11
PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG – UNDANG DOMESTIK Pendahuluan Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang – undang dan peraturan pajak. Undang – undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan , terakhir dengan serangkaian undang – undang pajak tahun 2000 yang akan di berlakukan mulai tahun 2001. Untuk pajak penghasilan sebelum tahun 2001 tidak dibedakan anatara struktur tarif orang pribadi maupun badan. Untuk Orang pribadi tarif tertinggi yang tadinya 30% sekarang naik menjadi 35%., begitu juga untuk tarif terendah dari 10% turun menjadi 5%. Sedangkan untuk Badan tarif tidak mengalami perubahan, yang berubah hanya lapisannya. Jenis - Jenis Perencanaan Pajak Perencanaan pajak dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Perencanaan pajak nasional (national tax planning) 2. Perencanaan pajak internasional ( international tax planning) Aspek Kebijakan Akuntansi dan Adminisrasi Adminitrasi pajak pada dasarnya adalah kelanjutan dari pelaksanaan perencanaan pajak. Administrasi pajak adalah metode untuk meyakinkan bahwa apa yang 1

Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik

Embed Size (px)

Citation preview

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG – UNDANG

DOMESTIK

Pendahuluan

              Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap

undang – undang dan peraturan pajak. Undang – undang pajak dari waktu ke

waktu selalu mengalami perkembangan , terakhir dengan serangkaian undang –

undang pajak tahun 2000 yang akan di berlakukan mulai tahun 2001. Untuk pajak

penghasilan sebelum tahun 2001 tidak dibedakan anatara struktur tarif orang

pribadi maupun badan. Untuk Orang pribadi tarif tertinggi yang tadinya 30%

sekarang naik menjadi 35%., begitu juga untuk tarif terendah dari 10% turun

menjadi 5%. Sedangkan untuk Badan tarif tidak mengalami perubahan, yang

berubah hanya lapisannya.

Jenis - Jenis Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Perencanaan pajak nasional (national tax planning)

2. Perencanaan pajak internasional ( international tax planning)

Aspek Kebijakan Akuntansi dan Adminisrasi

Adminitrasi pajak pada dasarnya adalah kelanjutan dari pelaksanaan

perencanaan pajak. Administrasi pajak adalah metode untuk meyakinkan bahwa

apa yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang direncanakan. Pada intinya

administrasi perpajakan adalah bentuk dari suatu sistem untuk mengendaliakan

masalah pajak perusahaan, yang harus mencakup hal – hal  berikut :

a. Memeriksa transaksi – transaksi utama yang mempunyai dampak perpajakan

cukup signifikan , menjamin bahwa transaksi tersebut telah dicatat sesuai dengan

undang – undang dan kebijakan perusahaan .

b. Menciptakan sisitem pengawasan internal untuk menjamin bahwa berbagai

kewajiban perpajakan telah diikuti dengan benar.

1

Aspek Lingkungan Perpajakan

1. Target

          Pemerintah melalui Dirjen Pajak memiliki taeget untuk meningkatkan

penarikan pajak tiap tahunnya.

2. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak adalah aspek penting lainnya yang dapat mempengaruhi

strategi bagi seorang manajer perusahaan. Secara teori pemeriksaan pajak oleh

Dirjen Pajak tujunnya jelas untuk memaksukkan bahwa WP:

a. Telah membayar pajak dengan benar

b. Tidak menyalahgunakan sistem self assesment

3. Hak Mengajukan Keberatan

Hal ini merupakan aspek ketiga yang penting dari maslah perpajakan.

Meskipun hak untuk mengajukan keberatan doperbolehkan oleh UU, tingkat

efektivitasnya bagi WP adalah terbatas.

