32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayam mempunyai kandungan Fe yang tinggi, yaitu 3.9 mg/100 g. Selain itu, bayam juga kaya serat, harganya murah, dan siklus pemanenannya sangat cepat (2 minggu), oleh karena itu produk yang dihasilkan dari penambahan bayam diharapkan memiliki kadar Fe yang tinggi, baik untuk dikonsumsi wanita menstruasi, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal yang tidak kalah penting adalah kandungan vitamin C bayam yang cukup tinggi, yaitu 80.0 mg/100 g. Vitamin C ini sangat penting untuk membantu reduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Vitamin C ini juga membantu penyerapan zat besi 3–6 kali. 1 Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode AAS. Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) 1 Dian Sukma Kuswardhani, Yaniasih dan Bot Pranadi, “Fortifikasi Fe Organik Dari Bayam (Amaranthus Tricolor L) dalam Pembuatan Cookies Untuk Wanita Menstruasi” Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi 1 No. 3 (2002), h. 2.

Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayam mempunyai kandungan Fe yang tinggi, yaitu 3.9 mg/100 g. Selain

itu, bayam juga kaya serat, harganya murah, dan siklus pemanenannya sangat

cepat (2 minggu), oleh karena itu produk yang dihasilkan dari penambahan bayam

diharapkan memiliki kadar Fe yang tinggi, baik untuk dikonsumsi wanita

menstruasi, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal yang tidak

kalah penting adalah kandungan vitamin C bayam yang cukup tinggi, yaitu 80.0

mg/100 g. Vitamin C ini sangat penting untuk membantu reduksi Fe3+ menjadi

Fe2+ sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Vitamin C ini juga membantu

penyerapan zat besi 3–6 kali.1

Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode AAS. Metode

AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode

analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam

berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi

cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan

cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis.

Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4,

1Dian Sukma Kuswardhani, Yaniasih dan Bot Pranadi, “Fortifikasi Fe Organik Dari Bayam (Amaranthus Tricolor L) dalam Pembuatan Cookies Untuk Wanita Menstruasi” Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi 1 No. 3 (2002), h. 2.

1

Page 2: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

2

HNO3, H2O2, HClO4, atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk

mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.2

Kandungan matriks atau ion-ion lain dapat mengganggu proses analisis

logam berat dengan spektroskopi serapan atom. Metode perlakukan awal yang

digunakan adalah metode destruksi yaitu dengan memutuskan ikatan unsur logam

dengan komponen lain dalam matriks sehingga unsur tersebut berada dalam

keadaan bebas kemudian dianalisis menggunakan AAS karena pengerjaannya

cepat, sensitif, spesifik untuk unsur yang ditentukan, dan dapat digunakan untuk

penentuan kadar unsur yang konsentrasinya sangat kecil tanpa harus dipisahkan

terlebih dahulu.3

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah percobaan

pengujian kadar besi dalam bayam dengan alat spektrofotometer serapan atom.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu berapa kandungan kadar besi

dalam bayam dengan alat spektrofotometer serapan atom?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan kadar besi

dalam bayam dengan alat spektrofotometer serapan atom.

2Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian 1, No. 2 (2 Juni 2012 ), h. 2.

3Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 2-3.

1

Page 3: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayam

Bayam merupakan tanaman yang memiliki morfologi yang berbeda-beda

antar jenisnya. Bayam merupakan tanaman perdu dan tinggi kurang lebih 1,5

meter. Sistem perakarannya menyebar pada kedalaman antara 20-40 cm dan

berakar tunggang karena termasuk tanaman berbiji keping dua. Batang bayam

mengandung air dan tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Batang Amaranthus

hybridus L. bercabang banyak dan dapat mengeras berkayu. Amaranthus

gangeticus L. memiliki batang berwarna merah, sedangkan Amaranthus blitum L.

dan Amaranthus spinosus L. memiliki batang berwarna kemerahan dan keras.

Batang Amaranthus spinosus L. terdapat duri yang keluar dari buku-bukunya.4

Klasifikasi bayam merah yaitu sebagai berikut:5

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus gangeticus L.4Siti Fatimah, “Studi Kadar Klorofil Dan Zat Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam

Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia” Skripsi (Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009), h. 21-22.

