25
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Ekonomi Mikro Syariah

Sejarah pemikiran ekonomi islam

Embed Size (px)

Citation preview

Sejarah PemikiranEkonomi Islam

Ekonomi Mikro Syariah

Pemikiran Ekonomi Islam

Pemikiran ekonomi Islam adalah respons parapemikir muslim terhadap tantangan-tantanganekonomi pada masa mereka. Pemikiran ekonomiIslam tersebut diilhami dan dipandu olehajaran Al-Quran dan Sunnah juga oleh ijtihad(pemikiran) dan pengalaman empiris mereka.

Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejakNabi Muhammad SAW ditunjuk sebagaiseorang Rosul. Rosululoh SAW mengeluarkan sejumlah kebijkan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitandengan masalah kemasyarakatan, selainmasalah hukum (fiqih), politik(siyasah), juga masalah perniagaan atauekonomi (muamalah). Al-Qur’an dan Al-Hadist digunakan sebagai dasar teoriekonomi oleh para khalifah jugadigunakan oleh para pengikutnya dalammenata kehidupan ekonomi negara.

Banyak aktivitas pengaturan ekonomiyang dilakukan selama masakepemimpinan Khulafaur Rasyidin danDinasti Umayyah yang berhubungandengan subyek seperti administrasitanah kharaj, pengumpulan danpembayaran zakat serta cara parapenguasa dan penasehat menggunakanbaitul maal dalam menanganipermasalahan ekonomi.

Pemikiran ekonomi Islam berusiasetua Islam itu sendiri. Sepanjang 14 abad sejarah Islam menemukan studi yang berkelanjutan tentang isu ekonomidalam pandangan syariah. Dibutuhkan sekelompok sarjanauntuk melakukan studikomprehensif tentang sejarahpemikiran ekonomi Islam dengancara mengkaji materi-materi.

Menurut Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy, pemikiran ekonomiIslam adalah respons parapemikir muslim terhadaptantangan-tantangan ekonomi padamasa mereka. Pemikiran ekonomiIslam tersebut diilhami dandipandu oleh ajaran Al-Quran dan Sunnah, juga oleh ijtihad(pemikiran) dan pengalamanempiris mereka.

Yang menjadi objek kajian dalampemikiran ekonomi Islam bukanlah ajaranAl-quran dan sunnah tentang ekonomitetapi pemikiran para ilmuwan Islam tentang ekonomi dalam sejarah ataubagaimana mereka memahami ajaran Al-Quran dan Sunnah tentang ekonomi. Obyekpemikiran ekonomi Islam juga mencakupbagaimana sejarah ekonomi Islam yang terjadi dalam praktek historis.

PerkembanganEkonomi Islam

Ekonomi Mikro Syariah

Perkembangan Ekonomi Islam di bagi

menjadi 4 periode

1. Periode pertama / pondasi

(masa awal Islam - 450 H /

1058 M)

2. Periode kedua (450 - 850 H

/ 1058 - 1446 M)

3. Periode ketiga (850-1350

H / 1446 - 1932)

4. Periode kontemporer

(1930 - sekarang)

1. Periode pertama/pondasi (masa awal Islam

450 H/ 1058 M)

Periode ini terjadi pada awal masa berdirinya negara Islam di

Madinah. Meskipun belum dikatakan sempurna sebagai

sebuah studi ekonomi, tapi masa itu merupakan benih bagi

tonggak-tonggak timbulnya dasar ekonomi Islam. Secara

amaliyah, segala dasar dan praktek ekonomi Islam sebagai

sebuah sistem telah dipraktekkan pada masa itu, tentunya

dengan kondisi yang amat sederhana sesuai dengan masanya.

Lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan besar (PT)

tentunya belum ditemukan. Namun demikian lembaga

moneter di tingkat pemerintahan telah ada, yaitu Baitul Mal.

Perusahaan (PT) pun telah dipraktekkan dalam skala kecil

dalam bentuk musyawarah.

