6
Peta Kognitif Model-model Konseling June 21 2016 Pendekatan Gestalt, Realitas, Transaksional, Rasional Emotif, dan Trait and Factor. Berisikan Hakikat Manusia, Asumsi tingkahlaku bermasalah, Konsep dasar, Tujuan, Peran konselor, Situasi hubungan, Deskripsi proses konseling, Teknik-teknik, dan Kelebihan dan keterbatasan. Nurul Azka Munaza - 1114500094

Peta kognitif 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peta kognitif 2

Peta Kognitif Model-model Konseling

June 21

2016Pendekatan Gestalt, Realitas, Transaksional, Rasional Emotif, dan Trait and Factor. Berisikan Hakikat Manusia, Asumsi tingkahlaku bermasalah, Konsep dasar, Tujuan, Peran konselor, Situasi hubungan, Deskripsi proses konseling, Teknik-teknik, dan Kelebihan dan keterbatasan.

Nurul Azka Munaza - 1114500094

Page 2: Peta kognitif 2

Pendekatan GESTALTFrederick (Fritz) Perls

HAKIKAT MANUSIA1. tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan

konteksnya2. merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya

dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu

3. aktor bukan reactor4. berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi,

emosi, persepsi, dan pemikirannya5. dapat memilih secara sadar dan bertanggung

jawab6. mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya

secara efektif. TUJUAN1. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran

pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.

2. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya

3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)

4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

TINGKAH LAKU BERMASALAHIndividu bermasalah kaena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”. Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut,

mengancam. Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin

dimaklumi.

KONSEP DASARPendekatan konseling Gestalt  berpandangan

bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan

semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan

sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif

terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya.

sehat

KONSELING GESTALT

PERAN KONSELOR1. Mengajak konseli berpikir untuk sekarang.2.Konselor memfokuskan pada perasaan,

kesadaran, bahasa tubuh, dan hambatan yang dialami konseli untuk mencapai kesadaran.

3.Konselor mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya dengan menggunakan perasaan secara penuh.

4.Konselor membantu konseli untuk melakukan transisi dari ketergantungan dunia luar. Serta membantu konseli menemukan pusat diri dan konseli bisa menolak lingkungan yang tidak sehat kolektif.

DESKRIPSI PROSESFokus utama konseling gestalt adalah terletak pada bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya. Oleh karena itu tugas konselor adalah mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya serta mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar klien mau belajar menggunakan perasaannya secara penuh. Untuk itu klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang.

TEKNIKPermainan Dialog, Latihan Saya Bertanggung Jawab, Bermain Proyeksi, Teknik Pembalikan, Tetap dengan Perasaan, Kursi kosong (Empty Chair) 

SITUASI HUBUNGANHubungan terapis dan klien dalam praktek terapi Gestalt yang efektif yaitu dengan melibatkan hubungan pribadi-ke-pribadi antara terapis dan klien. Pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan persepsi-persepsi terapis menjadi laatar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien membentuk bagian muka proses terapi.

KELEBIHAN1.Menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau

yang relevan ke saat sekarang.2.Memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan

tubuh.3.Menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.4.Meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan

KETERBATASAN1.Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang

kukuh.2.Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang

memperhitungkan faktor-faktor kognitif.3.Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita

Page 3: Peta kognitif 2

Pendekatan REALITASGlasser

HAKIKAT MANUSIAManusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan bertahan hidup (survival), mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan atau prestasi (power or achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005). Glesser (2000) meyakini bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai merupakan yang utama dan paling sukar pemenuhannya.

TUJUAN1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,

supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk Nyata.

2.Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

3.Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistikdalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

KONSEP DASARKeberhasilan individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya akan memberikan identitas berhasil pada dirinya, sedangkan kegagalan akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan individu mengembangkan identitas gagal (Rasjidan, 1994). Individu yang memiliki identitas berhasil akan menjalankan kehidupannya sesuai dengan prinsip 3 R, yaitu right, responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai atau norma patokan sebagai pembanding untuk menentukan apakah suatu perilaku benar atau salah. Responsibility merupakan kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality merupakan kesediaan individu untuk menerima konsekuensi logis dan alamiah dari suatu perilaku.

sehat

KONSELING REALITAS

PERAN KONSELOR1. Bertindak sebagai pembimbing yang membantu konseli

agar bisa menilai tingkah  lakunya sendiri secara realistis.

2. Berperan sebagai moralis.3. Motivator. 4. Sebagai guru. 5. Memberikan kontrak.6. Mengembangkan kondisi fasilitatif dalam konseling dan

hubungan baik dengan klien.

DESKRIPSI PROSES1. Menciptakan hubungan kerja

dengan klien2. Tahap krisis bagi klien yaitu

kesukaran dalammengemukakan masalahnya dan melakukan transferensi.

3. Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masakanak-kanaknya

4. Pengembangan reesitensi untuk pemahaman diri

5. Pengembangan hubungan transferensi klien dengankonselor.

6. Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.

