55
1 The Popol Vuh (Buku komunitas) Kitab suci penduduk purba Quiché Maya Versi bahasa Inggris oleh Delia Goetz dan Sylvanus G. Morley (Ó 1950 pada The University of Oklahoma Press) Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Adrian Recinos PENDAHULUAN OLEH SYLVANUS G. MORLEY The Popol Vuh, kitab suci penduduk purba Quiche Maya, yang merupakan subjudul artikel menarik diatas, menguraikan keraguan mengenai bayang-bayang alam baka, dan beberapa contoh perbedaan literatur bangsa Amerika. Dalam kitab tersebut dikatakan bangsa Amerika telah ada sejak berabad-abad lamanya. Redaksi asli dari beberapa penggalan cerita berharga pelajaran sejarah bangsa purba Amerika saat ini telah hilang. Bagaimanapun juga, hal tersebut pertama kali terlihat sebagai suatu kekurangan dalam penulisan sejarah bangsa Amerika. Sesuatu yang hilang itu berasal dari tradisi lisan yang kemudian berkembang menjadi tradisi di antara bangsa Quiche. Kejadian ini terjadi pada pertengahan abad ke-16 dan dikembangkan oleh seseorang yang tak dikenal, tapi memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini tidak dapat dikatakan sebagai bagian dari literatur bangsa purba Amerika. Sekarang ini, redaksi asli yang hilang itu telah disalin kembali kedalam bahasa Quiche. Penulisan redaksi yang hilang itu dilakukan kembali lewat karakter naskah latin pada akhir abad ke-16 oleh Pendeta Fran- cisco Ximenez, yang kemudian menjadi pendeta wilayah di desa Santo Tomas Chichicastenango yang terletak di pegunungan Guatemala. Sumber tulisannya itu diambil langsung dari naskah asli yang ada pada abad ke-16. Tujuan Francisco untuk menulis kembali redaksi asli ini timbul setelah dia meminjam naskah asli dari seorang Indian jemaat gereja. The Popol Vuh benar-benar merupakan kitab suci suku bangsa Indian Quioche. Kitab suci ini merupakan bagian dari ras purba bangsa Maya dan berisi cerita mengenai asal-usul alam semesta, mitologi, tradisi, dan sejarah penduduk asli Amerika. Penduduk asli Amerika yaitu masyarakat yang memiliki negara yang sangat kuat di pegunungan Guatemala sebelum waktu penaklukan terjadi. The Popol Vuh ini ditulis dalam gaya yang agung dan indah. Kitab ini juga merupakan salah satu sajak kepahlawan yang memiliki kualitas literatur ternama. Kesempatan untuk menjaga naskah kitab ini benar-benar hanya sebagai pelayanan untuk menegaskan bahwa kehilangan sumber tulisan itu merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan akan mengakibatkan kerugian bagi dunia. Hampir semua kerusakan tersebut tertulis dalam literatur penduduk asli Amerika. SYLVANUS G. MORLEY Museum New Meksiko Santa Fe

Popol vuh (Terjemahan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Popol vuh (Terjemahan)

1

The Popol Vuh(Buku komunitas)

Kitab suci penduduk purba Quiché MayaVersi bahasa Inggris oleh Delia Goetz dan Sylvanus G. Morley

(Ó 1950 pada The University of Oklahoma Press)

Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Adrian Recinos

PENDAHULUAN OLEH SYLVANUS G. MORLEY

The Popol Vuh, kitab suci penduduk purba Quiche Maya, yang merupakan subjudul artikel menarikdiatas, menguraikan keraguan mengenai bayang-bayang alam baka, dan beberapa contoh perbedaanliteratur bangsa Amerika. Dalam kitab tersebut dikatakan bangsa Amerika telah ada sejak berabad-abadlamanya.Redaksi asli dari beberapa penggalan cerita berharga pelajaran sejarah bangsa purba Amerika saat initelah hilang. Bagaimanapun juga, hal tersebut pertama kali terlihat sebagai suatu kekurangan dalampenulisan sejarah bangsa Amerika. Sesuatu yang hilang itu berasal dari tradisi lisan yang kemudianberkembang menjadi tradisi di antara bangsa Quiche. Kejadian ini terjadi pada pertengahan abad ke-16dan dikembangkan oleh seseorang yang tak dikenal, tapi memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini tidakdapat dikatakan sebagai bagian dari literatur bangsa purba Amerika.Sekarang ini, redaksi asli yang hilang itu telah disalin kembali kedalam bahasa Quiche. Penulisan redaksiyang hilang itu dilakukan kembali lewat karakter naskah latin pada akhir abad ke-16 oleh Pendeta Fran-cisco Ximenez, yang kemudian menjadi pendeta wilayah di desa Santo Tomas Chichicastenango yangterletak di pegunungan Guatemala. Sumber tulisannya itu diambil langsung dari naskah asli yang adapada abad ke-16. Tujuan Francisco untuk menulis kembali redaksi asli ini timbul setelah dia meminjamnaskah asli dari seorang Indian jemaat gereja.The Popol Vuh benar-benar merupakan kitab suci suku bangsa Indian Quioche. Kitab suci ini merupakanbagian dari ras purba bangsa Maya dan berisi cerita mengenai asal-usul alam semesta, mitologi, tradisi,dan sejarah penduduk asli Amerika. Penduduk asli Amerika yaitu masyarakat yang memiliki negara yangsangat kuat di pegunungan Guatemala sebelum waktu penaklukan terjadi. The Popol Vuh ini ditulisdalam gaya yang agung dan indah. Kitab ini juga merupakan salah satu sajak kepahlawan yang memilikikualitas literatur ternama.Kesempatan untuk menjaga naskah kitab ini benar-benar hanya sebagai pelayanan untuk menegaskanbahwa kehilangan sumber tulisan itu merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan akan mengakibatkankerugian bagi dunia. Hampir semua kerusakan tersebut tertulis dalam literatur penduduk asli Amerika.

SYLVANUS G. MORLEYMuseum New Meksiko

Santa Fe

Page 2: Popol vuh (Terjemahan)

2

KATA PENGANTAR OLEH ADRIAN RECINOS

Dari semua penduduk Amerika, bangsa Quiches yang mendiami Guatemala telah mewariskan kepadakami peninggalan kekayaan mitologi. Gambaran dunia mereka diuraikan dalam kitab Popol Vuh. Kitabini juga disebut buku kebangsaan bangsa Quiches dan di dalamnya berisi bahasa percakapan yang kasardan asing serta sajak asli yang salah satunya merupakan peninggalan primitif pemikiran penduduk aslibangsa Quiches. Hal ini dikemukakan oleh Hubert Howe Bancroft dalam bukunya The Native Races(Ras asli), III, 42.Buku kebangsaan bangsa Quiche berisi mengenai mitologi, tradisi dan sejarah bangsa Amerika yang luarbiasa. Hal ini tidak diketahui oleh ilmuwan dunia sampai seabad yang lalu yaitu ketika dua orangpengembara Eropa Carl Scherzer dan Abbe Charles Etienne Brasseur de Bourbourg menerbitkan bukuini secara berturut-turut. Yang pertama dalam versi Spanyol dan dibuat di Guatemala pada awal abadke-18. Sedangkan yang kedua pada waktu yang bersamaan diterbitkan dalam bahasa Perancis. Duaorang pengembara terkemuka telah mengunjungi negara Amerika Tengah pada waktu yang hampirbersamaan yaitu pada tahun 1845 dan tahun 1855, dan keduanya memiliki kepentingan masing-masinguntuk mempelajari ras penduduk asli Guatemala. Mereka merupakan penduduk yang telah meraihperadaban tingkat tinggi pada pusat dunia baru.Di perpustakaan Universitas San Carlos yang terletak di kota Guatemala, Scherzer telah menemukannaskah yang berisi rekaman teks bangsa Quiche dan versi Spanyol pertama dari kitab Popol Vuh yangditulis oleh Pendeta Francisco Ximenez sebagai pesanan Dominican (Gereja?). Buku versi Spanyol pertamayang berisi dokumen bangsa Quiche telah diterbitkan olehScherzer di Vienna pada tahun 1857.The Abbe Brasseur de Bourbourg mengembangkan lebih jauh minatnya terhadap kebudayaan bangsaIndian Guatemala. Dia telah tinggal selama beberapa waktu di Guatemala dan melakukan kontak denganpenduduk Indian. Dia juga mempelajari bahasa percakapan bangsa Quiche serta Cakchiquel. Setelahbeberapa lama dia kembali ke Eropa dan menerbitkan sebuah buku di Paris pada tahun 1861. Buku yangdicetak dalam jumlah yang banyak itu diberi judul Popol Vuh, Le Livre Sacre et les mythes de l’antiquiteamericaine, avec les livres heroiques et historiques des Quiches. Buku ini berisi teks asli bangsa Quicheyang diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis dengan bagian pendahuluan yang panjang lebar dan penuhdengan catatan. Pengerjaan terbitan buku ini telah menarik minat publik/pembaca terhadap keberadaanpenduduk asli Amerika Tengah, baik kehidupannya maupun kebudayaan yang telah mereka capai. Padawaktu itu, hal tersebut tidak diketahui secara lengkap baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Olehkarena itu, sejak saat tersebut buku ini telah digunakan sebagai patokan oleh para sejarawan dan pakaryang mempelajari keberadaan bangsa-bangsa dalam penelitian mereka mengenai ras asli dan peradabanAmerika.Brasseur de Bourbourg mengumpulkan beberapa naskah tua di Guatemala yang kemudian dia bawa keEropa dan digunakannya sebagai acuan dalam tulisannya mengenai sejarah dan bahasa penduduk Indiandi Amerika Tengah. Di antara tulisan Brasseur terdapat sebuah edisi yang berisi tentang Arte atautatabahasa pokok dari tiga bahasa yang ada di Guatemala yaitu bahasa yang digunakan bangsa Cakchiquel,Quiche dan Zutuhil. Bahasan yang sama telah ditulis pada abad ke-18 oleh Pendeta Francisco Ximenezyaitu pendeta wilayah di desa Santo Tomas atau sekarang ini disebut Chichicastenango. Naskah sejenisini yang isinya termasuk juga rekaman dan terjemahan dari Popol Vuh yang penyusunan tulisannyamenghabiskan kira-kira 112 halaman folio dalam dua kolom, adalah naskah yang berjudul Empiezan lashistorias del origen de los indios de esta provincia de Guatemala. Naskah hasil tulisan Pendeta Ximenezini telah ditemukan di Eropa oleh Edward E. Ayer, dan saat ini telah dikumpulkan sebagai bagian daribentuk linguistik yang berharga dan berhasil mengangkat namanya. Untuk melindunginya, naskah inisekarang di simpan di Museum Newberry di Chicago.Kumpulan katalog bangsa Ayer, bagaimanapun juga tidak dapat dikatakan sebagai daftar naskah Historias

Page 3: Popol vuh (Terjemahan)

3

del origen de los indios seperti yang telah kami ceritakan. Katalog tersebut merupakan satu ikatanbersama dengan naskah Arte de las tres lenguas yang disusun oleh Pendeta Ximenez. Alasandikemukakannya keterangan tersebut di atas merupakan suatu kejutan yang menyenangkan bagi sayauntuk menemukan akhir isi cerita naskah. Kejadian ini berlangsung ketika saya mengunjungi perpustakaanNewberry untuk pertama kalinya pada tahun 1941. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih sayakepada Mary Lapham Buttler atas petunjuk yang telah dia berikan melalui kumpulan cerita bangsa Ayeryang ditulis oleh Edward E. Ayer. Rasa terima kasih ini saya berikan juga atas fasilitas yang dia buatsehingga saya dapat melengkapi penelitian saya di pusat studi.

Dari hasil perbandingan naskah asli yang disalin kembali oleh Ximenez dengan naskah yang diterbitkanoleh Brasseur de Bourbourg, saya memperhatikan ada beberapa perbedaan di antara keduanya, yaitusuatu hal penting yang ditinggalkan, dan perubahan lainnya yang mempengaruhi pemahaman pembacaterhadap dokumen Quiche. Selain itu, kemungkinan adanya penjelasan dan perbaikan pada sadurannaskah dalam terjemahan mereka, telah membangkitkan minat saya untuk menyusun suatu versi baru kedalam bahasa Spanyol yang sumbernya langsung diambil dari naskah asli bangsa Quiche. Jadi, denganjabatan yang saya miliki di tempat kerja saya, saya akan sedikit mengembangkan pengetahuan dari dokumentersebut bahwa Bancroft seperti yang telah diceritakan di atas merupakan warisan berharga yang kitadapatkan dari pemikiran penduduk asli Amerika.

Ketika naskah dalam bahasa Spanyol diterbitkan di Meksiko pada tahun 1947, teman dekat saya yangbernama Sylvanus Griswold Morley, mengakui bahwa kekuasaan tertinggi ada pada kebudayaan Maya.Hal ini telah membuatnya tertarik untuk membuat terjemahan kitab kuno bangsa Quiche ke dalam bahasaInggris. Peristiwa ini memang benar-benar terlihat aneh, ketika suatu karya besar dalam bidang sejarahdan mitologi, terjemahannya dapat ditemukan dalam beberapa versi bahasa seperti bahasa Spanyol,Perancis dan Jerman, namun tidak ada satupun terjemahan yang lengkap dalam bahasa Inggris. Suatubahasa yang menjadi bahasa percakapan dunia. Respon dari Mr. Morley sangat besar dan membuat diaantusias untuk mendirikan Yayasan Rockfeler. Suatu yayasan yang selalu memberikan dukungan semangatdalam pencarian ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat dorongan berharga untuk membuatterjemahan kitab kuno bangsa Quiche ke dalam bahasa Inggris. Sekarang ini semuanya telah menjadisuatu kesimpulan yang berharga.

Pada terjemahan kitab Popol Vuh dalam versi bahasa Spanyol dan bahasa Inggris, saya telah mencobauntuk menyimpan naskah aslinya dan benar-benar menyadur sendiri dari kekhasan bahasa Quiche. BahasaQuiche ternyata sederhana serta sintetik dan sampai saat ini tidak kalah bagusnya sebagai bahasapengungkapan ekspresi. Hal ini akan membuat kita menjadi lebih mudah untuk menceritakan bentukliteratur yang lebih menarik kepada pembaca modern; tapi hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorangpenerjemah yang memiliki ketelitian dalam bekerja dan memiliki petunjuk-petunjuk yang tepat. Secaraumum saya telah mencoba untuk mempertahankan kerangka asli, bentuk pasif dan beberapa pengulangandari kitab Popol Vuh sendiri. Dalam pengerjaan penerjemahan kitab Popol Vuh, saya telah menggunakanbuku tatabahasa dan kosakata bahasa Quiche dan Cakchiquel yang disusun oleh seorang penyebar agamaberkebangsaan Spanyol. Buku yang telah dikonsultasikan dengan beberapa perpustakaan di Eropa danAmerika Serikat ini, sangat menolong saya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Beberapa kata darinaskah asli dimunculkan dalam footnote. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang dihilangkanatau diubah dalam cerita yang disadur oleh Brasseur de Bourbourg. Pengejaan kata-kata tersebut dilakukanseperti dalam teks aslinya. Pendeta Francisco de la Parra, pada pertengahan abad ke-16, mengemukakanempat karakter yang menggambarkan dengan pasti bunyi yang khas dari bahasa Indian Guatemala.Beberapa simbol fonetik kadang-kadang muncul dalam naskah yang disadur oleh Ximenez, tapi simbol-

Page 4: Popol vuh (Terjemahan)

4

simbol tersebut tidak semuanya dimunculkan dalam naskah ini karena dianggap tidak diperlukan. Secaraumum penempatan persamaan simbol-simbol tersebut dapat diterima seperti yang telah diberikan dalamnaskah sebelumnya. Bunyi v dalam naskah asli sama dengan bunyi u, seperti yang terjadi pada zamankolonial Spanyol. Huruf h bunyinya sama dengan bunyi dalam bahasa Inggris. Suatu kata yang dimulaidengan huruf x dalam bahasa Quice yang menandakan sesuatu yang bersifat kewanitaan dan sesuatuyang kecil, maka pengucapannya seperti sh. Sebagai contoh, Xbalanqué dan Xmucané masing-masingdilafalkan menjadi Shbalanqué dan Shmucané.Naskah asli Popol Vuh tidak terbagi menjadi beberapa bagian atau beberapa bab; isi cerita dalam naskahtersebut mengalir tanpa gangguan dari awal sampai akhir. Dalam terjemahan kitab Popol Vuh yang sayaamati, yaitu yang diterjemahkan oleh Brasseur de Bourbourg, terbagi ke dalam empat bagian dan setiapbagian terbagi lagi dalam beberapa bab. Hal ini dilakukan agar susunan terjemahan terlihat logis danselaras artinya dengan pokok persoalan yang sedang dikerjakan. Terjemahan Popol Vuh versi bahasaPerancis Abbé merupakan versi terbaik yang dikenal selama ini. Dan sejak saat itu buku ini sangatmembantu meringankan pekerjaan beberapa pembaca yang ingin membuat studi perbandingan berbagaiterjemahan kitab Popol Vuh.Etimologi sistem nama merupakan bahan yang sulit untuk diterjemahkan dan akan sangat berbahaya jikakita menerjemahkan secara meraba-raba, karena hal ini akan menghasilkan anggapan yang tidak dapatdipercaya. Sebagai contoh, saya hanya dapat menerima beberapa kata yang kelihatannya wajar, tanpamenganalisis lebih jauh kata-kata kuno tersebut, suatu pekerjaan yang jarang memberikan hasil yangnyata. Pada beberapa bagian, saya telah menunjukan hubungan antara beberapa kata lain dari bahasaMaya yang bila diteliti memiliki kesamaan dengan kata-kata dalam bahasa Quiche, dan suatu waktu jugamemiliki kesamaan dengan bahasa Náhuatl di Meksiko. Bahasa Náhuatl sangat besar pengaruhnya terhadapbahasa yang ada di Amerika Tengah.Saya juga telah meneruskan menerjemahkan kitab Popol Vuh ini dengan memperhatikan penggunaannama-nama secara geografis. Beberapa tempat yang ditunjukkan dalam naskah ini masih saya pertahankandengan menggunakan nama lamanya, tapi beberapa tempat lainnya menggunakan nama-nama yang dikenaloleh bangsa Meksiko dan Spanyol setelah masa penaklukannya. Beberapa nama modern dari tempat-tempat kuno tersebut yang mungkin juga sama namanya dengan nama yang dulu dapat ditemukan dalamcatatan naskah ini.Peta wilayah daerah Maya-Quiche yang telah dipersiapkan dengan baik untuk memahami buku ini,memberikan gagasan mengenai pengembaraan suku bangsa Guatemala dan kolonisasi akhir mereka dipedalaman sebuah negara. Menurut pendapat saya hal ini telah memberikan kepada kita sesuatu hal yangmenjelaskan secara geografis dan etnis mengenai keselarasan yang terdapat di antara penduduk MeksikoSelatan dan Yucatán serta ras asli yang menempati daratan Guatemala pada masa sebelum Columbia.Hal ini juga menunjukkan secara jelas kebenaran adanya sungai besar, yang selama beberapa hari menjadipenghubung dalam pelaksanaan pekerjaan aktif di antara suku bangsa tersebut.Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Rockefeller atas bantuannya yang sangat berharga,juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman istimewa saya, Sylvanus G. Morley atas kerjasamanyayang baik dan terima kasih juga saya ucapkan kepada penulis Amerika Miss Delia Goetz yang telahmembuat terjemahan Kitab Popol Vuh dalam bahasa Inggris. Saya juga mengucapkan terima kasih kepadaIsaac Esquiliano atas sumbangsihnya pada sampul buku ini. Dan yang terakhir, bukan berarti yang terkecil,saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan dukungannya yang besar kepadaUniversity Oklahoma Press atas bantuannya dalam menerbitkan buku Quiche edisi bahasa Inggris.

ADRIÁN RECINOSGuatemala, C.A.

Page 5: Popol vuh (Terjemahan)

5

PENDAHULUAN

Cerita ini dimulai dengan tradisi tua/kuno dari suatu tempat yang disebut Quiché. Dari tempat ini kamiakan mulai menulis dan akan mulai bercerita mengenai cerita-cerita tua, asal muasal dan keaslian kegiatanyang telah di lakukan di kota Quiche oleh suku bangsa atau penduduk Quiché.Dalam buku ini kami akan memaparkan wahyu, pernyataan, semua cerita yang telah hilang. Wahyu yangdisampaikan oleh Tzacol, Bitol, Alom, Qaholom. Mereka memiliki nama lain yaitu Hunahpú-Vuch,Hunapu-Utiú, Zaqui-Nimá-Tziís, Tepeu, Gucumatz, u Qux cho, u Qux Paló, Ah Raxá Lac, Ah RaxaTzel*. Dan (pada saat yang sama) dalam naskah ini terdapat juga pernyataan, yang merupakan gabungancerita dari Nenek dan Kakek yang bernama Xpiyacoc dan Xmucane,** penolong dan pelindung, duanenek, dua kakek yang juga disebut Tawarikh Quiche. Selanjutnya kami akan menceritakan semua yangmereka lakukan dalam cahaya kehidupan, dalam cahaya sejarah.*Di sana terdapat beberapa nama dewa, disusun dalam pasangan pencipta yang sesuai dengan duapemahaman bangsa Quiche: yaitu Tzacol dan Bitol, Pencipta dan Pembuat. Alom, Dewa Ibu, orang yangmengandung anak dari al, “anak”, alan, “memberikan suatu kelahiran”. Qaholom, Dewa Bapak adalahorang yang menghasilkan anak, dari qahol, “anak bapak”, qaholah, “untuk memperanakan”. Ximenezmenyebut mereka ibu dan bapak, Orang Indian menyebut mereka Bapak Terbesar dan Ibu Terbesarseperti yang ditunjukkan dalam Las Casas. Mereka hidup di surga.**Xpiyacoc dan Xmucane, laki-laki tua dan perempuan tua (oleh bangsa Maya, “perempuan tua” disebutxnuc), sama dengan sebutan nama Dewa di Meksiko yaitu Cipactonal dan Oxomoco, yaitu orang yangbijaksana menurut legenda Toltec, membayangkan astrologi mereka dan memperhatikan susunan waktuseperti sebuah kalender. Walaupun dalam legenda Quiche terdapat pasangan abstrak lainnya sepertiyang telah ditunjukkan, namun Xpiyacoc dan yang lainnya yang terdapat di atas sana, seperti pasangandari Xmucane, telah memiliki kontak langsung dengan sesuatu hal di dunia ini. Mereka - arkeologis yangberasal dari Meksiko yaitu Enrique Juan Palacios menyebutnya pasangan pencipta - bersama-samamenunjukkan keberadaannya secara jelas dengan membuat suatu bahan.Sekarang ini kami akan menulis dibawah petunjuk Hukum Dewa dan agama Kristen; kami akanmembawanya menjadi penerang karena sekarang ini Popol Vuh, seperti yang telah kami sebutkan diatas***, tidak akan dapat dilihat lebih jauh. Kitab yang terlihat sangat bersih yang datang dari sisi lainsuatu lautan dan cerita yang mengaburkan kami, dan kehidupan kami terlihat lebih jelas. Kitab asli yangtelah ditulis beberapa waktu lalu, keberadaannya telah disembunyikan dari para peneliti dan para pemikir.Dalam kitab tersebut terdapat suatu laporan besar dan cerita mengenai cara-cara pembentukan langitdan bumi, cara-cara keduanya terbentuk dan terbagi menjadi empat bagian; cara-cara keduanya terbagidan cara langit terbagi. Dalam kitab tersebut juga diuraikan ukuran pita suara yang telah dibawa, dandidalamnya juga terdapat cara pengusungan di langit dan tempat lainnya yang melewati bumi, berdasarkanempat pandangan dan empat penguasaan harga pasaran seperti yang telah dikatakan oleh Pencipta danPembuat yaitu Ibu dan Bapak kehidupan. Semua benda telah dia ciptakan, Bapak telah memberikannafas dan pemikiran, Ibu telah memberikan kesempatan untuk melahirkan anak. Bapak adalah orangmengawasi kebahagiaan prang-orang, kebahagiaan ras manusia, orang yang bijaksana. Bapak juga adalahorang yang memikirkan norma-norma kesopanan dari semua makhluk yang ada di langit, di atas bumi, didanau dan di laut.***Popo Vuh, atau Popol Vuh, sesungguhnya merupakan “Kitab komunitas”. Kata popol adalah Mayayang berarti “bersama-sama”, “kesatuan”, “perwakilan bersama”. Popol na adalah adalah “rumahkomunitas tempat mereka berdiskusi bersama-sama memikirkan negara”, seperti yang dikatakanDiccionario de Motul. Pop menurut Ximenez merupakan kata kerja dalam bahasa Quiche yang berarti“menghimpun”, “bergabung”, dan “berkumpul”. Sedangkan Popol adalah suatu pemikiran yangdidalamnya terdapat dewan kota, “masyarakat” atau “bangsa”. Hal tersebut di atas merupakan alasan

Page 6: Popol vuh (Terjemahan)

6

Ximenez untuk menjelaskan bahwa Popol Vuh seperti Kitab Komunitas atau Kitab Adat-Istiadat. Vuhatau uuh adalah sebuah “buku”, “makalah” atau “koran picisan” dan semuanya itu berasal dari buun danuun Maya, yang berarti pada waktu yang sama terdapat dua makalah dan buku, dan akhirnya tiga. Padazaman purba, kulit pohon digunakan untuk membuat makalah, dan makalah tersebut oleh orang Nahuadisebut amatl. Di Guatemala makalah tersebut biasanya diketahui sebagai amatle (Ficus cotinifolia).Catatan, beberapa huruf n dari bahasa Maya berubah menjadi j atau h dalam bahasa Quiche. Na, yangberarti “rumah” dalam bahasa Maya, berubah menjadi ha, atau ja; huun atau uun, yang berarti “buku”dalam bahasa Maya, berubah menjadi vuh atau uuh dalam bahasa Quiche.Bagian 1Bab 1Cerita dalam kitab popol vuh semuanya terasa sangat mendebarkan, tenang, penuh kedamaian, penuhdengan kekuatan, keyakinan dan merupakan suatu cerita panjang mengenai kejadian di angkasa yanghampa.Buku ini merupakan cerita pertama dari sumber yang pertama. Di sana tidak ada manusia, maupunbinatang, tidak ada burung, tidak ada ikan, tidak ada pohon apel, tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak adabatu-batuan, tidak ada kapal, tidak ada gua, tidak ada jurang, tidak ada belalang, tidak juga hutan, disana hanya terdapat langit.Permukaan bumi tidak disebutkan dalam buku ini. Di sana hanya ada lautan yang tenang dan angkasayang sangat luas.Di angkasa sana juga tidak terdapat sesuatu yang dapat kita bawa bersama-sama, di sana juga tidak adasesuatu yang dapat digunakan untuk membuat keributan atau sesuatu yang mungkin dapat bergerak,atau bahkan sesuatu yang membuat badan kita gemetar, ataupun sesuatu yang akan menimbulkan keributandi angkasa.Di sana tidak ada tempat berpijak, hanya terdapat air yang tenang, laut yang tenang. Di angkasa hanyaterdapat kesendirian dan ketenangan. Tidak ada sesuatu makhluk pun yang ada di sana.Pada suatu malam di angskasa hanya ada kesunyian dan kesenyapan dalam kegelapan. Hanya terdapatPencipta, Pembuat, Tepeu, Gucumatz, nenek moyang* yang hidup di air dengan dikelilingi oleh cahaya.Kehadiran mereka tersembunyi dibawah bulu-bulu yang hijau dan biru, karena itu mereka disebutGucumatz. Secara alami mereka memiliki sikap bijaksana yang sangat besar serta pemikiran yang besarpula. Hal ini merupakan adat istiadat yang terdapat di angkasa yang juga disebut Hatinya Surga. Merekayang hidup di sana bernama Dewa, dan selanjutnya mereka pun dipanggil oleh manusia sebagai Dewa.*E Alom, menurut literatur adalah Dewa yang telah yang menghamili dan memberikan kelahiran,sedangkan e Qaholom adalah Dewa yang menyebabkan adanya anak. Dalam ringkasan naskah yangtersebut dibawah ini ada dua bagian yang diterjemahkan sebagai “nenekmoyang”.**Mereka hidup di air karena bangsa Quiche telah bergabung dengan bangsa yang bernama Gucumatz.Gucumatz ini merupakan makhluk yang terbuat dari elemen yang berubah-ubah. Atau dengan kata lainGucumatz dapat berubah-ubah bentuk. Uskup Nuniez de la Vega mengatakan bahwa Gucumatzmerupakan seekor ular berbulu yang bergerak di air. Naskah kuno Cakchiquel menyebutkan bahwa satusuku bangsa dari beberapa ras primitif yang pindah ke Guatemala disebut Gucumatz. Hal ini terjadikarena keselamatan mereka hanya terdapat di air.Kemudian mereka datang ke dunia. Tepeu dan Gucumatz tiba di dunia pada waktu bersamaan dalamkegelapan. Pada suatu malam Tepeu dan Gucumatz berbicara bersama-sama. Lalu mereka berbincang-bincang, berdiskusi dan berunding. Dari hasil perundingan tersebut mereka mengeluarkan suatukesepakatan bahwa mereka akan menyatukan dunia mereka serta pemikiran-pemikiran mereka.Kemudian setelah mereka merundingkan segala sesuatunya, maka menjadi jelaslah bagi mereka bahwasaat fajar berakhir, manusia harus muncul di dunia ini. Lalu, mereka merencanakan suatu dunia melaluiaktivitas penanaman tumbuhan dan semak belukar serta sesuatu yang menyebabkan adanya kehidupan

Page 7: Popol vuh (Terjemahan)

7

dan menciptakan manusia. Semua kegiatan yang dilakukan dalam kegelapan di malam hari itu yangmelalui Hati Surga disebut Huracan.Yang pertama disebut Caculha Huracan, yang kedua disebut ChipCaculha, yang ketiga disebut Raxa-Caculha. Di sana ketiganya ini merupakan Hati Surga.Kemudian Tepeu dan Gucumatz yang datang secara bersama-sama ini membicarakan tentang kehidupandan cahya. Mereka juga membicarakan apa-apa yang akan mereka lakukan sehingga menimbulkan cahayadan fajar. Sesuatu yang dilakukan sebagai kelengkapan makanan dan minuman.Jadi, biarkanlah semua itu terjadi! Biarkan kekosongan menjadi terisi! Biarkanlah air surut dan menjadihabis. Biarkan permukaan bumi menjadi terisi. Biarkan semuanya itu terjadi. Mereka telah membicarakandan memikirkan semua itu. Biarkan di sana ada cahaya, biarkan fajar menyingsing di angkasa dan bumi!Di sana, dalam dunia kami, seharusnya tidak ada kemegahan maupun keagungan sampai manusiadiciptakan, manusia dibentuk. Jadi, mereka telah membicarakan semua kemungkinan itu.Setelah mereka membicarakan semua itu, bumi pun mereka ciptakan. Jadi ini semua benar-benar telahterjadi bahwa Tepeu dan Gucumatz telah menciptakan bumi. Bumi! Begitu mereka berkata, dan sertamerta terciptalah bumi yang mereka buat.Semua itu seperti kabut, seperti awan dan seperti taburan kabut yang telah mereka ciptakan. Saat itupegunungan muncul dari balik air, dan serta merta pula tumbuhlah pegunungan tersebut.Semua itu hanya akan terjadi melalui suatu keajaiban, pegunungan dan lembah terbentuk melalui suatuseni magis. Serta merta pula terciptalah hutan cemara dan hutan pinus yang seterusnya diletakkan secarabersama-sama ke atas permukaan bumi.Gucumatz telah mengisi bumi dengan segala kegembiraan, lalu dia mengatakan: “Kedatanganmu telahmembuahkan hasil, wahai Hati Surga, begitu juga dengan kedatanganmu hai Huracan, dan juga kamu,Chipi-Caculha, serta kamu Raxa-Caculha!”“Pekerjaan kami, dunia kami telah selesai kami ciptakan”, Mereka menyambut perkataan Gucumatz.Pertama bumi telah terbentuk, lalu pegunungan dan lembah; dan baru-baru ini air telah mereka atursehingga anak sungai mengalir secara bebas di antara bukit-bukit, dan air telah terisolasi ketika pegununganyang tinggi muncul.Jadi saat itu bumi telah diciptakan. Bumi telah dibentuk oleh Hati Surga, Hati bumi. Mereka disebutsebagai orang pertama yang telah berhasil menciptakan bumi pada saat angkasa sedang kacau dan bumitelah tenggelam dalam air.Jadi dengan terciptanya bumi berarti telah membuktikan bahwa mereka telah bekerja dengan sempurna.Mereka bekerja setelah mereka memikirkan dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang bakalterjadi.Bab 2Kemudian mereka menciptakan binatang-binatang hutan yang kecil, pengawas hutan, roh pegunungan,kijang, burung, pumas, jaguar, ular berbisa, ular, binatang melata lainnya, dan pengawas semak belukar.Dan nenekmoyang bertanya: “Apakah di sana hanya ada ketenangan dan kedamaian dibawah pepohonandan beberapa pohon anggur? Ya benar, bahwa di kemudian hari di sana ada seseorang yang menjagamereka.Jadi mereka mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan dan membicarakan hal ini. Itulahsebabnya mereka menciptakan kijang dan burung-burung. Setelah itu mereka segera membuat saranguntuk kijang dan burung-burung tersebut. “Kamu, kijang, seharusnya istirahat di suatu tempat yangdilalui aliran sungai dan di jurang yang sempit. Di sini kamu akan berada di antara semak belukar, diantara padang rumput. Di hutan ini kamu (kijang) harus berkembang biak, kamu akan berjalan di atasempat kaki dan mereka akan mendorong kamu. Jadi semuanya harus di lakukan!” Mereka mengatakansemua itu pada kijang.

