22
1| Teori Konstitusi William H. Sheldon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang kompleks dan rumit. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dikaruniai akal fikiran yang membedakannya dengan makhluk Tuhan yang lain. Terkadang kita menilai manusia hanya dari segi fisiknya saja tanpa melihat isi dari fisik tersebut. Ada sebuah peribahasa mengatakan “jangan menilai buku dari sampulnya”, memang pribhasa tersebut sangat terkenal sejak dahulu. Begitu juga dengan kebanyakan orang terkadang hanya menilai dari luarnya saja, tapa melihat dari dalamnya. Namun realitanya, seseorang pasti akan dinilai dari penampilan luar terlebih dahulu. Sejak sudah lama ada pendapat, bahwa sifat-sifat jasmaniah itu merupakan aspek-aspek pokok dari pada kepribadian. Umum sekali orang berpendapat, bahwa orang gemuk itu peramah dan lamban, bahwa orang yang jangkung itu pemalu, orang yang hitam setia, dan sebaginya dan sebaginya. Banyak penyelidik-penyelidik yang menyatakan pendapatnya seperti itu, misalnya Rostan, Viola, Siguad, Naccaratti, dan yang terkenal sekali Kretscmer. Jadi kebanyakan orang, maupun para sarjana yang disebutkan itu diatas berpendapat, bahwa tingkah laku yang mencerminkan kepribadian itu dalam banyak hal bersangkutan dengan keadaan jasmani yang nampak. Perilaku manusia sebenarnya sangat beragam, tetapi mempunyai kesamaan secara umum. Para ahli psikologi konstitusional telah menyelidiki keterkaitan antara perilaku manusia dengan bentuk tubuhnya (jasmani). Salah satu diantara para ahli tersebut adalah William H. Sheldon. Di Amerika Serikat, pendapat yang semacam itu tidak banyak yang mengikuti, bahkan banyak yang kurang menerima pendapat yang demikian. Hasil karya William H. Sheldon merupaka hasil yang besar dalam situasi ilmiah yang demikian itu.

Psikologi konstitusi william herbert Sheldon

Embed Size (px)

Citation preview

1| T e o r i K o n s t i t u s i W i l l i a m H . S h e l d o n

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang kompleks dan rumit. Manusia diciptakan

oleh Tuhan dengan dikaruniai akal fikiran yang membedakannya dengan makhluk

Tuhan yang lain. Terkadang kita menilai manusia hanya dari segi fisiknya saja tanpa

melihat isi dari fisik tersebut. Ada sebuah peribahasa mengatakan “jangan menilai

buku dari sampulnya”, memang pribhasa tersebut sangat terkenal sejak dahulu.

Begitu juga dengan kebanyakan orang terkadang hanya menilai dari luarnya saja, tapa

melihat dari dalamnya. Namun realitanya, seseorang pasti akan dinilai dari

penampilan luar terlebih dahulu.

Sejak sudah lama ada pendapat, bahwa sifat-sifat jasmaniah itu merupakan

aspek-aspek pokok dari pada kepribadian. Umum sekali orang berpendapat, bahwa

orang gemuk itu peramah dan lamban, bahwa orang yang jangkung itu pemalu, orang

yang hitam setia, dan sebaginya dan sebaginya. Banyak penyelidik-penyelidik yang

menyatakan pendapatnya seperti itu, misalnya Rostan, Viola, Siguad, Naccaratti, dan

yang terkenal sekali Kretscmer.

Jadi kebanyakan orang, maupun para sarjana yang disebutkan itu diatas

berpendapat, bahwa tingkah laku yang mencerminkan kepribadian itu dalam banyak

hal bersangkutan dengan keadaan jasmani yang nampak. Perilaku manusia

sebenarnya sangat beragam, tetapi mempunyai kesamaan secara umum. Para ahli

psikologi konstitusional telah menyelidiki keterkaitan antara perilaku manusia dengan

bentuk tubuhnya (jasmani). Salah satu diantara para ahli tersebut adalah William H.

Sheldon. Di Amerika Serikat, pendapat yang semacam itu tidak banyak yang

mengikuti, bahkan banyak yang kurang menerima pendapat yang demikian. Hasil

karya William H. Sheldon merupaka hasil yang besar dalam situasi ilmiah yang

demikian itu.

