Upload
nurhidayah-yusuf
View
309
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Percobaan pertumbuhan
Citation preview
1
PENGARUH SANTAN KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG
HIJAU
OLEH
GREEN PEACE CLUB
KELAS XII IPA 1
SMA NEGERI 5 UNGGULAN PAREPARE
TAHUN AJARAN 2007/2008
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :“PENGARUH SANTAN KELAPA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU”
Atas Nama :
Kelompok : Green Peace Club
Kelas : XII IPA I
Setelah diperiksa dan diperbaiki, laporan hasil penelitian ini dinyatakan
diterima.
Parepare, Agustus 2008
Mengetahui, Disetujui,
Kepala SMA Negeri 5 Parepare Pembimbing
Drs. Moh. Noer Effendy Nur Hidayah S.Pd.
NIP 131629574 NIP
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan
rahmat yang diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Hasil
Penelitian ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan pada Rasulullah Saw.
Penelitian ini kami lakukan dengan tujuan meneliti pengaruh santan terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau. Sehingga kami memberi judul “Pengaruh
Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah memberikan
dukungan moral dan material, antara lain kepada:
1. Ayahanda Drs. Moh.Nur Efendi sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Parepare
2. Ibunda Nurhidayah, S.Pd. sebagai Wali Kelas dan guru pembimbing Mata
Pelajaran Biologi kami
3. Para Stakeholder sekolah yang telah membantu percobaan kami
4. Kedua Orang tua kami yang senantiasa menyayangi dan mengasihi kami.
serta seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Dengan terselesaikannya penelitian ini kami berharap penelitian ini dapat
memberi tambahan informasi dan motivasi kepada para pembaca untuk dapat
melakukan hal-hal yang berguna terhadap lingkungan sekitar.
4
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Sehingga kami memiliki bekal pada pembuatan laporan berikutnya.
Parepare, Agustus 2008
Green Peace Club
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.3. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................2
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................2
Bab II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1. Peranan Air..........................................................................................3
2.2. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air..............................................3
2.3. Bakteri Coliform..................................................................................4
Bab III. METODE PENELITIAN......................................................................5
3.1. Alat......................................................................................................5
3.2. Bahan ..................................................................................................5
3.3. Cara Kerja............................................................................................5
3.3.1. Sterilisasi Alat.......................................................................6
3.3.2. Pembuatan Medium..............................................................6
3.3.4. Pembiakan Mikroba..............................................................6
6
A. Pengambilan Sampel.....................................................7
B. Pembuatan Suspensi Sampel.........................................7
C. Pengenceran..................................................................7
3.3.5. Uji Kuantitatif ......................................................................7
A. Perhitungan Jumlah Total Bakteri dengan Metode
Standar Plate Count (SPC)..........................................7
B. Perhitungan Jumlah Total Bakteri Coliform dengan
Metode Most Probable Number (MPN).......................8
Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................9
4.1. Perhitungan Jumlah Total bakteri dengan Metode Standar
Plate Count (SPC) dan Most Probable Number (MPN).......9
Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................10
5.1. Kesimpulan............................................................................10
5.2. Saran......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Gambar sampel hasil percobaan
2. Tabel hasil percobaan
3. Grafik pertumbuhan batang
4. Grafik pertumbuhan daun
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.
Kedua proses tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (faktor
lingkungan). Pada faktor internal terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu genetis dan fisiologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi
pertumbuhan melibatkan peran hormon dan vitamin. Salah satu hormon yang
berpengaruh pada pertumbuhan adalah sitokinin.
Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
sitokinin dapat diekstraksi dari santan kelapa, ekstrak buah apel, dan dari jaringan
tumbuhan yang aktif membelah.
Sesuai dengan uraian di atas, kami terdorong untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh hormon sitokinin pada pertumbuhan tanaman. Sitokinin yang dapat
diekstraksi dari santan kelapa dimaksudkan dapat memberi pengaruh pada
pertumbuhan kacang hijau. Judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Santan Kelapa
Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau”.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh santan kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau?
C. Hipotesis
Ada pengaruh santan kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau.
9
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh santan kelapa yang
mengandung sitokinin terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Diharapkan
dengan penelitian ini, ada hal baru yang dapat membantu masyarakat dibidang
pertanian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu Hormoein yang berarti menggiatkan,
atau suatu substansi yang disintesis pada suatu organ yang pada gilirannya
merangsang terjadinya respons pada organ yang lain (Gardner, dkk., 1991).