Page 8: Popol vuh (Terjemahan)

8

Kemudian mereka datang ke dunia. Tepeu dan Gucumatz datang bersama-sama dalam kegelapan malam.Pada suatu malam Tepeu dan Gucumatz berbincang-bincang bersama-sama. Lalu, mereka berbicara,berdiskusi, dan berunding. Dari hasil perundingan tersebut mereka mengeluarkan suatu kesepakatanbahwa mereka akan menyatukan dunia mereka serta pemikiran-pemikiran mereka.Dan, setelah mereka merundingkan segala sesuatunya, maka menjadi jelaslah bagi mereka bahwa saatfajar berakhir manusia harus muncul di dunia ini. Kemudian, mereka merencanakan suatu dunia, menanamtumbuhan dan semak belukar serta segala sesuatu yang menimbulkan adanya kehidupan dan menciptakanmanusia.Mereka juga membuatkan sarang untuk burung-burung yang besar dan kecil, lalu berkata pada burung-burung tersebut: “Kamu harus tinggal di pohon dan diatas tanaman yang merambat. Di sana kamu akanberkembang biak; di sana juga kamu dapat meningkatkan populasi kamu pada dahan dan tanaman yangmerambat”. Jadi, kijang dan burung-burung itu telah saling berbicara. Pada suatu saat merekamelaksanakan misinya, dan ketika itu semua orang mencari rumah dan sarang mereka.Semua makhluk yang mereka ciptakan yaitu binatang berkaki empat dan burung-burung telah berhasildiselesaikan. Mereka melaporkan hal itu kepada Sang Pencipta dan Sang Pembuat serta Nenekmoyang:“Berbicaralah, menangislah, berkicaulah, memanggil, berbicara satu sama lain menurut keragamanmu,melakukan setiap aktivitas berdasarkan kebutuhanmu”. Semua hal diatas telah dikatakan kepada kijang,burung-burung, pumas, macan tutul dan ular.“Berbicaralah, lalu, sebutlah nama kami, doakan kami, doakan ibumu dan doakan ayahmu. Kemudianmemohonlah pada kami, Huracan, Chipi-Caculha, Raxa-Caculha, Hati Surga, Hati Bumi, Sang Pencipta,Sang Pembuat, Nenekmoyang; Berbicaralah, memohonlah pada kami dan sembahlah kami”, Merekaberulang kali mengatakan hal itu.Akan tetapi, mereka tidak dapat membuat binatang-binatang tersebut berbicara seperti manusia. Binatang-binatang tersebut hanya bisa mendesis, mengaum dan berkotek. Mereka tidak siap untuk menciptakansuatu dunia, dan setiap binatang berteriak dengan cara yang berbeda-beda.Ketika itu, Sang Pencipta dan Sang Pembuat menyadari kenyataan bahwa binatang-binatang tersebuttidak mungkin berbicara satu sama lain, maka mereka pun berkata: “Tidak mungkin bagi mereka (binatang-binatang) tersebut untuk menyebut nama kami, nama kita, Sang Pencipta dan Sang Pembuat merekasendiri. Hal ini tidak baik bagi kita”, kata nenekmoyang kepada yang lainnya.Kemudian mereka berbicara kepada binatang-binatang tersebut: “Karena tidak mungkin bagi kamu untukberbicara, maka bentukmu harus diubah. Kita harus mengubah pemikiran kita; makananmu,padangrumputmu, rumahmu dan sarangmu serta semua yang seharusnya kamu miliki harus kami ubah.Kamu seharusnya tinggal di jurang dan hutan, karena tidak mungkin bagi kamu untuk memohon danmenyembah kami sebagai Sang Pencipta. Di tempat ini seharusnya ada orang yang menyembah kami,kami harus membuat makhluk lainnya yang akan patuh terhadap kami. Terimalah takdirmu, hai parabinatang, dagingmu akan diiris menjadi beberapa potongan. Jadi semua ini harus terjadi. Ini sudah menjadinasibmu”. Jadi, hal itulah yang mereka katakan kepada binatang-binatang tersebut, saat merekamenerapkan pengetahuan mereka untuk menciptakan binatang-binatang baik yang kecil maupun yangbesar di muka bumi ini.Mereka ingin memberikan kepada yang lain, percobaan lainnya; mereka ingin membuat suatu usaha lain;mereka ingin membuat (semua bentuk kehidupan) yang akan menyembah mereka.Akan tetapi, mereka tidak saling memahami setiap pembicaran di antara mereka; mereka tidak berhasildalam bidang apapun dan tidak ada sesuatu pun yang mereka lakukan. Karena alasan inilah, merekatelah membuat korban, dan binatang-binatang yang mereka ciptakan di muka bumi telah dikutuk untuksaling membunuh dan saling memakan.Hal inilah yang menyebabkan mereka berusaha membuat upaya lain. Usaha untuk menciptakan danmembuat sebuah makhluk. Pembuatan ini dilakukan bersama-sama oleh Sang Pencipta, Sang Pembuat

Page 9: Popol vuh (Terjemahan)

9

dan Nenekmoyang.“Mari kita coba lagi! Bersiaplah fajar hampir berakhir: Marilah kita membuat suatu makhluk yang akankita pelihara dan kita dukung. Apa yang harus kita lakukan, agar makhluk yang kita ciptakan akanmenyembah kita? Apa yang harus kita kerjakan, agar mereka mengingat perintah yang kita berikan dimuka bumi? Kita harus siap untuk mencobanya dengan membuat ciptaan pertama kita, makhluk pertamakita, tapi kita tidak dapat membuat mereka menyembah dan memuja kita. Jadi, marilah kita mencobauntuk membuat makhluk yang akan menuruti kemauan kita, menghormati kita. Suatu makhluk yangakan kita pelihara dan kita dukung”, mereka berkata dengan penuh semangat.Kemudian mereka pun mulai menciptakan dan membentuk makhluk itu. Bumi, lumpur, mereka telahmenciptakan jasad (makhluk). Akan tetapi, mereka melihat bahwa makhluk yang mereka ciptakan hasilnyatidak baik. Makhluk itu mencair, lembut, tidak dapat bergerak dan tidak kuat. Mereka telah gagalmenciptakan makhluk itu, karena makhluk itu suka jatuh, pincang, dan tidak dapat menggerakkankepalanya. Makhluk itu juga mukanya jatuh di satu sisi, pandangannya kabur serta tidak dapat melihatke belakang. Makhluk ini adalah makhluk pertama yang bisa bicara, tapi tidak memiliki pikiran. Dengancepat makhluk ini akan terendam dalam air dan tidak dapat berdiri.Dan, Sang Pencipta serta Sang Pembuat pun berkata: “Mari kita coba untuk membuatnya lagi karenamakhluk ciptaan kita ini tidak dapat berjalan atau pun berkembang biak. Marilah kita pikirkan hal ini”.Kemudian, mereka menghentikan dan menghancurkan ciptaan yang telah mereka buat. Dan merekaberkata: “Apa yang harus kita lakukan untuk menyempurnakan makhluk ini? Apa yang harus kita jalankanagar misi kita berhasil membuat mereka menjadi pemuja dan penyembah kita?”Ketika mereka berunding kembali, mereka membicarakan hal ini: “Marilah kita mengatakan kembalimasalah ini kepada Xpiyacoc, Xmucane, Hunahpu-Vuch, Hunahpu-Utiu; Ubahlah kembali nasibmu.Cobalah untuk mencipta kembali”. Untuk menyelesaikan masalah ini, Sang Pencipta dan Sang Pembuatpun telah berbicara kepada Xpiyacoc dan Xmucane.Lalu, mereka pun membicarakan beberapa tukang ramal seperti Nenek Hari, Nenek Fajar. Mereka memilikisebutan seperti itu dari Sang Pencipta dan Sang Pembuat, seperti beberapa nama lainnya yaitu Xpiyacocdan Xmucane.Dan berikut ini perkataan Huracan, Tepeu, dan Gucumatz kepada tukang ramal, Sang Pembuat yaituorang yang suka meramal: “Kalian harus bekerja bersama-sama untuk mencari makna makhluk. Makhlukyang akan kita buat, makhluk yang sedang kita kerjakan, makhluk yang akan kita pelihara dan kitadukung, yang akan memuja dan mengingat kita”.Lalu, masuklah ke dalam dewan tersebut, nenek, kakek, nenek kita, kakek kita, Xpiyacoc, Xmucane,membuat cahaya, membuat fajar, yang memiliki permohonan kita, memiliki sembahan kita, yang mengingatkita melalui penciptaan manusia, melalui permbuatan manusia, ataupun dengan cara mematikan mereka.Jadi, semua ini harus dilakukan.“Biarkan sifat alammu mengetahui, Hunahpu-Vuch, Hunahpu-Utiu, Dua Ibu, Dua Ayah, Nim-Ac, Nima-Tziss, pemilik zamrud, pembuat permata, pemahat, pengukir, pembuat tempat yang indah, pembuat labuhijau, pemilik damar, pemilik Tottecat*, nenek matahari, nenek fajar, sepertinya kamu akan disebutsebagai hasil kerja kami dan ciptaan kami.* Dalam teks ini, terlihat disebutkan beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia pada saatitu. Penulis teks diatas menyebutnya ahqual, yaitu orang yang dengan terang-terangan merupakan pengukirjamrud atau batu-batu hijau; anyamanic, yaitu pembuat permata atau tukang pembuat perak; ahchutadalah pengukir atau pemahat; ahtzalam yaitu pengukir atau pembuat lemari; ahraxalac adalah orangyang membuat tempat-tempat yang hijau dan indah; ahraxazel yaitu orang yang membuat jambanganhijau yang indah atau yang seperti labu (disebut juga Xicalli oleh bangsa Nahuat) — kata raxa memilikidua arti; ahgol merupakan orang yang membuat damar atau damar fosil; dan, yang terakhir adalahahtoltecat yaitu orang yang pandai membuat benda-benda dari perak tanpa ragu-ragu. Dalam kenyataannya

Page 10: Popol vuh (Terjemahan)

10

Tolteca memiliki keahlian dalam membuat benda-benda dari perak. Hal ini disebutkan dalam legendapelajaran seni oleh bangsa Quetzalcoatl sendiri.“Ubahlah nasibmu melalui pelemparan biji padi, jagung dan tzite** yang kamu miliki. Jadi, kerjakanlahsemua itu, dan kita akan segera mengetahui apa yang terjadi, jika kita membuat atau mengukir mulut danmatanya dari kayu”. Jadi semua hal itu telah dikatakan oleh para peramal.** Erythrina Corallodendron, Tzite, Arbol depito dalam bahasa Guatemala: Tzompanquahuitl dalambahasa Meksiko. Benda tersebut di kedua negara digunakan untuk membuat pagar atau batas. Tzitemerupakan sejenis buah-buahan yaitu kacang polong yang didalamnya terkandung biji yang merah sepertibuah kacang yang digunakan oleh orang Indian. Orang Indian menggunakan buah tersebut bersama-sama dengan biji jagung dalam dunia peramalan dan ilmu sihir mereka. Dalam Cultores Informe ContraIdolorumnya, Sanchez de Aquilar mengatakan bahwa bangsa Indian Maya telah “mengubahnasibnyadengan melemparkan segenggam besar biji jagung”. Hal itu terlihat sebagai suatu kegiatan praktis yangmasih dijalankan oleh bangsa Maya-Quiche yang terhormat pada zaman purbakala. Suatu saat merekatelah turun untuk membuat ramalan nasib mereka dan mengubah nasib mereka dengan melemparkan bijijagung dan tzite, “Takdir! Makhluk!” Kata seorang wanita tua dan laki-laki tua. Laki-laki tua itu adalahorang yang telah mengubah nasib dengan pelemparan Tzite. Dia disebut juga Xpiyacoc. Sedangkanwanita tua itu yang disebut juga Chiracan Xmucane adalah seorang tukang ramal, Sang Pembuat.Pada permulaan ramalan mereka mengatakan: “Berkumpullah bersama-sama, genggamlah satu samalain! Bicaralah, kami dapat mendengar”, Mereka berkata, “Katakanlah jika itu merupakan sesuatu yangbaik. Kayu yang dikumpulkan akan diukir oleh Sang Pencipta dan Sang Pembuat, dan jika ini (makhlukdari kayu) merupakan orang yang memuja dan menyembah kami pada saat cahaya datang yaitu saatmenjelang tibanya hari!“Kamu jagung; kau tzite; kamu nasib; kau makhluk: berkumpullah, terimalah satu sama lain”, Merekamengatakan hal itu kepada jagung, tzite, nasib dan makhluk. “Datanglah untuk berkorban di sini, HatiSurga: Jangan hukum Tepeu dan Gucumatz!Kemudian mereka berbincang-bincang dan mengatakan kebenaran: “Badanmu dari kayu akan keluardengan baik; mereka berbicara dan berbincang-bincang satu sama lain di bumi”.“Jadi, semuanya itu akan terwujud”, mereka menimpali pernyataan itu.Dan dengan cepat makhluk bertubuh dari kayu pun dibuat. Makhluk itu terlihat seperti manusia,berbincang-bincang seperti manusia, dan mereka mendiami permukaan bumi.Mereka tinggal dan berkembang biak di bumi. Mereka memiliki anak perempuan dan anak laki-laki yangmerupakan badan dari kayu; tapi mereka tidak memiliki jiwa ataupun pikiran, mereka tidak dapatmengingat Pencipta mereka, Pembuat mereka: Mereka berjalan diatas empat kakinya tanpa tujuan.Mereka tidak lama mengingat Hati Surga dan Oleh karena itulah mereka terlempar dari tempat kebaikan.Hal ini hanyalah suatu percobaan, suatu usaha untuk membuat suatu makhluk. Pada saat pertamadiciptakan makhluk itu tidak memiliki darah ataupun substansi. Mereka pun tidak memiliki kelembaban,tubuh mereka tidak berdaging, pipi mereka kering, kaki dan tangan mereka pun kering serta tubuhmereka tampak kuning.Oleh karena itu, mereka tidak memiliki pemikiran yang banyak tentang Pencipta mereka, Pembuat merekaataupun orang yang telah menciptakan dan merawat mereka.Ada beberapa manusia pertama dalam jumlah yang besar yang terdapat pada permukaan bumi.

Bab 3Dengan segera tubuh yang terbuat dari kayu dibinasakan, dimusnahkan, dihancurkan dan dibunuh.Gumpalan darah telah dibawa oleh Hati dari Surga; segumpal darah dalam jumlah besar yang telahdibentuk dimasukkan ke dalam kepala makhluk yang terbuat dari kayu.Tzite, badan makhluk laki-laki telah dibentuk, tetapi saat itu badan makhluk wanita telah diciptakan oleh

Page 11: Popol vuh (Terjemahan)

11

Sang Pencipta dan Sang Pembuat dengan tergesa-gesa. Ada beberapa bahan yang terdapat di sana yangdigunakan oleh Sang Pencipta dan Sang Pembuat untuk menciptakan mereka.Akan tetapi, beberapa makhluk yang telah mereka buat dan mereka ciptakan tidak dapat berpikir dantidak dapat berbicara dengan Pencipta mereka dan Pembuat mereka. Dan karena alasan itulah makhluk-makhluk tersebut telah mereka bunuh dan mereka hanyutkan. Sebuah cahaya yang besar jatuh darilangit. Salah satu cahaya yang disebut Xecotcovach datang dan mencungkil keluar mata mereka; Camalotzdatang dan memotong kepala mereka; Cotzbalam datang dan menelan daging mereka. Tucumbalan jugadatang dan memecahkan serta merusak tulang dan sarang mereka. Lalu menggiling dan meremukkantulang mereka.Ini dilakukan untuk menghukum mereka karena mereka tidak dapat memikirkan atau mengingat ibumereka maupun ayah mereka, Hati Surga yang biasa disebut Huracan. Dan karena alasan itulah permukaanbumi terlihat sangat gelap dan hujan yang lebat mulai turun, setiap siang dan setiap malam.Kemudian berdatanganlah binatang-binatang kecil dan binatang-binatang besar, tongkat-tongkat danbatu-batu menampar muka mereka. Dan semuanya mulai berbicara: botol-botol mereka yang terbuatdari tanah, wajan mereka, piring mereka, jambangan mereka, penggilingan dari batu, semuanya melawandan menampar wajah mereka.“Kamu telah melakukan pekerjaan yang mengakibatkan kami celaka: kamu telah memakan kami dansekarang kami akan membunuhmu”, kata anjing-anjing dan burung-burung mereka yang ada dipekarangan.Dan penggilingan batu pun berkata: “Kami telah disiksa olehmu; setiap saat, setiap siang, setiap malam,setiap fajar, sepanjang waktu, wajah kami hancur, holi, holi, huqui, huqui. Semua ini akibat ulahmu.Semua ini merupakan upeti yang harus kami bayar kepadamu. Akan tetapi, sekarang ini kamu bukanlahseorang manusia yang kuat, kamu akan jatuh ke dalam kekuasaan kami. Kami akan menggiling danmencabik-cabik daging kamu menjadi beberapa potongan”.Kemudian anjing mereka pun berkata kembali: “Mengapa kamu tidak memberikan sesuatu untuk kamimakan? Kamu kelihatannya takut kepada kami, tapi kamu selalu memburu kami dan mengusir kamikeluar. Kamu selalu memegang tongkat yang siap untuk dipukulkan kepada kami ketika kamu sedangmakan”.“Jadi, dengan melihat kejadian tersebut berarti kamu telah mengancam kami. Kamu tidak berbicara padakami. Mungkin, kami tidak akan membunuhmu sekarang ini; tapi mengapa kamu tidak memandangmuka kami? Mengapa kamu tidak memikirkan diri kamu sendiri? Sekarang, kami akan menghancurkankamu, sekarang gigi kamu akan jatuh ke dalam mulut kami; kami akan menelan kamu”, kata anjing-anjing tersebut. Dan kemudian anjing-anjing itu mulai merusak wajah-wajah mereka.Dan pada saat yang bersamaan, wajan dan jambangan berkata: “kamu telah menyebabkan kami sakit danmenderita. Mulut dan wajah kami menjadi buruk oleh jelaga; kami selalu diletakkan diatas api dan kamumembakar kami seolah-olah kami tidak merasakan sakit atas ulahmu. Sekarang kamu akan merasakanapa yang kami rasakan saat itu. Kami akan memakanmu”, kata jambangan, lalu mereka semua pun mulaimenghancurkan muka makhluk yang terbuat dari kayu itu. Batu-batu inti, yang telah ditimbun bersama-sama, secara terang-terangan mengeluarkan diri mereka sendiri dari api melawan kepala mereka yangmenyebabkan dirinya sakit.Melihat kejadian tersebut beberapa makhluk itu (makhluk yang terbuat dari kayu) lari secepat yangmereka dapat lakukan; mereka ingin mendaki puncak rumah-rumah mereka, tapi rumah tersebut ambrukserta melemparkan mereka ke tanah; mereka ingin mendaki puncak pohon, namun pohon-pohon tersebuttelah melemparkan mereka jauh sekali; mereka ingin masuk ke dalam gua, tapi gua-gua tersebut telahmenolak kehadiran mereka.Jadi, semua kejadian itu telah merusakkan makhluk yang telah diciptakan dan dibuat dari kayu. Makhlukitu telah dihancurkan dan dirusak; mulut dan wajah mereka, telah rusak semua.

Page 12: Popol vuh (Terjemahan)

12

Dan seperti yang telah dikatakan bahwa keturunan mereka sekarang ini adalah monyet-monyet yangtinggal di hutan; sebagian besar sisa keturunan mereka tinggal di sana karena badan mereka yang diciptakanoleh Sang Pencipta dan Sang Pembuat hanya terbuat dari kayu.Kemudian monyet-monyet itu terlihat seperti manusia. Ini merupakan contoh dari generasi makhlukyang diciptakan dan dibuat hanya dari kayu. Atau dengan kata lain badan mereka hanya terbuat darikayu.

Bab 4Pada suatu senja semuanya tampak berawan, kemudian awan itu jatuh ke permukaan bumi. Di sana, saatitu tidak ada matahari. Meskipun begitu di sana terdapat suatu makhluk yang bernama Vucub-Caquixyang sangat bangga akan dirinya sendiri.Langit dan bumi masih tetap ada, tapi permukaan matahari dan bulan telah tertutup.Dan dia (Vucub-Caquix) pun berkata: “Sesungguhnya, mereka merupakan contoh yang jelas dari beberapaorang yang telah hilang, dan sifat mereka menjadi supernatural!”“Saat ini saya akan menjadi yang terbesar di antara semua makhluk yang telah diciptakan dan dibentuk.Saya adalah matahari, cahaya dari bulan”, Dia berseru, “Yang terbesar adalah kemegahanku, karenasayalah yang menyebabkan mereka berjalan dan menaklukan mereka. Mata saya terbuat dari perak,terang, berkilau seperti batu-batu berharga, seperti zamrud; kilauan gigi saya seperti kilauan batu yangsempurna, laksana wajah langit. Hidung saya dari jauh berkilau seperti bulan, singgasana saya terbuatdari perak, dan permukaan bumi tampak bercahaya ketika saya melewatinya sebelum singgasana saya”.“Jadi, dengan melihat kejadian tersebut di atas, nyatalah bahwa saya adalah matahari, saya adalah bulanbagi semua umat manusia. Jadi, semuanya itu akan terjadi, karena saya dapat melihat sesuatu dari jauh”.Vucub-Caquix telah mengatakan semua itu. Akan tetapi, sebenarnya dia bukanlah matahari; dia hanyalahseorang yang besar kepala karena bulu dan kekayaan yang dimilikinya. Dan dia hanya dapat melihatbenda sejauh horison, tapi dia tidak dapat melihat melebihi seluruh dunia.Permukaan matahari saat itu tidak tampak, begitu juga dengan permukaan bulan, dan permukaan bintang.Semuanya tampak tidak begitu jelas terlihat. Oleh karena itulah, Vucub-Caquix menjadi sombong, danmerasa dirinyalah matahari dan bulan. Karena saat itu matahari dan bulan tidak menampakkan dirinya.Vucub-Caquix melakukan semua itu karena keinginannya untuk meninggikan derajatnya sendiri danmenjadi penguasa. Dan semuanya itu terjadi pada saat banjir datang akibat ulah manusia dari kayu.Sekarang ini kita akan menceritakan bagaimana Vucub-Caquix ditaklukan dan mati, serta cara-caramanusia dibuat oleh Sang Penguasa dan Sang Pembuat.

Bab 5Inilah permulaan cerita kekalahan dan keruntuhan zaman keemasan Vucub-Caquix oleh dua anak muda,yang pertama disebut Hunahpu dan yang kedua disebut Xbalanque. Mereka sebenarnya adalah Tuhan.Saat itu mereka telah melihat suatu kejahatan yaitu kesombongan telah terjadi dan beberapa keinginganyang sama telah dilakukan. Dalam tugasnya sebagai pelayan Hati Surga, maka anak muda itu pun berkata:“Kejadian ini tidak bagus, sehingga saat itu tidak ada manusia yang tinggal di permukaan bumi. Olehkarena itu, kita harus mencoba untuk menembak Vucub-Caquix dengan senjata peledak yang kita milikisaat dia sedang makan. Kita akan menembaknya dan membuatnya kesakitan, dan semua itu akanmengakhiri kekayaannya, batu-batu hijau milikinya, logam berharga yang dimilikinya, zamrudnya, danpermata yang membuat dia menjadi sombong. Dan semuanya itu akan menjadi pelajaran berharga bagiseluruh manusia, agar mereka tidak menjadi sombong, karena kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya.”“Jadi hal itu harus kita lakukan”, kata anak muda tersebut, sambil mengisikan peluru ke dalam senjatamiliknya.Baiklah, sekarang ini Vucub-Caquix telah memiliki dua anak yang pertama bernama Zipacna dan yang

Page 13: Popol vuh (Terjemahan)

13

kedua bernama Cabracan. Ibu dari kedua anak tersebut bernama Chimalmat yang merupakan istri Vucub-Caquix.Zipacna telah bermain bola dengan gunung-gunung yang besar yaitu dengan Chigag, Hunahpu, Pecul,Yaxcanul, Macamob dan Huliznab. Di sana saat itu ada beberapa nama gunung yang mulai jelaskeberadaannya dan semua itu telah diciptakan dalam satu malam oleh Zipacna.Dengan cara ini, kemudian Cabracan memindahkan pegunungan-pegunungan dan membuat gunung-gunung berapi yang besar dan kecil.Dan melalui cara ini pula anak-anak dari Vucub-Caquix mengumumkan kebanggaan keluarganya.“Dengarkan! Saya adalah Matahari!” Kata Vucub-Caquix. “Saya adalah orang yang telah membuatbumi!” Kata Zipacna. “Saya adalah orang yang telah menggerakkan langit dan membuat bumi bergetar!”Kata Cabracan. Dengan cara ini anak-anak dari Vucub-Caquix telah mengikuti jejak ayahnya yangmembanggakan kebesaran yang dimilikinya. Semua itu dipandang sebagai suatu kejahatan oleh anakmuda tersebut. Dan mereka bukanlah ibu pertama kami ataupun bapak pertama kami yang saat itu telahdiciptakan.Oleh karena itu, kematian Vucub-Caquix beserta anak-anaknya dan kehancuran mereka telah menjadikeputusan anak muda yang harus dilaksanakan.

