26
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternakan (Studi Kasus Swasembada Daging Sapi) Jakarta, 20 Februari 2013 Dr. Ir. Nugroho Ananto, M.Eng., MM Disajikan dalam Diskusi Media Paparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

  • Upload
    edoqu

  • View
    1.407

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan (Daging Sapi)

Citation preview

Page 1: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Rancang Bangun Model Kelembagaan

Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternakan

(Studi Kasus Swasembada Daging Sapi)

Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Jakarta, 20 Februari 2013

Dr. Ir. Nugroho Ananto, M.Eng., MM

Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Page 2: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Analisis Kebutuhan1

Kerangka Kerja Penelitian2

3

2

Pembahasan Hasil Penelitian3

Kesimpulan dan Saran4

Page 3: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Analisis Kebutuhan1

3

Page 4: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

1. Program swasembada daging sapi (PSDS) 2014 merupakan

bagian dari Program Aksi Bidang Pangan (RPJM Nasional

2010-2014);

2. Beberapa upaya pernah dilaksanakan :

2000 – 2005 : program kecukupan daging sapi tidak

berhasil;

2005 – 2010 : program percepatan swasembada daging

sapi tidak berhasil;

2010 – 2014 : PSDS 2014, dalam pelaksanaan

1.1 Latar Belakang : Program Swasembada Daging Sapi (1)

1. Program swasembada daging sapi (PSDS) 2014 merupakan

bagian dari Program Aksi Bidang Pangan (RPJM Nasional

2010-2014);

2. Beberapa upaya pernah dilaksanakan :

2000 – 2005 : program kecukupan daging sapi tidak

berhasil;

2005 – 2010 : program percepatan swasembada daging

sapi tidak berhasil;

2010 – 2014 : PSDS 2014, dalam pelaksanaan

4

Page 5: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

3. Kegagalan diduga karena adanya permasalahan dalampelaksanaannya antara lain (Sumber: Blueprint PSDS 2014):

a. Belum memperoleh dukungan dana yang memadai;b. Tantangan dan permasalahan: aspek teknis, ekonomi, sosial

maupun kebijakan-kebijakan pendukungnya;c. Lemahnya koordinasi antar instansi, antar sektor, serta antar

pengemban kepentingan;4. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan telah

menerbitkan Blue Print PSDS 2014;5. Pelaksanaan PSDS 2014, sekurangnya akan melibatkan 9

Kementerian, 3 Lembaga, dan Perbankan;

1.1 Latar Belakang : Program Swasembada Daging Sapi (2)

3. Kegagalan diduga karena adanya permasalahan dalampelaksanaannya antara lain (Sumber: Blueprint PSDS 2014):

a. Belum memperoleh dukungan dana yang memadai;b. Tantangan dan permasalahan: aspek teknis, ekonomi, sosial

maupun kebijakan-kebijakan pendukungnya;c. Lemahnya koordinasi antar instansi, antar sektor, serta antar

pengemban kepentingan;4. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan telah

menerbitkan Blue Print PSDS 2014;5. Pelaksanaan PSDS 2014, sekurangnya akan melibatkan 9

Kementerian, 3 Lembaga, dan Perbankan;

5

Page 6: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

No UraianTahun (000 ton)

2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Produksi daging lokal 217.38 259.54 210.77 233.63 250.812. Impor 111.29 119.17 124.80 150.42 142.80

a. Bakalan 55.09 57.14 60.80 80.38 72.80b. Daging 56.20 62.04 64.00 70.04 70.00

1.2 Peningkatan Permintaan Daging Sapi

6

b. Daging 56.20 62.04 64.00 70.04 70.00TOTAL Permintaan 328.67 378.71 335.57 384.05 393.61

Peningkatan permintaan didorong oleh:• Peningkatan jumlah kelompok masyarakat menengah dengan berpendapatan

lebih baik;• Perubahan pola makan dan aktivitas, terutama masyarakat perkotaan;• Peningkatan kemampuan masyarakat dalam menyajikan olahan daging;• Penyempurnaan pohon industri berbasis daging sehingga meningkatkan akses

masyarakat terhadap daging;