Sedangkan menurut Lingga (1986), hormon itu berarti pembawa atau pembangkit.
Jadi hormon merupakan zat yang berfungsi sebagai pengatur yang dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan berbagai organ maupun sistem organ.
Hormon yang membantu pertumbuhan pada tanaman dikenal dengan
fitohormon atau substansi pertumbuhan tanaman atau pengatur pertumbuhan
tanaman (Plant Growth Regulators = PGRs) (Gardner, dkk., 1991). Fitohormon
adalah senyawa organik bukan hara yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam
konsentrasi tertentu dapat mendukung atau menghambat pembelahan sel serta
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Abidin, 1986).
Konsep bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman diatur oleh suatu
substansi yang dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit, dalam suatu organ yang
menyebabkan suatu respon pada organ yang lain, pertama kali diajukan oleh Julius
von Sachss, bapak Fisiologi Tumbuhan, pada pertengahan abad ke-19.
Pengamatannya dikuatkan lagi oleh Charles Darwin pada tahun 1880 dalam
eksperimennya tentang pengaruh cahaya dan gaya tarik bumi terhadap pertumbuhan
11
tanaman, Darwin mengamati bahwa kecambah rumput kenari membengkok kearah
sumber cahaya (fototropisme) kecuali bila pucuk kecambah tersebut dibungkus
dengan kertas timah yang tidak tembus cahaya. Dia menyimpulkan bahwa
rangsangan cahaya ditanggapi oleh bagian ujung batang (koleoptil), tepai responsnya
terjadi pada jaringan yang lebih bawah atau lebih basal (Gardner, dkk., 1991).
B. Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
Fungsi sitokinin adalah:
1. merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar
dan batang dengan menghambat dominansi apikal
2. mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
3. memperbesar daun muda
4. mengatur pembentukan bunga dan buah
5. menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta
transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut
kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan keseluruh
bagian sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung
dan disebut zeatin. Sitokinin disintesis dalam akar muda, biji dan buah yang belum
masak dan jaringan pemberi makan (misalnya endosperm cair). Buah jagung,
pisang, apel, air kelapa muda dan santan kelapa yang belum tua merupakan sumber
sitokinin yang kaya.
12
Sitokinin terbentuk dengan cara fiksasi suatu rantai beratom C – 5, ke suatu
molekul adenin. Rantai beratom C – 5 dianggap berasal dari isoprena. Basa purin
merupakan penyusun kimia yang umum pada sitokinin alami maupun kinin sintetik
(Millers, 1955 dalam Wilkins, 1989). Biosintesis sitokinin dengan bahan dasar
mevalonic acid.
Sebenarnya sudah sejak tahun 1892 ahli fisologi I. Wiesner, menyatakan
bahwa aktivitas pembelahan sel membutuhkan zat yang spesifik dan adanya
keseimbangan antara faktor-faktor endogenous. Secara pasti baru tahun 1955
sitokinin ditemukan oleh C.O. Miller, Falke Skoog, M.H. Von Slastea dan F.M.
Strong dinyatakan sebagai isolasi zat yang disebut kinetin dari DNA yang
diautoklap, sangat aktif sebagai promotor mitosis dan pembelahan sel kalus
(Moree, 1979). Selanjutnya dijelaskan bahwa kata sitokinin berasal dari pengertian
cytokinesis yang berarti pembelahan sel. Sitokinin alami ditemukan oleh D.S.
Lethan dan C.O. Miller tahun 1963 diisolasi dalam bentuk kristal dari biji jagung
yang belum matang disebut zeatin. Sitokinin alami terjadi dari derivat isopentenyl
adenine.
Sitokinin sintetik yang paling umum dimanfaatkan di bidang pertanian seperti
BA, kinetin dan PBA. Sitokinin menimbulkan kisaran respons yang luas, tetapi
sitokinin bertindak secara sinergis dengan auksin dan juga hormon lain.
C. Peranan Sitokinin
Sitokinin sesuai dengan namanya yang berasal dari sitokinase adalah hormon
tumbuh yang mempengaruhi pembelahan sel. Menurut Kimball (1983), sitokinin bila
13
bereaksi bersama dengan auxin, dengan kuat merangsang mitosis dalam jaringan
meristematik, ledakan sintesis RNA yang nyata terjadi bila sel-sel tumbuhan atau
nukleus-nukleus yang terisolasi diberi perlakuan dengan sitokinin. Selanjutnya
menurut Wereing dan Philips (1981), dalam proses metabolisme diduga sitokinin
mempunyai peranan penting dalam sintesa protein, yaitu proses translasi.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari
tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini
dipengaruhi oleh (dapat pula tergantung pada) faktor-faktor lingkungan mikro
disekitar tumbuhan tersebut.