Bab 6Sekarang ini kita akan menceritakan cara dua anak muda (Tuhan) menembakkan senjata peledaknyakepada Vucub-Caquix. Hal ini juga akan dilakukan kepada makhluk lainnya yang menjadi sombong.Makhluk yang besar kepala akan mereka hancurkan.Vucub-Caquix memiliki sebuah phon nantze yang besar dan dia suka memakan buah dari pohon itu.Setiap hari dia mendatangi pohon itu dan memanjat puncaknya. Hunahpu dan Xbalanque telah melihatkelakuannya itu, dan mereka menyadari bahwa buah itu merupakan makanan bagi Vucub-Caquix. Lalumereka pun menyusun serangan mendadak di bawah pohon tersebut, tersembunyi di antara daerah yangbebas. Hingga suatu saat Vucub-Caquix mendatangi pohon tersebut secara terang-terangan untukmenyantap buah nantzes.Serta merta dia terluka oleh tembakan senjata api dari Hun-Hunahpu yang secara tepat telah mengenairahangnya, dan hal itu sungguh menakutkan. Vucub-Caquix telah terlempar dari puncak pohon ke tanah.Hun-Hunahpu lari dengan cepat menyergap Vucub-Caquix, tapi Vucub-Caquix mencengkram lengannyadan memutar lengan Hun-Hunahpu, serta membengkokkannya ke belakang bahunya. Dengan cara iniVucub-Caquix berhasil mematahkan tangan Hun-Hunahpu. Tentu saja dua pemuda tersebut, yang telahmerencanakan semua penyerangan dengan baik, tidak akan membiarkan diri mereka sendiri dikalahkanoleh Vucub-Caquix dalam penyerangan pertama.Dengan membawa lengan Hun-Hunahpu, Vucub-Caquix pulang ke rumah, dan sesampainya disana diamengobati rahangnya.“Apa yang telah terjadi denganmu, Rajaku?” tanya Chimalmat, istri Vucub-Caquix.“Mengapa semua ini dapat menimpaku? Dua orang setan telah menembakku dengan senapan api danmerusak rahangku sehingga gigiku tanggal, dan aku merasakan rasa sakit yang luar biasa. Akan tetapi,saat ini saya telah membawa tangannya. Saya akan meletakkannya di atas api. Akan saya biarkan tangannyatergantung di sana. Tentu saja, setan-setan itu akan datang mencarinya”, kata Vucub-Caquix kepadaistrinya sambil menggantung tangan Hun-Hunahpu.Setelah mengalami kejadian tersebut, Hun-Hunahpu dan Xbalanque pergi menghadap kepada laki-lakitua - orang yang memiliki rambut putih seperti salju - dan seorang wanita tua yang sebenarnya sudahsangat tua dan rendah hati. Laki-laki tua itu disebut Zaqui-Nim-Ac, sedangkan wanita tua disebut Zaqui-Nima-Tziss. Hun-Hunahpu dan Xbalanque menceritakan semua kejadian tersebut kepada mereka danberkata:

Page 14: Popol vuh (Terjemahan)

14

“Marilah pergi bersama kami ke rumah Vucub-Caquix untuk mengambil lengan kami. Kami akanmengikutimu dari belakang, dan kalian harus berkata begini kepada mereka: “Yang datang bersamakami ini adalah cucu kami, ayah dan ibu mereka telah mati sehingga mereka mengikuti kemana saja kamipergi. Kami bekerja memberikan pertolongan kepada orang-orang untuk mengeluarkan ulat dari giginya”.“Jadi, dengan begitu Vucub-Caquix akan mengira kami adalah anak laki-laki dan kami juga akan beradadi sana atas saran kalian”, kata pemuda-pemuda itu.“Suatu rencana yang bagus”, jawab mereka.Kemudian mereka pun mulai melakukan perjalanan menuju tempat dimana mereka menemukan VucubCaquix menyandarkan singgasananya. Laki-laki tua dan wanita tua itu terus menerus diikuti oleh keduapemuda tersebut. Mereka berjalan dibelakang laki-laki tua dan wanita tua tersebut. Melalui cara inimereka bisa tinggal di rumah Raja yang selalu menjerit karena giginya sakit.Ketika Vucub-Caquix melihat laki-laki tua dan wanita tua serta beberapa pengiringnya, dia bertanya,“Darimana asalmu, kek?”“Kami tidak memiliki tempat asal (tempat tinggal), kami selalu mengembara mencari sesuatu untukdimakan, Raja yang mulia”, Jawab laki-laki tua itu.“Lalu, apa yang biasa kalian makan? Apakah tidak kamu tidak memiliki anak yang tinggal bersamamu?”“Tidak ada tuan! Mereka yang mengikuti saya ini adalah cucu-cucuku. Saya minta maaf atas kehadiranmereka ini, karena selama ini apa yang diberikan kepada kami, selalu kami bagi dengan mereka, tuan”,Jawab laki-laki tua itu.Sementara itu, sang Raja merasakan rasa sakit yang luar biasa pada giginya, dan hal itu telah menimbulkankesulitan yang besar sehingga dia berkata:

“Saya benar-benar memohon padamu untuk menolong saya. Apa yang dapat kamu lakukan? Apakahkamu mengetahui cara mengobati rasa sakit ini?” Sang Raja bertanya pada mereka.Dan salah seorang dari orang tua itu menjawab, “Oh, tuan! Kami hanya bisa mengambil ulat dari gigi,mengobati mata, dan mengambil duri dari gigi.“Bagus, obatilah gigi saya ini. Gigi ini telah membuat saya menderita siang dan malam. Mata saya tidakdapat tenang dan saya tidak dapat tidur karenanya. Ini semua disebabkan oleh dua orang setan yangtelah menembak saya dengan sebutir peluru (dari senjata api mereka) dan karena hal itulah saya tidakdapat makan. Kasihanilah saya, rapatkanlah gigi saya dengan tangan Anda”.“Baiklah Tuan, saya akan mencoba mengobatinya. Dalam gigi tuan terdapat ulat yang menyebabkanAnda merasa sakit. Semua rasa sakit akan hilang jika sisa gigi Anda tersebut dicabut dan gigi yanglainnya diletakkan ditempat gigi yang telah dicabut itu”.“Jika Anda mencabut sisa gigi saya, hal itu tidak baik untuk saya karena hanya itulah sisa gigi saya. Dansaya ini adalah seorang raja, semua yang ada pada diri saya merupakan perhiasaan saya. Termasuk gigidan mata saya”.“Kami akan meletakkan sisa tulang gigi lainnya yang terdapat pada gigi yang telah dicabut”, padahal sisatulang gigi itu sebenarnya tidak ada yang ada hanyalah butiran jagung putih.“Baiklah, cabut saja gigi-gigi ini, tapi setelah dibersihkan pasangkan kembali pada tempatnya”, Rajamenimpali ucapan orang tua tersebut.Kemudian mereka pun mencabut gigi-gigi tersebut, tapi setelah dibersihkan gigi-gigi tersebut tidakdiletakkan di tempat semula. Mereka hanya meletakkan biji jagung putih yang berkilau dalam mulutnya.Seketika wajah Vucub-Caquix’s tampak melengkung ke bawah dan dia tidak terlihat seperti seorangraja. Mereka telah memindahkan gantungan giginya yang merupakan kebanggaan Vucub-Caquixs darimulutnya. Setelah itu, lalu mereka pun mengobati mata Vucub-Caquixs, mencongkel dengan keras bijimatanya, dan akhirnya mereka telah mengambil semua kekayaan yang terdapat pada diri Vucub-Caquixs.Akan tetapi, saat itu Vucub-Caquixs tidak merasakan apapun. Dia hanya menatap, karena semua ini

Page 15: Popol vuh (Terjemahan)

15

dilakukan atas saran Hunahpu dan Xbalanque. Mereka telah mengambil semua hal yang selama inimenjadi kebanggaan Vucub-Caquixs.Maka Vucub-Caquixs pun meninggal. Hun-Hunahpu telah menemukan kembali tangannya. Melihatkenyataan tersebut Chimalmat, istri dari Vucub-Caquix pun sangat menderita.Dengan cara ini Vucub-Caquix telah kehilangan kebanggaannya. Sang penyembuh telah mengambilsemua permata dan batu-batu berharga yang selama ini telah menjadi kebanggaan Vucub-Caquix dimuka bumi.Wanita tua dan laki-laki tua itu adalah orang yang telah menjadikan semua itu sebagai suatu keajaiban.Mereka juga telah menemukan lengan Hun-Hunahpu dan menempatkannya di tempat semula, sehinggalengan Hun-Hunahpu berfungsi kembali dengan baik.Semua peristiwa itu telah menyebabkan kematian Vucub-Caquix. Merekalah yang telah melakukannya,karena mereka memandang perbuatan Vucub-Caquix yang sombong sebagai suatu kejahatan.Dan, kemudian dua pemuda tersebut pun pergi, setelah menyelesaikan perintah dari Hati Surga.

Bab 7Sekarang ini, tinggal mengatasi ulah Zipacna, anak tertua dari Vucub-Caquix.“Sayalah pencipta pegunungan”, kata Zipacna.Zipacna sedang berenang di tepi sungai ketika empat ratus pemuda lewat sambil menarik sebatang kayuuntuk menyangga rumah mereka Keempat ratus pemuda saat itu sedang berjalan, setelah mereka menebangsebuah pohon yang besar yang akan dibuat sebagai tiang penyangga rumah mereka.Kemudian Zipacna datang dan menghampiri pemuda-pemuda tersebut seraya bertanya pada mereka:“Apa yang sedang kalian kerjakan, anak muda?”“Ini hanyalah sebatang kayu”, jawab mereka “kami tidak dapat mengangkat dan memikulnya di ataspundak kami”.“Saya akan menolong kalian membawakan kayu ini. Kemana kayu ini akan dibawa? Apa yang akankalian lakukan dengan kayu ini?”“Kami akan membuatnya menjadi sebuah tiang penyangga rumah kami”.“Baiklah, saya akan membantu kalian”, Jawab Zipacna. Kemudian dia mengangkat kayu itu dan meletakkandi atas bahunya, lalu membawanya masuk ke rumah empat ratus pemuda tersebut.“Sekarang tinggallah bersama kami, anak muda”, kata pemuda-pemuda tersebut. “Apakah kamu memilikiibu atau ayah?”“Terima kasih atas tawarannya, saya tidak memiliki siapa-siapa”, Jawab Zipacna.“Oh, kalau begitu besok kami akan menyewa kamu untuk menyiapkan kayu lainnya guna menopangrumah kami ini”.“Baiklah, saya setuju”, Jawab ZipacnaSetelah Zipacna pergi, keempat ratus pemuda tersebut bercakap-cakap dengan yang lainnya, lalu berkata:“Bagaimana caranya kita akan membunuh anak muda itu? Rasanya tidak enak bagi kita untukmembunuhnya, sementara dia telah membantu kita mengangkat kayu ini sendirian. Bagaimana kalau kitamembuat sebuah lubang yang besar, lalu kita dorong dia sehingga dia akan jatuh ke dalamnya. “Pergilahke bawah dan keluarlah dari bumi lalu bawalah kayu ke lubang ini”. Itulah yang akan kita katakan padaZipacna. Setelah mendengar perkataan kita, maka dia akan membungkukkan badannya ke bawah, dandia akan turun ke dalam lubang tersebut, lalu kita akan membiarkan sebatang kayu yang besar jatuh kedalam lubang itu dan menimpanya. Dia akan tewas di dalam lubang itu”.Setelah merundingkan rencana itu, maka keempat ratus pemuda tersebut mulai menggali sebuah lubangyang besar dan sangat dalam. Setelah selesai menggali, lalu mereka pun memanggil Zipacna.“Kami sangat berterima kasih atas pertolongannmu”. Pergi, pergi dan galilah tanah, karena kami tidakdapat mencapainya (lubang di bawah)”, kata mereka.

Page 16: Popol vuh (Terjemahan)

16

“Baiklah, saya akan membantu kalian”, Zipacna menjawab. Kemudian dia pergi dan masuk ke dalamlubang itu. Pemuda-pemuda tersebut memanggil Zipacna, saat dia sedang menggali lubang, lalu berkata:“Apakah saat ini kamu telah mencapai kedalaman yang besar?”“Ya, saya telah mencapainya”, Jawab Zipacna, lalu dia mulai menggali sebuah lubang lainnya, dan lubangyang dia buat ini dapat menyembunyikan dirinya dari bahaya. Zipacna telah menyadari bahwa merekaingin membunuhnya, jadi saat dia menggali lubang itu, dia telah membuat lubang kedua di sisi lainnyasebagai upaya untuk membebaskan dirinya sendiri.“Seberapa dalam (bagaimana kamu pergi mencapainya)”? pemuda-pemuda tersebut memanggil kembaliZipacna yang berada dibawah.“Saya masih menggali; saya akan melaporkannya kepada kalian jika saya telah menyelesaikan penggalianini”, kata Zipacna dari bawah lubang. Akan tetapi, Zipacna tidak menghentikan penggalian kuburannya,malahan dia membuka lubang lainnya sebagai upaya untuk menyelamatkan dirinya sendiri.Zipacna kembali dipanggil oleh pemuda-pemuda tersebut untuk terakhir kalinya, tapi saat dia dipanggilitu, dia telah siap untuk menyelamatkan dirinya melalui lubang kedua.“Naik dan keluarlah. Angkatlah tanah itu, kami telah menggali sampai ke dasar lubang”, kata mereka.“Sebenarnya kami telah menggali lubang itu dengan kedalaman yang besar”. Apakah kamu tidakmendengar panggilan kami?” Walaupun begitu, panggilanmu, perkataanmu yang berulang-ulang, bagimereka sendiri akan bergaung sekali, dua kali, sehingga saya dapat mendengar dengan baik dimanakamu berada. Jadi, saat Zipacna dipanggil dari dalam lubang yang satu sebenarnya dia tak ada di sana,dia berteriak dari lubang lainnya yang paling dalam.Kemudian pemuda-pemuda tersebut melemparkan kayu yang besar dengan keras, dan dengan cepatpula kayu ini jatuh serta menimbulkan suara bergedebuk ke dasar terowongan.“Jangan ada yang bicara! Marilah kita tunggu sampai kita mendengar jeritan kematiannya”, Merekaberbicara satu sama lain. Mereka mengharapkan menemukan wajah Zipacna tertimpa kayu denganmenimbulkan suara yang gaduh. Kemudian, dia [Zipacna] diceritakan akan menangis keluar, dan saat itudia hanya akan dipanggil sekali lagi ketika kayu jatuh ke bawah.“Benar kita telah berhasil melaksanakan rencana ini! Sekarang Zipacna telah mati”, kata pemuda-pemudaitu. “Seandainya kita tidak beruntung, maka dia akan melanjutkan pekerjaannya. Dia akan mulai menggalilubang yang lain, kita akan kehilangan jejaknya, karena dia telah siap merintangi kita, empat ratus pemuda”.Dan mereka melaksanakan tugasnya dengan gembira, seraya berkata: “Sekarang kita harus membuatchica kita dalam tiga hari mendatang. Ketika tiga hari tersebut telah kita lewati, maka kita akanmenyelesaikan bangunan rumah baru kita, rumah empat ratus pemuda”. Kemudian mereka punmengatakan: “Besok kita akan mencarinya dan hari berikutnya, kita juga akan mencari untuk melihatseandainya dia tidak datang keluar dari bumi saat badannya tercium dan mulai membusuk. Tidak lamalagi kita akan menjadi tenang dan menyelesaikan chica kita”, kata mereka.Akan tetapi dari dalam lubang yang telah dibuatnya sendiri, Zipacna telah dapat mendengar semuapercakapan pemuda-pemuda tersebut. Dan akhirnya, pada hari kedua, serangga dalam jumlah yangbesar muncul, pergi dan datang dengan membawa suatu kumpulan dibawah kayu. Sejumlah rambutZipacna terbawa dalam mulut mereka dan yang lainnya membawa kuku jari Zipacna.Ketika pemuda-pemuda tersebut melihat hal ini, mereka mengatakan, “Sekarang Setan sedang menderita.Lihatlah bagaimana mereka mengumpulkannya, bagaimana mereka datang dengan teman-temannya yangbanyak, membawa rambut dan kuku jari Zipacna yang lain. Lihatlah apa yang telah mereka lakukan!”Begitulah pemuda-pemuda itu telah berbicara kepada teman-temannya yang lain.Walaupun begitu, sebenarnya Zipacna masih hidup. Dia telah memotong rambutnya dan menggigit dengankeras kuku jarinya untuk diberikan kepada pemuda-pemuda tersebut melalui serangga.Melihat kejadian tersebut, empat ratus pemuda itu percaya bahwa Zipacna telah meninggal, dan selamatiga hari tersebut mereka mulai berpesta pora dan semua pemuda itu mendapatkan minuman. Dan ketika

Page 17: Popol vuh (Terjemahan)

17

empat ratus pemuda tersebut mabuk, Zipacna pun mengetahui bahwa mereka tidak bisa berbuat banyak.Kemudian, Zipacna pun membiarkan rumah mereka jatuh dan membunuh semua pemuda-pemuda itu.Dalam peristiwa itu tidak ada satu atau dua orang pun dari empat ratus pemuda itu yang selamat.Mereka semuanya telah dibunuh oleh Zipacna, putra dari Vucub-Caquix.Dengan cara inilah keempat ratus pemuda itu dibunuh, dan telah dikatakan bahwa mereka menjadisekolompok bintang yang karena perbuatannya mereka disebut Motz*, tapi sebenarnya hal itu tidaklahbenar.*Suatu kelompok, Tujuh Saudara Perempuan Kecil, Pleiades, Brasseur de Bourbourg mencatat bahwaOmuch qaholah, empat ratus laki-laki muda adalah orang yang menderita dalam suatu pesta pora, samaseperti orang-orang yang memuja Tuhan di Meksiko yang memiliki nama Centzon-Totochtin, empatratus kelinci yang telah dimintakan Tuhan sebagai pelindung Pulque dan drunkards.

Bab 8Sekarang kita akan menceritakan bagaimana Zipacna ditaklukan oleh dua pemuda yaitu Hunahpu danXbalanque.Berikut ini adalah cerita mengenai kekalahan dan kematian Zipacna, saat dia ditaklukan oleh dua pemuda,Hunahpu dan Xbalanque.Hati kedua pemuda itu telah dipenuhi oleh dendam karena empat ratus laki-laki muda telah dibunuh olehZipacna. Pada suatu ketika Zipacna sedang memancing ikan dan mencari kepiting di sebuah sungai. Ikandan kepiting telah menjadi makanannya sehari-hari. Selama beberapa hari dia pergi mencari makanan,dan pada suatu malam dia membawa beberapa pegunungan di pundaknya.Dengan membawa sekelompok tanaman mereka menemukan sebuah hutan, Hunahpu dan Xbalanquedengan cepat membuat sebuah wajah yang terlihat seperti sebuah kepiting yang sangat besar.Dengan cara ini mereka telah membuat sesuatu yang akan dianggap sebagai kepiting yang dilengkapidengan kuku hewan, yang terbuat dari pahac. Kuku tersebut akan digunakan untuk menembak makhlukyang terhalang dari belakang. Selain itu merekapun akan menggunakan batu. Kemudian mereka akanmeletakkan kepiting itu di bawah gua pada kaki sebuah pegunungan yang besar yang disebut Meaguan.Di tempat inilah Zipacna dikalahkan oleh Hunahpu dan Xbalanque.Kemudian kedua pemuda tersebut pergi mencari Zipacna dan menemukannya di suatu sungai.“Kemana kamu akan pergi, anak muda?” Tanya mereka kepada Zipacna“Saya tidak akan pergi kemana-mana”, Jawab Zipacna, “Saya hanya mencari makanan, teman”.“Lalu, apa yang menjadi makananmu?”“Ikan dan kepiting, tapi di sini tidak ada dan saya tidak menemukannya sedikit pun. Saya tidak makansejak beberapa hari yang lalu dan saya akan mati kelaparan”, Kata Zipacna kepada Hunahpu danXbalanque.“Nun jauh di sana di bawah jurang terdapat sebuah kepiting, benar-benar kepiting yang besar. Danmungkin baik bagi mu, jika kamu memakannya! Hanya perlu kami katakan, bahwa kepiting itu telahmenggigit kami ketika kami mencoba untuk menangkapnya, sehingga kami menjadi takut. Kami tidakingin mencoba untuk menangkapnya lagi”, Kata Hunahpu danXbalanque.“Tolonglah saya! Pergi dan tunjukkan kepadaku tempat kepiting itu berada”, Zipacna memohon kepadamereka.“Kami, tidak ingin pergi ke sana. Kamu pergi saja sendiri, kamu tidak akan tersesat. Ikutilah aliransungai ini dan kamu akan keluar dari kaki sebuah bukit, di tempat itu akan terdengar suara yang bising dibawah jurang. Kamu akan mendapatkan kepiting itu di sana”, Kata Hunahpu dan Xbalanque.“Oh, saya sungguh tidak beruntung! Tidak dapatkah kalian pergi bergabung dengan saya, anak muda?Pergi dan tunjukkanlah tempatnya pada saya. Di sana pasti ada beberapa burung yang dapat kaliantembak dengan senjata kalian, dan saya tahu tempat untuk menemukan burung-burung itu”, kata Zipacna.

Page 18: Popol vuh (Terjemahan)

18

Kesabaran Zipacna telah berhasil meyakinkan kedua pemuda tersebut. Dan mereka pun bertanya padaZipacna: “Tapi, apakah kamu benar-benar dapat menangkap kepiting itu? Karena kami hanya akankembali ke sana, jika kamu yakin dapat menangkap kepiting itu. Kami tidak akan pergi untuk mencobamenangkap kepiting itu kembali, karena kepiting itu telah mengigit kami saat kami berjalan perlahanmenuju ke dalam gua. Setelah kejadian tersebut kami takut untuk masuk ke dalamnya, tapi sebenarnyakami hampir menangkap kepiting itu. Jadi, menurut kami sangat bagus seandainya kamu dapat menangkapkepiting itu”, kata Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah, saya akan mencoba menangkap kepiting itu”, kata Zipacna, kemudian mereka pergi bersama-sama menuju ke tempat kepiting tersebut. Mereka telah tiba di bawah jurang dan disana terbentangpunggung kepiting, yang menampakkan kulitnya yang berwarna merah. Dan di sana juga, di bawahjurang terdapat beberapa tipuan dari kedua pemuda itu.“Bagus! Bagus!” Kata Zipacna dengan gembira. “Saya sepertinya ingin segera menangkapnya danmemasukkannya dengan segera ke dalam mulut saya!” Dan dia sebenarnya telah benar-benar kelaparan.Dia ingin mencoba untuk menangkap kepiting tersebut, kemudian dia segera masuk ke dalam gua tersebut,tapi kepiting tersebut telah turun ke bawah. Pada saat itu Zipacna pun keluar dari gua dan kedua pemudatersebut bertanya padanya, “Apakah kamu tidak mendapatkan kepiting itu?”“Tidak”, Jawab Zipacna, “karena kepiting itu telah pergi, padahal saya hampir dapat menangkapnya.Akan tetapi mungkin akan lebih baik jika saya menangkap kepiting itu dari atas”, dia menambahkan.Dan kemudian Zipacna pun kembali memasuki gua tersebut dari atas, tetapi ketika dia hampir masuk kedalam gua dengan tidak menggunakan alas kaki, lembah yang besar pun roboh dan secara perlahan jatuhke bawah menimpa dada Zipacna.Zipacna tidak kembali dan dia telah berubah menjadi batu.Melalui cara inilah Zipacna telah dikalahkan oleh dua pemuda yaitu Hunahpu dan Xbalanque. Zipacnaadalah anak laki-laki tertua dari Vucub-Caquix dan menurut legenda cerita kuno, dia adalah orang yangtelah menciptakan pegunungan.Pada kaki lembah yang disebut Meaguanlah Zipacna telah dikalahkan. Hanya melalui suatu keajaiban diadapat dikalahkan, orang sombong kedua yang berhasil dikalahkan. Setelah Vucub-Caquix dan Zipacnadikalahkan, kini kami akan menceritakan kisah selanjutnya.

Bab 9Orang sombong ketiga adalah Cabracan yang juga merupakan anak laki-laki kedua dari Vucub-Caquix.“Sayalah orang yang dapat memusnahkan pegunungan”, Kata Cabracan.Akan tetapi, Hunahpu dan Xbalanque juga telah dapat mengalahkan Cabracan. Huracan Chipi-Caculha,dan Raxa-Caculha berbincang-bincang dan kepada Hunahpu serta Xbalanque, mereka berkata:“Marilah kita kalahkan anak kedua dari Vucub-Caquix. Keinginan kita ini harus dilaksanakan sebagaiakibat perbuatan jahatnya yang telah dia lakukan di muka bumi. Dia telah membanggakan kebesarankeluarganya, keagungan mereka, dan kekuatan mereka yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan.Ajaklah dia ke tempat matahari terbit”, kata Huracan kepada dua pemuda tersebut.“Baiklah, Tuan yang mulia”, Jawab mereka. “karena kami melihat perbuatan Cabracan tidak baik.Bukankah kamu tidak menginginkan keberadaannya? Bukankah kamu seorang yang cinta damai, HatiSurga?” Kata pemuda-pemuda tersebut ketika mereka mendengar perintah dari Huracan.Sementara itu, di tempat lain Cabracan sedang sibuk menghempaskan pegunungan. Ketika itu, Cabracanmenginjakkan kakinya dengan pelan di atas permukaan bumi, maka pegunungan yang kecil dan besarpun terbuka. Sehingga pemuda-pemuda tersebut dapat menemukannya dan bertanya pada Cabracan:“Kemana kamu akan pergi, anak muda?”“Saya tidak akan pergi kemana-mana”, Jawab Cabracan, “Di sini saya akan memindahkan pegunungan,dan saya akan meletakkannya di tanah yang datar selamanya”.

Page 19: Popol vuh (Terjemahan)

19

Kemudian Cabracan bertanya pada Hunahpu dan Xbalanque, “Apa yang menyebabkan kalian datangkesini? Saya tidak mengenal kalian. Siapa nama kalian?” Tanya Cabracan.“Kami tidak memiliki nama”, Jawab mereka, “Kami tidak lebih dari penembak bersenjata yang memburuburung-burung di pegunungan. Kami orang miskin dan kami tidak memiliki apa-apa, anak muda. Kamihanya berjalan melintasi pegunungan yang besar dan kecil, anak muda, dan kami baru saja melihat sebuahpegunungan yang besar, nun jauh di sana. Di tempat itu kamu akan melihat langit yang berwarna merahjambu. Langit tersebut bergerak ke arah yang sangat tinggi dan tidak akan terlihat dari puncak semualembah. Kerena hal itulah yang menyebabkan kami tidak dapat menembak satu atau dua burung yangada di sana, anak muda. Akan tetapi, benarkah kamu dapat merobohkan semua pegunungan?” Hunahpudan Xbalanque bertanya pada Cabracan.“Apakah kalian benar-benar telah melihat gunung seperti yang telah kalian bicarakan itu? Dimanatempatnya? Seandainya saya dapat melihat gunung itu, saya akan menghancurkannya? Dimana tempatkalian melihat gunung itu?”“Tempat itu sangat jauh sekali, gunung itu terdapat di tempat terbitnya matahari”, kata Hunahpu danXbalanque.“Baiklah, tunjukkan pada saya jalan menuju tempat itu”, kata Cabracan kepada kedua pemuda tersebut.“Oh tidak!” Jawab mereka. “Kami harus menyertaimu. Mungkin saja kamu akan menempuh jalan yangsalah, atau mungkin juga kamu akan menempuh jalan yang benar. Oleh karena itu, kami akan menyertaimu.Kami memiliki senjata dan jika di sana terdapat burung-burung, kami dapat menembak mereka”. Danmereka pun berangkat menuju tempat gunung itu berada dengan gembira, mereka pun mencoba senjatamereka. Akan tetapi, ketika mereka menembak dengan menggunakan senjata itu, mereka tidakmenggunakan peluru dari tanah liat dalam pipa senjata mereka, melainkan mereka menjatuhkan burung-burung itu hanya dengan menghembuskan udara saat mereka menembak burung-burung itu. Tentu sajahal itu sangat mengejutkan Cabracan.Kemudian pemuda-pemuda tersebut membuat api unggun dan meletakkan burung-burung itu di atas apiuntuk dibakar, tapi sebelumnya mereka telah membungkus salah satu dari burung-burung itu dengankapur, menutupinya dengan tanah liat yang berwarna putih.“Kita akan memberikan burung ini kepada Cabracan”, Mereka bercakap-cakap, “untuk membangkitkanselera nafsu makannya dengan aroma yang dihasilkan dari pembakaran ini. Dengan burung ini kita akanmenghancurkan Cabracan, seperti yang kita lakukan pada burung yaitu dengan menutupinya dengantanah, maka kita pun akan membawa Cabracan ke bawah ke tanah dan menguburnya di dalam tanah.“Semua peristiwa ini akan menjadi suatu ciptaan yang besar jika dikerjakan dengan hati-hati. Menjadisuatu bentuk yang besar saat dia mulai diciptakan ketika di sana terdapat cahaya”, kata pemuda-pemudaitu.“Sesuatu hal yang wajar bagi manusia untuk memiliki keinginan makan, begitu juga dengan keinginanCabracan terhadap makanan”, Itulah percakapan diantara Hunahpu dan Xbalanque.Sementara itu, pada saat itu burung-burung sedang dibakar dan tampak dagingnya mulai terlihat coklatkeemas-emasan, serta meneteskan minyak dan jus dari tubuhnya. Hal ini telah membangkitkan seleramakan Cabracan. Dia ingin sekali segera memakan daging burung tersebut. Daging burung itu telahmembuat air liur keluar dari mulutnya. Mulutnya menganga, dan tampak dia menelan ludah karenaaroma yang dihasilkan dari pembakaran burung-burung itu.Kemudian Cabracan bertanya pada mereka: “Apa yang sedang kalian makan? Aromanya benar-benarsedap. Beri saya sedikit potongan”, Cabracan berkata pada mereka.Lalu mereka pun memberikan daging burung tersebut kepada Cabracan, yang salah satu dari dagingtersebut akan merubuhkan dirinya. Dan ketika dia telah selesai memakan daging burung tersebut, merekapun pergi meneruskan perjalanan menuju ke arah timur tempat gunung besar itu berada. Akan tetapi,saat itu kaki dan tangan Cabracan telah terluka dan badannya jadi tidak kuat karena tanah yang terdapat

Page 20: Popol vuh (Terjemahan)

20

dalam burung yang telah dia makan itu telah habis, dan dia tidak dapat melakukan apapun untuk pergi kegunung itu. Walaupun dia sebenarnya dapat merobohkan pegunungan tersebut.Kemudian kedua pemuda tersebut mengikat tangan Cabracan ke belakang dan mereka juga telah mengikatleher dan kakinya bersama-sama. Lalu mereka melemparkan Cabracan dengan keras ke tanah dan disana mereke telah mengubur Cabracan.Dengan cara ini Cabracan telah dikalahkan oleh Hunahpu dan Xbalanque. Di sini kita tidak mungkinmenceritakan semua perbuatan yang telah mereka lakukan di muka bumi.Sekarang kita akan menceritakan kelahiran Hunahpu dan Xbalanque. Bagian pertama yang telah diuraikanmenceritakan kekalahan Vucub-Caquix dan Zipacna serta Cabracan di muka bumi.

Bagian IIBab 1Sekarang kita juga akan menceritakan nama ayah dari Hunahpu dan Xbalanque. Kita tidak akanmenceritakan asal muasalnya dan kita juga tidak akan menceritakan sejarah kelahiran Hunahpu danXbalanque. Kita hanya akan menceritakan setengah dari kisah mereka. Kita hanya akan menceritakanbagian dari sejarah ayah mereka.Beginilah kisahnya. Di sini terdapat seseorang yang bernama Hun-Hunahpu [yang juga disebut Vucub-Hunahpu]. Orang tua mereka adalah Xpiyacoc dan Xmucane. Pada suatu malam Hun-Hunahpu danVucub-Hunahpu telah dilahirkan oleh Xpiyacoc dan Xmucane.Sekarang ini, Hun-Hunahpu telah memiliki dua anak laki-laki, yang pertama disebut Hunbatz dan yangkedua bernama Hunchouen.Ibu kedua anak laki-laki tersebut bernama Xbaquiyalo. Yang juga merupakan istri dari Hun-Hunahpu.Sedangkan anak laki-laki lainnya dari Xpiyacoc dan Xmucane, yaitu Vucub-Hunahpu, tidak memilikiistri. Dia adalah seorang bujang.Di sana biasanya dua orang anak laki-laki memiliki sifat yang arif dan bijaksana; sedangkan di bumimereka telah meramalkan karakter dan kebiasaan yang baik. Semua pelajaran seni telah diajarkan kepadaHunbatz dan Hunchouen, anak laki-laki dari Hun-Hunahpu. Mereka diajarkan untuk menjadi seorangpeniup seruling, penyanyi, penembak dengan menggunakan senjata, pelukis, pemahat, pembuat permatadan pembuat perak.Baiklah, sekarang kita akan menceritakan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu yang tidak memiliki kegiatanapapun. Mereka hanya bermain dadu dan bermain bola sepanjang hari. Dan pada suatu saat merekaberempat (Hun-Hunahpu, Vucub-Hunahpu, Hunbatz serta Hunchouen mempunyai waktu bersama untukbermain bola. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, kelompok yang satu bermain melawan kelompoklainnya).Voc, pesuruh Huracan, Chipi-Caculha, Raxa-Caculha tiba di tempat itu untuk mengawasi permainanmereka. Voc tidak tinggal di sana, dia tinggal di suatu tempat yang tidak jauh dari bumi ataupun Xibalba.Dan pada saat itu serta merta dia diminta datang ke Surga sebagai penengah Huracan.Mereka masih berada di atas bumi ketika ibu Hunbatz dan Hunchouen meninggal.Dan mereka masih melanjutkan bermain bola di jalan menuju Xibalba. Kegiatan mereka ini terdengaroleh Hun-Came dan Vucub-Came, Raja Xibalba.

