Upload
edoqu
View
1.407
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan (Daging Sapi)
Citation preview
Rancang Bangun Model Kelembagaan
Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternakan
(Studi Kasus Swasembada Daging Sapi)
Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Jakarta, 20 Februari 2013
Dr. Ir. Nugroho Ananto, M.Eng., MM
Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Analisis Kebutuhan1
Kerangka Kerja Penelitian2
3
2
Pembahasan Hasil Penelitian3
Kesimpulan dan Saran4
Analisis Kebutuhan1
3
1. Program swasembada daging sapi (PSDS) 2014 merupakan
bagian dari Program Aksi Bidang Pangan (RPJM Nasional
2010-2014);
2. Beberapa upaya pernah dilaksanakan :
2000 – 2005 : program kecukupan daging sapi tidak
berhasil;
2005 – 2010 : program percepatan swasembada daging
sapi tidak berhasil;
2010 – 2014 : PSDS 2014, dalam pelaksanaan
1.1 Latar Belakang : Program Swasembada Daging Sapi (1)
1. Program swasembada daging sapi (PSDS) 2014 merupakan
bagian dari Program Aksi Bidang Pangan (RPJM Nasional
2010-2014);
2. Beberapa upaya pernah dilaksanakan :
2000 – 2005 : program kecukupan daging sapi tidak
berhasil;
2005 – 2010 : program percepatan swasembada daging
sapi tidak berhasil;
2010 – 2014 : PSDS 2014, dalam pelaksanaan
4
3. Kegagalan diduga karena adanya permasalahan dalampelaksanaannya antara lain (Sumber: Blueprint PSDS 2014):
a. Belum memperoleh dukungan dana yang memadai;b. Tantangan dan permasalahan: aspek teknis, ekonomi, sosial
maupun kebijakan-kebijakan pendukungnya;c. Lemahnya koordinasi antar instansi, antar sektor, serta antar
pengemban kepentingan;4. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan telah
menerbitkan Blue Print PSDS 2014;5. Pelaksanaan PSDS 2014, sekurangnya akan melibatkan 9
Kementerian, 3 Lembaga, dan Perbankan;
1.1 Latar Belakang : Program Swasembada Daging Sapi (2)
3. Kegagalan diduga karena adanya permasalahan dalampelaksanaannya antara lain (Sumber: Blueprint PSDS 2014):
a. Belum memperoleh dukungan dana yang memadai;b. Tantangan dan permasalahan: aspek teknis, ekonomi, sosial
maupun kebijakan-kebijakan pendukungnya;c. Lemahnya koordinasi antar instansi, antar sektor, serta antar
pengemban kepentingan;4. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan telah
menerbitkan Blue Print PSDS 2014;5. Pelaksanaan PSDS 2014, sekurangnya akan melibatkan 9
Kementerian, 3 Lembaga, dan Perbankan;
5
No UraianTahun (000 ton)
2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Produksi daging lokal 217.38 259.54 210.77 233.63 250.812. Impor 111.29 119.17 124.80 150.42 142.80
a. Bakalan 55.09 57.14 60.80 80.38 72.80b. Daging 56.20 62.04 64.00 70.04 70.00
1.2 Peningkatan Permintaan Daging Sapi
6
b. Daging 56.20 62.04 64.00 70.04 70.00TOTAL Permintaan 328.67 378.71 335.57 384.05 393.61
Peningkatan permintaan didorong oleh:• Peningkatan jumlah kelompok masyarakat menengah dengan berpendapatan
lebih baik;• Perubahan pola makan dan aktivitas, terutama masyarakat perkotaan;• Peningkatan kemampuan masyarakat dalam menyajikan olahan daging;• Penyempurnaan pohon industri berbasis daging sehingga meningkatkan akses
masyarakat terhadap daging;
Sumber: Ditjennak, 2010
No UraianTahun (000 ton)
2004 2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Daging Sapi 11,8 21,5 25,9 50,2 57,2 64,12. Jeroan (Offal) 36,5 34,7 36,5 13,8 12,9 10,6
Jumlah 48,3 56,2 62 64 70,1 74,7