7. Menutup wawancara konseling

TEKNIK1. Terlibat dalam permainan peran dengan

klien;2. Menggunakan humor;3. Mengonfrontasikan klien dan menolak

dalih apapun;4. Membantu klien dalam merumuskan

rencana-rencana yang spesifik bagi tindakan;

5. Bertindak sebagai model dan guru;6. Memasang batas-batas dan menyusun

situasi terapi;7. Menggunakan “terapi kejutan verbal”

atau sarkasme yanglayak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunyayang tidak realistis; dan

8. Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencarikehidupan yang lebih efektif.

SITUASI HUBUNGANKonseling realita didasarkan pada hubungan pribadi dan keterlibatan antara konseli dan konselor. Konselor dengan kehangatan, pengertian, penerimaan dan kepercayaan pda kapasitas orang untuk mengembangkan identitas berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya kepada konseli bahwa dirinya membantu.

KELEBIHANKarakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkansendiri

KETERBATASANDi anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.

TINGKAH LAKU BERMASALAHBukan abnormal, menurut Glasser, bentuk dari perilaku

yang tidak tepat tersebut disebabkan karena ketidak mampuannya dalam memuaskan kebutuhannya, akibatnya kehilangan ”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak

dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melakukan atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan

realitas.

Page 4: Peta kognitif 2

Pendekatan TRANSAKSIONALEric Berne (1910-1970)

HAKIKAT MANUSIA1. Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan

untuk hidup sendiri.2. Manusia mempunyai kemampuan untuk membuat rencana-

rencana kehidupan kemudian memilih dan memutuskan rencana-rencana terbaik bagi dirinya

3. Manusia dalah makhluk yang bertanggung jawab

TUJUAN1. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru

dalam mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.

2. Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat deterministic.

3. Memberikan bantuan kepada klien berupa kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status egonya.

KONSEP DASARAnalisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.

sehat

KONSELING TRANSAKSIONAL

PERAN KONSELORKonselor berperan sebagai : membantu klien menemukan kemampuan diri untuk berubah dengan membuat keputusan saat sekarang., membantu klien memperoleh alat yang digunakan untuk mencapai perubahan, mendorong dan mengajar klien mendasarkan diri pada SED-nya (Struktur Ego Dewasa) sendiri dari pada SED konselor, menciptakan lingkungan yang memungkinkan klien dapat membuat keputusan-keputusan baru dalam hidupnya dan keluar dari rencana kehidupan yang menghambat perkembangannya.

DESKRIPSI PROSES1. menentukan kontrak dengan

klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak.

2. mengajarkan Klien tentang ego statenya dengan diskusi bersama Klien

3. membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang berisikan tentang apa yang akan dilakukan oleh klien,

4. konselor bersama klien menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya tujuan konseling.

TEKNIK1. Permission (Pemberian

Kesempatan)2. Protection (Proteksi)3. Potency (Potensi)

Teknik Khusus:Interogasi, Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi, Illustrasi, Konfirmasi, Interprestasi, Kristalisasi.

SITUASI HUBUNGAN1. Konselor dan klien berbagi kata-kata dan

konsep-konsep yang sama, dan keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang situasi yang dihadapi.

2. Klien memiliki hak-hak yang sama dan penuh  dalam konseling.

3. Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan di antara konselor dan klien.

KELEBIHAN1. Punya Pandangan Optimis dan Realistis tentang Manusia.2. Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini.3. Mudah Diobservasi.4. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi

KETERBATASAN1. Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment2. Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.

TINGKAH LAKU BERMASALAH1. Konsep diri negatif2. Hubungan dengan orang lain negatif3. Posisi dasar hidupnya I am OK you are not OK, atau I am

not OK  you are OK dan I am not OK you are not OK.4. Kontaminasi atau eksklusi. Eksklusi merupakan pengaruh

yang kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya.Selain eklusi ada satu masalah fungsional yang sering dialami individu yakni kontaminasi yaitu dimana bercampurnya status ego yang satu dengan yang lainnya sehingga mengalami pencemaran.

Page 5: Peta kognitif 2

Pendekatan RASIONAL EMOTIF (RET)

Albert Ellis

HAKIKAT MANUSIA Neurosis, yang didefinisikan sebagai “ berfikir dan

bertingkah laku irasional “, adalah sesuatu keadaan alami yang pada taraf tertentu menimpa kita semua. Keadaan ini berakar dalam pada kenyataan bahwa kita adalah manusia dan hidup dengan manusia-manusia lain dalam masyarakat.

Psikopatologi pada mulanya dipelajari dan diperhebat oleh timbunan keyakinan-keyakinan irasional yang berasal dari orang-orang yang berpengaruh pada masa kanak-kanak.

Emosi-emosi adalah produk pemikiran manusia. Jika kita berfikir buruk tentang sesuatu, maka kita pun akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang buruk. TUJUAN

1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yangirasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.

2. Menghilangkan gangguan emosional yangmerusak.

3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction,Tolerance, Acceptance of Uncertainty,Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, RiskTaking, dan Self Acceptance Klien.

KONSEP DASARmanusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari.

KONSELING RASIONAL EMOTIF

PERAN KONSELOR

Mengajak dan membuka ketidaklogisan pola berfikir klien dan membantu klien mengubah pikirannya yang irasional dengan mendiskusikannya secara terbuka dan terus terang.