5Siti Fatimah, “Studi Kadar Klorofil Dan Zat Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia, h. 21-22.

3

Page 4: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

4

Klasifikasi bayam hijau yaitu sebagai berikut:6

Kingdom : Plantae

Divis : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinosus L.

B. Besi

Fe (zat besi) merupakan mineral penting yang berperan dalam

metabolisme tubuh. Fe berfungsi sebagai pembentuk hemoglobin, vitamin A,

sintesis purin dan kolagen, produksi antibodi, dan detoksifikasi obat-obatan dalam

hati. Fe dalam tubuh secara otomatis diperbaharui oleh makanan. Namun bila

kehilangan Fe tidak segera diganti, lama kelamaan akan terjadi defisiensi Fe yang

mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu. Dalam urin, keringat, hasil

pernafasan, dan feses yang diekskresikan manusia setiap hari terkandung sejumlah

Fe. Melalui proses itulah terjadi kehilangan Fe dari tubuh. Total Fe yang hilang

dari tubuh per hari mencapai 0.7–1.0 mg. Angka tersebut merupakan kisaran

jumlah Fe yang hilang secara umum pada orang dewasa pria.7

6Siti Fatimah, “Studi Kadar Klorofil Dan Zat Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia”, h. 21-22.

7Dian Sukma Kuswardhani, Yaniasih dan Bot Pranadi, “Fortifikasi Fe Organik Dari Bayam (Amaranthus Tricolor L) dalam Pembuatan Cookies Untuk Wanita Menstruasi” Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, h. 1.

3

Page 5: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

5

Logam berat masih termasuk golongan logam denagn kriteria-kriteria yang

sama denagn logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang

dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan masuk kedalam tubuh organisme

hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk ke dalam tubuh, meski

dalam jumlah berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk

terhadap tubuh, karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat

oksigen.8

Kebutuhan orang dewasa akan besi diperkirakan antara 12 mg – 30 mg/

hari. Absorpsi (penyerapan) besi, seperti halnya kalsium ditentukan oleh berbagai

faktor, misalnya besi yang terikat denag gugus porfirin, seperti dalam darah

sedikit saja diabsorpsi. Buah-buahan dan sayur-sayuran mempunyai peranyang

lebih besar dalam suplai besi daripada kalsium.9

C. Spektrofotometer Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk

menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada

proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat

energi dasar (ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang

gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan

tersebut menyebabkan atom penyerap tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom

meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang

diserap sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar

8Haryando palar, Pencemaran dan Toksikologi Logan Berat (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 23.

9Muchidin Apandi, Teknologi Buah dan Sayur (Bandung: Alumni, 1984), h. 27.

Page 6: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

6

yang menyerap energi radiasi tersebut, dengan mengukur tingkat penyerapan

radiasi (absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka

konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan.10

Analisis kadar unsur-unsur pengotor yang terkandung dalam larutan

contoh dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA),

dilakukan dengan cara mengalirkan larutan contoh ke dalam nyala, selanjutnya di

dalam nyala akan terurai menjadi atom-atom bebas dari unsur yang dianalisis,

dengan adanya sinar dari lampu katoda cekung yang mempunyai panjang

gelombang yang sama dengan unsur yang dianalisis, maka akan terjadi

penyerapan sinar oleh atom-atom unsur tersebut yang mengakibatkan atom-atom

tersebut tereksitasi. Banyaknya sinar yang diserap oleh atom-atom tersebut

berbanding lurus dengan konsentasi unsur dalam larutan cuplikan sehingga kadar

unsur dalam contoh dapat diketahui.11

Metode spektrofotometer serapan atom (AAS) berprinsip pada absorpsi

cahaya oleh arom-atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang

gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.12 Bila cahaya monokromatik

maupun campuran jatuh atau masuk pada suatu medium yang homogen, sebagian

10Boybul dan Iis Haryati, “Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom” Jurnal Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir ISSN 1978-0176 (5 November 2009), h. 566.

11Boybul dan Iis Haryati, “Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom” Jurnal Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir, h. 566.

