16
AUDITING DAN SISTEM AKUNTANSI PENGENDALIAN INTERN & COSO OLEH: KELOMPOK IV AFIFAH ASRA, S.Pd. NETTI SYAHRIL, S.Pd.

Pengendalian Intern dan COSO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengendalian Intern dan COSO

AUDITING DAN SISTEM AKUNTANSIPENGENDALIAN INTERN & COSO

OLEH:KELOMPOK IV

AFIFAH ASRA, S.Pd.NETTI SYAHRIL, S.Pd.

JURUSAN AKUNTANSIPROGRAM PENDIDIKAN CALON PENDIDIK

AKADEMI KOMUNITAS (PPCPAK)POLITEKNIK NEGERI PADANG

2013

Page 2: Pengendalian Intern dan COSO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat telah semakin tergantung pada system informasi akuntansi, yang juga

telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas

informasi. Sejalan dengan peningkatan kompleksitas system dan ketergantungan pada

system tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan risiko atas system mereka yang

sedang dinegosiasikan tersebut. Ancaman-ancaman atas system informasi akuntansi yang

dihadapi oleh perusahaan adalah:

1. Kehancuran karena bencana alam dan politik

2. Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan

3. Tindakan tidak sengaja

4. Tindakan sengaja (kejahatan computer)

Mengingat hal-hal di atas, maka perusahaan harus menyadari kemungkinan-

kemungkinan masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan

pengendalian dan keamanan sistem akuntansi perusahaan. Pengendalian (controlling)

merupakan salah satu fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, yang

merupakan manifestasi dari usaha manajemen untuk mengurangi risiko kerugian dan

penyimpangan dalam suatu organisasi. Pengendalian intern yang efektif merupakan salah

satu kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi. Dalam pengendalian intern yang efektif,

majamenen dan segenap anggota organisasi yang lain akan memiliki tingkat keyakinan

yang memadai dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Dengan semakin

dominannya penggunaan komputer dalam membantu kegiatan operasional di berbagai

perusahaan, maka diperlukan standar-standar yang tepat sebagai alat pengendali

internal untuk menjamin bahwa data elektronik yang di proses adalah benar,

sehingga data elektronik tersebut menghasilkan pelaporan keuangan perusahaan

yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam perkembangannya terdapat banyak standar-

standar control yang muncul akibat berbagai latar belakang yang berbeda, salah

satunya disebut dengan The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission’s (COSO).

B. Batasan Masalah

Page 3: Pengendalian Intern dan COSO

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi rencana

penulisan pengendalian internal dan salah satu standar control, yaitu The Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s (COSO).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalanya adalah sebagai

berikut:

1. Apa konsep system pengendalian intern?

2. Apa unsur system pengendalian intern?

3. apa itu The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission’s (COSO)?

4. Apa komponen pengendalian intern COSO?

D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Konsep system pengendalian intern

2. Unsur system pengendalian intern

3. The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s

(COSO)

4. Komponen pengendalian intern COSO

E. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah agar pembaca mampu untuk mengambil langkah

positif dalam meningkatkan pengendalian dan keamanan sistem akuntansi di perusahaan

kelak, sehingga perusahaan mampu meminimalisir berbagai ancaman yang datang ke

perusahaan. Dengan adanya system pengendalian intern yang efektif, dapat membantu

dalam mencapai tujuan organisasi yang antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi

risiko kerugian, dan menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal dan sesuai dengan

hukum dan peraturan yang berlaku.

Page 4: Pengendalian Intern dan COSO

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGENDALIAN INTERNAL

1. PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

System pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebjakan manajemen. Berdasarkan pengertian tersebut, maka tujuan system

pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. Mendorong efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Perkembangan berikutnya, istilah yang dipakai adalah pengendalian intern, di

mana sebelumnya digunakan istilah system pengendalian intern, system pengawasan

intern dan struktur pengendalian intern. Mulai 2001 resmi istilah resmi yang dugunakan

IAI adalah pengendalian intern.