2 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

Teori William H. Sheldon ini membicarakan tentang teori psikologi

kepribadian. Menurut Sheldon, konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif

tetap tak berubah-uabah-morphologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu, dan

sebagainya-dan dapat dilawankan dengan aspek-aspek yang relatif labil dan mudah

bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkunagan, seperti kebiasaan, sikap sosial,

kegemaran, dan sebagainya. Dalam uraian ini istilah konstitusi dipakai dalam arti

seperti yang dikemukakan oleh Sheldon. Makalah ini akan menguraikan tentang teori

William H. Sheldon dan hubungannya antara jasmani dengan tingkah laku.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah struktur jasmani menurut teori kepribadian Sheldon (psikologi

konstitusi) ?

b. Bagaimanakah analisis tingkah laku (kepribadian) menurut teori kepribadian

Sheldon (psikologi konstitusi) ?

c. Bagaimanakah hubungan antara jasmani dan tingkah laku menurut teori

kepribadian Sheldon (psikologi konstitusi) ?

d. Bagaimanakah implementasi dari psikologi konstitusi Sheldon dalam

pendidikan dan proses belajar mengajar ?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui bagaimana struktur jasmani sesuai psikologi konstitusi

b. Untuk mengetahui bagaimana analisis tingkah laku ( kepribadian ) menurut

psikologi konstitusi Sheldon ?

c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jasmani dan tingkah laku

menurut psikologi konstitusi Sheldon ?

d. Untuk mengetahui implementasi dari psikologi konstitusi Sheldon dalam

pendidikan dan proses belajar mengajar ?

3 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Jasmani

Psikologi konstitusi menurut Sheldon merupakan sebuah kajian mengenai

aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang terkait dengan morfologi dan

fisiologis tubuh manusia. Konstitusi merupakan aspek yang secara relatif tidak

berubah dalam diri individu. Seperti halnya morfologi tubuh (bentuk dan struktur

tubuh), fungsi kelenjar endoktrin. Sheldon menunjukan bahwa fungsi-fungsi tubuh

manusia akan berdampak pada perilaku manusia. Studi yang dilakukan oleh Sheldon

mengenai ukuran dan bentuk tubuh manusia memberikan satu pemahaman bahwa

ketika kita memahami keberadaan manusia (dalam hal ini ketika manusia terbentuk ),

maka kita akan bisa memahami dinamika manusia, bagaimana manusia merasa,

berpikir dan berperilaku.

Dibalik struktur fisik yang teramati, menurut Sheldon ada struktur biologis

yang dinamakan morphogenotype. Morphogenotype berasal dari kata morfologi dan

genotip. Itu adalah struktur, konstruk dan susunan tubuh manusia yang ditentukan

keturunan. Genotip sejak dalam kandungan terus menerus berinteraksi dengan

lingkungan, membentuk struktur, konstruk dan susunan tubuh seperti yang dapat

diamati, inilah yang dinamakan fenotip. Genotip tidak dapat dikenali secara langsung,

dia hanya dapat dikenali melalui pengamatan fenotip. Menurut Sheldon,

morfogenotip sangat penting, bukan hanya sebagai penentu perkembangan fisik,

melainkan juga menjadi penentu dalam membentuk tingkahlaku. Karena

morfogenotipe tidak dapat diukur secara langsung, Sheldon menyusun somatotype,

suatu pengukuran terhadap tubuh, fenotipe untuk memahami morfogenotip, dengan

meyimpulkan nilai-nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip.

Sheldon mengawali penelitian fisiknya dengan mengukur tubuh responden

secara langsung. Namun dia mengalami kesulitan karena pengukuran tersebut

hasilnya tidak konsisten meskipun dipakai spesifikasi yang cermat dan teknik yang

4 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

canggih. Ditambah lagi, tidak mungkiin dapat mengamati variabel yang

mempengaruhi fisik tanpa melihat keseluruhan fisik itu sekali pandang, dan

kemudian mengulang-ulang pengamatan itu. Karena itulah dia kemudian memakai

teknik fotografi standar terhadap semua responden. Subjek difoto dari depan,

samping dan belakang. Prosedur ini dinamakan somatotype performance test, dan

foto itu menjadi data kasar yang dapat dikaji ulang kapan saja dibutuhkan. Sheldon

memperoleh tiga komponen fisik melalui pengamatan terhadap 4000 foto orang

mahasiswa laki-laki. Tiga variabel itu dipilih memakai tiga kriteria pengamatan

berikut :

1. Variabel itu dapat dipakai untuk menilai rangking semua subjek

2. Penilai yang berbeda dan bekerja sendiri-sendiri memakai variable itu,

memberi penilaian yang relative seragam terhadap subjek

3. Variabel itu khas, tidak dapat diukur dari kombinasi berbagai variabel laninya

Masing-masing variabel diberi nilai 0 sampai 7, sesuai dengan derajat

tampilan variabel pada postur tubuhnya. Foto itu juga diukur dengan cermat berbagai

unsurnya, akhirnya ditemukan 17 ukuran fisik ditambah dengan ukuran tinggi, berat

badan, dapat disimpulkan derajat somatotype seseorang yang hasilnya sama (

berkorelasi tinggi ) dengan penilaian somatotype melalui penilaian somatotype oleh

beberapa orang pengamat. Dari temuan ini, Sheldon dan kawan-kawannya kemudian

membuat “ mesin somatotip “ yang sangat membantu proses penelitian. Melalui

penelitian bertahun-tahun, dengan subjek yang jumlahnya puluhan ribu orang,

Sheldon terus menerus mengembangkan somatotypenya. Menurutnya, cara yang

paling efisien untuk memperoleh somatotype adalah dengan memakai tiga macam

pengukuran.

a. Ponderal indeks ( tinggi badan dibagi akar pangkat tiga berat badan )

b. Tinggi badan maksimum ( pada saat kematangan dicapai )

c. Trunk indeks ( lingkar dada dibagi lingkar perut )

5 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

1) Komponen-komponen jasmani primer ( somatotype )

Istilah somatotype berasal dari kata Yunani kuno yaitu somato yang berarti

tubuh. Istilah ini diadopsi oleh Sheldon untuk hasil penelitiannya mengenai bentuk

tubuh manusia.