2. Periode Kedua (450 – 850 H/ 1058 – 1446 M)

Pemikiran ekonomi pada masa ini banyak

dilatarbelakangi oleh menjamurnya korupsi dan

dekadensi moral, serta melebarnya kesenjangan antara

golongan miskin dan kaya, meskipun secara umum

kondisi perekonomian masyarakat Islam berada dalam

taraf kemakmuran. Terdapat pemikiran-pemikiran besar

yang karyanya banyak dijadikan rujukan hingga kini,

misalnya Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, Al-

Maghrizi, Abu Ishaq Al-Syatibi, Abdul Qadir Jaelani,

Ibnul Qayyim.

3. Periode Ketiga (850-1350 H/1446-1932 M)

Dalam periode ketiga ini kejayaan pemikiran dan juga

dalam bidang lainnya, dari umat Islam sebenarnya telah

mengalami penurunan. Setelah terjadi beberapa

perkembangan dalam kegiatan ekonomi, para ulama mulai

meletakkan kaidah-kaidah bagi dibangunnya sistem

ekonomi Islam di sebuah negara atau pemerintahan.

Kaidah-kaidah ini mencakup cara-cara bertransaksi (akad),

pengharaman riba, penentuan harga, hukum syarikah (PT),

pengaturan pasar dan lain sebagainya. Namun kaidah-

kaidah yang telah disusun ini masih berupa pasal-pasal yang

tercecer dalam buku-buku fiqih dan belum menjadi sebuah

buku dengan judul ekonomi Islam.

Ekonomi Mikro Syariah

4. Periode Kontemporer (1930-sekarang)

Era tahun 1930-an merupakan masa kebangkitan

kembali intelektualitas di dunia Islam, Kemerdekaan

Negara-negara muslim dari kolonialisme barat turut

mendorong semangat para sarjana muslim dalam

mengembangkan pemikirannya. Zarqa

mengklasifikasikan kontributor pemikiran ekonomi

berasal dari ahli syariah Islam, ahli ekonomi

konvensional dan ahli syariah Islam sekaligus

ekonomi konvensional.

Ekonomi Islam dalam tiga darsawarsa ini mengalami

kemajuan yang pesat, baik dalam kajian akademis di

perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional.

Dalam bentuk pengajaran, ekonomi Islam telah

dikembangkan di beberapa universiti baik di negara-

negara muslim, maupun di negara-negara barat seperti

USA, Inggris, Australia dan lain-lain. Dalam bentuk

praktek, ekonomi Islam telah berkembang dalam bentuk

lembaga perbankan dan juga lembaga-lembaga Islam non

bank lainnya. Sampai saat ini, lembaga perbankan dan

lembaga keuangan Islam lainnya telah menyebar ke 75

negara termasuk ke negara barat.

Di Indonesia, perkembangan ekonomi Islam juga telah

mengalami kemajuan yang pesat. Pembelajaran tentang

ekonomi Islam di ajarkan di beberapa perguruan tinggi

negeri maupun swasta. Perkembangan ekonomi Islam telah

memulai mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank

Muamalat pada tahun 1992. Berbagai Undang-Undang

yang mendukung tentang sistem ekonomi tersebut mulai

dibuat, seperti UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana yang telah di ubah dalam Undang-Undang

No. 10 tahun 1998 dan Undang-Undang No. 23 tahun 1999

tentang Bank Indonesia (BI) yang dalam pasal 10,

menyatakan bahwa BI dapat menerapkan policy keuangan

berdasarkan prinsip-prinsip Syariah.

Sesuai dengan perkembangan ekonomi global dan semakin

meningkatnya minat masyarakat dengan ekonomi perbankan

secara Islami, ekonomi Islam mendapat tantangan yang sangat

besar pula. Setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi yaitu:

1. Ujian atas kredibel sistem ekonomi dan keuangannya.

2. Bagaimana sistem ekonomi Islam dapat meningkatkan

dan menjamin atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan

seluruh umat, dapat menghapus pengangguran dan

kemiskinan di Indonesia ini yang semakin marak, serta dapat

memajukan ekonomi dalam negeri yang masih terpuruk dan

masih bernilai rendah dibandingkan dengan negara lain.

