22
BAI’ (JUAL-BELI)/ (SALE AND PURCHASE)

Ppt jual beli syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ppt jual beli syariah

BAI’ (JUAL-BELI)/

(SALE AND PURCHASE)

Page 2: Ppt jual beli syariah

BAI’ (JUAL-BELI)

Page 3: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAH

Murabahah adalah satu bentuk jual-beli yang bersifat amanah.

Definisi secara fiqh: Bai’ al-Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana transaksi jual-beli tersebut menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual-belikan termasuk harga pokok pembelian dan keuntungan yang diambil.

Bai’ al-Murabahah dapat di lakukan untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut sebagai murabahah kepada pemesan pembelian (KPP).

Page 4: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAHLandasan Syariah

Al-Qur’an

بوا الر م وحر البيع ه الل ......وأحل“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..”

(al-Baqarah : 275)

Al-Hadits

Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasullulah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di

dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan

rumah, bukan untuk di jual.“ (HR Ibnu Majah).

Page 5: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAHRukun jual beli murabahah yang disepakati oleh jumhur ulama adalah:1)Penjual (ba’i), yaitu pihak yang memiliki barang untuk dijual atau pihak yang ingin menjual barangnya. Dalam transaksi pembiayaan murabahah di perbankan syariah merupakan pihak penjual.2)Pembeli (musytari) yaitu pihak yang membutuhkan dan ingin membeli barang dari penjual, dalam pembiayaan murabahah nasabah merupakan pihak pembeli.3)Barang/objek (mabi’) yaitu barang yang diperjual belikan. Barang tersebut harus sudah dimiliki oleh penjual sebelum dijual kepada pembeli, atau penjual menyanggupi untuk mengadakan barang yang diinginkan pembeli.4)Harga (tsaman). Harga yang disepakati harus jelas jumlahnya dan jika dibayar secara hutang maka harus jelas waktu pembayaranya.5)Ijab qabul (sighat) sebagai indikator saling ridha antara kedua pihak (penjual dan pembeli) untuk melakukan transaksi.

Page 6: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAH

Syarat Bai’ al-Murabahaha. Penjualan memberitahu biaya modal kepada nasabah.b. Kontrak pertama harus syah sesuai dengan rukun yang di tetapkan.c. Kontrak harus bebas dari riba.d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.e. Penjualan harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian misalnya jika pembelian di lakukan secara utang.

Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan :

Melanjutkan pembelian seprti apa adanya,Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang di

jual,Membatalkan kontrak.Bila produk tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah murabahah

kepada pemesan pembelian (murabahah KPP)

Page 7: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAH

Beberapa Ketentuan Umum dari Bai’ al-Murabahah:

a. Jaminan

b. Utang dalam murabahah KPP

c. Penundaan pembayaran oleh debitor mampu

d. Bangkrut

Aplikasi dalam Perbankan

Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk

pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik

domestik maupun luar negri, seperti melalui letter of credit

(L/C). Tetapi tidak tepat, apabila diterapkan pada skema modal

kerja.

Page 8: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAH

Manfaat Bai’ al-Murabahah:Bai’ al-murabahah memberi banyak manfaat kepada

bank syariah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.

Resiko yang harus diantisipasi dalam akad Bai’ al-Murabahah:

1. Default atau kelalaian

2. Fluktuasi harga komparatif

3. Penolakan nasabah

4. Dijual

Page 9: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL- MURABAHAH

Page 10: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAM

As-salam merupakan istilah dalam bahasa Arab yang mengandung makna penyerahan.

Dalam pengertian yang sederhana, bai’ as-salam berarti pembelian barang yang di serahkan di kemudian hari atau ditangguhkan, sedangkan pembayaran di lakukan dimuka menurut syarat-syarat tertentu.

Page 11: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAMLandasan Syariah:

a.Al-Qur’an: Qs. Al-Baqarah:282

فاكتبوه مسمى أجل "لى إ "دين ب تداينتم "ذا إ آمنوا ذ"ين ال ها أي � ياb.Al- Hadits: HR Ibnu Majah

( , , معلوم أجل "لى إ معلوم ووزن معلوم كيل ف"ي فليسل"ف تمر ف"ي أسلف من ) Rukun Bai’ as-Salam:

1.Muslam atau pembeli

2.Muslam ilaih atau penjual

3.Modal atau uang

4.Muslam fiihi atau barang

5.Sighat atau ucapan

Page 12: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAMSyarat Bai’ as-Salam:

a. Modal Transaksi Bai’ as-Salam

1) Harus Diketahui

2) Penerimaan Pembayaran Salam

b. Al-Muslam Fiihi (Barang)1) Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang2) Harus bisa diidentifikasi secara jelas untuk mengurangi kesalahan akibat kurangnya

pengetahuan tentang macam barang tersebut3) Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari.4) Kebanyakan ulama mensyaratkan penyerahan barang harus ditunda pada suatu waktu

kemudian, tetapi mazhab Syafi’i membolehkan penyerahan segera.5) Bolehnya menentukan tanggal waktu di masa yang akan datang untuk penyerahan barang.6) Tempat penyerahan7) Penggantian muslam fiihi dengan barang lain.