Perencanaan Pajak Untuk Mengefisienkan Beban Pajak

Strategi mengefisienkan beban pajak dpat dijabarkan sbb:

a. Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum yang

tepat sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha.

b. Memilih lokasi perusahaan yang akan didirikan.

c. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya atau semaksimal mungkin dari

berbagai pengecualian , potongan , pengurangan atas PKP yg di

perbolehkan UU.

d. Mendirikan perusahaan dlam satu jalu usaha sehingga diatur mengenai

penggunaan tarif pajak.

e. Mendirikan perusahaan ada yang sebagai pusat laba dan ada sebagai pusat

biaya.

f. Memberikan tunjanagan kepada karyawan dalam bentuk uang.

g. Pemilihan metoda persediaan

h. Untuk pendanaan aset tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha

dengan hak opsi.

2

i. Melalui pemilihan metoda penyusutan

j. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada

transaksi yang bukan objek pajak.

k. Mengoptimalkan kredit pajak yang di perkenankan.

Perencanaan Pajak Untuk  Pajak Penghasilan

            Sebelum melakukan strategi perencanaan pajak , terlebih dahulu harus

dipahami adanya perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak.

Laba Akuntansi VS Penghasilan Kena Pajak

Laba Akuntansi

Laba akuntansi (accounting statement) disebut juga laba komersial adalah

pengukuran laba yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Laba akuntansi sering

dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.  Laba akuntansi tsb

perhitungannya bertumpu pada pendapatan dengan biaya- biaya terkait.

Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi sbb: a). Penjualan barang,

b). Penjualan jasa, c). Penggunaan aset perusahaan oleh pihak – pihak yang

mengahsilkan bunga, royalti , dan dividen.

Penghasilan Kena Pajak

PKP merupakan laba yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang

berlaku, yaitu UU No 7 thn 1983.

Untuk menghitung PKP , minimal ada lima kompenen yang perlu di perhatikan

sbb:

a). Penghasilan yang menjadi objek, b). Penghasilan yang dikecualikan, c).

Penghasilan yang dikenakan pajaknya secara final , d).Biaya yang boleh

dikurangkan dari penghasilan bruto , e). Biaya yang tidak boleh dikurangkan dari

penghasilan bruto.

Penghasilan yang menjadi objek pajak

Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU Pajak penghasilan , Objek pajak adalah

penghasilan yaitu setiap kemampuan tambahan ekonomi yang diterima atau

diperoleh WP. Termasuk : Hadiah dari undian , laba usaha, keuntungan karena

3

penjulan tau pengalihan harta, penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah

dibebankan sbg biaya, bunga termasuk premium, dividen , royalti dll.

Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak

Pengecualian objek pajak diatur dalam pasal 4 ayat (3) UU Pajak

penghasilan, termasuk       yaitu : bantuan atau sumbangan, warisan , harta

termasuk setoran tunai, penggantian atau imbalan sehubungan dgn pekerjaan/jasa,

pembayaran dari perusahaan asuransi kpd orang pribadi, dividen yang diterima

oleh PT,  iuran yg diterima dana pensiun dll.

·                Penghasilan yang pajaknya dikenakan secara Final, terdiri atas : transaksi

penjualan efek di bursa efek, hadiah undian (20% x jumlah bruto), bunga

deposito, tabungan serta diskonto, penghasilan hak atas tanah dll.

·                Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, terdiri atas: Biaya

untuk mendapatkan , menagih, dan memelihara penghasilan , penyusutan atas

pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud, iuran kpd dana pensiunyang

pendiriaanya telah disahkan, kerugian karena penjualan, kerugian dari selisih dari

kurs mata uang asing dll

·                Biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, terdiri atas :

Pembagian laba dengan nama dan dlm bentuk apapun spt dividen, biaya yang

dibebankan untuk kepentingan pribadi, premi asuransi kesehatan & kecelakaan,

penggantian atau imbalan sehubungan dgn pekerjaaa/jasa, pajak penghasilan, gaji

yang dibayarkan oleh anggota sekutu dll.

·                Biaya yang boleh dikurangkan sebesar 50%, terdiri atas :biaya perolehan ,

atau pembelian telp selular, atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa,

atas biaya perolehan/ pembelian kendaraan, atas biaya pemeliharaan/perbaikan

rutin kendaraan.