Istilah somatotype terkait dengan istilah morphogenotype atau struktur

biologis manusia. Terdapat dua konsep utama dalam morphogenotype yaitu

genotype yaitu konstitusi genetik, dan phenotype merupakan apa yang dapat terlihat

dari raga manusia, dalam arti struktur tubuh terluar yang dapat dilihat dan diamati.

Sheldon berpendapat bahwa terdapat struktur biologis hipotetis

(morfogenetipe) yang mendasari jasmani luar yang teramati (fenotipe) yang

memainkan peran penting tidak hanya dalam perkembangan jasmani, tetapi dalam

membentuk tingkah laku.

Somatotype merupakan cara untuk mengukur morfogenotipe, meskipun untuk

mendapatkan hasilnya harus didapatkan dengan mengamati fenotipe. Somatotype

merupakan pernyataan yang menunjukan kondisi seseorang terkait dengan komponen

primer jasmani yaitu endomorfi, mesomorfi, dan ektomorfi. Somatotype berupa tiga

angka deret, angka pertama merupakan ukuran derajat endomorphy, angka kedua

merupakan ukuran derajat mesomorphy dan angka ketiga merupakan ukuran derajat

ectomorphy. Jadi, somatotype 7-1-1 menggambarkan orang yang ekstrim tinggi

derajat endomorphynya, dan ekstrim rendah mesomorphy dan ectomorphynya. Secara

singkat Endomorphy, Mesomorphy dan Ectomorphy diberi nama komponen fisik

primer ( primay components of physique ) dideskripsikan sebagai berikut :

a) Endomorphy : komponen pertama dari struktur tubuh, relative didominasi

oleh system vegetative, bagian tubuh yang berkaitan dengan pencernaan

makanan. Endomorphy berasal dari endoderm. Lapisan terdalam dari embrio

yang sesudah berkembang akan menjadi bagian-bagian penting dari gemuk,

dengan tanda halus dan bulat. Tulang dan otot relative kurang berkembang,

dan fisik secara umum tidak cocok untuk kegiatan fisik yang berat. Individu

yang komponen endomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya

6 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

rendah, ditandai oleh alat-alat atau organ-organ internal dan seluruh sistem

digestif yang berasal dari endoderm memegang peranan penting.

Jenis Tubuh:

- Bentuk tubuh bulat

- Secara alami memiliki persen lemak yang tinggi

- Ukuran sendi tangan lebar (jempol tidak mengenai jari

tengah, kadang kena, ukur dengan jari bagian tangan kanan

mengepal di bagian ujung tangan kiri anda)

- Bentuk tulang bulat

- Ukuran tangan dan kaki yang pendek

- Paha dan pinggang yang lebar

- Kemungkinan pinggang lebih lebar dibanding bahu

Keuntungan:

- Jika berhasil memiliki tubuh proposional, pengembangan diri Endomorph

cenderung tinggi, karena dibutuhkan kedisiplinan dan kerja keras.

Kelemahan:

- Metabolisme yang rendah

- Tidak mudah untuk menurunkan berat badan tubuh

- Melewati hanya 2 hari dari program diet, lemak tubuh cenderung naik.

7 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

- Mudah ketiduran.

- Cenderung lamban, kurang berenergi dan cepat lelah

- Sangat mudah menimbun lemak ketika berhenti berolahraga

b) Mesomorphy : Komponen kedua fisik, relative didominasi oleh

tulang, otot, jaringan penghubung. Mesomorphy berasal dari

mesoderm, lapisan tengah dari embrio yang kemudian berkembang

akan menjadi otot, prsendian dan system sirkulasi. Tubuh

mesomorfik ditandai dengan wujud bersegi-segi dank keras, kokoh

dan tahan sakit. Fisik semacam itu cocok untuk kegiatan yang

menuntut kekuatan fisik, seperti kegiatan atletik dan penjelajah.

Individu yang bertipe mesomorph komponen mesomorphynya tinggi

sedang-kan kedua komponen lainnya rendah, maka komponen

mesomorphy dominan dibandingkan komponen lain. Bagian tubuh

yang berasal dari mesoderm lebih berkembang (otot, pembuluh

darah, dan Jantung ).

