Upload
wr-putra
View
325
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
PROSES OBSERVASI PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN PAUD AL-FIKRI
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DEHASEN KOTA BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Prose Observasi Pembelajaran Lingkungan PAUD Al-Fikri
Makalah ini membahas Tentang Metode Pembelajaran Anak Usia dini. Dengan
membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang
Metode pembelajaran beserta Keunggulan dan kekurangannya.
Dalam penulisan makalah ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
Bengkulu , 16 November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan Penulis.......................................................................................................................2
D. Metode dan Teknik penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Hakikat Anak UsiaDini..........................................................................................................3
B. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak Usia Dini...............................................................3
C. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini.........................................................5
D. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak Usia Dini........6
1. Ceramah..........................................................................................................................6
2. Metode Bermain..............................................................................................................6
3. Metode Bercerita.............................................................................................................7
4. Bernyanyi........................................................................................................................7
5. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab ).........................................................................8
6. Metode Karya wisata......................................................................................................8
7. Praktik langsung..............................................................................................................9
8. Bermain peran (sosio-drama)..........................................................................................9
9. Penugasan.......................................................................................................................10
10. Demonstrasi....................................................................................................................10
11. Eksperimen.....................................................................................................................10
12. Diskusi............................................................................................................................10
13. Pemecahan masalah (problem solving)..........................................................................11
14. Latihan............................................................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran-saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan
pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan “usia emas” bagi seseorang, artinya bila
seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan
belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya
pada jenjang berikutnya.
Dalam undang-undang tentang system pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampaio dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU nomor 20 tahun
2003 Bab I pasa 1 ayat 14).
Selain itu dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Dalam pasal 53 ayat (1) diungkapkan bahwa : Pemerintah
bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan / atau bantuan Cuma-Cuma
atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak telantar, dan anak yang
bertempat tinggal di daerah terpencil.
Keberadaan pendidikan Usia dini telah diakui secara sah sejak terbitnya Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Menurut UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pendidikan Usia dini sangat penting sebagai upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani ahgar anak memiliki kesiapan dama memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut guru/tutor dituntut untuk menguasai seluruh
proses pengelolaan PAUD. Terutama dalam melakukan proses pembelajaran sehingga
proses tersebut dapat mencapai tujuan-tujuannya, baik tujuan pendidikan nasional maupun
tujuan –tujuan pembelajaran. Penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini
1
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran
tersebut dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik
maupun emosionalnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagi metode pembelajaran
yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode tersebut kemudian dianalisis
baik kelebihan maupun kelemahannya, sehingga dapat diperoleh man metode yang sesuai
dengan pendidikan anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut.
a. Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran anak usia
dini?
b. Bagaimana keunggulan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran
tersebut?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui metode pembelajaran anak usia dini
2. Mengetahui keunggulan dan kekurangan masing-masing pembelajaran anak usia dini
D. Metode dan Teknik penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian
dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknis penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi
terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Anak UsiaDini
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia
emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak usia dini
diantaranya sebagai berikut.
1. Anak bersifat Unik
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan
3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak itu egosentris
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi
8. Anak masih mudah frustasi
9. Anak masih kurang pertimbngan dalam bertindak.
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek
11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial
12. Anak semakin menunjukkan minat terhadapa teman
B. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku.
Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula
dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk
anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :
3
1. Anak belajar melalui bermain.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara alamiah.
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan
aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan
kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman
belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus
dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia
dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan
bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga
dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi
dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan
bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika
kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak
menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting,
yaitu:
a.berorientasi pada usia yang tepat,
b. berorientasi pada individu yang tepat, dan
c.berorientasi pada konteks social budaya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia
anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai,
serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi
pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu
yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan
4
konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang
bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor
budaya yang melingkupinya.
C. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang
digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran merupakan
pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran dan biasanya dalam satu proses
pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode adalah langkah teknisnya dan
dapat menggunakan lebih dari satu metode disesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan serta kebutuhan anak ketika pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan
dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal
serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode
yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
2. Ceramah
3. Bermain
4. Bercerita
5. Bernyanyi
6. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
7. Karya wisata
8. Praktik langsung
9. Bermain peran ( sosio-drama )
10. Penugasan
11. Demonstrasi
12. Eksperimen
13. Diskusi
14. Pemecahan masalah (problem solving)
15. Latihan
5
D. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak Usia
Dini
Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran
anak usia dini.
