Upload
siti-maesaroh
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI
Makalah
Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN
INTERNAL FORUM DAN QUIZ EL – 03 MINGGU KE-4
Jurusan Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Siti Maesaroh (55516120009)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2
ABSTRACT
Etika (ethics) merujuk pada sebuah prinsip benar dan salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan pelakunya. Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin maraknya penggunaan internet dan perdagangan elektronik. Permasalahan etika yang mendesak lainnya yang disebabkan oleh sistem informasi adalah menciptakan akuntabilitas atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat, dan melindungi nilai dan institusi yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi.
3
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRACT…………….. .......................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……................................................................................. 4 1.2. Perumusan Masalah.................................................................................. 5 1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran ........................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Isu Etika dan Sosial ................................................................................ 6 2.2. Masalah Etika Teknologi Informasi........................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................................................... 9 BAB IV STUDI KASUS
4.1. Implementasi Sistem Informasi …………………………..................... 10 4.2. Fenomena Sosial Berkaitan Dengan Isu Sosial Dan Etika Dalam
Implementasi Sistem Informasi Dan Pemanfaatan Internet ……………12 4.3 Penerapan Lima Langkah Analisis Etika Berkaitan Dengan Isu Sosial Dan
Etika Dalam Implementasi Sistem Informasi Dan Pemanfaatan Internet..................................................................................................... 15
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini manusia berada pada era informasi, hal itu berarti
bahwa informasi sudah menyentuh seluruh segi kehidupan dan penghidupan, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi. Begitu banyak sekali manfaat adanya sistem informasi melalui teknologi-teknologi canggih seperti saat ini, tapi banyak juga dampak negatif untuk masyarakat. Sistem informasi meninbulkan pertanyaan etika yang baru baik individu maupun masyarakat karena sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan sosial yang besar dan juga membayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada. Seperti teknologi (mesin uap, listrik, telepon, dan radioa, teknologi informasi dapat digunakan untuk kemajuan sosial).
Masyarakat mulai perhatian terhadap etika, terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menggangu hak privacy individu. Dalam dunia bisnis, salah satu alasan utamanya adalah masalah pembajakan. Namun, subyek etika komputer lebih dalam daripada hanya sekedar masalah privacy dan pembajakan. Untuk itu, isu sosial yang menyebabkan etika berubah negatif maka harus di cegah dari individu dan masyarakat sekitar yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri sendiri maupun orang lain.
Perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world) telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan. Proses ini menggerakkan perdagangan bebas antar benua, perpindahan manusia, barang dan modal yang semakin leluasa, serta pemakaiaan sumber daya -sumber daya diseluruh dunia menuju efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab hal ini adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin memudahkan manusia.Teknologi informasi telah menawarkan berbagai macam kemudahan seperti kecepatan akses data dan informasi, pemecahan masalah serta otomatisasi pekerjaan dan sebagainya.Penggunaan secara intensif maupun ekstensif atas komputer, internet, telepon seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan waktu. Menjadi sebuah fenomena dramatis yang disebut dengan digitalisasi.
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak yaitu bit-bit.Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya.
Dari hal ini dapat dilihat apapun teknologi, ia hanyalah alat. Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna teknologi tersebutlah yang
5
akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanannya.Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi.
Meningkatnya jumlah interaksi manusia terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi dari waktu ke waktu,maka etika sangat di butuhkan untuk dijadikan suatu peraturan dasar dalam pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang juga harus di pahami oleh masyarakat luas. Hal ini di sebabkan karena dalam pemanfatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita menemukan adanya hal-hal yang melanggar etika,hal itu dapat kita lihat dari tindakan-tindakan sebagian masyarakat yang memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi tanpa memperhatikan etika.
