58
i PENGARUH ENDORSER NON CELEBRITY PADA PRODUK ORIFLAME TERHADAP BRAND AWARENESS PROPOSAL PENELITIAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif (Hari Sabtu, Pukul 17.00-19.29, Ruang E-306) Disusun oleh: AGUS MURDADI | 44113110086 Dosen pengampu: Dr. Syaifuddin, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

i

i

PENGARUH ENDORSER NON CELEBRITY PADA PRODUK

ORIFLAME TERHADAP BRAND AWARENESS

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif

(Hari Sabtu, Pukul 17.00-19.29, Ruang E-306)

Disusun oleh:

AGUS MURDADI | 44113110086

Dosen pengampu:

Dr. Syaifuddin, M.Si.

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2016

Page 2: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya makalah yang berjudul "Pengaruh Endorser Non Celebrity pada produk

Oriflame terhadap Brand Awareness". Selama pembuatan makalah pun kami juga

mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu

kami ucapkan banyak terima kasih kepada:

- Bapak Dr. Syaifuddin, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode

Penelitian Kuantitatif yang telah memberikan bimbingan, saran, dan juga

inspirasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman

sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Jakarta, Oktober 2016

Penyusun

Page 3: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................6

1.4.1 Manfaat Akademis .............................................................................6

1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

2.1 Pemasaran ..................................................................................................8

2.1.1 Pengertian Pemasaran ........................................................................8

2.1.2 Strategi Pemasaran .............................................................................9

2.1.3 Strategi Bauran Pemasaran...............................................................11

2.2 Produk......................................................................................................14

2.2.1 Pengertian Produk ............................................................................14

2.4.1 Klasifikasi Produk ............................................................................15

2.3 Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser)................................................18

2.4 Jenis Endorser .........................................................................................19

2.5 Atribut Endorser......................................................................................21

2.6 Faktor Pemilihan Selebriti .......................................................................24

2.7 Merek (Brand) .........................................................................................26

2.7.1 Pengertian Merek (Brand)................................................................26

Page 4: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

iv

2.7.2 Tujuan Pemberian Merek (Brand) ...................................................27

2.7.3 Manfaat Merek (Brand) ...................................................................27

2.8 Kesadaran Merek (Brand Awarenes) ......................................................30

2.8.1 Pengertian Kesadaran Merek............................................................30

2.8.2 Tingkat Kesadaran Merek ................................................................31

2.8.3 Peran Kesadaran Merek ...................................................................33

2.9 Perumusan Hipotesis ...............................................................................34

2.10 Penelitian Terdahulu................................................................................35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................37

3.1 Tipe Penelitian .........................................................................................37

3.2 Metode Penelitian ....................................................................................37

3.3 Populasi dan Sampel................................................................................38

3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep........................................40

3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................40

3.4.2 Operasionalisasi Konsep ..................................................................42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................43

3.6 Teknik Analisa Data ................................................................................44

3.6.1 Analisa Data Kuantitatif ...................................................................44

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................................................44

3.6.3 Analisis Regresi................................................................................48

3.6.4 Uji Normalitas Data .........................................................................48

3.6.5 Uji Korelasi ......................................................................................49

3.6.6 Uji Determinasi ................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. v

Page 5: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya kegiatan perekonomian saat ini menyebabkan banyak

produk baru serta layanan jasa bermunculan. Di satu sisi, konsumen akan dibuat

senang dengan semakin bervariasinya produk konsumsi dalam memenuhi

kebutuhan, namun di sisi lain konsumen tentu akan semakin bingung memilih

produk yang akan dikonsumsi. Di saat konsumsi bingung inilah para produsen

berlomba-lomba merebut perhatian konsumen dengan menginformasikan dan

menawarkan produk mereka agar menjadi pemenang dalam pasar persaingan.

Disinilah iklan hadir dalam rangka memenangkan persaingan menghadap i

dominasi pesaing dalam memperebutkan konsumen.

Perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan

mempertahankan konsumen yang loyal dan salah satunya adalah melalui ‘perang’

antar merek. Perusahaan semakin menyadari merek menjadi faktor penting dalam

persaingan dan menjadi asset perusahaan yang bernilai. Persaingan yang semakin

ketat membuat keberadaan merek menjadi sangat penting, mengingat merek bukan

hanya sekedar nama atau simbol tetapi juga satu pembeda suatu produk dari produk

lainnya sekaligus menegaskan persepsi kualitas dari produk tersebut. Merek juga

memudahkan konsumen menentukan pilihan dan membantu meyakinkan kualitas

produk yang dibelinya.

Page 6: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

2

Adanya fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa konsumen

terlalu banyak disuguhi iklan, bahkan dapat dikatakan informasi produk dan jasa

yang diterima konsumen sangat membludak. Berbagai macam konsep dan

kreatifitas iklan disuguhkan diantaranya untuk mencuri kesadaran konsumen atas

suatu produk atau jasa, menumbuhkan sikap terhadap iklan maupun merek dan lain

sebagainya. Begitu banyaknya informasi yang didapat, tentu ini tidak mudah bagi

konsumen untuk mengingat suatu merek produk atau jasa yang sudah ditayangkan

melalui iklan, sehingga pemrosesan informasi dari sebuah iklan dan pembentukan

sikap konsumen tidak akan terlepas dari proses pembelajaran konsumen.1 Hal ini

menunjukkan bahwa konsep-konsep belajar menjadi salah satu hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan iklan, proses dan strategi penyampaian iklan.

Iklan telah menjadi harapan bagi sebagian besar produsen yang ingin merek

produknya melekat di hati konsumennya. Iklan merupakan cara yang efektif untuk

meraih konsumen dalam jumlahh besar dan tersebar secara geografis. Disatu pihak

iklan dapat dipakai untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk atau

merek dan dipihak lain memicu penjualan yang cepat. Suatu iklan yang cenderung

tidak mempunyai pengaruh utama pada perilaku konsumen maka akan diragukan

bila iklan tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu merek.

Oleh karena itu agar merek produk dapat diterima oleh masyarakat maka iklan harus

dibuat seefektif mungkin, kreatif, menarik sehingga bisa menimbulkan pengaruh

positif.

1 Makmun Riyanto. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan dan Implikasinya

Terhadap Sikap Merek. 2008. Hal. 78

Page 7: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

3

Iklan merupakan salah satu cara yang digunakan sebagai alat pengantar

pesan untuk membentuk sikap konsumen. Agar penyampaian pesan dapat diterima

oleh konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Berkembangnya

media informasi di Indonesia menyebabkan banyaknya iklan yang membanjir i

media. Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk

dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara efisien untuk

mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah

dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap

pasarnya. Dari berbagai macam media yang ada banyak pengiklan yang

memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan

informasi. Pengiklanan di media televisi hingga kini masih dianggap cara paling

efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya

masih brand minded dimana merek yang pernah muncul di iklan televisi lebih

digemari daripada yang tidak diiklankan di televisi. Perusahaan harus memiliki cara

kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan

preferensi terhadap merek. Salah satu cara kreatif dalam beriklan adalah dengan

menggunakan endorser.

