32
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 0 KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 227 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO DALAM GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : a. bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak mulia, dan budi pekerti luhur; b. bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akan dihadapkan kepada sejumlah risiko yang menjadi tanggungjawab seluruh anggota Gerakan Pramuka; c. bahwa risiko yang timbul dari pelaksanaan kegiatan tersebut perlu dikelola menurut prinsip-prinsip manajemen dalam suatu Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko; d. bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dengan surat keputusan. Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 037 Tahun 2005 tentang Visi, Misi, dan Strategi Gerakan Pramuka Tahun 2003 – 2008; 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka. 4. Rekomendasi The 1st Asia-Pacific Regional Risk and Safety Management Workshop, Tahun 2003, di Singapore.

Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Support by: Lord Pem'Pra Brigade

Citation preview

Page 1: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0

KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR: 227 TAHUN 2007TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAANKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

DALAM GERAKAN PRAMUKA

KetuaKwartirNasionalGerakanPramukaMenimbang : a. bahwakepramukaanadalahprosespendidikandi luar

lingkungan sekolah dan keluarga yang dilaksanakandalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkandilakukandialamterbukayangsasaranakhirnyaadalahpembentukan watak, akhlak mulia, dan budi pekertiluhur;

b. bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akandihadapkan kepada sejumlah risiko yang menjaditanggungjawabseluruhanggotaGerakanPramuka;

c. bahwa risiko yang timbul dari pelaksanaan kegiatantersebut perlu dikelola menurut prinsip-prinsipmanajemen dalam suatu Pedoman KebijakanManajemenRisiko;

d. bahwasehubungandenganituperluditetapkandengansuratkeputusan.

Mengingat : 1. AnggaranDasardanAnggaranRumahTanggaGerakanPramuka.

2. KeputusanKwartirNasionalGerakanPramukaNomor037Tahun2005tentangVisi,Misi,danStrategiGerakanPramukaTahun2003–2008;

3. KeputusanKwartirNasionalGerakanPramukaNomor220 Tahun 2007 tentang Petunjuk PenyelenggaraanPokok-pokokOrganisasiGerakanPramuka.

4. Rekomendasi The 1st Asia-Pacific Regional Riskand Safety Management Workshop, Tahun 2003, diSingapore.

Page 2: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

MEMUTUSKANMenetapkan :Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko

sebagaimanatercantumdalamlampirankeputusanini.Kedua : Menginstruksikan kepada kwartir dan satuan Gerakan

PramukadiseluruhIndonesiadanperwakilandiluarnegeriuntukmelaksanakankeputusanini.

Ketiga : Keputusaninimulaiberlakusejakditetapkan.

Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan pembetulansebagaimanamestinya.

Ditetapkan :diJakarta.Padatanggal :28November2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,

Prof.DR.Dr.H.AzrulAzwar,MPH.

Page 3: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 4: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

LAMPIRAN KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR: 227 TAHUN 2007TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAANKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB IPENDAHULUAN

1. UMUM Gerakan Pramuka menjadi bagian yang penting dalam pendidikan

nonformal dan menyediakan program rekreatif edukatif yang membantu kaum muda Indonesia untuk berkembang secara emosional, intelektual, sosial, spiritual dan fisik. Kesadaran terhadap risiko selalu menjadi fokus Gerakan Pramuka di dalam pelaksanaan program untuk kaum muda, dalam lingkungan yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran dari pengalaman serta praktek.

Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka untuk melengkapi proses yang telah ada, serta untuk memastikan bahwa risiko yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dapat disadari dan dikelola dengan baik.

Risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam sebagian aspek kehidupan sehari-hari. Kita semua secara terus-menerus melakukan pengelolaan risiko, kadang-kadang disadari, dan kadang-kadang tanpa disadari, tetapi tidak selalu dengan cara yang sistematis. Pada sebagian waktu, kejadian berisiko itu tampak jelas, misalnya di dalam penyelenggaraan sebuah latihan, sebaliknya pada waktu-waktu lain, risiko tidak akan telihat jelas dan mungkin dapat muncul dalam bentuk penerapan peraturan baru atau perubahan kebijakan.

Manajemen Risiko merupakan hal yang mendasar dalam manajemen yang efektif pada semua fungsi dan aktivitas organisasi. Hal ini meliputi pengelolaan risiko yang bersifat internal maupun eksternal, misalnya: pendekatan sistematik yang dapat digunakan untuk meminimalkan dan mengelola risiko yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan bagi kaum muda dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Pendekatan risiko yang sama dapat digunakan pada pengenalan atau penerapan peraturan baru. Bagaimanapun dan kapanpun risiko muncul, kita harus dapat secara sistematis mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan memberikan

Page 5: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

intervensi pada risiko sesuai dengan tingkat keseriusan risiko. Manajemen Risiko merupakan sebuah proses baku yang terdiri atas

langkah-langkah, yang ketika dilakukan dalam urutan-urutan tertentu, memungkinkan perbaikan yang berkesinambungan dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengambilan keputusan, kebijakan manajemen risiko akan dianalisa paling tidak satu kali dalam setahun.

2. TUJUAN Menanggulangi berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil

dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam skala kecil (kegiatan gugusdepan) maupun skala besar (kegiatan cabang, daerah, maupuan nasional).

3. DASAR

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

b. Renstra Gerakan Pramuka Tahun 2004-2009.

c. Renja Gerakan Pramuka Tahun 2004-2009.

d. Revitalisasi Gerakan Pramuka.

4. SASARAN

a. Memberikan rasa aman bagi para pelaksana maupun peserta kegiatan.

b. Memberikan jaminan kepada para peserta kegiatan.

c. Memberikan informasi dan dukungan pengaturan keamanan maupun keselamatan dalam upaya menanggulangi risiko pada pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

d. Mengurangi hingga menghapuskan risiko terhadap nyawa, cedera, material, maupun finansial, sehingga citra Gerakan Pramuka tetap dapat terpelihara.

5. RUANG LINGKUP Ruang lingkup penulisan petunjuk penyelenggaraan ini disusun sebagai

berikut:

Page 6: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Bab I Pendahuluan

Bab II Pengertian dan Kebijakan

Bab III Tanggungjawab

Bab IV Proses Manajemen Risiko

Bab V Panduan Untuk Kwartir

Bab VI Penutup

BAB IIPENGERTIAN DAN KEBIJAKAN

1. PENGERTIAN

Area Risiko: Semua kejadian, aktivitas atau kejadian yang dapat secara negatif berdampak pada pencapaian tujuan Gerakan Pramuka.

Kode Kehormatan: Satya dan Darma Pramuka

Konsekuensi: Hasil dari suatu kejadian. Di dalam konteks manajemen risiko, sebuah konsekuensi dapat berupa hasil positif (seperti hasil identifikasi dari kebutuhan untuk perbaikan proses) atau dampak negatif (seperti kerusakan atau kehilangan).

Konteks: Lingkup fungsi atau aktivitas sesuai dengan titik penting organisasi.