Sumber: Ditjennak, 2010

Page 7: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

No UraianTahun (000 ton)

2004 2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Daging Sapi 11,8 21,5 25,9 50,2 57,2 64,12. Jeroan (Offal) 36,5 34,7 36,5 13,8 12,9 10,6

Jumlah 48,3 56,2 62 64 70,1 74,7

Kenaikan lebih dari 5 x

1.3 Kondisi Impor Daging Sapi dan Jeroan

7

Jumlah 48,3 56,2 62 64 70,1 74,7Kenaikan (%) 16,36 11,03 2,56 9,53 6,56Jeroan : Daging(%)

75,3 61,7 58,5 21,5 18,4 14,19

Sumber: Ditjennak, 2010

• Jumlah impor daging dalam waktu 5 tahun (2004 – 2009) mengalami peningkatanlebih dari 5 x lipat (dari 11,8 ribu ton 64,1 ribu ton);

• Hal ini menggambarkan bahwa swasembada daging sapi belum dicapai, danbahkan menjadi tantangan bagi daging sumber sapi lokal untuk menggantikanposisi (substitusi) dagi impor tersebut

Page 8: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Penelitian difokuskan pada upaya untuk memberikansolusi pada aspek manajerial, dengan mengembangkanpola pengorganisasian perencanaan pembangunanswasembada daging sapi yang terintegrasi lintas kementerian,lembaga dan daerah agar dapat dicapai hasil pembangunanyang optimal;

1.4 Tujuan Penelitian

8

Penelitian difokuskan pada upaya untuk memberikansolusi pada aspek manajerial, dengan mengembangkanpola pengorganisasian perencanaan pembangunanswasembada daging sapi yang terintegrasi lintas kementerian,lembaga dan daerah agar dapat dicapai hasil pembangunanyang optimal;

Page 9: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Kerangka Kerja Penelitian2

9

Page 10: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Integrasi perencanaan pembangunan peternakan dalam upayapencapaian Swasembada Daging Sapi, merupakan ranahkebijakan publik yang bersifat lintas pengetahuan atau multidisipliner dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganmasing-masing peran dan fungsi, saling terkait sebagai sebuahsistem yang (i) saling berinteraksi sebagai komponen sebagaisebuah proses; (ii) interrelasi dalam menjalankan proses sebagaisebuah sistem; dan (iii) interkoneksi diantara sistem yang berjalandinamis sesuai perubahan waktu dan kondisi lingkungannya(Eriyatno, 2007).

2.1 Swasembada Daging Sapi dalam Hubungan Kesisteman

10

Integrasi perencanaan pembangunan peternakan dalam upayapencapaian Swasembada Daging Sapi, merupakan ranahkebijakan publik yang bersifat lintas pengetahuan atau multidisipliner dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganmasing-masing peran dan fungsi, saling terkait sebagai sebuahsistem yang (i) saling berinteraksi sebagai komponen sebagaisebuah proses; (ii) interrelasi dalam menjalankan proses sebagaisebuah sistem; dan (iii) interkoneksi diantara sistem yang berjalandinamis sesuai perubahan waktu dan kondisi lingkungannya(Eriyatno, 2007).

Page 11: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Permasalahan untukmencapai swasembada

daging sapi

Masalah teknis,tataniaga, kelembagaan,

perundangan

Temuan

Saran perbaikan danimplikasi kelembagaan

Perbandingan antara (2)kondisi riil dan (4)rancangan model

Identifikasi hal yang diinginkansecara sistimastis dan

perubahan yang layak secaraefektif

Dunia Nyata

1

2 5

7

6Tindakan

•ANP•Depth interview•Analisis

•Panel pakar•Face validity

•Studi pustaka•Depth interview•Analisis

2.2 Kerangka Berpikir Soft System Methodology (SSM)

11

Dunia Nyata

Model KelembagaanSwasembada Daging SapiPendefinisian sistem

yang relevan

Konsep peran kelembangaandan modal intelektual

Pemikiran Sistem

Pendekatan sistem

3 4

4a Konsep pengukurankinerja

4b

•ANP•Depth interview•Analisis

•FGD•SAST•Depth interview•Analisis

•ISM

•Pemikiran (sintesis)•Pengembangan model

Sumber : Adaptasi dari Jackson (2000)