Keadaan seperti itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat menpengeruhi kelangsungan hidup usaha yang dirintis oleh para pelaku yg terlibat didalamnya, dilain pihak perusahaan di dalam usahanya memasarkan suatu produk memasarkan suatu produk yang dihasilkan terkadang mengalami kesulitan di dalam menyalurkan produknya kepada konsumen, hal ini memaksa perusahaan untuk lebih pro-aktif dalam mengantisipasi situasi tersebut.
1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan uraian yang tersebut di atas adapun perumusan masalah
adalah sebagai berikut: 1) Apa saja yang perlu diperhatikan dan fenomena berkaitan dengan isu sosial
dan etika dalam implementasi Sistem Informasi dan pemanfaatan Internet yang terdapat pada lingkungan kerja?
2) Apa dampak Implemenasi sistem informasi bagi organisasi dilihat dengan 5 (lima) analisis etika?
3) Dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politik saling berhubungan dalam Implementasi Sistem Informasi dan pemakaian internet pada lingkungan kerja?
1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Apa saja yang perlu diperhatikan dan fenomena berkaitan dengan isu sosial
dan etika dalam implementasi Sistem Informasi dan pemanfaatan Internet yang terdapat pada lingkungan kerja?
2) Apa dampak Implemenasi Sistem informasi bagi organisasi dilihat dengan 5 (lima) analisis etika?
6
3) Dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politik saling berhubungan dalam Implementasi Sistem Informasi dan pemakaian internet pada lingkungan kerja?
7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Isu Sosial dan Etika
Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan isu-isu sosial yang harus diselesaikan masyarakat. meningkatkan kemampuan jaringan teknolog informasi internet, yang memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas jangkauan seperti individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online menimbulkan tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamana individu dan masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi.
Definisi Etika (ethics) yaitu merujuk pada sebuah prinsip benar dan salah yang digunakan seseorang untuk bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, yang digunakan dalam membuat keputusan sebagai pedoman berperilaku. Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin maraknya penggunaan internet dan perdagangan elektronik. Permasalahan etika yang mendesak lainnya yang disebabkan oleh sistem informasi adalah menciptakan akuntabilitas atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat, dan melindungi nilai dan institusi yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi.
Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada. Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.
Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar.
8
Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima) dimensi moral diantaranya : 1. Hak dan Kewajiban Informasi
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.
2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi.
kekayaan interlektual sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah menggandakan atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya. Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi
informasi baru yang membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu serta hak-hak pribadi.
4. Kualitas Sistem Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi
untuk menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.
5. Kualitas Hidup Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen
yang berharga dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya yang jauh.
Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya
9
isu sosial dan penyalahgunaan yang menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.
2.1. Analisis Etika dan Dimensi Moral Sistem Informasi Ketika dihadapkan pada situasi yang tampaknya memunculkan isu etika,
dalam menganalisis masalah. Terdapat lima langkah berikut untuk mengatasinya, antara lain:
1. Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas. 2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang
terlibat. 3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya. 4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan. 5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda.
Setelah analisis selesai, prinsip atau aturan etika yang digunakan untuk membuat keputusan adalah :
1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda. 2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan semua orang, tindakan itu tidak
baik untuk dilakukan oleh siapa pun juga. 3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak
tepat untuk diambil. 4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur 5. Ambil tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit 6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh
seseorang kecuali jika ada pernyataan khusus yang lain.
Dimensi Moral Sistem Informasi 1. Hak Informasi : Privasi dan kebebasan di era internet
Privasi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan atau intervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk Negara. Klaim atas privasi juga terdapat dalam dunia kerja, contoh ; jutaan karyawan menjadi subyek pengawasan elektronik dan bentuk teknologi tinggi lainnya (Ball, 2001). Teknologi dan sistem informasi membahayakan klaim individu atas privasi dengan membuat invasi terhadap privasi menjadi murah, menguntungkan, dan efisien.
