22
0 PERAN WORLD FOOD PROGRAMME TERHADAP KETAHANAN PANGAN INDONESIA Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Hubungan Internasional Dosen Pengajar: Farida Nuraini, S.Sos, M.Si NOVIYANTI NIM. 0810310097 Kelas A

Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

0

PERAN WORLD FOOD PROGRAMME

TERHADAP KETAHANAN PANGAN INDONESIA

Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Hubungan Internasional

Dosen Pengajar: Farida Nuraini, S.Sos, M.Si

NOVIYANTI

NIM. 0810310097

Kelas A

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2012

Page 2: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya

yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara

tersebut. Hubungan internasional ini mencakup berbagai aspek kehidupan

masyarakat. Ekonomi dan lingkungan hidup merupakan salah satu isu-isu Hubungan

Internasional yang mendapat perhatian lebih oleh para aktor Hubungan Internasional.

Seperti yang kita ketahui bahwasannya krisis finansial telah terjadi di

berbagai belahan dunia. Di awal tahun 2008 bisa dikatakan sebagai periode yang

suram bagi dunia. Hal ini dikarenakan krisis keuangan di Amerika Serikat (AS) yang

dipicu oleh krisis subprime mortgage (terjadi akibat macetnya kredit properti) pada

medio 2006 tampaknya akan terus berlanjut. Krisis telah mengunci miliaran rakyat

miskin di dunia dalam kesengsaraan, kekerasan dan perang, wabah penyakit, dan

keterbelakangan budaya1. Dampak dari krisis finansial ini adalah terjadinya inflasi

ekonomi terutama terhadap bahan pangan. Tingginya tingkat inflasi yang tidak

menentu tersebut akhirnya mengakibatkan krisis pangan.

Selain itu, kondisi lingkungan hidup secara global saat ini sudah mengalami

perubahan yang sangat signifikan. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kondisi

alam saat ini tidak lagi stabil dibanding dahulu kala dan hal ini sangat berkaitan erat

dengan aktivitas negatif manusia di berbagai belahan dunia dalam mengeksploitasi

kekayaan alam secara ekstrim. Hal ini telah membuat alam menunjukan

kehebatannya pada manusia. Akibat berbagai aktivitas negatif manusia tadi, terjadi

bencana alam dimana-mana yang memakan banyak korban.

Kerusakan lingkungan hidup ini dimulai dari maraknya pengerusakan hutan

yaitu melalui penebangan secara liar, sistem perdagangan berpindah, semakin

luasnya pemukiman penduduk, pengalihan fungsi hutan/lahan menjadi kawasan

perindustrian, pertambangan dan perumahan. Kerusakan lingkungan hidup ini justru

1Mukti Aji. 2009. Krisis Global Dan Dunia Pertanian Indonesia (http://mukti-aji.blogspot.com/), diakses pada tanggal 15 Januari 2012.

Page 3: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

2

banyak dilakukan oleh pihak pengusaha (private) ataupun investor yang ingin

memperbanyak kekayaannya pada suatu daerah tertentu melalui pembukaan pabrik-

pabrik ataupun perumahan di kawasan hutan dan lahan pertanian masyarakat.

Banyaknya pengalihan fungsi lahan mengakibatkan luas lahan untuk pertanian dan

perkebunan semakin sedikit. Tidak heran bila bencana kelaparan pun terjadi dimana-

mana dan nantinya akan diikuti dengan krisis pangan.

Di samping itu, pertambahan jumlah penduduk yang terjadi secara terus

menerus di dunia hampir mencapai 7 miliar jiwa mengancam keterbelangsungan

hidup manusia. Bertambahnya penduduk secara signifikan ini menyebabkan

ketersediaan pangan di dunia termasuk Indonesia semakin menipis dan tidak

mustahil jika dunia nanti salah satunya Indonesia, akan mengalami krisis pangan dan

berakibat bahaya kelaparan mengintai diseluruh antero negeri.