Kenaikan lebih dari 5 x
1.3 Kondisi Impor Daging Sapi dan Jeroan
7
Jumlah 48,3 56,2 62 64 70,1 74,7Kenaikan (%) 16,36 11,03 2,56 9,53 6,56Jeroan : Daging(%)
75,3 61,7 58,5 21,5 18,4 14,19
Sumber: Ditjennak, 2010
• Jumlah impor daging dalam waktu 5 tahun (2004 – 2009) mengalami peningkatanlebih dari 5 x lipat (dari 11,8 ribu ton 64,1 ribu ton);
• Hal ini menggambarkan bahwa swasembada daging sapi belum dicapai, danbahkan menjadi tantangan bagi daging sumber sapi lokal untuk menggantikanposisi (substitusi) dagi impor tersebut
Penelitian difokuskan pada upaya untuk memberikansolusi pada aspek manajerial, dengan mengembangkanpola pengorganisasian perencanaan pembangunanswasembada daging sapi yang terintegrasi lintas kementerian,lembaga dan daerah agar dapat dicapai hasil pembangunanyang optimal;
1.4 Tujuan Penelitian
8
Penelitian difokuskan pada upaya untuk memberikansolusi pada aspek manajerial, dengan mengembangkanpola pengorganisasian perencanaan pembangunanswasembada daging sapi yang terintegrasi lintas kementerian,lembaga dan daerah agar dapat dicapai hasil pembangunanyang optimal;
Kerangka Kerja Penelitian2
9
Integrasi perencanaan pembangunan peternakan dalam upayapencapaian Swasembada Daging Sapi, merupakan ranahkebijakan publik yang bersifat lintas pengetahuan atau multidisipliner dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganmasing-masing peran dan fungsi, saling terkait sebagai sebuahsistem yang (i) saling berinteraksi sebagai komponen sebagaisebuah proses; (ii) interrelasi dalam menjalankan proses sebagaisebuah sistem; dan (iii) interkoneksi diantara sistem yang berjalandinamis sesuai perubahan waktu dan kondisi lingkungannya(Eriyatno, 2007).
2.1 Swasembada Daging Sapi dalam Hubungan Kesisteman
10
Integrasi perencanaan pembangunan peternakan dalam upayapencapaian Swasembada Daging Sapi, merupakan ranahkebijakan publik yang bersifat lintas pengetahuan atau multidisipliner dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganmasing-masing peran dan fungsi, saling terkait sebagai sebuahsistem yang (i) saling berinteraksi sebagai komponen sebagaisebuah proses; (ii) interrelasi dalam menjalankan proses sebagaisebuah sistem; dan (iii) interkoneksi diantara sistem yang berjalandinamis sesuai perubahan waktu dan kondisi lingkungannya(Eriyatno, 2007).
Permasalahan untukmencapai swasembada
daging sapi
Masalah teknis,tataniaga, kelembagaan,
perundangan
Temuan
Saran perbaikan danimplikasi kelembagaan
Perbandingan antara (2)kondisi riil dan (4)rancangan model
Identifikasi hal yang diinginkansecara sistimastis dan
perubahan yang layak secaraefektif
Dunia Nyata
1
2 5
7
6Tindakan
•ANP•Depth interview•Analisis
•Panel pakar•Face validity
•Studi pustaka•Depth interview•Analisis
2.2 Kerangka Berpikir Soft System Methodology (SSM)
11
Dunia Nyata
Model KelembagaanSwasembada Daging SapiPendefinisian sistem
yang relevan
Konsep peran kelembangaandan modal intelektual
Pemikiran Sistem
Pendekatan sistem
3 4
4a Konsep pengukurankinerja
4b
•ANP•Depth interview•Analisis
•FGD•SAST•Depth interview•Analisis
•ISM
•Pemikiran (sintesis)•Pengembangan model
Sumber : Adaptasi dari Jackson (2000)
•Pemikiran (sintesis)•Pengembangan model
Proses knowledge aquisition dilakukan untuk mendapatkan konsensus pakar sebagaithinking respondents atau subject matters expert, dengan menggunakan pendekatanSoft System Methodology (SSM).
Teknik Tujuan
ANP(analitycal network process)
Digunakan untuk menetapkan faktor-faktor yangmenjadi prioritas dalam pengembangan model
Digunakan untuk melakukan eksplorasi asumsistrategis dengan tingkat keyakinan dan kepastian tinggiyang harus mendapat perhatian dalam pengembanganmodel, sebagai certain planning region
2.3 Teknik Analisis yang Digunakan
12
SAST(strategic assumptionsurfacing technique)
Digunakan untuk melakukan eksplorasi asumsistrategis dengan tingkat keyakinan dan kepastian tinggiyang harus mendapat perhatian dalam pengembanganmodel, sebagai certain planning region
ISM(interpretative
structural model)
Digunakan untuk mengungkap hubungan kontekstualantar sub elemen dalam elemen
Depth interviewUntuk mendapatkan pemahaman atas tacit knowledge(contextual) dan validasi hasil penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian3
13
Kementerian Pertanian:•Perbibitan•Budidaya
•Pakan•Kesehatan
Kementerian/Lembaga/Daerah terkait:
•Perencanaan•Penganggaran•Tataniaga•Teknologi
•Pasar globaldan regional
•Dunia usahanasional
•Masyarakatpeternak
•Konsumen•Lainnya
Peta keterlibatan pemangku kepentingan dalam swasembada daging sapi
3.1 Keterlibatan Stakeholder Dalam Swasembada Daging Sapi
14
Kementerian Pertanian:•Perbibitan•Budidaya
•Pakan•Kesehatan •Industri hulu – hilir dan
pendukung peternakan•Ketersediaan lahan
•Perencanaan•Penganggaran•Tataniaga•Teknologi
•Pasar globaldan regional
•Dunia usahanasional
•Masyarakatpeternak
•Konsumen•Lainnya
Swasembada yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganperan dan fungsi yang saling terkait dalam betuk interaksi, interrelasi,dan interkoneksi dalam kerangka sistem, berjalan dinamis sesuaiperubahan waktu dan kondisi lingkungannya
Sub sistem manajemenswasembada daging sapi:• Kemen PPN/Bappenas• Kemen Keuangan• Kemenko Perekonomian
Sub sistem tataniaga:• Kemen Perdagangan• Kemen KUKM
Suprasistem(pembangunan peternakan)
Masukan:SDM, anggaran,informasi, material,sumberdaya
Hasil Keluaran:1. Iklim usaha rantai nilai
peternakan yang kondusif;2. Pemenuhan 90% kebutuhan dari
daging sapi lokal;3. Kecukupan bibit, pakan, obat-
obatan;4. Dukungan infrastruktur yang
memadai
Sub sistem teknologi:• Kemen Ristek & jajaran• Litbang Teknis• Perguruan Tinggi
3.2 Sistem Analisis: Relasional Lintas Kementerian/Lembaga
15
Sub sistem manajemenswasembada daging sapi:• Kemen PPN/Bappenas• Kemen Keuangan• Kemenko Perekonomian
Masukan:SDM, anggaran,informasi, material,sumberdaya
Aliran input-output darimaterial, energi, informasi
Hasil Keluaran:1. Iklim usaha rantai nilai
peternakan yang kondusif;2. Pemenuhan 90% kebutuhan dari
daging sapi lokal;3. Kecukupan bibit, pakan, obat-
obatan;4. Dukungan infrastruktur yang
memadaiSub sistem produksihulu-hilir:• Kemen Pertanian• Kemen Perindustrian
Sub sistem infrastruktur:• Kemen Perhubungan• Kemen Kehutanan• Kemen Pertanian
Sumber: Adaptasi dari Morgan (2006)
Kinerja sistem pembangunan peternakan ditentukan oleh keselarasan aktivitas sub sistem yang terlibat. Kondisi inimenggambarkan pentingnya peran modal intelektual kelembagaan, yang terdiri dari modal struktural (sistem,prosedur, budaya), modal insani (pengetahuan, keahlian), modal relasional yang merupakan hubungan harmonis dengandidasari saling percaya dan saling menghargai.
