21
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNURSULAWESI SELATAN NOMOR TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL,DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL,LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN Menimbang: a.bahwa pemberian tambahan penghasilan bagi PegawaiNegeri Sipil. dan Pegawai Tidak Tetap berdasarkanKeputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 4152/XII/TAHUN 2011 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap Dalam Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Kriteria Pertimbangan Objektif Lainnya sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan sehinggaperlu disempurnakan; b. bahwa pemberian tambahan penghasilan merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil yang harus memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator penilaian yang terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja, dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap lingkup Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang pemberian Tambahan Penghasilan bagi PegawaiNegeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lemabaran Negara Republik indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun l999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Pergub edit tunjangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pergub edit tunjangan

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNURSULAWESI SELATANNOMOR

TENTANG

TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL,DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL,LINGKUP

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR SULAWESI SELATAN

Menimbang: a.bahwa pemberian tambahan penghasilan bagi PegawaiNegeri Sipil. dan Pegawai Tidak Tetap berdasarkanKeputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 4152/XII/TAHUN 2011 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap Dalam Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Kriteria Pertimbangan Objektif Lainnya sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan sehinggaperlu disempurnakan;

b. bahwa pemberian tambahan penghasilan merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil yang harus memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator penilaian yang terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja, dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap lingkup Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang pemberian Tambahan Penghasilan bagi PegawaiNegeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lemabaran Negara Republik indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun l999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor 3851;

3. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 ,! Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 125, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 2: Pergub edit tunjangan

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4738);\

10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5135);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258);

12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 248);

14. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Inspektorat, BadanPerencanaanPembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerahm dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 9 ).

15. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi selatan).

16. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 152 Tahun 2009 tentang Kriteria Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Berota Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 152).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :PERATURAN GUBERNUR TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL,DAN PEGAWAI TIDAK TETAP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESISELATAN

Page 3: Pergub edit tunjangan

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan

4. SekretarisDaerah Provinsi adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Perangkat Daerah adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah, Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi.

7. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah.

9. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah.

10. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disingkat PTT adalahPegawai Tidak Tetap Kategori 1 (K. 1)

11. Kepala SKPD adalah pejabat struktural yang memimpin SKPD

12.Anggaran Pendapat dan belanja Daerah yang selanjutnya disingkatAPBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan .

13.Tambahan Penghasilan adalah tunjangan yang sifatnya penghargaan (reward) yang diberikan kepada PNS, CPNS, dan PTT dalam bentuk Tunjangan Daerah.

14.Bank adalah Bank Sulselbar.

15.Tunjangan Daerah yang selanjutnya disingkat TD adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada PNS, CPNS, dan PTT berdasarkan penilaian kehadiran dalam satu bulan.

16. Sistem Informasi e-TD adalah sistem penilaian kehadiran berbasis web (online system).

Page 4: Pergub edit tunjangan

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Pemberian Tambahan Penghasilan bertujuan:

a. meningkatkan disiplin PNS, dan CPNS

b. meningkatkan motivasi PNS, dan CPNS

c. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

d. meningkatkan kinerja PNS, dan CPNS

e. meningkatkan kesejahteraan PNS dan CPNS

f. meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan Daerah

BAB III

RUANG LINGKUP, PERINGKAT DAN BESARAN, SERTATAMBAHAN TUNJANGAN DAERAH (TD)

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup

Pasal 3

TD diberikan kepada:

a. PNS;b. CPNS; danc. PTT.

Bagian Kedua

TUNJANGAN KHUSUS

BAB IIIPEMBERIAN, PEMOTONGAN, DAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN TUNJANGAN

KHUSUS

Pasal 4Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud Pasal 2 tidak di berikan kepada :

a. Pegawai yang nyata – nyata tidak melaksanakan tugas/jabatan tertentu pada Badan Perencana Pembangunan Daerah.

b. Pegawai yang di pekerjakan atau diperbantukan di instansi lain;c. Pegawai yang diberhentikan sementara dari jabatan negeri karena di tahan oleh pihak

yang berwajib sampai dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

Page 5: Pergub edit tunjangan

d. Pegawai yang di berhentikan dan sedang mengajukan banding administrative kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian serta tidak diizinkan masuk kerja atau mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara;

e. Pegawai yang berhenti/di berhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat;f. Pegawai yang sedang menjalani cuti besar atau cuti di luar tanggungan Negara; dang. Pegawai yang sedang menjalani masa bebas tugas untuk masa persiapan pension.

