20
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal , sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Dengan diterapkannya kebijakan pemerintah (Depdiknas) yaitu pengembangan kurikulum operasional dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka seluruh jajaran di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam tentang konsep dasar kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang dikelolanya. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik. Dalam hal ini, kelompok kami mendapatkan tugas untuk menjelaskan mengenai konsep dasar kurikulum yang memuat pengertian, fungsi serta peranan kurikulum dimana ketiga hal tersebut merupakan konsep dasar yang penting untuk diketahui. Untuk itu kelompok kami akan menyusunnya menjadi sebuah makalah

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat

disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat

yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non

formal , sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum

tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem

pendidikan itu sendiri.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka

dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari

kurikulum.

Dengan diterapkannya kebijakan pemerintah (Depdiknas) yaitu

pengembangan kurikulum operasional dilakukan oleh setiap satuan pendidikan

dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka seluruh jajaran

di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam

tentang konsep dasar kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan

dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang

dikelolanya.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan

pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun

tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat

dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki

enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi,

fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

Dalam hal ini, kelompok kami mendapatkan tugas untuk menjelaskan

mengenai konsep dasar kurikulum yang memuat pengertian, fungsi serta peranan

kurikulum dimana ketiga hal tersebut merupakan konsep dasar yang penting untuk

diketahui. Untuk itu kelompok kami akan menyusunnya menjadi sebuah makalah

Page 2: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 2

yang khusus mengungkap mengenai hal tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini

dapat sedikit membuka wawasan para pembaca semua.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Bagaimana peranan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar?

3. Apa saja fungsi kurikulum?

C. Tujuan

Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.

2. Untuk mnegetahui bagaimana peranan kurikulum dalam kegiatan belajar

mengajar?

3. Untuk mengetahui fungsi dari kurikulum.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa serta pembaca dapat:

4. Mengetahui mengenai pengertian kurikulum.

5. Mengetahui bagaimana peranan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar?

6. Mengetahui fungsi dari kurikulum.

Page 3: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Sebelum membicarakan kurikulum, terlebih dahulu kita perlu memahami apa

yang dimaksud dengan kurikulum. Apabila diajukan pertanyaan: apakah kurikulum

itu? Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan akan

memberikan jawaban dengan penafsiran yang berbeda antara satu dengan lainnya

tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak

ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang

berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan baru. (Oemar Hamalik,

2007)

A.1 Pengertian Kurikulum Secara Etimologis

Webster’s Third New International Distionery menyebutkan kurikulum

berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti :

1. Berlari cepat

2. Tergesa-gesa

3. Menjalani

Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :

1. Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki

2. Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti

3. Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan

Berawal dari makna “curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai

“Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk

memeroleh medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan

ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh

ijazah”

Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak

tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di

Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya

Page 4: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 4

yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran”. Pada hakikatnya kurikulum sama

artinya dengan rencana pelajaran. Hilda Taba dalam bukunya Curriculum

Development, Theory and Practise mengartikan sebagai “a plan for learning”, yakni

sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.

A.2 Pengertian Kurikulum Secara Tradisional

Pandangan lama, atau sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan

bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk

memeroleh ijazah.

Pengertian tadi mempunyai implikasi sebagai berikut:

1. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran sendiri pada

hakekatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa lampau. Berbagai

pengalaman tersebut dipilih, dianalisis, serta disusun secara sistematis dan logis,

sehingga muncul mata pelajaran seperti sejarah, ilmu bumi, ilmu hayat, dan

sebagainya.

2. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga

penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi

manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir.

3. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau. Adapun pengajaran

berarti penyampaian kebudayaan kepada generasi muda.

4. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah. Ijazah

diposisikan sebagai tujuan, sehingga menguasai mata pelajaran berarti telah

mencapai tujuan belajar.

5. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang

sama. Akibatanya faktor minat dan kebutuhan siswa tidak dipertimbangkan dalam

penyusunan kurikulum.

6. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan

(imposisi). Akibatnya, dalam kegiatan belajar gurulah yang lebih banyak bersikap

aktif, sedangkan siswa hanya bersifat pasif belaka.

Page 5: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 5

A.3 Pengertian Kurikulum Secara Modern

Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang

diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisis rancangan

pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang

pendidikan.

Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu

pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti

dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum

… “to be composed of all the experiences children have under the guidance of

teachers”. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ro nald C. Doll (1974) yang mengatakan

bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of

subject and courses to all experiences which are offered to learners under the

auspices or direction of school.

Sedangkan Hilda Taba (1962) mengemukakan bahwa: “A curriculum usually

contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some selection and

organization of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and

teaching, whether because the objectives demand them or because the content

organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the

outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu

statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam

pola pembelajaran dan adanya evaluasi.

Sementara Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan bahwa “curriculum is

defined as a plan for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with

purposes, with what is to be learned, and with the result of instruction”. Ini berarti

bahwa kurikulum merupakan suatu rencana untuk keberhasilan pembelajaran yang di

dalamnya mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang

harus dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran.

Olivia (1997) mengatakan bahwa “we may think of the curriculum as a

program, a plan, content, and learning experiences, whereas we may characterize

instruction as methods, the teaching act, implementation, and presentation”. Olivia

termasuk orang yang setuju dengan pemisahan antara kurikulum dengan pengajaran

dan merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all the experiences that the

learner encounters under the direction of the school.

Page 6: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 6

Selanjutnya Dool (1993) memperkuat pendapatnya tentang kurikulum yang

ada sekarang dengan mengatakan: ”Education and curriculum have borrowed some

concepts from the stable, nonechange concept - for example, children following the

pattern of their parents, IQ as discovering and quantifying an innate potentiality.

However, for the most part modernist curriculum thought have adopted the closed

version, one where - trough focusing - knowledge is transmitted, transferred. This is, I

believe, what our best contemporary schooling is all about. Transmission frames our

teaching-learning process”.

Selanjutnya pendapat dikemukakan oleh Romine (1954) mengenai kurikulum

yang dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (moderen), yang dirumuskan

sebagai berikut:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and

experiences wich pupils have under direction of the school, whether in the classroom

or not.”

Implikasi perumusan diatas adalah sebagai berikut:

1. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri

atas mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman

yang menjadi tanggung jawab sekolah.

2. Sesuai dengan pandangan ini, berbagai kegiatan di luar kelas (yang dikenal

dengan ekstrakurikulum) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh

karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan ekstrakurikulum. Begitu pula

halnya dengan college preparatory curriculum, vocational curriculum, dan geral

curriculum, semuanya sudah tercakup dalam pengertian kurikulum seperti yang

dikemukakan tadi.

3. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja,

melainkan dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai.

4. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau

pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru hanya mengadakan

berbagai kegiatan belajar mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi siswa.

5. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyapaikan mata pelajaran (courses) atau

bidang pengetahuan yang tersusun (subjetc), melainkan pembentukan pribadi anak

atau belajar cara hidup di dalam masyarakat.

Page 7: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 7

Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang kurikulum, dalam

implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang tercantum

dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai

dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan memperhatikan:

1. Peningkatan iman dan takwa;

2. Peningkatan akhlak mulia;

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

6. Tuntutan dunia kerja;

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

8. Agama;

9. Dinamika perkembangan global;

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian

peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan

bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan

kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini

dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada

kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.

Beberapa pandangan mengenai kurikulum adalah sebagai berikut:

1. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang Terencana

Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang

direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan

ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subjetc metter, tekhnik

mengajar, dan hal yang dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan

Lewis, 1986). Pada hakikatnya, kurikulum sebagai suatu program kegiatan terencana

(program of planned activities) memiliki rentang yang cukup luas, hingga membentuk

Page 8: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 8

suatu pandangan yang menyeluruh. Disuatu pihak, kurikulum dipandang sebagai

suatu dokumen tertulis (Beauchamp, 1981) dan dilain pihak, kurikulum dipandang

sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pihak para pendidik (Taylor, 1970).

2. Kurikulum Sebagai Hasil Belajar Yang Diharapkan

Beberapa penulis kurikulum (Jhonson, 1977 dan Posner, 1982) menyatakan

bahwa kurikulum seharusnya tidak dipandang sebagai aktivitas, tetapi difokuskan

lngsung kepada berbagai hasil belajar yang diharapkan (intended learning outcomes).

Kajian ini menekankan perubahan secara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai

alat (means) menjadi kurikulum sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).