Kontrol: Kebijakan, praktek, standar, prosedur, dan perubahan fisik yang diimplementasikan untuk menghilangkan efek negatif dari risiko.

Aktivitas Utama: Program Gerakan Pramuka dan aktivitas terkait yang dirancang untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

Kerusakan: Konsekuensi negatif – finansial atau yang lain. Kerusakan bukan hanya terbatas pada Gerakan Pramuka; hal ini juga mungkin mempengaruhi masyarakat, pemerintah, atau lembaga/organisasi lain (lihat juga kehilangan).

Page 7: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

Dampak : Kombinasi efek pada organisasi dari kecenderungan serta konsekuensi dari risiko yang muncul.

Kecenderungan: Probabilitas atau frekuensi dari sebuah kejadian yang mungkin muncul.

Kehilangan: Konsekuensi negatif – finansial atau yang lainnya. Kehilangan bukan hanya terbatas pada Gerakan Pramuka; hal ini mungkin mempengaruhi masyarakat, pemerintah, atau lembaga/organisasi lain (lihat juga kerusakan).

Pengurus: Semua pengurus Gerakan Pramuka (relawan atau yang lainnya). Hal ini meliputi juga, dan tidak terbatas pada, Andalan, Pelatih, Pembina, Pimpinan Kwartir, tapi meliputi juga Koordinator Kegiatan, Pimpinan Kontingen.

Risiko Residual: Tingkatan risiko yang masih tersisa sesudah perla-kuan kontrol dan saat manajemen risiko telah dia-plikasikan

Risiko: Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan Gerakan Pramuka. RisikoRisiko juga mengukur konsekuensi dan kecenderungan.

Risiko Strategis: Merupakan risiko kegagalan perencanaan.

Risiko Keuangan: Merupakan risiko kegagalan pengendalian keu-angan.

Risiko Operasional: Merupakan risiko tindakan manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Risiko Teknis: Merupakan risiko yang melibatkan kegagalan atau kerusakan peralatan dan infrastruktur seperti kebakaran, ledakan, bencana alam atau sabotase.

Risiko Sumber Daya:

Merupakan risiko interupsi “bisnis” seperti kehilangan SDM, kekurangan atau ketiadaan sumber daya.

Page 8: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Pengukuran Risiko: Sebuah proses sistematis yang mencakup penemuan risiko, pengukuran dampak, serta penentuan tingkat risiko yang dapat diterima, berdasarkan pada prioritas manajemen, standar yang ditentukan sebelumnya, dan kriteria spesifik seperti tingkatan risiko target.

Kesadaran Risiko: Menjadi pengamat yang teliti serta proaktif dalam mencari peluang untuk mengurangi risiko.

Manajemen Risiko: Penggunaan sistematik dari kebijakan dan proses manajemen yang dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi serta memberikan perlakuan pada risiko, dan mengembangkan budaya dalam Gerakan Pramuka untuk mempertimbangkan dengan cermat kesempatan potensial dan juga efek negatif.

Daftar Risiko: Sebuah database yang terpusat pada risiko yang teridentifikasi dan berhubungan dengan rencana untuk meredakannya. Database semacam ini terdapat pada register utama atau salah satu dari subregister yang dikembangkan pada tiap-tiap lokasi yang sesuai.

Perlakuan Terhadap Risiko:

Seleksi dan implementasi pilihan-pilihan yang tepat untuk berhubungan dan melakukan tindakan penanggulangan risiko.

Stakeholder: Orang-orang dan organisasi yang mungkin mempengaruhi, dipengaruhi, atau mempersepsikan diri mereka sebagai pihak yang dipengaruhi oleh keputusan atau aktivitas yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka.

2. KEBIJAKAN

a. Sebagai organisasi moderen dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia, Gerakan Pramuka memiliki komitmen untuk mengelola risiko sebagai upaya untuk mencapai tujuan, serta memaksimalkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan penyediaan pelayanan, dalam berhubungan dengan anggota, pembina, pelatih, pengurus, staf, majelis pembimbing,

Page 9: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

pemerintah, serta infrastruktur, dalam lingkungan yang aman dan praktis, dirancang untuk mencegah kerusakan, kerugian, luka atau kehilangan pada Gerakan Pramuka atau pihak-pihak lain yang terkait dengannya.

b. Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka dirancang untuk memberikan kepastian bahwa, meskipun risiko adalah melekat pada aktivitas, tingkatan risiko residual menjadi dapat diterima dengan kontrol yang efektif untuk meminimalkan potensi kerusakan atau kerugian pada Gerakan Pramuka dan pihak-pihak yang terkait dengannya.

c. Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka mensyaratkan semua anggota, pembina, pelatih, pengurus, staf, dan majelis pembimbing untuk menjadi ‘sadar akan risiko’ dalam konteks sistem manajemen, proses dan praktek perencanaan. Kebijakan ini didistribusikan pada semua unsur dalam Gerakan Pramuka. Sebagai tambahan, sesi pelatihan regular, yang meliputi juga latihan ‘Manajemen Risiko’, harus secara teratur dilakukan sebagai bagian dari pelatihan Kepramukaan.

d. Kebijakan Manajemen Risiko harus dikembangkan sebagai bagian dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-Peraturan, Petunjuk Penyelenggaraan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Gerakan Pramuka.

BAB IIITANGGUNGJAWAB

1. KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bertanggungjawab:

a. Melakukan pengamatan pada operasionalisasi Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka.

b. Mengevaluasi hasil dari Kebijakan Manajemen Risiko.

c. Melakukan kajian ulang dan amandemen Kebijakan Manajemen Risiko jika diperlukan.

d. Memberikan saran dan bimbingan kepada kwartir daerah, kwartir cabang untuk masalah manajemen risiko.

e. Memastikan bahwa dilakukan audit Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka pada aspek-aspek kepatuhan, kualitas, dan relevansinya setiap tahun; dan

Page 10: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

f. Memastikan bahwa paling tidak satu Daftar Risiko dikelola di setiap kwartir daerah dan kwartir cabang.

2. PENGURUS Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa Kebijakan

Manajemen Risiko yang dirinci dalam dokumen ini diimplementasikan dalam aktivitas kepramukaan.

Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa persyaratan dari kebijakan ini diadopsi oleh semua anggota Gerakan Pramuka.

Pengurus bertanggungjawab untuk:

a. Memastikan bahwa manajemen risiko diintegrasikan ke dalam proses perencanaan program, pelaksanaan program, kegiatan sosial, dan bisnis;

b. Memastikan bahwa sumber dana yang tepat dianggarkan dan dialokasikan untuk implementasi manajemen risiko;

c. Memastikan pelatihan penyediaan manajemen risiko yang tepat bagi anggota Gerakan Pramuka dan staf kwartir;

d. Memastikan bahwa komunikasi dan konsultasi dilakukan dengan anggota Gerakan Pramuka, sesama pengurus, dan staf kwartir dalam hubungannya dengan masalah manajemen risiko;

e. Memastikan persiapan dan pemeliharaan ‘Daftar Risiko’; dan

f. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.