Pasal 5.

(1) Pembayaran dan Pemotongan Tunjangan Khusus sebagimana di maksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan dengan memperhitungkan ketidak hadiran dan hukuman di siplin sesuai peraturan perundang-undangan .

(2) Pemotongan Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal pegawai;a. terlambat masuk kerjab. pulang sebelum waktunyac. tidak masuk bekerja;d. cuti sakit yang tidak dirawat inap, cuti bersalin,atau mengalami gugur kandungan,

kecuali Pegawai yang menjalani rawat jalan setelah menjalani rawat inap; dane. dijatuhi hukuman disiplin.

(3) Pemotongan Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan dalam % (perseratus).

(4) Pemotongan Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu) bulan dan paling banyak sebesar 100% (seratus perseratus).

Pasal 6

(1) Pegawai yang tidak mengikuti apel pagi atau pulang sebelum waktunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a dan b dikenakan pemotongan sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus).

(2) Pegawai yang terlambat dan Pulang sebelum waktunya pada hari yang sama, Tunjangan khususnya dipotong 3% (tiga perseratus)

(3) Pegawai yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c dikenakan pemotongan Tunjangan khusus sebagai berikut:a. tidak masuk kerja tanpa keterangan dikenakan pemotongan sebesar 2 % (empat

perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk bekerja; danb. tidak masuk kerja dengan keterangan yang sah dan bukan kedinasan dikenakan

pemotongan sebesar 2 % (dua perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk bekerja.

(4) Pegawai yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d dikenakan pemotongan Tunjangan Khusus sebagai berikut;a. cuti sakit yang di buktikan dengan surat keterangan dokter, dikenakan pemotongan

sebesar 2% (dua perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk bekerja; danb. cuti bersalin atau mengalami gugur kandungan, dikenakan pemotongan sebesar 1,5%

(satu koma lima perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk bekerja.(5) Pegawai yang menjalani rawat inap yang dibuktikan dengan surat keterangan rawat inap

dari Puskesmas, rumah sakit, atau unit pelayanan kesehatan lainnya dan pegawai yang menjalani rawat jalan setelah selesai menjalani rawat inap serta Pegawai yang menjalani cuti alasan penting dikecualikan dari pemotongan sebagaimana pada ayat (4) huruf a.

(6) Pegawai yang sedang menjalani cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b adalah pegawai wanita yang melaksanakan persalinan pertama, kedua dan ketiga sejak diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

(7) Pegawai yang dibebaskan sementara dari tugas jabatan/pekerjaannya karena diduga melakukan pelanggaran disiplin, diberikan tunjangan khusus sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari tunjangan khusus yang dibayarkan sesuai dengan jabatan terakhir.

(8) Pegawai yang di bebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tetap dikenakan pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Page 6: Pergub edit tunjangan

(9) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf e dikenakan pemotongan Tunjangan Khusus sebagai berikut :a. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa:

1) teguran lisan, dikarenakan pemotongan sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 1 (satu) bulan;

2) teguran tertulis, di karenakan pemotongan sebesar 15 %(lima belas persertus) selama 2 (dua) bulan;

3) pernyataan tidak puas secara tertulis, dikenakan pemotongan sebesar 15% (lima belas perseratus selama 3(tiga) bulan.

b. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa:1) penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun di kenakan pemotongan

sebesar 50 % (lima puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan;2) penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun dikenakan pemotongan sebesar

50% (lima puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan;danc. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa:

1) penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun dikenakan pemotongan sebesar 90% (Sembilan puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan;

2) pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dikenakan pemotongan sebesar 90% (Sembilan puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan;dan

3) pembebasan dari jabatandi kenakan pemotongan sebesar 90% (Sembilan puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan.

Pasal 7

(1) Pemotongan Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (9), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin dinyatakan berlaku.

(2) Dalam hal hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (9), huruf b diajukan keberatan dan hukuman disiplinnya diubah, maka tunjangan khusus yang bersangkutan dilakukan pemotongan sesuai dengan jenis hukuman disiplin yang ditetapkan.

(3) Pemotongan atau pembayaran kembali tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan atas keberatan di tetapkan.

Pasal 8

(1) Dalam hal Pegawai dijatuhi hukuman disiplin dan kemudian dijatuhi hukuman disiplin yang sejenisnya sama, maka terhadap Pegawai yang bersangkutan diberlakukan pemotongan tunjangan khusus pegawai berdasarkan hukuman disiplin yang terakhir.