Sala satu alasan utama adalah karena hasil belajar yang diharapkan merupakan dasar

bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan kegiatan pembelajaran.

Dalam konteks ini, tujuan pembelajaran tidak lagi dirumuskan dalam retorika

global seperti “siswa memiliki apresiasi dalam warisan budaya”, tetapi dirumuskan

dalam serangkaian hasil belajar yang terstruktur. Artinya, setiap kegiatan, pengajaran,

desain lingkungan, dan sebagainya, difungsikan sedimikian rupa sehingga menjadi

saling mendukung untuk mencapai tujuan akhir (ends) yamg telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam pandangan ini, hasil belajar yang diharapkan tersebut tidak dapat

disamakan dengan kurikulum itu sendiri, tetapi lebih merupakan dunia (realms)

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan (hasil belajar) yang diharapkan.

3. Kurikulum Sebagai Reproduksi Kurtural (cultural reproduction)

Sebagian ahli pendidikan berpandangan bahwa kurikulum dalam setiap

masyarakat atau budaya seharusnya menjadi refleksi dari budaya masyarakat itu

sendiri. Sekolah bertugas memproduksi pengetahuan dan nilai-nilai yang penting bagi

generasi penerus. Masyarakat, negara atau bangsa bertanggung jawab

mengidentifikasi keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan berbagai

apresiasi yang diajarkan. Sementara itu, pihak pendidik profesional bertanggung

jawab untuk melihat apakah skill, knowledge, dan apresiasi tersebut sudah

ditransformasikan kedalam kurikulum yang dapat disampaikan kepada anak-anak dan

generasi muda.

Beberapa contoh dari pandangan kurikulum sebagai reproduksi kultural ini

adalah berbagai peristiwa patriotik dalam sejarah nasional, sistem ekonomi yang

dominan (komonistik atau kapitalistik), berbagai konvensi kebudayaan, kebiasaan,

Page 9: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 9

dan aturan adat istiadat (lores dan folkways), serta nilai-nilai agama yang ada

diberbagai sekolah yang bernaung dibarbagai lembaga keagamaan seperti parochial

school dan sekolah-ekoah umum. Pengembangan kurikulum semacam ini

dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultual kepada generasi penerus, melalui

lembaga penerus.

Pada mulanya, model kurikulum ini dikembangkan dalam masyarakat industri,

ketika para orang tua tidak sempat lagi memberikan pelatihan pada anak-anak mereka,

sehingga pelatihan tersebut dipercayakan kepada lembaga-lembaga pendidikan, baik

yang dikelolah lembaga agama tertentu seperti parochial school, maupun yang

dikelolah oleh pemerintah dalam bentuk sekolah umum. Model pengembangan

kurikulum semacam ini lebih dikenal sebagai model kurikulum yang berbasis

masyarakat atau curriculum-based community (CBC).

4. Kurikulum Sebagai Kumpulan Tugas Dan Konsep Diskrit

Pandangan ini berpendapat bahwa kurikulum merupakan satu kumpulan tugas

dan konsep (discrete tasks and concept) yang harus dikuasai siswa. Dalam hal ini,

diasumsikan bahwa penguasaan tugas-tugas yang saling bersifat diskrit (berdiri

sendiri). Tersebut adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Biasanya, tujuan yang dimaksud mempunyai interpretasi behavioral

yang spesifik, misalnya mepelajari suatu tugas baru atau dapat melakukan sesuatu

yang lebih baik. Pendekatan ini berkembang dari program-program training daam

bisnis, industri, dan kemiliteran.

5. Kurikulum Sebagai Agen Rekonstruksi Sosial

Sejauh mana keberanian sekolah membangun suatu tatanan sosial yang baru

(dare the school build a new social order)? Pertanyaan ini merupakan judul karya

George S. Counts (1932) yang dipandang sebagai salah seorang perintis

rekonstruksionisme sosial dalam pendidikan. Ide Counts tersebut banyak

diperjuangkan oleh Theodore Bramel dalam dekade 1940-an dan 1950-an, yang

banyak terinspirasi pemikiran Dewey. Pandangan ini berpendapat bahwa sekolah

harus mempersiapkan suatu agenda pengetahuan dan nilai-nilai yang diyakini dapat

menuntun siswa memperbaiki masyarakat dan intuisi kebudayaan, serta berbagai

keyakinan dan kegiatan praktik yang mendukungnya.