Jenis Tubuh:

- Pinggang Kecil

- Tulang bahu lebar

- Ukuran sendi tangan Sedang

(Dapat diukur dengan jari bagian tangan kanan mengepal di bagian

ujung tangan kirimu , jika jari Jempol dan Jari Tengah Bersentuhan (Tidak melewati)

maka anda memiliki jenis tubuh mesomorph)

8 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

- Secara alami berotot bahkan sebelum melakukan aktivitas olahraga

- Tubuh jenis ini lahir lebih condong sebagai atlet dan binaragawan, seperti

yang dapat kamu perhatikan di tubuh actor Taylor Lautner.

Keuntungan:

- Metabolisme yang cepat

- Secara alami kuat

- Berenergi tinggi

- Mudah membentuk otot

- Mudah menambah tenaga

- Membakar apa saja yang dimakannya

Kelemahan:

- Kebanyakan orang yang memiliki tipe tubuh mesomorph anggap remeh

terhadap kualitas nutrisi makanan karena tidak mudah berobesitas, yang dapat

mengakibatkan kesehatan yang kurang bagus.

- Karena otot yang mudah dibentuk, mereka dapat lalai saat hari disiplin,

dengan memakan sesuka hati atau melewati program olahraganya.

c) Ectomorphy : Komponen ketiga dari fisik, relative didominasi leh kulit dan

system syaraf. Ektomorfi berasala dari ectoderm, lapisan terluar dari embrio yang

berkembang menjadi kulit dan system syaraf. Tubuh yang ektomrfik ditandai dengan

bentuk tubuh yang tpis, tinggi dan otot yang lemah. Tubuh ini memiliki permukaan

9 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

yang paling luas disbanding dua tipe lainnya, dalam hal proporsi. Individu yang

bertipe Ectomorphy, maka komponen ectomorphynya dominan. Organ-organ

ectoderm lebih berkembang seperti kulit dan sistem syaraf.

Jenis tubuh:

- Pinggang Kecil

- Tubuh yang memanjang keatas

- Bahu yang sempit atau kecil

- Ukuran sendi tangan kecil (Dapat diukur dengan jari bagian

tangan kananmu mengepal di bagian ujung tangan kiri, jika jari tengah

melewati jari jempol(atau sebaliknya), maka kamu termasuk Tipe tubuh

ectomorph)

- Sangat susah untuk menaikkan berat badan

- Secara natural kurus, body fat sedikit

- Sedikit bertenaga pada saat berolahraga

- Membakar apa saja yang mereka makan

- Membutuhkan waktu yang lama dan latihan berat, serta makanan yang banyak

untuk bentuk tubuh yang proposional.

Keuntungan:

- Membakar apa saja yang dimakan, alias susah gemuk.

- tidak ada masalah untuk menurunkan body fat, alias sangat gampang.

10 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

- Tetap memiliki tubuh yang kurus walaupun tanpa berolahraga dan tetap

makan yang banyak

Kelemahan:

- Susah untuk menaikkan otot tubuh, harus membutuhkan waktu yang lama

serta latihan yang keras.

- Tidak gampang untuk maintain atau menjaga Tubuh yang berotot, harus tetap

ada aktivitas angkat beban.

Seperti telah dikatakan, somatotip ini adalah alat untuk mengira-irakan komponen

biologis dari tingkah laku dasar dan tidak berubah (morphogenotipe) dengan jalan

mengukur keadaan tubuh yanag nampak luar (phenotipe). Pengukuran itu mengenai:

kepala, leher, dada, lengan, panggul, perut, dan kaki. Jadi somatotipe itu merupakan

kompormis antara morphogenotipe dan phenotip.Sheldon mengatakan bahwa apabila

orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-baiknya tentang

morphogenotipe secara ideal, dia tidak cukup hanya menyelidiki individu itu

sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan

keturunannya. Selanjutnya foto individu itu harus dibuat berturut-turut secara

periodik. Tentu saja apa yang pernah dicapai bukanlah somatotipe yang ideal itu.

Kecuali ketiga tipe yang talah dikemukakan di atas, maka ada enam tipe campuran.

Diantara tiap dua tipe pokok ada dua tipe campuran. Adapun tipe-tipe campuran

tersebut adalah:

a) Endomorph yang mesomorphis

b) Endomorph yang ectomorphis

c) Mesomorph yang endomorphis

d) Mesomorph yang ectomorphis

e) Ectomorph yang endomorphis

f) Ectomorph yang mesomorphis

11 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

2) Komponen-komponen jasmani/fisik sekunder

Somatotype sering tidak dapat menjelaskan tubuh yang kombinasi komponen-

komponen dasarnya ganjil. Misalnya perempuan yang langsing tetapi kakinya besar-

pendek, atau laki-laki dengan kontur tubuh yang halus, pahanya lebar, dan bulu

matanya panjang melengkung. Sheldon menjelaskan gejala ini melalui komponen

fisik sekunder, yaitu dysplasia, gynandromorfy dan aspek tekstural

a) Displasia

ukuran seberapa jauh tiga komponen primer muncul tidak konsisten di bagian-bagian

tubuh yang berbeda. Misalnya kepalanya besar mengikuti somatotype ectomorphy ,

rongga dadanya endomorfis, tetapi lengan tangannya mesomorphis dan seterusnya.