• Tantangan Internet Terhadap Privasi
Teknologi internet menimbulkan tantangan baru atas perlindungan privasi pribadi. Karena informasi yang dikirim melalui jaringan yang sangat luas mungkin saja melewati banyak sisten komputer yang Berbeda sebelum informasi mencapai tujuan akhirnya. Setiap sistem ini mempunyai kemampuan untuk melakukan pengawasan, pengambilan, dan penyimpanan komunikasi yang melewati sistem tersebut.
10
Sangat memungkinkan untuk merekam semua aktivitas online dari puluhan juta orang, termasuk kelompok berita (news group) atau file online mana yang telah diakses, situs web dan halaman web mana yang telah dikunjungi, dan barang apa saja yang telah dilihata oleh orang-orang.
• Solusi Teknis
Selain perundang-undangan, teknologi baru telah bermunculan untuk melindungi privasi pengguna selama berinteraksi di Web. Saat ini juga ada perangkat yang membantu pengguna menentukan jenis data pribadi yang dapat diambil oleh situs-situs Web. Batasan preferensi Privasi, yang disebut dengan P3P, menentukan komunikasi otomatis kebujakan privasi antara sebuah situs perdagangan dan pengunjungnya. 2. Hak Kekayaan : Kekayaan Intelektual
Sistem informasi yang kontemporer memiliki tantangan yang berat bagi undang-undang dan praktik yang ada serta melindungi kekayaan intelektual pribadi. Kekayaan intelektual dianggap sebagai kekayaan tidak tampak yang diciptakan oleh seseorang atau perusahaan. Teknologi informasi telah membuat perlindungan kekayaan intelektual yang sulit dilakukan karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah digandakan atau didistribusikan pada jaringan. Kekayaan intelektual dilindungi oleh berbagai perlindungan dalam tiga tradisi sah yang berbeda, yakni rahasia, hak cipta, dan hak paten.
• Rahasia Dagang
Produk karya intelektual apapun-rumus, perangkat, pola, atau kompilasi data yang digunakan untuk sebuah tujuan bisnis dapat diklasifikasikan sebagai rahasia dagang (trade secret), asalkan hal itu tidak didasarkan pada informasi di domain publik. Perlindungan untuk rahasia dagang bervariasi di setiap negara. Pada umumnya, undang-undang rahasia dagang mengizinkan monopoli untuk ide-ide dari sebuah produk karya, meskipun monopoli tersebut bisa jadi sangat lemah.
• Hak Cipta
Hak cipta adalah pengakuan oleh undang-undang yang melindungi pencipta kekayaan intelektual dari penggandaan hasil karyanya oleh pihak lain untuk tujuan apapun selama usia hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah penciptanya meninggal. Sedangkan untuk perusahaan, perlindungan hak cipta akan berakhir 95 tahun setelah penciptaan pertamanya.
• Hak Paten Hak paten memberikan hak monopoli eksklusif kepada pemilik gagasan yang
melatar belakangi suatu penemuan. Konsep-konsep dasar dalam undang-undang hak paten adalah orisinalitas, kebaruan, dan penemuan. Kekuatan perlindungan hak paten adalah bahwa hak paten memberikan hak monopoli untuk sebuah konsep dasar dan gagasan dari piranti lunak.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana informasi diperoleh penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau internet.
12
BAB IV STUDI KASUS
4.1. Fenomena Berkaitan Dengan Isu Sosial Dan Etika Dalam Implementasi
Sistem Informasi Dan Pemanfaatan Internet
Etika Profesi Teknologi Informasi di kalangan Universitas
Privasi yang berlaku di lingkungan Universitas juga berlaku untuk bahan-
bahan elektronik. Standar yang sama tentang kebebasan intelektual dan akademik
yang diberlakukan bagi sivitas akademika dalam penggunaan media konvensional
(berbasis cetak) juga berlaku terhadap publikasi dalam bentuk media elektronik.
Contoh bahan-bahan elektronik dan media penerbitan tersebut termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, halaman Web (World Wide Web), surat elektronik (e-mail), mailing
lists (Listserv), dan Usenet News.
