Upload
suardi-al-bukhari
View
454
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Sekularisasi dan Sekularisasi dan Liberalisasi Liberalisasi
Agama-AgamaAgama-AgamaAdnin Armas, M.A.Adnin Armas, M.A.
Direktur Eksekutif Direktur Eksekutif INSISTS/Anggota PP Majlis INSISTS/Anggota PP Majlis
Tarjih MuhammadiyahTarjih Muhammadiyah
Pandangan hidup Pandangan hidup KomunisKomunis
““Kontras dengan pandangan kaum Borjuis, Kontras dengan pandangan kaum Borjuis, pandangan-dunia komunis, yang menyimpulkan pandangan-dunia komunis, yang menyimpulkan kemajuan dalam sains dan praktek sosial, kemajuan dalam sains dan praktek sosial, adalah ilmiah secara konsisten, internasional adalah ilmiah secara konsisten, internasional dan manusiawi. Asal-mula pandangan-dunia dan manusiawi. Asal-mula pandangan-dunia komunis berkaitan dengan munculnya gerakan komunis berkaitan dengan munculnya gerakan revolusi pekerja. Filsafat Mark-Lenin—revolusi pekerja. Filsafat Mark-Lenin—dialektika dan materialisme-historis—dialektika dan materialisme-historis—membentuk inti pandangan dunia komunis. membentuk inti pandangan dunia komunis. Pandangan dunia Marx-Lenin adalah alat yang Pandangan dunia Marx-Lenin adalah alat yang kuat untuk transformasi dunia secara kuat untuk transformasi dunia secara revolusioner. revolusioner.
Pandangan hidup Pandangan hidup KomunisKomunis
Ini adalah salah satu kekuatan yang Ini adalah salah satu kekuatan yang menentukan yang mengorganisir menentukan yang mengorganisir masyarakat untuk memperjuangkan masyarakat untuk memperjuangkan sosialisme dan komunisme. sosialisme dan komunisme. Dalam dunia Dalam dunia kontemporer, ada perjuangan yang kontemporer, ada perjuangan yang tajam antara dua pandangan-dunia yang tajam antara dua pandangan-dunia yang bertentangan—kaum komunis dan bertentangan—kaum komunis dan borjuis. Pengaruh Marxisme-Leninisme, borjuis. Pengaruh Marxisme-Leninisme, yang sukses melalui kekuatan kebenaran yang sukses melalui kekuatan kebenaran dan keabsahan premis-premis ilmiah, dan keabsahan premis-premis ilmiah, tumbuh selama perjuangan ini.tumbuh selama perjuangan ini.
Pandangan Hidup Yahudi-Pandangan Hidup Yahudi-KristenKristen
Tradisi intelektual, agama dan Tradisi intelektual, agama dan budaya Barat memiliki pandangan budaya Barat memiliki pandangan hidup yang berubah-ubah.hidup yang berubah-ubah.
Sejarah, proses spekulasi filosofis Sejarah, proses spekulasi filosofis dan penemuan ilmiah membentuk dan penemuan ilmiah membentuk konsep mengenai realitas dan konsep mengenai realitas dan kebenaran.kebenaran.
Pandangan Hidup Yahudi-Pandangan Hidup Yahudi-KristenKristen
Nama, iman dan ritual serta sistem teologi Nama, iman dan ritual serta sistem teologi Kristen diberi oleh budaya.Kristen diberi oleh budaya.
Progresifitas, perkembangan dan Progresifitas, perkembangan dan perubahan diperlukan kepada ajaran perubahan diperlukan kepada ajaran dasarnya.dasarnya.
Tidak ada otentisitas dan finalitas dalam Tidak ada otentisitas dan finalitas dalam ajaran Yahudi-Kristen.ajaran Yahudi-Kristen.
Budaya sebagai landasan dasarnya.Budaya sebagai landasan dasarnya. Sekularisasi dan liberalisasi sebuah Sekularisasi dan liberalisasi sebuah
keharusan.keharusan.
