendidikan kewarganegaraan

C. Pendidikan Kewarganegaraan pada Tahun 1955Pada masa sebelumnya belum ada tentang buku kewarganegaraan yang

berbahasa Indonesia yang dipakai, baru pada Tahun 1955 ada buku tentang kewarganegaraan berbahasa Indonesia, dengan judul “Inti Pengetahuan Warga Negara” yang disusun oleh Mr. J.C.T. Simorangkir, Mr. Gusti Mayur dan Mr. Sumintarjo.

Di dalam buku tersebut tujuan pelajaran kewarganegaraan adalah “untuk membangkitkan dan memelihara keinsyafan dan kesadara bahwa warga negara Indonesia itu mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, negara (good citizenship).

Materi buku tersebut adalah:1. Indonesia tanah airku2. Indonesia Raya3. Bendera dan Lambang Negara4. Warga negara beserta hak dan kewajibannya5. Ketatanegaraan6. Keuangan Negara7. Pajak8. Perekonomian termasuk koperasi

Page 8: Pendidikan kewarganegaraan

D. Pendidikan Kewarganegaraan Pada Tahun 1961Istilah kewarganegaraan pada Tahun 1961 diganti dengan istilah

Kewargaanegara atas prakarsa Dr. Sahajo. Tetapi istilah kewargaan negara baru dipakai secara resmi pada tahun 1967 dengan instruksi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar No. 31 Tahun 1967, tanggal 28 Juni 1967.

Pada tahun 1961 mata pelajaran civics dipakai untuk memberi pengertian tentang Pidato Kenegaraan Presiden ditambah dengan:

1. Pancasila2. Sejarah Pergerakan.3. Hak dan Kewajiban

Pada masa ini buku pegangan resmi adalah “Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia” yang disusun oleh Supardo S.H., M. Hutahuruk, S.H., Suroyo Warsid, S.H., Sumarjo, Chalid Rasyidi, Sukarno dan JCT. Simorangkir, S,H. buku tersebut dicetak oleh Balai Pustaka. Semuanya itu adalah dalam rangka nation and character building dan usaha untuk menimbulkan pengertian jiwa patriotism di kalangan pelajar. 

Page 9: Pendidikan kewarganegaraan

E. Pendidikan Kewarganegaraan Pada Tahun 1966

Pada tahun 1966, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Instruksi, bahwa materi civics adalah :

1. Pancasila2. UUD 19453. Ketetapan MPRS4. Perserikatan Bangsa-bangsa.

Materi tersebut kemudian ditambah dengan :1. Orde Baru2. Sejarah Indonesia3. Ilmu Bumi Indonesia. 

Ketegasan terhadap definisi apakah kewarganegaan negara dan apakah Pendidikan Kewargaan Negara tersebut baru ada pada Tahun 1972 di Tawangmangu, Surakarta, dengan memberikan batasan-batasan terhadap istilah. Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut : 

Page 10: Pendidikan kewarganegaraan

1. Civics diganti dengan Ilmu Kewargaan Negara yaitu suatu disiplin yang obyek studinya mengenai peranan para warga negara dalam bidang spiritual, sosial ekonomi, politis, yuridis, cultural sesuai dan jauh yang diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Civic Education diganti dengan pendidikan kewargaan Negara yaitu suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina warga negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria dan ukuran, ketentuan-ketentuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945. Bahannya diambil dari Ilmu Kewarganegaraan Negara termasuk kewiraan nasional, filsafat pancasila, mental pancasila dan filsafat pendidikan nasional serta menuju kedudukan para warga negara yang diharapkan di masa depan

Page 11: Pendidikan kewarganegaraan

Catatan :PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-2000 - WALAWA (Wajib Latih Mahasiswa) : Ekstrakurikuler, tapi intra

Universiter di beberapa PTN, bersertifikat Tamtama Cadangan - PENDIDIKAN PERWIRA CADANGAN : berdasarkan Skep

bersama Mendikbud-Menhankam/Pangab untuk PTN : 0228/U/73 dan Kep.8.43/XII/73, 08-12-1973. Prinsipnya WAMIL untuk jurusan tertentu yaitu Sarjana Muda dan diberi pangkat Letnan Dua.