Banyak hal yang menyebabkan krisis pangan terjadi antara lain adalah

pertambahan penduduk yang semakin banyak, kerusakan lingkungan dimana-mana,

konversi lahan dan penurunan kualitas lahan pertanian, tingginya bahan bakar fosil,

pemanasan global dan perubahan iklim, kebijakan lembaga keuangan internasional

dan negara maju, serta regulasi kebijakan pemerintah yang terkait dengan pertanian

turut menjadi penyebab krisis pangan terjadi nantinya.

Akibat atas krisis dan kelangkaan pangan dunia juga semakin diperparah

dengan tindakan beberapa negara produsen pangan utamanya padi yang membatasi

bahkan menghentikan permintaan impor dari negara lain. Sampai dengan akhir Maret

2008, sebagaimana dilaporkan FAO, telah terjadi krisis pangan yang sangat serius di

36 negara dan 21 negara diataranya merupakan negara di benua Afrika yang

merasakan dampak paling serius bahkan menyebabkan terjadinya kelaparan kronis

dan beberapa kasus kematian (Mukti Aji, 2009).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mulai mengalami krisis pangan.

Namun, menilik bahwa Indonesia negara agraris yang sebagian besar penduduknya

bekerja sebagai petani, sangatlah tidak mungkin bila Indonesia mengalami krisis

pangan. Krisis pangan di Indonesia lebih merupakan dampak dari kebijakan

pemerintah mengenai hasil pangan.

Sejalan dengan adanya krisis pangan dan krisis keuangan yang telah melanda

berbagai benua saat ini seperti yang terjadi di Amerika dan Eropa yang terkena krisis

Page 4: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

3

finansial, di samping ancaman krisis pangan yang tengah terjadi di benua Afrika.

Maka Organisasi Pangan Sedunia (FAO/ Food and  Agriculture Organization), dalam

rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-31 tahun 2011,  mengingatkan

kembali bahwa perwujudan ketahanan pangan dunia adalah tanggung jawab bersama

yang harus dilaksanakan bagi keberlanjutan peradaban manusia (Tabloid Sinar Tani,

2011)2.

Dalam mengurangi dampak dari adanya krisis pangan ini, banyak badan-

badan dan organisasi dunia yang memberikan bantuan, salah satunya adalah WFP.

Badan ini merupakan organisasi bantuan program bersama (joint programme) yang

dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan FAO pada tahun 1963. WFP

merupakan organisasi PBB yang pertama mengadopsi suatu pernyataan misi yang

diutamakan untuk mengurangi kelaparan global dan kemiskinan. Misi dari WFP

adalah menyediakan bantuan pangan apabila dalam keadaan darurat dan mendukung

pembangunan sosial dan ekonomi3.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada penjabaran singkat di atas, maka dapat diketahui bahwa

krisis finansial, pertambahan penduduk yang semakin banyak, kerusakan lingkungan

yang terjadi dewasa ini diikuti dengan krisis pangan. Hal ini melatarbelakangi

negara-negara di berbagai belahan dunia mulai memikirkan ketahanan pangan di

negara masing-masing. Pangan merupakan kebutuhan primer setiap individu bahkan

setiap negara. Untuk itu, makalah ini akan membahas peran“World Food Programme

terkait ketahanan pangan di Indonesia”. Berikut merupakan rumusan masalah yang

akan dibahas di dalam makalah ini.

1. Apa sajakah penyebab terjadinya krisis pangan di Indonesia?

2. Apa sajakah dampak terjadinya krisis pangan di Indonesia?

3. Bagaimanakah peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia?

2Tabloid Sinar Tani.2011. Ketahanan Pangan Dunia untuk Keberlanjutan Peradaban Manusia

(http://www.sinartani.com/komoditas/pangan/4838-ketahanan-pangan-dunia-untuk-keberlanjutan-peradaban-manusia.html), diakses pada tanggal 15 Januari 2012.3Kerjasama World Food Program (WFP) dengan Indonesia.

(http://www.deptan.go.id/kln/Kegiatan%20lain/wfpdoc.htm), diakses pada tanggal 15 Januari 2012.

Page 5: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

4

4. Apa sajakah hambatan WFP dalam menerapkan ketahanan pangan di

Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui penyebab terjadinya krisis pangan di Indonesia.