Sheldon membagi tubuh manusia menjadi lima bagian yaitu kepala, dada, tangan,

perut dan kaki. Masing-masing bagian dapat ditentukan nilai somatotype primernya,

dan dysplasia adalah jumlah perbedaan nilai somatotype ke lima bagian itu. Ternyata

nilai dysplasia pada umumnya ditemukan pada wanita ( dibanding pria ), pada

somatotype ectomorphys ( dibanding endomorphys dan mesomorphys ) dan pada

penderita psikosis ( dibanding responden mahasiswa normal )

b) Gynandromorphy

Gyna = perempuan, andro = laki-laki. Gynandromorphy adalah ukuran yang

menunjukkan sejauh mana fisik memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada

lawan jenis , yang oleh Sheldon disebut “indeks g”. Gynandromorphy adalah

campuran sifat fisik antara laki-laki dan perempuan., yang kalau campuran itu besifat

psikis biasa disebut “androgini”. Pria yang mempunyai indeks g yang tinggi

memiliki tubuh yang lembut, panggul lebar, bulu mata yang panjang dan sifat

feminism lainnya. Indeks g = 1 berarti tidak ada sifat fisik lawan jenis, dan indeks g =

7 adalah hermafrodit. Sheldon membedakan dua indeks gynandromorphy yaitu

gynandromorphy primer ( diperolah dari pengamatan jarak jauh atau dari foto ) dan

gynandromorphy sekunder ( disimpulkan dari pemeriksaan fisik secara langsung,

termasuk gerak fisik, suara, dan ekspresi wajahnya ).

12 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

c) Aspek Tekstural

komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau kekasaran fisik ( komponen

t ). Komponen ini menilai keindahan dan kemenarikan yang sukar dilakukan secara

objektif. Komponen t berhubungan dengan persepsi estetik dari penampilan fisik

manusia. Seperti pada gynandromorphy, skor t bisa primer ( dilihat dari foto ) dan

bisa sekunder ( dari pengamatan langsung ).

3) Konstansi Somatotipe

Karena masing-masing somatotype primer bernilai 1-7, maka semestinya akan ada 73

atau 343 pola somatotype. Ternyata Sheldon mula-mula hanya menemukan 76 pola

somatotype. Sesudah prosedurnya disempurnakan dan sampelnya diperluas

jumlahnya, cakupan usianya dan populasi, ditemukan 267 pola somatotype mudah

difahami kalau laki-laki cenderung memiliki pola somatotype mesomorfis, sedang

peempuan lebih mesomorfis.

Pada mulanya Sheldon mengatakan bahwa somatotype orang itu bersifat konstan,

tidak dapat berubah. Makanan mungkin bisa mengubah ukuran kepala, struktur

tulang-tulang wajah, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bagian-bagian

yang tidak menimbun lemak, sehingga tidak mengubah somatotype. Perubahan akibat

makanan hanya menunjukkan perubahan penyimpangan dari somatotype dasar.

Namun kemudian Sheldon mengakui bahwa somatotype konsisten lintas waktu,

kecuali ada perubahan substansial akibat makanan dan kesehatan fisik. Jadi

somatotype adalah jalur di mana organisme menjalani hidup pada kondisi makanan

yang standar dan kondisi tanpa penyakit yang mengganggu. Somatotype yang ideal

dapat diperolah kalau dilengkapi dengan sejarah masa lalu orang itu dan ayah/ibu,

nenk moyangnya, dan foto-foto somatotype yang diambil secara regular. Pengukuran

somatotype yang terbaik dilakukan sesudah kematangan perkembangam fisik

tercapai, sekitar 30 tahun. Utnuk menilai somatotype dibawah usia 30 tahun

diperlukan keterampilan yang lebih, karena pada usia muda otot-otot belum

13 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

berkembang optimal. Namun, menurut Sheldon pengukuran pada usia 6 tahun

hasilnya dapat akurat, bahkan sesungguhnya sangat mungkin memprediksi

somatotype sejak bayi dilahirkan.

B. Analisis Tingkah Laku ( Kepribadian )

Walaupun telah mempunyai alat yang tetap untuk menilai aspek jasmaniah

terhadap manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau

meminjam metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar

menyelidiki hubungan antara jasmani dan tingkah laku atau kepribadian. Dalam hal

ini Sheldon bermula dari pangkal duga, bahwa walaupun nampaknya ada banyak

dimensi atau variabel dalam tingkah laku, tetapi pada dasarnya hanya ada sejumlah

kecil komponen-komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku

yang nampak kompleks itu. Sheldon menyusun suatu acara untuk mengukur

komponen-komponen dasar itu atas dasar pendapat-pendapat yang telah ada dan

disempurnakan dengan pengetahuan klinisnya serta pengalaman-pengalamannya.

a. Dimensi-dimensi Temperamen

Sheldon mengemukakan asumsinya bahwa ada sejumlah kecil factor yang melatar

belakangi variabelitas dan kompleksitas tingkahlaku manusia. Dari literature

kepriadian, khusunya yang membahas traits, Sheldon menemukan 650 jumlah traits.

