Upload
arfan-fahmi
View
226
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Budgeting System in Indonesia
Citation preview
SISTEM PENGANGGARAN
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI ANGGARANSPESIALISASI KEBENDAHARAAN NEGARA SEMESTER VI
2012 -2013
PERTEMUAN I
SISTEM PENGANGGARAN
Sistem adalah suatu interaksi dan ketergantungan antara serangkaian unsur secara teratur dan membentuk satu kesatuan utuh menyeluruh serta batas-batasnya dapat dikenali
Sistem penganggaran berkaitan dengan rencana penerimaan, pengeluaran, dan hutang negara selama satu tahun serta dampak yang ditentukan untuk mempengaruhi pelayanan atau program mendatang.
Penganggaran sebagai suatu sistem mengandung unsur analisis atas berbagai peluang (opportunity), sedangkan penganggaran sebagai suatu proses mengandung unsur perundingan atas tindakan yang akan diambil oleh negara.
Siklus anggaran (budget cycle) terdiri dari beberapa fase/tahap :
Tahap penyusunan anggaran;
Tahap pengesahan anggaran;
Tahap pelaksanaan anggaran:
Tahap pengawasan pelaksanaan anggaran;
Tahap pengesahan perhitungan anggaran
SISTEM PENGANGGARAN
Pendekatan Penganggaran
1. Penganggaran Terpadu.
2. Penganggaran Berbasis Kinerja;
3. Kerangka Penganggaran Jangka Menengah
Prinsip-prinsip penganggaran :
1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan.
2. Disiplin anggaran;
3. Keadilan anggaran;
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran;
5. Disusun dengan pendekatan kinerja.
SISTEM PENGANGGARAN
Ruang lingkup PBK
1. Menentukan visi dan misi (yang mencerminkan strategi organisasi), tujuan, sasaran, dan target.
2. Menentukan indikator kinerja;
3. Evaluasi dan pengambilan keputusan terhadap pemilihan dan prioritas program;
4. Analisis standar biaya
METAMORFOSIS SISTEM PENGANGGARAN
Perubahan dari Line Item Budgeting atau tradisional –-memakai cara incremental dalam pengalokasian anggarannya-- menjadi penganggaran berdasarkan kinerja. Perubahan inilah yang paling mendasar : berupa perubahan pola pikir. Semula penyusunan anggaran masih berkutat pada bagaimana merinci program dalam kegiatan dan biayanya sehingga terbentuk alokasi anggaran secara menyeluruh atas program. Sistem penganggaran yang baru memberi fokus pada hasil, bagaimanapun cara melaksanakan kegiatan tersebut. Pola pikir seperti inilah yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
KERANGKA PBK
Kerangka penganggaran berbasis kinerja (PBK) yang dikembangkan berupa tingkat kinerja apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mendukung pencapaian outcome (baik outcome program maupun outcome nasional). Pelaksanaan pencapaian outcome ini dilekatkan pada tugas dan fungsi suatu organisasi agar jelas akuntabilitasnya.
(Menuju pengelolaan APBN yang transparan dan kredibel)
1. Penganggaran Terpadu
2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK);
3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM);
4. RKA-KL / DIPA
Penerapan :
di Indonesia
Kosenpsi dasar Penganggaran terpadu adalah pengintegrasian seluruh proses perencanaan dan penganggaran agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana
Hal-hal yang telah dilakukan sebagai berikut :
1. Penyatuan dokumen Anggaran Rutin dengan Anggaran Pembangunan
2. Restrukturisasi program dan kegiatan sehingga tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan
Penerapan Penganggaran Terpadu
Outline :
1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK;
2. Kerangka PBK;3. Syarat Penerapan PBK;4. Tahapan Kegiatan Penerapan
PBK;5. Mekanisme Penganggaran.
Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
Tujuan dan Landasan Konseptual PBK
1.