3. PELATIH/PEMBINA Semua Pelatih/Pembina Gerakan Pramuka bertanggungjawab untuk

memastikan bahwa:

a. Kebijakan Manajemen Risiko secara efektif dikomunikasikan kepada para anggota yang beraktivitas dalam area risiko yang sesuai, sebagaimana prosedur dan proses yang mengacu pada kebijakan ini;

b. Pelatih/Pembina pada semua tingkat bertanggungjawab untuk memastikan bahwa anggota yang tergabung dalam Gerakan Pramuka sadar akan prinsip-prinsip yang terkandung dalam kebijakan ini;

c. Semua aktivitas di bawah supervisi dilakukan dalam hubungannya dengan kebijakan ini;

d. Intervensi dan kontrol risiko secara efektif diaplikasikan di dalam ‘area risiko’ masing-masing; dan

Page 11: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0

e. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.

4. ANGGOTA Semua anggota bertanggungjawab untuk:

a. Secara aktif mendukung dan memberikan kontribusi pada inisiatif manajemen risiko;

b. Mengikuti instruksi sesuai prosedur yang diberikan oleh pengelola dalam hubungannya dengan manajemen risiko;

c. Memberikan saran kepada pengelola berkaitan dengan masalah-masalah risiko yang membutuhkan perhatian; dan

d. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.

ANALISA RISIKO

TINDAKAN TERHADAP RISIKO

EVALUASI RISIKO

ESTIMASI TINGKAT RISIKO

IDENTIFIKASI RISIKO

ESTI

MA

SI D

AN

KO

SULT

ASI

PEMA

NTA

UA

N D

AN

TINJA

U U

LAN

G

MENETAPKAN KONTEKS

MENENTUKAN KECENDERUNGAN

MENENTUKAN KON-SEKUENSI

Diagram Alur

Page 12: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

BAB IVPROSES MANAJEMEN RISIKO

1. MODEL MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisa,

mengevaluasi, dan memberikan intervensi pada risiko, seperti digambarkan dalam diagram alur di halaman 20.

2. PENILAIAN RISIKO Elemen penilaian risiko untuk setiap fungsi atau aktivitas adalah:

a. Menetapkan Konteks.

b. Mengidentifikasi Risiko.

c. Menganalisa Risiko.

d. Mengevaluasi Risiko.

a. Menetapkan Konteks

Di dalam menetapkan konteks dalam setiap penilaian risiko, area kunci yang harus dipertimbangkan adalah:

1) Menetapkan Konteks Strategis.

2) Siapakah pihak-pihak yang terkait?

3) Seperti apakah lingkungan di mana pramuka berkegiatan, apakah lingkungan tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mengelola risiko?

4) Dukungan dari eksekutif harus diperoleh.

5) Menetapkan konteks organisasi.

6) Apakah tujuan strategis serta strategi dari Gerakan Pramuka?

b. Mengidentifikasi Risiko

Adalah penting bahwa semua risiko teridentifikasi, karena risiko yang tidak teridentifikasi pada tahap ini akan dikeluarkan dari analisa lebih lanjut untuk manajemen risiko yang efektif.

Pertanyaan kuncinya adalah:

1) Apa yang terjadi?

2) Kumpulkan daftar yang komprehensif dari kejadian-kejadian dan identifikasi hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan aktivitas.

3) Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi?

Page 13: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

4) Pertimbangkan dan buat rincian kemungkinan dan skenario penyebab.

5) Tentukan alat dan teknik yang digunakan.

6) Checklist.

7) Pengambilan keputusan berdasar pada pengalaman dan catatan sebelumnya.

8) Sesi curah pendapat.

Sebagian besar aktivitas dan inisiatif Gerakan Pramuka adalah sederhana, terdiri atas aktivitas atau proses rutin pada kegiatan-kegiatan utama. Dalam keadaan seperti ini, proses untuk mengidentifikasi danDalam keadaan seperti ini, proses untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko dibandingkan secara langsung dengan hal-hal yang sudah dipraktekkan secara mapan di berbagai kegiatan dan tingkatan.

c. Menganalisa Risiko

Analisis risiko penting untuk menentukan dampak yang mungkin terjadi pada tujuan organisasi. Analisa risiko ini diperoleh dengan menentukan sebab-sebab risiko dan kemudian mengkalkulasi kecenderungan konsekuensi dari risiko yang muncul.

1) Penyebab

Langkah penting dalam mengontrol risiko adalah secara realistik dan objektif mengidentifikasi sebab yang nyata dari risiko, untuk memungkinkan perkiraan lebih akurat dari dampak negatif yang diukur. Hal ini juga memungkinkan intervensi dan tindakan terhadap risiko dapat secara langsung diarahkan dan diaplikasikan pada hal-hal yang menjadi penyebab dengan cara yang efektif/efisien.

2) Kecenderungan

Pertimbangkan frekuensi atau kemungkinan munculnya risiko.

Kecenderungan dapat dinilai dengan berbagai sumber, termasuk:

a) Catatan sebelumnya dan analisis statistik.n sebelumnya dan analisis statistik.

b) Pengalaman yang relevan, penilaian spesialis dan ahli.

c) Uji coba peralatan.

d) Literatur penelitian.

Tabel 3.1, Tabel Rating Kecenderungan, seharusnya digunakan untuk memperkirakan kecenderungan munculnya kejadian.

Page 14: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Kecenderungan Deskripsi

Hampir pastiKejadian yang diperkirakan muncul dalam sebagian

besar kondisi

CenderungKejadian akan mungkin muncul dalam sebagian

besar kondisi.

MungkinKejadian mungkin (atau harus) muncul pada

beberapa waktu.Tidak Cenderung Kejadian muncul dalam beberapa waktu.

JarangKejadian mungkin muncul hanya dalam kondisi

perkecualian.

Tabel 3.1 – Tabel Rating Kecenderungan

3) Konsekuensi

Pertimbangan apa yang akan terjadi jika kejadian muncul.

Konsekuensi harus selalu ditentukan dari perspektif (konteks) organisasi. Merupakan hal yang wajib bahwa Gerakan Pramuka sebagai kesatuan dapat bertahan dan pulih dari dampak negatif yang mungkin muncul dari paparan risiko.

Tabel 3.2, yaitu Tabel Konsekuensi Risiko, harus digunakan untuk memperkirakan kemungkinan tingkat konsekuensi (mengacu pada Lampiran A, Contoh Praktis Konsekuensi).

Ketika menggunakan Tabel Konsekuensi Risiko, pertimbangkan dampak dari setiap risiko terhadap tujuan Gerakan Pramuka sebagaimana didefinisikan dalam kebijakan ini, yaitu dampak pada tujuan aktivitas atau fungsi tertentu.

Page 15: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

Konsekuensi Deskripsi

Tidak Signifikan

Dampak tingkat rendah dengan kosekuensi yang dapat diabaikan pada tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka; Dapat dikontrol oleh tingkatan terendah dengan prosedur manajemen rutin (tidak ada luka, sedikit kerusakan finansial yang dapat diabaikan atau gangguan pada data/infra-struktur yang tidak penting).