Pemberian mata kuliah Pendidikan Kewiraan baru mulai direalisasikan pada tahun 1974 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0228/U/1974, tanggal 2 Oktober 1974 (Chaidir Basri, 2003). 

Page 12: Pendidikan kewarganegaraan

F. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA TAHUN 2000Perjuangan reformasi yang telah membuahkan hasil pada tahun 1998 adalah

berimplikasi pada keberadaan mata kuliah Pendidikan Kewiraan. Wacana untuk menghapus mata kuliah tersebut dalam kurikulum pendidikan tinggi membuahkan hasil. Terbitnya Keputusan Dirjen Dikti Nomor 267/Dikti/Kep/2000 merupakan dasar hukum untuk menghapus mata kuliah Pendidikan Kewiraan dan selanjutnya diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian.

Secara garis besar setelah tahun 2000 penyempurnaan kurikulum pendidikan mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan, penggantian nama mata kuliah Kewiraan menjadi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang mengacu kepada :

1. Undang-undang No.2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, disempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003;2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000, Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;3. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 267/DIKTI/Kep/2000 tentang GBPP mata kuliah MPK pendidikan kewarganegaraan;4. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi no. 38/Dikti/Kep/2002, tentang rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian pendidikan tinggi;5. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 43/Dikti/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di pendidikan tinggi.

Page 13: Pendidikan kewarganegaraan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANDALAM KONTEKS PENDIDIKAN

NASIONAL

“Pendidikan Nasional Berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa”( Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 )

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu Cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang

demokratisdan bertanggungjawab”

( Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 )

Page 14: Pendidikan kewarganegaraan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANDALAM KONTEKS PENDIDIKAN

NASIONAL

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003

“Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki

rasa kebangsaan dan cinta tanah air”

Page 15: Pendidikan kewarganegaraan

TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANDI PERGURUAN TINGGI

a. Membuka Wawasan Kewarganegaraan Indonesiab. Menjadi Warga Negara Yang Cerdas dan Baikc. Memiliki Rasa Percaya Diri Sebagai Bangsad. Sikap dan Tanggungjawab Demokratise. Komitmen Bela Negaraf. Keterampilan Kewarganegaraan

Page 16: Pendidikan kewarganegaraan

VISI DAN MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANDI PERGURUAN TINGGI

( Menurut SK Dirjen DIKTI No. 38/DIKTI/Kep./2002 )

a. Visi : Menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.

b. Misi : Membantu Mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggungjawab kemanusiaan.

Page 17: Pendidikan kewarganegaraan

DEFINISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Banyak istilah yang digunakan dalam kaitannya dengan Pendidikan kewarganegaraan pada beberapa Negara yang mengajarkan Pendidikan kewarganegaraan :

Civic, Civic Education Amerika serikatObscesvovedinie RusiaPendidikan Kewarganegaraan IndonesiaSachunterrich JermanLife Orientation Afrika selatanPeople and Society HongariaCivic and Moral education SingaporeEducacion Civicas MexicoTa’limatul Muwwatatanah Timur tengahSocial Studies New ZelandCitizenship Education United Kingdom

Page 18: Pendidikan kewarganegaraan

Menurut Kerr mengemukakan bahwa Citizenship education or civics education didefinisikan sebagai berikut:“Citizenship or civics education is construed broadly to encompass the preparation of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in particular, the role of education (trough schooling, teaching, and learning) in that preparatory process”.Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.Menurut Zamroni mengemukakan bahwa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan adalah: Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

Page 19: Pendidikan kewarganegaraan

KOMPETENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

( Menurut SK Dirjen DIKTI No. 38/DIKTI/Kep./2002 )

Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual yakni :a. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara

untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air indonesia;

b. Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional;

c. Menumbuhkembangkan peserta didik untuk mempunyai pola sikap dan pola pikir yang komprehensif, integral pada aspek kehidupan nasional.

Page 20: Pendidikan kewarganegaraan

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN2. BANGSA, NEGARA DAN IDENTITAS NASIONAL3. KEWARGANEGARAAN INDONESIA4. KONSTITUSI5. WAWASAN NUSANTARA6. KETAHANAN NASIONAL7. GOOD GOVERNANCE, PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN8. MASYARAKAT MADANI9. OTONOMI DAERAH10. DEMOKRASI11. HAK ASASI MANUSIA12. SIPIL DAN MILITER13. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL