Upload
dedi-kuswandi
View
1.682
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
untuk bahan bacaanpersiapan tanggal 10-12-11GERHANA BULAN
Citation preview
Ringkasan
TATA CARA SHOLAT GERHANA
Umat Islam diperintah untuk sholat ketika gerhana terjadi. Berdo’a, berdzikir kepada Allah,
memohon ampunan dan perlindungan. Allah Maha kuasa untuk menghilangkan cahaya
matahari atau menghilangkan ni’mat dari kita, namun dengan Rahmat-Nya, Dia selalu
memberi kita ni’mat yang banyak, dan sedikit sekali kita bersyukur, maka hendaknya kita
takut.
”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana
tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah
menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari
gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada
Allah.” [HR. Muslim no. 912]
Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana
Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana
tersebut hilang. Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam
bersabda,
”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua
gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat
keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).”
[HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904]
Shalat gerhana juga boleh dilakukan pada waktu terlarang untuk shalat. Jadi, jika gerhana
muncul setelah Ashar, padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka
shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan. Dalilnya adalah:
”Jika kalian melihat kedua gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.”
[HR. Bukhari no. 1047]
Dalam hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu
terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.
Tata Cara Sholat Gerhana
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama.
Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa,
dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang
berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua
kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang
dipilih oleh mayoritas ulama. [Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437]
Ringkasannya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-,
urutannya sebagai berikut.
1. Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara
yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau
shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat
tertentu kepada para sahabatnya.
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
3. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan
membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan
suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
– –
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
5. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN
HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al
Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’
sebelumnya.
8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud
kemudian sujud kembali.
10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at
pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
11. Tasyahud.
12. Salam.
13. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran
untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.