2. Mengetahui dampak terjadinya krisis pangan di Indonesia.

3. Mendeskripsikan peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia.

4. Mendeskripsikan hambatan WFP dalam ketahanan pangan di Indonesia.

Page 6: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebab Terjadinya Krisis Pangan di Indonesia

Krisis pangan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan pangannya. Gejala krisis pangan ditandai dengan kelangkaan

stok dan melambungnya harga pangan. Kelangkaan stok tersebut telah menyulut

berbagai gejolak dan keresahan sosial.Berikut merupakan sebab terjadinya krisis

pangan di Indonesia.

1. Pertambahan jumlah penduduk

Bertambahnya populasi penduduk di Indonesia dikarenakan banyak sekali

faktor diantaranya adalah pelaksanaan  program Keluarga Berencana (KB) yang

semakin lemah. Hal ini terlihat pada ketersediaan petugas lapangan Keluarga

Berencana hanya 24ribu orang dengan ideal untuk Indonesia sebanyak  41ribu orang.

Akibatnya, populasi penduduk Indonesia tahun 1920 tercatat sebanyak 49,3 Juta

jiwa, dan pada tahun 1960-an penduduk Indonesia mencapai 90juta jiwa. Terlihat

bahwa dalam kurun waktu 30 tahun angka penduduk Indonesia berlipat ganda.Selain

itu, pertambahan populasi penduduk Indonesia kembali melonjak tajam pada abad 21

sebanyak 237,6 juta jiwa berkisar pertambahannya 30 juta jiwa per sepuluh tahun4.

2. Kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan dalam hal ini terkait dengan kerusakan lahan

pertanian.Hal ini terjadi sebagai hasil dari kebijakan pembangunan pertanian yang

tidak memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable

development).Selama ini petani didera oleh kebijakan peningkatan produktifitas

pertanian melalui penggunaan pupuk dan obat-obatan kimiawi dan

organik.Penggunaan pupuk dan obat-obatan yang seperti itu, bukan hanya

menciptakan ketergantungan, melainkan juga merusak lahan pertanian5.

4Tribunnews.24 Desember 2011.Krisis Pangan Bakal Mengancam Indonesia 2017.(http://www.tribunnews.com/2011/12/24/krisis-pangan-bakal-mengancam-indonesia-2017), diakses pada tanggal 16 Januari 2012.5Kerusakaan Lingkungan dan Krisis Pangan.15 Januari 2011.(http://aksarasahaja.wordpress.com/2011/01/15/kerusakan-lingkungan-dan-krisis-pangan/), diakses pada tanggal 16 Januari 2012.

Page 7: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

6

3. Konversi lahan dan penuruan kualitas lahan pertanian

Konversi lahan terkait dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan

pemukiman atau industri, merupakan ancaman bagi ketersediaan pangan. Berdasar

catatan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), menyebutkan bahwa alih fungsi

lahan pertanian subur mencapai 30.000 hektar setiap tahunnya, sebagian besar adalah

lahan sawah yang beirigasi teknis, dan kebanyakan terjadi di Jawa (Hira Jhamtani,

2007). Sementara menurut Agus Susewo, Kasubdit Optimasi Lahan, Direktorat

Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Departemen Pertanian Republik Indonesia, alih

fungsi lahan pertanian mencapai 110 ribu hektar per tahun (Aksarasahaja, 2011).

Berikut ini merupakan data konversi lahan produktif (Ferry Agusta, 2011)6.

a. Lahan pertanian yang tersedia  sekitar 7,7 juta hektar. (kebutuhan 11-15 juta hektar).

b. Kecepatan konversi lahan pertanian 100-110 ribu hektar / tahun.c. Produksi per hektar 4,6 tond. Potensi kehilangan produksi padi 506.000 ton / tahun

4. Tingginya harga bahan bakar fosil

Melambungnya harga bahan bakar fosil yang disebabkan oleh menipisnya

ketersediaan bahan bakar fosil, berdampak pada penurunan produksi pangan.Saat ini,

telah banyak penemuan terkait pengalihan penggunaan bahan pangan menjadi bahan

bakar organik atau biofuel.Pengalihan ini menyebabkan penuruuanan jumlah

produksi pangan untuk konsumsi yang berakibat pada terjadinya krisis pangan.