Konsekuensi Deskripsi

Minor

Konsekuensinya akan menimbulkan ancaman pada efisiensi dan efektivitas pencapaian beberapa aspek tujuan dan aktivitas Gerakan Pramuka; Hanya membutuhkan pertolongan pertama saja, dampak atau gangguan ‘repu-tasi’ yang minimal, atau gangguan pada data/infrastruk-tur yang tidak esensial.

Moderat

Potensi yang signifikan/sedang dari pengaruh terhadap pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka (keru-gian finansial atau dampak reputasi tingkat sedang, luka yang membutuhkan perawatan medis, kehilangan dalam tingkat medium, atau kerugian beberapa data/infrastruk-tur esensial).

Mayor

Potensi yang sangat tinggi untuk mengganggu atau merusak pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pra-muka (kerugian finansial atau dampak reputasi mayor, kecelakaan yang signifikan pada proses kerja, kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan, kerugian jangka panjang atau kehilangan data/infrastruktur yang penting).

Katastropik

Potensi ancaman yang ekstrim pada keberlangsungan or-ganisasi Gerakan Pramuka atau tujuan dan aktivitasnya (kerugian finansial atau dampak reputasi yang sangat besar, kecelakaan yang sangat serius pada proses kerja, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan, kerugian yang permanen atas data/infrastruktur penting).

Tabel 3.2 – Tabel Konsekuensi Risiko

4) Memperkirakan Tingkat Risiko

Mengkombinasikan perkiraan kecenderungan dan konsekuensi dari kejadian-kejadian yang muncul. Memungkinkan kita untuk memperhitungkan tingkatan risiko yang akan timbul dari aktivitas, dengan mengacu pada Rating Dampak Risiko pada tabel 3.3.

Page 16: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Konsekuensi Kecenderungan

Tidak Signifikan

Minor Moderat Mayor Katastropik

Hampir pasti Signifikan Signifikan Tinggi Tinggi Tinggi

Cenderung Moderat Signifikan Signifikan Tinggi Tinggi

Mungkin Rendah Moderat Signifikan Tinggi Tinggi

Tidak cenderung

Rendah Rendah Moderat Signifikan Tinggi

Jarang Rendah Rendah Moderat Signifikan Signifikan

Tabel 3.3 – Rating Dampak Risiko

d. Mengevaluasi Risiko.

Sesudah menganalisa risiko, kita harus memutuskan apakah harus menerima tingkatan residu risiko.

Tabel 3.4., Tabel Prioritas Risiko, digunakan untuk menentukan prioritas dan tindakan yang diperlukan untuk Rating Dampak Risiko, yang merupakan turunan dari Tabel 3.3.

Prioritas Risiko Tindakan

TinggiRisiko tinggi adalah sesuatu yang harus diatasi dengan segera. Pengambil keputusan atau kebijakan tertinggi biasanya yang memonitor risiko tinggi.

SignifikanRisiko yang signifikan adalah sesuatu yang harus diatasi sesudah menangani risiko tingkat tinggi. Tingkatan pimpinan biasanya mengawasi risiko signifikan.

ModeratRisiko moderat adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan menerapkan prosedur rutin dan biasanya diatasi oleh pengurus pada tingkatan menengah.

RendahRisiko dalam kategori ini mungkin diterima tetapi harus dimonitor secara periodik untuk memastikan.

Tabel 3.4 – Tabel Prioritas Risiko

Keputusan untuk menerima risiko tanpa lebih jauh melakukan penilaian lanjut, atau keputusan untuk tidak memberikan tindakan pada risiko, perlu dibuat berdasar kecenderungan dan konsekuensi munculnya risiko, serta kemampuan Gerakan Pramuka untuk menyerap atau

Page 17: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

memperbaiki paparan risiko ketika risiko tersebut muncul.

Ketika tingkatan risiko tidak dapat diterima, tindakan risiko yang lebih lanjut akan diperlukan untuk mengurangi tingkatan risiko residual serendah mungkin sebelum akhirnya risiko dapat diterima dan dihilangkan.

3. TINDAKAN TERHADAP RISIKO Tindakan terhadap risiko meliputi; menyeleksi pilihan-pilihan tindakan,

menilai ketepatan dan efektivitas pilihan tindakan terhadap risiko, menyediakan rencana tindakan terhadap risiko, dan mengimplementasikan tindakan. Akuntabilitas untuk menerima atau tidak menerima tindakan tetap berada di tangan pimpinan atau pengurus yang menyetujui pilihan tindakan.

a. Pilihan Tindakan terhadap Risiko

Pilihan terhadap risiko adalah:

1) Menghindari risiko

2) Mengurangi munculnya kecenderungan risiko

3) Mengurangi konsekuensi

4) Memindahkan risiko

5) Mempertahankan risiko

1) Menghindari Risiko

Kadang-kadang sebuah risiko akan dapat dihindari dengan cara tidak meneruskan aktivitas yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan risiko. Pilihan ini bukan pilihan yang secara otomatis disetujui (kecuali ketika risiko dievaluasi memiliki dampak besar/kecenderungan yang hampir pasti/konsekuensi katastropik dengan tidak ada pilihan untuk menguranginya).

Penghindaran risiko dapat muncul secara tidak tepat disebabkan sikap penghindaran berlebihan terhadap risiko (kegagalan untuk menerima setiap risiko, atau lebih buruk, tidak mengenali risiko sama sekali). Penghindaran risiko yang tidak tepat dapat meningkatkan signifikansi risiko yang lain. Penghindaran berlebihan terhadap risiko berakibat:

Page 18: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

a) Keputusan untuk menghindari atau mengabaikan risiko tanpa mempertimbangkan informasi yang tersedia dan biaya potensial dalam melakukan intervensi terhadap risiko-risiko tersebut.

b) Kegagalan untuk melakukan intervensi terhadap risiko.

c) Meninggalkan pilihan-pilihan dan atau keputusan penting kepada pihak lain.

d) Menunda keputusan yang tidak dapat dihindari.

e) Melakukan sebuah pilihan karena mewakili risiko potensial yang lebih rendah, tanpa mempertimbangkan tingkat keuntungannya.

2) Mengurangi Munculnya Kecenderungan Risiko

Paparan terhadap risiko dapat dibatasi dengan cara mengurangi atau mengontrol kecenderungan munculnya kejadian.

Terdapat berbagai tindakan yang dapat mengurangi atau mengontrol kecenderungan munculnya risiko seperti:

a) Kebijakan dan prosedur.

b) Audit, kepatuhan, pengawasan dan kontrol proses serta program.

c) Manajemen proyek.

d) Penjaminan kualitas, manajemen, dan standar.

e) Program pelatihan terstruktur.

f) Supervisi.

Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.

3) Mengurangi Konsekuensi

Persiapan untuk mengurangi, mengontrol atau meredakan konsekuensi dari suatu kejadian risiko dapat dipergunakan untuk membuat risiko tertentu menjadi lebih dapat diterima. Hal-hal berikut mungkin dapat mengurangi atau mengontrol konsekuensi dari sebuah risiko:

a) Perencanaan kemungkinan-kemungkinan.

b) Pengaturan/kondisi terstandar.

c) Perencanaan skema pengendalian.