Tujuan
Landasan Konseptu
al
Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget);
Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency);
Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented);
Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages);
Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).
a.
b.
c.
c.
b.
a.
Kerangka penganggaran berbasis kinerja (PBK) yang dikembangkan berupa tingkat kinerja apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mendukung pencapaian outcome (baik outcome program maupun outcome nasional). Pelaksanaan pencapaian outcome ini dilekatkan pada tugas dan fungsi suatu organisasi agar jelas akuntabilitasnya.
Kerangka PBK2.
Kerangka PBK
SK
R K P
Dept./Lembaga
Eselon I
Nasional Outcomes
Outcome OutcomeOutcome
Program
Eselon I Eselon I
ProgramProgram
OutcomeOutcome
Outcome
Keg. Keg.keg. keg.
keg. keg. OutputOutput
Output
satker SatkerSatker
Keg.Keg.Keg. Keg.
Keg. Keg.Keg. Output
OutputOutput
SK
SKeg
Str
ukt
ur
alo
kasi
anggara
n d
an u
nit
penanggung jaw
ab
Stru
ktur In
form
asi K
inerja
2.
keg.keg. keg.keg.
Fokus Prioritas
Prioritas
Fokus Prioritas
Prioritas
Keg. Keg.
Fokus Prioritas
Prioritas
Kegiatan Prioritas
Kerangka PBK di level Nasional
R K P Nasional Outcomes
Str
uktu
r alo
kasi
ang
gara
n d
an u
nit
penan
ggun
g jaw
ab
Stru
ktu
r Info
rmasi K
inerja
Prioritas Prioritas
Fokus Prioritas
Fokus Prioritas
Fokus Prioritas
Kementerian Negara
Lembaga Negara
LPND dan LNS
Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Outcome K/L
Outcome beberapa K/L yg bersinergi
Outcome sesuai
Prioritas
a.
Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Kerangka PBK di level K/L
Departemen/ Lembaga
Unit Eselon I
Eselon II/ Satker
Renstra danRenja K/L
Sasaran Strategis
(Outcome K/L)
Outcome
Output
Mendukung
pencapaian
Eselon II/ Satker
Eselon II/ Satker
Unit Eselon I
Penjabaran
Program
Kegiatan
Penjabaran
Tupoksi
Tupoksi
Tupoksi
IKU IKUIKU
Mendukung
pencapaian
IKK IKKIKK
b.
• indikator yang mencerminkan tolok ukur untuk mencapai sasaran program (outcome);
• Pendekatan yang digunakan dapat berfokus thd efek-tivitas, efisiensi, outcome atau kepuasan pelanggan;
• sebagai instrumen evaluasi kinerja.
Syarat Penerapan PBK
Indikator Kinerja
Standar Biaya
Evaluasi Kinerja
• mencerminkan kebutuhan dana untuk menghasilkan sebuah output atas pelaksanaan sebuah kegiatan;
• Menunjukan seluruh komponen/item yang harus dibiayai;
• Penetapan unit cost untuk setiap komponen/item, menggunakan harga yang paling ekonomis namun tetap memperhatikan kualitas produk.
• Membandingkan antara rencana kinerja dan realisasinya berdasarkan indikator yang telah ditetapkan;
• Menganalisis perbedaan (gap) yang terjadi dan merumuskan alternatif solusinya;
• Menyempurnakan indikator kinerja untuk tahap selanjutnya;
• Rekomendasi kelangsungan kebijakan.
3.
No. Uraian Kegiatan Dok Sumber Ket
1. Penetapan Visi dan Misi K/L Renstra K/L dan Tupoksi K/L
2. Perumusan Sasaran Strategis K/L (Outcomes K/L)
Renstra K/L
3. Restrukturisasi Program Tupoksi Eselon I
4. Perumusan Outcome Program Visi & Misi Eselon I
5. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Program
IKU Kegiatan unggulan atau pendekatan lain
6. Perumusan Kegiatan per Eselon II/Satker Tupoksi Eselon II/Satker
7. Penetapan Output Kegiatan Output utama sesuai core business unit
8. Penetapan Indikator Kinerja Kegiatan • Pendekatan kuantitas, kualitas dan harga;
• Indikator Keluaran Suboutput.