“Apa yang sedang mereka kerjakan di atas permukaan bumi? Siapa orang yang telah membuat bumibergetar, dan menimbulkan banyak keributan? Pergi dan panggillah mereka! Biarkan mereka datang kesini untuk bermain bola. Di sini kami akan mengalahkan mereka! Kami merasa tidak dihormati olehmereka. Mereka tidak memiliki pertimbangan, bahkan mereka tidak takut terhadap kedudukan kami,dan mereka telah mengadakan pertandingan di atas kepala kami”, Kata semua penguasa Xibalba.Mereka semuanya adalah penguasa suatu negara. Salah satu di antaranya dipanggil Hun-Came dan (ada

Page 21: Popol vuh (Terjemahan)

21

paragraf yang tertinggal?)Vucub-Came adalah seorang hakim tertinggi. Semua raja telah diatur tugasnya. Setiap raja telah diberihak untuk memerintah daerahnya masing-masing oleh Hun-Came dan Vucub Came.Salah seorang dari raja-raja tersebut adalah yang bernama Xiquiripat dan Cuchumaquic. Merekamerupakan dua orang raja yang menyebabkan terjadinya pertumpahan darah di antara manusia.Raja-raja lainnya adalah yang bernama Ahalpuh dan Ahalgana. Pekerjaan mereka adalah membuat manusiabengkak dan membuat bengkaknya itu mengeluarkan nanah yang banyak dari kakinya dan meninggalkanbekas noda berwarna kuning pada wajah mereka yang disebut Chuganal. Itulah beberapa pekerjaan yangmenjadi tugas Ahalpuh dan Ahalgana.Raja lainnya dari Xibalba adalah Raja Chamiabac dan Raja Chamiaholom. Mereka bertugas sebagaipolisi Xibalba, yang pekerjaannya berhubungan dengan tulang. Pekerjaan mereka adalah membuat manusiamenderita sampai mereka tidak memiliki apa-apa tapi kulit, tulang dan diri mereka sendiri telah mati.Raja Chamiabac dan Raja Chamiaholom membawa manusia bersama perut dan tulang mereka yangtelah terbaring. Inilah pekerjaan yang biasa dilakukan oleh Chamiabac dan Chamiaholom. Mereka akanmelakukan pekerjaan itu setelah mendapat panggilan.Raja Ahalmez dan Raja Ahaltocob merupakan raja-raja lainnya yang ada di Xibalba. Tugas merekaadalah membawa bencana bagi manusia, saat mereka pergi dari rumah, atau saat mereka tiba di rumah.Pada saat itu mereka akan ditemukan dalam keadaan terluka, terbaring, dan wajahnya menghadap ketanah, mati. Inilah pekerjaan yang biasa dilakukan oleh Ahalmez dan Ahaltocob. Pekerjaan ini akanmereka lakukan setelah mendapat panggilan tugas.Selain raja-raja di atas, sekarang kita akan membicarakan raja lainnya yaitu Xic dan Patan yaitu orangyang pekerjaannya menyebabkan kematian manusia di jalan. Mereka dipanggil untuk melaksanakantugasnya dalam rangka menimbulkan kematian yang mendadak, membuat darah mengalir dari mulutmereka sampai mereka mati memuntahkan darah. Pekerjaan raja-raja tersebut salah satunya adalahmencengkram manusia, menekan tenggorokan dan dada mereka. Akibatnya manusia mati di jalan. TugasXic dan Patan lainnya adalah membuat darah mengalir dari tenggorokan manusia saat mereka sedangberjalan. Begitulah pekerjaan yang dilakukan oleh Xic dan Patan.Dan suatu saat mereka berkumpul di suatu dewan, mereka membicarakan bagaimana caranya menyiksadan melukai Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Cara yang didambakan oleh Raja-raja Xibalba adalahmemainkan perlengkapan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Lapisan kulit mereka, cincin, sarungtangan, dan mahkota merupakan perlengkapan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu yang akan dimainkanoleh raja-raja Xibalba.Sekarang, kita akan menceritakan perjalanan mereka menuju Xibalba dan bagaimana caranya merekameninggalkan anak laki-laki Hun-Hunahpu yaitu Hunbatz dan [Hun] Chouen yang telah ditinggal matioleh ibunya. Kemudian, kita akan menceritakan bagaimana Hunbatz dan Hunchouen dikuasai olehHunahpu dan Xbalanque.

Bab 2Pesuruh Hun-Came dan Vucub-Came pun tiba dengan segera.“Pergilah, Ahpop Achih!” Hun-Came dan Vucub-Came berkata kepada pesuruhnya. “Pergi dan panggilahHun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Katakan kepada mereka ‘Berangkatlah bersama kami. Rajamengatakan bahwa kalian harus datang’. Mereka harus datang ke sini untuk bermain bola dengan kami.Mereka harus membuat kami bahagia karena sebenarnya mereka kagum pada kami. Jadi, mereka harusdatang”, Kata Raja. “Dan bawakanlah untuk mereka perlengkapan bermain mereka, cincin mereka,sarung tangan mereka, dan bawakan juga bagi mereka sepatu karet bola mereka”, kata Sang Raja.“Katakan pada mereka untuk datang dengan cepat”, Mereka mengatakan semua pesan di atas kepadapesuruh untuk disampaikan kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu.

Page 22: Popol vuh (Terjemahan)

22

Pesuruh-pesuruh tersebut adalah sejenis burung hantu. Nama-nama pesuruh Xibalba antara lain adalahChabi-Tucur, Huracan-Tucur, Caquix-Tucur dan Holom-Tucur.Chabi-Tucur merupakan burung yang seperti anak panah. Hurucan-Tucur hanya memiliki satu kaki;Caquix-Tucur memiliki punggung yang berwarna merah, dan Holom-Tucur hanya memiliki kepala, tidakmemiliki kaki tapi dia memiliki sayap.Keempat pesuruh, Ahpop-Achih telah tiba di tempat tujuan. Mereka menyampaikan pesan yang merekaterima kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu di lapangan tempat mereka bermain bola. Lapanganbola tersebut disebut juga Nim-Xob Carchah. Burung hantu pesuruh itu pergi langsung ke lapangan boladan menyampaikan pesan yang mereka terima kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu persis sepertisaat pesan itu diberikan kepada mereka oleh Hun-Came dan Vucub-Came, Ahalpuh, Ahalgana, Chamiabac,Chamiaholom, Xiquiripat, Cuchumaquic, Ahalmez, Ahaltoco, Xic dan Patan. Mereka itu adalah raja-raja yang telah memberikan pesannya melalui burung hantu.“Apakah Raja Hun-Came dan Vucub-Came benar-benar mengatakan bahwa kami harus pergi bersamakalian?” Tanya Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu kepada pesuruh itu.“Benar, mereka benar-benar mengatakan seperti ini, dan mereka pun berkata: ‘Biarkan mereka membawasemua perlengkapan bermain mereka’.“Baiklah”, kata pemuda-pemuda itu. “Tunggulah kami sebentar, kami akan mengucapkan selamat tinggalkepada ibu kami”.Kemudian Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu pun langsung pulang ke rumah mereka untuk berpamitankepada ibu mereka, karena ayah mereka telah meninggal. Mereka berkata kepada ibunya: “Kami akanpergi ibu, tapi kepergian kami ini hanya untuk sementara. Pesuruh Raja Xibalba telah datang untukmembawa kami, dan mengatakan ‘Kami harus datang’; itulah yang disampaikan oleh pesuruh ituberdasarkan pesan Sang Raja”.“Kami berjanji akan meninggalkan bola kami di sini”, mereka menambahkan. Dengan segera merekamenggantungkan bola di suatu tempat di bawah sebuah pohon.“Kami akan kembali bermain”, kata mereka.Dan kemudian mereka pun pergi menghadap Hunbatz dan Hunchouen, lalu berkata: “Teruskan permainansuling dan nyanyian, melukis dan mengukir; hangatkan rumah kita dan hangatkan hati nenek kalian”.Ketika mereka akan meninggalkan ibu mereka, Xmucane beranjak dan airmatanya pun meledak keluar,“jangan kawatir bu, kami akan pergi, tapi kami tidak akan mati di sana”, kata Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu saat mereka akan pergi.Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu segera berangkat dan para pesuruh itu membawa mereka ke jalan.Kemudian mereka pun turun ke jalan menuju Xibalba melewati beberapa tangga yang sangat tinggi.Mereka menuruni tangga itu sampai tiba di tepi sungai yang airnya mengalir dengan cepat di antarajurang-jurang yang disebut Nuzivan Cul dan Cuzivan. Mereka pun menyebrangi jurang itu. Kemudianmereka menyebrangi sungai yang airnya mengalir di antara pohon Calabash yang berduri. Di tempat itubanyak sekali terdapat pohon Calabash yang berduri, tapi mereka telah dapat melewati pohon itu tanpaterluka.Kemudian mereka pun pergi ke tepi sungai yang berisi darah dan melintasi sungai itu tanpa meminum airsungai tersebut. Mereka hanya pergi ke tepi sungai. Dengan begitu Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpusampai saat itu belum dapat dikalahkan. Lalu, mereka pun melanjutkan perjalannnya sampai mereka tibadi suatu tempat yang menghubungkan empat jalan. Dan di simpang empat itulah, Hun-Hunahpu danVucub-Hunahpu dikalahkan.Keempat jalan tersebut masing-masing berwarna merah, hitam, putih dan kuning. Jalan yang berwarnahitam berkata pada mereka: “Sayalah salah satu jalan yang harus kalian lewati, karena sayalah jalanmenuju ke tempat raja”, begitulah ucap jalan tersebut kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu.Dan dari sanalah sebenarnya mereka telah dikalahkan. Mereka telah mengambil alih jalan menuju Xibalba

Page 23: Popol vuh (Terjemahan)

23

dan pada saat mereka tiba di suatu ruang dewan tempat raja Xibalba, mereka telah kehilangan pertandingan.Baiklah, kami akan menceritakan bahwa orang pertama yang duduk di sana hanyalah figur dari kayuyang disusun oleh manusia Xibalba. Inilah sambutan pertama yang mereka berikan:“Apa kabar, Hun-Came?” tanya Hun-Hunahpu dan Vucub Hunahpu kepada manusia kayu. “Bagaimanakabarmu Vucub-Came?” Tanya mereka kepada manusia kayu lainnya. Akan tetapi, mereka tidak menjawabpertanyaan Hun-Hunahpu dan Vucub Hunahpu. Tiba-tiba Raja Xibalba meledak tawanya dan semuaraja-raja lain pun mulai tertawa dengan keras, karena mereka telah berkeyakinan dapat mengalahkandan menghancurkan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Mereka pun terus tertawa.Kemudian Hun-Came dan Vucub-Came pun berkata: “Baiklah”, kata mereka. “Kalian telah datang.Besok kalian harus menyiapkan masker, cincin kalian, dan sarung tangan kalian”, kata mereka.“Kemarilah dan duduklah di bangku ini”, kata mereka. Akan tetapi, bangku yang mereka tawarkankepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu sebenarnya terbuat dari batu yang panas. Dan ketika mereka(Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu) duduk di sana, maka mereka pun terbakar. Hun-Hunahpu danVucub-Hunahpu mulai menggeliat di sekitar bangku, dan jika mereka tidak berdiri, maka mereka akanterbakar bersama kursi mereka.Raja Xibalba kembali meledak tawanya melihat tingkah mereka. Mereka hampir mati, mereka mengeliatkesakitan pada perut, dada dan tulang mereka. Tingkah laku mereka itu menjadi penyebab tertawanyaraja-raja di Xibalba.“Sekarang pergilah ke rumah itu”, kata Raja Xibalba. “Di sana kalian akan mendapatkan tongkat kalianyang terbuat dari pohon cemara yang besar serta cerutu kalian. Di sanalah kalian akan beristirahat”.Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu pun segera berangkat menuju Rumah Kegelapan. Dalam rumah itutidak ada apa-apa yang ada hanyalah kegelapan. Sementara itu, Raja-raja Xibalba mendiskusikan apayang akan mereka kerjakan untuk mengalahkan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu.“Marilah kita korbankan mereka besok, biarkan mereka mati dengan cepat, secara cepat sehingga kitadapat memiliki perlengkapan permainan mereka untuk kita gunakan bermain”, kata Raja-raja Xibalbakepada yang lainnya.Memang tongkat cemara besar mereka berbentuk bundar. Tongkat itu disebut Zaquitic yang merupakancemara Xibalba. Tongkat cemara besar mereka ini tajam dan runcing. Tongkat ini juga bercahaya sepertitulang. Cemara Xibalba yang digunakan untuk membuat tongkat ini sangat keras.Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu memasuki Rumah Kegelapan. Di sana mereka diberikan tongkatcemara-besar mereka. Sebuah tongkat bercahaya yang telah diberikan oleh Hun-Came dan Vucub-Camekepada mereka. Selain tongkat, Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu pun masing-masing diberi cerutuoleh Raja Xibalba. Mereka memberikan semua itu kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu.Ketika penjaga tiba Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu ditemukan sedang mendekam dalam kegelapan.Penjaga tiba dengan membawa tongkat cemara besar dan cerutu. Ketika penjaga memasuki RumahKegelapan itu, cahaya tongkat cemara menerangi tempat itu.“Masing-masing dari kalian dapat menerangi tempat ini dengan tongkat cemara dan cerutu yang telahkalian miliki. Datang dan bawalah kembali tongkat dan cerutu kalian pada saat fajar. Kalian tidak harusmembakarnya, tapi kalian harus mengembalikannya sebagian. Inilah yang dikatakan raja kepada kami”,Kata penjaga kepada Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Pada saat itu sebenarnya Hun-Hunahpu danVucub-Hunahpu telah dikalahkan, karena mereka telah membakar tongkat cemara dan mereka telahmenghabiskan cerutu yang diberikan tanpa sisa sedikitpun.Di Xibalba banyak sekali terdapat tempat-tempat penyiksaan. Siksaan yang diberikan beraneka ragam.Siksaan pertama dari Rumah Kegelapan tersebut adalah Quequma-ha yang didalamnya hanya terdapatkegelapan.Siksaan kedua adalah Xuxulim-ha. Sebuah rumah dimana setiap orang akan menggigil jika berada didalamnya. Suatu tempat yang sangat dingin. Tempat yang dingin dengan hembusan angin tak terkalahkan

Page 24: Popol vuh (Terjemahan)

24

di dalamnya.Tempat yang ketiga adalah Rumah Macan. Siksaan di tempat itu disebut Balami-Ha. Tidak ada apa-apadi tempat itu, yang ada hanya macan yang siap untuk mengejar, melompat-lompat, mengaum dan membuatkesenangan. Macan itu terkurung di dalam rumah.Zotu-ha, Rumah Kelelawar merupakan tempat siksaan keempat. Di dalam rumah itu tidak terdapat apa-apa, tapi di sana ada kelelawar yang mencicit dan menjerit serta terbang ke sana kemari. Kelelawartersebut terkurung di dalam rumah dan tidak dapat keluar dari rumah itu.Tempat siksaan yang kelima adalah Chayim-ha, Rumah Pisau. Di tempat itu hanya ada ketajaman, pisauyang tajam, kesunyian atau kejengkelan yang satu sama lain saling berlawanan di dalam rumah tersebut.Di Xibalba banyak sekali terdapat tempat siksaan, tapi Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu tidak memasukitempat itu. Yang kami sebutkan di atas hanyalah beberapa nama dari berbagai tempat penyiksaan.Ketika Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu menghadap Hun-Came dan Vucub-Came, mereka ditanya:“Dimana cerutu saya? Dimana tongkat cemara besar yang telah saya berikan kepada kalian?” TanyaHun-Came dan Vucub-Came“Tongkat cemara dan kayu itu telah kami habiskan tuan”, Jawab Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu.“Kalau begitu, hari ini akan menjadi hari terakhir bagi kalian. Sekarang kalian akan mati, kalian akandihancurkan. Kami akan mematahkan kalian menjadi potongan-potongan dan di sini wajah kalian akandisembunyikan. Kalian akan menjadi korban”, kata Hun-Came dan Vucub-Came.Saat itu juga mereka telah mengorbankan Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu. Keduanya dikubur disuatu tempat yang disebut Pucbal-Chah. Sebelum mengubur Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu, RajaXibalba terlebih dahulu telah memenggal kepala Hun-Hunahpu. Setelah itu barulah tubuh Hun-Hunahpudikubur bersama saudaranya Vucub-Hunahpu. Saudara tertua itu dikubur bersama saudara mudanya.“Ambil kepala Hun-Hunahpu dan letakkan di bawah pohon yang ditanam di jalan”, kata Hun-Came danVucub-Came kepada pesuruh mereka. Dan setelah kepala tersebut ditanam dibawah pohon itu, seketikapohon tersebut langsung dipenuhi oleh buah. Padahal sebelumnya pohon tersebut tidak pernah berbuah.Saat ini kita menyebut pohon tersebut sebagai Pohon Calabash. Suatu pohon yang mengandung kepalaHun-Hunahpu.Hun-Came dan Vucub-Came kagum melihat buah yang terdapat dalam pohon itu. Buah tersebut mengitariseluruh bagian pohon, tapi mereka tidak melihat kepala Hun-Hunahpu pada pohon tersebut. Kepalatersebut benar-benar terlihat seperti buah lainnya dari pohon Calabash. Pohon tersebut terlihat olehsemua orang yang ada di Xibalba dan mereka pergi ke tempat pohon itu berada.Menurut pendapat penduduk Xibalba, pohon tersebut merupakan suatu keajaiban. Mereka beranggapandemikian karena kejadian yang muncul secara tiba-tiba ketika mereka meletakkan kepala Hun-Hunahpudi sekitar dahan pohon tersebut. Dan saat melihat kejadian tersebut Raja Xibalba pun berkata:“Jangan biarkan seorang pun datang untuk memetik buah tersebut. Jangan biarkan seorang pun datangdan berteduh di bawah pohon ini!” kata mereka. Jadi, Raja-raja Xibalba telah memutuskan bahwa semuaorang harus menjauhi pohon tersebut.Kepala Hun-Hunahpu tidak tampak lagi, karena kepalanya telah menyatu dengan pohon tersebut dansama seperti buah lainnya dari pohon labu. Walaupun begitu, seorang anak perempuan telah mendengarcerita yang menakjubkan mengenai pohon tersebut. Sekarang, kita akan menceritakan mengenaikunjungannya ke tempat pohon tersebut berada.

Bab 3Kisah ini merupakan cerita seorang gadis, putri seorang raja yang bernama Cuchumaquic.Sang gadis, yaitu putri raja tersebut telah mendengar cerita mengenai pohon tersebut dari ayahnya.Nama ayah sang putri adalah Cuchumaquic, sedangkan sang putri bernama Xquic. Saat itu dia mendengarcerita mengenai buah pohon tersebut dari ayahnya dan Xquix kagum mendengar penuturan ayahnya

Page 25: Popol vuh (Terjemahan)

25

tersebut.“Mengapa saya tidak boleh pergi melihat pohon yang telah mereka ceritakan itu?” Gumam sang Putri.“Pastilah buah yang telah saya dengar ceritanya itu adalah buah yang sangat bagus”, pikir sang Putri.Akhirnya dia memutuskan untuk pergi sendiri dan tiba di kaki pohon tersebut yang ditanam di suatutempat yang bernama Pucbal-Chah.“Ah!” Dia berseru. “Apakah buah ini yang dihasilkan oleh pohon ini? Pohon ini kelihatannya tidakmengagumkan, bagaimana caranya pohon ini dapat tertutup oleh buah? Apakah saya akan mati? Apakahsaya akan tersesat, jika saya memetik satu saja buah dari pohon ini?” Tanya sang Putri.Kemudian tempurung kepala yang berada di antara dahan pohon tersebut berkata: “Apa yang kamuinginkan? Beberapa benda yang menutupi dahan pohon tersebut berkeliling. Benda tersebut bukan apa-apa, tapi hanyalah tempurung kepala”. Jadi, kepala Hun-Hunahpu telah meminta bantuan kepada sangGadis. “Apakah kamu, mungkin menginginkannya?” dia menambahkan.“Ya, saya menginginkannya”, jawab sang Gadis.“Baiklah”, kata sang tempurung kepala. “Ulurkan tangan kananmu”“Baiklah”, kata sang Gadis, dan dengan tangan kanannya dia pun meraih tempurung kepala.Dengan serta merta tempurung kepala itu membiarkan beberapa tetesan ludah jatuh secara langsung keatas telapak tangan sang Gadis. Dia (sang gadis) dengan cepat melihat secara tajam dan sungguh-sunguhtelapak tangannya, tapi ludah sang tempurung kepala sudah tidak ada di atas telapak tangannya.“Dalam air liur dan air ludah yang telah saya berikan kepadamu terdapat keturunan saya”, kata sebuahsuara di pohon itu.“Sekarang kepala saya tidak memiliki apa-apa lagi, di dalamnya tidak terdapat apa-apa, hanyalah sebuahtempurung kepala tanpa daging. Jadi, itu adalah kepala seorang raja yang besar, dagingnya adalah semuayang telah diberikan kepada mereka, suatu permukaan yang bagus. Dan ketika mereka mati, manusiamerasa ketakutan dengan tulang-tulang mereka. Jadi semua itu adalah kejadian alami seorang anak laki-laki. Misalnya seprti air liur dan air ludah, mereka akan menjadi anak laki-laki seorang raja, seorang laki-laki yang bijaksana ataupun seorang ahli pidato. Mereka tidak akan kehilangan substansi mereka saatmereka pergi, tapi mereka akan mewariskan substansinya itu; gambaran seorang raja, laki-laki yangbijaksana, ataupun ahli pidato tidak akan muncul, ataupun hilang, tapi dia akan meninggalkan semua itukepada anaknya dan dia akan menurunkannya kepada anak laki-laki yang dimilikinya. Saya telah melakukanpekerjaan yang sama dengan mu. Pergilah, ke permukaan bumi. Di sana kamu tidak akan mati. Percayailahucapkanku bahwa semuanya itu akan terjadi”, kata kepala Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu kepadasang Gadis.Dan semua yang telah mereka lakukan bersama itu berdasarkan perintah dari Huracan, Chipi-Caculhadan Raxa Caculha.Setelah semua kejadian yang telah disebutkan di atas, sang Gadis pun langsung kembali ke rumahnya.Dengan segera pula dia telah mengandung anak laki-laki dalam perutnya. Semua itu terjadi hanya akibatair ludah yang telah dia terima dari pohon itu. Dengan demikian Hunahpu dan Xbalanque telahmenghamilinya.Sang gadis telah kembali ke rumahnya, dan setelah tujuh bulan lewat, ayahnya yang bernama Cuchumaquictelah mengamati kondisi tubuhnya. Hingga pada suatu saat, rahasia sang Gadis telah diketahui olehayahnya. Dia mengamati bahwa anaknya itu sedang hamil.Kemudian sang Raja, Hun-Came dan Vucub-Came mengadakan diskusi dewan dengan Cuchumaquic.“Anakku sedang hamil, tuan; dia telah membuat aib”, kata Cuchumaquix ketika dia muncul di hadapanRaja.“Baiklah”, kata Raja. “Perintahkan pada anakmu untuk menceritakan hal yang sebenarnya dan jika diamenolak untuk mengatakannya, siksa dia, jauhkan dia dari sini dan korbankan dia”.“Baiklah, Raja yang mulia”, Jawab Cuchumaquix. Kemudian dia pun segera bertanya pada anaknya.

Page 26: Popol vuh (Terjemahan)

26

“Anak siapa yang sedang kamu kandung itu anakku?” Tanya Cuchumaquix pada anaknya. Dan sangGadis pun menjawab, “Saya tidak memiliki anak, ayah, sampai saat ini saya tidak mengenal seorangpemuda pun”.“Baiklah”, Kata Cuchumaquix. “Kamu benar-benar seorang pelacur. Ambil dia dan korbankan dia, AhpopAchich. Bawakan untukku hatinya, masukkan dalam sebuah labu kering. Kerjakan semua ini sebelumRaja Xibalba datang”, Dia berkata kepada dua burung hantu.Keempat pesuruh itu membawa labu kering dan berangkat sambil membawa gadis muda itu ditangannya.Mereka juga membawa sebilah pisau yang terbuat dari batu api untuk mengorbankan gadis itu.Dan sang gadis pun berkata kepada mereka: “Semua kejadian ini tidak dapat dijadikan sebagai alasanbagimu untuk membunuh saya, oh, para pesuruh, karena apa yang terkandung dalam isi perut saya inibukanlah suatu aib, tapi semua ini terjadi ketika saya pergi untuk melihat keajaiban kepala Hun-Hunahpuyang tertanam di Pucbal-Chah. Jadi, kalian tidak harus mengorbankan saya, oh, para pesuruh!” Katagadis muda itu memohon pada mereka.“Dan apa yang harus kami letakkan di tempat yang telah disediakan untuk menyimpan hatimu? Ayahmutelah mengatakan pada kami: ‘Bawa hatinya, kembalilah sebelum kedatangan raja Xibalba, lakukantugasmu, semua harus bekerja sama, bawakan hatinya dalam labu kering dengan cepat dan letakkanhatinya di bawah sebuah labu kering’. Mungkinkah dia tidak mengatakan semua itu kepada kami? Apayang harus kami letakkan dalam labu kering ini? Kami sebenarnya menginginkan hal yang sama denganmu,kamu seharusnya tidak mati”, Kata sang pesuruh.“Baiklah, tapi hati saya tidak akan menjadi milik mereka. Walaupun rumah kalian disini, tidak seharusnyakalian membiarkan mereka menguasai kalian untuk membunuh manusia. Selanjutnya, dalam kebenaran,kejahatan benar-benar akan menguasai kalian dan saya akan mengalahkan Hun-Came dan Vucub-Came.Jadi, darah dan hanya darahlah yang diberikan kepada mereka. Walaupun hati saya telah melepuhsebelumnya. Hasil kumpulan pohon ini”, kata sang Gadis.Getah tanaman yang berwarna merah mengalir dengan deras keluar dari pohon dan jatuh ke dalam labukering. Kemudian dengan getah tersebut mereka membuat sebuah bola mengkilap dan menyusunnyamenjadi sebuah hati. Pohon itu telah mengeluarkan getah yang mirip dengan darah. Permukaannya punbenar-benar seperti darah. Kemudian darah itu, atau dapat dikatakan sebagai getah dari pohon merah,menggumpal, dan membentuk lapisan yang sangat terang di dalam labu kering itu, seperti gumpalandarah; sementara itu sang pohon gembira melihat pekerjaan sang Gadis. Pohon tersebut bernama ‘PohonMerah Cochineal”, tapi sejak kejadian itu pohon tersebut telah berganti nama menjadi Pohon Darahkarena getahnya disebut Darah.“Di bumi kalian akan saling mencintai dan kalian akan mendapatkan semua yang kalian miliki”, katasang Gadis kepada burung hantu.“Baiklah, Putri. Kami akan pergi ke sana, kami akan pergi untuk melayanimu; kamu, lanjutkanlahperjalananmu, sementara kami akan membentuk getah ini menjadi hatimu, untuk diserahkan kepadaraja”, kata para pesuruh itu.Ketika para pesuruh itu tiba di kediaman raja, semua orang sedang menunggu kedatangan mereka.“Apakah kalian telah menyelesaikan tugas kalian?” tanya Hun-Came.“Semua tugas telah kami laksanakan, tuankau. Di sini di dalam labu ini ada sebuah hati”.“Baiklah, kalau begitu. Bawa labu itu kemari”, perintah Hun-Came. Kemudian, dia memegang hati itudengan jaringnya. Lalu, dia mengangkatnya, kulit hati itu pecah dan darah yang berwarna merah terangpun mengalir keluar.“Aduklah hati ini di atas api dan letakkan di atas batu bara”, kata Hun-Came.Dengan segera mereka pun meletakkan hati tersebut di atas api, Manusia Xibalba mulai mencium danmenghirup aroma dekat hati tersebut. Mereka menemukan suatu keharuman dari hati yang sangat manis.Dan ketika mereka sedang duduk memikirkan semua kejadian itu, burung hantu, pelayan sang Gadis,

Page 27: Popol vuh (Terjemahan)

27

pergi, dan terbang seperti sekumpulan burung yang terbang dari jurang menuju bumi. Kini keempatburung hantu itu telah menjadi pelayan Sang Gadis.Dengan melihat hal ini berarti Raja Xibalba telah dikalahkan. Mereka semua dikalahkan oleh tipuan yangdilakukan sang Gadis.

Bab 4Baiklah sekarang kita akan menceritakan keadaan Hunbatz dan Hunchouen bersama ibu Hun-Hunahpudan Vucub-Hunahpu saat wanita yang bernama Xquic tiba di tempat mereka.Ketika itu wanita yang bernama Xquix tiba sebelum kedatangan ibu dari Hunbatz dan Hunchouen. Diatelah membawa anak laki-lakinya dalam isi perutnya dan anak tersebut telah lahir tidak lama setelahHunahpu dan Xbalanque dilahirkan.Saat itu wanita itu datang menemui seorang wanita tua, dia berkata padanya: “Saya telah datang, ibu;Saya adalah anakmu secara hukum ibu, saya anakmu ibu”, Katanya ketika dia memasuki rumah nenekHunbatz dan Hunchouen.

“Darimana asalmu? Dimana anakku? Tidak mungkin mereka mati di Xibalba. Apakah kamu tidak melihatdua orang yang tinggal di sini? Mereka adalah keturunan dan darah daging anakku. Mereka adalahHunbatz dan Hunchouen. Pergi dari sini! Keluar!” Wanita tua itu berteriak pada sang Gadis.“Walaupun begitu, ini merupakan suatu kebenaran bahwa secara hukum saya adalah anakmu; Saya telahmemiliki benih anakmu selama beberapa waktu. Saya telah memiliki Hun-Hunahpu. Mereka hidup dalamapa yang saya bawa di perut ini, Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu tidak mati. Mereka akan kembaliuntuk menunjukkan diri mereka sendiri secara jelas, wahai ibuku secara hukum. Dan Anda akan segeramelihat wajah mereka dalam apa yang saya bawa untukmu ini”, kata sang Gadis kepada wanita tua itu.Mendengar penuturan sang Gadis itu Hunbatz dan Hunchouen menjadi marah, tapi mereka tidakmelakukan apa-apa. Mereka hanya memainkan suling dan menyanyi, melukis dan memahat. Kebiasanyang mereka lakukan sepanjang hari untuk menghibur wanita tua itu.Kemudian wanita tua itu berkata:“Saya tidak ingin kamu menjadi anakku secara hukum, karena apa yang kamu kandung dalam rahimmuitu merupakan buah dari perbuatanmu yang memalukan. Selain itu, kamu adalah seorang penipu, anaklaki-lakiku yang telah kamu bicarakan itu sebenarnya sudah mati.”Kemudian sang nenek pun menambahkan: “Dengarkan, saya akan mengatakan kepadamu suatu kebenaran.Baiklah, jika seandainya semua kejadian ini benar bahwa kamu adalah anakku secara hukum menurutapa yang telah saya dengar dari mu, maka untuk membuktikannya kamu harus pergi ke suatu tempat.Bawalah makanan bersamamu sebagai penghilang rasa jemu. Pergi dan kumpulkanlah sebuah jaringyang besar [penuh dengan jagung] dan kembalilah jika kamu telah berhasil melakukannya. Jika kamubisa melakukannya maka kamu adalah anakku secara hukum. Semua ini aku perintahkan kepadamuberdasarkan suara yang telah aku dengar”, kata wanita tua kepada sang gadis.“Baiklah, saya akan melakukannya”, jawab sang gadis. Kemudian saat itu pun dia pergi ke ladang jagungyang telah ditanam oleh Hunbatz dan Hunchouen. Mereka telah menunjukkan jalan dan sang gadis punmengikuti jalan itu sampai tiba di ladang jagung tersebut. Akan tetapi, di sana dia hanya menemukantidak lebih dari setangkai jagung. Dan ketika dilihatnya jagung tersebut hanya memiliki beberapa bulirjagung di dalamnya. Sang gadis pun menjadi sangat khawatir tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya.“Ah, saya orang yang berdosa, saya tidak beruntung! Kemana saya harus pergi untuk memperoleh sebuahjaring yang penuh dengan jagung seperti yang telah dikatakan oleh wanita tua itu kepada saya?” Serusang Gadis. Dengan segera sang Gadis pun mulai memohon Chahal bagi makanan yang telah dia dapatkandan harus dia ambil kembali.“Xtoh, Xcanil, Xcacau, kamu adalah orang yang telah membuat jagung; dan kamu, Chahal, pelindung

Page 28: Popol vuh (Terjemahan)

28

makanan dari Hunbatz dan Hunchouen!” kata sang Gadis. Dan kemudian dia memegang rambut, benangmerah dari bulir jagung dan berhasil memegangnya tanpa mencabut bulir jagung tersebut. Kemudian diamulai menyusun benang tersebut dalam jaring seperti bulir jagung dan jaring yang besar pun sekarangtelah terisi lengkap.Dengan segera sang gadis pun kembali; binatang-binatang yang berada di ladang itu pun pergi menemaninyamembawakan jaring, dan ketika mereka tiba di rumah, mereka meletakkan jaring itu di sudut rumah,sehingga orang akan berpikir bahwa gadis itulah yang telah membawa jaring tersebut. Wanita tua itudatang dan ketika melihat jagung dalam jaring yang besar, dia pun berkata:“Darimana kamu ambil semua jagung dalam jaring ini? Mungkinkah kamu telah mengambil semua jagungdi ladang kami dan membawanya dalam jaring ini? Saya akan pergi ke sana untuk memeriksa”, katawanita tua itu. Dan saat itu juga dia telah pergi ke luar, ke jalan menuju ladang jagung mereka. Akantetapi sesampainya di sana, dilihatnya setangkai jagung masih tetap tumbuh di sana, dan dia juga melihattempat jaring yang diletakkan di kaki tangkai jagung. Wanita tua itu dengan cepat kembali ke rumahnyadan berkata kepada Sang gadis.“Kejadian ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa kamu benar-benar adalah anakku secara hukum.Sekarang saya akan melihat anakmu yang kecil yang telah kamu bawa di dalam perutmu yaitu orangyang telah diramalkan akan lahir”, kata wanita tua itu kepada sang gadis.