5. Pemanasan global dan perubahan iklim

Perubahan iklim yang ekstrim sebagai akibat dari pemanasan global,

memberi andil besar bagi peluang tercipannya gagal panen, dan puso.Pada masa

peralihan iklim petani kebingungan untuk memulai awal masa tanam.Ada kalanya

petani pro aktif memulai masa tanam setelah mendapat guyuran hujan satu atau dua

minggu, namun terkadang setelah selesai menanam bibit, ternyata hujan tidak turun

lagi.Akibatnya bibit tidak dapat tumbuh dan mati.

Ancaman lain dari perubahan iklim yang ekstrim adalah musim hujan dan

kemarau yang menjadi semakin panjang. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi,

frekuensi sering, serta periode musim yang panjang, berpotensi membawa banjir

6 Ferry Agusta. 13 Juli 2011.Kedaulatan Pangan dan Krisis Pangan.(http://ferragusta.wordpress.com/2011/07/13/kedaulatan-pangan-dan-krisis-pangan/), diakses pada tanggal 16 Januari 2012.

Page 8: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

7

yang akan menggenangi dan merusak lahan pertanian, berikut fasilitas

infrastrukturnya. Sedangkan musim kemarau panjang akan membawa dampak

kekeringan, yang berpotensi mematikan segala tumbuhan pangan jika tidak

mendapat intervensi.

6. Regulasi kebijakan pemerintah yang terkait dengan pertanian

Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat meresahkan petani-petani

Indonesia adalah impor pangan.Berikut merupakan faktor perangsang kebijakan

impor pangan menurut Kiki Rizkiyah (2011)7.

Kebutuhan dalam negeri yang amat besar Harga di pasar international yang rendah Produksi dalam negeri yang tidak mencukupi, Adanya bantuan kredit impor dari negara Eksportir.

Terkait dengan impor pngan khususnya impor beras, dapat kita ketahui

bahwa beras impor lebih murah dari beras lokal. Dari sinilah permintaan masyarakat

nasional akan beras impor terus meningkat lepas tanpa beban yang petani lokal mulai

tergusur dengan kedatanngan beras impor. Otomatis para petani menjual tanah atau

ladang persawahan milik mereka. Oleh karena itu, tanpa disadari dari penjualan

lahan pertanian maupun ladang berimbas semakin berkuranganya lahan pertanian

yang ada di Indonesia.Disamping beras, ada beberapa komoditas pangan yang masih

dimpor dan terus berlangsung, yaitu8:

No Nama Komoditas Kebutuhan / Tahun

1 Beras 2 juta ton

2 Kedelai 1,2 juta ton

3 Gandum 5 juta ton

4 Kacang Tanah 800 ribu ton

5 Kacang Hijau 300 ribu ton

6 Gaplek 900 ribu ton

7 Sapi 600 ribu ekor

7 Kiki Rizkiyah. 24 Maret 2011. Sektor Pertanian(http://kikirizkiyah.wordpress.com/2011/03/24/sektor-pertanian/), diakses pada tanggal 16 Januari 2012.8 Yauri Tetanel. Persentase berjudul “Kedaulatan Pangan dan Nasib Pertanian Indonesia” (www.faperta.ugm.ac.id), diakses pada tanggal 16 Januari 2012.

Page 9: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

8

8 Susu 964 ribu ton (70 %)

Sumber: www.faperta.ugm.ac.id

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa Indonesia memang masih tergantung

pada impor pangan. Hal ini akan berdampak pada kemandirian Indonesia dalam

penyediaan bahan pangan bagi penduduknya sendiri. Untuk itu, disini pemerintah

harus lebih mampu menyikapi dalam pembuatan kebijakan terkait impor pangan.