Strategi Yang Dapat Digunakan Untuk Mengefisienkan Beban PPh Badan

a. Pemilihan alternatif dasar pembukuan , basis kas, atau basis akrual

Dasar pembukuan yang diakui oleh Dirjen Pajak adalah basis akrual dan

basis kas yang dimodifikasi. Pada basis akrual, pendapatan dan biaya dicatat dan

4

dilaporkan pada saat timbulnya hak dan kewajiban, meskipun utangnya belum

diterima atau dibayar. Sedangkan pada basis kas, pendapatan dan biaya dicatat

dan dilaporkan pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran uang.

b. Pengelolaan Transaksi yang berhubungan dengan pemberian kesejahteraan

keryawan

c. Pemilihan metode penilaian persediaan

          Untuk efisiensi pajak, terutama dalam kondisi perekonomian yang inflasi

dimana harga cenderung naik, maka metode rata- rata akan menghasilkan harga

pokok penjualan yang lebih tinggi dibanding dengan metoda FIFO. HPP yang

tinggi akan mengakibatkan laba kotor menjadi lebih sangat kecil sehingga

penghasilan kena pajak juga akan lebih kecil.

d.Pendanaan aset tetap dengan sewa guna usaha dengan hak opsi

          Untuk efisiensi beban pajak, sewa guna usaha dengan hak opsi sebaiknya

dipilih karena jangka waktu sewa guna usaha umumnya lebih pendek dari umur

aset dan pembayaran sewa guna usaha dapat dibiayakan seluruhnya.

e. Pemilihan metode penyusutan aset tetap dan amortisasi atas aset tak

berwujud

          Untuk efisiensi beban pajak, sebelum menentukan metode mana yang akan

digunakan terlebih dahulu seorang rencana pajak adalah harus melihat kondisi

dari suatu perusahaan. Jika kondisi perusahaan laba dan besarnya PKP sudah

mencapai tarif pajak yang tinggi , maka metode saldo menurun akan lebih

menguntungkan. Sebaiknya jika perusahaan rugi maka akan lebih baik memilih

metode garis lurus.

f. Transaksi yang berkaitan dengan perusahaan sebagai pemungut pajak

g.optimalisasi pengkreditan pajak penghasilan yang telah dibayar

h.Pengajuan penurunan Angusuran Masa PPh Pasal 25

i. Rekonsiliasi SPT

j. Penyertaan modal pada perseroan terbatas dalam negeri

5

Perencanaan Pajak Untuk Pajak Pertambahan Nilai

Dapat dilakukan sebagai berikut :

a.       Memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan; perusahaan

sebaiknya memperoleh BKP/JKP dari Pengusaha Kena Pajak, supaya

masukannya dapat dikreditkan.

b.      Dalam hal pengajuan BKP/JKP yang pembayarannya belum diterima,

pembuatan faktur pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah

penyerahan BKP/JKP.

Penelaahan Pajak

Penelaahan pajak adalah kegiatan penelaahan terhadap seluruh kewajiban

perpajakan yang ada dalam suatu perusahaan dan pelaksanaan pemenuhan

kewajiban- kewajiaban tsb, baik dari cara perhitungan, pemotongan, penyetoran

dan pelunasan maupun pelaporannya untuk menilai kepatuhan pajak.

Dalam melaksanakan penelaahan pajak , prosedur- prosedur yang perlu

dijalankan adalah :  1). PPh badan, 2). PPh pasal 21, 3). Pph pasal 22, 23, 26, dan

pph final, 4). Pajak pertambahan nilai dan pajak pertambahan atas Barang mewah.

6

MATA KULIAHPerpajakan Lanjutan

Tugas

Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik

Nama: Ayuni Annisah

(01022681318039)

Dosen Pengasuh: Dr. Sa’adah Siddik, M.Si, Ak.

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI – BKU AKUNTANSI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

7