71
Dewasa ini, pertumbuhan penduduk dunia menunjukkan trend peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 Revision 1 mengestimasi bahwa jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 miliar di akhir tahun 2011. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk ini akan menjadi 9 miliar pada tahun 2050 dan 10 miliar pada tahun 2100.

Penduduk dan lingkungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penduduk dan lingkungan

Dewasa ini, pertumbuhan penduduk dunia menunjukkan trend peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 Revision 1 mengestimasi bahwa jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 miliar di akhir tahun 2011. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk ini akan menjadi 9 miliar pada tahun 2050 dan 10 miliar pada tahun 2100.

Page 2: Penduduk dan lingkungan

a. I milyar dibutuhkan waktu 2 s.d 5 juta tahun.b. Selanjutnya untuk mencapai angka 2 milyar

dibutuhkan waktu hanya 80 tahun,c. Selanjutnya angka 3 milya penduduk

dibutuhkan waktu hanya 30 tahun, d. selanjutnya angka 4 milyar hanya dibutuhkan

waktu 15 tahun, e. sedangkan angka 5 milyar hanya diperlukan

waktu 12 tahun, Danf. angka 6 milyar hanya sekitar 11 tahun

Page 3: Penduduk dan lingkungan

Angka kelahiran bayi hidup di bumi diperkirakan sekitar 253 bayi/menit atau sekitar 15.180 bayi/jam, atau 364.320 bayi/hari. Atau 128.240.640 bayi/tahun.

Sementara angka kematian hanya sekitar 100 orang/menit atau sekitar 144.000 orang/hari, atau 50.688.000 bayi/tahun.

Ini berarti terdapat bayi yang hidup sekitar 77.552.640 jiwa/tahun 2,5 kali lipat kelahiran dibandingkan kematian. Ada peningkatan peningkatan penduduk sekitar 221.000 orang/hari atau sekitar 81 juta orang/tahun.

Page 4: Penduduk dan lingkungan

Semua calon penghuni baru ini memerlukan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Diperkirakan 75% penduduk dunia tinggal dinegara berkembang dan hanya 25% yang tinggal di Negara maju.

Jumlah ini tidak sebanding dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Negara berkembang yang hanya memiliki 20% dari kekayaan alam dunia. Akibatnya sekitar ½ penduduk dewasa di buta huruf, 1/5% dari jumlah penduduknya kelaparan dan kekurangan gizi, dan 1/6% penduduknya tidak mempunyai tempat tinggal yang layak

Page 5: Penduduk dan lingkungan

Penduduk tahun 1950 Tahun 2008

1 China 562,579,779 China 1,333,207,5722 USA 152,271,000 India 1,154,845,005

3 Russia/Uni Sovyet 101,936,816 USA 304,838,948

4 Japan 83,805,000 Indonesia 238,567,4925 Brasil 186.112.794

6 Pakistan 162.419.946

7 Bangladesh 144.319.628

8 Rusia 143.420.309

9 Nigeria 128.771.988

10 Jepang 127.417.244

World 2,555,948,654 World 6,736,383,012

Page 6: Penduduk dan lingkungan

Penduduk (deret ukur) 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256Bahan pangan (deret hitung) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Dasar pendapat Malthus tentang perkembangan penduduk adalah :a.Napsu sex manusia yang selalu ada.b.Manusia memerlukan sandang pangan untuk hidup.

Solusi menurut Malthus untuk mengatasi persoalan penduduk yaitu membatasi pertumbuhan penduduk dengan jalan :

Preventive checks (pencegahan preventif). Pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran

Positif checks (pencegahan positif).pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila penduduk disuatu wilayah jumlaahnya melebihi persediaan bahan makanan, maka tingkat kematian akan meningkat akibat terjadinya kelaparan dan dan wabah penyakit,

Page 7: Penduduk dan lingkungan

PEMBATASAN PERTUMBUHAN PENDUDUK PEMBATASAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT R.T. MALTHUS MENURUT R.T. MALTHUS

Preventive Checks (pengurangan kelahiran melalui penekanan kelahiran)

Positive Checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian, jadi apabila suatu daerah kelebihan penduduk dan melebihi jumlah persedian pangan, maka kematian akan meningkat akibat kelaparan, wabah penyakit dll.