Karena perkembangannya yang pesat, yang ditopang juga oleh perkembangan
ilmu fisika dan kimia, maka fisiologi tumbuhan sering dipilah-pilah menjadi beberapa
cabang sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasannya, antara lain:
Fisiologi Tanaman. Cabang fisiologi ini mengkaji proses-proses metabolisme
pada tanaman budidaya, jadi tidak termasuk tumbuhan yang tergolong monera,
protista, dan jenis-jenis fungi serta tumbuhan tingkat tinggi yang tidak
dibudidayakan. Karena setiap budidaya tanaman mengharapkan hasilnya yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia, maka sepatutnyalah fisiologi tanaman lebih mengarah
pada proses metabolisme yang berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan
organ hasil. Perlu diingat bahwa organ hasil tidak selalu berupa organ generatif.
14
Organ hasil dapat juga berupa organ vegetatif. Secara umum organ hasil dapat berupa
buah, biji, daun, akar, umbi, dan lain-lain. Lebih jauh, hasil tanaman tidak harus
berupa salah satu organ tanaman, misalnya pada tanaman karet yang menjadi hasil
adalah cairan lateksnya. Oleh sebab itu, proses-proses yang berkaitan dengan
produksi lateks merupakan hal yang penting untuk ditelaah dalam ilmu fisiologi
tanaman.
Fisiologi Lepas Panen. Cabang fisiologi tumbuhan ini menelaah tentang proses
fisiologi yang terjadi pada organ hasil setelah organ tersebut dipanen. Reaksi – reaksi
yang terjadi umumnya bersifat katabolik, yakni penguraian senyawa – senyawa
bermolekul besar (atau lebih kompleks) seperti pati, selulosa, protein, lemak, dan
asam nukleat menjadi senyawa-senyawa bermolekul kecil (atau yang lebih sederhana
strukturnya). Usaha-usaha untuk memanipulasi laju reaksi katabolik yang terjadi
untuk tujuan memperpanjang kesegaran organ hasil merupakan manfaat utama dan
menjadi tujuan dari telaah fisiologi lepas panen.
Ekofisiologi. Ekofisiologi membahas pengaruh faktor-faktor lingkungan
terhadap berbagai proses metabolisme tumbuhan, mencakup pengaruh positif
(menguntungkan) dan negatif atau merugikan bagi tumbuhan dan kepentingan
manusia. Faktor lingkungan dibedakan menjadi lingkungan abiotik (fisik) dan
lingkungan biotik. Ekofisiologi umumnya lebih menekankan pada pengaruh
lingkungan abiotik, misalnya pengaruh intensitas cahaya, lama penyinaran, kualitas
cahaya, suhu, kelembaban, perubahan kondisi gas-gas atmosfir, sifat fisika, dan kimia
tanah. Cabang ekofisiologi yang memfokuskan pembahasan pada tanggapan
15
tumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang tidak optimal disebut “stress
physiology”.
Fisiologi Benih. Proses perkecambahan benih melibatkan berbagai tahapan,
yakni imbibisi, reaktivasi enzim, penguraian bahan simpanan, dan pertumbuhan
radikel. Fisiologi benih merupakan cabang fisologi tumbuhan yang ruang lingkup
pembahasannya terbatas pada proses-proses yang berlangsung pada tahapan-tahapan
perkecambahan benih seperti yang disebutkan di atas.
Empat contoh cabang fisiologi tumbuhan yang diuraikan merupakan yang
paling sering mendapat perhatian. Selain itu, masih terdapat beberapa cabang
fisiologi tumbuhan lainnya yang mulai berkembang, misalnya fisiologi
perkembangan tumbuhan (developmental physiology) dan fisiologi herbisida.
Fisiologi perkembangan tumbuhan mencakup proses pembesaran dan pembelahan
sel, pembentukan dan pertumbuhan organ-organ tumbuhan, hormon-hormon yang
berperang dalam fotomorfogenesis, dan lain-lain aspek yang relevan, sedangkan
fisiologi herbisida mengkaji tentang cara aksi pestisida dalam mempengaruhi
metabolisme tumbuhan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah eksperimen.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel terikat: Pertumbuhan kacang hijau
2. Veriabel bebas: Pemberian santan kelapa pada tanaman kacang hijau
dengan waktu yang berbeda.
