Click here to load reader
Upload
mul-yadi
View
567
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu dan
terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi baik lisan
ataupun tulisan. Hal ini telah diuraikan dalam perangkat pengajaran tentang hal-
hal yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa indonesia
di sekolah menuntut siswa menguasai berbagai keterampilan yaitu membaca,
menyimak, menulis dan berbicara.
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu;
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menutut Henry G. Tarigan
(2009:41), keempat keterampilan berbahasa ini merupakan catur-tunggal.
Dikatakan catur tunggal karena satu keterampilan tidak bisa dipisahkan dengan
keterampilan lainnya. Mereka memiliki hubungan dan saling keterkaitan satu
sama lainnya. Ketika seorang memiliki keterampilan menyimak yang baik itu
akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan lainnya. Seorang pembicara yang
baik adalah mereka yang memliki keterampilan dalam membaca karena tentunya
akan memiliki banyak topik dan pemikiran luas untuk dibicarakan.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP, keterampilan
berbahasa tersebut disusun dalam silabus mata pelajaran bahasa indonesia dengan
memperhatikan hakikat bahasa sebagai sarana komunikasi. Selain itu, penyusunan
2
silabus ini juga mempertimbangkan bagaimana karakteristik peserta didik,
pertimbangan tersebut yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Pada kurikulum KTSP tingkat sekolah menengah pertama khususnya kelas
tujuh, keempat keterampilan berbahasa ini dapat kita lihat pada silabus
pembelajaran baik pada semester ganjil ataupun semester genap. Pada semeter
ganjil, keterampilan menyimak dapat kita lihat pada standar kompetensi ke-1 dan
ke-5. Keterampilan kerbicara pada standar kompetensi ke-2 dan ke-6.
Keterampilan membaca pada standar kompetensi ke-3 dan ke-7. Keterampilan
menulis pada standar kompetensi ke-4 dan ke-8.
Fokus pembahasan penulis yaitu pada keterampilan membaca sesuai
dengan judul penelitian yang nanti akan penulis lakukan. Keterampilan membaca
yang terdapat pada standar kompetensi ke-3 meliputi; membaca pengumuman,
membaca memindai, membaca cepat 200 kata permenit, membaca tabel dan
diagram dan membaca teks perangkat upacara. Sementara itu, pada standar
kompetensi ke-7, keterampilan membaca yang diajarkan yaitu membaca puisi dan
buku cerita anak.
Selanjutnya, pada standar kompetensi ke-3: membaca dan memahami
beragam teks non sastra dengan cara membaca dengan kompetensi dasar ke-4:
membaca tabel/diagram. Bertujuan agar siswa mampu membaca tabel dan
diagram, menemukan informasi, menjelaskan isi tabel, menyampaikan pertanyaan
tentang isi tabel dan mengubah tabel menjadi bentuk narasi. Kita temukan bahwa
keterampilan membaca merupakan bagian dari kegiatan pengajaran yang penting
untuk diajarkan di sekolah. Tentunya kita harus kembali melihat bagaimana
3
kemampuan membaca dalam pengajaran bahasa Indonesia mampu menciptakan
peserta didik yang mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan ataupun
tulisan sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa indonesia itu sendiri.
Membaca tabel dan diagram terkadang dianggap mudah. Belajar atau tidak
kita dapat menemukan maksud dan informasi yang terkandung dalam tabel
ataupun diagram tersebut. Anggapan seperti itu merupakan anggapan yang salah
dan harus kita perbaiki di tengah masarakat khususnya para peserta didik.
Paradigma yang salah ini jika dibiarkan berkembang dalam diri siswa tentu akan
menimbulkan hal-hal negatif yang akan berdampak buruk bagi siswa itu sendiri.
Selanjutnya, pengajaran membaca tabel dan diagram ini terkadang masih
kurang kalau dilihat dari segi penyampaiannya. Terkadang seperti sesautu yang
tidak penting untuk diajarkan. Padahal jika kita berpatokan bahwa ujian nasional
(UN) adalah uji kompetensi yang penting dan harus dilewati siswa, maka
pemikiran negatif tentang membaca tabel dan proses pengajaran yang mungkin
terlalaikan itu harusnya kita perbaiki.