(2) Dalam hal Pegawai dijatuhi hukuman disiplin dan kemudian dijatuhi hukuman disiplin yang sejenisnya lebih ringan atau lebih berat, maka terhadap pegawai yang bersangkutan di berlakukan pemotongan tunjagan khusus sebaaagai berikut;a. dipotong sesuai jenis hukuuman disiplin yang pertama; danb. dipotong kembali sesuai jenis hukuman disiplin yang berikutnya setelah selesainya

pemotongan sebagaimana dimaksud pada huruf a.

Pasal 9

(1) Pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di luar kantor yang menyebabkan tidak mengisi daftar hadir pada jam masuk dan/atau jam pulang, tidak dilakukanpemotongan tunjangan khusus.

(2) Tugas kedinasan di luar kantor sebagaimana di maksud pada ayat (1) harus dinyatakan dengan surat pernyataan melaksanakan tugas kedinasan.

Page 7: Pergub edit tunjangan

Pasal 10

(1) Pegawai yang dibebaskan sementara dari tugas jabatan/pekerjaannya karena melaksanakan tugas belajar dan tidak mendapatkan tunjangan tugas belajar, tidak di lakukan pemotongan Tunjangan Khusus.

(2) Pegawai yang di bebaskan sementara dari tugas jabatan/pekerjaannya karena melaksanakan tugas belajar dan mendapatkan tunjangan tugas belajar, di lakukan pemotongan tunjangan tugas belajar, di lakukan pemotongan Tunjangan Khusus sebesar 50 % (lima puluh perseratus) dari tunjangan khusus yang di bayarkan sesuai dengan kelas jabatan terakhir yang didudukinya.

Pasal 11

(1) Pegawai yang di kenakan pemberhentian sementara dari jabatan negeri karena dilakukan penahanan oleh pihak yang berwajib, tidak diberikan Tunjangan Khusus selama masa pemberhentian sementara tunjangan dari jabatan negeri.

(2) Pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara dari jabatan negeri karena dilakukan penahanan oleh pihak yang berwajib, apabila berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah, maka tunjangan khusus dibayarkan kembali terhitung mulai bulan berikutnya pegawai yang bersangkutan dinyatakan telah melaksanakan tugas.

Bagian Ketiga

Peringkat dan Besaran

Pasal 12

(1)Besaran TD bagi PNS dan CPNS, diberikan sesuai dengan

a. Kepala Bappeda sebesar Rp.10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) perbulanb. Sekertaris/Kepala Bidang sebesar Rp.8.000.000.- (delapan Juta rupiah) perbulanc. Fungsional : - Madya sebesar Rp. 6.000.000,- (Enam juta rpiah) perbulan

- Muda sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) perbulan- Pertama sebesar Rp.4.500.000,-,- (Empat juta lima ratus ribu

rupiah) perbulan

d. Kasubag/kasubid sebesar Rp. 6.000.000,- (Enam juta rupiah) perbulane. Golongan IV sebesar Rp. 5.500.000,- (Lima juta lima ratus ribu rupiah) perbulanf. Golongan III sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) perbulang. Golongan I dan II sebesar Rp.4.000.000,- (Empat juta rupiah) perbulan dan

(2) Besaran TD bagi PTT yaitu sebesar Rp. 1.000.000. ?

PTT tidak dapat diberikan Pakasi

Pasal 13

(1) Besaran TD yang diterima PNS dan CPNS termasuk Pajak Penghasilan (PPh) yang menjadi kewajiban masing-masing PNS dan CPNS.

(2) Besaran TD dan diterima PTT tidak dikenakan kewajiban Pajak Penghasilan (PPh).

Page 8: Pergub edit tunjangan

Bagian Keempat

Penilaian

Pasal 14

(1) TD yang diberikan kepada PNS, CPNS, dan PTT didasarkan pada penilaian kehadiran masuk kerja dan ketaatan pada ketentuan jam masuk kerja;

(2) Indikator kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. ketepatan waktu tiba ditempat tugas/kantor;b. keberadaan di tempat tugas/kantor selama jam kerja; danc. ketepatan waktu pulang dari tempat tugas/kantor.

Pasal 15

Terhadap ketidakhadiran PNS, CPNS, dan PTT berlaku pemotongan sebagai berikut:

a. potongan per hari atas ketidakhadiran tanpa keterangan yang sah sebesar 5% (lima persen) dari batas maksimal bruto yang diterima ; dan

b.potongan per hari atas ketidakhadiran karena izin sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari batas maksimal bruto yang diterima.

