21
Sistem Penyiaran Radio Pengantar Broadcasting Anwari , S.Sos ., M.Si Pertemuan 3

Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Citation preview

Page 1: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Sistem Penyiaran Radio Pengantar Broadcasting

Anwari,S.Sos.,M.SiPertemuan 3

Page 2: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Dari dua unsur kata “penyiaran dan sistem” dapat disimpulkanbahwa sistem penyiaran adalah rangkaian penyelenggaraanpenyiaran yang teratur dan menggambarkan interaksiberbagai elemen di dalamnya seperti tata nilai, institusi, individu, broadcaster, dan program siaran.

Sistem penyiaran melingkupi pula prosedur dan klasifikasiyang tersimpul dalam aturan main, seperti undang-undang. Ruang lingkup lahirnya wacana sistem penyiaran yang semakinluas dan kompleks karena adanya pendanaan dan supervise publik atas media siaran radio dan televisi

(Masduki, 2006: 3-4).

Definisi Sistem Penyiaran

Page 3: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

1. The scarcity theory atau teori keterbatasan yangmencatat bahwa gelombang elektromagnetikbersifat terbatas. Keterbatasan ini hanya mampudigunakan oleh stasiun penyiaran secara terbatassehingga hanya segelintir orang yang bisamenggunakannya. Dari sekian banyak calonpengguna frekuensi, negara harus menyeleksipengguna frekuensi yang dianggap mampumengelola dan bertanggung jawab terhadap publik.

Dua teori penting yang digagas oleh Joseph R. Dominick Dalam sistem penyiaran

Page 4: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

2. The pervasive presence theory yang mengasumsikanbahwa media penyiaran sangat dominanpengaruhnya kepada masyarakat, melalui pesanyang begitu massif dan masuk pada wilayah pribadisehingga perlu diatur agar semua kepentinganmasyarakat bisa terwadahi dan terlindungi. Teori inimengharuskan peran negara melalui proses yangdemokratis dalam membuat regulasi yang mengaturisi media penyiaran.

Dua teori penting yang digagas oleh Joseph R. Dominick Dalam sistem penyiaran

Page 5: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Menurut Dominick ada tiga model kepemilikkanmedia penyiaran:

Pemilik media Tujuan Regulasi Pendanaan Program

Government Agency

(Penguasa)

Mobilization

(Mobilisasi sosial

politik)

Strong (Ketat) Government (Dana

Pemerintah)

Ideological/ Cultural

(Ideologisasi)

Government

Corporation (Publik)

Education/ Cultural

Enlightment

(Pendidikan, Budaya,

dan Penyadaran)

Moderate (Sedang) License Fee/ Tax

Government

Advertising (Pajak,

Iuran dan Dana

Pemerintah)

Cultural/ Educational/

Entertainment

(Budaya, Pendidikan,

dan Hiburan)

Private (Swasta) Profit (Mencari

Untung)

Weak (Lemah) Advertising

(Periklanan)

Entertainment

(Hiburan)

Sumber: Dominick dalam Masduki, 2006: 6

Page 6: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Karakteristik media penyiaran dapat dibagi menjadi tiga bagian sepertidalam tabel berikut ini:

1. Lembaga Penyiaran Komersial. Pelakunya swasta (non-pemerintah), berbentuk perseroan terbatas. Lembagapenyiaran komersial yang ditujukan untuk komunitastertentu yaitu pelakunya swasta, yayasan, kampus, LSM, dan lainnya.

2. Lembaga penyiaran Publik. Pelakunya Negara danswasta.

3. Lembaga penyiaran Komunitas berdasarkan batasangeografis dan identitas atau minat yang sama, yaknipelakunya swasta, LSM, dan Kampus.

Page 7: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Menurut McQuail yang dikutip Masduki (2006: 12), media penyiaran dikontrol pada dua wilayah dan alasan, yaitu:

1. Wilayah isi dikontrol karena ada alasan politik dan kultural(political and moral/ cultural reason),

2. Wilayah infrastruktur terutama frekuensi dikontrol karenaalasan ekonomi dan teknologi (technical and economic reason).

Aturan yang pertama menunjukkan bahwa isi siaran perlu diaturkarena sangat mudah mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak, khususnya yang belum memiliki kerangka referensi yang kuatseperti usia muda atau remaja.

Dalam hal ini, unsur kultural dalam pengaturan media penyiaranperlu diatur karena efeknya yang begitu besar terhadap khalayak

Page 8: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

UU sebagai landasan pengaturan dan pembinaan penyelenggaraan penyiaran untuk menjamin ketertiban dan kepastian hukum dan ditaatinya kode etik siaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan publik.

media penyiaran harus menjalankan fungsi pelayanan informasi publik yang sehat. Informasi terdiri dari bermacam- macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll.