•Pemikiran (sintesis)•Pengembangan model

Page 12: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Proses knowledge aquisition dilakukan untuk mendapatkan konsensus pakar sebagaithinking respondents atau subject matters expert, dengan menggunakan pendekatanSoft System Methodology (SSM).

Teknik Tujuan

ANP(analitycal network process)

Digunakan untuk menetapkan faktor-faktor yangmenjadi prioritas dalam pengembangan model

Digunakan untuk melakukan eksplorasi asumsistrategis dengan tingkat keyakinan dan kepastian tinggiyang harus mendapat perhatian dalam pengembanganmodel, sebagai certain planning region

2.3 Teknik Analisis yang Digunakan

12

SAST(strategic assumptionsurfacing technique)

Digunakan untuk melakukan eksplorasi asumsistrategis dengan tingkat keyakinan dan kepastian tinggiyang harus mendapat perhatian dalam pengembanganmodel, sebagai certain planning region

ISM(interpretative

structural model)

Digunakan untuk mengungkap hubungan kontekstualantar sub elemen dalam elemen

Depth interviewUntuk mendapatkan pemahaman atas tacit knowledge(contextual) dan validasi hasil penelitian

Page 13: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Pembahasan Hasil Penelitian3

13

Page 14: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Kementerian Pertanian:•Perbibitan•Budidaya

•Pakan•Kesehatan

Kementerian/Lembaga/Daerah terkait:

•Perencanaan•Penganggaran•Tataniaga•Teknologi

•Pasar globaldan regional

•Dunia usahanasional

•Masyarakatpeternak

•Konsumen•Lainnya

Peta keterlibatan pemangku kepentingan dalam swasembada daging sapi

3.1 Keterlibatan Stakeholder Dalam Swasembada Daging Sapi

14

Kementerian Pertanian:•Perbibitan•Budidaya

•Pakan•Kesehatan •Industri hulu – hilir dan

pendukung peternakan•Ketersediaan lahan

•Perencanaan•Penganggaran•Tataniaga•Teknologi

•Pasar globaldan regional

•Dunia usahanasional

•Masyarakatpeternak

•Konsumen•Lainnya

Swasembada yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan denganperan dan fungsi yang saling terkait dalam betuk interaksi, interrelasi,dan interkoneksi dalam kerangka sistem, berjalan dinamis sesuaiperubahan waktu dan kondisi lingkungannya

Page 15: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Sub sistem manajemenswasembada daging sapi:• Kemen PPN/Bappenas• Kemen Keuangan• Kemenko Perekonomian

Sub sistem tataniaga:• Kemen Perdagangan• Kemen KUKM

Suprasistem(pembangunan peternakan)

Masukan:SDM, anggaran,informasi, material,sumberdaya

Hasil Keluaran:1. Iklim usaha rantai nilai

peternakan yang kondusif;2. Pemenuhan 90% kebutuhan dari

daging sapi lokal;3. Kecukupan bibit, pakan, obat-

obatan;4. Dukungan infrastruktur yang

memadai

Sub sistem teknologi:• Kemen Ristek & jajaran• Litbang Teknis• Perguruan Tinggi

3.2 Sistem Analisis: Relasional Lintas Kementerian/Lembaga

15

Sub sistem manajemenswasembada daging sapi:• Kemen PPN/Bappenas• Kemen Keuangan• Kemenko Perekonomian