Sosok endorser dapat berasal dari kalangan selebriti dan orang biasa atau

non-celebrity. Endorser merupakan opinion leader yang menyampaikan pesan

hingga sampai ke konsumen mengenai merek produk. Opinian Leader berperan

dalam memberikan informasi pada orang lain, pelaku persuasi dan pemberi

informasi. Perusahaan harus memilih endorser yang cocok dan untuk

menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target audience, sehinga pesan

Page 8: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

4

tresebut sampai kepada konsumen yang dapat membentuk opini dan mereka akan

meneruskan opini tersebut sesuai persepsi masing-masing dengan demikian

diharapkan akan bertambahnya kesadaran terhadap produk.

Pengaruh tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

tertentu yang dikaitkan pada suatu merek. Upaya ini dilakukan perusahaan untuk

memudahkan konsumen dalam mengingat sebuah produk yang ditawarkan, dengan

kata lain memanfaatkan karakteristik manusia ke dalam sebuah produk. Dan juga

demikian bahwa penggunaan endorser memberikan dampak positif terhadap sikap

masyarakat terhadap iklan dan brand image serta berdampak pula pada awareness

konsumen.

Dalam penelitian ini penulis mengambil contoh pada iklan kosmetik

Oriflame yang terdapat beberapa pilihan produk yang dimiliki, yaitu ada produk

make-up, skin care, body care, hair, accessories dan dare to be, dengan adanya

pilihan produk ini konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan dan kebutuhan

konsumen, Oriflame memiliki image yang positif , selain karena kualitas produknya

yang bagus, serta harga yang dapat dijangkau oleh kalangan remaja, memaka i

produk Oriflame juga menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakainya. Sebagai

konsumen dari kalangan anak muda, memakai produk Oriflame menimbulkan

kesan modern dan menimbulkan prestise bagi mereka. Sehingga Merek Oriflame

ini memiliki brand image yang baik di benak konsumen.

Penggunaan endorser sebuah produk dapat dipercaya mampu mendongkrak

penjualan produk tersebut. Hal ini dikarenakan, selain dapat menimbulkan brand

awareness, sekaligus juga memiliki brand personality yang dibawakan dan

Page 9: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

5

diharapkan dapat mendekati target konsumen dengan baik sampai konsumen

akhirnya tertarik untuk menkonsumsi produk yang diiklankan. Endorser

merupakan hal yang sangat penting karena endorser yang tepat akan mengikat erat

brand product menjadi brand seperti yang diwakili oleh endorser.

Kecocokan endorser menjadi hal yang penting dalam proses endorsement

karena tidak semua pemakaian endorser berhasil membangun brand personality

yang baik, untuk beberapa endorser ada beberapa yang justru memberikan brand

personality kurang baik karena adanya ketidakcocokkan dari personality celebrity

ataupun adanya pengaruh negatif yang ditimbulkan dari endorser tersebut.

Untuk penggunaan endorser non-celebrity dipilih karena bintang iklan

sesuai dengan tema iklan atau sesuai dengan target segmennya. Dan juga

keuntungan menggunakan model non-celebrity adalah lebih murah dibandingkan

dengan model selebritis terkenal, selain itu bisa membuat image produk lebih

memasyarakat dan lebih terlihat apa adanya.

Dalam iklan televisi kali ini Oriflame dengan dibintangi oleh seorang ibu

dan anaknya yang ingin bersama-sama merubah hidup mewujudkan mimpi-mimpi

tersebut. Iklan tersebut bertujuan agar para calon konsumen dapat dengan mudah

mengetahui dan mengerti isi iklan yang terkandung di dalamnya, hal ini diharapkan

agar dapat menarik perhatian konsumen akan kesadaran merek produk tersebut.

Pemilihan endorser dengan menggunakan ibu dan anak karena target dari produk

Oriflame sendiri merupakan kaum ibu ataupun remaja.

Page 10: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

6

Dari berbagai uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelit ian

“Pengaruh Endorser Non-Celebrity pada iklan Oriflame terhadap Brand

Awareness.”

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu semakin ketatnya persaingan

bisnis yang mempengaruhi naik turunnya permintaan akan suatu produk, hal ini

mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan promo, salah satunya yaitu

dengan media iklan menggunakan endorser. Dari perumusan masalah tersebut

muncul pertanyaan penelitian, yaitu:

- Bagaimana pengaruh endorser non-celebrity pada produk Oriflame

terhadap brand awareness?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh endorser non-celebrity pada produk Oriflame terhadap brand awareness.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran yang

berkaitan dengan daya tarik dan kredibilitas turut mempengaruhi kesadaran akan

Page 11: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

7

produk. Selain itu juga dapat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi dunia

periklanan di Indonesia dan juga untuk para pembaca.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi wawasan, pengetahuan dan pengalaman

dalam menerapkan teori ke dalam praktik sesungguhnya. Penelitian ini juga

sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi Oriflame untuk lebih mempertimbangkan

unsur media iklan dalam memasarkan produknya agar dapat menciptakan brand

awareness bagi masyarakat terhadap produk.

Page 12: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

8

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya dan pemasaran merupakan

salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran

merupakan strategi yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan atau mencapai

tujuan perusahaan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan konsumen.

Pemasaran merupakan salah satu strategi yang menghubungkan produsen

dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai tujuannya,

baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan dari setiap

perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah menyampaikan hasil

produksinya pada waktu yang tepat. Hal ini bukanlah hal yang mudah menginga t

semakin banyaknya pesaing yang memproduksi beranekaragam produk yang

dibutuhkan dan dinginkan oleh konsumen. Pemasaran merupakan salah satu strategi

yang dapat membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Menurut Kotler dan Keller, pemasaran adalah “suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan

Page 13: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

9

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk dan jasa bernilai dengan pihak lain”.2

Menurut Stanton, pemasaran adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.3

Dengan demikian pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan

untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses

pertukaran barang dan jasa.

2.1.2 Strategi Pemasaran

Pemasaran tidak terbatas pada proses penjualan barang, jasa atau ide saja.

Tetapi pemasaran menggunakan berbagai strategi dalam menyampaikan nilai dan

kegunaan kepada konsumen. Menurut Tjiptono, pemasaran bertujuan untuk

menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh karena itu

pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangkan strategi.4

Assauri mengemukakan pendapat, strategi pemasaran adalah serangkaian

tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha

pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan

2 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2008.

Hal. 8 3 William J Staton. Prinsip Pemasaran. terjemahan oleh Alexander Sindoro. Jakarta: Erlangga.

2002. Hal. 5 4 Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: ANDI. 2008. Hal 5

Page 14: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

10

acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadap i

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.5

Strategi pemasaran memegang peranan penting dalam rencana pemasaran

suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Dengan demikian, strategi

pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang

dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada

beberapa pasar sasaran. Dalam hal ini dibutuhkan dunia bagian yang sangat penting

dan saling berkaitan, untuk mencapai keberhasilan kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu sasaran pasar yang dituju (target market)

dan acuan pemasaran yang dijalankan (marketing mix) untuk sasaran pasar tersebut.

Dalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat landasan strategi di

dalam pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan strategi produk-pasar (product-

market strategy), yaitu produk yang akan dipasarkan perusahaan dan pasar yang

dilayani perusahaan.6 Dari landasan strategi ini dapat ditetapkan alternatif strategi

pemasaran, yaitu:

1. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan posisi

perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang

dilayani perusahaan sekarang ini.

2. Strategi Pengembangan Produk. Strategi ini menekankan pada peningkatan

(mutu dan lain-lain) dari produk yang dipasarkan perusahaan pada saat ini

dengan sasaran pasar yang dituju (target market) yang sama.

5 Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2007. Hal. 168 6 Ibid. Hal. 187

Page 15: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

11

3. Strategi Perluasan/Pengembangan Pasar. Strategi ini ditujukan untuk

mendapatkan pasar atau kelompok konsumen yang baru melalui perbaikan

produk yang ada.

4. Strategi Penggantian Produk. Strategi ini menekankan pada penggant ian

produk yang ada dengan produk yang lebih baik secara terus-menerus.

5. Strategi Segmentasi Pasar dengan Diferensiasi Produk. Strategi ini

ditujukan untuk menarik perhatian konsumen baru dengan memperbesar

pilihan produk yang telah ada.

6. Strategi Perluasan Product-Line. Strategi ini digunakan untuk menghadap i

perkembangan teknologi dengan memperluas product-line yang dapat

ditawarkan kepada konsumen.

7. Strategi Diversifikasi Produk. Strategi ini bertujuan untuk menarik

konsumen baru dengan menambah jenis-jenis produk baru baik yang

berkaitan dengan teknologi dan cara pemasaran produk yang telah ada

maupun yang tidak berkaitan.

8. Strategi Integrasi. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan rentabilita s

(profitability), efisiensi, dan pengendalian melalui penggabungan atau

integrasi dengan perusahaan yang ada hubungannya dengan proses produksi

yang dijalankan selama ini.

2.1.3 Strategi Bauran Pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Strategi Bauran

Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan

Page 16: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

12

dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada

segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Menurut Assauri,

Marketing Mix merupakan “kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti

dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”.7

Bauran pemasaran merupakan salah satu sarana yang digunakan perusahaan

untuk berkomunikasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan dari bauran

pemasaran yaitu untuk menciptakan kesuksesan secara berurut-urut dan kegiatan

yang berkesinambungan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Bagi pemasaran produk, manajemen pemasaran akan dipecah atas kebijakan

pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler

dan Keller, yaitu:

1. Produk (Product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan

dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan

mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil

tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau

jasa. Mutu produk menunjukkan sebuah produk untuk menjalankan

fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing sedangkan desain dapat

menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi

produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga

7 Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2007. Hal. 198

Page 17: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

13

hendaknya berupa produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana, dan

ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.

2. Harga (Price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan

menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus

menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos

angkut dan berbagai variabel bersangkutan. Harga adalah sejumlah nila i

yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan

produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar

menawar atau ditetapkan penjual untuk satu harga yang sama terhadap

semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai

masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan.

3. Distribusi (Place). Sebagian besar produsen menggunakan perantara

pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang dengan

membangun suatu saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang

saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam proses yang

memungkinkan suatu produk tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh

konsumen atau pengguna industrial.

4. Promosi (Promotion). Produk perlu dipromosikan kepada masyarakat agar

produk dikenal dan akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk

perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran

promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari empat komponen utama yaitu

periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan

Page 18: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

14

masyarakat (public relation) dan penjualan perseorangan (personal

selling).8

Komponen marketing mix tersebut saling mempengaruhi satu sama lain

sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan yang dikombinasikan perusahaan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Produk

2.2.1 Pengertian Produk

Produk bukanlah sekedar dari kumpulan fitur berwujud. Konsumen

cenderung melihat produk sebagai paket manfaat yang rumit yang dapat

memuaskan kebutuhan mereka. Ketika merancang produk, para pemasar harus

lebih dahulu mengidentifikasikan kebutuhan inti konsumen yang akan dipenuhi

oleh produk tersebut. Kemudian perencana produk mendesain produk actual dan

mencari cara menambah manfaat produk tersebut untuk menciptakan paket manfaat

yang paling memuaskan konsumennya.9 Beberapa para ahli mengemukakan

pengertian produk:

Menurut Kotler dan Amstrong, produk merupakan sesuatu yang dapat

ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi

sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.10

8 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2008.

Hal. 63 9 Armstrong dan Kotler. Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan. Jakarta: Indeks

Gramedia. 2003. Hal. 341 10 Armstrong dan Kotler. Marketing an Introduction, Ninth Edition . New Jersey: Prentice Hall.

2009. Hal. 9

Page 19: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

15

Menurut Tjiptono, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.11

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen baik yang berwujud maupun

yang tidak berwujud, yang nantinya akan diminta, dicari, dibeli, digunakan dan

dikonsumsi untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

2.4.1 Klasifikasi Produk

Penggolongan produk dapat dilihat dari ketahanan produk dan tujuan

pemakaiannya. Dibawah ini dijelaskan mengenai klasifikasi produk menurut

ketahanannya:

1. Barang tahan lama

Barang tahan lama (durable goods) merupakan barang yang secara normal

dapat digunakan berkali-kali atau untuk jangka waktu yang relative lama.

2. Barang tidak tahan lama

Barang tidk tahan lama (non durable goods) adalah barang-barang secara

normal hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali saja, yang

artinya sekali pakai barang tersebut akan habis atau tidak dapat dipakai lagi.

Misalnya: makanan, rokok, sabun, dan lain-lain.

11 Fandy Tjiptono. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: ANDI. 2008. Hal. 95

Page 20: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

16

3. Jasa

Jasa adalah suatu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa tidak dapat diraba, tetapi bisa dirasakan manfaatnya. Jasa

bersifat tidak tahan lama, karena manfaat jasa hanya dapat dikonsumsi

sekali pakai saja, tidak dapat dipakai secara berulang-ulang. Misalnya: jasa

potong rambut, jasa bengkel, jasa pendidikan dan lain-lain.12

Adapun klasifikasi produk konsumen menurut Kotler adalah:

1. Barang kenyamanan (convinence), yaitu barang-barang yang biasanya

sering dibeli konsumen, segera dan dengan usaha yang minimum

contohnya seperti: sampo, surat kabar. Barang kenyamanan (convinence)

dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Staples, yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur.

Contoh: Pasta gigi, shampo.

b. Impulse goods, yaitu barang yang dibeli berdasarkan keinginan

seketika, tanpa perencanaan atau usaha pencarian.

Contoh: Permen dan majalah yang disimpan di dekat kasir.

c. Emergency goods, yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan itu

mendesak.

Contoh: Payung di musim hujan

12 Kotler dan Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga. 2009. Hal. 5

Page 21: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

17

d. Barang belanjaan (Shopping), yaitu barang-barang yang

karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga,

dan gaya dalam proses pembelinya.

Contoh: Furniture, mobil bekas.

2. Barang belanjaan (Shopping) dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Homogeneous shopping goods, yaitu memiliki mutu yang sama tetapi

harga yang berbeda dalam membanding-bandingkan.

