32
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2014 Seminar Praktek Kerja Lapangan (PKL) BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) Oleh : Ardi Yanto Indra Palonda Ariantoh Kally Dwi Situmeang Uliva Maya Talubun Wisman Shani Bekti

Seminar pkl

Embed Size (px)

Citation preview

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS CENDERAWASIHJAYAPURA

2014

Seminar Praktek Kerja Lapangan (PKL)BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

(BBPOM)

Oleh :

Ardi Yanto Indra PalondaAriantoh KallyDwi Situmeang

Uliva Maya TalubunWisman Shani Bekti

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja.

Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan atau magang industri. Magang adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada lembaga/instansi yang relevan dengan pendidikan yang diambil mahasiswa dalam perkuliahan.

Praktek kerja lapangan (PKL) adalah salah satu pengintegrasian kegiatan kepada masyarakat dengan program pendidikan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan secara terpadu antar pendidikan tinggi (Fakultas / Jurusan / Program Studi) dan instansi atau perusahaan atau lembaga swadaya masyarakat tempat para mahasiswa melakukan kegiatan PKL.

Program PKL merupakan mata kuliah wajib yang disajikan pada semester VII (gasal) dan mempunyai bobot 2 SKS dan diwajibkan lulus dengan nilai minimal C (2).

Defenisi PKL

Praktek kerja lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 23 Juni - 15 Agustus 2014 dilaksanakan di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Di Jayapura.

Waktu dan Tempat PKL

Pengenalan Balai Besar POM Visi Badan POM“Menjadi Institusi Pengawasan Obat Dan Makanan Yang Inovatif,

Kredibel Dan Diakui Secara Internasional Untuk Melindungi Masyarakat”

Misi Badan POM

1.Melakukan Pengawasan per-Market dan Post-Market berstandar Internasional

2.Menerapkan sistem manajemen Mutu secara Konsisten

3.Mengoptimalkan Kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini

4.Memperdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan

5.Membangun organisasi pembelajaran (learning organization)

Fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan

1. Pengaturan, regulasi, dan standardisasi2. Lisensi dan Sertifikasi industri di bidang farmasi

berdasarkan cara cara Produksi yang baik3. Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar4. Post Marketing vigilance termasuk sampling dan

pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum

5. Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk

6. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan

7. Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik

1.Bidang pengujian produk terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetika dan produk komplemen.  

2.Bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya

3.Bidang pengujian mikrobiologi 4.Bidang pemeriksaan dan penyidikan5.Bidang sertifikasi dan layanan

informasi konsumen6.Bidang tata usaha

Susunan Organisasi Balai Besar POM Jayapura

Prosedur Pengujian

Laboratorium Kosmetik• Identifikasi Heksaklorofen Dalam Sediaan Bayi Secara Kromatografi

Lapis Tipis• Penentuan Kadar Seng Pirition Pada Sediaan Shampoo Anti Ketombe

Menggunakan Metode IodimetriLaboratorium Obat Tradisional• Penentuan Kadar Kofein pada produk suplemen secara

Kromatoagrafi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)Laboratorium Obat• Disolusi Diltiazem HCl TabletLaboratorium Pangan• Kadar Pemanis Siklamat Secara Reaksi Pengendapan /

Gravimetri

TujuanMengidentifikasi kandungan heksaklorofen dalam

sediaan bayi secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Persyaratan PengujianDalam sediaan bayi tidak boleh mengandung heksaklorofen.

Alat dan Bahan Alat :Erlenmeyer Batang pengadukLabu ukur, gelas bekerCorong, Uv cabinet, syringLempeng KLT, chember 

Bahan :Asetonn-heksanEtil asetatAsam asetat glacial, Toluen, MethanolBesi (III) klorida 5% 

Prosedur Kerja Larutan Uji (A)

Larutan Baku (B)

Identifikasi

PengujianHasil Positif jika Rf baku = Rf sampel

Timbang ± 5 gr sampel

25 ml aseton

Aduk dan saring

Timbang seksama 25 mg sampel

heksaklorofen baku

pembanding

Labu terukur 25

ml

Aseton

Totolkan masing 20 µL

larutan A dan B

Fase diam : Silika gel GF 254Fase gerak : n-heksan : etil asetat : asam asetat glacial (80 : 10 : 10) dan toluene : asam asetat glacial (80 : 20)

Di bawah sinar UV 254 nm

 

Disemprot dengan penampak bercak

FeCl3 5%

Hasil Pengujian

TujuanUntuk menetapkan kadar Kafein dalam sedian suplemen secara KCKT

Syarat dalam Pengujian Kadar maksimum Kafein dalam sampel adalah 50 mg

per saji atau ± 10 % Alat dan Bahan

Alat Bahan

Seperangkat KCKT agilen Technologies

10 mg baku Kafein

Labu Takar Metanol

Beker Gelas Penyaring membran advantec

Timbangan Analitik Kertas saring

Pipet Volumetrik, Spatula Alumunium Foil

Sonicator, Vial, Batang Pengaduk, Pinset

Sampel suplemen dengan kode

Larutan BakuTimbang

10 mg Baku

Kafein

Labu Ukur 100 ml

Sonicator

Labu Ukur 10

ml

Tambahkan

dengan 50 ml

Aquades Sonic Selama 10 menit dan

selesai tambahkan

aquades sampai

tanda tera

Pipet sebanyak 5 ml dan

tambahkan metanol

sampai tanda tera

Prosedur Kerja

Pipet 5 ml

10 mg Sampel

Neraca Analatik Micron

Labu Ukur 100 ml tambah

kan aquades dan

sonic 10 menit

Labu Ukur 10 ml

Metanol

Botol Vial B

Botol Vial A

Saring dan injek

Larutan Uji

Fase Diam : Kolom C18 10µm, 250 x 4.6 nmFase gerak : Metanol : Air : AAG (69 : 28 : 3)Laju Alir : 1,0 ml/menitV Suntik : 20 µlDetector : UV 275 nm