6. Kurikulum Sebagai Currere

Salah pandangan mutakhir terhadap dimensi kurikulum adalah yang

pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu

Page 10: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 10

currere, sebagai pengganti dari interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba

(race course) kurikulum, currere merujuk pada jalannya lomba dan menekankan

pada masing-masing kapasitas individu untuk merekonseptualisasi otobiografinya

sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Schubert (1986) sebagaimana dalam kutipan berikut:

“instead of taking to the interpretation from the race course etymology of curriculum,

currere refers to the running of the race and emphasize the individual’s own capacity

to reconceptualize his or her outobiography”.

Pemikiran Schubert tersebut didukung oleh pemikiran Pinar dan Grument

(1976) yang mengilustrasikan bahwa masing-masing individu berusaha menemukan

pengertian (meaning) ditengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang dialaminya,

kemudian bergerak secara historis kedalam pengalamannya sendiri dimasa lampau

untuk memulihkan dan membentuk kembali pengalaman semula (to recover and

reconstitute the orgins), serta membayangkan dan menciptakan berbagai arah yang

saling bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan lainnya.

Dalam konteks ini, perlu dipertimbangkan perspektif ekologis, yaitu makna

dari segala sesuatu harus dipandang secara kontinu berikut onterpendensinya dengan

kekuatan-kekuatan yang memengaruhunya. Dengan demikian, karakter kurikulum

membentuk dan dibentuk oleh berbagai hubungan eksternal dengan pengetahuan,

perspektif, dan praktik-praktik dalam domain pendidikan lainnya seperti administrasi,

supervisi, dasar-dasar pendidikan (sejarah dan filsafat pendidikan, termasuk

sosiologe, politik, ekonomi, antopologi, bahkan perspektif sastra), studi kebijakan,

evaluasi, metodelogi penelitian, subjetc areas, jenjang dan tingkatan pendidikan,

pengajaran, pendidikan khusus, psikologi pendidikan, dan sebagainya. Oleh kerena

beberapa diantara bidang diatas memiliki relevansi langsung dengan kurikulum jika

dibandingkan dengan bidang lainnya, maka bidang-bidang yang lebih relevan tersebut

perlu dianalisis secara lebih luas dan mndalam.

A.4 Perbedaan antara kurikulum lama dan kurikulum baru

Diantara kedua pola kurikulum baru dan kurikulum lama terdapat pebedaan

yang cukup fundamental, antara lain sebagai berikut:

1. Kurikulum berorientasi pada masa lampau, karena berisikan pengalaman-

pengalaman masa lampau. Guru mengajarkan berbagai hal yang telah dalami

sebelumnya. Di lain pihak, kurikulum baru berorientasi pada masa sekarang.

Page 11: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 11

Pengajaran berdasarkan unit atau topik dari kehidupan masyarakat serta sesuai

dengan minat dan kebutuhan para siswa.

2. Kurikulum lama tidak berdasarkan filsafat pendidikan yang jelas, sulit dipahami,

dan tidak ada kesatuan pendapat diantara kalangan guru tentang filsafat

pendidikan yang dianut tersebut. Akibatnya, setiap guru memiliki tafsiran sendiri

tentang berbagai hal yang akan diajarkan kepada sisewa, sehingga pengajaran

tidak konsisten dengan pngalaman yang diperlukan siswa. Di lain pihak,

kurikulum baru berdasarkan pada filsafat pendidikan yan jelas, yang dpat

diajarkan ke dalam serangkaian tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum lama berdasarkan pada tujuan pendidikan yang mengutamakan

perkembangan segi pengetahuan akademik dan keterampilan, dengan

mengabaikan perkembangan sikap, cita-cita, kebiasaan, dan sebaganya. “Belajar”

lebih ditekankan pada unsur mengingat dan latihan-latihan belaka. Adapaun

penguasaan pengetahuan dan keterampilan tersebut dimaksudkan untuk

memperoleh ijazah atau kenaikan kelas. Sebaliknya, kurikulum baru bertujun

untuk mengemangkan keseluruhan pribadi siswa. “Belajar” bukan untuk

memperoleh ijazah, melainkan agar mampu hidup didalam masyarakat.