Contoh : Tv, radio (barang-barang elektronik).

b. Heterogeneous shopping goods, yaitu model produk sering lebih

penting bagi konsumen daripada harga.

Contoh : Pakaian, handphone.

3. Barang khusus (speciality goods), yaitu barang-barang dengan

karakteristik unik atau identifikasi merek di mana untuk memperoleh

barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia

melakukan usaha khusus untuk membelinya.

Contoh: Kartu smart Provider, komponen computer

4. Barang normal tidak dicari (unsought), yaitu barang-barang yang tidak

diketahui atau diketahui konsumen tidak terpikirkan untuk membelinya.

Contoh: Asuransi jiwa, batu nisan.13

13 Philip Kotler. Manajamen Pemasaran, Jilid I dan II. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

2005. Hal. 73

Page 22: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

18

2.3 Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser)

Perusahaan harus memiliki cara kreatif dalam beriklan agar dapat menarik

perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap merek. Salah satu cara

kreatif dalam beriklan adalah dengan menggunakan celebrity endorser.

Menurut selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen

pasar yang dibidik.14 Para ahli mengemukakan pengertianya tentang celebrity

endorser, yaitu:

Suryadi mendefinisikan:

Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut

sebagaidirect source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah

pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan

promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian

pesan produk.15

Shimp mendefinisikan:

Celebrity endorser adalah bintang televisi, aktor film, atlet, politikus,

orang yang terkenal, dan ada kalanya selebriti yang telah meningga l

(opening vignette)yang secara luas digunakan pada iklan majalah, radio

spot, dan iklan televisi untuk mendukung suatu produk.16

14 Frans M Royan. Marketing Celebrities. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2005. Hal. 12 15 Didih Suryadi. Promosi Efektif. Yogyakarta: Tugu Publisher. 2006. Hal. 132 16 Terence A. Shimp. Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion. Edisi

Ketujuh. New York: McGrawHill. 2007. Hal. 335

Page 23: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

19

Penggunaan selebriti dalam suatu iklan melibatkan daya tarik dan brand

awareness yang merupakan keunikan tersendiri. Untuk menciptakan identita s

produk, dibutuhkan sosok endorser atau bintang iklan yang tepat sebagai daya

tarik yang sesuai dengan karakter produk tersebut.

2.4 Jenis Endorser

Endorser dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah celebrity

endorser, expert endorser, lay endorser dan dead endorser.

1. Selebritis adalah orang-orang yang terkenal oleh masyarakat secara luas

baik itu bintang film, penyanyi, pelawak, atlit, model. Celebrity

endorser adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena

prestasinya. Selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra

positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena

untuk melakukan hal ini selebritis mempunyai kekuatan karena mereka

menjadi idola banyak orang

2. Expert endorser adalah bintang iklan yang memiliki pengetahuan dan

kemampuan dalam bidang tertentu. Diharapkan expert ini memberikan

impresi bahwa message yang disampaikan dapat dipercaya oleh para calon

konsumen.

3. Lay endorser adalah bintang iklan non selebritis merupakan dalam kata

yang berbeda tetapi mengandung arti sama. Typical person endorser,

yaitu memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampa ikan

Page 24: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

20

pesan mengenai suatu produk. Konsumen yang berpengalaman

menggunakan produk akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen.

4. Dead endorser adalah bintang iklan orang/tokoh yang telah meningga l

dunia. Pertimbangan utama iklan yang menggunakandead endorser

adalah daya tarik dan kredibilitas sebuah pesan. Kredibilitas itu bertujuan

meyakinkan khalayak sasaran atas pesan iklan yang disampaikan.

Jenis endorser memiliki karakteristik dan atribut yang sama hanya

dibedakan dalam penggunaan orang-orangnya sebagai pendukung, apakah orang-

orang yang digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak.

2.5 Peran Selebriti

Berikut ini menurut Schiffman dan Kanuk adalah beberapa peran selebriti

sebagai model iklan yang biasa digunakan perusahaan dalam sebuah iklan:

1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut

maka pihak dia bisa memberikan kesaksian akan kualitas produk atau

merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement, adakalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan

produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek

tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program

tayangan tertentu.

Page 25: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

21

4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk dalam kurun waktu

tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson.penampilan mereka

akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang mereka wakili.17

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik

tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh

perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan

sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran.

Yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran

tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian

terhadap produk yang diiklankan.

2.5 Atribut Endorser

Pemasar yang menggunakan selebriti sebagai endorser dari mereknya

harus mempertimbangkan atribut yang melekat pada selebriti tersebut. Definis i

atribut (attributes) menurut Mowen dan Minor adalah karakteristik atau fitur yang

dimiliki oleh objek. Jadi atribut endorser merupakan karakteristik atau fitur

yang mungkin dimiliki atau tidak oleh endorser.18 Dibandingkan dengan typical

endorser (Non-selebriti pendukung), penggunaan celebrity endorser lebih efektif

untuki menghasilkan respon yang positif terhadap brand awareness.

17 Schiffman dan Kanuk. 2006. Consumer Behavior, Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hall.

2006. Hal. 65 18 John Mowen dan Michael Minor. Perilaku Konsumen, Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga. 2002.

Hal. 213

Page 26: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

22

Menurut Shimp terdapat dua atribut dasar dimiliki oleh endorser yang

menunjang endorser tersebut, yaitu:

1. Kredibilitas (credibility)

Kredibilitas seorang sumber pesan dapat membuat penerima pesan

memiliki kecenderungan untuk mempunyai sumber pesan tersebut, apabila

seorang endorser sebagai sumber pesan memiliki kredibilitas yang baik,

maka endorser tersebut dapat mengbah perilaku penerima pesan kepada

suatu proses psikologi yang dikenal sebagai proses internalisas i

(internalization). Proses internalisasi terjadi ketika penerima pesan dapat

menerima dan memahami proses endorser dalam iklan tersebut. Perilaku

yang telah terinternalisasi cenderung untuk terus berlangsung walaupun

sumber pesan telah dilupakan atau sumber pesan telah berpindah posisi.

Dua dimensi pokok dari kredibilitas dari model TEARS, yaitu:

a. Trushworthine

yaitu kejujuran, ketulusan hati dan tingkat kepercayaan terhadap

sumber (endorser).

b. Expertise

yaitu pengetahuan, pengalaman, keterampilan yang dimiliki oleh

endorser yang berhubungan dengan topik komunikasi yang

disampaikannya.

c. Kemenarikan (atractiveness)

Kemenarikan tidak hanya ditimbulkan dari daya tarik secara fisik

semata, tetapi termasuk hal-hal yang berhubungan dengan non

Page 27: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

23

fisiknya, seperti: intelektual skill, personality perpoties,

lifesylecharacteristic, athletic prowess.