Page 19: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

d) Hubungan masyarakat yang baik dan tepat waktu.

Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.

4) Memindahkan Risiko

Memindahkan risiko melibatkan pihak lain yang menanggung atau berbagi beberapa bagian dari risiko. Mekanisme pengalihan risiko meliputi penggunaan kontrak dan pengaturan asuransi.

5) Mempertahankan Risiko

Sesudah risiko dikurangi atau dialihkan, Risiko Residual mungkin tetap ada. Harus dibuat perencanaan untuk mengelola konsekuensi dari Risiko-risiko Residual ini.

Risiko mungkin juga dapat tertinggal dengan tidak sengaja, misalnya risiko tingkat rendah yang dipertimbangkan, dapat diterima Gerakan Pramuka untuk melanjutkan aktivitasnya, atau ketika terdapat kegagalan untuk mengidentifikasi dan atau secara tepat mengalihkan atau melakukan intervensi terhadap risiko.

b. Melakukan Penilaian dan Menerapkan Pilihan Tindakan terhadap Risiko

Secara umum, tujuan Manajemen Risiko, sejalan dengan upaya mendapatkan keseimbangan antara keuntungan dengan biaya dari penerapannya, adalah untuk mengurangi tingkatan Risiko Residual sebanyak mungkin. Pilihan-pilihan harus dinilai berdasarkan pada sejauh mana risiko tersebut dikurangi serta pada keuntungan dan kesempatan tambahan yang dihasilkannya.

Secara ideal, tanggung jawab untuk melakukan tindakan terhadap risiko seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang dapat mengontrol risiko dengan cara terbaik. Tanggung jawab harus disetujui di antara pihak-pihak yang terlibat pada saat kesempatan paling awal. Jika sesudah penanganan terhadap risiko terdapat risiko residual, sebuah keputusan harus diambil apakah untuk mempertahankan risiko ini atau mengulangi proses intervensi terhadap risiko.

Page 20: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

4. MONITOR, TINJAU ULANG, DAN KOMUNIKASI Prosedur dan jaringan untuk memonitor, mengkaji ulang, dan

mengkomunikasikan Manajemen Risiko harus ditegakkan sebagai bagian dari proses ini. Tanggung jawab yang berhubungan dengan hal tersebutTanggung jawab yang berhubungan dengan hal tersebut dijelaskan dalam Bab III, Tanggung jawab.

BAB VPANDUAN UNTUK KWARTIR

1. PERSYARATAN DOKUMEN Merupakan persyaratan bagi setiap kwartir untuk memelihara Register

Risiko yang didukung oleh Penilaian Risiko dan Rencana Aksi yang terdokumentasi.

Register Risiko

Register Risiko merupakan bagian integral dari Model Manajemen Risiko. Data yang terdapat dalam Register Risiko meliputi kategori sebagai berikut:

a. Aktivitas Kaum Muda.b. Kebijakan dan Peraturan.c. Perlindungan Anak.d. Manajemen Aset/Properti.e. Sumber Daya Manusia.f. Pelatihan.g. Keuangan/Asuransi.h. Teknologi Informasi.i. Perencanaan Organisatoris/Strategis (termasuk setiap peraturan-peraturan

relevan yang membentuk bagian-bagian dari register).j. Penilaian Risiko.k. Area-area lain yang sesuai bagi kwartir yang bersangkutan.

2. PROSES DAN PROSEDUR Prosedur dan proses yang terperinci akan dikomunikasikan dan didukung

dengan pelatihan yang sesuai, baik berupa pelatihan khusus atau sebagai bagian pelatihan kepemimpinan. Untuk mendampingi dalam mengembangkan dan mengkomunikasikan proses dan prosedur ini, informasi lanjut diuraikan dalam Lampiran A “Pedoman Umum Untuk Kwartir”, Lampiran B “Contoh Penerapan Konsekuensi” dan Lampiran C “Perangkat Pengukuran Risiko”.

Page 21: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0

BAB VIPENUTUP

1. Mengingat Gerakan Pramuka merupakan kegiatan di alam terbuka, diperlukan adanya kesadaran atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan baik dari para penyelenggara maupun peserta kegiatan. Untuk mendukung keberhasilan pendidikan dan pelatihan terhadap kesadaran akan keamanan, keselamatan, dan kesehatan perlu diterapkan secara dini.

2. Hal-hal lain yang belum diatur dan atau diperlukan dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan ditentukan kemudian oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.

Jakarta, 28 November 2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,

Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH

Page 22: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

LAMPIRAN A:PEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR

LAMPIRAN B:CONTOH PENERAPAN KONSEKUENSI

LAMPIRAN C:- PERANGKAT 1- PERANGKAT 2- PERANGKAT 3

Page 23: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

LAMPIRAN APEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR

1. Ikhtisar Model Manajemen Risiko yang dibahas dalam Bab IV, pada dasarnya

membagi ‘Manajemen Risiko’ ke dalam dua kategori, yaitu PENILAIAN RISIKO (meliputi konteks, identifikasi, analisa dan evaluasi risiko) dan PROSES MANAJEMEN (meliputi tindakan, monitoring, kaji ulang, dan komunikasi risiko). Prosesnya secara keseluruhan juga disebut sebagai MANAJEMEN RISIKO.

Lampiran A, menyediakan pedoman yang bermanfaat bagi anggota dan pengurus kwartir untuk memahami dengan lebih baik, bagaimana keseluruhan proses Manajemen Risiko dapat digunakan pada semua tingkatan perencanaan dalam organisasi.

2. Pendekatan Tiga tingkatan esensial pendekatan Manajemen Risiko:

a. Anggota

b. Pengurus (baik SDM maupun sumber daya lain)

c. Organisasi Ketika melakukan penilaian dan pengelolaan risiko pada semua tingkatan,

salah satu pedoman yang praktis adalah mempertimbangkan setiap masalah dari perspektif “satu tingkat ke atas” dan “dua tingkat ke bawah”. Salah satu contohnya adalah, seorang Ketua Kelompok sebaiknya mempertimbangkan efek langsung dari risiko yang terjadi dalam kelompok yang dipimpinnya serta individu-individu di dalamnya (dua tingkat – ke bawah). Pada waktu yang sama, ketua kelompok juga mempertimbangkan, jika ada, efek yang mungkin ditimbulkan dari konsekuensi risiko terhadap organisasi (satu tingkat ke atas). Dengan cara serupa, koordinator acara besar di tingkat kwartir mungkin mempertimbangkan risiko langsung pada kejadian itu sendiri, dan pada peserta kegiatan (dan merencanakan untuk meminimalkan risiko), tetapi harus juga mempertimbangkan efek dari risiko-risiko tersebut terhadap organisasi Gerakan Pramuka secara keseluruhan.

Dengan kata lain, jika semua individu memiliki kesadaran terhadap risiko dalam proses perencanaan pribadi, dan mengacu pada tingkatan yang lebih tinggi (ketika diperlukan) melalui pendekatan untuk mengambil tindakan, risiko secara lebih luas dalam organisasi dapat dikurangi.