4. Kurikulum lama berpusat pada mata pelajaran, yang iajarkan secara terpisah.

Terkadang memang diadakan semacam korelasi, tetapi korelasi tersebut hanya

dilakukan diantara unsur-unsur tertentu saja dalam beberapa mata pelajaran.

Gagasan untuk memadukan beberapa mata pelajaran telah ada, namun masih

merupakan suat broad-field (bidang study) yang sempit. Dalam kurikulum lama,

mata pelajaran hanya berfngi sebagai alat. Sebaliknya, kurikulum baru disususn

berdasarkan masalaha atau topik tertentu. Iswabelajar dengan mengalami sendiri,

shigga tejadi prose modifikasi dan penguatan tingkah laku melalui pengalaman

denan menggunakan mata pelajaran. Oeh karena itu, kurikulum disusun dalam

bentuk bidang study yang luas atau dalam bentuk integrasi dari semua mata

pelajaran.

5. Kurikulum lama hanya didasarkan pada buku pelajaran (textbook) sebagai sumber

bahan dalam mengajarkan mata pelajaran. Meskipun buku-buku sumber tersebut

sering diperbaiki, namun sering kali bahan yang terkandung di dalamnya sudah

tidak up to date lagi, bahkan sering kali pemilihan bahan tidak selaras dengan

filsafat an tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Berbgai permasalahan dlam

masyarakat yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa pun tidak pernah

Page 12: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 12

disinggung. Sebaliknya, kurikulum baru bertitik tolak dari masyarakat dalam

kehidupan keseharian, yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan

krbutuhan individu. Bahkan, sumber yang paing luas adalah masyarakat itu

sendiri, seangkan buku hanya menjasi sumber pelengkap.

6. Kurikulum lama dkembangkan oleh masing-masing guru secara perorangan.

Guruah yang menentukan mata pelajaran alam kurikulum, mereka yang

mnentukan bahan dan pengalaman yang aan diajarkan, dan mereka pula yang

menentukan sumber bahan. Pendek kata, berhasil atau tidaknya kurikulum

tergantung pada gurur secara perorangan, atau dengan kata lain guru merupakan

suatu “cardinal factor” dalam keberhasilan kurikulum sekolah. Di lain pihak,

kurikulum baru dikembangkan oleh sekelompok guru secara bersama-sama atau

oleh departemen tertentu. Setiap gru terikat pada konsep yang telah disusun oleh

sekelompok atau departemen tersebut, dengan tidak mengurangi kebebasan guru

untuk mengadakan beberapa penyesuaian dalam batas-batas tertentu.

B. Peranan Kurikulum

Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis,

kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila

dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi

sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga

peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis atau

evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan inni sangat penting dan perlu

dilaksanakan secara seimbang.

1. Peranan konservatif

Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan

menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Dengan demikian, seolah sebagai

suatu lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah lakusiswa sesuai

dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan

pendidikan sebagai suatu proses sosial. Ini seirinr dengan hakikat pendidikan itu

sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara para siswa selaku anak didik

dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin

berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh karenanya, dalam kerangka ini fungsi

kurikulum menjadi teramat penting karena ikut membantu proses tersebut.

Romine mengatakan bahwa:

Page 13: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 13

“In sense the conservative role provides what may be called ‘social coment’.

It contributes to like-mindness and provides for behavior which is consistent with

values already accepted. It deals with what is someties known as the core of

“relative universals”.

Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu

berorientasi pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat mendasar

sifatnya.

2. Peranan Kritis atau Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya

mewariskan kebudayaan yang ada, melaikan juga mnilai dan memilih berbagai

unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif

berpartisipasi dalam kontrol sosial dan membri penekanan pada unsur berpikir

kritis. Niai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dimasa mendatang

dihilangkan, serta diadaka modifikasi atau perbaikan. Dengan deikian, kurikulum

harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

3. Peranan Kreatif

Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan

konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai

dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mndatang. Untuk

membantu setiap individu dalam mengembangkan semua poteni yang ada

padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir,

kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi

mayarakat.

Ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau

dengan kata lain terdapat keharmonisan iantara ketinganya. Dengan demikian,

kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam mebawa siswa

menuju kebudayaan masa depan.