Moral Restraint (pengekangan diri) yaitu :

Vice (Usaha pengurangan kelahiran dengan jalan :

Vice atau kejahatan (segala usaha pencabutan nyawa) seperti :

Misery atau kemelaratan (suatu keadaan yang menyebabkan kematian) seperti

-Segala usaha menekan napsu seksual

- Penundaan usia kawin

-Pengguran kandungan

-Homoseksual-Pelacuran-Penggunaan alat kontrasepsi.

-Pembunuhan anak-anaka

-Pembunuhan orang cacat

-Pembunuhan orang-orang tua

-Epidemi-Bencana Alam-Peperangan-Kelaparan-Kekurangan pangan.

Page 8: Penduduk dan lingkungan

Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, hilangnya fungsi ruang terbuka, krisis pangan, dan konversi lahan menjadi permukiman.

Page 9: Penduduk dan lingkungan

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa. Indonesia merupakan negara mega biodiversity kedua setelah Brazil. Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang khas. Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya. Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di dunia.

Page 10: Penduduk dan lingkungan

Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 238,5 juta jiwa (sensus penduduk 2010, dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 % per tahun

Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura

Page 11: Penduduk dan lingkungan

Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada

Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati, sudah terlihat sejak tahun 2001, antara lain kerusakan hutan mangrove, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi 2,06 juta hektar pada tahun 1995.

Di sektor kehutanan telah terjadi deforestasi mencapai lebih dari dua juta hektar per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke depan, seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas.

Page 12: Penduduk dan lingkungan

Lautan di Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia bahwa saat ini sekitar 41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah, 29% rusak, 25% lumayan

Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian besar menjadi tambak udang). Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran, atau perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti perairan teluk Jakarta dan Surabaya.

Page 13: Penduduk dan lingkungan

Erosi, LongsorAbrasi, Sedimen-tasi, Banjir

Bencana Alam

Tsunami GempabumiLetusan gunungapi

Angin topanBadai tropisGelombang pasang

Proses Eksogen(Atmosfir;Hidrosfir)

Gejala Alam

Proses Endogen(magma)

Proses Alam

Kegiatan manusia

Disaster Preparedness, Awareness, Mitigation and Management Program

Degradasi lingkungan

Korban Manusia,harta benda dan

ketahanan pangan

Page 14: Penduduk dan lingkungan

Peta Tektonik P. Sulawesi

SESAR/PATAHAN SEBAGAI PEMICU GEMPA

Salah satu sumber bencana

Page 15: Penduduk dan lingkungan

Kerusakan akibat tsunami bisa saja lebih besar dibandingkan akibat langsung dari getaran gempa itu sendiri

Page 16: Penduduk dan lingkungan

Akibat gempa dan tsunami Tambu 15-8-68Batang Pohon

Pembibitan mangrove

Desa Kambayang

Page 17: Penduduk dan lingkungan

Permukiman dan bekas sawah dijadikan tambak pasca tsunami,

Tongolobibi 1 Januari 1996

Page 18: Penduduk dan lingkungan

Sungai Wombo

Pemandangan yang kontras: bukit kering dan sawah yang hijau, Desa Wombo

S. Wombo = S. Pantoloan Sistem perkebunan yang memicu etol

- Degradasi lahan

- Penurunan kualitas air

Page 19: Penduduk dan lingkungan

Marana

Pangalaseang

Berkebun di lereng terjal memicu erosi dan longsor

Page 20: Penduduk dan lingkungan

Kegiatan pemicu erosi, longsor, sedimentasi dan banjir

Page 21: Penduduk dan lingkungan

Merusak lahan, permukiman, dan prasarana umum

Mengganggu transportasi dan distribusi pangan,

Page 22: Penduduk dan lingkungan

Longsor di ruas jalan Tawaili – Toboli (awal 2004) akibat hujan deras, Desa Nupabomba Kec. Tawaili

Page 23: Penduduk dan lingkungan

Material longsoran dari Desa Kalora, Kec. Marawola ke Kel. Tipo Kec. Palu Barat (Awal Maret 2002)

Longsor: Kalora ke Tipo

Page 24: Penduduk dan lingkungan

Longsor tebing S. Tibo karena banjir: merusak lahan kebun.