Sebgaian besar berhubungan dengan ekstraversi dan introversi, konsep popular yang

dikenalkan oleh Jung. Sesudah trai-trait yang berhubungan digabungkan, dan yang

tidak penting dibuang, dari 650 traits itu tersisa 50 trait. Sheldon kemudian meneliti

33 laki-laki, mahasiswa, dosen dan yang lainnya, selama satu tahun, hasilnya

ditemukan 3 kelompok sifat, yang diberi nama viscerotonia, somatotonia, dan

cerebrotonia. Masing-masing kelompok mewakili 20 deskripsi sifat yang berbeda-

beda antara kelompok satu dengan kelompok lain. Deskripsi singkat dari kelompok

sifat itu, kemudian dibei nama komponen tempramen primer ( komponen tempramen

14 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

sekunder tidak mendapat elaborasi yang lengkap dari Sheldon ), adalah sebagi berikut

:

Tabel 1.0

Skala Temperamen

I. Viscerotonia II. Somatotonia III. Cerebrotonia

1. Santai dalam

postur dan gerak

Tegas dalam postur dan

gerak

Tertekan. Kaku dalam

postur tubuh dan gerak

2. Senang

kenyamanan fisik

Senang pertualangan fisik Senagn responsive secara

fisik

3. Reaksinya lamban Gerak bertenaga Reaksi sangat cepat

4. Senang makan Senagn latihan fisik Senang berahasia pribadi

5. Senang kencan Senang menguasai, nafsu

memiliki kekuatan

Mental sangat intensif,

perhatian brlebihan

6. Senang pesta Senang mengambil

resiko, mengejar peluang

Tertekan secara emosioanal

7. Senang ritual Senang bicara langsung

ke permasalahannya

Tatapan mata tajam,

waspada

8. Senang bergaul Senang berkelahi secara

fisik

Takut trlibat dalam kegiatan

social

9. Ramah, tidak

membeda-bedakan

orang

Berkompetisi secara

agresif

Tidak tenang. Tidak

percaya diri

10. Haus kasih saying

dan penerimaan

. Tidak peka dengan

kebutuhan/kemauan

orang lain

Bertahan dengan kebiasaan

dan rutiinitas

11. Berorientasi Benci berada diruangan Benci dengan tempat yang

15 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

kepada orang tertutup ( claustrophobia ) bebas ( agoraphobia )

12. Emosinya

seimbang

Kejam, tidak pilih-pilih Sikap dan tingkah laku

yang tidak dapat diduga

13. Toleran Tidak menahan suaranya Suaranya tertahan

14. Puas dengan

dirinya sendiri

Tahan terhadap rasa sakit Peka dengan rasa sakit

15. Tidur nyenyak Senang bersuara keras,

rebut

Sukar tidur, kelelahan

kronis

16. Tidak bertujuan,

tidak mudah

terangsang

Tampil lebih tua dari usia

sebenarnya

Tampil lebih muda dari

usianya

17. Ekstraversi, tidak

ada hambatan

mengungkapkan

perasaannya

kepada

masyarakat

Ekstraversi, terpisah dari

ketidaksadaran, perhatian

dan aksi berorientasi ke

dunia luar

Introversi dalam perasaan

dan perbuatan, orientasi ke

kesadaran diri, kurang

peduli dengan lingkungan

penyesuaian diri

18. Sosialitas dan

hangat, bertambah

kuat ketika mabuk

alcohol

Agresif, dan keinginan

berkuasa bertambah kuat

ketika mabuk alcohol

Tertekan, lelah, dan depresi

bertambah ketila mabuk

alcohol

19. Membutuhkan

orang, kalau

menghadapi

masalah

Membutuhkan aktivitas

ketika menghadapi

masalah

Membutuhkan pengasingan

diri ketika menghadapi

masalah

20. Berorientasi pada

hubungan masa

kecil dan keluarga.

Berorientasi kepada

tujuan dan aktivitas

remaja

Berorientasi kepada periode

terkahir hidupnya

16 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

Komponen-komponen primer pada temperamen

1) Tipe Viscerotonis/Viscretonia

Komponen temperamen yang pertama adalah viskerotenia. Individu yang

tinggi dalam komponen ini memiliki ciri-ciri cinta atau suka akan kenyamanan,

pergaulan, makanan, orang-orang dan kasih sayang.Individu yang tinggi dalam

komponen ini memiliki ciri-ciri, cinta atau suka pada kenyamanan, pergaulan,

makanan, orang-orang dan kasih sayang. Sikap tubuhnya santai, bereaksi pelan,

berwatak tenang, bersikap terbuka dalam pergaulan dengan orang lain dan umumnya

seorang yang mudah diajak bergaul.Sheldon mengemukakan bahwa kepribadian jenis

ini berpusat di sekitar viskera atau organ-organ dalam rongga perut. Sistem

pencernaan makanan adalah rajanya, dan kemaslahatan sistem itu tampaknya

merupakan tujuan hidup utama

2) Tipe Somatotonia

Komponen kedua dinamakan somatotonia. Skor yang tinggi dalam komponen

ini biasanya disertai dengan sifat-sifat seperti, suka petualangan fisik, suka

mengambil resiko, sangat membutuhkan kegiatan otot dan fisik yang berat. Orang ini