Tahapan kegiatan Penerapan PBK4.
Mekanisme Penganggaran5.
Level Nasional
• pengalokasian anggaran didasarkan pada target kinerja sesuai prioritas dan fokus prioritas pembangunan serta pemenuhan kewajiban sesuai amanat konstitusi;
• Target kinerja sesuai prioritas dan fokus prioritas selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan prioritas;
Level K/L
•pengalokasian anggaran mengacu pada Program dan Kegiatan masing-masing unit sesuai dengan tugas dan fungsinya termasuk kebutuhan anggaran untuk memenuhi angka dasar (baseline) serta alokasi untuk kegiatan prioritas yang bersifat penugasan;•Penghitungan kebutuhan anggaran untk masing-masing kegiatan mengacu pada standar biaya dan target kinerja yang akan dihasilkan;•Rincian penggunaan dana menurut jenis belanja, dituangkan dalam dokumen anggaran hanya pada level jenis belanja (tidak dirinci sampai dengan kode akun).
Outline :
1. Tujuan dan Landasan Konseptual KPJM;
2. Kerangka KPJM;3. Tahapan Penerapan KPJM;4. Langkah Awal Penerapan KPJM;5. Mekanisme Pengalokasian
Anggaran.
Penerapan KPJM
Tujuan dan Landasan Konseptual KPJM
1.
Tujuan
Landasan Konseptual
Pengalokasian sumber daya
anggaran yang lebih efisien (allocative
efficiency)
Meningkatkan kualitas perencanaan
penganggaran (to improve quality of
planning)
Lebih fokus terhadap pilihan
kebijakan prioritas (best policy option)
Meningkatkan disiplin fiskal
(fiscal dicipline)
Menjamin adanya kesinambungan
fiskal (fiscal sustainability)
Penerapan sistem rolling
budget
1. 2.
3.
4.5.
Penetapan Parameter
Mempunyai Baseline (angka dasar)
Adanya mekanisme penyesuaia
n angka dasar
Adanya mekanisme usulan tambahan anggaran bagi kebijakan baru (additional budget for new initiatives)
1.2.
3.
4.
5.
Kerangka KPJMRencana
Pembangunan Jangka Panjang
OutcomeOutputKegiatanProgram
RKA-KL
KPJM
Tujuan Nasional
Platform Presiden
Untu
k menca
pai
Nasional Dept/Lembaga
20
2.
KAJM
RPJMN
APBN
R K P
5
1 Renja K/L
Renstra K/L
(R)APBN Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
Implikasi anggaran
KPJM
Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
Kebijakan ditetapkan sbg
baseline
2011 2012 2013
2010
APBN2010
T0
RAPBN2011
T+1
Prakiraan Maju2012
T+2
Prakiraan Maju2013
T+3
REALISASI
2010
T-1
APBN2011
T0
RAPBN2012
T+1
Prakiraan Maju2013
T+2
Prakiraan Maju2013
T+3
TA 2010 dan KPJM 2011 - 2013
TA 2011 dan KPJM 2012 - 2014
Ilustrasi KPJM
Cara Kerja KPJM
Menghitung FE
diterapkan per
ProgramForward Estimate
Parameter Index :2010, 2011, 2012
• Kebijakan lama : realisasi, trend analysis, penyesuaian;
• Kebijakan baru : penilaian.
Tahapan Penerapan KPJM
Proses Penganggaran
Kebijakan Pemerintah (K/L) yg
Ada
Memprioritaskan kembali
Total = Lama + Baru
• Berlanjut;• Dihentikan;
• Ditinjau.
• Berlanjut;• Kebijakan Baru.