Pemberian Nama AgamaPemberian Nama Agama
Christian→ (dikenalkan oleh Kekaisaran Christian→ (dikenalkan oleh Kekaisaran Romawi) Romawi)
Hindu→ (dikenalkan di India oleh Muslim)Hindu→ (dikenalkan di India oleh Muslim) Shinto → (dikenalkan di Jepang oleh orang Shinto → (dikenalkan di Jepang oleh orang
Cina).Cina). Ismaelitai → Yunani kunoIsmaelitai → Yunani kuno Saracen, The religion of the Saracen, the Saracen, The religion of the Saracen, the
religion of Tartars dan Turks → Zaman religion of Tartars dan Turks → Zaman Pertengahan dan Periode Pencerahan BaratPertengahan dan Periode Pencerahan Barat
Pemberian Nama AgamaPemberian Nama Agama Mohammedan religion → Periode Mohammedan religion → Periode
EnlightenmentEnlightenment Mahumetisme (1597)Mahumetisme (1597) Muhammedrie (1613)Muhammedrie (1613) Islamisme (abad ke-18)Islamisme (abad ke-18) Mahometan, Mohametan, Mahomedan, Mahometan, Mohametan, Mahomedan,
Moosulman (abad ke-19)Moosulman (abad ke-19) Mohammedan, Muhammadanisme (abad Mohammedan, Muhammadanisme (abad
ke-19 dan ke 20)ke-19 dan ke 20) Moslem (The Moslem World)Moslem (The Moslem World)(Smith: 275)(Smith: 275)
Harvey Cox:Harvey Cox:
Sekularisasi merupakan pembebasan Sekularisasi merupakan pembebasan manusia dari proteksi agama dan manusia dari proteksi agama dan
metafisika, pengalihan dari alam lain metafisika, pengalihan dari alam lain kepada dunia ini.kepada dunia ini.
Sekularisasi adalah perkembangan yang membebaskan (a liberating development).
Masyarakat perlu dibebaskan dari kontrol agama dan pandangan hidup metafisik
yang tertutup (closed metaphysical worldviews).
Harvey Cox:Harvey Cox:
(1) Mengosongkan dunia dari nilai-nilai ruhani (disenchantment of
nature) (2) Menyingkirkan agama dari politik
(desacralization of politics) (3) Menyingkirkan Kehidupan dari
Nilai-Nilai Agama (deconsecration of values).
Konsep Tuhan Sekular:Konsep Tuhan Sekular:
Dietrich Bonhoeffer Dietrich Bonhoeffer (1906-1945)(1906-1945): :
““Kita sedang menuju ke suatu masa yang Kita sedang menuju ke suatu masa yang tiada agama sama sekali… Bagaimana tiada agama sama sekali… Bagaimana agar kita berbicara mengenai Tuhan agar kita berbicara mengenai Tuhan tanpa agama… Bagaimana supaya kita tanpa agama… Bagaimana supaya kita berbicara dengan gaya sekular yang berbicara dengan gaya sekular yang baru tentang Tuhan?”… “ Sudah tiba baru tentang Tuhan?”… “ Sudah tiba saatnya bagi Kristen tanpa agama” (saatnya bagi Kristen tanpa agama” (a a religionsless Christianityreligionsless Christianity).).
Konsep Tuhan Sekular:Konsep Tuhan Sekular:
Harvey Cox: Teologi Sekular:Harvey Cox: Teologi Sekular: Konsep Tuhan merupakan persoalan Konsep Tuhan merupakan persoalan
sosiologis dan politis.sosiologis dan politis. Perubahan sosial memberi konsep Perubahan sosial memberi konsep
perubahan makna. perubahan makna. Menjadikan konsep Tuhan konkrit, Menjadikan konsep Tuhan konkrit,
jelas, aktif dan produktif. jelas, aktif dan produktif.
Konsep Tuhan Sekular:Konsep Tuhan Sekular: ManusiaManusia merupakan prinsip filsafat yang merupakan prinsip filsafat yang
paling tinggi. Agamalah yang menyembah paling tinggi. Agamalah yang menyembah manusia (manusia (religion that worships manreligion that worships man). ). Agama sendiri yang menyatakan tuhan Agama sendiri yang menyatakan tuhan adalah manusia dan manusia adalah tuhan adalah manusia dan manusia adalah tuhan ((God is man, man is GodGod is man, man is God). Agama akan ). Agama akan menafikan Tuhan yang bukan manusia. menafikan Tuhan yang bukan manusia. Teologi yang sebenarnya adalah Teologi yang sebenarnya adalah antropologi (antropologi (The true sense of Theology is The true sense of Theology is AnthropologyAnthropology). Agama merupakan mimpi ). Agama merupakan mimpi akal manusia (akal manusia (Religion is the dream of Religion is the dream of human mindhuman mind). ).