Kegunaan semua fasilitas yang tersedia sangat tergantung pada integritas
penggunanya.Semua fasilitas tersebut tidak boleh digunakan dengan cara-cara apapun
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia
atau yang bertentangan dengan lisensi, kontrak, atau peraturan-peraturan
Universitas.Setiap individu bertanggung jawab sendiri atas segala tindakannya dan
segala kegiatan yang dilakukannya, termasuk penggunaan akun (account) yang
menjadi tanggung jawabnya.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia dan peraturan Universitas
menyatakan bahwa sejumlah kegiatan tertentu yang berkaitan dengan teknologi
informasi dapat digolongkan sebagai tindakan: pengabaian, pelanggaran perdata, atau
pelanggaran pidana. Sivitas akademika dan karyawan harus menyadari bahwa
tindakan kriminal dapat dikenakan kepada mereka apabila melanggar ketentuan ini.
Contoh tindakan pelanggaran tersebut adalah, tetapi tidak hanya terbatas pada, hal-hal
sebagai berikut:
1. Menggunakan sumber daya teknologi informasi tanpa izin.
13
2. Memberitahu seseorang tentang password pribadi yang merupakan akun yang
tidak dapat dipindahkan- tangankan.
3. Melakukan akses dan/atau upaya mengakses berkas elektronik, disk, atau
perangkat jaringan selain milik sendiri tanpa izin yang sah.
4. Melakukan interferensi terhadap sistem teknologi informasi atau kegunaan
lainnya dan sistem tersebut, termasuk mengkonsumsi sumber daya dalam
jumlah yang sangat besar termasuk ruang penyimpanan data (disk storage),
waktu pemrosesan, kapasitas jaringan, dan lain-lain, atau secara sengaja
menyebabkan terjadinya crash pada sistem komputer melalui bomb mail,
spam, merusak disk drive pada sebuah komputer PC milik Universitas, dan
lain-lain).
5. Menggunakan sumber daya Universitas sebagai sarana (lahan) untuk
melakukan crack (hack, break into) ke sistem lain secara tidak sah.
6. Mengirim pesan (message) yang mengandung ancaman atau bahan lainnya
yang termasuk kategori penghinaan.
7. Pencurian, termasuk melakukan duplikasi yang tidak sah (illegal) terhadap
bahan-bahan yang memiliki hak-cipta, atau penggandaan, penggunaan, atau
pemilikan salinan (copy) perangkat lunak atau data secara tidak sah.
8. Merusak berkas, jaringan, perangkat lunak atau peralatan.
9. Mengelabui identitas seseorang (forgery), plagiarisme, dan pelanggaran
terhadap hak cipta, paten, atau peraturan peraturan perundang-undangan
tentang rahasia perusahaan.
10. Membuat dengan sengaja, mendistribusikan, atau menggunakan perangkat
lunak yang dirancang untuk maksud kejahatan untuk merusak atau
menghancurkan data dan/atau pelayanan komputer (virus, worms, mail bombs,
dan lain-lain).
Universitas melarang penggunaan fasilitas yang disediakannya untuk
dipergunakan dengan tujuan untuk perolehan finansial secara pribadi yang tidak
relevan dengan misi Universitas. Contoh penggunaan seperti itu termasuk membuat
14
kontrak komersial dan memberikan pelayanan berbasis bayar antara lain seperti
menyewakan perangkat teknologi informasi termasuk bandwidth dan menyiapkan
surat-surat resmi atau formulir-formulir resmi lain. Semua layanan yang diberikan
untuk tujuan apapun, yang menggunakan sebahagian dari fasilitas sistem jaringan
Universitas untuk memperoleh imbalan finansial secara pribadi adalah dilarang.
Dalam semua kegiatan dimana terdapat perolehan finansial pribadi yang
diperoleh selain kompensasi yang diberikan oleh Universitas, maka kegiatan tersebut
harus terlebih dahulu memperoleh izin resmi dari Universitas.