3. Variabel kontrol: Tanaman kacang hiaju yang tidak disiram dengan santan
kelapa
4. yang dimaksud dengan pertumbuhan pada penelitian ini adalah
Pemberian santan kelapa dalam penelitian ini adalah santan yang diberikan
pada sampel 1.A, 1.B, 1.C dilakukan pada pagi hari dengan konsentrasi 3 sendok
makan. Kemudian pemberian santan selanjutnya dilakukan pada sore hari untuk
sampel 2.A, 2.B, 2.C dan dengan konsentrasi yang sama yaitu 3 sendok makan. dan
yang terakhir adalah pemberian santan kelapa tidak dilakukan pada sampel 3.A, 3.B,
3.C(kontrol). pemberian santan dilakuakan dengan cara
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman kacang hijau
17
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sembilan tanaman
kacang hijau.
D. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan cara mengukur tinggi
batang, panjang dan lebar daun tanaman serta menghitung jumlah daun pada setiap
sampel tanaman kacang hijau. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih
akurat, Kami memberikan tanda pada daun setiap bb
sampel dengan tujuan tanda tersebut yang akan diukur. Sehingga
pertumbuhannya dapat diketahui dengan baik.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata dan
grafik.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Rata-rata Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Hasil dari perhitungan rata-rata pertumbuhan tanaman kacang hijau pada tiap
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan Sampel Tanaman Kacang Hijau
Sampel
Tanaman
Rata-rata
Tinggi Batang Jumlah Daun Panjang Daun Lebar Daun
1 10 cm 1,5 2,5 cm 0,8 cm
2 5 cm 0,8 1,4 cm 0,5 cm
3 15,6 cm 2 4,4 cm 1,5 cm
Keterangan :
Sampel 1 : Tanaman yang diberi santan pada pagi hari
Sampel 2 : Tanaman yang diberi santan pada sore hari
Sampel 3 : Tanaman yang tidak diberi santan
Hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan pada setiap sampel menunjukkan
hasil yang berbeda. Perhitungan rata-rata pertumbuhan pada sampel 1 yang terdiri
dari sampel 1.A, 1.B, 1.C adalah 15,6 cm untuk tinggi batang, jumlah daun 1,5,
panjang daun 2,5 cm dan lebar daun 0,8 cm. Dan rata-rata pertumbuhan pada sampel
2 yang terdiri dari sampel 2.A, 2.B, 2.C adalah 5 cm untuk tinggi batang,jumlah daun
0,8 , panjang daun 1,4 cm, dan lebar daun 0,5 cm. Serta rata-rata pertumbuhan pada
sampel 3 yang terdiri dari sampel 3.A, 3.B, 3.C adalah 15,6 cm untuk tinggi batang,
jumlah daun 2, panjang daun 4,4 cm, dan lebar daun 1,5 cm.
19
Dari perhitungan rata-rata tersebut terlihat bahwa sampel yang
pertumbuhannya baik secara berturut-turut adalah sampel 3, sampel 1, dan sampel 2.
Sesuai dengan grafik i (Lampiran), sampel 1.A, 1.B, 1.C pada hari pertama
sampai hari keenam terus mengalami pertumbuhan tinggi batang, namun pada hari
kesembilan sampel 1.B dan 1.C mengalami kematian dan sampel 1.A mengalami
penurunan pertumbuhan. Dan pada grafik ii (Lampiran), sampel 2.B, 2.C pada hari
pertama sampai ketiga mengalami pertumbuhan tinggi batang, namun pada hari
selanjutnya sampai hari kesembilan sampel mengalami kematian dan pada sampel
2.A pada hari pertama sampai hari keenam terus mengalami pertumbuhan dan pada
hari kesembilan mengalami kematian. Kemudian pada grafik iii (Lampiran), sampel
3.A, 3.B, 3.C terus mengalami pertumbuhan tinggi batang sampai hari terakhir.
Selain pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun
yang mengalami perubahan. Faktor yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan
sampel yang diberi santan menjadi kurang baik dibanding yang tidak diberi santan
adalah keadaan akar, tanah, batang dan pH santan serta mikroorganisme yang
mungkin hidup pada permukaan tanah.