12S. M. Khopkar, Basic Concepts of analytical Chemistry, terj. A. Saptorahardjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 2008), h. 288.

Page 7: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

7

dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu dan

sisanya akan diteruskan.13

Hukum Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara

spektrofotometer serapan ato (SSA). Hubungan tersebut dirumuskan dalam

persamaan sebagai berikut:14

I = Io . ea.b.c (1)

atau,

Log I/Io = a.b.c (2)

A = a.b.c

dengan:

A = absorbansi, tanpa dimensi

a = koefisien serapan, L2/M

b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L

c = konsentrasi, M/L3

Io = intensitas sinar mula-mula

I = intensitas sinar yang diteruskan.

13J. Basset dkk, Anorganic Analysis Including Elementary instrumental Analysis, terj. A. Hadyana Pudjaatmaka, Kimia Analisis Kuantitatif anorganik (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 812.

14Boybul dan Iis Haryati, “Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom” Jurnal Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir, h. 566.

Page 8: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

8

D. Destruksi

Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi

unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,

yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik. Pada

dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi

basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini

memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang

berbeda.15

Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik

tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat

oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain

asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut

tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan

destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang

menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau

perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa

garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan

disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah

dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan metode telah

dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.16

15Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4.

16Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.

Page 9: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

9

Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel

menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle

furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam

destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini

sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.17

17Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.

Page 10: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

10

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. WaktudanTempat

Hari / Tanggal : Kamis/ 19 Juni 2014

Pukul : 08.00-12.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Alauddin Makassar.

B. AlatdanBahan

1. Alat

Alat yang digunakandalampercobaaniniyaitu seperangkat alat instrumen

spektrofotometer serapan atom (SSA) varian AA240F, neraca analitik, hot plate,

pipet skala 10 mL, labu takar 100 mL, gelas kimia 100 mL, corong, bulp, pipet

tetes 3 mL, botol semprot, spatula dan batang pengaduk.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades (H2O),

aqubides (H2O), aluminium foil, asam nitrat (HNO3) 65%, asam perklorat (HClO4)

pekat, kertas saring whatman no.42, larutan induk Fe 1000 ppm, sampel sayur

bayam waterone (H2O).

10

Page 11: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

11

C. Prosedur kerja

1. Preparasi Sampel Bayam

Menimbang sampel bayam merah sebanyak 5 gram ke dalam gelas

kimia 100 mL. Menimbang sampel bayam hijau sebanyak 5 gram ke dalam

gelas kimia 100 mL. Menambahkan 20 mL aquabides (H2O), selanjutnya

menambahkan 5 mL asam nitrat (HNO3) 65%. Melakukan pemanasan hingga

larutan mendidih dan volumenya berkurang. Mendinginkan larutan dan

menambahkan 1 mL asam perklorat (HClO4) pekat. Melanjutkan pemanasan

kembali. Mendinginkan kembali larutan lalu melakukan penyaringan.

Mengencerkan dengan aquades (H2O) dan menghomogenkannya.

2. Pembuatan larutan baku besi (Fe) 100 ppm

Memipet 10 mL larutan induk besi (Fe) 1000 ppm ke dalam labu takar

100 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O).

3. Pembuatan larutan standar besi (Fe)

Memipet 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL larutan baku 100 ppm ke

dalam 5 buah labu takar 100 mL. Mengencerkan masing-masing larutan

dengan aquades (H2O) dan menghomogenkannya.

4. Pengujian kadar besi (Fe) dengan AAS

Menyalakan rangkaian sektrofotometer serapan atom. Mengeset

hollow cathode lamp. Memastikan alat sektrofotometer serapan atom telah

tersambung dengan komputer. Menghubungkan alat sektrofotometer serapan

atom dengan larutan standar dan sampel. Melakukan analisis larutan standar

dan sampel. Mencatat nilai absorbansi dari masing-masing larutan. Membuat

kurva absorbansi besi (Fe). Mencatat konsentrasi besi (Fe) dalam sampel

dengan menggunakan ekstraporasi.