Setiap banjir cadangan sirtukil bertambah (hasil erosi dan longsor di hulu)

Page 25: Penduduk dan lingkungan

Tambang Galian C

Jembatan Taipa

masing-masing bronjong pelindung tiang tengahnya tergantung

Tambang sirtu di S. Taipa Kel. Taipa berlangsung sejak 1972. Masa operasi PT. Rasma Mulia juga telah berlangsung lama, telah memberi kontribusi PAD bagi daerah ini (Sulteng, Donggala dan Palu), menyerap tenaga kerja lokal, bantuan-bantuan sosek bagi kegiatan masyarakat dan pemb. Kel./desa setempat. Namun demikian, aktivitasnya juga telah menimbulkan dampak negatif: dasar sungai dalam dan lebar, lahan kebun terkikis dan prasarana terancam.

Jembatan Guntarano-Bale

Page 26: Penduduk dan lingkungan

Pembuatan batubata di Mpanau, penggalian tdk teratur dan merusak

persawahan

Page 27: Penduduk dan lingkungan

Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Walandano)Terdapat ratusan lubang tambang

Merusak lahan dan menurunkan kualitas air

Page 28: Penduduk dan lingkungan

Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Malei dan Desa Kamonji)

Merusak lahan kebun dan menurunkan kualitas air

Page 29: Penduduk dan lingkungan

Sabang, Kec. Damsol

Malonas, Kec. Damsol

Sioyong, Kec. Damsol

Beberapa aktivitas pengambilan karang, merusak habitat biota laut

Page 30: Penduduk dan lingkungan

Logging di S. Kata dan S. Tibo, Desa Tibo Kec. Sindue. Memicu banjir dan longsor

Page 31: Penduduk dan lingkungan

Terjadi degradasi: lahan/hutan dan kualitas air sebagai sumber pangan

Page 32: Penduduk dan lingkungan

Desa Bangga, 6 Juni 2005

Desa Simoro, 6 Juni 2005

Merusak lahan kebun/sawah dan prasarana umum

Page 33: Penduduk dan lingkungan

Banjir Sibalaya 4 Juni 2005(Foto: 6 Juni 2005)

Mengeringkan persawahan di Dolo dan Sigi Biromaru

Page 34: Penduduk dan lingkungan

Irigasi Gumbasa kering

Page 35: Penduduk dan lingkungan

Sampah diJl. Jabal Nur, Talise:- Mencelakakan- Merusak estetika - Sumber penyakit

Mana tindakan dari pemerintah?

Page 36: Penduduk dan lingkungan

Sampah di kawasan mangrove Desa Kabonga Besar Kec. Banawa, menurunkan kualitas air laut

Page 37: Penduduk dan lingkungan

Limbah BengkelKegiatan perbengkelan mencapai 298. Menyerap tenaga Kerja

Menimbulakan kebisingan, polusi udara serta pencemaran tanah dan air.

Page 38: Penduduk dan lingkungan

Pendangkalan muara-muara sungai di Teluk Palu Mengurangi unsur-unsur hara di muara sungai yang

merupakan makanan ikan di sekitar muara Muara menjadi dangkal, membahayakan kapal dan

perahu yang lewat di sekitarnya dan mematikan terumbu karang.

Page 39: Penduduk dan lingkungan

Delta

Page 40: Penduduk dan lingkungan

Abrasi PantaiMengubah garis

pantai Merusak

prasarana transportasi, Jaringan listrik, jaringan air bersih, lahan dan pemukiman.

Page 41: Penduduk dan lingkungan

Abrasi pantai di Lembasada Desa Tolongano. Mengikis kebun masyarakat

Page 42: Penduduk dan lingkungan

Penambangan Karang Terumbu karang merupakan salah

satu jenis biota lautTerumbu karang mempunyai fungsi

sebagai “tempat hidup” bagi banyak jenis ikan dan dapat melindungi pantai dari abrasi

Beberapa warga Kota Palu di sekitar pantai Talise, Tondo dan Pantoloan melakukan pengambilan karang di laut untuk sesuap nasi dan tidak ada pekerjaan lain

Merugikan nelayan karena ikan berkurang.