Bab 5Sekarang kita akan menceritakan mengenai kelahiran Hunahpu dan Xbalanque. Di sini juga kita akanmenceritakan peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran mereka.Ketika hari kelahiran Hunahpu dan Xbalanque tiba, sang gadis yang bernama Xquix telah memberikanketurunan; tapi nenek mereka tidak melihat mereka ketika mereka dilahirkan. Otomatis kedua anak laki-laki yang lahir itu diberi nama Hunahpu dan Xbalanque. Mereka lahir di dalam sebuah hutan.Kemudian Xquix bersama kedua anaknya pun kembali ke rumah, tapi Hunahpu dan Xbalanque tidakdapat tidur.“Pergi, bawa mereka keluar!” kata wanita tua itu, “karena tangisan mereka benar-benar sangat keras”.Kemudian Hunbatz dan Hunchouen pun pergi dan meletakkan kedua anak tersebut di atas lubang rayap.Di sana Hunahpu dan Xbalanque dapat tidur dengan tenang. Setelah itu, Hunbatz dan Hunchouen punmengambil mereka dari lubang rayap dan membaringkannya di atas tanaman berduri.Sekarang ini, apa yang Hunbatz dan Hunchouen harapkan adalah bahwa mereka [Hunahpu dan Xbalanque]akan mati di sana, yaitu di lubang rayap ataupun di atas tanaman berduri. Mereka menginginkan kejadianini karena rasa benci dan iri yang ada pada diri mereka terhadap Hunahpu dan Xbalanque.Tindakan pertama mereka adalah menolak untuk menerima kehadiran saudara termuda mereka di rumah;mereka tidak mengizinkan Hunahpu dan Xbalanque berada di rumah, sehingga mereka akan membesarkanHunahpu dan Xbalanque di lapangan.Hunbatz dan Hunchouen adalah musisi dan penyanyi yang besar. Mereka telah mengembangkan suatuupaya dan keinginan. Dalam melaksanakan semua itu mereka telah banyak mendapat kesulitan, tapidengan semua kesulitan itu mereka menjadi sangat bijaksana. Mereka adalah seorang peniup suling,penyanyi, pelukis, dan pengukir. Mereka telah mengetahui cara memainkan semua keahlian itu.Mereka telah mendengar mengenai kelahiran Hunahpu dan Xbalanque dan mereka juga mengetahuibahwa Hunahpu dan Xbalanque merupakan pengganti orang tua mereka, yaitu orang yang telah pergi keXibalba dan mati di sana. Hunbatz dan Hunchouen adalah seorang peramal; dan dalam hatinya merekamengetahui semua penjelasan mengenai kelahiran dua saudara termuda mereka. Walaupun begitu, karenarasa iri yang ada pada diri Hunbatz dan Hunchouen, mereka tidak menunjukkan sifat bijaksana merekadan hati mereka telah diisi dengan kejahatan yang akan dilakukan kepada Hunahpu dan Xbalanque.Walaupun perbuatan Hunahpu dan Xbalanque tidak menjengkelkan mereka.

Page 29: Popol vuh (Terjemahan)

29

Selama beberapa hari Hunahpu dan Xbalanque tidak melakukan apa-apa, melainkan mereka hanyamenembakkan senjata apinya; Mereka tidak dicintai oleh nenek mereka. Begitu juga dengan Hunbatzdan Hunchoen. Hunahpu dan Xbalanque tidak diberi apa-apa untuk makan. Hingga terjadi suatu peristiwaketika daging telah siap dan Hunbatz serta Hunchouen telah siap untuk memakannya, kemudian datanglahdua saudara termuda mereka untuk makan. Hunahpu dan Xbalanque tidak marah, ataupun kesal, tapimereka menahannya dengan berdiam diri, karena mereka tahu kedudukan mereka, dan mereka memahamisemuanya dengan jelas. Mereka telah membawa daging burung mereka saat mereka datang, dan Hunbatzserta Hunchouen memakannya tanpa memberikan sedikitpun kepada dua orang saudaranya yaitu Hunahpudan Xbalanque.Hanya satu yang perlu diketahui bahwa saat itu Hunbatz dan Hunchouen tidak meniup suling dan tidakbernyanyi.Dan pada suatu saat Hunahpu dan Xbalanque pulang tanpa membawa seekor burung pun. Merekamemasuki rumah dan nenek mereka menjadi marah melihat Hunahpu dan Xbalanque datang dengantangan hampa.“Mengapa kalian datang tanpa membawa burung?” Sang nenek bertanya kepada Hunahpu dan Xbalanque.Dan mereka pun menjawab: “Sesuatu telah terjadi, nenek. Burung yang telah berhasil kami tangkaphinggap di atas pohon, dan kami tidak dapat memanjatnya untuk menangkap mereka, nenek. Jika saudaratertua kami menginginkan burung itu, biarkanlah mereka pergi bersama kami untuk membawa burungitu”, kata Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah”, Jawab saudara tertua mereka, “Kita akan pergi dengan kalian pada saat fajar”.Kemudian dua saudara termuda itu membahas cara untuk mengalahkan Hunbatz dan Hunchouen.“Kita hanya akan mengubah sifat mereka, wajah mereka; dan biarkanlah kata-kata kita menjadi kenyataanatas semua penderitaan yang telah kita alami. Merekalah penyebab semua penderitaan kita. Merekamenginginkan kita mati, mereka menginginkan kita tersesat, padahal kita adalah saudara termuda mereka.Dalam hati mereka sebenarnya mereka percaya bahwa kita telah datang menjadi pembantu mereka.Karena alasan itulah kita akan mengalahkan mereka dan memberikan pelajaran pada mereka”, KataHunahpu dan Xbalanque.Kemudian Hunahpu dan Xbalanque pun pergi menuju kaki sebuah pohon yang disebut pohon Cante.Perjalanan mereka kali ini ditemani oleh saudara tertua mereka dan mereka telah menembakkan senjataapi mereka. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan untuk menghitung jumlah burung yang ada di ataspohon, dan saudara tertua mereka sangat kagum ketika mereka melihat begitu banyak burung yangterdapat di atas pohon. Di sana banyak sekali terdapat burung, tapi tidak ada satu pun yang jatuh ke kakipohon tersebut.“Burung kami tidak jatuh ke tanah. Pergi dan ambillah burung itu kebawah”, kata Hunahpu dan Xbalanquekepada saudara tertua mereka.“Baiklah”, jawab mereka kemudian. Dan kemudian saudara tertua mereka pun memanjat pohon, tapipohon itu menjadi besar dan batang pohonnya pun mengembang. Lalu, ketika Hunbatz dan Hunchoueningin turun ke bawah, mereka tidak dapat turun dari puncak pohon tersebut.Kemudian mereka pun berteriak dari puncak pohon. “Apa yang telah terjadi dengan kami, saudaraku?Kami sungguh tidak beruntung. Pohon ini sangat menakutkan kami, lihatlah ke sini. Oh, saudaraku!”Mereka telah berteriak dari puncak pohon. Dan Hunahpu serta Xbalanque pun menjawab: “Kendurkancelanamu; ikat dibawah perutmu, buatlah ujungnya menjadi gantungan yang panjang dan tariklah beberapagantungan tersebut ke belakang, dan dengan cara ini kalian dapat berjalan dengan mudah”, kata saudaratermuda mereka.“Baiklah”, mereka menjawab. Kemudian mereka menarik ujung sabuk belakang mereka, tapi secaraotomatis pula mereka telah mengubah ekor mereka dan mereka tampak terlihat seperti monyet. Kemudianmereka pun meloncat ke dahan pohon, di antara kayu-kayu yang besar dan kecil. Mereka telah mengubur

Page 30: Popol vuh (Terjemahan)

30

diri mereka sendiri di hutan, membuat wajah mereka berayun-ayun di atas batang pohon.Melalui cara ini Hunbatz dan Hunchouen telah dapat dikalahkan oleh Hunahpu dan Xbalanque; danhanya karena daya magis yang dimilikinya, mereka dapat melakukan semua pekerjaan ini.Kemudian Hunahpu dan Xbalanque pun kembali ke rumah mereka. Dan ketika tiba di sana kepada ibudan nenek mereka, Hunahpu dan Xbalanque berkata: “Sesuatu telah terjadi nenek. Suatu kejadian telahmenimpa saudara tertua kami. Tiba-tiba saja muka mereka berubah menjadi wajah binatang?”.“Jika kalian telah melakukan suatu pekerjaan yang menyakiti saudara tertua kalian, berarti kalian telahmenyakitiku dan kalian telah mengisi hatiku dengan kesedihan. Jangan lakukan sesuatu seperti itu kepadasaudara tertua mu, oh, anakku”, Kata wanita tua itu kepada Hunahpu dan Xbalanque.Dan kemudian Hunahpu dan Xbalanque pun menimpali ucapan nenek mereka:“Jangan bersedih, nenekku. Nenek akan melihat kembali wajah saudara kami; mereka akan kembali, tapisemua ini akan menjadi suatu cobaan yang sulit bagi nenek. Hati-hatilah jangan sampai nenek tertawamelihat mereka. Dan sekarang, biarkanlah kami mengubah nasib kami”, kata mereka.Dengan segera mereka mulai memainkan suling mereka, memainkan lagu Hunahpu-Qoy. Kemudianmereka bernyanyi, memainkan suling dan drum, mengangkat drum dan suling mereka. Sesudah itu merekaduduk mendekati nenek mereka dan melanjutkan permainan dan memanggil kembali [saudara laki-lakimereka] dengan musik dan nyanyian, lagu kebangsaan yang disebut Hunahpu-Qoy.Hingga akhirnya, Hunbatz dan Hunchouen datang dan mulai menari; tapi ketika wanita tua itu melihatwajah buruk mereka, dia mula tertawa, dia tidak dapat mengontrol tawanya, dan saat itu juga Hunbatzdan Hunchouen pergi dan wanita tua itu tidak dapat melihat muka mereka lagi.“Sekarang nenek telah lihat sendiri akibatnya! Mereka telah kembali ke hutan. Apa yang telah neneklakukan? Kami hanya berusaha membuat upaya ini, tapi hanya empat atau mungkin tiga kali usaha yangkami lakukan, sehingga mereka akan datang lalu pergi meninggalkan kita. Marilah kita panggil mereka[kembali lagi ke sini] dengan suling dan dengan nyanyian. Tapi, nenek cobalah untuk mengontrol tawanenek. Marilah kita mulai lagi upaya ini!” Kata Hunahpu dan Xbalanque.Dengan segera Hunahpu dan Xbalanque pun mulai kembali bermain. Hunbatz dan Hunchouen kembalimenari dan mereka pun tiba di tengah-tengah halaman depan rumah. Dan kehadiran mereka telahmendorong nenek mereka untuk tertawa. Sampai akhirnya nenek pun mulai tertawa dengan keras. Merekabenar-benar sangat lucu dengan wajah monyet mereka, pantat besar mereka, ekor mereka yang tipis,dan lubang pada perut mereka. Semua hal itu telah membuat wanita tua itu tertawa.Lagi-lagi [Saudara tertua mereka] pergi kembali ke hutan. Kemudian Hunahpu dan Xbalanque punberkata: “Dan sekarang apa yang akan kami lakukan, nenekku? Kami akan mencobanya sekali lagi, daningat ini upaya yang ketiga kalinya”.Hunahpu dan Xbalanque pun mulai kembali memainkan suling, dan monyet-monyet itu pun kembalimenari. Sang nenek menahan tawanya. Kemudian monyet-monyet itu melintasi dapur, mata merekamemancarkan cahaya merah; mereka mengasingkan diri dan menggosok hidung mereka. Rasa takutmenghantui mereka, jika ada orang lain yang melihat apa yang telah terjadi di wajahnya.Dan ketika sang nenek melihat semua ulah mereka itu, maka tawanya pun meledak dengan keras. Akhirnya,Hunahpu dan Xbalanque pun tidak dapat melihat wajah [saudara tertua] mereka lagi, karena tawa wanitatua itu.“Hanya satu kesempatan lagi, kami dapat memanggil mereka nenek. Mereka akan datang untuk yangkeempat kalinya”, kata Hunahpu dan Xbalanque. Kemudian mereka pun mulai kembali memainkansuling, tapi [saudara laki-laki] mereka tidak kembali pada kesempatan yang keempat ini. Bahkan merekamelarikan diri ke dalam hutan secepat yang mereka dapat lakukan.Hunahpu dan Xbalanque berkata pada nenek mereka: “Kami telah berusaha semaksimal mungkin, nenektersayang, tapi mereka telah pergi. Kami pun telah mencobanya untuk memanggil mereka kembali.Akan tetapi, janganlah bersedih nenek, di sini ada kami, cucu nenek. Nenek harus memperhatikan kami

Page 31: Popol vuh (Terjemahan)

31

untuk mengingatkan nenek pada saudara tertua kami yaitu orang yang bernama Hunbatz dan Hunchouen.Perhatikanlah kami, oh ibu kami! Oh nenek kami!”Mereka telah memohon melalui musisi dan penyanyi serta juga melalui orang-orang tua. Pelukis danpakar teknik juga memohon selama berhari-hari untuk pengampunan mereka. Akan tetapi, mereka telahberubah menjadi binatang dan menjadi monyet karena sifat mereka yang sombong dan suka menyiksasaudara mereka.Dengan cara ini mereka telah dipermalukan, ini merupakan kerugian mereka. Melalui cara ini Hunbatzdan Hunchouen telah dikalahkan dan mereka berubah menjadi binatang. Sebelumnya mereka selalutinggal dalam rumah mereka. Mereka adalah seorang musisi dan penyanyi. Mereka juga telah melakukansuatu pekerjaan yang hebat ketika mereka tinggal bersama nenek dan ibu mereka.

Bab 6Kemudian mereka [Hunahpu dan Xbalanque] mulai bekerja, agar dapat diperhatikan oleh nenek merekadan ibu mereka. Hal pertama yang mereka lakukan adalah membuat ladang jagung, “Nenek, ibu, kamiakan pergi untuk menanam jagung”, kata mereka. “Jangan bersedih, di sini ada kami, cucu nenek. Kamiakan menggantikan tempat kakak kami”, kata Hunahpu dan Xbalanque.Pada saat mereka pergi, mereka membawa kapak, beliung, dan cangkul dari kayu. Masing-masing darimereka membawa senapan di pundaknya. Dan ketika akan meninggalkan rumah, mereka telah memintapada nenek mereka untuk membawakan makan siang bagi mereka.“Pada tengah hari, datang dan bawakan kami makanan, nenek”, kata mereka.“Baiklah cucuku, aku akan membawakan makan siang untuk kalian”, jawab wanita tua itu.Kemudian mereka pun berangkat, dan dengan segera pula mereka telah tiba di ladang. Dan pada saatmereka menancapkan beliung ke dalam tanah, beliung tersebut telah bekerja di dalam tanah. Beliungtersebut bekerja sendiri.Dengan cara yang sama pula mereka telah meletakkan kapak di dalam batang dan dahan sebuah pohon,dan dengan serta merta pohon tersebut tumbang dan semua pohon serta tanaman menjalar lainnya punberguguran ke tanah. Pohon tersebut tumbang dengan cepat, dengan hanya satu kali pukulan kampak.Beliung juga telah menggali suatu lubang yang sangat besar. Tidak terhitung berapa banyak tanaman liardan semak berduri yang telah tumbang ke dalam lubang itu dengan sekali tancapan beliung. Atau dengankata lain, hal ini mungkin untuk dikatakan bahwa beliung tersebut telah membuat suatu lubang merubuhkansemua tanaman tersebut baik tanaman besar maupun tanaman kecil yang ada di hutan.Dan selama pekerjaan tersebut berlangsung, Hunahpu dan Xbalanque telah melatih seekor binatangyang disebut Xmucur. Mereka telah mengajarkan padanya untuk memanjat puncak sebuah pohon yangbesar dan mengatakan pada binatang itu: “Awasilah kedatangan nenek kami dengan makanan siangnya,dan jika dia sudah terlihat menuju kemari, mulailah bernyanyi. Setelah mendengar nyanyianmu, kamiakan mengambil beliung dan kapak itu.“Baiklah, saya akan melaksanakan perintah tuan”, jawab Xmucur.Kemudian Hunahpu dan Xbalanque pun mulai menembakkan senjata mereka. Tentu saja dengan demikianmereka tidak melakukan pekerjaan apapun untuk membersihkan ladang dan menanaminya dengan jagung.Tidak berapa lama, burung merpati pun bernyanyi dan dengan cepat Hunahpu serta Xbalanque punberlari, menyambar beliung dan kapak. Dan salah satu dari mereka dengan sengaja segera mengotorikepala dan juga tangannya dengan tanah dan dengan cara yang sama pula mereka telah melumuri mukanyadengan tanah agar terlihat seperti orang yang telah benar-benar bekerja. Kemudian dengan sengaja pulamereka melemparkan potongan kayu di atas kepalanya sehingga orang-orang akan berpikir bahwa merekabenar-benar telah menebang pohon.Sehingga dengan demikian nenek mereka telah melihat bahwa mereka telah bekerja. Kemudian merekapun memakan makanan yang telah dibawakan oleh nenek. Padahal sebenarnya mereka tidak bekerja

Page 32: Popol vuh (Terjemahan)

32

membersihkan tanah. Dan tanpa bekerja mereka telah menerima makanan yang diberikan pada merekadi siang hari. Setelah itu mereka pun pulang kembali ke rumah.“Kami benar-benar sangat lelah, nenek”, kata mereka ketika tiba di rumah sambil membentangkan kakidan tangan mereka. Semua itu mereka lakukan tanpa alasan, karena sebenarnya mereka tidak melakukanapa-apa.Keesokan harinya mereka pun kembali ke ladang, dan ketika tiba di ladang mereka telah menemukansemua pohon dan tanaman menjalar yang telah ditebang, kini telah tumbuh kembali. Semua semak belukardan tanaman berduri kembali berserakan di atas permukaan tanah.“Siapa yang telah melakukan semua ini? Siapa yang telah berani mengerjai kami?” tanya mereka. “Tidakada seorang pun yang patut dicurigai. Tidak mungkin binatang-binatang besar maupun kecil yang ada disini melakukan semua ini. Kita tidak mungkin mencurigai puma (kucing hutan?), macan tutul, kijang,kelinci, kucing gunung, anjing hutan, babi liar, koati, burung kecil dan burung besar. Mereka tidakmungkin melakukannya. Lalu, siapa yang telah melakukan pekerjaan ini dalam semalam?”Mereka pun mulai kembali menyiapkan ladang dan menyiapkan tanah serta menebang pohon. Merekamembahas apa yang akan mereka lakukan dengan pohon yang telah mereka tebang dan apa yang akanmereka lakukan terhadap ilalang yang telah mereka bersihkan dan mereka kumpulkan.“Sekarang kita akan mengawasi kebun jagung kita, mungkin kita akan terkejut melihat orang yang telahmelakukan semua kerusakan ini”, kata mereka ketika membahas masalah ini bersama-sama. Dan kemudianmereka pun kembali ke rumah.“Apa yang sedang nenek pikirkan? Mereka telah mempermainkan kita. Ladang kita, yang telah kitabersihkan, telah kembali menjadi ladang yang lebat dan rimbun. Kami telah menemukannya, ketika kamikembali ke sana. Padahal ladang itu kami tinggalkan hanya sebentar, nenek”, kata mereka kepada ibudan neneknya. “Tapi kami akan kembali ke sana dan mengawasinya, karena perbuatan yang telah merekalakukan terhadap kami ini tidak dapat dibenarkan”, tambah mereka.Kemudian mereka segera bersiap dan kembali ke ladang yang telah ditebangi pohonnya. Di sana merekatelah menyembunyikan diri mereka sendiri. Mereka telah bersembunyi dalam kegelapan.Kemudian di suatu tempat semua binatang berkumpul kembali, salah satu dari binatang tersebut datangdiiringi oleh binatang kecil dan binatang besar. Dan pada tengah malam mereka pun datang ke ladangyang telah dibersihkan oleh Hunahpu dan Xbalanque. Binatang-binatang itu berbincang-bincang ketikatiba di sana. Mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri: “Tumbuhlah, pohon-pohon! Tumbuhlahtanaman menjalar!”Binatang-binatang itu telah berbicara ketika mereka datang. Mereka berkumpul di bawah pohon, dibawahtanaman menjalar dan mereka datang dengan mengendap-endap tanpa kelihatan oleh manusia, sampaisuatu saat kemuncullan mereka terlihat oleh Hunahpu dan Xbalanque.Puma dan macan tutul merupakan binatang yang pertama kali terlihat oleh Hunahpu dan Xbalanque.Mereka ingin sekali menangkap binatang itu, tapi [binatang itu] telah melarikan diri dari mereka. Kemudiankijang dan kelinci pun datang secara sembunyi-sembunyi, dan hanya sebagian kecil dari tubuh merekayaitu ekor mereka yang dapat ditangkap oleh Hunahpu dan Xbalanque. Hanya itulah yang dapat merekatarik dari tubuh kijang dan kelinci. Ekor kijang tetap berada di tangan Hunahpu dan Xbalanque, karenaitulah sampai sekarang kijang dan kelinci memiliki ekor yang pendek.Walaupun begitu kucing gunung, anjing liar, babi hutan maupun koati telah jatuh ke tangan Hunahpudan Xbalanque. Semua binatang lainnya terlepas dari tangan Hunahpu dan Xbalanque. Binatang-binatangitulah yang telah membuat mereka marah, karena mereka tidak dapat menangkapnya.Dan akhirnya, binatang lainnya pun datang meloncat menghampiri sendiri Hunahpu dan Xbalanque.Salah satu dari binatang tersebut adalah seekor tikus, [yang] tentu saja mereka segera menangkapnyadan membungkus tikus itu dengan kain. Kemudian setelah mereka menangkap tikus itu, mereka memijitkepalanya dan mencoba untuk mencekik tikus itu. Lalu, mereka membakar ekor tikus di atas api, karena

Page 33: Popol vuh (Terjemahan)

33

itulah sampai saat ini ekor tikus tidak berbulu. Setelah membakar ekor tikus tersebut, Hunahpu danXbalanque mencoba untuk mencongkel matanya.Tikus pun berkata: “Saya tidak harus mati di tangannmu. Walaupun sudah menjadi kewajibanmu untukmenanami ladang dengan jagung”.“Apa maksud perkataanmu barusan?” kata Hunahpu dan Xbalanque bertanya pada tikus.“Lepaskan saya sebentar. Saya memiliki sesuatu yang akan saya ceritakan kepada kalian. Dan saya akansegera menceritakannya kepadamu, tapi pertama-tama berikan saya sesuatu untuk dimakan”, Kata tikus.“Kami akan memberikan kamu makanan tapi setelah kamu bicara”, kata Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah, saya akan menceritakannya. Apakah kamu mengetahui kekayaan orang tuamu, yaitu Hunahpudan Vucub-Hunahpu yang telah mati di Xibalba? Apakah kamu mengetahui bahwa orang tua mu menjadibesar dengan permainan bola mereka? Apakah kamu mengetahui bahwa cincin, sarung tangan dan bolamereka telah disimpan dan digantungkan di atap rumah? Walaupun begitu, nenek kalian tidak inginmenunjukkan semua itu pada kalian. Dia tidak ingin menceritakan sesuatu hal yang terdapat sebelumkematian orang tua kalian”.“Apakah kamu yakin dengan kebenaran cerita itu?” Tanya Hunahpu dan Xbalanque kepada tikus. Danmereka merasa sangat bahagia ketia mendengar cerita mengenai bola karet. Dan saat ini, setelah tikus itubercerita, mereka pun memperlihatkan berbagai macam makanan kepada tikus tersebut.“Ini semua makananmu: jagung, daging yang pedas, kacang, coklat; semuanya menjadi milikmu dan disana masih banyak persediaan makanan yang di simpan. Itu semua adalah milikmu juga. Makanlah”,kata Hunahpu dan Xbalanque kepada tikus.“Benar-benar mengagumkan, anak muda”, kata tikus, “tapi apa yang harus saya ceritakan kepada nenekkalian jika dia melihat saya?”“Jangan khawatir, karena kami akan disini dan kami akan mengetahui apa yang akan dikatakan kepadanenek. Marilah kita pergi! Kita harus pergi dengan cepat ke sudut rumah, lalu kita pergi ke tempatdimana benda-benda itu digantungkan. Kita harus mencarinya di atas atap dan mengejar makanan kita”,Kata mereka kepada tikus.Dan setelah merencanakan semua itu, selama semalam setelah membicarakannya bersama, Hunahpu danXbalanque pun berangkat pada tengah hari. Ketika mereka berangkat, mereka telah membawa sertatikus, tapi mereka telah menyembunyikan keberadaan tikus itu. Salah seorang dari mereka langsungmasuk ke dalam rumah, dan yang lainnya ke sudut rumah, kemudian di sana dia melepaskan tikus ituagar dengan cepat naik ke atap rumah.

Dengan segera mereka meminta makan kepada neneknya, “Siapkan kami makanan nek, kami ingin sauspedas”, kata mereka. Dan saat itu juga makanan telah disiapkan untuk mereka beserta sebuah piringyang berisi kuah daging sebelum mereka datang.Akan tetapi, semua kegiatan itu mereka lakukan untuk memperdayai nenek dan ibu mereka. Dan saat airdalam kendi telah habis mereka pun berkata, “Kami benar-benar sangat kehausan; tolong ambilkan kamiminum”, pinta mereka kepada neneknya.“Baiklah, nenek akan ambilkan minum untuk kalian”, kata wanita tua sambil pergi ke dapur. Hunahpudan Xbalanque mulai makan, padahal mereka sebenarnya tidak lapar. Semua ini hanyalah siasat yangmereka lakukan untuk mengelabui nenek mereka. Ketika mereka terlihat sedang makan saus, maka tikuspun dengan cepat pergi menuju tempat bola digantungkan yaitu di atas atap rumah. Dan pada saatmakan itu Hunahpu dan Xbalanque pun telah melepaskan seekor xan, yaitu seekor binatang yang sepertinyamuk untuk melubangi sisi kendi air milik nenek mereka. Sehingga walaupun nenek mencoba untukmenghentikan air yang mengalir keluar, namun dia tidak dapat menutup lubang yang ada di dalam kendi.“Apa yang telah terjadi nenekku? Mulut kami kering kehausan, kami benar-benar sangat kehausan”,kata Hunahpu dan Xbalanque kepada nenek mereka, kemudian mereka menyuruh nenek keluar menuju

Page 34: Popol vuh (Terjemahan)

34

sungai. Pada saat itu juga, tikus dengan cepat pergi memotong [tali yang melekat] pada bola dan bolapun jatuh dari atap rumah bersama-sama dengan jaring, sarung tangan dan alas kaki dari kulit. Hunahpudan Xbalanque pun segera menangkapnya dan dengan cepat menyembunyikannya di jalan yang menujulapangan bola.Setelah mereka menyembunyikan bola, jaring, sarung tangan dan alas kaki kulit, maka mereka pun pergimenuju sungai untuk bergabung bersama nenek dan ibu mereka yang sibuk untuk mencoba menutuplubang dalam kendi air. Mereka tiba di sana dengan membawa senjata mereka. Ketika tiba di sungai,mereka pun bertanya kepada nenek dan ibu mereka: “Apa yang sedang nenek lakukan? Kami sangatlelah [menunggu air], sehingga kami datang ke sini”.“Lihatlah, ada lubang dalam kendi ini. Nenek tidak dapat menghentikan air yang keluar dari dalamkendi”, kata nenek mereka. Dengan segera Hunahpu dan Xbalanque pun menutup lubang itu. Kemudianmereka pulang ke rumah bersama-sama. Mereka berjalan di depan nenek mereka. Dan dengan cara inibola telah dapat mereka temukan.