No TeknikHirarkhi
Teknik ANPPrioritas Utama Fokus Isu
(1) (2) (3) (4)
1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional
2. Strategik
Keterkaitan dan konsistensi antara perencanan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Integrasi Perencanaan
Pembangunan SektorPertanian dalamSwasembada Daging SapiNasional
Fokus perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, danpengawasan berdasarkan program prioritasIntegrasi, sikronisasi dan sinergi program (antar daerah,antar fungsi pemerintah)
3.3 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik ANP
16
Integrasi, sikronisasi dan sinergi program (antar daerah,antar fungsi pemerintah)
3. Taktikal
Penataan peran kelembagaan (kementerian, lembagapemerintah, pemda, pelaku usaha & masyarakat) Penataan Peran
Kelembagaan dan KoordinasiPelaksanaan Program
Koordinasi antar pelaku pembangunan (kementerian,lembaga dll)Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, serta langkahperbaikan
4. Operasional
Pengembangan kapasitas kelembagaan dan SDMpelaku usaha dan masyarakat Pengembangan Kapasitas
dan Peningkatan SaranaPrasarana
Bentuk kemitraan strategisPengembangan dan peningkatan sarana dan prasaranaPemberian insentif pemberdayaan pelaku usaha danmasyarakat dalam rantai sektor peternakan
No TeknikHirarkhi
Teknik SASTAsumsi Strategis Fokus Isu
(1) (2) (3) (4)
1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional
2. Strategik
1. Kebijakan larangan impor daging sapi2. Kebijakan larangan impor sapi bakalan3. Kebijakan ekspor bahan pakan4. Masuknya produk impor daging5. Masuknya impor bakalan6. Pengaruh “middle man”7. Kebijakan tataniaga yang kondusif8. Fluktuasi kurs mata uang asing
Kebijakan tata niaga yangkondusif
3.4 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik SAST
17
1. Kebijakan larangan impor daging sapi2. Kebijakan larangan impor sapi bakalan3. Kebijakan ekspor bahan pakan4. Masuknya produk impor daging5. Masuknya impor bakalan6. Pengaruh “middle man”7. Kebijakan tataniaga yang kondusif8. Fluktuasi kurs mata uang asing
Kebijakan tata niaga yangkondusif
3. Taktikal Koordinasi Kemen PPN/Bappenas, KemenKeu,Kemen Kord. Bid. Perekonomian
Koordinasi tingkat kebijakan(high level implementation plan)
4. Operasional
1. Peningkatan permintaan musimam2. Penyakit ternak3. Jumlah menu dengan daging sapi impor4. Variasi makanan berbasis daging sapi5. Fasilitas & penguasaan teknologi IB6. Ketersediaan & kecukupan obat-obatan
Keseimbangansupply – demand
3.5 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik ISM
No TeknikHirarkhi
Teknik ISMElemen Sub Elemen Pendorong Sub Elemen Terpengaruh
(1) (2) (3) (4) (5)1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional
2. Strategik
Prasyarat dicapainyaperencanaan swasembadasecara terintegratif
1.Kejelasan kebijakan program swasembadadaging pada tingkat nasional
2.Ketersediaan anggaran bagi pelaksanaanprogram swasembada daging
3.Tataniaga yang kondusif bagipenciptaan nilai tambah bagi industripeternakan nasional
1. Jaringan kemitraan dengan pelaku usaha danmasyarakat dalam rantai nilai peternakan
2. Adanya instrumen monev tingkat nasional sertaK/L/D
3. Kompetensi SDM (teknis dan non teknis) padaK/L/D yang melaksanakan program swasembada
Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPerencanaan
1.Kementerian Keuangan2.Kementerian PPN/Bappenas Pelaku Usaha dan Masyarakat Peternak
1. Terlaksananya program insentif: aksespermodalan, penguatan organisasi & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna
2. Terbentuknya koperasi masy. peternak danlembaga berbasis masyarakat lain yangmendukung usaha peternakan
18
Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPerencanaan
3. Taktikal
Tolok ukur penilaian hasilpelaksanaan aktivitas
Tidak adanya distorsi dalam penerapankebijakan perdagangan ternak, dagingdan produk turunannya
1. Terlaksananya program insentif: aksespermodalan, penguatan organisasi & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna
2. Terbentuknya koperasi masy. peternak danlembaga berbasis masyarakat lain yangmendukung usaha peternakan
Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPelaksanaan
1.Kementerian Koord. Bid. Perekonomian2.Kementerian Perdagangan3.Kementerian Pertanian
1. Pelaku usaha dan masyarakat peternak danpendukung usaha peternakan
2. Koperasi dan asosiasi peternak dan pendukungusaha peternakan
4. Operasional
Aktivitas yang palingberpengaruh ataspencapaian swasembada
Harmonisasi lintas K/Ldalam penerapankebijakan perdagangan ternak, dagingdan produk turunannya
Melaksanakan insentif bagi masy. peternak dalam:akses permodalan, penguatan org. & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna.