Di lapangan ditemukan fakta bahwa setiap tahun ujian nasional
diselenggarakan dan disetiap tahun pula ditemukan soal yang berhubungan
dengan membaca tabel atau diagram. Tentu hal ini bukan sebuah kebetulan. Lalu
apakah kita masih menganggap bahwa pembelajaran membaca tabel ini tidak
penting. Pernahkah kita berfikir apa akibatnya jika pengajaran ini tidak terlaksana
dengan maksimal.
Terlepas dari itu, membaca tabel dan diagram sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Membaca tabel dapat melatih kemapuan berfikir
4
pembacanya. Mengembangkan daya ingat dan kemampuan mengidentifikasi
bagian demi bagian karena membaca tabel bukanlah membaca yang mudah.
Membaca tabel dan diagram bukan hanya membaca untuk menemukan informasi.
Ia memerlukan nalar dan kemampuan berfikir. Dikatakan memerlukan kemapuan
berfikir karena membaca tabel di ibaratkan bukanlah membaca bahan yang sudah
matang dan memang siap memberikan informasi ketika kita membacanya.
Misalnya saat kita membaca kalimat “panen tahun ini melimpah”, imformasi
dapat kita temukan secara lansung karena memang sudah dipaparkan secara jelas.
Namun saat kita melihat tabel atau diagram yang bermacam bentuk yang biasanya
mengambarkan banyak hal, baik itu peristiwa, kejadian, keadaan dan sebagainya
tentu akan melibatkan kemampuan berpikir pembacanya.
Membaca intensif tabel dan diagram yang diajarkan di sekolah tentu
memiliki tujuan dan harapan positif yang sangat berguna. Rasanya perlu untuk
mengukur sejauh mana kemampuan membaca tabel siswa. Namun, kembali harus
kita sadari bahwa membaca adalah kemapuan yang kompleks. Membaca dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Hal itu mengindikasikan bahwa
setiap orang memiliki kemampuan membaca yang berbeda.
Kemampuan membaca siswa sebagai peserta didik dalam proses belajar
mengajar tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa. Kemampuan siswa
dalam membaca tidaklah sama. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor.
Seorang siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan klasifikasi baik
tentunya akan memperoleh hasil belajar yang baik, sementara siswa dengan
kemampuan membaca kurang baik tentu akan mendapatkan nilai yang kurang
baik pula.
5
Menanggapi hal ini, tentunya peranan guru sangat berpengaruh dengan
berbagai metode mengajar yang digunakannya. Guru sebagai pengajar dan
pendidik harus jeli melihat berbagai aspek yang mungkin akan menjadi kendala
dalam proses belajar. Guru juga harus mengukur segala kemungkinan yang dapat
terjadi dari tindakan dan perkataannya. Guru sebagai seorang pengajar dan
pendidik tentunya harus memiliki barbagai kemampuan dan potensi guna
terciptanya dan tercapainya tujuan pembelajaran. Tentunya hal ini tidak terlepas
dari kemampuan guru tersebut dalam memaksimalkan segala potensi yang
dimilikinya sebagai pengajar sekaligus pendidik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diambil identifikasi
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam membaca tabel dan diagram?
b. Apakah potensi guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII dalam
membaca tabel dan diagram?
c. Apakah metode mengajar dapat memberikan pemecahan terhadap problem
pengajaran membaca tabel dan diagram?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang
akan diteliti yaitu kemampuan siswa dalam membaca tabel dan diagram ditinjau
dari segi ketepatan dalam menjawab peranyaan mengenai informasi yang dapat
ditemukan dari tabel dan diagram.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang peneliti
rumuskan yaitu: Bagaimanakah kemampuan membaca tabel dan diagram siswa
kelas VII SMP N 2 Kec. Harau, Kab. 50 Kota?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Harau dalam membaca tabel dan diagram.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak. Mamfaat
penelitian ini bagi guru yaitu dengan dilaksanakannya penelitian ini guru dapat
mendeskripsikan kualitas pembelajarannya. Di samping itu, guru akan terbiasa
melakukan penelitian kecil yang bermanfaat untuk meningkatkan profesionalnya
sebagai seorang guru dan juga demi perbaikan pembelajaran serta karirnya
sebagai seorang guru. Bagi siswa penelitian ini akan menjadi sarana pembelajaran
bahasa dalam hal membaca. Juga sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan
meraka dalam membaca tabel dan diagram. Bagi sekolah penelitian ini akan
memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas dan sekolah umumnya.