Fase Diam : Kolom C18 10µm, 250 x 4.6 nmFase gerak : Metanol : Air : AAG (69 : 28 : 3)Laju Alir : 1,0 ml/menitV Suntik : 20 µlDetector : UV 275 nm

Tujuan Mengetahui kadar zat aktif Diltiazem HCl terlarut.

Persyaratan Pengujian Diltiazem HCl tablet harus memiliki zat aktif terlarut pada 30 menit tidak lebih dari 60% , dan pada 3 jam tidak kurang dari 75% .

Alat dan BahanAlat : Bahan :Disolusi tester SR 8 PlusErlenmeyerPipet volumLabu ukurSpektrofotometri UV-Vis 1800

Sampel obat Diltiazem HClBaku disolusi Diltiazem HClAquadest

Baku Diltiazem HCl5 mg baku

Diltiazem HCl

Labu ukur 50 mL

Homogenkan

Labu ukur 100 mL

Pipet 6 mL

Homogenkan

Spektrofotometer UV-

Vis, 237 nm

Aquades

Prosedur Kerja

Aquades

Disolusi Tester dengan media

air 900 mL

Alat dayung,

kecepatan 75 rpm

Tablet Sampel

Erlenmeyer

30 menit

3jam

Spektrofotometer UV-

Vis, 237 nm

Pipet 5 mL

Labu ukur 25 mL

Homogenkan

Sampel Uji

Aquades

Nilai Absorban

Tujuan Menetapkan kadar pemanis siklamat dalam

minuman squash. Persyaratan Pengujian

Pada minuaman squash kandungan pemanis hanya diperbolehkan maksimal 1 g/kg bahan atau 0,1%.

Alat dan BahanAlat Bahan

ErlenmeyerCorongKertas saring, PengadukGelas ukur 10 mlGelas beker, Hot plate Oven, Desikator

NaNO2 10% HCl 10%BaCl2 10%Sampel minuman squesh 300, 310, 311, 314Aquadest

Sampel minuman

10 gr

Dalam gelas

10 mL HCl 10%

10 mL BaCl 210%

Aduk dan diamkan 30

menit

Jika membentuk

endapan

10 mL NaNO2 10%

Saring dan bilas dengan

aqudest

Penangas Kurang

lebih 2 jam

(dinginkan semalam) Amati jika

terbentuk endapan ( Putih

)

Prosedur Kerja

Sampel minuman (Endapan

Putih)

Penyaringan dengan kertas saring Whatmen no.42

Pembakaran/ Pengarangan

furnace (Peroses

pengabuan )Desikator

(Pendinginan)Hasil pengabuan di

timbang hingga diperoleh bobot konstan

Kesimpulan

Kadar siklamat pada masing-masing sampel tidak melebihi kadar yang

diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.208/MenKes/Per/IV/85 Tentang Bahan Tambahan Makanan

pada minuman ringan, yaitu 1 g/kg bahan atau 0,1% bahan.

TujuanMenentukan kadar kandungan seng piriton pada

sediaan shampoo anti ketombe dewasaPersyaratanPada sediaan shampoo anti ketombe kandungan

seng piriton hanya diperbolehkan sebanyak 2%Alat dan BahanAlat : Bahan :

Tabung sentrifuse, batang pengaduk, gelas beaker 50 mlSentrifuse, gelas ukur 50 ml, gelas ukur 10 ml Gelas ukur 5 ml, timbangan analitik, pinset Alumunium foil, spatula, buret, pipet tetesErlenmeyer, statif

Sampel kosmetik, aquabidesArsen, HCl pekat, HCl encerNaOH 1 NNatrium bikarbonat Iodine (I2), Kanji

Prosedur Kerja Pembakuan

Timbang Arsen secara

seksama sebanyak 5

mg

10 ml NaOH

Indikator kanji

3 tetes

Teteskan metil jingga sebanyak 3

tetes

Tambahkan HCl encer sampai berubah warna menjadi merah muda

Titrasi dengan I2

hingga TAT dan catat volume

titrasinya

15 ml Aquad

es

1 gr Natrium bikarbon

at

Pengujian

Timbanglah sampel sebanyak 5 gram

35 ml Aquabide

sSentrifusep

ada kecepatan 2500 rpm selama 30

menit

Buang beningan

hasil sentrifuse Endapan

dilarutkan dengan 5 ml aquabides dan 7,5 ml

HClPindahkan

larutan erlemeyer

250 ml

Indikator

kanji

Titrasi dengan iodine (I2) hingga TAT, dan catat volume I2 yang

dibutuhkan