B. Dampak Terjadinya Krisis Pangan di Indonesia

Ancaman krisis pangan global, antara lain ditandai dengan kelangkaan dan

kenaikan harga, semakin nyata dalam satu dekade mendatang karena laju

pertumbuhan penduduk dunia tidak bisa diimbangi dengan pertumbuhan lahan

pertanian pangan. Untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari krisis pangan ini,

pemerintah sejak kini harus bersiap mewujudkan kemandirian pangan tanpa

bergantung pada pasokan negara lain. Apalagi, seperti yang banyak diberitakan di

berbagai media nasional bahwasannya krisis ketahanan pangan yang diprediksi oleh

pemerintah bakal terjadi tahun 2017, sebenarnya mulai mengancam bangsa yang

dulu dikenal berhasil melakukan swasembada.

Adapun dampak dari krisis pangan yang mulai dirasakan oleh seluruh

penduduk Indonesia yaitu meningkatnya harga-harga bahan pangan khususnya harga

sembako di hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia, dan hal ini semakin

menyengsarakan masyarakat kecil. Seperti yang dikatakan oleh metronews (5

Februari 2011) bahwa9:

“Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tingginya harga bahan pangan sekarang ini. Dalam tiga pekan terakhir, harga beras naik 12,36 persen menjadi Rp 7.500 per kilogram. Minyak goreng curah naik 17,89 persen menjadi Rp 9.441 per kilogram, dan tepung terigu naik 0,36 persen menjadi Rp 7.606 per kg. Sementara itu, untuk pertama kalinya di Indonesia cabai rawit merah dijual Rp 100 ribu per kilogram.”

9 Perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Pangan Dunia. 05 Febuari 2011. (http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/02/05/134/Perubahan-Iklim-dan-Ancaman-Krisis-Pangan-Dunia-), diakses pada tanggal 19 Januari 2011.

Page 10: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

9

Faktor penyebabnya sangat kompleks. Namun, bila ditarik benang merah,

hampir bisa dipastikan bahwa pangkal persoalan adalah kurangnya perhatian

pemerintah pusat maupun daerah terhadap sektor pertanian sehingga terjadi

pembusukan di segala lini. Dengan kenaikan harga ini, banyak masyarakat miskin

yang tidak mampu membeli bahan-bahan pangan tersebut sehingga mereka pun

mengalami kelaparan. Ketika banyak masyarakat yang semakin sulit untuk

memenuhi kebutuhan pangannya, otomatis masyarakat tersebut akan kekurangan gizi

seperti yang umumnya menyerang anak-anak kecil. Dan yang lebih parahnya lagi

adalah terdapat penduduk yang meninggal dunia.

C. Peran World Food Programme (WFP) terhadap Ketahanan Pangan di

Indonesia

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

mengatakan bahwa “ketahanan pangan diwujudkan bersama oleh masyarakat dan

pemerintah dan dikembangkan mulai tingkat rumah tangga”. Apabila setiap rumah

tangga Indonesia sudah mencapai tahapan ketahanan pangan, maka secara otomatis

ketahanan pangan masyarakat, daerah dan nasional akan tercapai. Untuk itu, guna

menciptakan ketahanan pangan di Indonesia, maka Indonesia meminta bantuan

kepada WFP.

World Food Programme (WFP) adalah bantuan makanan cabang PBB , dan

terbesar di dunia kemanusiaan organisasi mengatasi kelaparan di seluruh dunia. WFP

menyediakan makanan, rata-rata, untuk 90 juta orang per tahun, 58 juta di antaranya

adalah anak-anak.Ini adalah anggota dari Grup United Nations Development dan

bagian dari Komite Eksekutif. WFP diatur oleh sebuah Dewan Eksekutif yang terdiri

dari perwakilan dari 36 negara anggota.Josette Sheeran adalah Direktur Eksekutif

saat ini, ditunjuk bersama oleh Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Jenderal FAO

untuk jangka waktu lima tahun dan mengepalai Sekretariat WFP.

WFP berusaha untuk memberantas kelaparan dan malnutrisi , dengan tujuan

akhir dalam pikiran menghilangkan kebutuhan untuk bantuan makanan itu sendiri.