Selanjutnya, IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai sutu

proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang

didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan

tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi

operasi, dan (4) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian internal melaksanakan 3 fungsi penting, yaitu:

a. Pengendalian unutk Pencegahan (preventive control) mencegah timbulnya

suatu masalah sebelum mereka muncul. Misalnya memperkerjakanpersonil

akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai,

dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas asset, fasilitas dan informasi.

b. Pengendalian untuk Pemeriksaan (detective control), dibutuhkan untuk

mengungkapkan masalah begitu masalah tersebut muncul. Misalnya

pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan

neraca saldo setiap bulan.

Page 5: Pengendalian Intern dan COSO

c. Pengendalian korektif (corrective control), memecahkan masalah yang

ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Misalnya pemeliharaan kopi

cadangan (backup copies) atas transasksi dan file utama, dan mengikuti

prosedur untuk memperpaiki kesalahan memasukkan data.

2. UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Unsure pokok system pengendalian intern adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

dan jelas

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung

jawab fungsional kepada unit-uit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsiona

dalam rganisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi.

a) Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian).

b) Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

menyimpan aktiva perusahaan.

c) Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

semua tahap suatu transaksi.

b. System wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan utang, pendapatan dan biaya

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat

yang dimiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh

karena itu, dalam organisasi harus dibuat system yang mengatur pembagian

wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur

pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat

dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

Cara-cara perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat, yaitu:

Page 6: Pengendalian Intern dan COSO

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit)

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit orgganisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau

unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan (job rotation)

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak

6) Secara periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas

unsure-unsur system pengendalian intern yang lain

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Unsur mutu karyawan merupakan unsure system pengendalian intern yang

paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur,

unsure pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan

perusahaan tetap mapu menghasilkan pertanggungjawaban keungan yang dapat

diandalkan. Berikut cara untuk mendapatkan karyawan yang kompeten, yaitu:

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karywan perusahaan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya

B. COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS (COSO)

The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s

(COSO) didirikan pada tahun 1985, yang merupakan aliansi dari lima organisasi profesi

diantaranya :

1. Financial  Executives International (FEI)

2. The American Accounting Association (AAA)

3. The American Institute  of  Certified  Public  Accountants (AICPA)

4. The  Institute  of  Internal Auditors (IIA)

5. The Institute of Management Accountants (IMA) (formerly the National

Association of Accountants)

COSO adalah  sebuah  organisasi sektor swasta yang sukarela, didirikan

di Amerika Serikat, yang bertujuan untuk menyediakan panduan kepada manajemen

Page 7: Pengendalian Intern dan COSO

eksekutif dan pengelola perusahaan   tentang   aspek-aspek kritis dalam pengelolaan

organisasi, etika bisnis, pengendalian internal, manajemen risiko perusahaan,

kecurangan, dan pelaporan keuangan. COSO telah menerbitkan sebuah model

pengendalian internal yang umum yang dengannya perusahaan dan organisasi

dapat menilai sistem pengendalian mereka. Misi utama dari COSO adalah 

“Memperbaiki/ meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis,

pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance.”

Model COSO Framework yang dikembangkan pada awal tahun 1990an ini

menghubungkan pengendalian dengan lingkungan pengendalian diantaranya meliputi

budaya organisasi, sikap orang yang ada didalam organisasi, dan pendekatan organisasi

untuk menilai risiko. Model ini melakukan pengendalian dengan cara menempatkan

pengendalian pada di dalam praktek/pelaksanaan kegiatan organisasi.

COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses” yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis entitas yang berkelanjutan (on going business

activities). Untuk tujuan pelaporan manajemen kepada publik, Pengendalian Internal

terkait penjagaan asset dari pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak

terotorisasi adalah suatu proses yang dipengaruhi  oleh dewan komisaris, manajemen, dan

personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan

yang wajar berkaitan dengan pencegahan atau deteksi dini terhadap pengambilan,

penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi terhadap asset entitas sehingga

dapat memberikan pengaruh/efek yang material terhadap laporan keuangan.

COSO juga menyatakan konsep keyakinan yang wajar (reasonable assurance)

terkait Pengendalian Internal bahwa adanya Pengendalian Internal yang baik tidak serta

merta memberikan jaminan penuh kepada entitas bisa mencapai tujuannya namun sebatas

keyakinan yang wajar. Selain itu terdapat keterbatasan yang melekat terhadap

Pengendalian Internal bahwa tidak semua jenis pengendalian dapat diimplementasikan

karena pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit) sehingga dapat mengakibatkan

Pengendalian Internal kurang efektif seperti yang diharapkan.