Page 13: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAM

Page 14: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAMSalam Paralel:Salam pararel berarti melaksanakan dua transaksi Bai’ as-salam antara bank dan nasabah, dan

antara bank dan pemasok (suplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan.

Modal/harga yang dibayarkan dalam salam tidak boleh dalam bentuk utang, melainkan bentuk

tunai yang dibayarkan segera.

Perbedaan Bai’ as-Salam dengan Ijon:Dalam ijon, barang yang dibeli tidak diukur atau ditimbang secara jelas dan spesifik. Demikian

juga penetapan harga beli, sangat bergantung kepada keputusan sepihak si tengkulak yang

seringkali sangat dominan dan menekan petani yang posisinya lebih lemah.

Adapun transaksi Bai’ as-salam mengharuskan adanya dua hal berikut1) Adanya keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak2) Pengukuran dan spesifikasi barang yang jelas.

Page 15: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAM

Aplikasi dalam Perbankan•Bai’ as-salam biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan.•Ba’i as-salam juga dapat diaplikasikan pada pembiayaan barang industri.

ManfaatManfaat Bai’ as-salam adalah sellisih harga yang didapat dari nasabah dengan harga jual kepada pembeli.

Page 16: Ppt jual beli syariah

BAI’ AS-SALAM

muslammuslam

Page 17: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL-ISTISHNA’

Istishna’ atau pemesanan secara bahasa artinya: meminta di buatkan.Secara muamalah, istishna’ berarti suatu perjanjian jual-beli antara mustashni’ (pemesan/pembeli) dan shani’ (produsen/penjual), dimana barang (mashnu’) yang akan diperjual-belikan harus dipesan terlebih dahulu dengan kreteria yang jelas.

Page 18: Ppt jual beli syariah

Landasan Syariah:Mengingat bai’ al-istishna’ merupakan lanjutan dari bai’ as-salam maka secar umum landasan

syariah yang berlaku pada bai’ as-salam juga berlaku pada bai’ al-istishna’. Meskipun demikian, mazhab Hanafi menyetujui kontrak istishna’ atas dasar istishan karena

alasan-alasan berikut ini.a. Masyarakat telah mempraktikkan bai’ al-istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada

keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan bai’ al-istishna’ sebagai kasus ijma atau konsensus umum.

b. Di dalam syariah dimungkinkan adanya penyimpangan terhadap qiyas berdasarkan ijma ulama.

c. Keberadaan bai’ al-istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat.d. Bai’ al-istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak

bertentangan dengan nash atau aturan syariah.Sebagian fuqaha kontemporer berpendapat bahwa bai’ al-istishna’ adalah sah atas dasar qiyas

dan aturan umum syariah karena itu memang jual-beli biasa dan si penjual akan mampu mengadakan barang tersebut pada saat penyerahan. Demikian juga kemungkinan terjadi perselisihan atas jenis dan kualitas barang dapat diminimalkan dengan pencantuman spesifikasi dan ukuran-ukuran serta barang material pembuatan barang tersebut.

BAI’ AL-ISTISHNA’

Page 19: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL-ISTISHNA’Istishna’ ParalelDalam sebuah kontrak bai’ al-istishna’, bisa saja pembeli mengijinkan pembuat menggunakan

sub kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut. Dengan demikian, pembuat dapat membuat kontrak istishna’ kedua untuk memenuhi kewajiban pada kontrak pertama. Kontrak baru ini dikenal sebagai istishna’ paralel.

Beberapa konsekuensi saat bank islam menggunakan kontrak istishna’ paralel:• Bank Islam sebagai pembuat pada kontrak pertama merupakan satu-satunya pihak yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajibannya. Istishna’ paralel atau subkontrak untuk sementara harus dianggap tidak ada. Dengan demikian, sebagai Shani’ pada kontrak pertama, bank tetap bertanggung jawab atas setiap kesalahan, kelalaian, atau pelanggaran kontral yang berasal dari kontrak paralel.

• Penerima subkontrak pembuatan pada istishna’ paralel bertanggungjawab terhadap bank islam sebagai pemesan. Dia tidak mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah pada kontrak pertama akad. bai’ al-istishna’ kedua merupakan kontrak paralel, tetapi bukan merupakan bagiam atau syarat untuk kontrak pertama. Dengan demikian, kedua kontrak tersebut tidak mempunyai kaitan hukum sama sekali.

• Bank sebagai shani’ atau pihak yang siap membuat atau mengadakan barang, bertanggung jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan subkontraktor dan jaminan yang timbul darinya. Kewajiban inilah yang membenarkan keabsahan istishna’ paralel, juga menjadi dasar, bahwa bank boleh memungut keuntungan kalau ada.

Page 20: Ppt jual beli syariah

BAI’ AL-ISTISHNA’

Page 21: Ppt jual beli syariah

Perbedaan As-Salam dan Al-Istishna’

Page 22: Ppt jual beli syariah

TERIMA KASIH