Pasal 16

(1) Terhadap PNS,CPNS dan PTT yang telambat tiba dan / atau pulang lebih cepat dari kantor/tempat tugas dikenakan pemotongan TD dengan rumus sebagai berikut :

(2) Perhitungan keterlambatan tiba di kantor/tempat tugas dan kepulangan cepat dari kantor/tempat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan print out alat absensi elektronik.

(3) Terhadap PNS dan CPNS yang ditugaskan oleh Kepala SKPD atau atasan langsung untuk melaksanakan tugas ke instansi di luar kantor atau dari kantor/tempat tugas ke luar kantor dikecualikan dari penggunaan alat absensi elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dengan disposisi atau surat tugas dari kepala SKPD atau atasan langsung yang disampaikan kepada pejabat pengelola kepegawaian SKPD yang bersangkutan.

Pasal 17

N x 1%

450 menit Keterangan: N = Akumulasi keterlambatan tiba dan/atau kepulangan

cepat dalam 1 (satu) bulan dalam hitungan menit

Page 9: Pergub edit tunjangan

Pengaturan kehadiran, keterlambatan tiba di kantor/tempat tugas dan kepulangan cepat dari kantor/tempat tugas pada SKPD yang menerapkan jam keria khusus, seperti shift, piket, dan jaga hari libur ditetapkan oleh kepala SKPD dan dilaporkan kepada Gubernur melalui Kepala BKD.

Pasal 18

(1) Pemberian TD kepada PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar diatur sebagai berikut:

a. apabila Tunjangan Tugas Belajar yang diterima rata- rata perbulan lebih besar dari TD, maka tidak diberikan TD; dan

b. apabila Tunjangan Tugas Belajar yang diterima rata- rata perbulan lebih kecil dari TD, maka diberikan sebesar selisih antara TD dengan Tunjangan Tugas Belajar yang diterima.

(2) PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berkewajiban membuat laporan kehadiran bulanan.

BAB IV

PNS, CPNS, DAN SKPD YANG TIDAK DIBERIKAN TD

Pasal 19

TD tidak diberikan kepada :

a. PNS yang mengambil Masa Persiapan Pensiun (MPP).b. PNS yang berstatus Penerima Uang Tunggu.c. PNS yang berstatus sebagai pegawai titipan di dalam atau di luar Pemerintah Daerah.d. PNS dan CPNS yang berstatus tersangka dan ditahan olehpihak yang berwenang.e. PNS yang berstatus terdakwa atau terpidana.f. PNS yang mengambil Cuti di Luar TanggunganNegara.g. PNS yang mengambil Cuti Besar.h. PNS dan CPNS yang diberhentikan sementara.

Pasal 20

(1) PNS dan CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, tidakdiberikan TDdengan ketentuan sebagai berikut:

a. hukuman disiplin tingkat ringan tidak diberikan TD untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan;

b. hukuman disiplin tingkat sedang tidak diberikan TD untuk jangka waktu 6(enam) bulan; dan

c. hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat dan pembebasan dari jabatan, tidak diberikanTD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(2) Penghentian pemberian TD sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terhitungsejak keputusan hukuman disiplin berlaku.

(3) Setiap atasan langsung yang menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS danCPNS yang menjadi bawahan langsung, wajib menyampaikan keputusanpenjatuhan hukuman kepada atasan langsungnya.

Page 10: Pergub edit tunjangan

(4) Atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memerintahkan kepadaoperator untuk menginput pemotongan TD pada system e-TD

Pasal 21

(1) SKPD yang telah menerima Tunjangan Khusus, Insentif, Remunerasi, tidakdiberikan TD.

(2)Nilai terendah Tuniangan Khusus, Insentif, Remunerasi, minimalharus sama dengan nilai TD, apabila nilai tunjangan khusus, insentif, remunerasi, lebih rendah dari TD dapat diusulkan perubahannya kepada Gubernur sesuai denganaturan perundang-undangan

BAB V

MEKANISME PEMBAYARAN

Pasal 22

(1) TD dibayarkan melalui Bank.(2) Pembayaran melalui Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dilakukan

pemotongan kewajiban PNS dan CPNS yang sah.