Tujuan dari integrasiperencanaan pembangunanswasembada daging sapi
Meningkatnya efektivitas penggunaansumberdaya nasional, serta peningkatankinerja kelembagaan dalam pelaksanaanpencapaian sasaran swasembada dagingsapi
Meningkatnya jumlah masyarakat peternak yangsejahtera, karena peningkatan penciptaan nilaitambah pada kegiatan usaha peternakan (pro poor)
KementerianPPN/Bappenas Kementerian Keuangan
Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian
KementerianPertanian
KementerianPerdagangan
Pertukatan informasi
Penyelarasan programdan alokasi anggaran Koordinasi
tingkat direktif
Koordinasistrategik-taktikal• Koordinasi dan sinergi program
• Eleminasi distorsi kebijakan
Penyampaian data, informasi danstatus pelaksanaan
Pelaporanpelaksanaan
Pelaporanpelaksanaan
Penyesuaian rencanaberdasar kondisi riil (rolling
plan)
Penyesuaian alokasianggaran berdasar kondisiriil (rolling plan)
Perencanaanprogram
Pengalokasiananggaran
data data
Kementerian/LembagaTerkait
3.6 Pengembangan Model Kelembagaan dalam Swasembada Daging Sapi
19
• Program• Sasaran pencapaian
• Program• Sasaran pencapaian
PemerintahDaerah – 1
PemerintahDaerah – 2
PemerintahDaerah – n
Aktivitas komunitasrantai nilaibudidaya
Aktivitas komunitasrantai nilai pakan
Aktivitas komunitasrantai nilaipendukung
Lingkungan pembangunan sektor peternakan
Koordinasioperasional
Pelaksanaanaktivitas padapraktek nyata
kemitraan kemitraan
Pelaporanpelaksanaan
Pelaporanpelaksanaan
Monitoring & evaluasi kinerjapada level
outcome/impact
Jejaring/network
Pemerintah Daerah sebagai Sistem Otonom
Kementerian/LembagaTerkait
Kesimpulan dan Saran4
20
1. Walaupun swasembada daging sapi telah ditetapkan sebagai programnasional, namun belum seluruh kementerian dan lembaga yang terkaitmencantumkan sebagai program/kegiatan dalam dokumenperencanaan strategisnya;
2. Swasembada daging sapi memerlukan prasyarat utama: (1) integrasiperencanaan pembangunan sektor pertanian dalam swasembadadaging sapi; (2) penataan peran kelembagaan dan koordinasipelaksanaan program, dan (3) pengembangan kapasitas danpeningkatan sarana prasarana yang harus menjadi fokus utamapemerintah.
3. Swasembada daging sapi memerlukan kebijakan tataniaga yangkondusif, selain daripada itu keseimbangan supply – demand, dankoordinasi tingkat kebijakan juga merupakan hal yang penting danbesar pengaruhnya;
4.1 KESIMPULAN (1)
21
1. Walaupun swasembada daging sapi telah ditetapkan sebagai programnasional, namun belum seluruh kementerian dan lembaga yang terkaitmencantumkan sebagai program/kegiatan dalam dokumenperencanaan strategisnya;
2. Swasembada daging sapi memerlukan prasyarat utama: (1) integrasiperencanaan pembangunan sektor pertanian dalam swasembadadaging sapi; (2) penataan peran kelembagaan dan koordinasipelaksanaan program, dan (3) pengembangan kapasitas danpeningkatan sarana prasarana yang harus menjadi fokus utamapemerintah.
3. Swasembada daging sapi memerlukan kebijakan tataniaga yangkondusif, selain daripada itu keseimbangan supply – demand, dankoordinasi tingkat kebijakan juga merupakan hal yang penting danbesar pengaruhnya;
4. Pada tahap perencanaan program swasembada daging sapi, KemenPPN/ Bappenas bersama-sama Kemenkeu dengan memiliki dayadorong yang paling tinggi.
5. Pada tahap pelaksanaan, lembaga yang paling berperan adalahKemenko. Bid. Perekonomian, bersama-sama dengan KementerianPertanian dan Kementerian Perdagangan;
6. Keandalan dan efektivitas modal relational, khususnya dalamproses pertukaran informasi dan kecepatan dalam pengambilankeputusan yang bersifat lintas fungsi atau lintas unit kerja merupakanfaktor penting dan perlu diwujudkan dalam membentuk forumkerjasama antar pihak baik intra-organisasi maupun inter-organisasi pada tingkat pusat maupun daerah.
4.1 KESIMPULAN (2)
22
4. Pada tahap perencanaan program swasembada daging sapi, KemenPPN/ Bappenas bersama-sama Kemenkeu dengan memiliki dayadorong yang paling tinggi.
5. Pada tahap pelaksanaan, lembaga yang paling berperan adalahKemenko. Bid. Perekonomian, bersama-sama dengan KementerianPertanian dan Kementerian Perdagangan;
6. Keandalan dan efektivitas modal relational, khususnya dalamproses pertukaran informasi dan kecepatan dalam pengambilankeputusan yang bersifat lintas fungsi atau lintas unit kerja merupakanfaktor penting dan perlu diwujudkan dalam membentuk forumkerjasama antar pihak baik intra-organisasi maupun inter-organisasi pada tingkat pusat maupun daerah.