Pelanggaran terhadap Kode Etik Teknologi Informasi ini akan diselesaikan
melalui proses disipliner (tata tertib) standar oleh otoritas disipliner yang sah
sebagaimana diatur di dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Universitas
tentang disiplin mahasiswa, dosen dan karyawan. PSI dapat mengambil tindakan yang
bersifat segera untuk melindungi keamanan data dan informasi, integritas sistem, dan
keberlanjutan operasional sistem jaringan.
Setiap mahasiswa, dosen, dan karyawan Universitas sebagai bagian dari
komunitas akademik dapat memberikan pandangan dan saran terhadap kode etik ini
baik secara individu maupun secara kolektif demi terselenggaranya pelayanan sistem
informasi dan sistem jaringan terpadu Universitas yang baik. PSI akan melakukan
evaluasi, menampung berbagai pandangan, dan merekomendasikan perubahan yang
perlu dilakukan terhadap kode etik ini sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
4.2. Dampak Implemenasi Sistem Informasi Bagi Organisasi Dilihat Dengan 5
(Lima) Analisis Etika Penggunaan teknologi informasi memiliki dampak yang besar dalam masalah
isu etika dan sosial, berkenaan dengan hal ini terdapat dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari teknologi informasi adalah: a. Sebagai media yang dapat menghemat biaya
Pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan dengan metode
15
konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik, kertas, penghapus, tip-ex, proses editing, dsb yang cenderung tidak efisien. Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless). Lebih efisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. Makanya dahulu banyak kursus mengetik, sekarang sudah jarang kita temui kursus mengetik apalagi di kota-kota besar.
b. Internet sebagai media komunikasi
Merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web) / jaringan situs-situs web para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi dengan cepat dan murah.
c. Pendidikan
Menjadi media pendidikan, karena adanya situs-situs yang berhubungan pendidikan. Sehingga mendorong seseorang untuk kembali belajar, dan menambah wawasan yang ada.
d. Media untuk mencari informasi atau data
Perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Kemudahan memperoleh informasi melalui internet membuat para pelaku IT tahu apa saja yang terjadi. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
e. Perdagangan
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan. Seperti, pengiriman barang melalui paket.
f. Agama
Adanya situs-situs rohani,dapat menambah iman serta pengetahuan manusia tentang agama.
Sedangkan dampak negatifnya adalah:
a. Penggunaan komputer yang bertujuan untuk memperingan dan mempercepat pekerjaan, di sisi lain bisa menimbulkan pengangguran, karena beban pekerjaan semakin berkurang dengan adanya komputer.
b. Adanya kemungkinan penyalahgunaan data untuk kepentingan pribadi. Kemudahan pengelolaan informasi dalam bentuk pangkalan data memberi peluang untuk memindahkan data yang tadinya milik pribadi atau rahasia dapat diakses oleh orang lain.
16
c. Perlindungan terhadap hak cipta seseorang sulit diwujudkan. Sebuah karya atau kumpulan data dapat dengan mudah dikopi dan dimiliki oleh orang lain tanpa seizin pemilik informasi tersebut. Terlebih jika tujuannya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi.
d. Ketergantungan pada komputer menimbulkan kelemahan bila listrik mati atau komputer terserang virus, maka data tidak dapat diakses.
e. Ketidakmampuan sumber daya manusia dalam menguasai teknologi dapat menimbulkan kendala dan memunculkan anggapan bahwa teknologi justru menghambat pekerjaan.
f. Perjudian.
4.3 Hubungan isu etika, sosial dan politik dalam Implementasi Sistem Informasi
dan pemakaian internet pada lingkungan kerja Konsep dasar yang diuraikan tersebut membentuk tiang fondasi untuk suatu
analisa etika atas sistem informasi. Pertama, bahwa teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individu. Apa pun dampak yang ada dari sistem informasi merupakan hasil dari tindakan-tindakan dan perilaku yang berkembang dari setiap individu, organisasi, maupun institusi. Kedua, tanggung jawab untuk konsekuensi teknologi jelas terletak pada setiap individu, organisasi, dan institusi yang memilih teknologi untuki digunakan.