Merumuskan Parameter
Menetapkan Baseline
2010
2011
2012
Review
Ditetapkan
Evaluasi &
Penilaian
menetapkan
Yg dihitung
1
2
3.
Langkah Awal Penerapan KPJM
Alokasi Anggaran
2013
ReviewOn/Off
Program, Kegiatan, Output dan
Sub/tahapan (ON)
Prakiraan Maju
2014 2015 2016
1 2
3
4
5
Program
Kegiatan Sub/grup/
tahapan
• running Cost;• pelayanan
dasar;• multi years;• Tunggakan;• Penyelesaian
keg.
Costing Process
• Hasil costing;• Penyesuaian
parameter;
Baseline (Existing policy)
Program
Kegiatan
4.
Mekanisme Pengalokasian Anggaran
5.
Contingency Reserve :
* Kebutuhan mendesak dan
darurat;* Policy
measures;* Cadangan dan
lain-lainKebijakan Baru :
* Prioritas;* Fokus Prioritas;
* Kegiatan Prioritas.
Angka dasar (baseline) :
* Running cost (gaji, tunjangan,
operasional, pemeliharaan, perjalanan dinas biasa);* Pelayanan
dasar (tupoksi unit);
* Multi-years project.
1.
2.
3.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan tahun sebelumnya;
• Target kinerja sesuai dengan rencana kerja tahunan;
• Tidak perlu dibahas kembali.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan fiscal space;
• Target kinerja sesuai dengan RKP.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan dan pesetujuan DPR;
• Target kinerja harus jelas dan terukur.
Outline :
1. Tujuan dan Manfaat Format RKA-KL;2. Format RKA-KL;3. Informasi dalam Masing-masing
Formulir;4. Hubungan antar Formulir dalam
PBK dan KPJM;5. Pengisian Formulir KPJM.
Format RKA-KL
1.Tujuan dan Manfaat Format RKA-KL
• Untuk memfasilitasi penerapan PBB dan MTEF sesuai amanah UU No. 17 Tahun 2003 (Psl. 14 dan Psl. 15 ayat (5)).
• Meningkatkan kualitas pembahasan antara Pemerintah dan DPR.
• Meningkatkan akuntabilitas unit penanggung jawab pelaksana Program dan Kegiatan.
• Memfungsikan RKA-KL sebagai dokumen perencanaan penganggaran di tingkat kebijakan (tidak dirinci sampai dengan tingkat operasional Satker).
• Meningkatkan kualitas informasi kinerja dengan memfokuskan pada rencana pencapaian sasaran strategis, rencana pencapaian hasil (outcome) unit organisasi, dan keluaran (output) dari setiap kegiatan serta indikator kinerjanya.
FORMAT RKA-KL
FORMULIR 1
Rencana Pencapaian Sasaran Strategis pada Kementerian Negara/ Lembaga (Outcome K/L)
FORMULIR 2
Rencana Pencapaian Hasil Unit Organisasi (Outcome Eselon I)
FORMULIR 3
Rincian Biaya Keluaran Menurut Kelompok Biaya, Jenis Belanja dan Sumber Dana per Unit Organisasi
Unit Organisasi/ Eselon I
Kementerian Negara/Lembaga
3.
INFORMASI DALAM MASING-MASING FORMULIR
FORMULIR 1
Sasaran Strategis K/L. Program – Program dlm 1 K/L. Outcome masing-masing
Program. Indikator Kinerja Utama
Program. Pendapatan K/L. Prakiraan Maju per Program
(Forward Estimate).
FORMULIR 2
FORMULIR 3
Program Eselon I. Rinciaan Kegiatan dlm 1
Program. Output per Kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan. Pendapatan per Program. Prakiraan Maju per Kegiatan
(Forward Estimate).
Rincian biaya per Kegiatan menurut Kelompok Biaya, Jenis Belanja, dan Sumber Dana.
Indikator Keluaran.
4.