Pada keenam sampel yang diberi santan yaitu 1.A, 1.B, 1.C, 2.A, 2.B, 2.C
memiliki akar yang kurang baik dibanding akar sampel 3.A, 3.B,3.C yang tidak diberi
santan. Perbandingan keadaan akar antara sampel 1 dan 2 dengan sampel 3 adalah
panjang akar dan rambut akar. Keadaan akar merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Sebagian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap dari
larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh
20
daun. Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan
penyerapan air oleh akar tanaman.
Sistem pengakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman
yang bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan bahwa sistem perakaran tanaman
tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media pertumbuhan tanaman.
faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang
mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur hara.
Pada kondisi fisik dan kimia tanah yang optimal, sistem perakaran tanaman
sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetis. Perbedaan antara spesies adalah karena
perbedaan genetis antara spesies tersebut. Sebagai contoh, jenis tumbuhan rumput-
rumputan akan memiliki sistem akar serabut yang menyebar dangkal dekat
permukaan tanah, sedangkan tanaman wortel akan membentuk akar tunggang yang
tumbuh lurus (vertikal) ke bawah dan membengkak sebagai organ penyimpan.
Demikian pula halnya dengan jenis tanaman lainnya, semua akan membentuk sistem
perakaran yang menjadi ciri dari spesies tanaman tersebut. Secara umum, sistem
perakaran tanaman menyebar lebih luas dibandingkan dengan tajuk tanaman yang
bersangkutan.
Pertumbuhan sistem perakaran tanaman ini akan menyimpang dari kondisi
idealnya, jika kondisi tanah sebagai tempat tumbuhnya tidak pada kondisi optimal.
sebagai contoh, jika lapisan tanahnya dangkal (karena ada lapisan batu cadas di
bawahnya), maka akar akan tumbuh secara horizontal menyebar di atas lapisan tanah
tersebut. Demikian pula jika muka air tanahnya dangkal, karena akar tidak dapat
21
melangsungkan metabolismenya secara normal (aerobik) pada kondisi tanah yang
jenuh air. Perkembangan sistem bercabangan akar akan lebih tersedia.
Karena kesulitan dalam melakukan observasi, penelitian tentang akar relatif
terbatas dibandingkan penelitian pada bagian tajuk tanaman. sistem perakaran
tanaman tidak hanya terus tumbuh, tetapi juga sebagai sistem perakaran tersebut mati
selama siklus hidup tanaman. Sebagai contoh, tumbuhan semak yang tumbuh di
gurun akan mengganti tidak kurang dari seperempat sistem perakarannya setiap
tahun.
Bentuk akar yang berupa silinder dan filamen (panjang dan ramping)
memberikan keuntungan bagi akar dalam menyerap air dan unsur hara. Bentuk
silinder lebih kokoh per luas penampang melintangnya dibandingkan dengan bentuk-
bentuk lainnya. Bentuk silinder ini (ditambah dengan tudung akar yang melindungi)
menyebabkan akar mampu melindungi matrik tanah dalam proses pertumbuhannya.
Sedangkan bentuk filamen memungkinkan akar untuk menjelajah lebih luas volume
tanah per unit volume akar, dibandingkan jika akar mempunyai bentuk lain. Wilayah
eksplorasi yang lebih luas ini meningkatkan kemungkinan kontak antara permukaan
akar dengan air dan unsur hara, terutama pada kondisi yang relatif kering, karena
pada kondisi ini pergerakan larutan tanah menuju permukaan akar akan sangat
terlambat.
Untuk memperluas permukaan kontaknya, akar juga membentuk bulu-bulu
akar. Bulu akar merupakan penonjolan dari sel-sel epidermis akar. Panjang bulu akar
umumnya sekitar 1,5mm. Bulu-bulu akar ini terbentuk pada daerah dekat ujung akar,
22
tidak pada semua bagian akar. Bulu akar juga mempunyai peranan yang penting
dalam nodulasi akar pada tanaman leguminosa, karena infeksi bermula pada bulu-
bulu akar ini. Pertumbuhan bulu akar akan dibatasi oleh kondisi tanah (terutama
kelembaman) dan aktivitas mikroorganisme tanah. Misalnya, keberadaan mikoriza
(terutama tipe ektomikoriza) terbukti menghambat pembentukan bulu akar pada
tumbuhan konifer (berdaun jarum).
pH medium dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Umumnya terdapat pH
optimum agar suatu enzim dapat berfungsi maksimum dan aktifitas enzim akan
menurun pada pH yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Kadang gambaran
hubungan antara aktifitas enzim dengan pH diwakili oleh kurva yang berbentuk
lonceng (Gambar 1 ), tetapi untuk enzim lain mungkin kurvanya relatif datar, pH
optimum sering dalam kisaran antara pH 6 sampai pH 8.