C. Fungsi Kurikulum

Disamping memiliki peranan, kurikuum juga mengemban sebagai fungsi

tertentu. Alesander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918),

mengatakan bahwa kurikulum berfungs sebagai fungsi penesuaian, fungsi

pengintegrasian, fungsi doferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi

diagnostik.

Page 14: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 14

1. Fungsi Penyesuaian (The Adjstive of Adaptive Function)

Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan

diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri

senantiasa berubah dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu dinamis

pula. Di balik itu, lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan.

Disinilah letak kurikulum sebagai alat pendidikan, seingga individu bersifat well-

adjusted.

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena

individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang

terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau

pengintegrasian masyarakat.

3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)

Kurikulum perlu memberikan pelayanan tehadap perbedaan diantara setiap orang

dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orag berikir kritis

dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan

tetapi, adnya diferensiasi tidak berarti mengabaikan solidarita sosial dan integrai,

karena diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi sosial.

4. Fungsi Persiapan (The Propadeutic Function)

Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi ebih

lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misal melanjutkan stud ke sekoah

yang lebih tinggi atau persiapan beajar di dalam masyarakat. Persiapan kemamuan

belajar lebih lanjut ini sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkin

memberikan semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian

mereka.

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling

berkaita. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi

seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal

tersebut merupakan kebutuhan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem

demokratis, untuk mengembangkan berbagai kemampuan ersebut, maka

kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel.

6. Fungsi Dagnostik (The Diagnistic Function)

Page 15: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 15

Salah satu sgi pelayanan pedidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa

untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan

seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari

semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya mealui proes eksplorasi.

Selanjutnya, siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan tersebut dan

mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan fungs

diagnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang

secara optimal.

Berbagai fungsi kurikulum tadi dilksanakan oleh kurikulum secara

keseluruhan. Fungsi-fungsi tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan siswa, sejalan dengan arah filsafat pendidikan dan tujuan pendidikan

yang diharapkan oleh institui pendidikan yang bersangkutan.

D. Kurikulum Matematika

Arti dari kurikulum matermatika menurut pandangan lama sejka zaman

Yunani Kuno, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran-mata pelajaran yang

harus disampaikan guru atau dipelajari siswa. Lebih khusus kurikulum sering

diartikan sebagai isi pelajaran. Ada juga yang mengartikan kurikulum matematika

sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.

Dengan demikian suatu kurikulum matematika adalah suatu kurikulum yang

berhubungan dengan matematika dan cara mengorganisasikan materi matematika

menggunakan jawab pertanyaan: mengapa, apa, bagaimana, dan kepada siapa

matematika diajarkan disekolah ( Isman N. Muhammad, 2014: 301)

Agar kurikulum dapat dilaksanakan disekolah, factor-faktor berikut ini perlu

diperhatikan (Hudojo, 2005).

1. Kesatuan yang utuh. Kurikulum matematika harus disusun menurut kesatuan yang

utuh; komponen-komponen yang terdapat di dalam kurikulum harus berkaitan.

2. Perumusan tujuan. Suatu program perlu ada tujuan, ujuan itu harus dirumuskan

dengan jelas hingga tidak terjadi salah menafsirkan bagi pelaksanaan program

pembelajaran.

3. Pemilihan dan pengorganisasian bahan-bahan. Pemilihan dan pengorganisasian

bahan-bahan yang relevan bertujuan agar sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa. Di dalam pemilihan bahan-bahan perlu diperhatikan pula arah

Page 16: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 16

perkembangan matematika, karena itu dalam pengorganisasian bahan-bahan harus

diperhatikan:

a. Perkembangan intelektual siswa

b. Pengalaman belajar siswa yang lampau

c. Hakikat matematika

4. Strategi penyampaian. Bahan pelajaran yang terorganisisr itu perlu disampaikan

kepada siswa. Karena itu, para siswa telah sepakat bahwa siswa harus dibekali

kemampuan dan keterampilan sedemikian hingga siswa mampu menyelesaikan

masalah-masalah dihadapi kelak nanti.

5. Keberhasilan. Dengan mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program,

informasi iu dapat dipergunakan untuk umpan balik. Kelemahan-kelemahan ini

segera dapat diketahui agar bisa teratasi. Dalam hal ini, penilaian dan program

berjalan beriringan dengan proses pengembanga kurikulum berjalan terus secara

kontinu.