Di Negara Indonesia system penyiaran telah diatur dalam Undang-Undang ;

Page 9: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

1. UU memperkenalkan gagasan tentang adanya sebuah lembaga pengatur penyiaran independen, Komisi Penyiaran Indonesia. KPI, menurut UU, dipilih dan bertanggungjawab kepada DPR dan keanggotaannya berasal dari mereka yang diharapkan tidak mewakili kepentingan industry penyiaran, pemerintah, ataupun partai politik.

2. System penyiaran televisi tidak lagi berpusat di Jakarta. UU penyiaran mengusung gagasan desentralisasi penyiaran televisi, dimana tidak lagi dikenal adanya stasiun televise nasional yang mampu menjangkau penonton diseluruh Indonesia secara langsung dari Jakarta. Dalam system baru ini, tidak lagi ada stasiun televise nasional melainkan system jaringan televisesecara nasional.

Undang-undang penyiaran yang akhirnya lahir pada 2002 memuat pasal-pasal yang mendorong terjadinya

demokratisasi penyiaran.

Page 10: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

3. Izin penyiaran diberikan melalui proses terbuka dan melibatkan publik. Bila dimasa Orde Baru stasiun televisi dapat memperoleh izin dari para pemegang kekuasaan melalui proses tertutup, menurut UU 2002, izin baru dapat diperoleh melalui proses terbuka yang melibatkan publik.

4. TVRI dan RRI yang semula adalah lembaga penyiaran pemerinahdiubah statusnya menjadi lembaga penyiaran publik. Kedua lembaga tersebut ditarik keluar dari jajaran Departemen Penerangan dan tidak berada dibawah kekuasaan Presiden. TVRI dan RRI diharapkan menjadi media yang independen dan netral yang melulu menempatkan kepentingan public diatas segalanya.

5. UU penyiaran memperkenalkan kehadiran lembaga penyiaran komunitas (LPK). Sebagimana tertuang dalam UU tersebut, LPK adalah lembaga penyiaran yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.

Page 11: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

1. UU memperkenalkan gagasan tentang adanya sebuah lembaga pengatur penyiaran independen, Komisi Penyiaran Indonesia. KPI, menurut UU, dipilih dan bertanggungjawab kepada DPR dan keanggotaannya berasal dari mereka yang diharapkan tidak mewakili kepentingan industry penyiaran, pemerintah, ataupun partai politik.

2. System penyiaran televisi tidak lagi berpusat di Jakarta. UU penyiaran mengusung gagasan desentralisasi penyiaran televisi, dimana tidak lagi dikenal adanya stasiun televise nasional yang mampu menjangkau penonton diseluruh Indonesia secara langsung dari Jakarta. Dalam system baru ini, tidak lagi ada stasiun televise nasional melainkan system jaringan televisesecara nasional.

Undang-undang penyiaran yang akhirnya lahir pada 2002 memuat pasal-pasal yang mendorong terjadinya

demokratisasi penyiaran.

Page 12: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Pada pasal 6 UU penyiaran No 32/2002 disebutkan bahwa :

1. Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem penyiaran nasional.

2. Dalam sistem penyiaran nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Negara menguasai spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3. Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal.

4. Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi penyiaran

Sistem PenyiaranBerdasarkan pada pasal 6 UU No 32/2002

.

Page 13: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Pada pasal 6 UU penyiaran No 32/2002 disebutkan bahwa :

1. Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem penyiaran nasional.

2. Dalam sistem penyiaran nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Negara menguasai spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3. Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal.

4. Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi penyiaran

Sistem PenyiaranBerdasarkan pada pasal 6 UU No 32/2002

.

Page 14: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Media massa tidaklah berada di ruang hampa, sehingga hubungan antara media massa dengan institusi lain, seperti pemerintah menarik banyak perhatian. Salah satu yang pertama mengupayakan hubungan antara media massa dan masyarakat politik adalah Four Theories of the Press bySiebert, Peterson, and Schramm. Empat teori normatif yang yang dimaksud pers oleh Siebert mencakup semua media kom massa, termasuk televisi, radio dan suratkabar (Altschull, 1984: 1).

Sistem Penyiaran Berdasarkan

Fourth Theories Of The Press

.

Page 15: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Dalam pandangan Siebert, sistem negara otoriter memberlakukan kontrol pemerintahan langsung terhadap media massa. Sistem ini berlaku pada masyarakat prademokrasi, di mana pemerintahan hanya terdiri dari kelas penguasa (rulingclass) yang elit dan terbatas. Media dalam sistem ini tidak bisa menyajikan apapun yang bisa mengancam kemapanan otoritas, dan penyerangan dalam bentuk apapun terhadap nilai dan pandangan politik yang berlaku. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menghukum siapapun yang mempertanyakan ideologi negara (Altschull, 1984:36).