Konsep Tuhan Sekular:Konsep Tuhan Sekular:
Teologi perubahan sosial (Teologi perubahan sosial (theology theology of social changeof social change) diperlukan untuk ) diperlukan untuk mengganti teologi metafisis mengganti teologi metafisis ((metaphysical theologymetaphysical theology). ).
Konsep Tuhan Sekular:Konsep Tuhan Sekular:
Gabriel Vahanian:Gabriel Vahanian:
““Sekular adalah keharusan Sekular adalah keharusan seorang Kristiani. Dalam seorang Kristiani. Dalam
masyarakat yang modern dan masyarakat yang modern dan saintifik, peristiwa-peristiwa saintifik, peristiwa-peristiwa
dalam Bible dianggap sebagai dalam Bible dianggap sebagai mitos, sudah lapuk, dan tidak mitos, sudah lapuk, dan tidak
terpakai lagi.”terpakai lagi.”
Konsep Agama SekularKonsep Agama Sekular
Wilfred Cantwell Smith, Teologi Wilfred Cantwell Smith, Teologi Dunia (Dunia (World TheologyWorld Theology))
John Hick, Global Teologi (John Hick, Global Teologi (Global Global TheologyTheology))
All religions are equally valid. All religions are equally valid.
Konsep Agama SekularKonsep Agama Sekular
Karl Marx (m. 1883)Agama adalah keluhan makhluk yang tertekan. Agama adalah candu rakyat. Agama adalah faktor sekunder, sedangkan faktor primernya adalah ekonomi.
August Comte:Agama merupakan bentuk keterbelakangan
masyarakat. Masyarakat berkembang melalui tiga fase teoritis, yaitu: fase teologis (fase fiktif); fase metafisik (fase abstrak); dan fase saintifik (fase
positif).
Herbert Spencer: Agama bermula dari mimpi manusia tentang
adanya spirit di dunia lain.
Konsep Agama SekularKonsep Agama Sekular
Sigmund Freud (m. 1939):Doktrin-doktrin agama adalah ilusi. Agama sangat tidak sesuai realitas dunia. Bukan agama, tetapi hanya karya ilmiah, satu-
satunya jalan untuk membimbing ke arah ilmu pengetahuan.
Konsep Agama SekularKonsep Agama Sekular
Friedrich Nietzsche (1844-1900):“God died; now we want the overman to live.”
Agama adalah “membuat sesaat lebih baik sesaat dan membiuskan” (momentary amelioration and
narcoticizing). Agama tidak bisa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan. “Seseorang tidak dapat memercayai dogma-dogma agama dan metafisika
ini jika seseorang memiliki metode-metode yang ketat untuk meraih kebenaran di dalam hati dan
kepada seseorang.”
Konsep Agama SekularKonsep Agama Sekular
Makna AgamaMakna Agama
Inkuisisi, tahyul, lemah semangat, Inkuisisi, tahyul, lemah semangat, paham dogmatis, munafik, benar paham dogmatis, munafik, benar sendiri, kekakuan, kekasaran, sendiri, kekakuan, kekasaran, pembakaran buku, larangan-pembakaran buku, larangan-larangan, ketakutan, taat aturan larangan, ketakutan, taat aturan agama, pengakuan dosa, gila.agama, pengakuan dosa, gila.
Konsep Manusia SekularKonsep Manusia Sekular
““Memanusiawikan Tuhan dan Memanusiawikan Tuhan dan menuhankan Manusia”menuhankan Manusia”
Memisahkan nilai-nilai agama dari Memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan keduniawian.kehidupan keduniawian.
Sosial-politik dan budaya harus Sosial-politik dan budaya harus dilepaskan dari warna keagamaan.dilepaskan dari warna keagamaan.
Konsep psikologi, kebebasan, Konsep psikologi, kebebasan, keadilan, kebaikan, sistem-nilai bukan keadilan, kebaikan, sistem-nilai bukan berasal dari agama. berasal dari agama.