Anggota dapat mengambil peran dalam proses ini dengan cara:

Page 24: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

a. Menjadi pengamat yang teliti

b. Mengambil bagian dan ikut memikul tanggungjawab.

c. Membawa pengalaman-pengalaman pribadinya dalam proses perencanaan.

d. Menjadi proaktif dalam mengurangi risiko dengan mempertimbangkan “Satu ke atas -Dua ke bawah”

3. Melakukan Rujukan terhadap Risiko Jika selama proses penilaian risiko (pada tingkatan mana pun), sebuah risiko

dipandang sebagai risiko tingkat tinggi, risiko ini dapat dilaporkan segera pada kwartir, baik secara langsung atau melalui pengurus. Jika pengukuran dampak sebuah risiko diklasifikasikan sebagai signifikan dan dapat memiliki konsekuensi mayor atau katastropik bagi organisasi, kwartir harus diberi laporan segera.

Sangat penting bahwa anggota dan pengurus dapat, serta didorong untuk, merujuk risiko apapun pada satu tingkatan lebih tinggi untuk penilaian, tanpa memperhitungkan apakah sebuah Penilaian Risiko telah diawali. Ini berarti bahwa semua anggota dapat membuat pemberitahuan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri tanpa menggantungkan pada proses formal apapun.

Disarankan bahwa pemberitahuan pada kwartir menyebutkan:

a. Nama dan kontak pelapor.

b. Perincian dari pengelola yang bertanggung jawab terhadap risiko.

c. Kejadian atau aktivitas yang mengandung risiko.

d. Sebab-sebab kejadian risiko.

e. Rating dari risiko (jika diketahui).

f. Tindakan yang direncanakan oleh pengelola yang bertanggungjawab, dan

g. Tanggal rencana penyelesaian tindakan atau intervensi yang diperlukan.

4. Persyaratan untuk melengkapi Penilaian Risiko dan Rencana Aksi Penilaian Risiko dan Rencana Aksi dapat berupa dokumen prosedural

dan checklist (untuk aktivitas rutin dan utama) yang sudah ada, sampai penelitian yang lebih kompleks khusus untuk acara, aktivitas, atau fungsi tertentu.

Sebagaimana disebutkan dalam Bab III, semua orang di dalam Gerakan

Page 25: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

Pramuka memiliki tanggungjawab untuk mengelola risiko. Oleh karenanya, Penilaian Risiko dan Rencana Aksi seharusnya dipersyaratkan dalam keadaan-keadaan berikut, tanpa mempertimbangkan dari sudut pandang yang mana dilakukan penilaian risiko:

a. Sebelum memulai acara apapun, aktivitas kaum muda, atau fungsi bisnis yang baru;

b. Ketika sebuah risiko diidentifikasi di dalam aktivitas atau fungsi saat ini; atau

c. Sesuai kebijakan pengurus pada acara, aktivitas atau fungsi apapun yang dipandang memiliki paparan terhadap risiko .

5. Pendampingan Asistensi di dalam proses Manajemen Risiko (untuk aktivitas utama) harus

tersedia dalam Struktur Manajemen Organisasi.

6. Daftar Risiko Sebuah Daftar Risiko (sebagaimana didefinisikan, yaitu mungkin merupakan

kombinasi dari register utama dan subregister) adalah kunci dari alat pelaksanaan Manajemen Risiko dan harus dimiliki serta dipelihara oleh kwartir. Sebagai tambahan, sebuah proses audit atau monitoring yang tepat dari semua aspek Daftar Risiko harus diimplementasikan pada semua tingkatan. Sejalan dengan pengembangan Penilaian Risiko dan Rencana Tindakan yang terkait pada berbagai fungsi dan aktivitas pada tingkat kwartir (serta yang dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah, tetapi dirujukkan ke tingkat yang lebih tinggi melalui struktur), kedua komponen tersebut harus dimasukkan sebagai bagian dari daftar risiko.

Pada tingkat nasional, data risiko juga mencakup antara lain kebijakan manajemen risiko masing-masing kwartir (daerah dan cabang), sebagai bagian dari dokumen pendukung (hal ini dapat juga meliputi sub register sesuai keperluan).

7. Risiko Residual

a. Mengaplikasikan Pilihan-pilihan Standar Risiko

Mengacu pada tabel 3.3 ‘Intervensi Risiko atau Rating Dampak Risiko dalam Bab IV ‘Proses Manajemen Risiko’ untuk pilihan-pilihan intervensi serta bagaimana melakukan penilaian terhadap

pilihan yang paling sesuai.

b. Melakukan Rating Ulang Sesudah Pelaksanaan Tindakan

Page 26: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Sesudah melakukan tindakan untuk menangani atau mengontrol risiko, proses pemberian peringkat yang sama harus diterapkan untuk menentukan tingkatan risiko residual. Risiko residual inilah yang memerlukan keputusan lebih lanjut. Pada intinya, keputusan melibatkan penerimaan risiko residual (sesudah menerapkan pilihan intervensi) dan atau, merujuk risiko pada tingkat organisasi yang lebih tinggi.

c. Risiko Residual yang Tidak Dapat Diterima

Ketika tingkatan risiko residual (sesudah menerapkan tindakan dan intervensi) masih terlalu tinggi untuk dapat diterima dan pengurus tidak siap untuk menerima tingkatan risiko residual setinggi itu, aktivitas atau fungsi harus digugurkan. Kapanpun hal ini muncul, penting untuk memastikan bahwa situasi yang ada dan keputusan yang diambil, dicatat dalam daftar risiko yang relevan.

Jakarta, 28 November 2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,

Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH

Page 27: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

Ketid

ak m

ampu

an

untu

k

men

yelen

ggar

akan

pr

ogra

m k

aum

mud

a.

Kejad

ian n

egat

if

yang

seca

ra

perm

anen

mer

usak

re

puta

si Ge

raka

n Pr

amuk

a.

Kehi

langa

n pe

rman

en

dari

bang

unan

uta

ma

atau

keh

ilang

an

fung

si ut

ama

di d

alam

ba

ngun

an u

tam

a (m

isaln

ya k

war

tir

caba

ng, p

erke

mah

an

dan/

atau

ase

t-ase

t ko

mer

sial).

Kehi

langa

n pe

rman

en

dari

perle

ngka

pan

as

et ya

ng u

tam

a.

Fung

si ya

ng

tidak

men

cuku

pi

men

yeba

bkan

ke

gaga

lan si

gnifi

kan

pada

satu

ata

u leb

ih

pelay

anan

org

anisa

si ya

ng u

tam

a.

Kehi

langa

n

pend

apat

an

perm

anen

dar

i bi

snis

kwar

tir

caba

ng.

Kat

astr

op

ik

Kehi

langa

n su

mbe

r day

a m

anus

ia da

lam sk

ala

besa

r (re

lawan

dan

/ata

u sta

f) ya

ng b

erak

ibat

pa

da k

etid

akm

ampu

an

mem

berik

an a

tau

mem

perta

hank

an

pelay

anan

uta

ma.