Pasal 23

Pembayaran TD dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut:

a. setiap SKPD menginput data kehadiran bulanan PNS dan CPNS ke BKD paling lambat tanggal 8 (delapan) secara on-line melalui Sistem Informasi e-TD.

b. paling lama 2 (duu) hari kerja setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a, BKD memproses dan mencetak TD;

c. pada saat yang bersamaan, operator SKPD mencetak daftar TD untuk diverifikasi oleh verifikator,

d. Pada proses verifikasi, verifokator dapat melakukan konfirmasi dan penyesuaian listing kepada BKD.

e. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah listing TD dicetak dan di verifikasi , verifikator menyampaikan listing kepada finalisator dalam hal ini kepala SKPD untuk ditanda tangani.

f.Setelah ditandatangani oleh finalisator, SKPD membuat dan mengajukan SPM kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah untuk diterbitkun SP2D;

g.Badan Pengelola Keuangan Daerah menerbitkan SP2D kepada Bank untukmemindahbukukan dana ke masing-masing rekening Bendahara SKPD pada Bank pada hari yang sama;

h.Bendahara SKPD paling lama 1 (satu) hari kerja setelah menerima pemboyaran, memerintahkan Bank untuk membayar TD ke rekening masing-masing PNS dan CPNS di Bank;

i. Perintah membayar dari Bendahara SKPD kepada Bank diberikan dengan menerbitkan Cek/Giro pada tanggal 18 (delapan belas) setiap bulannya; dan

j. Bendahara SKPD pada saat memerintahkan Bank untuk membayar TD besertapotongannya dengan menyerahkan soft copy pembayaran bersih tunjangan yang berisi antara lain: Nama, Nomor Induk Pegawai (NIP), dan/atau Nomor rekening serta nominal yang diterima

Pasal 24

(1) Percepatan pembayaran TD clan Tambahan TD dapat dilakukanpada waktu tertentu, antara lain:

Page 11: Pergub edit tunjangan

a. pelaksanaan cuti bersama menjelang Idul Fitri; danb. pada bulan Desember setiap tahun anggaran

(2) Percepatan pembayaran TD dan Tambahan TD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 25

(1) Pembayaran TD diberikan kepada PNS, CPNS, dan PTT dengan rumusan sebagai berikut:

BAB VI

PAJAK DAN PEMOTONGAN TD

Pasal 26

Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) atas TD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Pasal 27Pemotongan TD dilakukan terhadap PNS clan CPNS dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Cuti Sakit lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun dipotong sebesar 50% (lima puluh) persen; clan

b. Cuti Sakit lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 1,5 (satu setengah) tahun dipotong sebesar 75% (tujuh puluh lima) persen.

Pasal 28

Tidak dilakukan pemotongan TD terhadap PNS clan CPNS apabila:

a. Sakit dengan Surat Keterangan Dokter paling lama 3 (tiga) hari;b. cuti sakit paling lama 6 (enam) bulan;c. cuti tahunan;d. cuti persalinan pertama, kedua, dan ketiga;e. mengikuti pendidikan dan pelatihan; danf. cuti alasan penting

BAB VII

SISTEM INFORMASI e-TD

Pasal 29

(1) Dalam rangka pemberian TD, BKD mengembangkan Sistem Informasi e-TDyang terintegrasi dengan seluruh SKPD.

TD yang diterima = TD x KHBKeterangan:a. TD TD sesuai Golonganb. KHB Persentase kehadiran dalam satu bulan

( 100% — Alpa — Izin — Sakit — Akumulasi keterlambatan tiba dan kepulangan cepat )

Page 12: Pergub edit tunjangan

(2) Sistem Informasi e-TD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh BKD.

Pasal 30

(1) Dalam rangka integrasi Sistem Informasi e-TD setiap SKPD harus memiliki alat absensi elektronik, yang terintegrasi dengan Sistem Informasi e-TD

(2) Terhadap PNS clan CPNS yang bertugas di luar kantor dan di luar jam kerja umum, dapat menggunakan absensi manual.

Pasal 31

Setiap SKPD diharuskan memiliki Operator, verifikator, dan finalisator, yang bertanggung jawab terhadap Sistem Informasi e-TD dan diberikan honorarium sesuai dengan aturanPerundang-undangan yang berlaku.

Pasal 32

Terhadap PNS clan CPNS yang terbukti menyalahgunakan pemakaian alat absensi elektronik akan diberikan sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Bagian Kesatu

Pengawasan

Pasal 33

(1) Pengawasan terhadap pemberian TD kepada PNS dan CPNS dilaksanakan melalui:

a. pengawasan melekat; danb. pengawasan fungsional.