Page 12: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

12

BAB IV

HASAIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan

1. Tabel pengamatan

Tabel. IV.1 Larutan standar

No.

Larutan Konsentrasi(x) (ppm)

Absorbansi (y) Panjanggelombang (λ) (nm)

1 Standar 1 0,5 0.0169 248.32 Standar2 1 0.0467 248.33 Standar3 2 0.1011 248.34 Standar4 3 0.1505 248.35 Standar5 4 0.2073 248.3

Tabel VI.2.Absorbansi

No. Konsentrasi (x) (ppm)

Absorbansi(y) x.y x2 y2

1 0.5 0.0169 0.0085 0.25 0.0003

2 1 0.0467 0.0467 1 0.0022

3 2 0.1011 0.2022 4 0.0102

4 3 0.1505 0.4515 9 0.0227

5 4 0.2073 0.8292 16 0.0430

N=5

Σx= 10.5 Σy= 0.5225 Σx.y= 1.5381 Σx2= 30.25 Σ y2= 0.0783

12

Page 13: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

13

Tabel VI.3 Pengamatan Sampel

2. Analisis Data

a. Persamaan garis linier

y = a + bx

b = nΣxy−Σx . Σy

n Σ x2−¿¿

= 5 (1.5381 )−10.5(0.5225)

5 (30.25 )−(110.25)

= 7.6905−5.48625151.25−110.25

= 2.20425

41

= 0.054

a = y rata-rata – b (x rata-rata)

= 0.1045 – 0.054(2.1)

= 0.1045 – 0.1134

= -0.009

b. Konsentrasi Besi (Fe) dalam daun bayam merah

y = a + bx

0.2267 = -0.009 + 0.054x

0.2267+0.009 = 0.054x

No. Sampel Absorben

1 Bayam merah 0.2267

2 Bayam hijau 0.1976

Page 14: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

14

0.2357 = 0.054x

x = 0.23570.054

x = 4.3648

c. Konsentrasi Besi (Fe) dalam daun bayam hijau

y = a + bx

0.1976 = -0.009 + 0.054x

0.1976+0.009= 0.054x

0.2066=0.054x

x= 0.20660.054

x= 3.8259

d. Nilai regensi (R)

R2= nΣxy−ΣxΣy

√ ¿¿

R2= 5 (1.5381 )−10.5(0.5225)

√ ¿¿

R2= 7.6905−5.48625

√ ¿¿

R2= 2.20425

√ (41)(0.1185)

R2= 2.20425√ 4.8585

R2= 2.204252.20420

R2= 1

Page 15: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

15

3. Grafik

Grafik IV. 1 Hubungan Adsorbansi dan konsentrasi

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.00000.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

f(x) = 0.0537560975609756 x − 0.00838780487804879R² = 0.999396364608943

Grafik Larutan Standar

Series2Linear (Series2)

Konsentrasi Larutan Standar (ppm)

Adso

rban

si La

ruta

n st

anda

r

Page 16: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

16

B. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar besi (Fe)

yang terdapat pada bayam merah dan bayam hijau. Bayam merah dan bayam hijau

yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran kandungan besi

dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).

Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk

besi (Fe) 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar 100 mL.

Memipet larutan baku besi (Fe) dengan voleme 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5

mL untuk masing-masing 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm deret standar

yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan adsorbansi dari

masing-masing deret standar tersebut, kemudian mengimpitkan masing-masing

larutan dengan untuk memperkecil konsetrasi dari larutan.

Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan memotong kecil-kecil daun

bayam meraj dan bayam hijau untuk memudahkan proses penghancuran pada saat

didestruksi. Menambahkan waterone (H2O) untuk penetral dari larutan asam yang

akan ditambahkan, ditambahkan asam nitrat (HNO3) berfungsi untuk mencegah

terjadinya endapan karena di dalam air, ion besi dapat mengalami hidrolisis dan

membentuk Fe(OH)3 yang merupakan padatan, juga berfungsi sebagai pelarut

untuk menghilangkan pengotor yang ada dalam sampel dan untuk mengikat dan

mengomplekskan logam. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya

proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat, kemudian

Page 17: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

17

larutan didinginkan setelah munculnya uap putih yang menandakan perombakan

senyawa organik telah berjalan. Menambahkan dengan asam perklorat (HClO4)

