25
L/O/G/O BY TENIA WAHYUNINGRUM,MT TATAP MUKA KE 8 PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengujian hipotesis

L/O/G/O

BY TENIA WAHYUNINGRUM,MTTATAP MUKA KE 8

PENGUJIAN HIPOTESIS

Page 2: Pengujian hipotesis

HIPOTESISHIPO : LEMAHTESIS : SUATU PERNYATAAN

KEBENARAN YANG DIDUKUNG FAKTAHIPOTESIS : PERNYATAAN KEBENARAN

YANG MASIH LEMAH KARENA BELUM TERBUKTI (Armien, 2008)

Page 3: Pengujian hipotesis

HIPOTESISAdalah asumsi atau dugaan mengenai

suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut (Sudjana, 1995)

Contoh : Peluang lahirnya bayi laki-laki 0,5 30% masyarakat termasuk golongan A Rata-rata pendapatan keluarga suatu daerah

Rp. 35.000,-

Page 4: Pengujian hipotesis

Setiap hipotesis dapat bernilai benar atau salah dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak

Jika hasil yang didapat dari penelitian jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika sebaliknya, hipotesis diterima.

Page 5: Pengujian hipotesis

DUA MACAM KEKELIRUANDalam melakukan pengujian hipotesis,

ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama

Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima

Kekeliruan tipe II : ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak

Page 6: Pengujian hipotesis

KESIMPULAN KEADAAN SEBENARNYA

HIPOTESIS BENAR

HIPOTESIS SALAH

TERIMA HIPOTESIS

BENAR KELIRU (TIPE I)

TOLAK HIPOTESIS KELIRU (TIPE II) BENAR

Page 7: Pengujian hipotesis

Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas kiranya bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin.

Agar penelitian dapat dilakukan, maka kedua tipe kekeliruan itu kita nyatakan dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α (baca : alpha)

Page 8: Pengujian hipotesis

Peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β (baca : beta).

Dalam penggunaannya, α disebut juga taraf signifikan atau taraf arti atau taraf nyata.

Besar kecilnya α dan β yang dapat diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan tsb.

Page 9: Pengujian hipotesis

Untuk keperluan praktis, α akan diambil lebih dulu dengan harga yang biasa digunakan, yaitu α = 0,01 atau α = 0,05.

Besarnya α ditentukan oleh penguji sendiri. Biasanya untuk penelitian bidang teknik, digunakan ketelitian α = 0,01, dan untuk bidang sosial α = 0,05

Page 10: Pengujian hipotesis

Dengan α = 0,05, misalnya atau sering disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari setiap 100 kesimpulan bahwa kita menolak hipotesis yang seharusnya diterima.

Dengan kata lain, 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar.

Page 11: Pengujian hipotesis

LANGKAH PENGUJIAN Tuliskan hipotesis dalam bentuk kalimatTuliskan hipotesis dalam simbolTentukan statistik hitungTentukan daerah penerimaan/penolakan

hipotesisBuatlah kesimpulan

Page 12: Pengujian hipotesis

Uji dua pihak/arahJika h0 mengandung pembanding =Dan h1 mengandung pembanding ≠

Page 13: Pengujian hipotesis

Uji satu pihak/arahJika H0 mengandung pembanding =Dan H1 mengandung pembanding >

atau <

Page 14: Pengujian hipotesis

KAPAN MEMAKAI UJI SATU PIHAK(ARAH) /DUA PIHAK(ARAH)?

Uji t 2-arah digunakan apabila peneliti tidak memiliki informasi mengenai arah kecenderungan dari karakteristik populasi yang sedang diamati.

Sedangkan uji t 1-arah digunakan apabila peneliti memiliki informasi mengenai arah kecenderungan dari karakteristik populasi yang sedang diamati.

Page 15: Pengujian hipotesis

Uji satu pihak (ada info kecenderungan lebih besar dari )

Kasus 1: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu yang berkembang, rata-rata uang saku yang dimiliki mahasiwa univ X LEBIH BESAR DARI Rp. 500 ribu/bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.

Page 16: Pengujian hipotesis

Uji dua pihak (tidak ada info kecenderungan lebih besar/kurang dari)

kasus 2: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu yang berkembang, rata-rata uang saku mahasiswa univ X adalah SEKITAR Rp.500 ribu /bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.

Page 17: Pengujian hipotesis

Yang akan dipelajariHipotesis nol dengan lambang H0 melawan

Hipotesis tandingannya dengan lambang H1.

Hipotesis mengandung pengertian tidak sama, lebih besar, atau lebih kecil.

H1 harus ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

Page 18: Pengujian hipotesis

Bentuk pasangan H0 dan H1 H0 : ϴ= ϴ 0

H1 : ϴ≠ ϴ 0

atauH0 : ϴ= ϴ 0

H1 : ϴ> ϴ 0

atauH0 : ϴ= ϴ 0

H1 : ϴ< ϴ 0

Page 19: Pengujian hipotesis

Menguji rata-rata µ : uji dua pihak dan satu pihak

Jika rata-rata µ dan simpang baku δAkan diuji mengenai parameter rata-rata µMaka, ambil sampel acak berukuran n, lalu

hitung x dan s.Jika δ diketahui, gunakan uji zJika δ tidak diketahui, gunakan uji t

Page 20: Pengujian hipotesis

Uji z

Page 21: Pengujian hipotesis

Uji t

Page 22: Pengujian hipotesis
Page 23: Pengujian hipotesis

Uji satu pihak

Page 24: Pengujian hipotesis
Page 25: Pengujian hipotesis

Tenia wahyuningrumTenia W

@Tenia_W

[email protected]