Masukan:SDM, anggaran,informasi, material,sumberdaya

Aliran input-output darimaterial, energi, informasi

Hasil Keluaran:1. Iklim usaha rantai nilai

peternakan yang kondusif;2. Pemenuhan 90% kebutuhan dari

daging sapi lokal;3. Kecukupan bibit, pakan, obat-

obatan;4. Dukungan infrastruktur yang

memadaiSub sistem produksihulu-hilir:• Kemen Pertanian• Kemen Perindustrian

Sub sistem infrastruktur:• Kemen Perhubungan• Kemen Kehutanan• Kemen Pertanian

Sumber: Adaptasi dari Morgan (2006)

Kinerja sistem pembangunan peternakan ditentukan oleh keselarasan aktivitas sub sistem yang terlibat. Kondisi inimenggambarkan pentingnya peran modal intelektual kelembagaan, yang terdiri dari modal struktural (sistem,prosedur, budaya), modal insani (pengetahuan, keahlian), modal relasional yang merupakan hubungan harmonis dengandidasari saling percaya dan saling menghargai.

Page 16: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

No TeknikHirarkhi

Teknik ANPPrioritas Utama Fokus Isu

(1) (2) (3) (4)

1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional

2. Strategik

Keterkaitan dan konsistensi antara perencanan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Integrasi Perencanaan

Pembangunan SektorPertanian dalamSwasembada Daging SapiNasional

Fokus perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, danpengawasan berdasarkan program prioritasIntegrasi, sikronisasi dan sinergi program (antar daerah,antar fungsi pemerintah)

3.3 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik ANP

16

Integrasi, sikronisasi dan sinergi program (antar daerah,antar fungsi pemerintah)

3. Taktikal

Penataan peran kelembagaan (kementerian, lembagapemerintah, pemda, pelaku usaha & masyarakat) Penataan Peran

Kelembagaan dan KoordinasiPelaksanaan Program

Koordinasi antar pelaku pembangunan (kementerian,lembaga dll)Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, serta langkahperbaikan

4. Operasional

Pengembangan kapasitas kelembagaan dan SDMpelaku usaha dan masyarakat Pengembangan Kapasitas

dan Peningkatan SaranaPrasarana

Bentuk kemitraan strategisPengembangan dan peningkatan sarana dan prasaranaPemberian insentif pemberdayaan pelaku usaha danmasyarakat dalam rantai sektor peternakan

Page 17: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

No TeknikHirarkhi

Teknik SASTAsumsi Strategis Fokus Isu

(1) (2) (3) (4)

1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional

2. Strategik

1. Kebijakan larangan impor daging sapi2. Kebijakan larangan impor sapi bakalan3. Kebijakan ekspor bahan pakan4. Masuknya produk impor daging5. Masuknya impor bakalan6. Pengaruh “middle man”7. Kebijakan tataniaga yang kondusif8. Fluktuasi kurs mata uang asing

Kebijakan tata niaga yangkondusif

3.4 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik SAST

17

1. Kebijakan larangan impor daging sapi2. Kebijakan larangan impor sapi bakalan3. Kebijakan ekspor bahan pakan4. Masuknya produk impor daging5. Masuknya impor bakalan6. Pengaruh “middle man”7. Kebijakan tataniaga yang kondusif8. Fluktuasi kurs mata uang asing

Kebijakan tata niaga yangkondusif

3. Taktikal Koordinasi Kemen PPN/Bappenas, KemenKeu,Kemen Kord. Bid. Perekonomian

Koordinasi tingkat kebijakan(high level implementation plan)

4. Operasional

1. Peningkatan permintaan musimam2. Penyakit ternak3. Jumlah menu dengan daging sapi impor4. Variasi makanan berbasis daging sapi5. Fasilitas & penguasaan teknologi IB6. Ketersediaan & kecukupan obat-obatan

Keseimbangansupply – demand

Page 18: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

3.5 Resume Hasil Analisis Menggunakan Teknik ISM

No TeknikHirarkhi

Teknik ISMElemen Sub Elemen Pendorong Sub Elemen Terpengaruh

(1) (2) (3) (4) (5)1. Direktif Mengacu pada: (1) RPJMN 2010-2014, (2) MP3EI 2010-2025, dan (3) Sistem Logistik Nasional