Model TEARS mengidentifiasikan tiga sub komponen dari konsep umum

mengenai daya tarik (attractiveness), yaitu daya tarik fisik (physical

attractiveness), kehormatan (respect), dan kesamaan (similiarity).

a. Physical attractiveness

Daya tarik (physical attractiveness) merupakan aspek yang sangat penting

dalam hal ini, alasan mengapa agen-agen advertising dan brand

manajemen cenderung memilih seorang selebriti yang memiliki daya tarik

tinggi adalah: peneliti menunjukan adanya ekspektasi intuisif bahwa

seorang endorser dengan daya tarik tinggi mendorong evaluasi yang lebih

diharapkan dalam dunia periklanan.

b. Respect

Mempresentasikan kualitas penghargaan atau kebanggaan dari kualitas

kepribadian dan pencapaian seseorang. Jika daya tarik seseorang selebrit i

dianggap sebagai sebuah “bentuk” (form) dari keseluruhan atribut daya tarik

(attractiveness), maka atribut kehormatan (respect) merupakan suatu

“fungsi” (function) atau elemen yang substansial.

c. Similiarity

Mempresentasikan tingkat keberhasilan endorser dalam hal kesamaan

dengan karakteristik konsumen yang relevan dengan produk yang

ditawarkan usia, gender, etnis, dan sebagainya. Similiarity merupakan suatu

Page 28: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

24

atribut penting yang menyangkut fakta bahwa publik cenderung menyuka i

seseorang yang memiliki suatu kesamaan dengan mereka.19

2.6 Faktor Pemilihan Selebriti

Menurut hasil survei eksekutif periklanan dalam Shimp menjelaskan

tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam memilih selebrit i

untuk mendukung produknya didasarkan pada tingkat kepentingannya, yaitu

sebagai berikut:

1. Kredibilitas selebriti

Dapat dipercaya dan keahlian seorang selebriti (secara bersama-sama

disebut kredibilitas) merupakan alasan utama untuk memilih selebriti

sebagai pendukung periklanan. Orang-orang yang dapat dipercaya dan

dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan

merek, akan menjadi orang yang paling mampu meyakinkan orang lain

untuk mengambil suatu tindakan.

2. Kecocokan selebriti dengan khalayak

Seorang selebriti akan menjadi pendukung yang efektif bila memilik i

kecocokan dengan khalayak.

3. Kecocokan selebriti dengan merek

Para eksekutif menuntut agar citra selebriti, nilai, dan perilakunya sesuai

dengan kesan yang diinginkan untuk merek yang diiklankan.

19 Terence A. Shimp. Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion. Edisi

Ketujuh. New York: McGrawHill. 2007. Hal. 304

Page 29: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

25

4. Daya tarik selebriti

Di dalam memilih selebriti para eksekutif mengevaluasi aspek yang

berbeda yang dapat disatukan di bawah sebutan umum “daya tarik”. Daya

tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai

beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik. Tetapi tentu saja tidaklah

sepenting kredibilitas.

5. Pertimbangan lainnya

Eksekutif dalam memilih selebriti mempertimbangkan faktor-faktor

tambahan seperti:

a. Biaya untuk memperoleh layanan dari selebriti.

b. Besar kecilnya kemungkinan bahwa selebriti berada dalam masalah

setelah suatu dukungan dilakukan.

c. Sulit atau mudahnya selebriti dalam bekerja sama.

d. Banyaknya merek-merek lain yang sedang didukungnya, bila selebrit i

diekspos secara berlebihan yaitu mendukung terlalu banyak produk

maka kredibilitas dan kesukaan orang padanya akan berkurang.20

20 Terence A. Shimp. Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2000. Hal. 463

Page 30: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

26

2.7 Merek (Brand)

2.7.1 Pengertian Merek (Brand)

Merek merupakan suatu atribut penting dari sebuah produk yang

penggunaannya saat ini sudah meluas. Selain itu, merek merupakan identitas untuk

membedakan identitas produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh

pesaing. Pendapat dari beberapa para ahli mengenail pengertian brand antara lain:

Menurut Aaker dalam Handayani mendefinisikan merek sebagai berikut:

Brand adalah aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan

meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.21

Menurut Tjiptono mendefinisikan merek sebagai berikut:

Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/lambang, desain warna

gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.22

Dari kedua definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa merek

adalah suatu nama, istilah, symbol, tanda, desain atau kombinasi dari semuanya

yang digunkan untuk mengidentifikasikan produk dan membedakan produk

perusahaan dengan produk pesaing. Pada hakikatnya merek mengidentifikasikan

penjual dan pembeli. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara

konsisten memberikan ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.

21 Handayani. Brand Operation. Jakarta: Esensi. 2010. Hal. 62 22 Fandy Tjiptono. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2002. Hal. 104

Page 31: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

27

2.7.2 Tujuan Pemberian Merek (Brand)

Menurut Alma tujuan pemberian merek adalah:

1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh

berasal dari pengusahanya.

2. Perusahaan akan atau dapat menjamin mutu barang.

3. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat

dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.

4. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin

lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan

konsumen.

5. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan

merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan.23

2.7.3 Manfaat Merek (Brand)

Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun

publik, sebagai berikut:

1. Bagi pembeli, manfaat merek adalah:

a. Sesuatu kepada pembeli tentang mutu

b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru

yang bermanfaat bagi mereka

23 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa . Bandung: CV. Alfabeta. 2007. Hal.

149

Page 32: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

28

2. Bagi penjual, manfaat merek adalah:

a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-

masalah yang timbul.

b. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri

khas produk

c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia

dan menguntungkan

d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

3. Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal:

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan

lebih konsisten.

b. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan

informasi tentang produk dan dimana membelinya.

c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen

terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna

mencegah peniruan oleh pesaing.24

Menurut Temporal dan Lee, alasan merek merupakan hal yang penting

bagi konsumen adalah dikarenakan:

1. Merek memberikan pilihan

Manusia menyenangi pilihan dan merek memberi mereka kebebasan

untuk memilih. Sejalan dengan semakin terbagi-baginya pasar

24 Bilson. Simamora. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel , Edisi

pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2001. Hal. 62

Page 33: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

29

perusahaan melihat pentingnya memberi pilihan yang berbeda kepada

segmen konsumen yang berbeda. Merek dapat memberikan pilihan,

memungkinkan konsumen untuk membedakan berbagai macam tawaran

perusahaan.

2. Merek memudahkan keputusan

Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih mudah.

Konsumen mungkin tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang

membuatnya tertarik, tetapi merek dapat membuatnya lebih mudah untuk

memilih. Merek yang terkenal lebih menarik banyak perhatian dibanding

yang tidak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa dipercaya.

3. Merek memberi jaminan kualitas

Para konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas dimana

pun dan kapan pun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek,

secara otomatis mereka akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat

kualitas tertentu. Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan

ingatan yang baik terhadap merek tersebut.

4. Merek memberikan pencegahan resiko

Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli

suatu produk, jika ragu terhadap hasilnya. Pengalaman terhadap suatu

merek, jika positif, memberi keyakinan serta kenyamanan untuk membeli

sekalipun mahal. Merek membangun kepercayaan, dan merek yang besar

benar-benar dapat dipercaya.