Komponen Pengendalian Intern COSO

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi

kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan

dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan

Page 8: Pengendalian Intern dan COSO

struktur.

Lingkungan pengedalian terdiri atas faktor-faktor berikut:

a. Integritas dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Pertisipasi dewan direksi dan komisaris atau komisi audit

d. Filosofi manajemen dan gaya operasi

e. Struktur organnisasi

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2. Penilaian Risiko

Adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk

mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko

harus dikelola.

Berikut ancangan penilaian risiko untuk mendesain pengendalian internal:

a. Tentukan ancaman yang menghadang perusahaan

b. Perkirakan risiko, atau probabilitas, dari setiap ancaman yang muncul

c. Perkiraan pajanan/ exposure, atau kerugian potensial, dari setiap ancaman

d. Identifikasi serangkaian pengendalian untuk melindungi terhadap ancaman

e. Perkirakan biaya dan keuntungan dari pengadaan pengendalian

f. Terapkan rangkaian pengendalian untuk melindungi terhadap ancaman

3. Aktivitas Pengendalian

Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan

manajemen dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian umumnya termasuk ke dalam salah satu dari lima jenis

aktivitas berikut, yaitu:

a. Pemisahan tugas yang memadai

b. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas

c. Dokumentasi dan catatan yang memadai

d. Pengendalian fisik atas asset dan catatan-catatan

e. Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen

4. Informasi dan Komunikasi

Merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam

suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung

Page 9: Pengendalian Intern dan COSO

jawab mereka.

System informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi

sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,

mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun

kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi asset, utang, dan ekuitas yang

bersangkutan.

Kualitas informasi yang dihasilkan dari system tersebut berdampak terhadap

kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam

mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.

Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung

jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap laporan

keuangan.

5. Pengawasan

Merupakan proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern

sepanjang waktu.

Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup:

a. Supervisi yang efektif

b. Akuntansi pertanggungjawaban

c. Audit internal

Page 10: Pengendalian Intern dan COSO

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah system pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang

dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan

mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan umum manajemen dalam merancang system

pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas

kegiatan operasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan dan agar asset aman.

Manajemen juga harus mengidentifikasikan kerangka yang digunakan untuk mengevaluasi

efektifitas pengendalian intern. Kerangka pengendalian intern yang kebanyakan digunakan

adalah The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s

(COSO). COSO mengeluarkan Internal Control – Integrated Framework untuk membantu

bisnis dan entitas lain menilai dan meningkatkan system pengendalian internal mereka.

Pedoman ini memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana kerangka kerja

pengendalian intern tersebut diterapkan pada perusahaan-perusahaan public dengan skala

kecil, walaupun dapat pula diterapkan pada perusahaan yang lebih besar. Hal ini

dimaksudkan agar dari segi biaya dapat menjadi lebih efektif (cost-effective). Walaupun

pedoman ini dirancang terutama untuk membantu manajemen dengan membangun dan

mempertahankan pengendalan intern yang efektif atas laporan keuangan, hal ini juga

sangat berguna bagi manajemen dalam menilai efektivitas pengendalian intern

sebagaimana telah diwajibkan oleh regulator.

B. Saran

Pengendalian intern dirancang untuk memberikan keyakinan/ jaminan yang wajar

berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian dini terhadap pengambilan, penggunaan,

atau penghilangan yang tidak terotorisasi terhadap asset entitas sehingga dapat

memberikan pengaruh/ efek material terhadap laporan keuangan. Berdasarkan hal ini maka

jelaslah bahwa penting bagi perusahaan/ entitas untuk melakukan pengendalian intern,

yang berpedoman kepada COSO Framework sebagaimana telah diwajibkan oleh regulator

yang juga sangat berguna bagi manajemen dalam menilai efektivitas pengendalian intern.

Page 11: Pengendalian Intern dan COSO

DAFTAR PUSTAKA

Elder, Beasley, Arens. 2011. Jasa Audit dna Assurance: pendekatan terpadu (adaptasi Indonesia). Jakarta: Salmeba Empat.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart.2004. accounting Information System: Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.