Strategi inti di belakang kegiatan WFP, menurut pernyataan misinya, adalah untuk

memberikan bantuan pangan untuk10:

10Wikipedia. 2012. World Food Programme (http://en.wikipedia.org/wiki/World_Food_Programme), diakses pada tanggal 17 Januari 2012.

Page 11: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

10

1. Menyelamatkan kehidupan di pengungsian dan situasi darurat lainnya.2. Meningkatkan gizi dan kualitas hidup masyarakat yang paling rentan pada

saat-saat kritis dalam kehidupan mereka.3. Membantu membangun aset dan mempromosikan kemandirian orang miskin

dan masyarakat, khususnya melalui program padat karya karya.

Bantuan pangan WFP terkait dengan ketahanan panganyang ditujukan untuk

memerangi defisiensi mikronutrien, mengurangi angka kematian anak, meningkatkan

kesehatan ibu, dan memerangi penyakit, termasuk HIV dan AIDS, serta program

padat karya membantu meningkatkan stabilitas lingkungan hidup dan ekonomi serta

produksi  pertanian. WFP memperoleh dana dari donasi pemerintah negara-negara di

dunia, perusahaan, dan donor pribadi. Selain itu, ada pula makananmembantu

meningkatkan stabilitas lingkungan dan ekonomi dan produksi pertanian11.

Program bantuan WFP di Indonesia pada awalnya difokuskan pada bantuan

pangan bagi masyarakat miskin perkotaan dan masyarakat yang terkena dampak

bencana dan konflik sosial. Saat ini, program bantuan WFP yang dikoordinasikan

oleh Menko Kesra, difokuskan pada bantuan pangan bagi korban bencana dan

perbaikan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui, anak balita, dan penderita TBS.

Salah satu contoh bantuan WFP di Indonesia adalah pada saat Indonesia

mengalami bencana Tsunami dan masa pemulihannya di Aceh dan Nias pada periode

2005-2008 yang bernilai lebih dari US$ 88 juta melalui bantuan pangan dan

penguatan kapasitas. Pada tahun 2009, kegiatan WFP tetap difokuskan untuk wilayah

timur Indonesia dan pedesaan. Program pada tahun 2009 tersebut mencakup bantuan

pangan untuk anak sekolah; perbaikan gizi melalui Posyandu; dukungan pangan

untuk penderita TB; pembangunan infrastruktur dasar masyarakat; dan kegiatan

pengembangan kapasitas. Pada tahun 2008 yang lalu, tercatat sebanyak 1,145 juta

jiwa mendapatkan manfaat dari bantuan pangan dan gizi WFP.

Berdasarkan laporan dari WFP, Indonesia dinilai WFP tidak lagi

dikategorikan sebagai donor dan "recipient" seiring meningkatnya status ekonomi

Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke bawah (low middle income

country). Selanjutnya, menurut Menko Kesra Agung Laksono terkait dengan laporan

WFP bahwa “WFP diharapkan untuk melaksanakan program penguatan ketahanan

pangan di sejumlah provinsi Indonesia, meningkatkan manajemen penguatan

11Embassy of Indonesia. 2009. Sekilas Tentang World Food Programme (WFP), serta Kerjsama Indonesia dan WFP. (http://embassyofindonesia.it/testing-12/), diakses pada tanggal 17 Januari 2012.

Page 12: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

11

program beras untuk rakyat miskin (raskin), serta memperkuat sistem logistik dari

Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana di Indonesia.”12

Sehingga untuk ke depannya, WFP akan melibatkan berbagai negara untuk

berkontribusi menjadi negara donor. Tidak saja negara maju tetapi juga negara

berkembang, karena kebijakan WFP ke depan adalah bahwa negara yang

berkontribusi (sebagai negara donor) tidak berarti menutup kemungkinan untuk

mendapatkan bantuan (sebagai negara penerima). Oleh karena itu, seiring dengan

semakin meningkatnya pembangunan Indonesia khususnya di sektor ketahanan

pangan, maka ke depan perlu adanya kajian untuk peningkatan peranan Indonesia di

organisasi ini.