Page 34: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

30

5. Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri

Merek menghasilkan kesempatan pada konsumen untuk mengekspres ikan

diri dalam berbagai cara. Merek dapat membantu konsumen untuk

mengekspresikan kebutuhan sosial-psikologi.25

2.8 Kesadaran Merek (Brand Awarenes)

2.8.1 Pengertian Kesadaran Merek

Kesadaran merek (Brand Awarenes) menggambarkan keberadaan brand

dalam benak konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa

kategori.26 Merek yang kuat dicerminkan oleh Brand awareness yang tinggi

dan asosiasi merek (brand association) yang kuat dan positif. Peter dan Olson

menyatakan tingkat Brand awarenes dapat diukur dengan meminta konsumen

menyebutkan nama brand yang mana dianggap akrab oleh konsumen.27

Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah mulai memadai

tergantung pada dimana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan.

Strategi brand awarenes yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand

tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat

brand awareness yang sudah tinggi. Brand awareness (kesadaran merek) yang

tinggi dapat mengakibatkan merek mempunyai kelebihan dibenak konsumen

daripada merek pesaing saat proses pengambilan keputusan pembeliaan.

25 Temporal, Paul dan Lee. Hi-Tech Hi-Touch Branding. Terjemahan Anastasia. Jakarta: Salemba

Empat. 2002. Hal. 44 26 Durianto, Darmadi, dkk. Strategi Menaklukkan Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

2004. Hal. 46 27 J. Paul Peter dan Jerry C Olson. Consumer behavior: Perilaku Konsumen Dan Strategi

Pemasaran Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. 2000. Hal. 190

Page 35: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

31

Pengertian Brand awareness menurut Rangkuti, yaitu kesanggupan seorang

calon pembeli mengenali atau mengingat kembali suatu nama merek yang

merupakan ketegori dari produk tertentu.28

Definisi para ahli mengenai kesadaran merek (brand awareness)

dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran merek (brand awareness)

merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya kesadaran merek

(brand awareness) yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan

kategori muncul, merek tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan

yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam

pengambilan keputusan. Kesadaran merek menunjukkan pengetahuan

konsumen terhadap eksistensi suatu merek.

2.8.2 Tingkat Kesadaran Merek

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari tingkatan yang

paling rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu

top of mind yang bisa digambarkan dalam sebuah piramida. Piramida brand

awareness dari rendah sampai tinggi adalah sebagai berikut:

28 Rangkuti dan Freddy. The Power Of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity Dan Strategi

Pengembangan Merek . Jakarta: Gramedia. 2002. Hal. 43

Page 36: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

32

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk menunjukan adanya empat tingkatan

kesadaran merek (Brand Awareness) yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1. Unware Brand (tidak menyadari merek)

Tingkatan paling rendah dalam brand awareness. Kategori ini

termasuk merek yang tetap tidak dikenal walaupun sudah dilakukan

pengingatan kembali lewat bantuan.

2. Brand Recognized (pengenalan merek)

Tingkat minimal brand awareness. Kategori ini meliputi merek

produk yang dikenal konsumen setelah pengingatan kembali lewat bantuan.

3. Brand Recall (pengingatan kembali)

Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang

disebutkan atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan

kembali.

4. Top of Mind (puncak pikiran)

Kategori ini meliputi merek yang disebutkan pertama kali oleh

konsumen atau yang pertama kali muncul dibenak konsumen, atau merek

Page 37: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

33

tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benar

seorang konsumen.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tingkatan-

tingkatan dalam kesadaran merek (Brand Awareness) menunjukkan adanya

perbedaan tingkat kesadaran yang berbeda-beda pada masing-masing individu.29

2.8.3 Peran Kesadaran Merek

Peran kesadaran merek dalam membantu brand dapat dipahami dengan

mengkaji bagaimana kesadaran merek dapat menciptakan suatu nilai. Strategi

memimpin pasar kesadran merek menjadi sumber asosiasi lain, familiar,

rasa suka, substansi atau komitmen mempertimbangkan merek, penejelasan dari

keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kesadaran merek menjadi sumber asosiasi lain

Suatu brand yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-

asosiasi melekat pada brand tersebut karena daya jelajah brand tersebut

akan menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen. Kondisi ini

menunjukan bahwa suatu brand yang awarenessnya tinggi mampu

menimbulkan asosiasi positif untuk produk lainnya.

29 Durianto, Darmadi, dkk. Strategi Menaklukkan Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

2004. Hal. 97

Page 38: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

34

2. Familiar atau rasa suka

Konsumen akan sangat akrab dengan brand, dan lama kelamaan

akan menimbulkan rasa suka yang tinggi terhadap brand jika brand

awareness suatu produk tinggi.

3. Substansi atau komitmen

Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan

inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas

brand tinggi, kehadiran brand itu selalu dapat dirasakan.

2.9 Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.30 Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh antara Endorser Non

Celebrity terhadap Brand Awareness pada produk Oriflame.

Ho: Variabel (x) Endorser Non Celebrity tidak berpengaruh nyata terhadap

Variabel (y) Brand Awareness

Ha: Variabel (x) Endorser Non Celebrity berpengaruh nyata terhadap

Variabel (y) Brand Awareness

30 Sugiyono. Metode Peneltiana Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009. Hal. 64

Page 39: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

35

2.10 Penelitian Terdahulu

NO PENELITI

(TAHUN) JUDUL PENELITIAN VARIABEL

HASIL

PENELITIAN

1. Ashry

(2010)

Pengaruh Celebrity

Endorser Igor Saykoji

terhadap kesadaran

merek pada kartu Im3

(Studi Kasus Karyawan

Sogo Departement

Store Sun Plaza

Medan)

Celebrity

Endorser,

Brand

Awareness

Adanya

pengaruh yang

positif dan

signifikan dari

variabel

Celebrity

Endorser

terhadap Brand

Awareness

2. Elyasa

(2011)

Analisis Pengaruh

Kemenarikan Pesan

Iklan dan Kredilitas

Celebrity Endorser

terhadap brand

awareness untuk

meningkatkan brand

attitude pasta gigi

merek pepsodent (studi

kasus pada Mahasiswa

S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro

Semarang)

Kemenarikan

pesan iklan,

kredibilitas

Celebrity

Endorser,

Brand

Awareness,

Brand attitude

Variabel

kemenarikan

pesan iklan dan

kredibilitas

celebrity

endorser

mempunyai

pengaruh positif

terhadap brand

awareness.

Sedangkan

brand awareness

erpengaruh

positif terhadap

brand attitude

merek

pepsodent.

Page 40: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

36

3. Larensia

(2013)

Peran Persepsi

Terhadap Tagline

Merek Kosmetik

Wardah “inspiring

Beauty” dalam Iklan

Televisi pada Brand

Awareness Konsumen

(Studi pada Mahasiswi

Universitas Brawijaya

Malang)

Persepsi,

tagline

merek,

brand

awareness

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

terdapat

pengaruh

signifikan peran

persepsi

terhadap tagline

merek dalam

iklan televisi .

4. Stefani

(2013)

Analisis Pengaruh

IklanTelevisi, Celebrity

Endorser, Kualitas

Produk dan Citra Merek

terhadap keputusan

Pembeliaan pada

Produk kosmetik

berlabel halal “Wardah”

(Studi Kasus pada

Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Iklan

Televisi,

Celebrity

Endorser,

Kualitas

Produk, Citra

Merek,

Kepeutusan

Pembeliaan

Hasilnya bahwa

secara parsial

dan simultan

terbukti bahwa

iklan televisi,

Celebrity

Endorser,

Kualitas produk

dan citra merek

berpengaruh

secara signifikan

terhadap

keputusan

pembeliaan.