Bab 7Kedua anak laki-laki itu kembali dengan perasaan bahagia menuju ke lapangan bola untuk bermain.Mereka bermain sendiri selama beberapa waktu dan mereka telah membersihkan lapangan tempat orangtua mereka dulu bermain bola.Permainan mereka ini terdengar oleh Raja-raja Xibalba, lalu mereka pun berkata: “Siapa orang yangtelah bermain di atas kepala kami dan mengganggu kami dengan keributan yang telah mereka timbulkan?Mungkinkah Hun-Hunahpu dan Vucub-Hunahpu - Orang yang ingin memuja diri mereka sendiri selainRaja-raja Xibalba - tidak mati? Pergi, panggil mereka!”Itulah yang dikatakan oleh Hun-Came, Vucub-Came dan semua raja-raja di Xibalba. Mereka telahmengirimkan pesuruh untuk memanggil Hunahpu dan Xbalanque, dan berkata: “Pergi dan jika kaliantelah tiba di sana, katakan pada mereka: ‘Biarkan mereka datang’, kata Raja, lalu melanjutkanperkataannya: Kami ingin bermain bola dengan mereka disini, selama tujuh hari, kami ingin bermain.Katakanlah semua ini pada mereka, begitu kalian tiba di sana”, ucap sang Raja. Perintah ini telah diberikanoleh Raja-raja Xibalba kepada pesuruh mereka. Dan para pesuruh pun kemudian datang melalui jalanbesar yang menuju langsung ke rumah Hunahpu dan Xbalanque. Para pesuruh itu tiba di sana sebelumkedatangan nenek Hunahpu dan Xbalanque. Saat itu mereka sedang makan, ketika para pesuruh dariXibalba tiba ke rumah mereka.“Katakan pada mereka untuk datang, jangan sampai gagal, perintah raja”, Kata para pesuruh Xibalba.Dan para pesuruh Xibalba itu pun memberitahu tenggang waktu yang diberikan oleh raja Xibalba: “Dalamtujuh hari mereka akan menunggu kalian”, kata para pesuruh itu kepada Xmucane.“Baiklah para pesuruh, kami akan pergi ke sana”, Kata wanita tua itu. Dan para pesuruh pun kemudianmempersiapkan keberangkatan mereka.Hati wanita itu diliputi rasa khwatir. “Siapakah orang yang akan saya suruh pergi untuk memanggilcucuku? Bukankah cara kedatangan para pesuruh itu sama dengan kedatangan pesuruh Xibalbasebelumnya, waktu mereka menyuruh orang tua Hunahpu-Xbalanque datang ke Xibalba?”, Gumamnenek, ketika dia memasuki rumahnya sendirian dengan perasaan sedih.Dan tiba-tiba seekor kutu jatuh ke atas pangkuannya. Wanita tua itu menangkapnya dan meletakkandalam telapak tangannya. Kemudian kutu itu berputar-putar dan mulai berjalan.“Anakku, apakah kamu dapat membantu saya untuk memanggil cucu saya dari lapangan bola?” tanyanenek tua kepada sang kutu. “Katakan pada mereka, para pesuruh Xibalba telah datang ke rumah nenekkalian, dan berkata, ‘katakan pada mereka untuk datang ke Xibalba dalam tujuh hari, katakan padamereka untuk datang’, itulah yang dikatakan nenek kalian kepada saya”, ucap nenek pada kutu.Saat itu juga kutu mulai berjalan. Saat tiba di jalan dia bertemu dengan suatu makhluk yang disebut

Page 35: Popol vuh (Terjemahan)

35

Tamazul atau katak.“Kemana kamu akan pergi?” tanya katak kepada kutu.“Saya pergi untuk mencari Hunahpu dan Xbalanque. Saya membawa pesan dalam perut saya”, kata kutukepada katak.“Oh begitu, tapi saya melihat kamu tidak dapat berjalan dengan cepat”, kata katak kepada kutu. “Apakahkamu tidak ingin saya menelan kamu? Kamu akan melihat bagaimana saya berlari, dan dengan begitukita akan tiba disana dengan cepat”.“Baiklah”, kata kutu kepada katak. Kemudian katak pun dengan segera menelan kutu. Dan katak puntelah berjalan selama beberapa waktu, tapi dia tidak merasa lapar. Di perjalanan dia bertemu denganseekor ular yang sangat besar yang disebut Zaquicaz.“Kemana kamu akan pergi, Tamazul muda?” kata Zaquicaz pada katak.“Saya pergi sebagai seorang pesuruh; Saya membawa pesan dalam perut saya”, kata katak kepada ular.“Saya melihat kamu tidak dapat berjalan dengan cepat. Mungkinkah saya tidak lebih cepat berjalan darimu sehingga saya dapat tiba dengan segera?” tanya ular kepada katak. “Mendekatlah”, kata ular. Ketikakatak telah mendekat, maka saat itu juga Zaquicaz menelan katak. Dengan demikian pesan nenek ituterdapat dalam makanan ular, yaitu benda yang telah menelan katak hari itu.Kemudian ular itu pergi dengan cepat dan di perjalanan dia bertemu dengan Vac, yaitu seekor burungyang sangat besar besar, seekor burung elang, [kemudian] dengan serta merta burung elang itu menelanular. Kemudian, dengan cepat elang itu tiba di lapangan bola. Pada saat itu, pesan yang harus disampaikankepada Hunahpu dan Xbalanque terdapat dalam makanan elang, yaitu burung yang telah membinasakanular di suatu lapangan.Dan ketika tiba di sana, burung elang itu bertengger di atas bingkai lapangan bola tempat Hunahpu danXbalanque menghibur diri mereka sendiri dengan bermain bola. Burung elang itu tiba disana dan mulaimenangis: “Vac-co! Vac-co!” kata burung elang sambil menjerit. [Di sini burung elang! Di sini burungelang!”]“Siapa yang menjerit? Bawakan senjata kami!” teriak kedua pemuda itu. Dan kemudian mereka punmenembak burung elang. Mereka membidikkan peluru ke arah bola mata elang dan burung tersebut punberputar-putar jatung ke tanah. Hunahpu dan Xbalanque pun menangkapnya dan bertanya: “Apa yangtelah membuat mu untuk datang ke sini?” tanya mereka kepada burung elang.“Saya membawa sebuah pesan dalam perut saya. Tapi, pertama-tama obatilah dulu mata saya dan setelahitu saya akan menceritakannya pada mu”, jawab burung elang tersebut.“Baiklah, kami akan melakukannya”, kata kedua pemuda tersebut. Kemudian mereka pun mengambilsepotong karet dari bola yang biasa mereka gunakan untuk bermain. Mereka pun meletakkan dalammata elang. Potongan karet tersebut oleh mereka disebut Lotzquic dan dengan serta merta pula mataburung elang secara sempurna telah sembuh.“Sekarang, bicaralah”, kata mereka kepada burung elang. Dan dengan serta mereta burung elang itumemuntahkan seekor ular besar.“Kamu, bicaralah”, kata mereka kepada ular.“Baiklah, saya akan bicara”, kata ular dan kemudian dia pun memuntahkan katak.“Dimana pesan yang telah kamu bawa itu?” tanya mereka kepada katak.“Di sini, pesan itu ada dalam perut saya”, jawab katak. Dan kemudian dia pun segera mencoba untukmemuntahkan isi perutnya, namun dia tidak bisa muntah. Mulutnya hanya diisi dengan air ludah, tapi diatidak memuntahkan apapun. Kedua pemuda itu kemudian memukul katak tersebut.“Kamu pembohong”, kata mereka sambil memukul bokong katak, dan tulang yang terdapat pada pahaserta rusuk pun terbuka. Katak pun kemudian mencoba untuk memuntahkan isi perutnya, tapi mulutnyahanya berisi air ludah. Kemudian kedua pemuda tersebut membuka mulut katak dan membukanya lebihlebar. Mereka melihat ke dalam mulut katak tersebut. Kutu ternyata telah menempel dalam gigi katak;

Page 36: Popol vuh (Terjemahan)

36

kutu tersebut tinggal dalam mulut katak dan tidak dapat dimuntahkan, tetapi sebenarnya tujuannyamenempel di gigi katak hanyalah untuk dimuntahkan. Kemudian katak pun melakukan usaha, berbagaimacam makanan yang tak dikenal dimasukkan ke dalam mulut katak. Hal ini mengakibatkan kataktersebut tidak bisa lari dan inilah yang merupakan penyebab bahwa katak sampai sekarang telah menjadimakanan ular.“Berbicaralah”, kata mereka kepada kutu, dan kemudian kutu pun menyampaikan pesan yang diterimanyakepada Hunahpu dan Xbalanque. “Nenek kalian telah berkata begini kepada ku, anak muda: ‘Pergilahpanggil mereka, katakan pada mereka bahwa pesuruh Hun-Came dan Vucub-Came telah datang danmenyuruh mereka untuk pergi ke Xibalba. Pesuruh itu pun berkata: “Mereka harus datang dalam tujuhhari untuk bermain bola dengan kami, dan mereka juga harus membawa peralatan main mereka yangbesar, bola, jaring, sarung tangan, alas kaki dari kulit. Perintahkan pada mereka bahwa mereka harusmenghibur diri mereka sendiri di sini”, kata Raja Xibalba. Pesuruh Xibalba benar-benar telah datang kesini’, kata nenek kalian. Itulah alasannya mengapa saya datang ke sini. Semua itu benar-benar telahdikatakan oleh nenek kalian. Dia kelihatannya sangat sedih dan mengatakan semua ini sambil menangis.Karena itulah, saya datang ke sini.“Apakah semua ini bisa dipercaya?” tanya kedua pemuda tersebut pada dirinya sendiri saat merekamendengar semua cerita ini. Dan dengan cepat mereka berlari, dan tiba di samping nenek mereka; merekapergi hanya untuk meninggalkan kehidupan mereka darinya.“Kami akan pergi nenek, kami datang hanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Tapi di sini akanterdapat tanda tentang nasib kami. Masing-masing dari kami akan menanam sebuah bambu. Kami akanmenanamnya di tengah-tengah rumah kita. Jika bambu itu kering (layu) itu merupakan tanda kematiankami. ‘Mereka telah mati’, nenek akan berkata begitu. Tapi, jika tanaman itu mulai dipelihara, makatanaman tersebut akan bertunas kembali: ‘Mereka masih hidup!’ nenek akan berkata seperti itu. Oh,nenekku, ibukku, janganlah meratapi kepergian kami. Di sini kami akan meninggalkan tanda tentangnasib kami”, kata Hunahpu dan Xbalanque.Dan sebelum kepergiannya, Hunahpu telah menanam satu bambu, begitu juga dengan Xbalanque, diatelah menanam bambu lainnya. Mereka menanam bambu tersebut di dalam rumah mereka, bukan diladang. Mereka juga tidak menanamnya di tanah yang lembab, melainkan mereka menanamnya di tanahyang kering, di tengah-tengah rumah mereka. Mereka telah meninggalkan tanaman mereka.

Bab 8Kemudian mereka pun pergi. Masing-masing dari mereka membawa satu senjata, dan mereka punmenghilang di wilayah Xibalba. Mereka melangkahkan kakinya dengan cepat dan mereka pun melewatibeberapa sungai serta jurang. Perjalanan mereka pun melewati beberapa burung yang diantaranya disebutburung Molay.Mereka juga telah melewati sebuah sungai yang rawan dan sebuah sungai yang berisi darah. Sungai-sungai tersebut merupakan suatu tempat yang telah dirancang oleh penduduk Xibalba untukmenghancurkan mereka. Namun, mereka tidak menyentuh sungai itu dengan kakinya, melainkan merekamenyebrangi sungai tersebut dengan menggunakan senjata mereka.Kemudian mereka pun meninggalkan tempat itu, dan tibalah mereka di persimpangan empat jalan. Merekamengenal benar jalan-jalan menuju ke Xibalba yaitu; jalan hitam, jalan putih, jalan merah, dan jalan hijau.Karena itulah, kemudian mereka mengirimkan seekor binatang yang disebut Xan. Xan telah pergi untukmendapatkan informasi yang mereka inginkan. “Lukai mereka, satu per satu; pertama seseorang yangduduk di kursi pertama, kemudian lukailah semua yang ada di sana, karena bagian inilah yang haruskamu mainkan. Isaplah darah laki-laki yang ada di jalan-jalan tersebut”, kata mereka kepada nyamuk.“Baiklah, kami akan melakukannya”, jawab nyamuk. Dan dengan segera nyamuk itu terbang menujujalan kegelapan dan langsung pergi menuju laki-laki kayu yang duduk di kursi pertama yang ditutupi

Page 37: Popol vuh (Terjemahan)

37

dengan perhiasannya. Inilah makhluk pertama yang dia lukai (sengat), namun makhluk itu tidakmengatakan apa, kemudian nyamuk itu mulai menyengat makhluk berikutnya. Ini berarti makhluk keduayang disengat, yaitu orang yang sedang duduk, tapi makhluk ini pun tidak mengatakan apa-apa, samaseperti yang lainnya.Kemudian nyamuk itu pun menggigit makhluk ketiga yang sedang duduk di sana yang tidak lain adalahHun-Came. “Ah!” Dia menjerit ketika nyamuk itu menyengatnya. “Apa yang terjadi dengan mu, Hun-Came? Apa yang telah menyengatmu? Apakah kamu tidak mengetahui siapa yang menyengatmu?” Kataraja keempat yang sedang duduk di sana.“Apa yang terjadi denganmu, Vucub-Came? Apa yang telah menyengatmu?” tanya raja kelima.“Ah!Ah!” kemudian Xiquiripat pun menjerit. Dan Vucub-Came pun bertanya padanya, “Apa yang telahmenyengatmu?” Dan saat nyamuk itu menyengat raja keenam yang sedang duduk di sana, raja tersebutpun mengaduh kesakitan [dia menangis], “Ah!”“Apakah ini, Chuchumaquic?” tanya Xiquiripat. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan orang ketujuhyang duduk di ruangan itu pun mengaduh “Ah” ketika dia disengat nyamuk.“Apa yang terjadi Ahalpuh?” tanya Chuchumaquix. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan ketika nyamukmenyengatnya, maka orang kedelapan yang duduk di sana pun berteriak, “Ah”.“Ada apa dengan mu Ahalcana?”tanya Ahalpuh. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan ketika orangkesembilan yang duduk di ruangan itu tersengat, maka dia pun menjerit “Ah”.“Apa yang terjadi denganmu, Chamiabac?” tanya Ahalcana. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan ketikaorang kesepuluh yang berada di sana, dia pun berkata, “Ah”.“Ada apa denganmu, Chamiaholom?” tanya Chamiabac. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan kemudianorang kesebelas pun mengaduh “Ah!”, saat dia tersengat.“Apa yang terjadi?” tanya Chamiaholom. “Apa yang menyengatmu?” Dan ketika orang kesebelas yangduduk dalam ruangan itu tersengat dia pun berkata “Aduh!”“Ada apa ini, Patan?”tanya mereka. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan tiba-tiba orang ketiga belasyang duduk di ruangan itu menjerit “Aduh!” saat dia tersengat nyamuk.“Apa yang terjadi denganmu, Quicxix?” tanya Patan. “Apa yang telah menyengatmu?” Dan orang yangkeempat belaspun mengatakan “Aduh” ketika dia tersengat oleh nyamuk.“Apa yang telah menyengatmu, Quicrixcac?” tanya Quicre.Beginilah cara Hunahpu dan Xbalanque mengungkap nama-nama raja Xibalba, yaitu ketika merekaberbicara satu sama lain. Jadi, raja-raja Xibalba telah membuat diri mereka sendiri dikenal melalui panggilannama mereka, memanggil setiap orang, satu per satu. Dan dalam hal ini setiap orang yang duduk di sanadan mempunyai kekuasaan telah terungkap nama-namanya.Tidak ada satu namapun yang terlewat. Semua nama-nama raja Xibalba telah terdengar oleh nyamukyang telah menyengat mereka pada saat Hunahpu mencabut bulu kakinya. Makhluk yang sebenarnyabukan nyamuk itu dan telah menyengat raja-raja Xibalba pergi menemui Hunahpu dan Xbalanque untukmenyebutkan nama-nama raja Xibalba yang telah mereka dengar.Mereka [kedua pemuda tersebut] melanjutkan perjalanan mereka dan tibalah mereka di tempat kediamanRaja-raja Xibalba.“Hormatlah kepada raja, orang yang duduk di sana”, kata salah seorang yang berada di sana yangditugaskan untuk mengelabui mereka.“Itu bukanlah raja. Dia tidak lain adalah sebuah makhluk dari kayu”, kata Hunahpu dan Xbalanque,kemudian mereka pun pergi. Sampai tibalah mereka di tempat Raja-raja Xibalba duduk, dan dengansegera Hunahpu dan Xbalanque pun memberi hormat kepada raja-raja tersebut.“Hormat, Hun-Came! Hormat, Vucub-Came! Hormat, Xiquiripat! Hormat Cuchumaquic! Hormat,Ahalpuh! Hormat, Ahalcana! Hormat, Chamiabac! Hormat, Chamiaholom! Hormat Quicxic! HormatPatan! Hormat, Quicre! Hormat, Quicrixcac!” Kata Hunahpu dan Xbalanque saat mereka tiba di sana.

Page 38: Popol vuh (Terjemahan)

38

Dan terlihat perubahan yang terjadi di wajah raja-raja tersebut. Hunahpu dan Xbalanque telah menyebutkannama mereka semua, tanpa ada satu pun yang terlewat.Padahal raja-raja tersebut berharap Hunahpu dan Xbalanque tidak dapat mengenali nama-nama mereka.“Duduklah di sini”, kata mereka, dan berharap Hunahpu dan Xbalanque akan duduk dalam kursi [yangtelah ditunjukkan oleh mereka].“Ini bukanlah kursi untuk kami duduki, ini hanyalah sebuah batu yang panas”, kata Hunahpu danXbalanque. Dan dalam hal ini berarti mereka [Raja-raja Xibalba] belum dapat mengalahkan Hunahpudan Xbalanque.“Baiklah kalau kalian tidak mau duduk, sekarang pergilah ke rumah itu”, kata raja-raja Xibalba. Kemudianmereka pun [kedua pemuda itu] pergi ke sana dan masuk ke dalam Rumah Kegelapan. Dan di sana punmereka belum dapat dikalahkan.

Bab 9Ini merupakan ujian pertama dari Raja Xibalba. Raja-raja Xibalba berpikir bahwa [kedua pemuda tersebut]setelah memasuki Rumah Kegelapan maka kejatuhan mereka pun mulai berlangsung. Setelah [keduapemuda tersebut] memasuki Rumah Kegelapan, raja Xibalba berharap mereka dengan segera menyalakantongkat dari pohon cemara yang besar yang telah diberikan kepada mereka oleh pesuruh Raja Xibalba.Selain tongkat cemara mereka juga masing-masing telah diberi sebatang cerutu.“Ini adalah tongkat cemara milik mereka”, kata raja-raja Xibalba, ‘Mereka harus mengembalikan tongkatitu pada saat fajar, besok bersama-sama dengan cerutu, dan kamu harus membawa kembali sebagian daritongkat cemara dan cerutu’, kata Raja Xibalba”. Jadi, itulah perkataan yang telah disampaikan olehpesuruh kepada Hunahpu dan Xbalanque saat mereka tiba di sana.“Baiklah”, jawab kedua pemuda tersebut. Akan tetapi, sebenarnya Hunahpu dan Xbalanque tidakmenyalakan tongkat cemara, melainkan mereka telah meletakkan sesuatu yang berwarna merah di tempatmereka istirahat. Benda itu adalah bulu dari ekor burung yang bila malam hari akan terlihat seperticahaya cemara. Dan tentang cerutu, mereka telah benar-benar memperhatikan nyala api yang timbulsampai nyala api tersebut padam.Sepanjang malam [setiap orang] berpikir bahwa Hunahpu dan Xbalanque telah kalah dikalahkan. “Merekatelah kalah”, kata makhluk penjaga malam. Akan tetapi sebenarnya tongkat cemara tidaklah dibakaroleh Hunahpu dan Xbalanque, walaupun terlihat cahaya yang sama seperti cemara terbakar dari dalamRumah Kegelapan. Begitu juga dengan cerutu tidak dinyalakan, walaupun terlihat nyala api seperti nyalacerutu dari dalam rumah kegelapan.Mereka [penduduk Xibalba] pun menceritakan hal ini kepada Raja-raja Xibalba.“Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini? Darimana benda-benda tersebut didapatkan? Siapa orang yangtelah merancang semua ini? Siapa yang telah memberikan burung kepada mereka? Ini benar-benar suatukesulitan bagi kita, karena semua menjadi tidak baik dengan apa yang telah mereka kerjakan. Mukamereka terlihat kuat, dan sikap mereka pun terlihat kuat”, kata Raja-raja Xibalba berbicara satu samalain.Kemudian dengan segera semua raja yang ada di Xibalba pun mengadili [kedua pemuda].“Eh! Marilah kita bermain bola, anak muda!” kata mereka kepada Hunahpu dan Xbalanque. Dan padasaat itu juga Hunahpu dan Xbalanque telah ditanyai oleh Hun-Came dan Vucub-Came.“Darimana kalian berasal? Ceritakanlah pada kami, anak muda!” Kata raja-raja Xibalba kepada Hunahpudan Xbalanque.“Siapa yang mengetahui asal kami! Kami tidak mengetahuinya”, jawab mereka dan mereka pun tidakmengatakan apa-apa lagi.“Kalau begitu baiklah. Mari kita bermain bola, anak muda”, kata raja-raja di Xibalba.“Baiklah”, jawab kedua pemuda tersebut.

Page 39: Popol vuh (Terjemahan)

39

“Kita akan menggunakan bola kami”, jawab raja-raja Xibalba.“Ini bukan berarti, kalian harus menggunakannya [bola kalian], tapi bagaimana dengan bola kami”,jawab mereka.“Tidak masalah, tapi saat ini kita akan menggunakan bola kami”, kata Raja-raja Xibalba“Baiklah”, kata kedua pemuda tersebut.“Marilah kita bermain bola dengan perlahan, anak muda”, kata Raja-raja Xibalba.“Tidak, tapi sebagai gantinya, kepala puma harus berbicara”, kata anak muda tersebut.“Tidak begitu”, kata beberapa raja Xibalba.“Baiklah”, Jawab Hunahpu.Kemudian raja-raja Xibalba pun menangkap bola, mereka memasukkan bola tersebut langsung ke jaringHunahpu. Saat itu bola raja Xibalba yang akan ditangkap oleh Hunahpu dan Xbalanque telah dilengkapidengan pegangan yang tajam terbuat dari batu, bola pun melambung dan memantul ke seluruh permukaanlapangan bola.“Apa ini?” teriak Hunahpu dan Xbalanque. “Apakah kalian ingin membunuh kami? Mungkinkah kaliantidak mengirimkannya untuk memanggil kami? Dan apakah pesuruh kami tidak datang ke sini? Kamibenar-benar tidak beruntung! Kami akan pergi saat ini juga”, Kata pemuda tersebut kepada raja-rajaXibalba.Kejadian sebenarnya yang diinginkan oleh raja Xibalba terjadi pada kedua pemuda tersebut adalah bahwapemuda tersebut akan mati dengan segera, di sini, di lapangan bola dan dengan demikian berarti keduapemuda tersebut telah dikalahkan. Akan tetapi peristiwa tersebut tidak terjadi, dan ini berarti Raja Xibalbatelah dikalahkan oleh kedua pemuda tersebut.“Jangan pergi, anak muda, marilah kita bermain bola, dan kita akan menggunakan bola kalian”, kataraja-raja Xibalba kepada Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah”, jawab kedua pemuda tersebut. Dan kemudian mereka pun menendang bola tersebut melewatijaring raja-raja Xibalba. Dengan demikian permainan pun telah berakhir.Dan karena merasa jengkel dengan kekalahan mereka, raja Xibalba pun berkata: “Apa yang harus kitaperintahkan kepada mereka, agar mereka dapat dikalahkan?” Dan kemudian raja Xibalba pun memintabantuan kepada Hunahpu dan Xbalanque, seraya berkata: “Pergi, kumpulkan dan bawalah kepada kami,secepatnya besok pagi, empat buah kulit labu yang berisi berbunga”. Jadi itulah yang dikatakan rajaXibalba kepada kedua pemuda tersebut.“Baiklah. Dan bunga seperti apa yang harus kami bawa?” tanya Hunahpu dan Xbalanque kepada rajaXibalba.“Satu tangkai bunga chipilin merah, satu tangkai bunga chipilin putih, satu tangkai bunga chipilin kuning,dan satu tangkai bunga car inimac”, jawab raja Xibalba.“Baiklah, kami akan mencarinya”, kata kedua pemuda tersebut.Kemudian setelah pembicaran itu selesai, peristiwa yang besar dan kuat telah menjadi dunia kedua pemudatersebut. Dan hati mereka sangat tenang saat mereka memberikan diri mereka sendiri untuk dikalahkan.Raja-raja Xibalba sangat gembira, karena mereka berpikir bahwa mereka telah dapat mengalahkanHunahpu dan Xbalanque.“Jika peristiwa ini benar-benar terjadi, maka ini merupakan suatu keuntungan bagi kita. Pertama merekaharus memotong tangkai bunga-bunga tersebut”, Kata raja Xibalba. “Kemana mereka akan pergi untukmemperoleh bunga-bunga tersebut?” Raja Xibalba bertanya pada dirinya sendiri.“Tentu saja kalian akan memberikan kepada kami bunga seperti yang kami minta besok pagi. Pergi, danpetiklah bunga itu”, kata raja-raja Xibalba kepada Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah”, jawab mereka. “Pada saat fajar kita akan bermain bola kembali”, Kata Hunahpu dan Xbalanque,ketika mereka akan pergi.Dan segera kedua pemuda tersebut memasuki Rumah Pisau, tempat penyiksaan kedua di Xibalba. Raja-

Page 40: Popol vuh (Terjemahan)

40

raja Xibalba berharap Hunahpu dan Xbalanque akan memotong tangkai bunga dengan menggunakanpisau yang ada di sana, sehingga dengan demikian mereka akan cepat mati terbunuh. Itulah yang diharapkanoleh Raja Xibalba dalam hatinya.Akan tetapi, kedua pemuda tersebut tidak mati. Pada saat itu mereka telah berbicara kepada pisauseperti ini:“Kamu akan menguliti semua binatang”, kata mereka kepada pisau. Dan pisau-pisau itu punt tidakbergerak kembali, melainkan semua pisau itu menjadi tenang.Kemudian Hunahpu dan Xbalanque pun menghabiskan malam itu di Rumah Pisau, dan memanggil semuaants, Hunahpu dan Xbalanque berkata kepada mereka: “Datanglah, Ants penggunting, datanglah,zompopos, dan pergilah kalian semua saat ini. Pergilah dan bawakan berbagai bunga yang harus kamipotong untuk diserahkan kepada Raja Xibalba.“Baiklah”, kata mereka, dan semua ants pun pergi untuk membawa bunga dari kebun Hun-Came danVucub-Came.Saat itu [raja-raja Xibalba] telah memperingatkan penjaga kebun bunga Xibalba: “Jagalah bunga kami,jangan biarkan bunga itu diambil oleh para pemuda itu. Mereka pasti datang ke sana untuk memetikbunga. Tapi bagaimana mungkin pemuda-pemuda itu dapat melihat dan memetik bunga di malam hari?Tidak mungkin terjadi. Tapi tetaplah, waspada sepanjang malam ini!

“Baiklah”, jawab mereka. Akan tetapi, malam itu penjaga kebun bunga tidak mendengar apapun. Merekamengabaikan pengawasan kebun. Para penjaga kebun itu telah berteriak dari atas dahan pohon di kebun.Di sana, sepanjang malam, mereka berulang-ulang berteriak dan menyanyi.“Ixpurpuvec! Ixpurpuvec!” teriak seorang penjaga.“Puhuyu! Puhuyu!” jawab yang lain.Puhuyu merupakan salah satu nama dari penjaga yang mengawasi kebun Hun-Came dan Vucub-Came.Saat itu mereka tidak memperhatikan bahwa ants, makhluk yang memasuki kebun yang sedang merekajaga, sedang berkeliling di sekitar kebun, bergerak ke sana ke mari. Di kebun itu, para ants sedangmemetik bunga, memanjat pohon untuk memetik bunga dan mengumpulkannya dalam kulit labu yangdiletakkan di kaki pohon.Sementara itu para penjaga kebun terus berteriak, dan mereka tidak merasakan gigi yang telah menggigitekor dan sayap mereka.Dan pada saat itu ants telah membawa bunga di antara gigi mereka. Bunga-bunga itu telah mereka bawake bawah pohon dan dikumpulkannya di tanah. Kemudian mereka pergi membawa bunga-bunga itudengan gigi mereka.Dengan cepat mereka mengisi empat labu kering dengan bunga yang telah lembab [karena embun] saathari mulai pagi. Pada pagi hari itu, para pesuruh telah tiba untuk menjemput Hunahpu dan Xbalanque,mereka pun menyampaikan pesan raja Xibalba, seperti ini: “Katakan pada mereka untuk segera datang”,perintah raja kepada pesuruh, ‘dan bawalah dengan segera apa yang telah mereka petik”. Itulah pesanraja Xibalba yang telah disampaikan pesuruh kepada kedua pemuda itu.“Baiklah”, jawab para pemuda itu. Dan mereka pun pergi dengan membawa bunga dalam empat kulitlabu yang kering. Mereka tiba di sana menghadap raja [Xibalba] dan raja-raja lainnya. Bunga yangdibawa oleh Hunahpu dan Xbalanque terlihat sangat indah dan tidak layu. Berarti dengan cara ini, raja-raja Xibalba telah dapat dikalahkan oleh mereka.Kedua pemuda itu hanya mengirimkan ants [untuk memetik bunga], dan dalam semalam ant telah memetikbunga itu dan meletakkannya dalam kulit labu yang kering.Saat itu juga Raja Xibalba menjadi pucat dan wajahnya membiru karena melihat bunga yang ada didalam kulit labu kering itu. Mereka segera memanggil penjaga kebun bunga: “Mengapa kalian biarkanmereka mencuri bunga kami? Dalam kulit labu itu kami melihat ada bunga kami”, kata mereka kepada

Page 41: Popol vuh (Terjemahan)

41

penjaga kebun bunga.“Kami perhatikan tidak ada apa-apa di sana malam itu, tuanku. Ekor kami juga terluka”, jawab mereka.Dan kemudian mereka [raja Xibalba] pun memotong mulut penjaga kebun sebagai hukuman, karenapara penjaga itu telah membiarkan bunga yang seharusnya mereka jaga, dicuri oleh orang lain.Jadi, Hun-Came dan Vucub-Came telah dikalahkan oleh Hunahpu dan Xbalanque. Dan ini merupakanawal dari perbuatan mereka. Sejak saat itu mulut burung hantu telah terbagi, terbelah sampai hari ini.Dengan segera, mereka pergi bermain bola, dan mereka juga telah melakukan pertandingan yang berakhirseri. Kemudian mereka pun ingin menyelesaikan pertandingan dan setuju untuk bermain kembali esokharinya di saat fajar. Itulah yang diucapkan oleh Raja-raja Xibalba.“Baiklah kami setuju”, kata kedua pemuda itu mengakhiri pertandingan.