DESKRIPSI PROSES1. Tahap relation-building

(membentuk hubungan)Hubungan baik (good rapport) antara konselor dengan konseli memang merupakan suatu prasyarat keberhasilan konseling.

2. Tahap kognitifTahap ini ialah memantu klien dalam mengidentifikasi, menerangkan atau menunjukkan masalah-masalah yang dihadapi konseli terutama hubungan dengan keyakinan irasional

3. Tahap Behaviorkonselor menantang konseli untuk mengembangan filosofi hidupnya yang rasional dan mencoba untuk menolak ide-ide irasionalnya

SITUASI HUBUNGANTeapis berfungsi sebagai guu dan klien sebagai murid. Hubunagn pribadi antara terapis dan klien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman atas masalah dirinya dan kemudian harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang mengalahkan diri.

KETERBATASAN1. Rasional emotif tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal yang tidak diperhatikan.2. Rasional emotif kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah diintimidasi oleh

konfrontasi cepat terapis.3. Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan dan wewenang terapis dengan menerima pandangan terapis tanpa

benar-benar menantangnya atau menginternalisasi ide-ide  baru.4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan pertahanan ego.

TINGKAH LAKU BERMASALAHberpikir irasional, cirinya :(a) tidak dapat dibuktikan;(b) menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu;(c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektifSebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional :(a) individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi;(b) individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;(c) orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.

sehat

TEKNIK1. Teknik-Teknik Emotif (Afektif)

a.  Assertive adaptiveb.  Bermain peranc.  Imitasi

2. Teknik-teknik Behavioristika.  Reinforcementb.  Social modeling

3. Teknik-teknik Kognitifa.  Home work assigments,b.  Latihan assertive

KELEBIHAN1. Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk meneliti

rasionalitas dari keputusan yang telahdiambil serta nilai yang klien anut.2. Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh

klien sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan perilaku baru mereka.3. Rasional emotif menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensif dan eklektik.1. Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara mereka bisa melakukan terapi sendiri tanpa

intervensi langsung dari terapis.

Page 6: Peta kognitif 2

Pendekatan TRAIT AND FACTORWilliamson

HAKIKAT MANUSIA Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan

buruk. Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara

optimal ditengah-tengah masyarakat. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good live) Manusia banyak berhadapan dengan “pengintroduksi”

konsep hidup yang baik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.

Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (The Universe)

TUJUAN Self-clarification (kejelasan diri) Self-understanding (pemahaman diri) Self-accelptance (penerimaan diri) Self-direction (pengarahan diri) Self-actualization (perwujudan diri)

KONSEP DASARkepribadian merupakan suatu system atau factor yang saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (trait and faktor) adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.

KONSELING TRAIT AND FACTOR

PERAN KONSELOR Konselor memberitahu kepada klien tentang

berbagai kemampuan yang diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya.

Konselor memberitahukan tentang bidang-bidang yang cocok sesuai dengan kemampuan serta karakteristiknya.

Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien.

Konselor membantu klien mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau gangguannya dengan diagnosis eksternal.

Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana “memberi informasi” dan “mengarahkan secara efektif”.

DESKRIPSI PROSES1. Analisis, langkah ini merupakan

langkah pengumpulan data atau informasi tentang diri klien termasuk sistemnya serta lingkungannya.

2. Sintesis, yaitu konselor memilih data yang telah tersedia, mana yang berguna dan mana yang tidak sesuai dengan masalah yang sedang dipecahkan .

3. Diagnosis, konselor menetapkan atau merumuskan kesimpulan-kesimpulan tentang “masalah “ klien serta “latar belakang atau sebab-sebabnya”. Secara terperinci ,yang dilakukan oleh konselor, adalah :1). Melakukan identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif. 2). Menemukan sebab-sebab.

4. Prognosis, konselor meramalkan tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari kegiatan-kegiatannya selama konseling, serta merumuskan bentuk bantuan yang sesuai.

5. Treatment langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan konseling. 

SITUASI HUBUNGAN Konseling merupakan suatu thinking

relationship yang lebih mementingkan peranan berfikir rasional, tetapi tidak meninggalkan sama sekali aspek emosional seseorang.

Konseling berlangsung dalam situasi hubungan kyang bersifat pribadi, bersahabat, akrab, dan empatik

Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun developmental

Setiap pihak (konselor-klien) melakukan perannya secara proporsional.

KELEBIHAN1. Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor2. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian3. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif5. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling

KETERBATASAN1. Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana2. Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi

melupakan factor intelektual, kognitif dan rasional3. Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori4. Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga

sulit menilai individu5. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.

TINGKAH LAKU BERMASALAHAsumsi perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.

sehat

TEKNIK1. Establishing rapport (menciptakan hubungan baru)2. Cultivatingself – understanding (mempertajam pemahaman diri)3. Advising or planning a program of action (membari nasehat atau

membantu merencanakan program tindakan)4. Carrying out the plan (melaksanakan rencana)5. Refferal (pengiriman pada ahli lain)