Page 41: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

37

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel.

Peneliti membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori.

Peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal

(hipotesa) antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Variabel adalah

konsep yang bisa diukur. Kegiatan berteori ini ada dalam kerangka teori. Sering

disebut pula sebagai jenis riset korelasional dan komparatif.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam riset ini menggunakan pendekatan kuantitat i f

dengan metode survei. Dimana survei merupakan metode riset dengan

menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk

memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili

populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data social

bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama

untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili

populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat

menentukan kualitas riset.

Page 42: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

38

Survei yang digunakan pada metode penelitian ini adalah survei ekplanatif

dimana jenis survei ini digunakan bila peneliti ingin mengetahui mengapa situasi

atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.

Peneliti tidak sekadar menggambarkan terjadinya fenomena tetapi telah mencoba

menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain,

peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Peneliti dituntut

membuat hipotesis sebagai asumsi aawal untuk menjelaskan hubungan antar

variabel yang diteliti.

3.3 Populasi dan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya .

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang memilik i

kesamaan karakteristik.31 Dalam metode penelitian kata populasi sangat

popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok obyek

yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelit ian

merupakan keseluruhan (universum) dari obyek penelitian yang dapat

berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

31 Gunawan Nugiatoro dan Marzuki. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

2002. Hal. 20

Page 43: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

39

sikap hidup dan sebagainya. Sehingga obyek-obyek ini dapat menjadi

sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi

terbatas karena hanya ingin meneliti di suatu wilayah, yaitu Jakarta Timur ,

tepatnya pada pada Perumahan Halim RW. 8. Alasannya karena banyak

kalangan remaja dan ibu-ibu yang menggunakan produk Oriflame. Dari

situlah peneliti ingin mengetahui seberapa besar aware masyarakat terhadap

iklan tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah warga di daerah

Perumahan Halim RW. 8 yang berjumlah 145 orang. Data berasal dari

jumlah kepala keluarga yang ada di wilayah perumahan tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek atau fenomena yang

akan diamati. Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.32 Besar kecilnya suatu sampel

dari populasi tertentu tidak menjamin ketepatan suatu kesimpulan

penelitian. Sampel yang dapat menjamin ketepatan kesimpulan adalah

sampel yang benar-benar representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya

suatu sampel yang besar, kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak

representatif.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan

tertentu, pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan

32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Citra.

2006. Hal. 129

Page 44: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

40

penelitian sampel. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses

pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel

yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan

berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-cir i

sampel yang ditetapkan.33 Penentuan sampel menggunakan metode

purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

- Jumlah 145 kepala keluarga mewakili tujuan penelitian, dengan

perhitungan satu orang dari setiap kepala keluarga dihitung sebagai satu

responden

- Jika dalam anggota keluarga tersebut terdapat remaja atau ibu-ibu,

maka yang diambil menjadi sampel adalah remaja atau ibu-ibu

3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi operasional digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur, dengan menggunakan indikator-indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel secara terperinci. Definisi konsep variabel yang berhubungan

dengan pembahasan penelitian ini adalah:

33 Purwanto Suharyadi. Statistika Dasar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2004. Hlm. 332

Page 45: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

41

1. Pengaruh, merupakan segala daya, upaya atau tindakan yang dapat

menyebabkan sesuatu terjadi. Atau sesuatu yang dapat membentuk atau

mengubah sesuatu yang lain.

2. Endorser (bintang iklan), didefinisikan sebagai seseorang yang mewakili

suatu produk atau membintangi iklan suatu produk yang bertujuan untuk

menyampaikan pesan atau informasi hingga sampai ke konsumen mengena i

merek produk tersebut. Penggunaan endorser dalam sebuah iklan di televis i

merupakan salah satu strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk

pada konsumen.

3. Non Celebrity, merupakan seseorang atau pribadi yang berasal dari

kalangan masyarakat biasa, bukan seseorang yang dikenal oleh masyarakat

karena kemampuannya dibidang acting, seperti bintang film, penghibur,

penyanyi, maupun atlet.

4. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan konsumen.

5. Brand Awareness atau kesadaran merek merupakan kemampuan pembeli

untuk mengidentifikasi (mengenal atau mengingat) suatu merek. Hal

ini merujuk pada kekuatan dari keberadaan suatu merek pada pikiran

konsumen.

Page 46: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

42

3.4.2 Operasionalisasi Konsep

Definisi operasional digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur, dengan menggunakan indikator-indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel secara terperinci.

Variabel penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel, yaitu variabel

terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya.

Variabel intervening atau variabel yang menghubungkan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Serta variabel bebas (independent variable) atau variabel

yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya.

Variabel Dimensi Indikator

Endorser non

celebrity

- Source credibility

- Source

attractiveness

- Source power

- Expertise

- Trustworthiness

- Samilarity

- Familarity

- Likability

- Kharisma atau Kekuatan

(power) endorser

Brand

Awareness

- Brand

- Recognition

- Brand Recall

- Kenal akan merek

- Mengingat merek

Page 47: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

43

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan

semua metode pengumpulan data original.34 Data primer diperoleh langsung

dari lapangan melalui penyebaran kuesioner kepada warga Perumahan

Halim RW. 8, Jakarta Timur.

b. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Tersedianya data sekunder akan lebih mempermudah dan mempercepat

jalannya penelitian.35 Data ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari

buku-buku refrensi, artikel, jurnal, maupun website yang berkaitan dengan

variabel yang telah dipilih.

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data sekunder dari buku-buku,

tulisan-tulisan, laporan-laporan, literatur- literatur dan sebagainya yang diperoleh

dengan cara studi kepustakaan. Semua itu menunjang dan berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

34 Mudrajad Kuncoro. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. 2006. Jakarta: Erlangga. Hal. 25 35 Loc.it

Page 48: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

44

3.6 Teknik Analisa Data

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut

diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian Ini akan

diolah dengan menggunakan software SPSS.

3.6.1 Analisa Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-

angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus

diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabeltabel tertentu,

untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social Science). Adapun alat analisis yang digunakan, yaitu

uji validitas dan reliabilitas.

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.2.1 Uji Validitas

Untuk mendukung analisis regeresi dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan

kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Uji validitas digunakan untuk

mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Jika hasil menunjukkan nilai yang signifikan maka masing-

Page 49: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

45

masing indikator pertanyaan adalah valid. Pada penelitian ini uji validitas ini

dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences).

Cara penilaian validitas dengan membandingkan nilai r (korelasi) - hitung

dengan r-tabel. Di mana r-tabel diperoleh dari nilai signifikansi (α = 5%) dan jumlah

subyek (N) = 30 yaitu 0,361. Kriteria penilaian valid atau tidak adalah

membandingkan nilai r-hitung tiap-tiap pertanyaan harus lebih besar dari r-tabel.