Bab 10Setelah itu Hunahpu dan Xbalanque memasuki Rumah Dingin. Dalam ruangan itu tidak mungkin untukmenggambarkan betapa dinginnya suasana saat itu. Rumah itu dipenuhi oleh hujan es. Bangunan itumerupakan rumah besar yang sangat dingin. Bagaimanapun, juga suasana dingin itu berakhir dengannyala api yang berasal dari batang kayu tua yang telah dibuat oleh kedua pemuda itu agar rasa dingintersebut hilang.Dengan cara ini mereka tidak mati; mereka masih tetap hidup ketika fajar tiba. Tentu saja, sebenarnyaRaja Xibalba mengingingkan bahwa Hunahpu dan Xbalanque akan mati, tapi ternyata mereka tidak matiketika fajar tiba. Mereka masih tetap sehat, dan mereka pergi kembali ke luar, ketika pesuruh Xibalbadatang untuk mendapatkan mereka.“Bagaimana ini bisa terjadi? Saat ini mereka belum mati?” Kata Raja-raja Xibalba. Mereka heran melihatperbuatan Hunahpu dan Xbalanque.Setelah kejadian itu, segera kedua pemuda itu memasuki Rumah Macan. Rumah yang penuh denganmacan. “Jangan gigit kami! Di sini semuanya milik kalian”, kata pemuda itu berkata kepada macan. Dandengan cepat mereka melemparkan beberapa tulang kepada binatang-binatang tersebut. Tulang tersebutlangsung disambar oleh mereka.“Tentu saja sekarang mereka telah binasa. Sekarang macan-macan tersebut telah memangsa isi perutmereka. Dan akhirnya Hunahpu dan Xbalanque akan mengorbankan diri mereka sendiri. Sekarang tulang-tulang mereka pasti telah berserakan”, kata penjaga rumah macan. Dia merasa gembira jika hal initerjadi.Akan tetapi mereka [kedua pemuda itu] tidak mati. Dan seperti biasanya, mereka masih hidup dan sehat,mereka pun keluar dari Rumah Macan.“Orang macam apa mereka itu? Darimana asal mereka?” Kata semua Raja-raja Xibalba.Setelah itu mereka [kedua pemuda itu] masuk ke dalam tengah-tengah api dari Rumah Api. Dalamrumah tidak terdapat apa-apa kecuali api, tapi mereka tidak terbakar. Hanya batu bara dan kayu yangterbakar di sana. Dan, seperti biasanya, Hunahpu dan Xbalanque kondisinya sangat baik ketika fajartiba. Akan tetapi mereka [Raja-raja Xibalba] menginginkan bahwa [kedua pemuda itu] akan mati dengancepat. Di sanalah tempat Hunahpu dan Xbalanque mati. Walaupun begitu, semua keingingan raja Xibalbatersebut tidak terjadi, dan hal ini telah mengecilkan hati Raja-raja Xibalba.Kemudian Raja Xibalba meletakkan Hunahpu dan Xblaanque di dalam Rumah Kelelawar. Di sana tidakterdapat apa-apa kecuali kelelawar yang berkeliaran di dalam rumah tersebut. Rumah tersebut merupakantempat tinggal Camazotz yaitu sebuah binatang yang besar, yang memiliki senjata untuk membunuhyang seperti tirus yang kering dan secara otomatis pula telah datang kematian atas kehadiran Hunahpudan Xbalanque.Mereka [kedua pemuda itu] itu telah berada di dalam rumah kelelawar, kemudian mereka tidur di dalamsumpitan. Dan mereka tidak digigit oleh kelelawar yang berada di dalam rumah tersebut. Walaupun

Page 42: Popol vuh (Terjemahan)

42

begitu, salah seorang dari mereka telah ditangkap oleh kelelawar karena tingkah Camazotz lainnya yangdatang dari langit, dan tingkah laku salah seorang dari mereka itu terlihat oleh Camazotz.Kelelawar telah dikumpulkan di rumah itu sepanjang malam, dan mereka terbang berseliweran sambilberkata: “Quilitz, quilitz”, kata mereka. Jadi mereka telah mengatakan perkataan itu sepanjang malam.Mereka berhenti untuk sementara waktu, bagaimanapun juga Hunahpu dan Xbalanque tidak bergerakdan mereka saling berdesakan satu sama lain di dalam sumpitan.Kemudian Xbalanque berkata kepada Hunahpu: “Lihatlah oleh mu keluar, apakah cahaya sudah tampak?“Mungkin saja, sudah ada cahaya. Saya akan pergi untuk melihatya”, Jawab Hunahpu.Dan Dia berharap banyak untuk melihatnya dari mulut sumpitan, dan berharap jika dia melihat bahwafajar telah datang. Saat dia keluar dari mulut sumpitan serta merta pula Camazotz memutuskan kepalanyadan tubuh Hunahpu pun terlepas.Xbalanque bertanya kembali: “Apakah saat ini telah pagi?” Akan tetapi Hunahpu tidak bergerak. “Kemanakamu pergi, Hunahpu?” Apa yang telah kamu lakukan?” Akan tetapi, dia tidak bergerak, hanya keheninganyang tercipta.Kemudian Xbalanque merasa perlu untuk meyakinkan dan berkata: “Kami sungguh tidak beruntung.Kami benar-benar telah rusak”.Camazotz kemudia segera menggantung kepala [Hunahpu] di lapangan bola atas perintah istimewa dariHun-Came dan Vucub-Came. Dan semua penduduk Xibalba gembira mendengar apa yang terjadi dengankepala Hunahpu.

Bab 11Segera setelah kejadian itu dia [Xbalanque] memanggil semua binatang, koati, babi hutan, semua binatangbesar dan kecil. Sepanjang malam sampai saat fajar menjelang dia bertanya kepada binatang-binatangtersebut apa makanan mereka.“Apa yang biasa kalian makan? Saya telah memanggil kalian jadi kalian dapat memilih makanan kalian”,kata Xbalanque kepada binatang-binatang tersebut.“Baiklah”, jawab mereka. Dan dengan segera masing-masing binatang itu pergi untuk mengambilmakanannya sendiri dan kemudian mereka pergi bersama-sama. Beberapa dari binatang itu pergi untukmengambil sesuatu yang busuk; yang lainnya pergi untuk mengampil rumput, dan yang lainnnya lagipergi untuk mengambil batu. Ada juga dari binatang-binatang itu yang pergi untuk berkumpul di bumi.Berbagai makanan tersedia untuk binatang kecil dan binatang yang besar.Di belakang binatang tersebut ada kura-kura yang tak datang-datang. Dia berjalan merayap untukmengambil makanannya. Dan ketika pada akhirnya dia mendapatkan [badan Hunahpu] kemudian kura-kura itu mengambil bagian kepala Hunahpu, dan serta merta pula matanya tercipta.Kemudian beberapa tukang ramal datang dari langit. Hati Surga, Huracan, datang meluncur ke dalamRumah Kelelawar.Sesuatu yang terlihat tidak mudah untuk menyelesaikan pembuatan wajah, tapi hal ini akan mengahasilkanwajah yang sangat bagus; rambut yang tercipta telah tampak bagus dan [kepala Hunahpu] pun dapatberbicara.Akan tetapi fajar mulai tiba dan ufuk pun mulai memerah: “Buatlah hari menjadi gelap kembali, Orangtua!” kata elang.“Baiklah, kami akan membuatnya menjadi gelap”, kata orang tua, dan serta merta pula orang tua itumembuat langit menjadi gelap. “Sekarang ini elang telah menjadi gelap karena peristiwa itu”, ceritaorang-orang sekarang ini.Dan juga, selama fajar yang dingin, [Hunahpu] keberadaannya mulai muncul.“Apakah hal ini akan menjadi baik?” kata mereka. “Apakah yang kita ciptakan ini terlihat seperti Hunahpu?”“Ya ini sangat baik”, jawab yang lainnya. Dan sebenarnya ciptaan yang terlihat itu adalah tengkorak yang

Page 43: Popol vuh (Terjemahan)

43

telah berubah sendiri menjadi benar-benar kepala Hunahpu.Kemudian mereka [kedua pemuda itu] berbicara satu sama lain dan mereka membuat suatu persetujuan:“Kita jangan bermain bola, tapi kita hanya pura-pura bermain; Saya akan melakukan semuanya sendirian”,kata Xbalanque.Dan saat itu juga Xbalanque telah memberi perintah kepada seekor kelinci: “Pergi dan ambillah tempatmudiatas lapangan bola; tinggalah di sana dalam semak belukar”, kata Xbalanque kepada kelinci , “danketika bola datang ke arahmu, keluarlah degan segera, dan saya akan beristirahat dulu”. Kelinci telahdiberikan beberapa petunjuk sepanjang malam itu.Kemudian hari pun berganti dan kedua pemuda itu masih terlihat segar bugar dan sehat. Kemudianmereka pergi untuk bermain bola. Kepala Hunahpu tergantung di lapangan-bola.“Kita telah berhasil! [kata Raja-raja Xibalba]. Kalian telah melakukan penghancuran kalian sendiri, kaliantelah menyerahkan diri kalian sendiri”, kata mereka. Dengan cara ini mereka telah mengejek Hunahpu.“Pukullah kepalanya dengan bola”, kata mereka. Akan tetapi mereka tidak menyusahkannya dengan halitu. Dia membayarnya dengan tidak memperhatikan hal itu.Kemudian Raja Xibalba melempar bola. Xbalanque pergi untuk mendapatkannya. Bola langsungmelambung menuju jaring, tapi tiba-tiba berhenti, melambung, dan dengan cepat melewati lapanganbola dan dengan satu loncatan pergi menuju semak belukar.Serta merta pula kelinci pergi lari keluar dan pergi melompat, dan raja Xibalba pun lari setelah itu.Mereka sama-sama mengejar bola, membuat keributan dan berteriak setelah kelinci lari. Pada akhirnyasemua raja Xibalba pun pergi.Pada saat itu Xbalanque mengambil bagian dari kepala Hunahpu, dan membawa kura-kura. Dia pergiuntuk menggantungnya di lapangan bola dan hal ini benar-benar terlihat seperti kepala Hunahpu dankedua anak muda itu sangat bahagia.Kemudian Xibalba pun lari, untuk mendapatkan bola dan setelah itu dia menemukannya diantara semakbelukar, kemudian dia pun memanggil raja-raja Xibalba, seraya berkata:“Kesinilah. Ini bolanya. Kami telah menemukannya”, kata kedua pemuda itu, dan mereka pun membawabola tersebut.Ketika Raja-raja Xibalba kembali, mereka berkata, “lalu apa yang telah kami lihat barusan?”Kemudian mereka pun kembali bermain bola. Kedua pemuda tersebut saling terikat.Pada saat itu Xbalanque telah melempar batu ke arah kura-kura, yang datang dari tanah dan merasakankehadirannya di lapangan bola. Batu tersebut pecah menjadi ribuan pecahan seperti benih, sebelumkedatangan raja Xibalba.“Siapa dari kalian yang akan pergi untuk menemukannya? Dimana salah seorang dari kalian yang akanpergi untuk membawanya ke sini?” tanya Raja-Raja Xibalba.Dan pada saat itu sebenarnya Raja Xibalba telah dikalahkan oleh Hunahpu dan Xbalanque. Di sana adadua kesulitan besar yang diderita, akan tetapi mereka tidak mati walaupun semua usaha telah dilakukanRaja Xibalba untuk menewaskan Hunahpu dan Xbalanque.

Bab 12Inilah cerita mengenai kematian Hunahpu dan Xbalanque. Sekarang kita akan menceritakan mengenaicara kematian mereka.Setelah mendapatkan peringatan terlebih dahulu dari semua penderitan yang telah diharapkan oleh Raja-raja Xibalba untuk memperdayakan Hunahpu dan Xbalanque, mereka tidak mati karena penyiksaan diXibalba. Mereka juga tidak terkalahkan oleh semua binatang ganas yang ada di Xibalba.Setelah semua itu mereka mengirimkan dua peramal yang bertugas seperti seorang rasul, mereka bernamaXulu dan Pacam dan mereka adalah peramal, Hunahpu dan Xbalanque berkata kepada mereka.“Kamu pasti akan ditanyai oleh Raja-raja Xibalba mengenai kematian kami. Mereka telah merencanakan

Page 44: Popol vuh (Terjemahan)

44

dan menyiapkan semua penyiksaan itu karena pada kenyataannya kami tidak mati, atau kami tidak dapatdikalahkan oleh mereka. Kami juga tidak tewas karena siksaan itu, ataupun karena serangan binatang-binatang ganas. Kami memiliki firasat dalam hati kami bahwa mereka akan membunuh kami denganmembakar kami. Semua orang Xibalba telah memasang perangkap itu, tapi ini merupakan suatu kebenaran,bahwa kami tidak mati. Di sini, kami telah memiliki petunjuk yang harus kalian sampaikan pada mereka,jika mereka bertanya kepada kalian yaitu:“Jika mereka datang kepadamu untuk berkonsultasi mengenai kematian kami dan bahwa kami telahmenjadi korban, apa yang akan kalian katakan, Xulu dan Pacam? Jika mereka bertanya kepadamu:‘Apakah suatu hal yang baik untuk melempar tulang mereka ke dalam jurang?’ ‘Jangan, itu tidak akanbaik’, katakanlah begitu kepada mereka, karena mereka akan membawanya kembali menjadi hidup,setelah itu!’ Jika mereka bertanya kepadamu: ‘Apakah sesuatu yang baik untuk menggantung mereka dipohon?’ Kalian harus menjawab: ‘Hal ini tidak berarti akan menjadi baik, karena kemudian kalian akanmelihat wajah mereka kembali”. Dan ketika yang ketiga kalinya mereka bertanya kepadamu: ‘Apakahsesuatu yang baik untuk melempar tulang mereka ke dalam sungai?” Jika kalian telah ditanya mengenaisemua hal tersbut di atas oleh mereka, maka kalian harus menjawab: Semua akan menjadi baik jikamereka telah mati dengan cara meremukkan tulang mereka dengan penggilingan batu, seperti tepungjagung yang telah menjadi ampas; biarkan setiap tulang tersebut digiling [sebagian-sebagian]; lemparkangilingan tulang tersebut ke dalam sungai dengan segera. Di sana terdapat mata air yang memancar secaraterus menerus. Inilah perintah yang harus mereka bawa di antara semua bukit yang besar dan kecil’. Jadikalian akan menjawab pertanyaan mereka ketika mereka merencanakan untuk meminta nasihat darimudan melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari”, kata Hunahpu dan Xbalanque. Dan ketika mereka[kedua pemuda itu] telah meninggalkan mereka, mereka telah mengetahui mengenai kematian sedangmendekati mereka.Kemudian mereka telah membuat sebuah api unggun yang besar, memanfaatkan sebuah tungku; ManusiaXibalba telah membuatnya dan mengisinya dengan dahan yang kecil.Secara cepat setelah itu pesuruh tiba untuk menyertai kedua pemuda itu. Pesuruh yang datang itu adalahpesuruh Hun-Came dan Vucub-Came.“‘Katakan pada mereka untuk datang. Pergi dan dapatkan kedua pemdua itu; pergi ke sana, jadi merekadapat mengetahui bahwa kami akan membakar mereka’. Inilah yang dikatakan oleh raja, anak muda!”kata para pesuruh itu.“Baiklah!” jawab mereka. Dan kemudian mereka pun berangkat dengan cepat. Mereka tiba di dekat apiunggun. Di sana [Raja-raja Xibalba] ingin memaksa kedua pemuda itu untuk berpura-pura bermaindengan mereka.“Berikan kami minuman, chica kami dan biarkan kami melayang selama empat jam, masing-masing,[sampai di api unggun] kata pemuda-pemuda itu!” itulah yang dikatakan kepada mereka oleh Hun-Came.“Jangan coba-coba untuk menipu kami”, Jawab kedua pemuda itu. “Secara kebetulan, kami tidakmengetahui mengenai kematian kami, oh raja! Dan apakah hal ini telah menanti kami di sini?” Danmereka pun berpelukan satu sama lain, wajah mereka berhadapan, mereka membaringkan tangannya,menjuntai kebawah, ke tanah, dan mereka pun melompat ke dalam api unggun, dan kemudian keduanyamati bersama-sama.Hati semua penduduk Xibalba telah diisi dengan kegembiraan melihat hal itu. Mereka bersorak danbersiul sambil berkata: “Sekarang kita telah mengalahkan mereka. Pada akhirnya mereka memberikandiri mereka sendiri”.Dengan segera mereka pun memanggil Xulu dan Pacam, yaitu orang-orang yang telah diberikan instruksioleh kedua pemuda itu. Dan mereka pun bertanya kepada Xulu dan Pacam apa yang seharusnya merekalakukan dengan tulang-tulang Xbalanque dan Hunahpu. Semua kejadian itu persis seperti apa yang telah

Page 45: Popol vuh (Terjemahan)

45

diramalkan oleh kedua pemuda itu. Beberapa penduduk Xibalba kemudian menyambung-nyambungkantulang Hunahpu dan Xbalanque dan pergi melemparkannya ke dalam sungai. Akan tetapi tulang-tulangtersebut tidak pergi terlalu jauh. Tulang-tulang tersebut terdampar di salah satu dasar sungai. Tulang-tulang itu telah berubah kembali menjadi pemuda yang cakap. Dan ketika mereka menunjukkan dirinyasendiri, kedua pemuda itu benar-benar memiliki wajah tua yang sama. Wajah keduanya sangat mirip.

Bab 13Lima hari setelah kejadian tersebut, wajah mereka tampak muncul dan terlihat di permukaan air olehpara penduduk. Keduanya tampak seperti manusia ikan; ketika penduduk Xibalba melihatnya. Setelahmelihat mereka, penduduk Xibalba pun memburunya di sepanjang sungai.Dan di hari berikutnya muncullah dua laki-laki miskin yang menyebabkan sendiri mukanya terlihat sangattua dan sengsara. Pakaian mereka sangat buruk, rasanya setiap orang tidak akan percaya melihat romanmuka mereka yang seperti itu. Jadi, begitulah penampilan mereka saat terlihat oleh penduduk Xibalba.Dan apa yang mereka lakukan sangatlah kecil. Mereka hanya memainkan tarian puhuy [burung hantuatau burung hantu-berputar], tarian cux [musang], dan tarian iboy [armadillo], dan mereka juga menarikanxizul [centipede] dan tarian chitic [berjalan dalam jangkungan].Selanjutnya, mereka bekerja menggunakan keajaiban. Mereka telah membakar rumah sepertinya merekaseolah-olah benar-benar membakar dan serta merta pula mereka telah mengembalikan kondisi rumah ituseperti saat sebelum terbakar. Beberapa penduduk Xibalba mengawasi mereka dengan penuh kekaguman.Baru-baru ini mereka telah memotong diri mereka sendiri menjadi beberapa potongan; mereka salingmembunuh satu sama lain; orang pertama yang mereka bunuh terbaring sepertinya mereka telah mati,dan secara otomatis yang lainnya telah menghidupkan mereka kembali. Beberapa penduduk Xibalbamelihat semua perbuatan mereka ini dengan takjub. Mereka telah membentuk anggapan ini, dan inilahsebenarnya permulaan kemenangan mereka atas para penduduk Xibalba.Tarian yang mereka lakukan ini telah terdengar oleh Raja Hun-Came dan Vucub-Came. Berita itu sampaikepada mereka: “Siapa kedua yatim piatu itu? Apakah mereka benar-benar telah memberikan beberapakesenangan?”“Tentu saja, tarian mereka sangat indah, dan semua yang mereka lakukan sangat menyenangkan”, jawaborang yang telah membawa berita tersebut kepada raja.Gembira mendengar berita ini, Raja telah mengirimkan pesuruh untuk memanggil [kedua pemuda itu]dengan pujian. “Katakan pada mereka untuk datang ke sini, katakan kepada mereka untuk datang karenakami ingin melihat apa yang telah mereka lakukan. Katakan pula kami kagum dan hormat dengan keajaibanyang mereka miliki”, ucap raja. ‘Jadi, kamu harus mengatakan semua ini pada mereka’. Inilah yang telahdiucapkan raja kepada para pesuruh itu.Mereka (para pesuruh itu) tiba di sana sebelum tarian dimulai dan mereka telah menyampaikan pesanraja kepada kedua yatim piatu itu.“Kami tidak ingin melakukannya”, jawab para pemuda itu, “karena sesungguhnya kami sangat malu.Bagaimana mungkin kami melakukannya, karena kami merasa malu untuk muncul di rumah raja denganwajah buruk kami, mata kami yang besar, dan penampilan kami yang miskin? Apakah kalian tidak melihatbahwa kami tidak memiliki apa-apa selain dari tarian kami yang sederhana ini? Apa kami harus mengatakanteman kami yang miskin, teman yang telah datang bersama kami dan ingin melihat tarian kami dansemua itu diadakan oleh mereka? Bagaimana kami dapat melakukan tarian kami terlebih dahulu di hadapanraja? Karena alasan itulah, maka kami tidak dapat pergi, oh, para pesuruh”, jawab Hunahpu dan Xbalanque.Akhirnya, dengan wajah murung dan rasa enggan serta sedih mereka pun berangkat, tapi untuk sementarawaktu mereka tidak ingin berjalan, dan para pesuruh telah mengalah kepada mereka selama beberapawaktu, yaitu saat mereka harus menuntun kedua orang itu menuju rumah raja.Mereka tiba di sana, terlebih dahulu sebelum kedatangan raja-raja. Mereka terlihat malu dan menundukkan

Page 46: Popol vuh (Terjemahan)

46

kepalanya. Kedatangan mereka tak berdaya, membuat orang yang melihatnya ingin memberi hormat,dan mereka merasa malu terhadap dirinya sendiri. Mereka terlihat lemah, rupa mereka terlihat buruk,dan penampilan mereka benar-benar seperti gelandangan saat mereka tiba di rumah raja.Mereka telah ditanyai mengenai negeri mereka dan penduduk yang ada di negeri mereka itu. Merekajuga telah ditanyai tentang ibu dan ayah mereka.“Darimana kamu berasal?” tanya sang raja.“Kami tidak tahu, tuan. Kami tidak mengenal wajah ibu dan ayah kami, kami masih sangat kecil ketikamereka mati”, jawab mereka, dan setelah itu mereka tidak mengatakan apapun.“Baiklah. Sekarang mainkanlah tarian kalian. Kami kagum terhadap kalian. Apa yang kalian inginkan?Kami akan memberikannya sebagai upah”, Raja Xibalba berkata kepada mereka.“kami tidak menginginkan apapun, tapi sebenarnya kami merasa sangat takut”, Kata mereka kepadaraja.“Jangan cemas, jangan takut. Menarilah! Dan lakukanlah bagian pertama dari tarian mu itu yaitu bagiandimana kamu membunuh dirimu sendiri; bakarlah rumahku, lakukanlah semua yang telah biasa kamukerjakan. Kami kagum kepadamu, itulah sebenarnya keinginan yang ada di dalam hati kami. Dan setelahitu, orang miskin, kami akan memberikan pertolongan bagi perjalanan kalian”, kata raja kepada mereka.Kemudian mereka pun mulai bernyanyi dan berdansa. Semua penduduk Xibalba datang dan berkumpulbersama atas perintah sang raja untuk melihat pertunjukkan mereka. Lalu, mereka pun memperagakantarian cux, tarian puhuy, dan tarian iboy.Dan sang raja berkata kepada mereka: “Potonglah anjingku menjadi beberapa bagian dan hidupkanlahdia kembali seperti yang selama ini telah kalian lakukan”, dia berkata kepada mereka.“Baiklah”, jawab mereka. Kemudian mereka pun memotong anjing itu menjadi beberapa bagian. Danserta merta pula mereka telah menghidupkannya kembali. Anjing itu benar-benar sangat senang ketikadia telah dihidupkan kembali, lalu dia pun mengibaskan ekornya saat dia merasa bisa bernafas kembali.Kemudian raja berkata kepada mereka. “Bakarlah rumah kami sekarang!” Jadi itulah yang dikatakanraja kepada mereka. Serta merta pula mereka meletakkan api dalam rumah raja, dan walaupun semuaraja berkumpul bersama di dalam rumah itu, namun mereka tidak terbakar. Dengan cepat pula seluruhrumah itu berdiri kembali, dan ini berarti tidak seketika rumah Hun-Came dihancurkan.Semua raja sangat kagum, dan dengan cara yang sama pula [kedua pemuda itu] telah menyajikan suatutarian yang memberikan kegembiraan kepada raja-raja.Kemudian mereka berkata kepada raja: “Sekarang, kami akan membunuh seorang penduduk, korbankanlahdia, tapi kami tidak akan membiarkan dia mati”.“Baiklah”, jawab raja. Dan kemudian raja pun menangkap seorang penduduk, mereka dengan cepatmengorbankannya, dan mengangkat hatinya dalam ketinggian, mereka memegang hati tersebut hinggasemua raja dapat melihatnya.Kembali Hun-Came dan Vucub-Came dibuat kagum atas perbuatan mereka. Setelah kejadian itu, penduduktadi kembali dihidupkan oleh mereka [kedua pemuda itu], dan hatinya telah diisi dengan kegembiraansaat dia hidup kembali.Raja sangat heran melihat semua itu. “Sekarang korbankanlah diri kalian sendiri, kami ingin melihatnya!Kami benar-benar menyukai tarian kalian!” kata raja. “Baiklah, tuan”, jawab mereka. Dan kemudianmereka pun mulai mengorbankan diri mereka masing-masing. Hunahpu telah dikorbankan oleh Xbalanque,satu persatu tangan dan kakinya telah diiris, kepalanya telah dipotong dari badannya dan dibawanya;hatinya telah dicabik-cabik dari dadanya dan kemudian dilemparkannya ke atas rumput. Semua rajaXibalba terpesona melihat semua peristiwa itu. Mereka terlihat seperti suatu keajaiban, tapi sebenarnyaperistiwa itu hanyalah sebuah tarian dari seorang laki-laki, yang bernama Xbalanque.“Bangunlah!” kata Xbalanque, dan serta merta pula [Hunahpu] pun bangkit, hidup kembali. Mereka[kedua pemuda itu] sangat gembira dan raja-raja pun gembira. Suatu kenyataan bahwa mereka telah

Page 47: Popol vuh (Terjemahan)

47

membuat hati Hun-Came dan Vucub-Came gembira, dan pada akhirnya mereka merasa sepertinya merekaharus memainkan sendiri tarian itu.

“Lakukanlah hal yang sama dengan kami! Korbankan kami!” kata mereka. “Potonglah kami menjadibeberapa potongan, satu per satu!” Hun-Came dan Vucub-Came berkata kepada Hunahpu dan Xbalanque.“Baiklah; setelah itu kalian akan kembali hidup. Tentu saja kami akan melakukannya, bukankah kalianmembawa kami untuk menghibur kalian, raja-raja, dan juga anak kalian, serta para pengikut kalian?”tanya mereka kepada raja.Dan kemudian mereka pun melakukan kegiatan itu. Yang pertama mereka korbankan adalah kepalasuku dan [Raja Xibalba], yang disebut Hun-Came, Raja Xibalba.Dan setelah Hun-Came tewas, mereka menyergap Vucub-Came, dan mereka tidak menghidupkannyakembali.Para penduduk Xibalba segera melarikan diri ketika mereka melihat bahwa raja mereka telah mati danmenjadi korban. Dengan demikian keduanya telah menjadi korban. Dan dengan demikian mereka [keduapemuda] itu telah memerintahkan untuk menghukum para penduduk Xibalba. Dengan cepat pula, secaraprinsip raja Xibalba telah terbunuh. Dan Mereka tidak mengembalikan kembali kehidupan raja-raja Xibalba.Dan setelah melihat kejadian itu, raja Xibalba merasa khawatir, dan mereka memperkenalkan diri merekasebelum kedatangan para penari. Mereka tidak menemukannya, bahkan mereka tidak menarikannya.“Kasihanilah kami!” dia berkata saat mereka menemukannya.Semua anak raja Xibalba dan pengikutnya telah melarikan diri ke dalam jurang yang besar, dan merekasemua berdesak-desakan dalam gua yang sempit itu, suatu tempat yang sangat dalam. Di sana merekatelah berkumpul bersama-sama dan kemudian sekelompok ants datang dan menemukan mereka sertamengeluarkan mereka dari dalam jurang. Dengan cara ini [ants] telah mengumpulkan mereka di jalan,dan ketika mereka tiba di sana [orang-orang tersebut] mereka terlihat sangat lemah dan mengorbankandiri mereka sendiri; Mereka merasa khawatir dan sedih saat tiba di jalan itu.Dengan cara ini Raja Xibalba telah dapat dikalahkan. Hanya dengan suatu keajaiban dan melalui perubahanbentuk yang telah dilakukan oleh kedua pemuda itu, mereka dapat dikalahkan.