The authoritarian theory. .

Page 16: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

The Libertarian Theory disebut juga teori pers bebas. Berkebalikan dengan teori pers otoriter, pandangan liberal berdasar gagasan bahwa individu haruslah memiliki kebebasan untuk mempublikasikan apapun yang dikehendakinya. Gagasan ini bisa ditelusur sampai pendapat pemikir John Milton di abad ke-17 bahwa manusia sesunggunya memiliki kemampuan untuk memilih gagasan dan nilai yang terbaik bagi dirinya

The libertarian theory.. .

Page 17: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Teori ini bertalian dengan ideologi tertentu; yaitu komunis. Siebertmenemukan akar teori ini pada Revolusi Soviet tahun 1917 berdasarkan pemikiran Marx dan Engels. Organisasi media dalam sistem ini dimiliki secara privat dan dimaksudkan untuk melayani kepentingan kelas pekerja (Altschull,1984: 145). Perlu digarisbawahi perbedaan antara sistem pers Soviet dan Otoriter. Media massa dalam sistem Soviet memiliki kekuasaan untuk mengatur diri sendiri dalam hal isi media. Juga bahwa sistem ini organisasi media memiliki tanggung jawab tertentu untuk memenuhi harapan khalayaknya.

The Soviet theory

. .

Page 18: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

Teori ini muncul pada akhir tahun 1940an di Amerika, berangkat dari kesadaran bahwa sistem pasar telah gagal memenuhi janji bahwa kebebasan pers akan mampu menyajikan kebenaran. Atas hal itu, Commission on Freedom of the Press menawarkan model di mana media memiliki kewajiban tertentu terhadap masyarakat. Kewajiban ini dinyatakan dalam pernyataan informativeness, truth, accuracy, objectivity, and balance” (Siebert, 1963: 34). Tujuan dari sistem tanggung jawab sosial ini adalah bahwa media itu plural, yang merefleksikan perbedaan dalam masyarakat dan akses terhadap berbagai pandangan yang ada (Siebert, 1963: 102).

The social responsibility theory

. .

Page 19: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

1. OtoritarismeSistem otoriter adalah keinginan untuk mengatur masyarakat oleh negara melalui pemerintah. Sistem otoriter menilai diperlukan pemerintah yang dominan untuk mengatur masyarakat karena mayoritas masyarakat tidak cukup memiliki kemampuan mengatur dirinya sendiri. Sistem komunikasi otoriter menempatkan intervensi pemerintah secara total pada media penyiaran.2. NeoliberalismeNeoliberalisme mulai diperkenalkan tahun 1970-an, dirumuskan dan dipropagandakan sejak 1940-an. Tesis neoliberalisme, yaitu: Keutamaan pembangunan ekonomi Pentingnya perdagangan bebas untuk merangsang pertumbuhan Pasar bebas tanpa restriksi Pilihan-pilihan individual bukan kolektif Pemangkasan regulasi pemerintahPembelaan model pembangunan sosial-evolusioner yang berjangkar dari pengalaman dunia barat dapat ditetapkan ke seluruh dunia.

3 pilar sistem penyiaran yang akan menjadi fokus analisis untuk mencernati pemikiran tersebut dalam perumusan

RUU penyiaran:.

Page 20: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

3. DemokratisasiAda 3 hipotesis yang mungkin terjadi dalam suatu proses transisi politik di Indonesia. Transisi ini sangat berpengaruh terhadap demokratisasi atau setidaknya kebijakan penyiaran. Pertama, tranformasi ke rezim otoritarian lain setelah rezim otoriter Orde baru runtuh. Kedua, tranformasi ke rezim yang demokratis. Ketiga, tranformasi ke rezim totalitarian. Kriteria sistem penyiaran yang demokratis dapat ditelusuri pada paradigma demokrasi, di mana sebuah sistem yang demokratis memiliki multi kekuatan politik yang berkompetisi dalam sebuah wadah institusi.

Gagasan mengenai sistem penyiaran yang demokratis harus meliputi: Independensi dalam penyelenggaraan penyiaran baik isi, regulator

maupun perizinan teknis Pluralitas pemilikan media, yakni media publik, komersial hingga

komunitas Desentralisasi atau penguatan peran lokal dalam berbagai bentuknya.

Page 21: Pert. 3 sistem penyiaran radio.(1)

TERIMA KASIHBERTEMU KEMBALI DIPERTEMUAN BERIKUTNYA