4dfrftrg
4 5 6 7 8 9
Gambar 1
23
Keterangan Gambar 1: Pengaruh pH terhadap aktivitas dua enzim yang berbeda
untuk menunjukkan perbedaan kurva respon dari kedua enzim tersebut.
Selain dapat menyebabkan denaturasi enzim, pH juga mempengaruhi laju
reaksi dengan paling tidak melalui dua cara lain, yakni: [1] aktivitas enzim sering
tergantung pada ada atau tidaknya gugus amino atau karboksil yang bebas. Gugus ini
bisa bermuatan bisa pula tidak (netral) , tergantung enzimnya, tetapi hanya salah satu
bentuk tersebut yang akan efektif untuk tiap enzim. Jika gugus amino tak bermuatan
yang esensial, maka pH optimum akan relative tinggi, sedangkan gugus karboksil
netral membutuhkan pH rendah, dan [2] pH mengendalikan ionisasi beberapa
substrat, di mana beberapa substrat harus terionisasi dahulu sebelum dapat bereaksi.
Keadaan tanah pada sampel yang diberi santan sangat berbeda dengan tanah
pada sampel yang hanya disiram air. Hal pertama yang membedakan antara tanah
yang terkontaminasi oleh santan terletak pada pori-pori tanah yang semakin mengecil
karena pengaruh santan. Sesuai dengan pengamatan dilapangan bahwa air yang
disiramkan kesampel 1 dan 2 banyak yang terbuang karena pengaruh minyak yang
terkandung dalam santan. Minyak tersebut menghalangi masuknya air dalam tanah
sehingga tanaman kekurangan air.
Hal kedua yaitu adanya kemungkinan mikroorganisme dapat tumubuh pada
pemukaan tanah. Penafsiran ini didasari dengan keadaan pada permukaan tanah yang
berwana putih abu-abu dan munculnya bau akibat santan kelapa yang tersisa menjadi
basi. Kemungkinan mikroorganisme yang tumbuh dapat merugikan tanaman.
24
Pengaruh selanjutnya adalah keadaan batang. Sesuai dengan percobaan yang
dilakukan dilapangan, hasil yang diperoleh adalah batang pada sampel yang diberi
santan menjadi hangus. Gejalanya adalah batang berwarna hitam dan layu. Tentu saja
hal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena zat-zat yang
dibutuhkan untuk metabolisme yang bersal dari tanah akan terhalang menuju kedaun
begitu pula halnya dengan hasil metabolisme yang berasal dari daun.
Dari percobaan yang telah dilakukan, kami mendapatkan hasil bahwa
pemberian santan lebih baik dilakukan pada pagi hari daripada sore hari. Dan
kemungkinan ini dipengaruhi oleh faktor fotosintesis.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka kami menyimpulkan bahwa
ada pengaruh pemberian santan kelapa pada pertumbuhan tanaman kacang hijau.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan percobaan lebih lanjut untuk mengetahui cara
mengekstraksi santan kelapa agar yang diperoleh hanya hormon sitokininnya
sehingga zat yang tidak diperlukan tidak terpakai lagi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Heddy, Suwasono. 2002. Ekofisiologi Tanaman. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Gardner, F.P., R. B. Pearce, Roger L. Mitchell., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Penerjemah Herawati Susilo dan Pendamping Subiyanto. Cetakan
Pertama.Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Kimball, John W., 1983. Biologi. Jilid 2, edisi Kelima Alih Bahasa H. Siti
Soetarmi Tjitrosomo dan Nawangsari Sugiri, Institut Pertanian Bogor. .
Penerbit Erlangga, Jakarta
27
Lampiran 1
Gambar Sampel Hasil Percobaan
1. Pada sampel 1.A, 1.B, 1.C atau tanaman yang diberi santan pada pagi hari
terdapat dua sampel yang mati dan ada satu yang hidup.
