13
LATAR BELAKANG KARAKTERISTI K PARA PENGARANG CONTOH PUISI Guru Pembimbing : Yuharni Perianti S.Pd Eka Rahmina Dewi, Heny Suryamarevita, Nursyamsiah, Sandy Juliana Sari PERIODISASI ANGKATAN 66 PERBEDAAN ANGKATAN 45 DAN ‘66

Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

LATAR BELAKAN

G

KARAKTERISTIK

PARA PENGARANG

CONTOH PUISI

Guru Pembimbing : Yuharni Perianti S.Pd

Eka Rahmina Dewi, Heny Suryamarevita, Nursyamsiah, Sandy Juliana Sari

PERIODISASIANGKATAN 66

PERBEDAAN ANGKATAN

‘45 DAN ‘66

Page 2: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

LATAR BELAKANGPada periode 60-an muncul adanya angkatan, yaitu angkatan

’66. Lahirnya angkatan ’66 ini didahului adanya kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia yang disebabkan ulah teror politik yang dilakukan PKI dan ormas-ormas yang bernaung di bawahnya. Angkatan ’66 mempunyai cita-cita ingin adanya pemurnian pelaksanaan Pancasila dan melaksanakan ide yang terkandung di dalam Manifest Kebudayaan. Tumbuhnya angkatan ’66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk memperjuangkan Tritura.

Munculnya nama angkatan ’66 telah diumumkan oleh H.B. Jassin dalam majalah horison nomor 2 tahun 1966. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa angkatan ’66 lahir setelah ditumpasnya pengkhianatan G.30S/PKI. Penanaman angkatan ’66 ini pun mengalami adu pendapat. Sebelum nama angkatan ’66 diresmikan, ada yang memberi nama angkatan Manifest Kebudayaan (MANIKEBU).

Page 3: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

Karakteristik

-Muncul adanya angkatan, yaitu angkatan ‘66- Tema yang diangkat banyak mengenai masalah kegelisahan batin dan rumah tangga. Kegelisahan tersebut bersumber pada situasi budaya belum mapan dan situasi-situasi tersebut karena adanya norma politik, norma ekonomi.- Adanya sastra protes, contoh: kumpulan sajak Tirani dan Benteng karya Taufik Ismail- Arti penting sajak angkatan ’66 pertama bukanlah sebagai seni, tetapi merupakan curahan hati khas anak-anak muda yang mengalami kelegaan perasaan setelah masa penindasan.

Pada masa ini lebih didominasi oleh karya-karya yang beralihan realisme sosial kanan yaitu rentan beralih dari kepentingan-kepentingan politik, berbeda dari karya sebelumnya. Termasuk di dalamnya puisi-puisi demonstrasi Taufik Ismail, Mansur Samin, dll. Pada masa ini karya sastra yang lebih dikenal adalah puisi, terutama puisi-puisi demonstrasi atau protes sosial. Ciri-ciri PuisiStruktur Fisik- Berbentuk balada- Menggunakan gaya repetisi- Bercorak kedaerahan- Masalah sosial, kemiskinan, pengangguran, demonstrasi- Keagamaan

Page 4: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

-Mulai dikenal dengan gaya Epik ( bercerita pada puisi)-puisinya menggambarkan keuraman batin hidup yang menderita-Banyakya terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisiRetorika adalah teknik pemakaian bahasa seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.Dua aspek penting dalam retorika adalah; pengetahuan mengenai bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik.-mengungkapkan masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, perbedaan kaya-miskin yang besar, belum adanya pemerataan hidup

Page 5: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

Para Pengarang dan Hasil Karyanya

Seperti telah diuraikan di atas, periode 60-an ini telah mulai bermunculan para pengarang baru, namun para pengarang lama pun masih tetap aktif berkarya. Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan di bawah ini:

1. Taufik Ismail, hasil karyanya: Tirani, benteng, dan Buku Tamu Museum Perjuangan dan Kamis Pagi.

2. Bur Rasianto, hasil karyanya: Mereka Telah Bangkit, Bumi yang Berpeluh, Mereka Akan Bangkit, Sang Ayah, dan Manusia Tanah Air.