Konsep Wahyu SekularKonsep Wahyu Sekular
Wahyu disamakan dengan teks-teks Wahyu disamakan dengan teks-teks lain.lain.
Wahyu perlu dikritik dan direvisiWahyu perlu dikritik dan direvisi Wahyu adalah produk budayaWahyu adalah produk budaya
Konsep Ilmu SekularKonsep Ilmu Sekular
Sumber kebenaran: Panca indera dan akalSumber kebenaran: Panca indera dan akal• Metafisika adalah tidak mungkin
karena tidak bersandarkan kepada panca indera.
Pernyataan-pernyataan metafisis tidak memiliki nilai epistemologis
Hasilnya:Hasilnya: Menyingkirkan agamaMenyingkirkan agama Merelatifkan kebenaranMerelatifkan kebenaran
Westernisasi IlmuWesternisasi Ilmu
Westernisasi ilmu yang bersumber kepada Westernisasi ilmu yang bersumber kepada akal dan panca-indera telah melahirkan akal dan panca-indera telah melahirkan
berbagai macam faham pemikiran seperti berbagai macam faham pemikiran seperti rasionalisme, empirisme, skeptisisme, rasionalisme, empirisme, skeptisisme,
relatifisme, ateisme, agnostisme, relatifisme, ateisme, agnostisme, humanisme, sekularisme, eksistensialisme, humanisme, sekularisme, eksistensialisme,
materialisme, sosialisme, kapitalisme dan materialisme, sosialisme, kapitalisme dan liberalisme. Westernisasi ilmu bukan saja liberalisme. Westernisasi ilmu bukan saja
telah menceraikan hubungan harmonis telah menceraikan hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan, namun juga telah antara manusia dan Tuhan, namun juga telah
melenyapkan Wahyu sebagai sumber ilmu. melenyapkan Wahyu sebagai sumber ilmu.
Syed Muhammad Naquib Syed Muhammad Naquib al-Attas:al-Attas:
Tantangan WesternisasiTantangan Westernisasi Tantangan terbesar yang dihadapi kaum Tantangan terbesar yang dihadapi kaum
Muslimin adalah ilmu pengetahuan Muslimin adalah ilmu pengetahuan modern yang tidak netral yang telah modern yang tidak netral yang telah merasuk ke dalam praduga-praduga merasuk ke dalam praduga-praduga agama, budaya dan filosofis, yang agama, budaya dan filosofis, yang sebenarnya berasal dari refleksi sebenarnya berasal dari refleksi kesadaran dan pengalaman manusia kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Jadi, ilmu pengetahuan modern Barat. Jadi, ilmu pengetahuan modern harus diislamkan. harus diislamkan.
Syed Muhammad Naquib Syed Muhammad Naquib al-Attas:al-Attas:
Westernisasi ilmu telah mengangkat Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan dugaan ke tahap metodologi keraguan dan dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan menjadikannya sebagai alat ‘ilmiah ’ dan menjadikannya sebagai alat epistemologi yang sah dalam keilmuan. epistemologi yang sah dalam keilmuan.
Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Wahyu dan kepercayaan agama, tetapi Wahyu dan kepercayaan agama, tetapi dibangun di atas tradisi budaya yang dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, berubah terus menerus. rasio manusia, berubah terus menerus.
Syed Muhammad Naquib Syed Muhammad Naquib al-Attas:al-Attas:
Ilmu pengetahuan Barat-modern dibangun Ilmu pengetahuan Barat-modern dibangun di atas visi intelektual dan psikologis budaya di atas visi intelektual dan psikologis budaya dan peradaban Barat. (1) Akal diandalkan dan peradaban Barat. (1) Akal diandalkan untuk membimbing kehidupan manusia; (2) untuk membimbing kehidupan manusia; (2) bersikap dualistik terhadap realitas dan bersikap dualistik terhadap realitas dan kebenaran; (3) menegaskan aspek eksistensi kebenaran; (3) menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; (4) membela doktrin humanisme; sekular; (4) membela doktrin humanisme; dan (5) menjadikan drama dan tragedi dan (5) menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominant dalam sebagai unsur-unsur yang dominant dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan. fitrah dan eksistensi kemanusiaan.