2. Strategik

Prasyarat dicapainyaperencanaan swasembadasecara terintegratif

1.Kejelasan kebijakan program swasembadadaging pada tingkat nasional

2.Ketersediaan anggaran bagi pelaksanaanprogram swasembada daging

3.Tataniaga yang kondusif bagipenciptaan nilai tambah bagi industripeternakan nasional

1. Jaringan kemitraan dengan pelaku usaha danmasyarakat dalam rantai nilai peternakan

2. Adanya instrumen monev tingkat nasional sertaK/L/D

3. Kompetensi SDM (teknis dan non teknis) padaK/L/D yang melaksanakan program swasembada

Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPerencanaan

1.Kementerian Keuangan2.Kementerian PPN/Bappenas Pelaku Usaha dan Masyarakat Peternak

1. Terlaksananya program insentif: aksespermodalan, penguatan organisasi & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna

2. Terbentuknya koperasi masy. peternak danlembaga berbasis masyarakat lain yangmendukung usaha peternakan

18

Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPerencanaan

3. Taktikal

Tolok ukur penilaian hasilpelaksanaan aktivitas

Tidak adanya distorsi dalam penerapankebijakan perdagangan ternak, dagingdan produk turunannya

1. Terlaksananya program insentif: aksespermodalan, penguatan organisasi & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna

2. Terbentuknya koperasi masy. peternak danlembaga berbasis masyarakat lain yangmendukung usaha peternakan

Peran Kementerian/Lembaga pada TahapPelaksanaan

1.Kementerian Koord. Bid. Perekonomian2.Kementerian Perdagangan3.Kementerian Pertanian

1. Pelaku usaha dan masyarakat peternak danpendukung usaha peternakan

2. Koperasi dan asosiasi peternak dan pendukungusaha peternakan

4. Operasional

Aktivitas yang palingberpengaruh ataspencapaian swasembada

Harmonisasi lintas K/Ldalam penerapankebijakan perdagangan ternak, dagingdan produk turunannya

Melaksanakan insentif bagi masy. peternak dalam:akses permodalan, penguatan org. & manajemen,serta penguasaan teknologi tepat guna.

Tujuan dari integrasiperencanaan pembangunanswasembada daging sapi

Meningkatnya efektivitas penggunaansumberdaya nasional, serta peningkatankinerja kelembagaan dalam pelaksanaanpencapaian sasaran swasembada dagingsapi

Meningkatnya jumlah masyarakat peternak yangsejahtera, karena peningkatan penciptaan nilaitambah pada kegiatan usaha peternakan (pro poor)

Page 19: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

KementerianPPN/Bappenas Kementerian Keuangan

Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian

KementerianPertanian

KementerianPerdagangan

Pertukatan informasi

Penyelarasan programdan alokasi anggaran Koordinasi

tingkat direktif

Koordinasistrategik-taktikal• Koordinasi dan sinergi program

• Eleminasi distorsi kebijakan

Penyampaian data, informasi danstatus pelaksanaan

Pelaporanpelaksanaan

Pelaporanpelaksanaan

Penyesuaian rencanaberdasar kondisi riil (rolling

plan)

Penyesuaian alokasianggaran berdasar kondisiriil (rolling plan)

Perencanaanprogram

Pengalokasiananggaran

data data

Kementerian/LembagaTerkait

3.6 Pengembangan Model Kelembagaan dalam Swasembada Daging Sapi

19

• Program• Sasaran pencapaian

• Program• Sasaran pencapaian

PemerintahDaerah – 1

PemerintahDaerah – 2

PemerintahDaerah – n

Aktivitas komunitasrantai nilaibudidaya

Aktivitas komunitasrantai nilai pakan

Aktivitas komunitasrantai nilaipendukung

Lingkungan pembangunan sektor peternakan

Koordinasioperasional

Pelaksanaanaktivitas padapraktek nyata

kemitraan kemitraan

Pelaporanpelaksanaan

Pelaporanpelaksanaan

Monitoring & evaluasi kinerjapada level

outcome/impact

Jejaring/network

Pemerintah Daerah sebagai Sistem Otonom

Kementerian/LembagaTerkait

Page 20: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Kesimpulan dan Saran4