Penggunaan teknologi informasi dengan cara yantg bertanggung jawab secara sosial mengandung arti bahwa setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi akuntabilitas untuk konsekuensi tindakan-tindakan yang diambil. Ketiga, di dalam masyarakat politik dan sosial yang memiliki etika, setiap individu diharapkan mampu untuk memperbaiki dampak yang terjadi melalui seperangkat peraturan yang dikarakteristikan di dalam suatu proses.
Pada saat kita dihadapkan pada suatu situasi yang tampaknya merupakan permasalahan etika, bagaimana seharusnya kita menganalisis situasi dimaksud. Berikut lima langkah proses yang dapat membantu:
1. Identifikasi dan gambarkan faktanya dengan jelas; temukan siapa yang melakukan apa kepada siapa dan di mana, kapan, serta bagaimana.
2. Definisikan konflik atau permasalahan dan identifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi yang terpengaruh; permasalahan-permasalahan etika, sosial, dan politik selalu merujuk pada nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti: kebebasan, privasi, proteksi kepemilikan dan lain-lain).
3. Identifikasi para stakeholders; setiap permasalahan etika, sosial, dan politik pasti memiliki stakeholders. Pastikan identitas individu atau kelompok yang merupakan stakeholders dan apa yang mereka harapkan. Ini tentunya sangat bermanfaat nantinya dalam merancang solusi permasalahan.
4. Identifikasi opsi yang dapat diambil; mungkin kita akan menjumpai beberapa opsi yang tidak memuaskan semua pihak yang terlibat, namun beberapa opsi
17
yang tersedia lebih baik dari yang lain. Kadangkala solusi etika yang baik mungkin tidak selalu seimbang dengan dampaknya pada stakeholders.
5. Identifikasi dampak potensial dari opsi yang dipilih; beberapa opsi mungkin secara etika adalah benar, tetapi merupakan bencana dari sudut pandang yang lain. Opsi lain mungkin dapat berfungsi dengan baik pada suatu kasus, tetapi tidak pada yang lain. Selalu kita tanyakan pada diri kita sendiri ”Bagaimana jika saya memilih opsi ini dan konsisten dari waktu ke waktu?”
18
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Manajer adalah pembuat aturan bagi organisasinya. Mereka harus menetapkan
kebijakan dan prosedur dalam hal etika, termasuk penggunaan system informasi
secara etis. Manajer juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, menganalisis,
dan menyelesaikan dilemma-dilema etika sewaktu mereka berusaha menyeimbangkan
kebutuhan dan minat.
Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi menciptakan
situasi-situasi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak relevan lagi. Muncul
berbagai macam “gray area” dimana standar etika belum ditetapkan dan
disosialisasikan. Diperlukan system etika yang baru untuk era informasi sebagai
penuntun individu dan organisasi dalam mengambil tindakan.
Teknologi informasi menghadirkan perubahan-perubahan yang menciptakan
isu-isu etika baru bagi masyarakat untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya.
Meningkatkan kekuatan komputasi, penyimpanan data, dan kemampuan jaringan
trmasuk internet bisa memperluas jangkauan tindakan individu dan organisasi dan
memperbesar dampaknya. Kasus dan aninimitas dimana informasi dikomunikasikan,
digandakan, dan diatur dalam lingkungan online, mengedepankan tantangan-
tantangan atas aturan-aturan tradisional mengenai perilaku benar salah.
19
DAFTAR PUSTAKA 1. Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu
Buana
2. http://wahyukurniawan38.blogspot.co.id/2012/01/dampak-etika-dan-sosial-pemanfaatan.html
3. https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/sistem-informasi-manajemen-isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/
4. http://combobook.blogspot.co.id/2015/02/bagaimana-mengatasi-isu-sosial-dan.html