1. Ceramah
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah:
Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran.
Sedangkan Kekurangannya adalah :
Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.
2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila
bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam pembelajaran
anak usia dini. Adapun kelebihan metode ini adalah:
Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam
mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik,
perkembangan kognitif maupun perkembangan emosionalnya.
Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak
menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama
mereka adalah ketertarikan terhadap bermainnya.
Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:
Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada
kemungkinan tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab
anak terlalu larut dalam proses bermain apalagi misalnya guru kurang
memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran melalui metode ini.
Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan
secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat
diterapkannya metode ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat
berbentuk berbagai jenis permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran
berjalan dengan baik. Apabila guru tidak menyediakan media pembelajaran maka
tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
6
3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini,
khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak
diinternalisasikan kepada anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:
Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang
dengan cerita-cerita.
Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat
menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam
cerita sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus
menghindari perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain:
Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak
sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini
dengan metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik, sehingga
anak tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin
disampaikan akan diterima anak dengan baik.
4. Bernyanyi
Kelebihan metode bernyanyi antara lain:
Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat
senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat disukai
anak.
Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan
dengan tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat gambar
dalam VCD.
Kelemahannya antara lain:
7
Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka
tujuan pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya
mengembangkan kecerdasan music saja.
5. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan, yaitu:
Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga dapat
merangsang kemampuan berfikirnya.
Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat langsung
menilai kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru dapat
melakukan diagnose dan rencana tindak lanjutnya.
Kelemahannya antara lain:
Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang lebih baik
saja yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu
mengelola pembelajaran melalui metode Tanya jawab dengan baik, sehingga setiap
siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan bertanya.
6. Metode Karya wisata
Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu
semester. Kelebihan metode ini adalah:
Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses
pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan,
pasar, bank, dan lainnya.
Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan
lingkungan sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Adapun kelemahannya biasanya adalah:
Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya tersisihkan.
Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.
Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang,
seperti water boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke tempat-
8
tempat yang mampu meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke
perkampungan kumuh, panti asuhan dan lainnya.
7. Praktik langsung
Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah:
Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan
memecahkan masalah secara langsung.
Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang
dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir
dalam memecahkan masalah.
Kelemahannya adalah:
Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung
terhadap alat-alat tertentu.
Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan
dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
8. Bermain peran (sosio-drama)
Kelebihannya adalah:
Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil
nilai baik dan buruk dari peran-peran tersebut.
Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode
pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak sehingga
mendorong kreativitas anak.
Adapun kelemahannya adalah:
Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami
peran yang akan dilakukannya.
Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak melakukan
metode bermain peran.
9. Penugasan
Kelebihannya adalah:
9
Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong untuk
belajar di rumah.
Dengan adanya tugas di rumah, aktivitas anak akan lebih positif.
Kelemahannya adalah:
Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan
mengurangi jam bermainnya.
10. Demonstrasi
Kelebihan metode ini adalah:
Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses
membuat sesuatu.
Kekurangannya adalah :
Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan pembuatan
sesuatu.
11. Eksperimen
Kelebihan metode ini adalah:
Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya
melakukan pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen.
Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam melakukan
eksperimennya.
12. Diskusi
Kelebihan metode ini adalah:
Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.
Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek
sosialnya.
Kekurangannya adalah :
10
Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka sibuk
dengan dirinya sendiri atau diluar tugasnya.
13. Pemecahan masalah (problem solving)
Kelebihan metode ini adalah:
Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah yang
ia hadapi.
Kekurangannya adalah :
Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak berhasil
dipecahkan.
14. Latihan
Kelebihan metode latihan adalah:
Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan,
biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai materi latihan
tersebut.
Kekurangannya adalah :
Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan
yang dilakukan berulang-ulang akan membuatnya bosan dan frustasi.
BAB III
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, antara
lain : bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya jawab ), karya
wisata, praktik langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan dan metode
lainnya yang dianggap mampu mendorong pembelajaran anak usia dini sehingga
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang lainnya.
Semua metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan
ketersediaan sarana belajar anak.
B. Saran-saran
1. Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini
harus menyesuaikan dengan sarana yang tersedia.
2. Guru hendaknya lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode pembelajaran
agar proses pembelajaran lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran
Generik). Depdiknas:Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
13