Dunia pendidikan di Indonesia sudah berkali-kali melakukan perubahan

kurikulum khsusunya pada kurikulum matematika, hal ini dilakukan dalam rangka

menyempurnakan sistem pendidikan di Indonesia. Perjalanan kurikulum pendidikan

di Indonesia meliputi:

1. Kurikulum 1975

Munculnya kurikulum 1975 karena berbagai kelemahan seolah nampak jelas,

pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas,

kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya. Ditambah lagi

masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya pemerintah

merancang program pembelajaran yang dapat menutuli kelemahan-kelemahan

tersebut. Karakteristik matematika pada saat tahun 1975 adalah:

1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topic-topik baru yang muncul

adalah himpunan, statistic dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno,

penulisan lambang bilangan non-desimal.

2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian

daripada hafalan dan keterampilan berhitung.

3. Program matemtika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinu.

4. Pengenalan penekanan pada struktur.

Page 17: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 17

5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya

heterogen.

6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.

7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.

8. Metode pembelajaran menggunakan metode menemukan, memecahkan

masalah dan teknik diskusi.

9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.

2. Kurikulum 1984

Tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun

1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat

materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya

perbedaan kesenjangan antara program kurikulum disatu pihak dan pelaksanaan

sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum

dengan taraf kemampuan anak didik. Dan , CBSA menjadi karakter yang begitu

melekat erat dalam kurikulum tersebut. Yang menjadi perhatian dalam kurikulum

ini, pada siswa SD sudah diberi materi aritmatika social. Pada siswa SMA diberi

materi baru yaitu computer dan hal lainnya yaitu bahan baru yang sesuai dengan

tuntutan dilapangan.

3. Kurikulum 1994

Kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,

intinya pembelajaran matematika saatt itu mengedepankan tekstual materi namun

tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita

menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan

pertimbangan agar siswa mapu meyelesaikan permasalahan kehiduan yang

dihadapi sehari-hari.

4. Kurikulum 2004

Ttahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum

berbasi kompetensi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam

kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain:

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2. Mengembangkan aktifitas kreatif.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan.

Page 18: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 18

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP adalah kuikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kalender pendidikan, dan silabus. Pengembangan KTSP yang beragam mengacu

pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional.

terkait dengan pengembangan KTSP, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus

dipenuhi yaitu:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu,

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan,

5. Menyeluruh dan berkesinambungan,

6. Belajar sepanjang hayat,

7. Seimbang anara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

6. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk

dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten

dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada

Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan

peserta didik menjadi (i) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah, (ii) Manusia terdidik yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, (iii) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta

didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh

karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang

sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Page 19: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai

tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatu cita-cita

tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Apa yang dpat

diwujudkan dalam kenyataan disebut kurikulum yang real, yang tidak dapat

diwujudkan ternyata tetap menjadi idea.

2. Menurut UU No. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19)

3. Paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting yaitu peranan

konservatif, peranan kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Sedangkan fungsi

kurikulum terdiri dari fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi

diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

4. kurikulum matematika adalah suatu kurikulum yang berhubungan dengan

matematika dan cara mengorganisasikan materi matematika menggunakan jawab

pertanyaan: mengapa, apa, bagaimana, dan kepada siapa matematika diajarkan

disekolah.

B. Saran

1. Setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus

pula memahami seluk beluk kurikulum.

2. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam memajukan pendidikan di negara

ini, hendaknya tanggap terhadap esensi kurikulum.

Page 20: Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum | Pengembangan Kurikulum 20

DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fitriya, Hidayatul. (2014). Sejarah Kurikulum Di Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://hidayatulfitriya.blogspot.com/2014/02/sejarah-kurikulum-di-indonesia-

1945-2013.html

Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nur, Isman Muhammad. 2014. Berpikir dan Keterampilan Berpikir Matematis Serta

Penerapan Model Pembelajaran. Ternate:_____

Simanjuntak, Juliper. (2015). Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum. [Online].

Tersedia: http://lpmp-sumut.or.id/1/wp-content/uploads/2013/04/juliper-

simanjuntak-.KURIKULUM..pdf [25 Februari 2015]

_____. (2015) . Pengertian, Fungsi, dan Peran. [Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Sumarsih,%20M.P

d./Materi%20Kakubuteks%20Akuntansi.pdf [25 februari 2015]