20

Page 21: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

1. Walaupun swasembada daging sapi telah ditetapkan sebagai programnasional, namun belum seluruh kementerian dan lembaga yang terkaitmencantumkan sebagai program/kegiatan dalam dokumenperencanaan strategisnya;

2. Swasembada daging sapi memerlukan prasyarat utama: (1) integrasiperencanaan pembangunan sektor pertanian dalam swasembadadaging sapi; (2) penataan peran kelembagaan dan koordinasipelaksanaan program, dan (3) pengembangan kapasitas danpeningkatan sarana prasarana yang harus menjadi fokus utamapemerintah.

3. Swasembada daging sapi memerlukan kebijakan tataniaga yangkondusif, selain daripada itu keseimbangan supply – demand, dankoordinasi tingkat kebijakan juga merupakan hal yang penting danbesar pengaruhnya;

4.1 KESIMPULAN (1)

21

1. Walaupun swasembada daging sapi telah ditetapkan sebagai programnasional, namun belum seluruh kementerian dan lembaga yang terkaitmencantumkan sebagai program/kegiatan dalam dokumenperencanaan strategisnya;

2. Swasembada daging sapi memerlukan prasyarat utama: (1) integrasiperencanaan pembangunan sektor pertanian dalam swasembadadaging sapi; (2) penataan peran kelembagaan dan koordinasipelaksanaan program, dan (3) pengembangan kapasitas danpeningkatan sarana prasarana yang harus menjadi fokus utamapemerintah.

3. Swasembada daging sapi memerlukan kebijakan tataniaga yangkondusif, selain daripada itu keseimbangan supply – demand, dankoordinasi tingkat kebijakan juga merupakan hal yang penting danbesar pengaruhnya;

Page 22: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

4. Pada tahap perencanaan program swasembada daging sapi, KemenPPN/ Bappenas bersama-sama Kemenkeu dengan memiliki dayadorong yang paling tinggi.

5. Pada tahap pelaksanaan, lembaga yang paling berperan adalahKemenko. Bid. Perekonomian, bersama-sama dengan KementerianPertanian dan Kementerian Perdagangan;

6. Keandalan dan efektivitas modal relational, khususnya dalamproses pertukaran informasi dan kecepatan dalam pengambilankeputusan yang bersifat lintas fungsi atau lintas unit kerja merupakanfaktor penting dan perlu diwujudkan dalam membentuk forumkerjasama antar pihak baik intra-organisasi maupun inter-organisasi pada tingkat pusat maupun daerah.

4.1 KESIMPULAN (2)

22

4. Pada tahap perencanaan program swasembada daging sapi, KemenPPN/ Bappenas bersama-sama Kemenkeu dengan memiliki dayadorong yang paling tinggi.

5. Pada tahap pelaksanaan, lembaga yang paling berperan adalahKemenko. Bid. Perekonomian, bersama-sama dengan KementerianPertanian dan Kementerian Perdagangan;

6. Keandalan dan efektivitas modal relational, khususnya dalamproses pertukaran informasi dan kecepatan dalam pengambilankeputusan yang bersifat lintas fungsi atau lintas unit kerja merupakanfaktor penting dan perlu diwujudkan dalam membentuk forumkerjasama antar pihak baik intra-organisasi maupun inter-organisasi pada tingkat pusat maupun daerah.

Page 23: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

1. Untuk lebih mengoptimalkan proses perencanaan program prioritasnasional, agar sebelum pelaksanaan Musrenbangnas danMusrenbangpus dilakukan penyelarasan antara perencanaanprogram lintas sektor, alokasi ketersediaan anggaran, dan polapengelolaan koordinasi pelaksanaan antara Kemen PPN/ Bappenas,Kemen.Keu, dan Kemen. Koord. Bid. Perekonomian.