bersifat agresif, tidak peka terhadap perasaan orang lain, berpenampilan lebih matang

dari sebenarnya, suka ribut, pembeani dan mudah takut bila berada dalam ruangan

semit atau tertutup (klaustrofobia). Tindakan, kekuatan dan kekuasaan sangat penting

bagi orang semacam ini.

3) Tipe Celebrotonis

Komponen ketiga dinamakan sarebrotonia. Skor yang tinggi pada komponen ini

menunjukkan sifat pengendalian diri, menahan diri, suka menyembunyikan diri.

Orang ini bersifat tertutup, pemalu, terlihat muda, takut pada orang lain, dan paling

suka berada di tempat sempit dan tertutup. Ia bereaksi luar biasa cepat, sukar tidur,

dan senang menyendiri, khususnya kalau menghadapi suatu masalah. Orang yang

demikian selalu berusahan untuk tidak menarik perhatian.

17 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

C. Hubungan Antara Jasmani dan Tingkah Laku ( Kepribadian )

Tabel 1.1

Korelasi antara Komponcn-komponen Jasmani dan tingkah laku

Viskerotonia

( R )

Somatotonia

( r )

Serebrotonia

( R )

Somatotipe (n=200) <n=200) (n=200)

Endomorfi +0,79 - 0,29 - 0,32

Mesomorfi - 0/23 + 0,82 - 0,58

Ektomorfl -0,40 - 0,53 + 0,83

Jika memperhatikan data-data diatas, hasil tersebut menunjukan bahwa

korelasi antara struktur fisik dan temperamen atau tingkah laku memilki korelasi yang

kuat. Artinya tipe dalam aspek bentuk tubuh tertentu berkorelasi dengan komponen

tertentu. Table di atas menunjukan bahwa tipe endorfi cenderung berkorelasi positif

dengan viskorotonia, artinya individu dengan tipe fisik pendek, bulat cenderung

memiliki temperamen yang periang, lambat dalam bergerak, dan hal ini menunjukan

dinamika kepribadian seseorang.

Sheldon memiliki keyakinan bahwa faktor genetik berperan signifikan dalam

perilaku dan kepribadian. Temuan Sheldon memang bukan yang pertama mengenai

hal ini, Freud dan Murray menggagas mengenai hakikat psikobiologis dalam perilaku

manusia, selain itu Cattel dan Eysenck mempelajari tentang perilaku yang duturunkan

genetic behavior.

Akan tetapi Sheldon lebih memfokuskan langsung pada pengukuran

karakteristik fisik-biologis yang menggambarkan kepribadian seseorang. Sheldon

memiliki keyakinan bahwa faktor biologis menentukan perilaku, hal inilah yang

membuat Sheldon merumuskan teori konstitusi.

18 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

Penyelidikan-penyelidikan Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang

yang normal saja, tetapi juga masalah-masalah ketidaknormalan. Hasil

penyelidikannya mengenai ini (bersama-sama dengan With Katz) diterbitkan pada

tahun 1948, Sheldon mengemukakan perihal gangguan kejiwaan terdiri dari 3

dimensi primer. Ketiga dimensi itu pada pokoknya (pada garis besanya) berhubungan

dengan kategori-kategori yang biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris. Adapun

komponen-komponen psikiatris itu ialah:

1. Affektive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis-depresif

(antara ekstrem gembira dan ekstrem sedih, depresif).

2. Paranoid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita psikosis jenis

paranoid (banyak angan-angan, pikiran yang sangat jauh dari kenyataan:

merasa diancam, merasa diri terlalu besar, dan sebagainya).

3. Heboid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita hebephrenia,

suatu bentuk dari schizophrenia (a sosial, anti sosial).

Sheldon sendiri menyatakan, bahwa penyelidikannya dalam lapangan ini

masih harus diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapn yang baik dimasa

depan. Korelasi antara komponen-komponen psikiatris (affaective, paranoid, dan

heboid) dengan komponen-komponen somatipe semua positif, walaupun tidak terlalu

tinggi. Hal ini memberi kesimpulan bahwa antara komponen-komponen somatipe dan

komponen-komponen psikiatris itu jelas ada hubungan, walaupun hubungan itu tidak

sederhana yang terdapat pada komponen-komponen somatotipe dan komponen-

komponen temperament.