2. Pada sampel 2.A, 2.B, 2.C atau tanaman yang diberi santan pada sore hari,
semua sampel dinyatakan mati
28
3. Pada sampel 3.A, 3.B, 3.C atau tanaman yang tidak diberi santan, semua
sampel hidup dan tumbuh dengan baik.
29
Lampiran 2
Tabel Hasil Percobaan
30
31
32
Lampiran 3
GRAFIK PERTUMBUHAN BATANG
i. Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 1.A, 1.B, 1.C
0
5
10
15
20
25
Hari 3 Hari 6 Hari 9
1.A
1.B
1.C
33
ii.Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 2.A, 2.B, 2.C
i. Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 3.A, 3.B, 3.C
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Hari 3 Hari 6 Hari 9
2.A
2.B
2.C
0
5
10
15
20
25
Hari 3 Hari 6 Hari 9
3.A
3.B
3.C
34
Lampiran 4
GRAFIK PERTUMBUHAN DAUN
i. Grafik panjang daun sampel 1.A, 1.B, 1.C
0
1
2
3
4
5
6
Hari 3 Hari 6 Hari 9
1.A
1.B
1.C
35
ii. Grafik lebar daun sampel 1.A, 1.B, 1.C
iii. Grafik panjang daun sampel 2.A, 2.B, 2.C
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
Hari 3 Hari 6 Hari 9
1.A
1.B
1.C
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Hari 3 Hari 6 Hari 9
2.A
2.B
2.C
36
iv. Grafik lebar daun sampel 2.A, 2.B, 2.C
v. Grafik panjang daun sampel 3.A, 3.B, 3.C
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Hari 3 Hari 6 Hari 9
2.A
2.B
2.C
0
1
2
3
4
5
6
7
Hari 3 Hari 6 Hari 9
3.A
3.B
3.C
37
vi. Grafik lebar daun sampel 3.A, 3.B, 3.C
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Hari 3 Hari 6 Hari 9
3.A
3.B
3.C
38
RIWAYAT HIDUP
PENULIS I
Penulis bernama lengkap Tenri Sa’na Wahid. Lahir
pada tanggal 14 Juli 1991 di Siwa. Putri keempat dari
pasangan Abd. Wahid dan Kadia.
Penulis menamatkan pendidikannya di sekolah
Dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 350 Awota
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1
Parepare. Kemudian penulis menyelesaikan
pendidikannya di SMP pada tahun 2005. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare. Dan sekarang telah duduk dibangku kelas XI.
Penulis aktif di salah satu organisasi sekolah yaitu Palang merah Remaja
sebagai koordinator Bakti Sosial.
Siswi kelas XII Ipa I ini memiliki hobbi menulis, membaca, browsing, dan
traveling. Sangat menyukai alam, terkhusus pada dunia tumbuhan. Pengagum warna
putih ini sangat menyukai biologi.
Selama penulis menjadi salah satu bagian dari SMA Negeri 5 Parepare. Penulis
merasakan banyak perubahan. Salah satunya dibidang Karya Ilmiah. Laporan hasil
penelitian ini merupakan karya tulis keduanya.
39
RIWAYAT HIDUP
PENULIS II
WIRDAYANA atau sering dipanggil Wirda ini,
dilahirkan di Rappang pada tanggal 15 Januari 1991.
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara anak
pasangan Muh. Arsyad dan Hj. Makkiah.
Penulis memasuki pendidikan formal di SD Negeri
2 Rappang, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap
pada tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pancarijang dan tamat pada tahun 2005.
Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.
Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang
penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat
bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”
40
RIWAYAT HIDUP
PENULIS III
Fatmah atau yang sering dipanggil pate’ ini, dilahirkan
di Nunukan pada tanggal 05 April 1991. Penulis merupakan
anak kelima dari enam bersaudara anak pasangan H. Syech
Muhammad dan Hj. Nurhidayah.
Penulis memasuki pendidikan formal di SDN 2, Kabupaten Nunukam pada
tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Nunukan dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya,
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.
Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang
penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat
bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau” .
41
RIWAYAT HIDUP
PENULIS IV
Sri Nurwahyu Fitriani Alna atau sering dipanggil
Ayu ini, dilahirkan di Barru pada tanggal 18 April 1992.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara anak
pasangan Muh. Ali dan A. Nadirah Anas.
Penulis memasuki pendidikan formal di SDI Barru 1,
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru pada tahun 1996 dan
tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Barru dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya, penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.
Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang
penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat
bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”
42
RIWAYAT HIDUP
PENULIS V