3. Mansur Samin, hasil karyanya: Perlawanan, Kebinasaan Negri Senja, dan Tanah Air.

4. Arifin C. Noer, hasil karyanya: Lampu Neon, Puisi-puisi yang Kehilangan puisi, dan Kapai-kapai.

5. Satyagraha Hoerip, hasil karyanya: Rahasia Kehidupan Manusia

Page 6: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

6. Sapardi Djoko Damono, hasil karyanya: Dukamu Abadi, Matahari PAgi di Tanah Air, Doa di Tengah-tengah Masa, dan Sajak Orang Gila.

8. Bastari Asnin, hasil karyanya: Di Tengah Padang, Laki-Laki Berkuda.

9. Trinojuwono, hasil karyanya: Di Medan Perang, Kisah-kisah Revolusi, Pagar Kawat Berduri, Bulan Madu, dan Biarkan Cahaya Matahari Membersihkanku Dulu.

10. Iwan Simatupang, hasil karyanya: Petang di Taman, Ziarah, Kering, dan Merahnya Merah.

11. Toha Mohtar, hasil karyanya: Daerah Tak Bertuan, Bukan Karena Kau, dan Kabut Rendah.

12. Subagio Sastrowardoyo, hasil karyanya: Kejantanan di Sumbring.

13. Motinggo Bosje, hasil karyanya: Badai Sampai Sore, Nyonya dan Nyonya, Malam Pengantin di Bukit Kera, Kberanian Manusia, Nasihat untuk Anakku, eMatahari dalam Kelam, Tidak Menyerah, Sejuta Matahari, 1949, Buang Tonjam, Dosa Kita Semua, Tiada Belas Kasihan, Batu Setampok, Titisan Dosa di Atasnya, Manusia Sejati, Perempuan itu Bernama Berabah, dan Dia Musuh Keluarga.

Page 7: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

14. Ras Siregar, hasil karyanya: Harmoni dan Terima Kasih.15. Mochtar Lubis, hasil karyanya: Tanah Gersang.16. Ajip Rosidi, hasil karyanya: Surat Cinta Enday Rosidin, Pertemuan Kembali, Purba Sari Ayu Wangi, Mundinglaya di Kusumah, Ciung Wanara, Sang Kuriang Kesiangan, Jalan ke Surga, Canda Kirana, Roro Mendut, dan Masyitoh.17. Achmad Tohari, hasil karyanya: Ronggeng Dukuh Paruk.18. Abdul Wahid Situmeang, hasil karyanya: Pembebasan.19. Hartojo Andangjaya, hasil karyanya: Buat Saudara Kandung, Perarahan Jenasah, Riwayat, Pantun Tidak Bernama, Pantun di Jalan Panjang, Rakyat, dan Perempuan-perempuan Perkasa.20. Goenawan Mohamad, hasil karyanya: Lagu Pekerja Malam, Riwayat, Pertemuan, Hari Terakhir Seorang Penyair, Suatu Siang di Beranda, dan Ini Angin tak Kedengaran Lagi.21. M. Saribi AFN, hasil karyanya: Manifestasi dan Gema Lembah Cahaya.22. Rachmad Djoko Pradopo, hasil karyanya: Matahari di Tanah Air.23. Slamet Kirnanto, hasil karyanya: Kidung Putih dan Puisi Alit.24. Kamal Firdaus T.F, hasil karyanya: Di Bawah Fajar Menyingsing.25. Saini KM, Nyanyian Tanah Air.