Page 43: Penduduk dan lingkungan

Penambangan Emas di Poboya

Banyak di jumpai lubang-lubang tambang.

Merusak kualitas air terutama j ika menggunakan merkuri.

Page 44: Penduduk dan lingkungan

Warga Kota Palu dan sekitarnya panik dan mengungsi ketika terjadi gempa Bora pada 24-1-2005

Pengungsi sangat memerlukan makan dan minum (UU No. 24/2007)

Page 45: Penduduk dan lingkungan

Banjir terakhir yang cukup besar menimpa DAS Palu, yang bagian hi l irnya adalah wilayah Kota Palu, adalah yang terjadi pada 6 – 8 Mei 2007. Meskipun t idak ada korban j iwa yang dit imbulkan, namun harta benda (sawah, kebun, rumah, dl l) mil ik penduduk dan prasarana umum banyak yang hancur.

Page 46: Penduduk dan lingkungan
Page 47: Penduduk dan lingkungan
Page 48: Penduduk dan lingkungan

Banjir yang terjadi di wilayah Lembah Palu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan banjir yang terjadi di tempat lain. Sungai Palu memil iki profi l memanjang dan bantarannya memiliki gradien yang besar sehingga j ika terjadi banjir maka alirannya deras, sangat merusak dan hampir selalu terjadi lonsor. Tetapi wilayah yang tergenang relatif sedikit dan waktu tergenangnya relatif singkat.

Jl. Lembu

Page 49: Penduduk dan lingkungan

Pemanasan Global

Efek Rumah Kaca Alami di Bumi Pembukaan hutan, pembakaran

bahan fosil dalam industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dsb.

Emisi berbagai gas dari kegiatan industri termasuk penggunaan dan pembuatan CFC.

Page 50: Penduduk dan lingkungan

Dampak Pemanasan GlobalNaiknya permukaan laut (es di

kutub mencair), Gangguan ekologis, Perubahan iklim,Gangguan keamanan pangan, Dampak sosial dan politik.

Page 51: Penduduk dan lingkungan

BMGBMG

Perubahan iklim berdampak pada:

• Perubahan musim yang tidak teratur.

• Transportasi dan telekomunikasi terganggu.

Page 52: Penduduk dan lingkungan

Gelombang Pasang Gelombang atau ombak di laut dibangkitkan oleh angin.

Makin kencang anginnya makin besar pula tinggi gelombangnya.

Daya rusak gelombang pasang bisa lebih dahsyat dibanding gelombang tsunami dengan tinggi gelombang yang sama

Di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, gelombang pasang juga biasa terjadi di wilayah ini dan merusak prasarana umum serta permukiman dan harta masyrakat, terutama harta nelayan.

Gelombang yang merusak ini biasa terjadi di pantai Selat Makassar, Teluk Tomini, bahkan Teluk Palu.

Sangat merusak. Distribusi pangan dan energi melalui laut terganggu.

Page 53: Penduduk dan lingkungan
Page 54: Penduduk dan lingkungan

BMGBMG

Page 55: Penduduk dan lingkungan

BMGBMG

Page 56: Penduduk dan lingkungan

BMGBMG

Page 57: Penduduk dan lingkungan

LINGKUNGAN BEBAS POLUSIMANTAAAAP !!!!!!!!

Page 58: Penduduk dan lingkungan
Page 59: Penduduk dan lingkungan

Boraks dan formalin sebagai bahan tambahan pangan Bahan tambahan pangan sangat berpengaruh

terhadap kualitas suatu makanan. Karenanya, peredaran dan pengguaannya

memerlukan pengawasan.

Page 60: Penduduk dan lingkungan

Bahan tambahan panganSalah satu hambatan bagi produsen makanan dalam

mengelola usahanya adalah sifat makanan yang seringkali mudah rusak atau tidak tahan lama.

Kerusakan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang menggunakan bahan makanan tersebut sebagai media tumbuh dan berkembang biak.

Akibatnya, banyak produsen makanan menggunakan bahan pengawet untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Sayangnya, seringkali produsen karena ketidaktahuan atau alasan ekonomi menggunakan bahan pengawet yang dilarang oleh pemerintah dan mengabaikan faktor keamanan makanan.