(2) Pengawasan melekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh masing-masing Kepala SKPD dan atasan langsung secara berjenjang.

(3) Pengawasan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Pengendalian

Pasal 34

(1) Kepala SKPD dan atasan langsung secara berjenjang wajibmelakukan pengendalian terhadap pemberian TD setup bulan kepada masing-masing PNS, CPNS, dan PTT

(2) Kepala SKPD dan atasan langsung secara berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab terhadap kebenaran rekapitulasi kehadiran PNS, CPNS, dan PTT

Page 13: Pergub edit tunjangan

BAB IX

MONITORING DAN EVALUASI

Bagian Kesatu

Monitoring

Pasal 35

(1) BKD melaksanakan monitoring pelaksanaan kebijakan pemberian Tambahan Penghasilan pada SKPD

(2) dalam melaksanakan monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk Tim yang terdiri dari Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengelola Keuangan Daerah, Biro Hukumdan HAM, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Berta pihak - pihak terkait lainnya.

(3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui:

a. rapat Tim;b. rapat koordinasi dengan SKPD; danc. peninjauan.

(4) Hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan oleh BKD kepada Gubenur melalui Sekretaris Daerah

Bagian Kedua

Evaluasi

Pasal 36

(1) Kebijakan pemberian Tambahan penghasilan yang di atur dalam peraturan Gubernur ini dievaluasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan APBD dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang - kurangnya meliputi:

a. ketersediaan anggaran;b. alokasi anggaran;c. besaran setiap golongan;d. sistem teknologi informasi;e. mekanisme pembayaran; danf. pelaksanaan pembayaran.

BAB X

SANKSI

Pasal 37

(1)Kepada setiap PNS dan CPNS yang melanggar ketentuan Peraturan Gubernur ini dan melalaikan kewajiban Berta tanggungjawabnya dikenakan sanksi disiplin berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kepala SKPD wajib menjatuhkan sanksi/hukuman disiplin PNS terhadap:

Page 14: Pergub edit tunjangan

a. pejabat struktural dan pejabat pengelola kepegawaian yang bertanggung jawab terhadap pengendalian kehadiran PNS dan CPNS yang tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar; dan

b. pejabat dan/atau petugas keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelesaian administrasi pembayaran TD yang tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya sehingga mengakibatkankekurangan,kelebihan,keterlambatan,atau tidak terbayarnya TD.

BAB XI

ALOKASI ANGGARAN

Pasal 38

(1) Belanja Tambahan Penghasilan dibebankan pada APBD

(2) Belanja Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD.

Pasal 39

(1) Masing-masing SKPD menyusun dan mengajukan kebutuhan Anggaran Tambahan Penghasilan dalam RKA pada tahun berjalan untuk Tahun Anggaran Berikutnya.

(2) Penyusunan dan pengajuan kebutuhan Anggaran sebagaimana di maksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan kebutuhan nyata Anggaran Tambahan Penghasilan sesuai dengan golongan, jumlah pegawai, dan besaran Tambahan Penghasilan.

(3) Perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditambahkan kemungkinan penambahan belanja maksimal sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari total kebutuhan nyata anggaran.

BAB XII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 40

Pola penilaian kehadiran PNS dan CPNS sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini, diberlakukan juga terhadap peraturan yang mengatur tentang pemberian insentif/ tunjangan khusus pada SKPD yang memberlakukan pemberian insentif/tunj'angan khusus/tunjangan beban kerja.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 41

(1)Sebagai tahap awal penerapan Peraturan Gubernur ini diberlakukan masa transisi paling lama 3 (tiga) bulan, atau sampai dengan tersedianya sarana clan prasarana penunjang pelaksanaan pemberian TD.

(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berupa mesin absensi elektronik, perangkat komputer beserta aplikasi E-TD dan lain-lain.

(3)Selama masa transisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mekanisme penghitungan tingkat kehadiran PNS masing- masing SKPD dapat dilakukan secara manual

Page 15: Pergub edit tunjangan

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku maka Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 4152/XII/TAHUN 2011 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap Dalam Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dicabut clan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Ditetapkan di Makassarpada tanggal

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, SH, M.Si., MH.

Diundangkan di Makassar pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

H. A. MUALLIM, SH., M.Si. NIP. 19531223 197802 1 002

BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013 NOMOR