2. Agar Kemenenterian Koordinator Bidang Perekonomian disarankanuntuk lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinergi lintas sektordari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, sertapelaku usaha. Fasilitasi dapat dilakukan melalui RAKOR teknis-operasional yang secara periodik memantau perkembangan maupunpermasalahan import ternak, daging dan produk samping dankelancaran rantai pasok sapi lokal.

4.2 SARAN (1)

23

1. Untuk lebih mengoptimalkan proses perencanaan program prioritasnasional, agar sebelum pelaksanaan Musrenbangnas danMusrenbangpus dilakukan penyelarasan antara perencanaanprogram lintas sektor, alokasi ketersediaan anggaran, dan polapengelolaan koordinasi pelaksanaan antara Kemen PPN/ Bappenas,Kemen.Keu, dan Kemen. Koord. Bid. Perekonomian.

2. Agar Kemenenterian Koordinator Bidang Perekonomian disarankanuntuk lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinergi lintas sektordari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, sertapelaku usaha. Fasilitasi dapat dilakukan melalui RAKOR teknis-operasional yang secara periodik memantau perkembangan maupunpermasalahan import ternak, daging dan produk samping dankelancaran rantai pasok sapi lokal.

Page 24: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

3. Kementerian PPN/Bappenas disarankan untuk meningkatkankualitas modal relasional organisasi, dan penataan fungsi padajajarannya sehingga dapat melakukan fasilitasi terhadap K/L/D mitrakerjanya, serta dapat mengantisipasi terjadinya kesenjangan dalamimplementasi perencanaan maupun perubahan lingkungan strategis;

4. Kebijakan dan pelaksanaan program swasembada dilaksanakandengan keberpihakan pada peternakan skala kecil dan menengah,oleh peternak perorangan maupun koperasi produksi pada tingkatdesa, terutama bagi penyelenggaraan perbibitan, pemulia-biakanserta pengembangan wilayah peternakan rakyat.

4.2 SARAN (2)

24

3. Kementerian PPN/Bappenas disarankan untuk meningkatkankualitas modal relasional organisasi, dan penataan fungsi padajajarannya sehingga dapat melakukan fasilitasi terhadap K/L/D mitrakerjanya, serta dapat mengantisipasi terjadinya kesenjangan dalamimplementasi perencanaan maupun perubahan lingkungan strategis;

4. Kebijakan dan pelaksanaan program swasembada dilaksanakandengan keberpihakan pada peternakan skala kecil dan menengah,oleh peternak perorangan maupun koperasi produksi pada tingkatdesa, terutama bagi penyelenggaraan perbibitan, pemulia-biakanserta pengembangan wilayah peternakan rakyat.

Page 25: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

Mengatasi paradoks dengan langkah solusi berbasis PATRIOTISME

“Agenda pembangunan adalah mengubah kehidupanmasyarakat, bukan hanya mengubah perekonomian”

(J.E. Stiglitz, 2006)

Untuk Indonesia

25

“Agenda pembangunan adalah mengubah kehidupanmasyarakat, bukan hanya mengubah perekonomian”

(J.E. Stiglitz, 2006)

Resep 4 sehat 5 sempurna :1. Sehatkan haluan ekonomi

2. Sehatkan kedaulatan ekonomi3. Sehatkan kemandirian komunitas4. Sehat pajak dan pendapatan untuk pemerataan yang proporsional5. Restrukturisasi pasar finansialSumber:Eriyatno, 2011 dalam Membangun Ekonomi Komparatif, Strategi Meningkatkan Kemakmuran Nusa dan Resiliensi Bangsa

Page 26: Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan

TERIMAKASIHTERIMAKASIH

Rancang Bangun Model KelembagaanIntegrasi Perencanaan Pembangunan Peternakan

(Studi Kasus Swasembada Daging Sapi)

Disajikan dalam Diskusi MediaPaparan Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi Sebagai Komoditas Strategis

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

TERIMAKASIHTERIMAKASIH

26

Jakarta, 19 Februari 2013

Dr. Ir. Nugroho Ananto, M.Eng., MM