Bab 14Dengan segera [kedua pemuda] itu menyebutkan namanya dan memuji diri mereka sendiri di hadapanpenduduk Xibalba.“Dengarlah nama kami. Kami juga akan menceritakan kepada kalian nama ayah kami. Kami adalahHunahpu dan Xbalanque, itulah nama kami. Dan nama ayah kami yaitu orang yang telah kalian bunuhadalah Hun-Hanahpu dan Vucub-Hunahpu. Kami, telah telah melihat kalian di sini, dan kami akan menuntutbalas akan siksaan yang telah diderita oleh ayah kami. Iniilah alasannya mengapa kami membenci semuakejahatan yang telah kalian lakukan terhadap mereka. Oleh karena itu, kami akan meletakkan penghabisandari kalian semua, kami akan membunuh kalian, dan tidak ada satu pun dari kalian yang dapat melarikandiri”, jawab mereka.Dengan serta merta pula semua penduduk Xibalba bertekuk lutut, menangis.“Kasihanilah kami, Hunahpu dan Xbalanque! Ini merupakan suatu kebenaran bahwa kami telah berdosa.Kami telah melawan ayah kalian seperti yang telah kalian katakan, dan mereka telah kami kubur diPuchbal-Chah”, kata mereka.“Baiklah. Inilah hukuman dari kami, bahwa kami akan pergi untuk menceritakannya kepada kalian.Dengarkanlah ini, wahai semua penduduk Xibalba:“Sejak saat ini tidak ada kekuatan besar kalian maupun bangsa kalian yang tetap langgeng keberadaannya,dan sejak saat ini kalian patut mengasihani kedudukan kalian yang telah menjadi rendah. Tidak adawaktu lagi bagi kalian untuk bermain bola. Kalian akan menghabiskan waktu kalian untuk membuat

Page 48: Popol vuh (Terjemahan)

48

jambangan tanah, dan bak mandi serta batu untuk menggiling jagung. Hanya anak-anak semak belukardan padang pasir yang akan berbicara dengan kalian. Anak-anak bangsawan, kebudayaan pengikut kaliantidak akan bersama-sama dengan kalian. Dan Mereka akan mengabaikan keberadaan kalian. Orang yangberdosa, satu kejahatan, satu kesedihan, satu ketidak beruntungan, yaitu orang yang memberikan kepadamereka sendiri suatu sifat yang buruk, di sana ada salah satu dari mereka yang akan menyambut kalian.Tidak terlalu lama kalian akan menangkap secara tiba-tiba seseorang [untuk dikorbankan]; ingatlahbahwa kedudukan kalian telah menjadi rendah”.Semua ini telah mereka ucapkan kepada penduduk Xibalba.Dengan cara ini mereka mulai merusak dan meratapi nasib mereka. Kekuatan mereka di jaman dulutidak terlalu banyak. Mereka hanya senang terhadap orang yang melakukan kejahatan di setiap waktu.Suatu kebenaran, dalam beberapa hari, mereka tidak dapat memiliki kategori Tuhan. Selanjtunya wajahmereka yang mengerikan sangat menakutkan para penduduk. Mereka menjadi musuh, burung hantu.Mereka menghasut penduduk untuk melakukan kejahatan, dosa dan perselisihan.Mereka juga telah menanamkan suara-suara sumbang di hati mereka, hitam dan putih pada saat yangsama, dengki dan kejam menurut apa yang telah mereka katakan. Selanjutnya, mereka melukiskan danmemuaskan perasaan itu lewat wajah mereka.Melalui cara ini, maka mereka akan teringat dengan hilangnya kebesaran mereka serta kemundurankerajaan mereka.Dan melalui cara ini pula Hunahpu dan Xbalanque melakukan pembalasan dendam mereka kepadapenduduk Xibalba.Sementara itu, di tempat lain nenek mereka sedang menangis dan meratapi buluh yang telah Hunahpudan Xbalanque tanam. Buluh yang bertunas itu menjadi kering, ketika Hunahpu dan Xbalanque terbakarhabis di dalam api unggun yang besar. Akan tetapi, setelah itu buluh pun bertunas kembali. Kemudiannenek mereka menyalakan api dan membakar kemenyan terlebih dulu sebelum buluh itu menjadi kenanganatas cucu mereka. Dan hati nenek sangat gembira ketika untuk yang kedua kalinya, buluh itu kembalibertunas. Kemudian buluh itu pun dipuja oleh nenek Hunahpu dan Xbalanque, dan dia telah memanggilmereka dari tengah-tengah rumah. Nicah [pusat rumah] mereka memanggil tempat itu.“Buluh yang hijau tumbuhlah di daratan” [Cazam Ah Chatam Uleu] adalah nama mereka. Dan merekatelah dipanggil dari tengah-tengah rumah dan pusat rumah, karena di tengah-tengah rumah itulah merekamenanam buluh. Dan sejak saat itu buluh yang di tanam di tengah-tengah rumah telah menjadi suatutanaman yang biasa ditanam. Buluh hijau tumbuh menjadi tanaman. Tanaman tersebut juga telah dipanggilbuluh hijau karena mereka telah bertunas kembali. Nama yang sama telah diberikan kepada mereka olehXmucane [yang diberikan] beberapa [buluh] yang telah ditanam oleh Hunahpu dan Xbalanque sebagaiperintah bahwa mereka akan selalu diingat oleh nenek mereka.Baiklah, sekarang kita akan menceritakan ayah mereka, orang yang telah lama mati yaitu Hunahpu danVucub-Hunahpu. Mereka [Hunahpu dan Xbalanque] juga telah melihat wajah ayah mereka di Xibalbadan ayah mereka telah berbicara dengan keturunan mereka sendiri yaitu Hunahpu dan Xbalanque, yaituorang yang telah mengalahkan penduduk Xibalba.Dan di tempat inilah kedudukan ayah mereka telah diangkat oleh mereka. Mereka menghormati Vucub-Hunahpu; mereka ingin menghormatnya di tempat pengorbanan di lapangan bola. Dan pada saat yangsama mereka ingin membuat wajah Vucub-Hunahpu. Di sana mereka mencari seluruh tubuhnya, mulutnya,hidungnya, dan matanya. Mereka telah menemukan tubuhnya, tapi itu hanyalah bagian yang sangatkecil. Bagian tubuh itu tidak dapat mengucapkan namanya, ini Hunahpu. Tidak ada mulutnya yangmengatakan hal itu.Dan di sinilah cara mereka memuji ingatan ayahnya. Mereka telah meninggalkannya di sana di tempatpengorbanan di lapangan bola. “Kalian harus menjadi pemohon”, anak-anak mereka [Hunahpu danXbalanque] telah berkata kepadanya, ketika mereka telah membangun hatinya. “Kalian akan menjadi

Page 49: Popol vuh (Terjemahan)

49

yang pertama muncul, dan kalian akan menjadi yang pertama dipuja oleh anak-anak bangsawan melaluiperadaban pengikutnya. Namamu tidak akan hilang. Semua itu harus terlaksana!” Mereka berkata kepadaayahnya dan hal ini mereka lakukan untuk menghibur diri mereka sendiri. “Kami akan menuntut balasakan kematianmu, kesakitanmu dan penderitaanmu yang telah mereka timpakan kepadamu”.Jadi, inilah peristiwa perpisahan mereka ketika mereka telah siap mengalahkan semua penduduk Xibalba.Kemudian mereka pun bangkit di tengah-tengah cahaya, dan serta merta pula mereka terangkat kelangit. Salah satu dari mereka telah memberikan matahari, dan yang lainnya memberikan bulan. Dengandemikian lengkungan surga dan permukaan bumi pun bercahaya. Dan mereka telah mendiami surga.Kemudian empat ratus pemuda yang telah dibunuh Zipacna pun naik ke langit, dan mereka menjaditeman [dari kedua pemuda itu] dan keempat ratus pemuda itu telah menjadi bintang di angkasa.

Bagian IIIBab 1Kemudian, dari sinilah awal diambilnya keputusan untuk membuat manusia. Dan saat itu, sesuatu harusditemukan untuk dimasukkan ke dalam daging manusia.Dan nenek moyang, sang pencipta dan pembuat yaitu yang bernama Tepeu dan Gucumatz pun berkata:“Pada saat fajar datang pekerjaan ini harus sudah selesai dan hasil pekerjaan ini harus memelihara danmendukung pemunculan kita, anak bangsawan, peradaban pengikutnya; biarkan manusia muncul, umatmanusia, permukaan bumi”. Jadi itulah yang telah mereka katakan.Mereka berkumpul, datang bersama-sama dan mereka menguasai suatu dewan dalam kegelapan dan dimalam hari; kemudian mereka telah menemukannya dan mendiskusikannya. Di sini merekamenggambarkan dan memikirkannya. Melalui cara ini keputusan mereka menjadi jelas untuk menerangidan mereka telah menemukan dan membentuk sesuatu yang harus mereka masukkan ke dalam tubuhmanusia.Semua ini dilakukan sebelum munculnya matahari, bulan dan bintang oleh sang Pencipta dan sang Pembuat.Dari Paxil, dari Cayala, mereka telah dipanggil, datang dari telinga jagung yang kuning dan telingajagung yang putih.Inilah beberapa nama binatang yang telah membawa makanan: vac (kucing gunung), utiu (anjing hutan),quel (burung nuri yang kecil) dan hoh (gagak). Keempat binatang yang telah diberikan itu membersihkantelinga jagung yang kuning dan telinga jagung yang putih, mereka juga mengatakan padanya bahwamereka akan pergi ke Paxil dan mereka telah menunjukkan padanya jalan menuju ke Paxil.Dan dengan demikian mereka telah menemukan makanan, dan hal ini telah menjadi daging dari penciptaanmanusia, pembuatan manusia; ini adalah darahnya; dan ini merupakan darah dari pembuatan manusia.Jadi, jagung telah masuk [dalam pembentukan manusia] melalui pekerjaan yang dilakukan olehnenekmoyang.Dan dengan cara ini mereka telah dipenuhi oleh kebahagiaan, karena mereka telah menemukan daratanyang indah, penuh dengan kebahagiaan, dan berlimpah dnegan telinga dari jagung yang kuning danjagung yang putih. Dan di sini juga berlimpah dengan pataxte dan coklat, serta banyak sekali terdapatzapotes, anonas, jocotes, nantzes, matasanos, dan madu. Di tempat itu juga banyak sekali terdapatmakanan yang lezat di suatu desa yang disebut Paxil dan Cayala. Di tempat itu banyak sekali terdapatberagam makanan, yang besar dan yang kecil, tanaman yang besar dan tanaman yang kecil.Binatang-binatang itu telah menunjukkan jalan kepada mereka. Dan kemudian menunjukkan penggilinganjagung kuning dan jagung putih, Xmucane telah membuat sembilan jenis minuman, dan dari dari makananinilah muncul kekuatan dan daging manusia. Dan dengan ini mereka menciptakan otot dan kekuatan darimanusia. Semua ini dilakukan oleh nenek moyang, yang disebut juga Tepeu dan Gucumatz.Setelah mengerjakan semua itu, mereka mulai membicarakan tentang penciptaan dan pembuatan ibu danayah pertama kita: jagung kuning dan jagung putih telah dibuat menjadi daging mereka: Adonan tepung

Page 50: Popol vuh (Terjemahan)

50

jagung putih mereka buat menjadi tangan dan kaki manusia. Hanya adonan tepung jagung yang dibuatmenjadi daging dari tubuh ayah pertama kita, empat manusia yang telah diciptakan.

Bab 2Beberapa nama pertama manusia yang telah diciptakan dan dibentuk itu adalah: manusia pertama ituadalah Balam-Quitze, yang kedua, Balam-Acab, yang ketiga bernama Mahucutah dan yang keempatbernama Iqui-Balam.Itulah beberapa nama ibu dan ayah pertama kita.Perlu juga disebutkan bahwa mereka telah dibentuk dan diciptakan, mereka bukanlah ibu atau ayah.Mereka hanya disebut sebagai manusia. Mereka tidak dilahirkan oleh seorang wanita. Mereka juga tidakdilahirkan oleh Pencipta ataupun Pembuat bahkan mereka juga tidak dilahirkan oleh Nenekmoyang.Mereka muncul hanya melalui suatu keajaiban, berarti mereka ada melalui suatu mantera yang telahdicitakan dan dibuat oleh sang Pencipta, sang Pembuat, dan nenek moyang, yaitu Tepeu dan Gucumatz.Dan sepertinya mereka telah muncul menjadi manusia, mereka adalah manusia; mereka berbicara,bercakap-cakap, melihat dan mendengar, berjalan, menggenggam sesuatu; mereka adalah manusia yangbaik dan cakap, wajah mereka merupakan wajah seorang manusia.Mereka telah diberkati dengan kecerdasan; mereka dapat melihat dan otomatis mereka pun dapat melihatsesuatu yang jauh, mereka telah berhasil melihat sesuatu, mereka merenungkan belokan lengkungansurga dan permukaan bumi yang bundar.Sesuatu yang tersembunyi [karena adanya jarak] dapat mereka lihat semua, tanpa harus melakukansuatu gerakan; suatu saat mereka melihat dunia, dan sebagainya dari tempat mereka berada, merekatelah dapat melihat semuanya.Kebijaksanaan mereka sangat besar. Penglihatan mereka bisa mencapai sampai ke hutan, tebing, danau,laut, pegunungan dan orang-orang yang benar-benar mengagumkan. Mereka adalah orang yang benar-benar mengagumkan. Mereka adalah Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam.Kemudian sang Pencipta dan Pembuat bertanya kepada mereka: “Apa yang kalian pikirkan tentangkondisi kalian? Apakah kalian tidak dapat melihat? Apakah kalian tidak dapat mendengar? Apakahbahasa dan cara berjalan kalian tidak baik? Perhatikan ini! Renungkanlah dunia, perhatikan [dan lihat]saat pegunungan dan lembah mulai muncul! Lalu, cobalah untuk melihat semua itu!” Kata mereka kepada[empat manusia yang pertama kali diciptakan].Dan dengan segera mereka [empat manusia yang pertama kali diciptakan] mulai melihat semua kejadianyang terdapat di dunia. Kemudian mereka mengucapkan terima kasih kepada sang pencipta dan sangpembuat: “Kami benar-benar berterimakasih kepada kalian selama dua atau tiga jam! Kami telah diciptakan.Kami telah diberi sebuah mulut dan juga sebuah wajah. Kami dapat berbicara, kami dapat mendengar,kami dapat berpikir dan kami dapat belajar. Kami merasa sangat sempurna, dan kami dapat mengetahuisesuatu baik yang jauh maupun yang dekat. Kami juga dapat melihat sesuatu yang besar dan kecil yangterdapat di langit dan bumi. Kami mengucapkan terima kasih kepada kalian, karena kalian telahmenciptakan kami, Oh, Sang Pembuat dan Sang Pencipta! Kami berterima kasih atas semua yang telahkalian berikan kepada kami, oh Nenekku! Oh, Nenekku!” Kata mereka sebagai ungkapan terima kasihatas penciptaan dan pembentukan mereka.Mereka dapat mengetahui semuanya, dan mereka telah menguji empat sudut, empat pokok lengkunganangkasa dan permukaan bumi yang bundar.Akan tetapi, Sang Pencipta dan Sang Pembuat mendengar hal ini tanpa rasa gembira. “Hal ini tidak baikbagi ciptaan kita, hasil pekerjaan kita. Mereka telah berkata bahwa mereka mengetahui semua, baikyang besar maupun yang kecil”, kata Sang Pencipta dan Sang Pembuat. Dan juga karena hal iniNenekmoyang kembali memberikan nasihat.“Apa yang seharusnya kami lakukan terhadap mereka sekarang? Biarkan pandangan mereka hanya dapat

Page 51: Popol vuh (Terjemahan)

51

mencapai sesuatu yang dekat; biarkan mereka hanya dapat melihat sebagian kecil dari permukaan bumi!Apa yang telah mereka katakan adalah sesuatu yang tidak baik. Mungkinkah, mereka tidak diciptakanmelalui karya yang bersifat sederhana dari hasil pembuatan kita? Haruskah mereka juga menjadi sepertiTuhan? Dan apakah mereka tidak bereproduksi dan berkembang biak saat fajar menjelang, ketika matahariterbit? Dan apa yang akan terjadi jika mereka tidak berkembang biak?” Jadi, itulah yang telah merekakatakan.“Marilah kita periksa sedikit keinginan mereka, karena hasrat mereka yang telah kita perhatikan itukelihatannya tidak baik. Haruskah mereka diberi kesempatan yang sama dengan yang kita miliki sendiri,Pembuat mereka, makhluk yang dapat melihat sesuatu, makhluk yang mengetahui segala sesuatu danmakhluk yang dapat melihat segalanya?”Jadi itulah yang telah dibicarakan oleh Hati Surga, Huracan, Chipi-Caculha, Raxa-Caculha, Tepeu,Gucumatz, Nenekmoyang, Xpiyacoc, Xmucane, Sang Pencipta dan Sang Pembuat. Kemudian, setelahmereka berbincang-bincang, dengan segera mereka mengubah sifat dari hasil kerja mereka, ciptaan mereka.Kemudian, Hati Surga pun memasukkan kabut ke dalam mata mereka, sehingga mendung menghalangipandangan mereka ketika seberkas cahaya terkuak.Melalui cara ini, kearifan dan semua pengetahuan dari empat makhluk pertama yang diciptakan, asal-usul, permulaan [ras bangsa Quiche] telah dihancurkan.Melalui cara ini, telah diciptakan dan dibentuk kakek kita, ayah kita oleh Hati Surga, Hati Bumi.

Bab 3Setelah peristiwa itu, kemudian diciptakanlah istri mereka, dan istri mereka pun terjelma. Tuhan sendiriyang telah membuat semua itu dengan hati-hati. Dan juga, ketika mereka [laki-laki] sedang tidur, mereka[istri-istri] datang, mereka benar-benar cantik, istri mereka, telah ada di sisi mereka yaitu di sampingBalam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam.Dan saat mereka terbangun, disamping mereka telah ada istri-istri mereka. Dan serta merta pula hatimereka telah terisi dengan kegembiraan, karena kehadiran istri-istri tersebut.Nama istri-istri mereka adalah Caha-Paluna yaitu istri dari Balam-Quitze; Chomilha adalah istri dariBalam-Acab; Tzununiha adalah istri dari Mahucutah; dan Caquixaha adalah istri dari Iqui-Balam. Itulahnama istri-istri mereka, yaitu wanita-wanita yang terkenal.Mereka telah mengandung manusia, yaitu suku bangsa yang kecil dan besar. Dan mereka adalah asal-usul dari kita, yaitu suku bangsa Quiche.Di sana banyak terdapat Pendeta dan Pengorban hasil pembuatan sang Pencipta, bukan hanya empatmakhluk yang telah diceritakan. Akan tetapi, empat makhluk yang telah diceritakan di atas adalah nenekmoyang kami, penduduk Quiche.Nama-nama mereka satu sama lain berbeda saat mereka berkembang biak di wilayah timur. Inilah beberapanama suku bangsa yang ada di sana, yaitu: Tepeu, Oloman, Cohah, Qeuenech, Ahau. Belahan duniabagian timur merupakan tempat penduduk tersebut berkembang biak.Permulaan yang perlu diketahui juga adalah bahwa di sana juga terdapat Tamub dan Ilocab yaitu sukubangsa yang datang bersama-sama dari dunia bagian Timur.Balam-Quitze adalah kakek dan ayah yang mendiami sembilan rumah besar di Cavev; Balam-Acab yaitukakek dan ayah yang tinggal di sembilan rumah besar di Nimhaib; Mahucutah adalah kakek dan ayahyang menempati empat rumah besar di Ahau-Quiche.Itulah tiga kelompok keluarga yang masih ada di sana, tapi mereka tidak melupakan nama kakek danayah mereka, yaitu orang-orang yang telah tersebar dan berkembang biak di wilayah timur.Tamub dan Ilocab juga datang, dan ke-13 pangkal penduduk, ke-13 Tecpan, dan beberapa pendudukRabinal, Cakchiquel, beberapa penduduk Tziquinaha, dan Zacaha serta Lamaq, Cumatz, Tuhalha,Uchubaha, beberapa penduduk dari Chumilaha, beberapa penduduk dari Quibaha, Batenaba, Aculvina,

Page 52: Popol vuh (Terjemahan)

52

Balamilha, Canchacel, dan Balam-Cob.Di sana hanya ada beberapa suku bangsa yang utama, pangkal dari orang-orang yang telah kita tunjukkan.Hanya satu suku bangsa utama yang akan kita bicarakan. Beberapa suku bangsa berasal dari setiapkelompok penduduk, tapi kita tidak akan menulis nama-nama mereka. Mereka juga telah berkembangbiak di sana, di wilayah timur belahan dunia bagian timur.Walaupun begitu, mereka tidak mendukung ataupun memelihara [Tuhan mereka]; mereka hanyamenengadahkan wajah mereka ke angkasa; dan mereka tidak mengetahui mengapa mereka telah datangsejauh yang mereka lakukan.Di sanalah tempat mereka berada dalam jumlah yang besar, manusia kulit hitam dan manusia kulit putih,manusia dari berbagai golongan, manusia dari bermacam bahasa. Sesuatu yang sangat indah untukmendengar cerita mereka.Di sanalah terdapat beberapa generasi bangsa yang mendiami dunia [bumi]. Di sana terdapat beberapapenduduk negara yang wajahnya tidak dapat kita lihat. Mereka tidak memliki rumah, mereka hanyamengembara melewati daerah berhutan yang kecil dan besar. Mereka seperti orang-orang bodoh. Jadihal itu telah diceritakan sebagai sesuatu hal yang merendahkan makhluk dari kayu. Jadi, seperti telahdikatakan di atas, mereka berada di sana, di tempat mereka dapat melihat matahari terbit.Bahasa percakapan mereka semua sama. Mereka tidak memohon kepada kayu ataupun batu, dan merekatelah mengingat ucapan sang Pencipta dan sang Pembuat, Hati Surga, Hati Bumi.Melalui cara ini mereka berbicara, ketika mereka berpikir tentang munculnya sang fajar. Dan merekatelah mengangkat doanya, pemuja dunia [Tuhan], mencintai, menurut dan takut, mengangkat wajahnyake angkasa ketika mereka bertanya kepada anak perempuan dan anak laki-lakinya:“Oh kau, Tzacol, Bitol! Lihatlah kami dengarkan kami! Jangan tinggalkan kami, jangan abaikan kami.Oh, Tuhan yang telah menghiasi surga dan bumi, Hati Surga, Hati Bumi! Berikan kami keturunan,kesuksesan, sepanjang matahari bergerak dan di sana akan terdapat cahaya. Biarkan fajar menjelang;biarkan hari datang!Berikan kami beberapa jalan yang baik, jalan yang lurus! Dapatkah orang-orang memiliki kedamaian,banyak kedamaian, dan dapatkah mereka menjadi bahagia, dan berikan kami, kehidupan yang baik danbermanfaat bagi keberadaan kami! Oh, kau Huracan, Chipi-Caculha, Raxa-Caculha, Chipi-Nanaual,Raxa-Nanauac, Voc, Hunahpu, Tepeu, Gucumatz, Alom, Qaholom, Xppiyacoc, Xmucane, NenekMatahari, Nenek Cahaya, Biarkan Fajar menjelang, dan biarkan cahaya datang.Jadi, mereka telah berbicara ketika mereka melihat dan memohon kedatangan matahari, tibanya hari;dan pada saat yang sama mereka telah melihat matahari terbit, mereka menatap bintang pagi, bintangbesar, yang datang sebelum matahari, yang telah menerangi lengkungan angkasa dan permukaan bumi,dan menerangi langkah-langkah manusia yang telah diciptakan dan dibuat.

Bab 4Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam berkata, “Biarkan kami menunggu datangnyahari!” Jadi itulah yang telah dikatakan sebagai kearifan manusia yang besar, manusia penerang, pendetadan pengorban. Jadi inilah yang mereka katakan.Ibu pertama kami dan ayah pertama kami saat itu tidak memiliki kayu ataupun batu untuk disimpan; tapihati mereka telah lelah menunggu kedatangan matahari. Semua suku bangsa dan penduduk Yaqui, jugapendeta dan pengorban, serta yang lainnya telah menunggu terbitnya matahari.“Marilah kita pergi, marilah kita meneliti dan melihat jika tanda-tanda suku bangsa kita selamat; jika kitamenemukan apa yang harus kita bakar sebelum mereka. Untuk menjadi seperti kita. Di sana tidak adaseorang pun yang mengawasi kita”, kata Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah dan Iqui-Balam.Dan ketika mendengar sebuah kota, mereka pun pergi ke sana.Sekarang akan kita ceritakan tempat itu. Tempat tersebut adalah tempat tinggalnya Balam-Quitze, Balam-

Page 53: Popol vuh (Terjemahan)

53

Acab, Mahucutah dan Iqui Balam serta beberapa penduduk dari Tamub dan Ilocab. Mereka semua telahpergi ke tempat itu yang bernama Tulan-Zuiva, Vucub-Pec?, Vucub-Zivan. Itulah nama kota tempatmereka pergi untuk menerima Tuhan mereka.Jadi, semuanya telah tiba di Tulan. Suatu hal yang tidak mungkin untuk menghitung jumlah orang yangtiba di sana. Banyak sekali beragam orang yang datang dan berjalan dengan tertib.Kemudian, muncullah Tuhan mereka; yaitu Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah dan Iqui-Balam.Mereka adalah orang-orang yang telah mengisi dengan kegembiraan: “Pada akhirnya kami telahmenemukan apa yang telah kami teliti!” kata mereka.Dan yang pertama adalah kemunculan Tohil. Begitulah nama Tuhan ini disebut. Dan Balam-Quitze telahmeletakkan Dia di punggungnya, dalam dadanya. Serta merta Tuhan yang disebut Avilix pun muncul,dan Balam-Acab telah membawanya. Tuhan yang bernama Hacavitz telah dibawa oleh Mahucutah; danIqui-Balam telah membawa Tuhan yang lainnya yang bernama Nicahtacah.Dan bersama-sama dengan penduduk Quiche, mereka juga telah menerima beberapa penduduk Tamub.Dan dengan cara yang sama Tohil merupakan nama dari Tuhan Tamub yaitu orang yang telah diterimasebagai kakek dan ayah dari Raja Tamub. Ini merupakan pengetahuan kita hari ini.Tempat yang ketiga ini adalah Ilocab. Tohil juga merupakan nama Tuhan yang telah diterima oleh Kakekdan Ayah Raja-raja yaitu orang-orang yang telah kita kenal hari ini.Dengan cara yang sama, tiga bangsa Quiche [kelompok] telah memberikan nama mereka dan merekatidak terpisah, karena mereka telah memiliki Tuhan yang bernama sama, Tohil Quiche, Tohil Tamub dan[Tohil] Ilocab; hanya satu nama Tuhan, dan oleh karena itu tiga bangsa Quiche [kelompok] terbagi.Suatu kebesaran termasuk di dalamnya adalah kebaikan dari ketiganya yaitu Tohil, Avilic dan Hacavitz.Kemudian semua penduduk pun tiba di sana. Beberapa di antaranya berasal dari Rabinal Cackchiquel,Tziquinaha. Dan beberapa orang yang sekarang kita sebut Yaqui. Dan ketika mereka tiba di sana, bahasapercakapan mereka telah berubah, ucapan mereka menjadi berbeda. Mereka tidak memahami ucapan diantara mereka sendiri dengan jelas ketika tiba di Tulan. Di sana mereka telah terbagi. Beberapa orangyang tiba di sana telah melanjutkan perjalanan ke Timur, tapi sebagian tiba di sini.Dan pakaian mereka hanya terbuat dari kulit binatang; mereka tidak memiliki pakaian yang baik untukdikenakan. Hanya kulit binatang yang menjadi pakaian mereka. Mereka sangat miskin mereka tidakmemiliki apa-apa, tapi mereka memiliki sifat seorang manusia biasa.Ketika mereka tiba di Tulan-Zuiva, Vucub-Pec, Vucub Zihan, kebudayaan kuno menceritakan bahwamereka telah mengadakan perjalanan jauh dalam kewajaran untuk sampai di sana.Dan mereka tidak memiliki api. Hanya penduduk Tohil yang memiliki api.Dia adalah Tuhan dari ras yang pertama kali menciptakan api. Tidak diketahui bagaimana api tercipta,karena api telah menyala saat Balam-Quitze dan Balam-Acab melihatnya.“Ah, kami tidak memiliki api saat ini! Kami akan mati kedinginan”, kata mereka. Kemudian Tohil berkatakepada mereka! “Jangan khawatir! Apa yang kamu miliki akan menjadi api yang hilang seperti yangtelah kamu bicarakan. Kepunyaanmu sesuatu yang telah kalian bicarakan yaitu api yang hilang”, kataTohil kepada mereka.“Benarkah? Oh, Tuhan, Pendukung kami, pemelihara kami, engkau Tuhan kami!” kata mereka, kembalimengucapkan terima kasih.Dan Tohil pun menjawab: “Baiklah, sebenarnya, saya adalah Tuhan Kalian; jadi semuanya akan terjadi!Sayalah Raja kalian; jadi biarkanlah semuanya terjadi!” Jadi itulah yang telah dikatakan kepada Pendetadan Pengorban oleh Tohil. Dan melalui cara ini suku bangsa telah menerima api dan mereka sangatgembira karenanya.Serta merta pertunjukkan yang besar mulai turun ketika api yang dimiliki suku bangsa itu menyala.Beberapa hujan es mulai jatuh ke tempat semua suku bangsa dan api pun padam karenanya. Dan kembaliapi yang telah dimiliki mereka padam.

Page 54: Popol vuh (Terjemahan)

54

Kemudian Balam-Quitze dan Balam-Acab pun kembali bertanya pada Tohil soal api. “Oh, Tohil, kamibenar-benar mati kedinginan!” kata mereka kepada Tohil.“Baiklah, jangan khawatir”, jawab Tohil, dan serta merta api pun tercipta, berputar di sekitar sepatunya.Saat itu Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam gembira dan dengan segera badanmereka pun menjadi hangat.Sekarang, api yang dimiliki para penduduk [vucamag] juga telah hilang dan mereka sangat kedinginan.Dengan segera mereka datang untuk meminta api kepada Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah danIqui-Balam. Mereka tidak tahan dingin atau pun es. Mereka mengigil dan gigi mereka bergemeretuk.Badan mereka kaku; kaki dan tangan mereka pun kaku, serta tangan mereka tidak dapat memegangapapun, saat mereka tiba di sana.“Kami tidak merasa malu datang kepada kalian untuk meminta sedikit api yang kalian miliki”, katamereka, akan tetapi kedatangan mereka tidak diterima dengan baik. Dan suku bangsa itu pun menjadisangat sedih.“Bahasa Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah dan Iqui-Balam berbeda dengan kita! Kita telahmengucapkan bahasa kita! Apa yang harus kita lakukan? Kita akan mati. Bagaimana kita berbohong,kita hanya memiliki satu bahasa ketika kita tiba di Tulan; Kita telah diciptakan dan dididik dengan carayang sama. Apa yang telah kita kerjakan adalah sesuatu yang tidak baik”, kata semua suku bangsa ketikamereka berkumpul dibawah pohon, dibawah tanaman merambat.Kemudian seorang laki-laki datang ke hadapan Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah dan Iqui-Balam.Laki-laki itu adalah pesuruh Xibalba, dia berkata: “Ini adalah satu kebenaran, Tuhan kalian. Dia merupakandukungan kalian, oleh karena itu dia adalah perwakilan, ingatan pencipta kalian dan pembuat kalian.Jangan berikan api kepada suku bangsa tersebut sampai mereka menyajikan sumbangan untuk Tohil. Halini tidak diperlukan bahwa mereka telah memberikan sesuatu kepada kalian. Tanyalah Tohil apa yangmereka harus berikan saat mereka datang untuk menerima api”, kata manusia dari Xibalba. Dia telahmemiliki sayap seperti sayap seekor kelelawar. “Saya diutus oleh penciptamu, pembuatmu”, kata manusiadari Xibalba.Kemudian, hati mereka telah dipenuhi dengan kegembiraan, dan Tohil, Avilix serta Hacavitz juga gembirasaat manusia dari Xibalba berbicara yaitu, orang yang menghilang dengan serta merta di hadapan mereka.Akan tetapi, suku bangsa tersebut tidak mati ketika mereka datang. Walaupun mereka benar-benarkedinginan. Di sana banyak sekali terjadi hujan es, hujan yang lebat dan kabut, serta cuaca dingin yangtak terlukiskan.Semua suku bangsa tersebut badannya bergetar dan menggigil kedinginan ketika mereka datang ketempat Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam. Hati mereka amat susah dan mulutserta mata mereka terlihat sedih.Suatu peristiwa dimana pengemis telah datang kepada Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, danIqui-Balam, seraya berkata: “Apakah kalian tidak kasihan kepada kami? Kami hanya meminta sedikitdari api yang kalian miliki. Mungkinkah kami tidak akan bersama-sama dan bersatu kembali? Tidakdapatkah kami memiliki rumah dan negara yang sama saat kami diciptakan, ketika kami dibuat? Kasihanilahkami!” kata mereka.“Apa yang akan kalian berikan kepada kami, jika kami mengasihani kalian?” tanya mereka.“Baiklah, kami akan memberi kalian uang”, jawab suku bangsa tersebut.“Kami tidak ingin uang”, kata Balam-Quitze dan Balam-Acab.“Lalu apa yang kalian inginkan?” tanya suku bangsa tersebut.“Kami akan menanyakannya kepada Tohil sekarang”, kata Balam-Quitze.“Baiklah”, kata suku bangsa tersebut.“Kami akan menanyakannya pada Tohil, dan kemudian kami akan menceritakannya kepada kalian”,jawab mereka.

Page 55: Popol vuh (Terjemahan)

55

“Apakah kami harus memberikannya, Oh Tohil? Mereka telah datang untuk meminta api milikmu?”tanya Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah dan Iqui-Balam.“Baiklah! Apakah mereka akan memberikan pinggang dan ketiak mereka? Apa mereka ingin sayamerangkul mereka? Walaupun mereka ingin melakukan semua itu, kami tetap akan memberikan apikepada mereka”, jawab Tohil.“Katakan pada mereka bahwa api akan datang kemudian, dan mereka tidak akan memberikan pinggangdan ketiak mereka untukku sekarang. Jadi itulah yang telah diperintahkan Tohil kepada kita yang akandisampaikan kepada kalian, kalian akan mengatakan”. Inilah jawaban yang diberikan Tohil kepada Balam-Quitze, Balam-Acab, Mahucutah, dan Iqui-Balam.Kemudian mereka pun memberikan pesan Tohil: “Baiklah, kami akan bergabung dengan kalian dan kamiakan merangkulnya”, kata mereka [para penduduk] ketika mereka mendengar pesan Tohil yang telahdikatakan kepada mereka. Dan mereka tidak menunggu bergerak. “Baiklah”, kata mereka, “tapi semuanyaakan datang dengan segera!” Dan dengan segera mereka telah menerima api. Kemudian, mereka punmenjadi hangat.

* * *