13
KLASIFIKASI TEKSTIL Nama Kelompok : 1.Ainun Nova Damahadi ( 01 ) 2.Brilian Sayekti ( 06 ) 3.Gita Rhestu Triakusumaningrum ( 14 ) 4.Ifham Ilmy Hakim

Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

KLASIFIKASI TEKSTILNama Kelompok :1. Ainun Nova Damahadi (

01 )2. Brilian Sayekti (

06 )3. Gita Rhestu

Triakusumaningrum ( 14 )4. Ifham Ilmy Hakim (

17 )5. Ratna Kurniawati (

27 )6. Siti Amanah Nur Arifah

( 32 )

Page 2: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

KLASIFIKASI TEKSTIL

KAIN YANG DIBUAT DARI BENANG KAIN YANG DIBUAT TIDAK MENGGUNAKAN BENANG

KAIN YANG DIBUAT TANPA MENGGUNAKAN SERAT, BENANG

MAUPUN FILAMEN

Page 3: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Kain yang dibuat dari benang

• Metode Anyaman (Interlacing)1. Menggunakan proses pertenunan

atau weaving.2. Alat berupa alat tenun mesin/bukan.3. Hasilnya berupa kain tenun

• Metode Jeratan (Interplooping)1. Menggunakan proses merajut atau

knitting.2. Alat berupa jarum berkait/berlidah.3. Hasil berupa kain rajut.

Page 4: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

• Metode Jalinan (Intertwisting)1. Menggunakan proses merenda.2. Hasilnya berupa kain renda.

• Metode Kepangan (Braiding)1. Menggunakan proses penganyaman

tiga helai benang/lebih.2. Hasilnya berupa helai pita, tali

sepatu, parasut, tali pramuka dan lain-lain.

Page 5: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Kain yang dibuat tidak menggunakan benang

• Metode Pengempaan ( Felting )

Kain hasil pengempaan berwujud susunan kain yang langsung dari serat wol tanpa jahitan, paling ideal serat wol dikerjakan dengan menggunakan air panas dan tekanan.Kain wol dikerjakan dalam air sabun hangat atau larutan asam lemah dan diberi tekanan serta putaran sampai mengerut ( 10-25 % ) . Proses ini disebut fulling atau milling yang bertujuan agar kain wol menjadi lebih padat dan tebal

Page 6: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

• Metode Pengepresan ( Bonding )

1. Merupakan proses pengepresan serat tekstil ke dalam bentuk lapisan (thin sheet) atau web hingga saling melekat dengan perataraan adhesive atau plastik.

2. Hasilnya disebut bonded fabrics (kain press), web fabrics (kain jaring), dan non-woveen fabrics (kain non tenun).

3. Bahan : serat kapas, rayon, asbes, asetat, nilon, akrilik, dan polyester.

4. Biasanya untuk lap tangan, serbet, saringan, dan lain-lain.

Page 7: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

• TEKNIK PENYEMPROTAN ( SPRAYED FIBER FABRICS )

Teknik ini menggunakan cairan lengket ( viscous ) yang cepat menggumpal, disemprotkan ( spray ) dengan tekanan udara yang hasilnya berupa serat serat yang dikumpulkan di atas suatu permukaan datar yang berlubang.

• Hasil proses laminating

Menggunakan beberapa lapis kain tenun yang sudah jadi untuk di rekatkan dengan bahan perekat.

Page 8: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Kain yang dibuat tanpa menggunakan serat benang maupun filament

• Kain tappaDibuat dengan menumbuk beberapa lapisan tipis, Kainnya mirip dengan kertas krep.

Page 9: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Contoh kertas krep sendiri :

Kertas yang sering digunakan sebagai hiasan di acara ulang tahun.

Page 10: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

• KertasDiperluas fungsinya sebagai bahan tekstil untuk pakaian dan perlengkapan rumah tangga. Selain untuk kebutuhan sekolah kertas juga dapat berfungsi sebagai bahan tekstil.

Page 11: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

• Lembaran plastic dan filmDibuat melalui metode resin compounding dengan proses calendaring. Hasilnya ada yang berwujud sangat tipis dan transparent seperti cellophane (mika plastik) dan adapula yang berat dan tebal.  Terdapat pula lembaran plastic yang menyerupai kulit untuk keperluan pembungkus tempat duduk dan lain lain.

Page 12: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil

Adapula lembaran plastic yang digunakan untuk lapisan bagian belakang kain tenun atau kain rajut. Selain itu, plastic sudah lazim digunakan untuk jas hujan.

Page 13: Prakarya Kewirausaaan-Klasifikasi Tekstil