1. Untuk lebih mengoptimalkan proses perencanaan program prioritasnasional, agar sebelum pelaksanaan Musrenbangnas danMusrenbangpus dilakukan penyelarasan antara perencanaanprogram lintas sektor, alokasi ketersediaan anggaran, dan polapengelolaan koordinasi pelaksanaan antara Kemen PPN/ Bappenas,Kemen.Keu, dan Kemen. Koord. Bid. Perekonomian.
2. Agar Kemenenterian Koordinator Bidang Perekonomian disarankanuntuk lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinergi lintas sektordari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, sertapelaku usaha. Fasilitasi dapat dilakukan melalui RAKOR teknis-operasional yang secara periodik memantau perkembangan maupunpermasalahan import ternak, daging dan produk samping dankelancaran rantai pasok sapi lokal.
4.2 SARAN (1)
23
1. Untuk lebih mengoptimalkan proses perencanaan program prioritasnasional, agar sebelum pelaksanaan Musrenbangnas danMusrenbangpus dilakukan penyelarasan antara perencanaanprogram lintas sektor, alokasi ketersediaan anggaran, dan polapengelolaan koordinasi pelaksanaan antara Kemen PPN/ Bappenas,Kemen.Keu, dan Kemen. Koord. Bid. Perekonomian.
2. Agar Kemenenterian Koordinator Bidang Perekonomian disarankanuntuk lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinergi lintas sektordari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, sertapelaku usaha. Fasilitasi dapat dilakukan melalui RAKOR teknis-operasional yang secara periodik memantau perkembangan maupunpermasalahan import ternak, daging dan produk samping dankelancaran rantai pasok sapi lokal.
3. Kementerian PPN/Bappenas disarankan untuk meningkatkankualitas modal relasional organisasi, dan penataan fungsi padajajarannya sehingga dapat melakukan fasilitasi terhadap K/L/D mitrakerjanya, serta dapat mengantisipasi terjadinya kesenjangan dalamimplementasi perencanaan maupun perubahan lingkungan strategis;
4. Kebijakan dan pelaksanaan program swasembada dilaksanakandengan keberpihakan pada peternakan skala kecil dan menengah,oleh peternak perorangan maupun koperasi produksi pada tingkatdesa, terutama bagi penyelenggaraan perbibitan, pemulia-biakanserta pengembangan wilayah peternakan rakyat.
4.2 SARAN (2)
24
3. Kementerian PPN/Bappenas disarankan untuk meningkatkankualitas modal relasional organisasi, dan penataan fungsi padajajarannya sehingga dapat melakukan fasilitasi terhadap K/L/D mitrakerjanya, serta dapat mengantisipasi terjadinya kesenjangan dalamimplementasi perencanaan maupun perubahan lingkungan strategis;
4. Kebijakan dan pelaksanaan program swasembada dilaksanakandengan keberpihakan pada peternakan skala kecil dan menengah,oleh peternak perorangan maupun koperasi produksi pada tingkatdesa, terutama bagi penyelenggaraan perbibitan, pemulia-biakanserta pengembangan wilayah peternakan rakyat.
Mengatasi paradoks dengan langkah solusi berbasis PATRIOTISME
“Agenda pembangunan adalah mengubah kehidupanmasyarakat, bukan hanya mengubah perekonomian”
(J.E. Stiglitz, 2006)
Untuk Indonesia
25
“Agenda pembangunan adalah mengubah kehidupanmasyarakat, bukan hanya mengubah perekonomian”
(J.E. Stiglitz, 2006)
Resep 4 sehat 5 sempurna :1. Sehatkan haluan ekonomi
2. Sehatkan kedaulatan ekonomi3. Sehatkan kemandirian komunitas4. Sehat pajak dan pendapatan untuk pemerataan yang proporsional5. Restrukturisasi pasar finansialSumber:Eriyatno, 2011 dalam Membangun Ekonomi Komparatif, Strategi Meningkatkan Kemakmuran Nusa dan Resiliensi Bangsa
TERIMAKASIHTERIMAKASIH
Rancang Bangun Model KelembagaanIntegrasi Perencanaan Pembangunan Peternakan
(Studi Kasus Swasembada Daging Sapi)
Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
TERIMAKASIHTERIMAKASIH
26
Jakarta, 19 Februari 2013
Dr. Ir. Nugroho Ananto, M.Eng., MM