3. Mengenai perangkat peraturan, hukum dan kebijakan baik

dalam skala nasional maupun dalam skala intrnasional.

Untuk menjawab pertanyaan itu, telah dibentuk sebuah

organisasi yang bergerak dalam bidang tersebut yaitu

organisasi IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia).

Pendirian organisasi ini dimaksudkan untuk membangun

jaringan kerja sama dalam mengembangkan ekonomi Islam

di Indonesia baik secara akademis maupun secara praktek.

Tokoh-tokoh

pemikir ekonomi Islam

Ekonomi Mikro Syariah

1. Zaid bin Ali

2. Abu Hanifah

3. Abu Yusuf

4. Al-Ghazali

5. Ibnu Khaldun

Teori ekonomi dan pemikiran IbnuKhaldun tentang manusia adalahberdasarkan pada prinsip-prinsip danfalsafah Islam, tidak hanya melihatfungsi manusia dalam aktifitasperekonomian sebagai hewan ekonomi(economic animal), sebaliknyanya beliaumengungkapkan bahwa manusia yang sebenarnya adalah manusia Islam (Islamic Man / homoislamicus) yang memerlukan Ilmupengetahuan (sumber yang didapatkan dariAllah SWT melalui pengamatan danobservasi) ekonomi untuk memenuhi misinyadi muka bumi.

Manusia dan Ekonomi\

Teori Produksi

Ibnu Khaldun mengemukakan suatuteori bahwa kehidupan ekonomi selalumengarah pada pelaksanaan keseimbangan(equilibrium) antara penawaran danpermintaan. Menurut beliau produksiberdasarkan pada faktor tenaga kerja(buruh) dan kerjasama dari masyarakat. Beliau menganggap tenaga kerja merupakanfaktor terpenting dalam proses produksiwalaupun faktor lain seperti bahan bakudiperlukan, tenaga buruh diperlukan untukmenghasilkan produksi akhir.

Meskipun Ibnu Khaldun tidak secarajelas membedakan antara teori nilai guna(use value) dengan nilai pertukaran(exchange value), tetapi secara tegasbeliau mengatakan bahwa nilai suatu barangtergantung pada nilai tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Beliaumengatakan, “Semua usaha manusia dan semuatenaga buruh perlu digunakan untukmendapatkan modal dan keuntungan. Tidakada jalan lain bagi manusia untukmendapatkan keuntungan melainkan melaluipenggunaan buruh.”

Teori Nilai, Uang, dan Harga

Mengenai Uang beliau berpendapat bahwabanyaknya uang tidaklah menetukan kekayaansuatu negara, tetapi ditentukan olehbanyaknya produksi negara tersebut dan neracapembayarn yang positif. Sejalan denganpemikiran Al-Ghazali mengenai uang, IbnuKhaldun menjelaskan bahwa uang tidak perlumengandung emas dan perak tetapi emas danperak menjadi standar nilai uang. Uang tidakmengandung emas dan perak merupakan jaminanpemerintah menetapkan nilainya. Karena itupemerintah tidak boleh mengubahnya.

Pemerintah wajib menjaga niai uang yang dicetak karena masyarakat menerimanya tidaklagi berdasarkan berapa kandungan emas danperak di dalamnya. Oleh karena itu selainmenyarankan digunakan uang standaremas/perak,beliau juga menyarankan konstannyaharga emas dan perak. Pada bagian lain, IbnuKhaldun menjelaskan pengaruh naik turunnyapenawaran terhadap harga. Beliau mengatakan, “ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka harga-harga akan naik. Namun bila arakantarkota dekat dan aman untuk melakukanperjalanan, mak akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang melimpahdan harga-harga akan turun”.

Orang-orang yang BERHENTI BELAJAR

akan menjadi PEMILIK MASA LALU.

Orang-orang yang masih TERUS

BELAJAR

akan menjadi PEMILIK MASA DEPAN.

Created by :

Kelompok 1

Kartika Dwi S.N

Khaerunnisa

Septiandi

Terimakasih ☺☺☺

Ekonomi Mikro Syariah