D. Hambatan World Food Programme (WFP) terhadap Ketahanan Pangan di

Indonesia

Walaupun bantuan yang diberikan WFP untuk Indonesia merupakan atas

permintaan dari pemerintah Indonesia, bukan berarti tanpa hambatan sama sekali.

Terdapat beberap hal yang menjadi penghambat bagi WFP dalam menjalankan

perannya di Indonesia.

1. Terbatasnya infrastruktur WFP

Infrastruktur merupakan point penting dalam penyaluran dan pemerataan

pangan di seluruh wilayah Indonesia.Apalagi Indonesia memiliki wilayah sangat

luas.Selain penyaluran dan pemerataan pangan, terbatasnya infrastruktur juga terkait

dengan pengiriman bantuan ke daerah bencana dimana daerah yang terkena bencana

sulit untuk diakses. Saat bantuan yang dikirimkan dalam bentuk bahan pangan, jika

terlalu lama dijalan karena terbatasnya infrastruktur maka bahan makanan yang

dibawa akan membusuk di jalan.

2. Kurangnya koordinasi antara WFP dan pemerintah Indonesia

Kurangnya koordinasi ini terkait dengan penyaluran beras oleh pihak WFP ke

Indonesia.Selama ini WFP membantu pemerintah Indonesia menyediakan pangan

yang sifatnya hibah, dan bukan pinjaman.Ketika Indonesia dinilai sudah mampu

12AntaraNews. Indonesia Diharapkan Perkuat Peran Ketahanan Pangan Dunia. (http://www.antaramaluku.com/print/937/indonesia-diharapkan-perkuat-peran-ketahanan-pangan-dunia), diakses pada tanggal 17 Januari 2012.

Page 13: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

12

memenuhi kebutuhan pangan sendiri, WFP pun menghentikan bantuannya.Namun,

ketika Indoensia diserang krisis dan meminta bantuan lagi kepada WFP untuk

menangani rakyat miskin yang tidak dapat jatah beras murah dari

pemerintah.Namun, karena kurangnya koordinasi antara pemerintah Indonesia

sehingga bantuan dari WFP pun disegel dan diamankan oleh pihak Bulog.Hal ini lah

yang pada akhirnya malah merugikan rakyat sendiri yang tidak mendapat bantuan

pangan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 14: Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia

13

Krisis pangan merupakan salah satu isu penting yang sering diperbincangkan

baik itu dikancah internasional maupun di negara kita sendiri. Krisis pangan

merupakan suatu kondisi dimana kita tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan kita

sendiri. Krisis pangan terjadi antara lain dikarenakan pertambahan penduduk yang

semakin banyak, kerusakan lingkungan dimana-mana, konversi lahan dan penurunan

kualitas lahan pertanian, tingginya bahan bakar fosil, pemanasan global dan

perubahan iklim, kebijakan lembaga keuangan internasional dan negara maju, serta

regulasi kebijakan pemerintah yang terkait dengan pertanian

Untuk mengatasi krisis pangan dan menciptakan ketahanan pangan di

Indonesia, maka Indonesia bekerja sama dengan World Food Programme (WFP).

Kegiatan WFP umumnya difokuskan untuk wilayah timur Indonesia dan pedesaan

yang jauh dari jangkauan pemerintah pusat. Peran WFP terhadap ketahanan pangan

di Indonesia mencakup bantuan pangan untuk anak sekolah,perbaikan gizi melalui

Posyandu, dukungan pangan untuk penderita TB, pembangunan infrastruktur dasar

masyarakat, dan kegiatan pengembangan kapasitas.

B. Saran

Terkait dengan hambatan World Food Programme (WFP) terhadap

ketahanan pangan di Indonesia, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Pemerintah Indonesia harus membangun infrastruktur yang memadai. Hal ini

terkait dengan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, kesehatan bahkan dalam

hal penyaluran bahan pangan ke seluruh wilayah Indonesia.

2. Pemerintah Indonesia harus mampu menjalin koordinasi yang baik dengan

organisasi internasional khususnya World Food Programme yang telah banyak

membantu Indonesia dalam hal ketahanan pangan.