Berikut butir pertanyaan variabel terpaan yang terdapat pada data dibawah ini

Butir pertanyaan variabel Endorser Non Celebrity (X) berjumlah 16

pertanyaan, seperti terlihat pada tabel berikut ini hasil perhitungan uji validita s

variabel X, nilai product moment (r-hitung) butir-butir pertanyaan berkisar antara

0,757 sampai dengan 0,919 di mana nilai tersebut lebih besar dari nilai R tabel

(0,361) maka seluruh butir pertanyaan variabel X dinyatakan valid.

Butir Soal

Hasil Uji Validitas

Taraf Signifikansi

(5%)

Status

X1_01 0,892 0,361 Valid

X1_02 0,868 0,361 Valid

X1_03 0,902 0,361 Valid X1_04 0,879 0,361 Valid X1_05 0,757 0,361 Valid X1_06 0,882 0,361 Valid X1_07 0,768 0,361 Valid

X1_08 0,822 0,361 Valid X1_09 0,840 0,361 Valid X1_10 0,786 0,361 Valid X1_11 0,893 0,361 Valid X1_12 0,919 0,361 Valid X1_13 0,876 0,361 Valid X1_14 0,857 0,361 Valid X1_15 0,904 0,361 Valid

X1_16 0,898 0,361 Valid

Page 50: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

46

Butir pertanyaan variabel Brand Awareness (Y) berjumlah 6 pertanyaan,

seperti terlihat pada tabel hasil perhitungan uji validitas variabel Y di mana nila i

product moment (r-hitung) butir-butir pertanyaan berkisar antara 0,846 sampai

dengan 0,919 di mana nilai tersebut lebih besar dari nilai R tabel (0,361) maka

seluruh butir pertanyaan variabel Y dinyatakan valid.

Butir Soal

Hasil Uji Validitas

Taraf Signifikansi

(5%)

Status

Y1_01 0,877 0,361 Valid

Y1_02 0,869 0,361 Valid Y1_03 0,846 0,361 Valid Y1_04 0,863 0,361 Valid Y1_05 0,885 0,361 Valid Y1_06 0,919 0,361 Valid

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilita s

kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan

dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program

SPSS.

Page 51: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

47

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

- Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau

0,6 maka kuesioner tersebut reliable.

- Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau

0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.36

Hasil pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 14

dirangkum dalam tabel berikut ini:

Variabel Butir Soal Cronbach’s

Alpha Status

Endorser Non Selebrity (X) X1.01 – X1.02 0,707 Reliabel (Andal)

X1.03 – X1.04 0,738 Reliabel (Andal)

X1.05 – X1.07 0,725 Reliabel (Andal)

X1.08 – X1.10 0,745 Reliabel (Andal)

X1.11 – X1.13 0,808 Reliabel (Andal)

X1.14 – X1.16 0,861 Reliabel (Andal)

Brand Awareness (Y) Y1.01 – Y.06 0,938 Reliabel (Andal)

Pada tabel di atas diketahui nilai Cronbach’s Alpha variabel X dan Y adalah

lebih besar dari 0,700. Maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel adalah

reliabel. Dari hasil uji kualitas data tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel dinyatakan valid dan reliabel dan layak digunakan untuk penelit ian

menggunakan analisis statistik selanjutnya.

36 Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. 2007. Hal. 67

Page 52: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

48

3.6.3 Analisis Regresi

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama, yaitu menganalis is

pengaruh endorser non celebrity terhadap brand awarenes. Dalam analisis regresi,

selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga

menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen.37 Pada penelitian ini menggunakan alat bantu program statistik SPSS

for windows untuk mempermudah proses pengolahan data-data penelitian dari

program tersebut akan didapatkan output berupa hasil pengolahan dari data yang

telah dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan data tersebut

diinterprestasikan akan dilakukan analisis terhadapnya. Setelah dilakukan analisis

barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai sebuah hasil dari penelitian.

Regeresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat.

3.6.4 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data-data

yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode

sebagai berikut:

37 Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. 2007. Hal. 84

Page 53: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

49

a. Metode Grafik

Metode grafik yang handal adalah dengan melihat normal melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau

mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Metode Statistik

Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi

normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov

Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dari

alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal.

3.6.5 Uji Korelasi

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama, yaitu menganalis is

pengaruh endorser non celebrity terhadap brand awarenes. Dalam analisis regresi

atau korelasi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen. Pada penelitian ini menggunakan alat bantu program statistik SPSS

Page 54: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

50

for windows version 14.0 untuk mempermudah proses pengolahan data-data

penelitian dari program tersebut akan didapatkan output berupa hasil pengolahan

dari data yang telah dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan data tersebut

diinterprestasikan akan dilakukan analisis terhadapnya. Setelah dilakukan analisis

barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai sebuah hasil dari penelitian.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas

mempengaruhi variabel intervening dan variabel terikat. Pada uji korelasi ini

terdapat satu variabel terikat, satu variabel intervening dan lebih dari satu variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah brand awareness

oleh masyarakat, sedangkan yang menjadi variabel intervening adalah produk

Oriflame serta yang menjadi variabel bebas adalah endorser non celebrity. Adapun

koefisien korelasi yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Pearson, dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r : koefisien korelasi

x : Terpaan iklan sebagai variabel bebas

y : Pengambilan keputusan membeli variabel terikat

n : jumlah responden

Page 55: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

51

Dari kedua variabel tersebut dapat di ukur dengan suatu nilai yang disebut

“koefisien korelasi”, nilai koefisien korelasi ini paling sedikit/kecil -1 dan paling

besar adalah 1. Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan

korelasi maka dapat digunakan pedoman yang tertera di bawah ini.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

3.6.6 Uji Determinasi

Koefisien Determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangat terbatas, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabe l

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

n : jumlah sampel

k : jumlah parameter

Page 56: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

52

Kelemahan dasar penggunaan koefisien determinasi ini adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

penambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada

saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik.

Page 57: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

v

v

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1985. Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi.

Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .

Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek . Jakarta: Bina

Aksara.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan.

Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group.

Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Durianto, Darmadi, dkk. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Furchan, Arief dan Maimun, Agus. 2005. Studi Tokoh: Metode Penelitian

Mengenai Tokoh. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hadari, Nawawi. 2000. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Kerlinger. 2006. Asas-Asas Penelitian Behaviour. Edisi 3. Cetakan 7. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Page 58: Pengaruh endorser non celebrity pada produk oriflame terhadap brand awareness

vi

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. 2006. Jakarta:

Erlangga

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marzuki. 1989. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.

Nugiatoro, Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000. Consumer behavior: Perilaku Konsumen

Dan Strategi Pemasaran Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Rangkuti dan Freddy. 2002. The Power Of Brand: Teknik Mengelola Brand

Equity Dan Strategi Pengembangan Merek . Jakarta: Gramedia

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto. 2004. Statistika Dasar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Taniredja, Tukiran. 2012. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung:

Alfabeta

MEDIA ELEKTRONIK/INTERNET

http://harmajijebuleaji.blogspot.co.id/2014/12/populasi-sampel-dan-teknik-

pengambilan.html (diakses pada tanggal 14 September 2016)

http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-

sampling.html (diakses pada tanggal 14 September 2016)