HUBUNGAN ANTAR FORMULIR DALAM PBK DAN KPJM
FORMULIR 1
FORMULIR 2
FORMULIR 3
FORMULIR 2
FORMULIR 3
TA 2013 TA 2014 TA 2015
KPJM
Formulir 1 dan 2 merupakan formulir RKA-KL yang akan diajukan ke DPR
PBK
FORMULIR 1
FORMULIR 2
FORMULIR 3
FORMULIR 2
FORMULIR 3
FORMULIR 1
FORMULIR 2
FORMULIR 3
FORMULIR 2
FORMULIR 3
BASELINE
5.
PBK
PBK
PENGISIAN FORMULIR RKA-KL
FORMULIR 1
FORMULIR 2
FORMULIR 3
• Seluruh data/informasi untuk semua formulir RKA-KL diinput melalui Worksheet (Kertas Kerja).
• Worksheet merupakan sarana untuk memasukkan data mengenai tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satker (bottom up) sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh K/L-nya (top down) beserta alokasi anggarannya.
• Worksheet adalah fasilitas yang disediakan dalam aplikasi RKA-KL.
KERTAS KERJA(WORKSHEET)
6.
Input via
LOGO
31
Kebijakan danProses Bisnis Pengesahan DIPA
Tahun Anggaran 2013(PMK Nomor160/PMK.02/2012 tanggal 19 Oktober 2012)
Jakarta, November 2012
PMK
160
LOGO
Jakarta, November 201232
1. Pendahuluan :
a. Dasar Hukum;
b. Beberapa Pertimbangan;
c. Pengintegrasian Proses RKA-K/L - DIPA;
d. Masa Efektif.
33
1.a. Dasar Hukum
Beberapa peraturan yang telah diterbitkan sebagai dasar hukum pelaksanaan pengalihan kewenangan pengesahan DIPA dari Ditjen Perbendaharaan ke Ditjen Anggaran adalah :
1. Keputusan Menteri Keuangan No. 293/KMK.01/2012 tentang Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk dan atas nama Menteri Keuangan untuk Mengesahkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran, tanggal 24 Agustus 2012;
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 160/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), tanggal 19 Oktober 2012.
34
1.b. Beberapa Pertimbangan
Beberapa pertimbangan yang menjadi acuan di dalam melakukan perubahan ketentuan terkait pengaturan DIPA antara lain :
1. Memantapkan penerapan Penganggaran Terpadu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), maksudnya bahwa DIPA merupakan satu kesatuan dokumen secara integral yang mencerminkan pelaksanaan dari RKP dan RKA-K/L.
2. Menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan pengesahan DIPA, sejalan dengan adanya pengalihan kewenangan pengesahan DIPA dari semula dilaksanakan oleh Ditjen Perbendaharaan menjadi Ditjen Anggaran.
3. Menyederhanakan proses dalam pengurusan RKA-K/L dan DIPA termasuk penyelesaian revisi anggaran, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Kementerian Keuangan kepada stakeholders.
4. Menjamin tersedianya integritas dan validitas data anggaran.
1.c. Pengintegrasian Proses RKA-K/L - DIPA
35
1. Penyusunan DIPA dilakukan dengan menggunakan data yang berasal dari RKA-K/L yang sudah ditelaah antara K/L dengan Ditjen Anggaran dan sudah mendapat persetujuan DPR serta ditetapkan dalam Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat atau DHP RDP BUN.
2. Informasi lain yang dibutuhkan dalam DIPA seperti: Pejabat perbendaharaan; Rencana penarikan dana dan perkiraan penerimaan; Saldo awal/akhir kas BLU, besaran prosentase ambang batas, prosentase
penggunaan langsung PNBP, dan status BLU;diisi pada saat penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran.
Melalui pengintegrasian proses penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dengan proses penyusunan dan pengesahan DIPA, diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa :
3. Menyederhanakan proses dan mempercepat waktu penyelesaian DIPA;4. Meningkatkan validitas dan integritas data anggaran; dan 5. Meningkatkan efisiensi biaya pengesahan DIPA.