Page 61: Penduduk dan lingkungan

Boraks dan FormalinBoraks Formalin

Page 62: Penduduk dan lingkungan

BoraksSalah satu bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya

adalah asam borat dan garam natrium tetraborat (boraks). Produsen makanan sering menggunakannya boraks sebagai bahan pengawet, khususnya pada bakso, krupuk, pempek, pisang molen, pangsit, tahu, dan bakmi. Di pasaran boraks dikenal dengan nama piges.

Tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, memberikan rasa gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang mengandung pati.

Hasil penelitian di Palembang menunjukkan bahwa 70% sampel bakso positif mengandung boraks.

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain.

Page 63: Penduduk dan lingkungan

Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorbsi boraks dalam waktu lama. Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia, dan konvulsi. Apabila dikonsumsi secara terus menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada saraf, depresi, dan kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati, dan kulit

Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan: Sakit perut sebelah atas atau (epigastrik), muntah dan mencret Sakit kepala, gelisah. Penyakit kulit berat (dermatitis). Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan(cyanotis). Sesak napas dan kegagalan sirkulasi darah. Hilangnya cairan tubuh atau dehidrasi, ditandai dengan kulit kering dan

koma (pingsan). Degenarasi lemak hati dan ginjal. Otot-otot muka dan anggota badan bergetar di ikuti dengan kejang-kejang Kadang-kadang tidak kencing (anuria) dan sakit kuning. Tidak memiliki napsu makan(anoreksia), diare ringan dan sakit kepala.

Page 64: Penduduk dan lingkungan

Boraks (barie acid borax) biasanya digunakan dalam industri gelas, pelicin porselin, alat pembersih, dan antiseptic. Kegunaan boraks yang sebenarnya adalah sebagai zat antiseptic, obat pencuci mata(barie acid 30%), salep (boorsalp) untuk menyembuhkan penyakit kulit, salep untuk mengobati penyakit bibir (boraxglicerin) dan pembasmi semut.

Apabila terjadi keracunan boraks lakukan tindakan sebagai berikut: Apabila boraks tertelan atau terminum, bilas lambung dengan air hangat. Berikan larutan pencahar yang mengandung garam(saline cathartics) dengan

15 - 30 g sodium sulfat dalam air. Berikan cairan infuse untuk mengurangi dehidrasi akibat muntah dan diare. Atasi shock dengan oksigen, intrafenoer plasma, atau transfuse darah. Apabila terjadi kejang-kejang, berikan obat barbiturak yang aksinya

pendek(short acting barbiburate) Berikan obat-obat pencegah infeksi (antibiotik). Bila perlu, berikan obat-obat analeptika, seperti caffeine sodium benzoate. Pengobatan selanjutnya simptomatis untuk kerusakan kulit. Sebaiknya, segera bawa kedokter terdekat.

Page 65: Penduduk dan lingkungan

FormalinFormalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan 40%.

Bahan ini bisa diperoleh dengan mudah di took-toko kimia. Formalin bisa berbentuk cairan bening, tidak berwarna, dan berbau menusuk, atau berbentuk tablet dengan berat masing-masing 5 g.

Formalin adalah bahan pengawet yang digunakan dalam dunia kedokteran, misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Juga biasa digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan untuk keperluan penelitian.

Selain sebagai bahan pengawet, formalin juga memiliki fungsi lain sbb: Zat antiseptic untuk membunuh mikroorganisme. Desinfektan pada kandang ayam dan sebagainya. Anti hidrolik (penghambat keluarnya keringat) sehingga sering dgunakan

sebagai bahan pembuat deodorant. Bahan campuran dalam pembuat kertas tisu untuk toilet. Bahan baku industri pembuatan lem playwood, resin, maupun tekstil.

Page 66: Penduduk dan lingkungan

Kesalahan fatal yang dilakukan oleh para produsen makanan adalah menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang formalin dan bahannya, tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang masih rendah, harga formalin yang sangat murah, dan mudahannya didapat. Selain itu, formalin efektif digunakan sebagai pengawet meski dalam jumlah sedikit.