Page 8: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

26. A. Bastari Asnin, hasil karyanya: Di tengah Padang dan Laki-Laki Berkuda.

27. Yusach Ananda, hasil karyanya: Kampungku yang Sunyi.

28. Djamil Suherman, hasil karyanya: Umi Kalsum dan Perjalanan ke Akhirat.

29. Moh. Diponegoro, hasil karyanya: Iblis dan Surat pada Gubernur.

30. W.S. Rendra, hasil karyanya: Orang-orang di Tikungan Jalan, Ballada Orang-orang Tercinta, Musyawarat Kesusastraan Jogya, 1955, Pembangunan, 1957, 4 Kumpulan Sajak, 1961, Ia Sudah Bertualang, Nusantara, dan 1963.

Para pengarang wanita angkatan ’66 antara lain:

1. Isma Sawitri, hasil karyanya: Terima Kasih, Tiga Serangkai, dan Pantai Utara.2. Titi Said, hasil karyanya: Perjuangan dan Hati Perempuan.3. titis Basimo, hasil karyanya: Rumah Dara dan Laki-Laki dan Cinta4. Enny Sumargo, hasil karyanya: Sekeping Hati Perempuan.5. S. Tjahyaningsih, hasil karyanya: Dua Kerinduan.6. Susy Aminah, hasil karyanya: Seraut Wajahku.

Page 9: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

KAMIS PAGIoleh : Taufik Ismail

Hari ini tangkap tangan-tangan kebatilanYang selama ini mengenakan seragam kebesaran

Dan menaikan kereta-kereta kencanaDan menggunakan materi kerajaan

Dengan suara lantang memperatas namakanKawula dukana yang berpuluh juta

hari ini kita serahkan mereka Untuk digantung di tiang keadilan

Penyebar bisa fitnah dan dusta durjanabertahun-tahun lamanya

Mereka merencankan searatus mahligai raksasaMembeli benda-benda tanpa harga dimanca Negara

Dan memperoleh uang beratus jutaBagi diri sendiri di bank-bank luar negerimerekalah penganjur zina secara terbuka

Dan menistakan kehormatan wanita, kaum dari ibu kita.Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan

Kebanyakan anak-anak muda berumur belasanYang berangkat dari rumah pagi, tanpa sarapan

Telah kita naiki gedung-gedung itu.Mereka semua pucat, tidak lagi berdaya

seorang ketika digiring tersedumembuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya

Dan berjalan perlahan dengan lemahnya.

Page 10: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

MAKNA PUISI :Puisi tersebut sebagaimana puisi-puisi demonstrasi

lainnya mengutuk rezim orde lama yang dipandang telah menyelewengkan kekuasaan yang berada di tangannya dan bersikap tamak sehingga menyengsarakan rakyat. Kebejatan semakin merajarelela, bahkan mereka zina terbuka.

Peristiwa ini merupakan lukisan sejarah yang tidak akan terhapuskan di negeri tercinta ini. Pelucutan sendiri pakaian kebesaran yang mereka gunakan merupakan tragedi dalam kehidupan senang yang pernah merasa dirinya orang-orang terpandang sebelumnya.

Page 11: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

PERBANDINGAN ANGKATAN ‘45 DAN ’66

ANGKATAN ’45 ANGKATAN ‘66-Lahir karena politik -tidak memperhitungkan politik-Karyanya bernadakan perjuangan - bernadakan keadilan dunia-mempunyai sikap sebagai warisan - menegaskan pancasila

peperangan-mempunyai sikap sebagai akibat falsafah -menegaskan pancasila sebagai falsafahKebudayaan-Karyanya bersifat ekspresi puisi dan - Karyanya bersifat realis, dan realis skeptis pada prosa ekstensionalisme-Merupakan nama kumpulan sastrawan - Merupakan wadah bukan sastrawan,

tetapi juga budayawan, seniman dan pelukis -Berorientasi kepada pengarang dunia

lahir akibat penindasan HAM.

Page 12: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

SELESAI

Page 13: Periodesasi Sastra Bahasa Indonesia kelas XII SMA

Realis skeptis adalah pengalaman dan penderitaan yang menjadikan orang bersifat sinisekstensionalisme adalah menyamakan masalah makna dengan acuan