13
Ra’yu yang dilaksanakan dengan Ijtihad Penyusun : Chika Andriyani Gumay .S. Prodi : TI-14 P CDM STMIK BINA SARANA GLOBAL

Ra'yu dengan ijtihad (Tugas Agama)

Embed Size (px)

Citation preview

Ra’yu yang dilaksanakan dengan Ijtihad

Penyusun : Chika Andriyani Gumay .S.Prodi : TI-14 P CDM

STMIK BINA SARANA GLOBAL

Apa sih Ra’yu itu?

Ra’yu di mata para ahli ialah:

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah : al-Ra’yu secara bahasa merupakan masdar dari kata ra’ā sesuatu yang dilihat oleh hati setelah melalui pemikiran dan perenungan dalam rangka mengetahui kebenaran berdasarkan tanda-tanda atau isyarat tertentu

Al-Ghazali dalam bukunya al-Mustashfā, memaknai al-ra'yu sebagai menyerupakan dan memisalkan kepada suatu hukum yang paling mendekati dan menyerupai dengan sesuatu pembahasan tersebut.

Ra’yu di mata ahli Fiqih

Kata Ra’yu secara etimologi berarti melihat. Kata ra’yu atau yang semakna dengan itu banyak terdapat dalam al-Quran. Semua memberi isyarat terhadap penggunaan akal pikiran manusia mengenai alam sekitarnya

KEDUDUKAN DAN FUNGSINYA:• Kedudukannya sebagai sumber ajaran Islam ketiga.• Fungsinya untuk menjelaskan atau menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat baik dalam alQuran maupun al-Hadis.

IJTIHAD

Menurut Bahasa:

sungguh-sungguh, rajin, giat, atau mencurahkan kemampuan daya upaya atau usaha keras untuk mencapai atau memperoleh sesuatu

Menurut Istilah:suatu upaya pemikiran yang sungguh-sungguh untuk menegaskan prasangka kuat yang didasarkan suatu petunjuk yang berlaku atau penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan suatu yang terdekat dengan kitabullah dan sunnah rosululloh SAW.

3.1 WILAYAH IJTIHAD

1. Masalah baru yang hukumnya belum ditegaskan

dalam al-Quran maupun Hadis (pencangkokan organ

tubuh, kloning manusia, operasi kelamin).

2. Masalah baru yang hukumnya belum disepakati oleh

para ulama (aborsi, bunga bank, alat kontrasepsi).

3. Nash-nash atau dalil al-Quran yang diperselisihkan.

4. Hukum-hukum Islam yang kausalitas hukumnya

dapat diketahui para mujtahid.

SYARAT- SYARAT IJTIHAD

1

•Menguasai ayat-ayat dan hadis-hadis ahkam

•Mengetahui asbabun nuzul ayat dan asbabul wurud hadis

2

•Mengetahui masalah-masalah yang telah disepakati hukumnya oleh para mujtahid.

•Menguasai kaidah-kaidah penetapan hukum

3

•.

Menguasai ilmu logika.

•Menguasai bahasa arab.

METODE-METODE IJTIHAD

1. AL-IJMA, yaitu kesepakatan seluruh mujtahid terhadap suatu masalah atau perkara pada masa tertentu setelah wafatnya rasulullah.2. AL-QIYAS, yaitu menyamakan hukum suatu perkara yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu perkara yang sudah ada nash hukumnya, karena adanya persamaan-persamaan sebab.3. AL-ISTIHSAN, yaitu beralih dari satu hukum mengenai suatu perkara kepada hukum lain, karena adanya dalil syara yang menghendaki peralihan atau perubahan tersebut.4. MASLAHAH MURSALAH, yaitu menetapkan hukum suatu perkara yang tidak ada nashnya atau tidak ada ijma, atas dasar kemaslahatan umat.

METODE-METODE IJTIHAD

5. AL -’URF, yaitu sesuatu yang telah dikenal sebagai tradisi, baik berupa perkataan atau perbuatan, tetapi tidak bertentangan dengan syara.6. AL -ISTISHAB, yaitu membiarkan berlangsungnya suatu hukum yang sudah ditetapkan sejak lampau, kecuali jika ada dalil yang merubahnya.7 . SADDU ADZ -DZARI’AH, yaitu mencegah segala sesuatu yang menjadi perantara terjadinya kemaksiatan.8. SYAR’U MAN QABLANA, yaitu syariat nabi terdahulu, selama tidak dibatalkan keberlakuannya

APA ITU MUJTAHID?

Mujtahid ialah orang yang berijtihad atau dengan kata lain sebagai seseornag yang mencurahkan segala kemampuan

dalam mengistinbathkan hukum syara.

SYARAT-SYARAT MUJTAHID

1. Harus mengetahui Al-Qur'an dan ulumul Qur'an2. Memahami As-Sunah 3. Memahami maksud dan hukum-hukum Syariat4. Mengetahui kaidah-kaidah umum dan kaidah islam

TINGKATAN MUJTAHID

1. Mujtahid Muthlaq adalah ulama’ yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah di sebutkan. Memiliki otoritas untuk mengkaji hukum langsung dari Al-qur’an dan As-sunah.

2. Mujtahid Muntasib adalah mujtahid yang mengambil atau memilih pendapat-pendapat imamnya dalam cabang, meskipun secara umum ijtihadnya meghasilkan kesimpulan yang hampir sama degan hasil ijtihad yang diperoleh imamnya.

3. Mujtahid Madzhab ialah mujtahid yang mengikuti imam madzhabnya baik dalam masalah ushul maupun furu’.

4. Mujtahid Murajjih ialah mujtahid yang tidak mngistinbathkan hukum-hukum furu’ akan tetapi hanya membandingkan beberapa pendapat mujtahid yang ada.

TAQLID, ITTIBA’, dan TALFIQ

1. TAQLID, yaitu menerima pendapat orang lain dengan tidak didasari oleh dalil.

2. ITTIBA’, yaitu menerima pendapat orang lain, tetapi mengetahui dalil-dalil yang menjadi dasar ketatapan hukum perkara itu.

3. TALFIQ, yaitu beramal dalam suatu masalah atas dasar hukum yang terdiri dari kumpulan atau gabungan berbagai mazhab.