D. Implementasi Teori Konstitusi (William H. Sheldon) dalam Pendidikan

dan PBM (Proses Belajar-Mengajar)

Dari teori yang dikembangkan Sheldon, masuk akal kalau dia mengasumsikan

proses sosialisasi pada anak-anak harus disesuaikan dengan latar belakang

somatotype dan tempramennya, agar bisa berkembang maksimum seperti yang

19 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

diinginkan. Mendidik anak dengan memperhatikan variable dasar yang dimiliki anak

itu memberi peluang yang paling menguntungkan. Misalnya dalam mengenalkan

sosialisasi dan hubungan interpersonal, anak yang somatotonik mungkin

membutuhkan pendekatan yang disiplin dan kaku, anak cerebrotonik mungkin

membutuhkan perlindungan dari pengaruh lingkungan , sedangkan anak viskerotonik

membutuhkan kelompok sebaya utnuk mengembangkan potensi sosialisasinya secara

optimal. Umumnya ahli sependapat bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan

potensi bakat anak, dimana bakat hanya diartikan sbagai kualitas dan arah dari

perkembangan. Teori ini akan membantu atau memudahkan pendidik (guru) dalam

proses belajar-mengajar seperti :

1. Guru atau tenaga pendidik mampu menganalisis karakteristik atau kepribadian

siswa berdasarkan struktur tubuhnya. Ketika guru bertatap muka dengan

siswa, tentunya guru dapat melihat struktur tubuhnya. Sehingga dari

penglihatan tersebut guru sudah memiliki gambaran seperti apa kepribadian

atau karakter siswa tersebut, tetapi tidak serta-merta mengatakan bahwa siswa

A berkepribadian baik atau buruk. Karena untuk mengetahui karakter

seseorang dibutuhkan analisis dengan waktu yang cukup lama.

2. Ketika mengelompokkan siswa atau membagi siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar, guru hendaknya membagi secara heterogen. Artinya dalam

kelompok tersebut terdiri dari jenis kelamin yang berbeda, struktur tubuh

yang berbeda pula sehingga siswa tidak merasa dibeda-bedakan dan dapat

saling membantu antar sesama anggtoa kelompok.

3. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik ektomorfi (kurus, dada

rata, tinggi, jangkung, lemah) biasanya siswa tersebut menurut teori Sheldon

berkepribadian kurang percaya diri (pemalu), mengasingkan diri ketika

menghadapi masalah, senang merahasiakan pribadinya (tertutup). Disini tugas

guru ialah menanamkan kepercayaan diri yang tinggi dalam hal positif kepada

siswa tersebut.

20 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

4. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik mesomorfi (postur tegak,

senang berkelahi, tidak peka terhadap kebutuhan atau kemauan orang lain,

benci berada di rauangan tertutup, membutuhkan aktivitas ketika menghadapi

masalah), tugas guru ialah membimbing siswa tersebut agar lebih menghargai

orang lain, dan dalam menghadapi masalah tidak dengan emosi semata.

5. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik endomorfi (lamban,

senang makan, suka tidur, kurang mandiri), tugas guru adalah menanamkan

motivasi kepadanya bahwa tidak selamanya berfisik besar itu lamban.

21 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Teori konstitusi merupakan pendekatan dalam pengkajian kepribadian yang

menghubungkan antara struktur tubuh yang dikenal dengan somatotype

dengan temperamen yang mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang.

2. Kepribadian merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, kognitif, fisiologis

(morfologi dan struktur tubuh manusia).

3. Faktor genetik berperan penting dalam pembentukan perilaku dan

kepribadian individu.

4. Komponen jasmani primer yaitu : Endomorphy, mesomorphy. Ectomorphy.

Dan komponen jasmani sekuder terdiri dari : dysplasia, gynandromorphy dan

teksture.

5. Komponen Tempramen ( tingkah laku ) ada 3 yaitu : Viscerotonia,

Somatotonia, Cerebrotonia.

6. Orang yang bertubuh endomorphy bertemperamen visceretonia, orang yang

bertubuh mesomorphy bertemperamen somatotonia, orang yang bertubuh

ectomorphy bertemperamen cerebrotonia

7. Implikasi dalam praktek pendidikan dan bimbingan konseling adalah praktek

layanan harus memahami dan memperhatikan karakteristik fisik dan

temperamen individu, dengan ini proses pembelajaran dan aktivitas lain yang

menunjang akan lebih tepat sasaran, terutama dalam penyaluran dan

penempatan siswa, baik dalam pembelajaran, karir, maupun aktivitas sosial.

22 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

Daftar Pustaka

Agus, Sujanto dkk. (1982). Psikologi kepribadian. Jakarta : Aksara baru.

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

S. Hall, Calvin dan Lindzey Gardner. (1993). Psikologi kepribadian 3 Teori-Teori

Sifat dan Behavioristik.Yogyakarta : Kanisius

Suryadi, Sumadi. (1996). Pikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http://yudhabagusfirman.blogspot.com/2012/04/psikologi-konstitusi-sheldon.html diakses

pada tanggal 20 maret 2015