untuk mendestruksi ulang atau melanjutkan perombakan senyawa organik yang

belum terdestruksi oleh asam nitrat (HNO3) dan melanjutkan dengan memanaskan

campuran larutan hingga sampel benar-benar hancur. Setelah didestruksi larutan

yang didapatkan disaring sehingga dihasilkan larutan jernih berwarna kekuningan

dan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi ini menandakan bahwa

sampel telah terdestruksi secara sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa semua

konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa

organik telah berjalan dengan baik, mendinginkan dan menyaring larutan ke

dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi

lautannya.

Larutan yang telah diimpitkan di uji kadar besinya dengan alat

spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 248,3 nm, dari kurva

kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan

antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,054x + 0,008 dengan R² = 0,999.

Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini

diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran

kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi

larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi

dan absorbansi, dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien

yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.

Page 18: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

18

 Nilai R2  kurva kalibrasi larutan sampel ditambahkan standar pada

penelitian ini adalah 0,999, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka

kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.

Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung

anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,054x + 0,008, dalam hal ini y

adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 0,054 menyatakan kemiringan

kurva (m), sedangkan nilai 0,008 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara

kurva dengan sumbu y, dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan

adsorbansi sampel didapatkan bayam merah sebesar 4,3468 gr dan bayam hijau

3,8259 gr. Menurut teori kandungan besi (Fe) dalam 100 gr bayam merah

mempunyai kandungan besi (Fe) yang tinggi yaitu 7 gr dan bayam hijau sebesar 3

gr, dimana percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan teori dapat disebabkan

karena faktor lingkungan diantaranya yaitu tempat tumbuhnya bayam dan tempat

pemasaran bayam tersebut yang kurang baik sehingga mengurangi kadar besi (Fe)

yang terkandung didalamnya.

Page 19: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

19

Page 20: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar besi (Fe) dalam

sampel bayam dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom yaitu

sampel bayam merah mengandung kadar besi (Fe) sebesar 4,3468 gr dan sampel

bayam hijau sebesar 3,8259 gr.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk percobaan selajutnya yaitu pada

percobaan berikutnya dilakukan uji kandungan besi pada batang bayam.

19

Page 21: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

21

DAFTAR PUSTAKA

Apandi, Muchidin. Teknologi Buah dan Sayur. Bandung: Alumni, 1984.

Basset, J., dkk. Anorganic Analysis Including Elementary instrumental Analysis, terj. A. Hadyana Pudjaatmaka. Kimia Analisis Kuantitatif anorganik . Jakarta: Erlangga,2007.

Boybul dan Iis Haryati, “Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom” Jurnal Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir ISSN 1978-0176 (5 November 2009), h. 566-572.

Fatimah, Siti. “Studi Kadar Klorofil Dan Zat Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia” Skripsi (Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009), h. 1-94.

Khopkar, S. M. Basic Concepts of analytical Chemistry, terj. A. Saptorahardjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 2008.

Kristianingrum, Susila. “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian 1, No. 2 (2 Juni 2012 ), h. 1-11

Kuswardhani, Dian Sukma, Yaniasih dan Bot Pranadi. “Fortifikasi Fe Organik Dari Bayam (Amaranthus Tricolor L) dalam Pembuatan Cookies Untuk Wanita Menstruasi” Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi 1 No. 3 (2002), h. 1-9.

Palar,Haryando. Pencemaran dan Toksikologi Logan Berat. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

.

19

Page 22: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

22

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul

“Pengujian Kadar Besi dalam Sayur Bayam dengan Metode AAS”

yang disusun oleh:

Nama : Riskayanti

Nim : 60500112028

Kelompok : IV (Empat)

telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten

dan dinyatakan diterima.

Samata, Juni

2014

Koordinator Asisten

Asisten

Nur Amalia P. Siti Hardiyanti R. L NIM: 60500110040

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Syamsidar HS, S.T., M.Si

Page 23: Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas

23

NIP: 19760330 200912 2 002