Kejad

ian b

esar

de

ngan

impl

ikasi

keam

anan

, fina

nsial

, at

au p

oliti

k ya

ng

signi

fikan

Kejad

ian ya

ng se

cara

sig

nifik

an m

erus

ak

repu

tasi

Gera

kan

Pram

uka

Kejad

ian d

enga

n im

plika

si ke

aman

an,

finan

sial,

atau

po

litik

pada

tin

gkat

yan

g pa

tut

dipe

rhitu

ngka

n

Kejad

ian ya

ng

mer

usak

repu

tasi

Gera

kan

Pram

uka

Kehi

langa

n se

men

tara

da

ri ba

ngun

an u

tam

a at

au k

ehila

ngan

pe

rman

en d

ari

bang

unan

nom

or 2

.

Kehi

langa

n se

men

tara

da

ri pe

rleng

kapa

n

aset

yang

uta

ma.

Kehi

langa

n se

men

tara

dar

i ba

ngun

an k

edua

.

Keru

saka

n da

ri pe

rleng

kapa

n

aset

yang

uta

ma.

Fung

si ya

ng

tidak

mem

enuh

i m

enye

babk

an

keru

saka

n pa

da

pelay

anan

uta

ma.

Kehi

langa

n

cada

ngan

mod

al.

Ketid

akm

ampu

an

untu

k m

empe

rtaha

nkan

da

na ru

tin

men

yeba

bkan

be

rkur

angn

ya

kuali

tas p

elaya

nan

utam

a.

Kehi

langa

n

seba

gian

sum

ber d

aya

man

usia)

yang

ber

akib

at

pada

pen

urun

an b

esar

pe

layan

an u

tam

a.

Ketid

akm

ampu

an

mer

ekru

t rela

wan

dan

sta

f yan

g m

encu

kupi

un

tuk

mem

perta

hank

an

dan

men

goko

hkan

ke

kuat

an.

Kehi

langa

n SD

M d

alam

jan

gka

pend

ek.

Mun

gkin

dap

at

men

yeba

bkan

ke

mat

ian a

tau

kehi

langa

n to

tal d

ari

satu

ata

u leb

ih d

ari

fung

si tu

buh

(m

isaln

ya k

ehila

ngan

pe

nglih

atan

ata

u ke

hilan

gan

kaki)

.

Mun

gkin

m

enye

babk

an lu

ka

seriu

s, ke

hilan

gan

bagi

an-b

agian

tu

buh

seca

ra

perm

anen

, at

au sa

kit p

arah

Mun

gkin

m

enye

babk

an

kece

lakaa

n ya

ng

dilap

orka

n de

ngan

ko

nsek

uens

i jang

ka

lebih

pan

jang.

Ketid

akm

ampu

an

untu

k m

emen

uhi

kew

ajiba

n leg

al sa

at

ini d

an m

asa

yang

ak

an d

atan

g.

Ketid

akm

ampu

an

mem

enuh

i pe

ratu

ran

pem

erin

tah

atau

sta

ndar

indu

stri

Ketid

akm

ampu

an

untu

k m

empe

rluas

Pr

ogra

m

Kepr

amuk

aan.

Kesu

litan

dala

m

mem

enuh

i pe

ratu

ran

pem

erin

tah

atau

sta

ndar

indu

stri.

Kesu

litan

unt

uk

mem

perlu

as

Prog

ram

Ke

pram

ukaa

n.

Kehi

langa

n da

ta

bisn

is ut

ama

seca

ra p

erm

anen

, da

n/at

au fa

silita

s ko

mun

ikasi.

Kehi

langa

n se

bagi

an d

ata

bisn

is ut

ama,

gan

ggua

n jan

gka

panj

ang,

pa

da fa

silita

s ko

mou

tasi

dan

kom

unika

si.

Keru

saka

n se

bagi

an

data

bisn

is,

gang

guan

jang

ka

men

enga

h

pada

fasil

itas

kom

outa

si da

n ko

mun

ikasi.

May

or

Sed

ang

CO

NTO

H P

ENER

APA

N K

ON

SEK

UEN

SI

KA

TEG

OR

I RIS

IKO

MA

YO

R

KO

NSE

KU

ENSI

Akt

ivita

s Ka

um M

uda

Man

ajem

enA

set/

Pro

pert

iFi

nans

ial/

Asu

rans

iSu

mbe

r Day

aM

anus

ia (S

DM

)

Kese

hata

n Ke

rja,

Kese

lam

atan

dan

Kese

jaht

eraa

n

Korp

oras

i/St

rate

gis

Tekn

olog

iIn

form

asi

LAM

PIR

AN

B

Page 28: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

Kece

lakaa

n ya

ng

dapa

t dire

spon

de

ngan

mud

ah

mela

lui s

umbe

r day

a ya

ng a

da.

Kejad

ian ya

ng

mun

gkin

mem

iliki

dam

pak

pada

repu

tasi

Gera

kan

Pram

uka

pada

ting

kat k

war

tir

Kehi

langa

n se

men

tara

da

ri ba

ngun

an

–ban

guna

n m

inor

.

Ketia

daan

pe

rleng

kapa

n m

inor

.

Peng

uran

gan

dana

un

tuk

satu

ata

u leb

ih

aktiv

itas u

tam

a at

au

prog

ram

bisn

is.

Min

or

Ketia

daan

SDM

jan

gka

pend

ek a

tau

dalam

skala

min

or

men

yeba

bkan

beb

erap

a ke

tidak

nyam

anan

seca

ra

indi

vidua

l dan

Ger

akan

Pr

amuk

a.

Kejad

ian ya

ng

mem

iliki d

ampa

k ke

cil p

ada

oper

asi

atau

dap

at d

itang

ani

deng

an p

rose

s for

mal.

Kehi

langa

n fu

ngsi

di d

alam

ban

guna

n m

inor

.

Keru

saka

n da

ri pe

ralat

an m

inor

.

Gang

guan

min

or

pada

satu

ata

u leb

ih

prog

ram

.

Keku

rang

an S

DM

deng

an d

ampa

k ya

ng

dapa

t diab

aikan

pad

a Ge

raka

n Pr

amuk

a.

Mun

gkin

m

enye

babk

an lu

ka

atau

sakit

ring

an.

Efek

sang

at k

ecil

pada

kes

ehat

an

dan

kese

lamat

an

pero

rang

an

yang

mun

gkin

m

emer

luka

n tin

daka

n pe

rtolo

ngan

pe

rtam

a.

Kesu

litan

dala

m

men

capa

i ren

cana

da

n tu

juan

stra

tegi

s Ge

raka

n Pr

amuk

a.

Kesu

litan

dala

m

men

capa

i tuj

uan

jangk

a pe

ndek

.

Kehi

langa

n se

bagi

an d

ata

bisn

is bu

kan

utam

a,

gang

guan

jang

ka

pend

ek p

ada

fasil

itas k

ompu

tasi

dan

kom

unika

si.