Konsumen mau menerima bahan makanan yang mengandung formalin karena ketidaktahuan mereka dan kecenderungan untuk mendapatkan makanan yang murah dan awet. Selain itu, konsumen belum bisa membedakan produk yang diawetkan dengan pengawet pangan dengan produk yang diawetkan dengan formalin.

Efek samping penggunaan formalin tidak secara langsing akan terlihat. Efek ini akan terlihat secara kumulatif, kecuali jika seseorang mengalami keracuanan formalin dengan dosis tinggi.

Keracunan formalin bisa mengakibatkan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar yang sangat tinggi formalin bisa menyebabkan kegagalan peredaran darah yang bermuara pada kematian.

Page 67: Penduduk dan lingkungan

Efek akult penggunaan formalin:Tenggorokan dan perut terasa terbakar, tenggorokan terasa sakit

untuk menelan;Mual, muntah dan diare;Mungkin terjadi pendarahan dan sakit perut yang hebat;Sakit kepala dan hipotensi(tekanan darah rendah);Kejang, tidak sadar hingga koma; danKerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, serta susuna saraf

pusat dan ginjal.

Efek kronis akibat penggunaan formalin: Iritasi pada saluran pernapasan;Muntah-muntah dan kepala pusing;Rasa terbakar pada tenggorokan;Penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada; danBila dikonsumsi menahun dapat mengakibatkan kanker.

Page 68: Penduduk dan lingkungan

Ciri-ciri beberapa contoh bahan makanan yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet.

Bakmi basah Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar(25 °C). Bertahan > 15 hari dalam lemari es

(suhu 10 °C). Bau formalin agak menyengat Mi tampak lebih mengkilap dibandingkan dengan mi normal dan tidak lengket. Tidak dikerubungi lalat. Tekstur mi lebih kenyal.

Ayam potong Tidak dikerubungi lalat Dagingnya sedikit tegang (kaku) Jika dosis formalin yang diberikan tinggi, maka akan tercium bau formalin. Dalam uji klinis, jika daging ayam di masukkan dalam reagen maka akan muncul

gelembung gas.

Tahu, dengan kandungan formalin 0,5 – 1 ppm Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 °C). Bertahan > 15 hari dalam lemari

es(suhu 10 °C). Tekstur keras tetapi tidak padat. Terasa kenyal jika ditekan (tahu tanpa formalin biasanya mudah hancur). Bau formalin agak menyengat Tidak dikerubungi lalat.

Page 69: Penduduk dan lingkungan

Bakso Tidak rusak sampai 5 hari dalam suhu kamar (25 °C) Teksturnya sangat kenyal dan tidak dikerubungi lalat.

Ikan asin Tidak rusak sampai > 1 bulan dalam suhu kamar (25 °C) Tampak bersih dan cerah Tidak berbau khas ikan asin Tekstur ikan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalamnya basah. Tidak dikerubungi lalat dan baunya hampir netral (hampirl tidak lagi berbau

amis)

Ikan segar Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 °C). Mata ikan merah, tetapi warna insang merah tua, bukan merah segar, dan

tidak cemerlang. Warna daging putih bersih dengan tekstur kaku/kenyal. Bau amis (spesifik ikan) berkurang, lendir pada kulit ikan hanya sedikit, dan

tercium bau seperti bau kaporit. Tidak dikerubungi lalat.

Page 70: Penduduk dan lingkungan

Bahan Pengawet dan Pengenyal Alternatif

Beberapa bahan berikut bisa digunakan sebagai bahan pengawet yang aman, untuk menggantikan formalin:

Asap cair (liquid smoke) Asam laktat kubis Khitosan Kepayang (pangium edale) Karagenan

Karagenan adalah hasil ekstrasi rumput laut. Menghadapi fenomena penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan tambahan makanan, pemerintah berusaha mencarikan bahan pengganti. Karagenan yang sudah lama digunakan sebagai bahan pengenyal dalam proses pembuatan saus, susu kental manis dan es krim disosialisasikan sebagai bahan pengganti boraks dalam proses pembuatan bakso, mi ayam, maupun tahu.

Page 71: Penduduk dan lingkungan

T E R I M A K A S I HT E R I M A K A S I H