Keru

saka

n m

inor

pa

da s

ebag

ian d

ata

bisn

is no

n-ut

ama,

m

asala

h se

kuen

, da

n re

set p

erala

tan.

Tid

ak

Sig

nifi

kan

CO

NTO

H P

ENER

APA

N K

ON

SEK

UEN

SI

KA

TEG

OR

I RIS

IKO

MA

YO

R

KO

NSE

KU

ENSI

Akt

ivita

s Ka

um M

uda

Man

ajem

enA

set/

Pro

pert

iFi

nans

ial/

Asu

rans

iSu

mbe

r Day

aM

anus

ia (S

DM

)

Kese

hata

n Ke

rja,

Kese

lam

atan

dan

Kese

jaht

eraa

n

Korp

oras

i/St

rate

gis

Tekn

olog

iIn

form

asi

LAM

PIR

AN

B

Jaka

rta,

28

Nov

embe

r 20

07K

war

tir N

asio

nal G

erak

an P

ram

uka

Ket

ua,

Prof

. DR.

Dr.

H. A

zrul

Azw

ar, M

PH

Page 29: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��

PEN

GU

KU

RA

N R

ISIK

O

PER

AN

GK

AT

1 -

BA

HA

YA &

SK

ENA

RIO

BA

HA

YA.

AK

TIVA

SI/ S

ITU

ASI

: ...

......

......

......

......

(co

nto

h: K

EGIA

TAN

PA

NJA

T TE

BIN

G)

LAM

PIR

AN

C(P

eran

gkat

1, 2

dan

3)

N

O.

BAH

AYA

/ RIS

IKO

SK

ENA

RIO

BA

HA

YA/ R

ISIK

O

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

l

Met

oda

ini d

iranc

ang

untu

k m

engi

dent

ifika

si r

isik

o/ b

ahay

a da

lam

sua

tu k

egia

tan

dan

akib

at y

ang

ditim

bulk

an t

erm

asuk

efe

k ps

ikol

ogis

.l

Iden

tifika

si b

ahay

a/ r

isik

o se

cara

leng

kap

oleh

tim

unt

uk m

enin

gkat

kan

obye

ktifi

tas

peni

laia

n.

Batu

jatu

h

Terp

eles

et

Terg

ores

bat

u

Luka

di k

epal

a at

au b

adan

Kak

i ter

kilir

Luka

lece

t

Page 30: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��

N

O.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PEN

GU

KU

RA

N R

ISIK

O

PER

AN

GK

AT

2 -

KEM

UN

CU

LAN

, AK

IBA

T &

PR

OB

AB

ILIT

AS

TIN

GK

AT

RIS

IKO

[ dat

a di

ambi

l dar

i Per

angk

at 1

:] A

KTI

VASI

/ SIT

UA

SI :

......

......

......

......

... (

con

toh

: KEG

IATA

N P

AN

JAT

TEB

ING

)

LAM

PIR

AN

C(P

eran

gkat

1, 2

dan

3)

Sebe

rapa

serin

g ke

mun

culan

ba

haya

ata

u ris

iko te

rsebu

t?

0,5

= Sa

ngat

Jara

ng 1

= Ja

rang

2 =

Kad

ang-

kada

ng 3

= S

ekali

-kali

Mun

cul a

tau

Terja

di 6

= S

ecar

a Te

ratu

r 10

= K

onsta

n

Sebe

rapa

bes

ar a

kibat

nya?

1 =

Kec

il, ha

nya

perlu

P3K

2 =

Terlu

ka d

an ti

dak

bisa

ak

tif b

eber

apa

hari.

3 =

Ser

ius,b

isa

men

gakib

atka

n ca

cat

4 =

San

gat S

eriu

s bisa

m

enga

kibat

kan

kem

atian

5 =

Ben

cana

, kem

ungk

inan

m

enin

ggal

lebih

dar

i sat

u

or

ang

atau

sang

at ce

pat

Sejau

h ap

a ke

mun

gkin

an a

kibat

da

ri ke

mun

culan

risik

o itu

aka

n te

rjadi

?

0,1

= Su

lit d

iper

kirak

an 0,

2 =

Jara

ng

0,5

= Ti

dak

Cend

erun

g 1

= C

ende

rung

3 =

Mun

gkin

6 =

Ham

pir P

asti

10 =

Pas

ti Te

rjadi

1 =

R <

20

: ‘Ri

siko

Sang

at R

enda

h’ 2

= 2

0 <

R <

70

: ‘Ri

siko

Rend

ah’

3 =

70

< R

< 20

0 : ‘

Risik

o M

enen

gah’

4 =

200

< R

< 4

00

: ‘Ri

siko

Ting

gi’

5 =

R >

400

: ‘

Sang

at B

erisi

ko T

ingg

i’

R =

NIL

AI

A

KHIR

RISI

KO

R =

E *

C *

P

E =

EX

POSU

RE

C =

AK

IBA

TP

= P

RO

BA

BIL

ITA

SR

ELA

TIV

E (!

)TI

NG

KA

T R

ISIK

O

2 3 3

2 2 1

0,1 1 3

0.4 6 9

SAN

GA

T RE

ND

AH

SAN

GA

T RE

ND

AH

SAN

GA

T RE

ND

AH

Page 31: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0

Jaka

rta,

28

Nov

embe

r 20

07K

war

tir N

asio

nal G

erak

an P

ram

uka

Ket

ua,

Prof

. DR.

Dr.

H. A

zrul

Azw

ar, M

PH

N

O.

BAH

AYA

/ RIS

IKO

&

SUBJ

ECTI

VE

: EN

VIR

ON

MEN

T Re

kom

enda

si :

R =

NIL

AI A

KH

IR R

ISIK

O

OBJ

ECTI

VE

: HU

MA

N

Mel

akuk

an t

inda

kan

atau

lang

kah-

lang

kah

untu

k m

engu

rang

i ris

iko

terh

adap

kem

ungk

inan

yan

g ak

an t

erja

di, c

onto

hnya

:

M

enun

da k

egia

tan

akib

at c

uaca

bur

uk

Se

tiap

pese

rta

haru

s m

emili

ki p

akai

an p

elin

dung

, jak

et, j

as h

ujan

PEN

GU

KU

RA

N R

ISIK

O

PER

AN

GK

AT

3 -

PEN

ILA

IAN

RIS

IKO

SPE

SIFI

KA

KTI

VASI

/ SIT

UA

SI :

......

......

......

......

... (

con

toh

: KEG

IATA

N P

AN

JAT

TEB

ING

)

LAM

PIR

AN

C(P

eran

gkat

1, 2

dan

3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,4 6 9

E H H

MEM

ERIK

SA K

ERA

PUH

AN

BEB

ATU

AN

, SEB

ELU

M M

EMA

NJA

T

MEN

GG

UN

AK

AN

SEP

ATU

KH

USU

S PA

NJA

T TE

BIN

G

BERH

ATI

-HA

TI D

ALA

M S

ETIA

P PE

RGER

AK

AN

Page 32: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajamen Resiko dalam Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 227 Tahun 2007

halaman ini sengaja dikosongkan