1.d. Masa Efektif
36
1. Ketentuan mengenai petunjuk penyusunan dan pengesahan DIPA sbgmana dimaksud dalam PMK No. 160/PMK.02/2012, digunakan untuk penyusunan dan pengesahan DIPA mulai Tahun Anggaran 2013.
2. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :
a. Pengesahan DIPA yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan beserta peraturan pelaksanaannya yang telah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, harus mengikuti ketentuan mengenai pengesahan DIPA sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini; dan
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
LOGO
Jakarta, November 201237
2. Beberapa Perubahan Dalam Penyusunan dan Pengesahan DIPA :
a. Jenis DIPA;
b. Perubahan Format DIPA;
c. Penandatangan DIPA;
d. Perbedaan DIPA Saat ini dengan DIPA Baru;
e. Perubahan Proses Bisnis;
f. Penyesuaian Dukungan Sistem IT.
2.a. Jenis DIPA
38
Berdasarkan pembagian anggaran dalam APBN, DIPA dikelompokkan atas DIPA K/L dan DIPA BUN. Mulai TA 2013, masing-masing kelompok dibedakan dalam 2 jenis DIPA yaitu DIPA Induk dan DIPA Petikan.
1. DIPA Induk yaitu DIPA yang merupakan akumulasi dari DIPA per Satker yang disusun oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian Negara/Lembaga, dan disahkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan. Dalam hal Unit Eselon I mengelola lebih dari satu Program, maka DIPA Induk
yang disusun memuat seluruh Program yang menjadi tanggung jawabnya.
2. DIPA Petikan yaitu DIPA yang memuat alokasi anggaran untuk masing-masing Satuan Kerja dan merupakan penjabaran dari DIPA Induk. Dalam hal Satker mengelola lebih dari satu Program dan berasal dari satu unit
Eselon I, maka DIPA Petikan memuat seluruh Program yang menjadi tanggung jawabnya, dan
Dalam hal sebuah Satker mendapat alokasi anggaran yang berasal dari beberapa Unit Eselon I K/L, maka Satker mengelola beberapa DIPA Petikan.
2.b. Perubahan Format DIPA
39
Beberapa pertimbangan yang mendasari perlunya dilakukan perubahan jenis DIPA dari semula DIPA Satker menjadi DIPA Induk dan DIPA Petikan antara lain:
1) Menjaga konsistensi penerapan penganggaran berbasis kinerja, mulai dari penetapan prioritas pembangunan dalam RKP, penyusunan RKA-K/L dan pengesahan DIPA.
2) Memberikan fleksibilitas kepada Pengguna Anggaran dalam hal diperlukan adanya pergeseran anggaran antar Satker dalam satu Unit Eselon I dan satu Program, sepanjang pagu anggaran dan target kinerja tidak berubah sehingga dapat menyederhanakan proses revisi anggaran.
3) Meningkatkan akuntabilitas K/L sebagai penanggung jawab pelaksanaan Program dan target kinerja yang harus dicapai termasuk koordinasi terhadap Satker-Satker yang berada di bawah Program yang bersangkutan.
4) Mengurangi beban Direktur Jenderal Anggaran dalam penandatanganan DIPA karena cukup DIPA per Unit Eselon I (+287 DIPA), tidak harus DIPA untuk seluruh Satker (+24.000 Satker), namun secara legal DIPA untuk seluruh Satker tetap sah sebagai dasar pembayaran/pencairan dana.
2.b.1 Rincian Jenis DIPA
40
DIPA K/L DIPA BUN
1. DIPA Induk : Per unit eselon I dan Program.
2. DIPA Petikan : DIPA Satker Pusat/Kantor Pusat
(KP), termasuk BLU pd Kantor Pusat dan SNVT;
DIPA Satker Vertikal/Kantor Daerah (KD);
DIPA Dana Dekonsentrasi (DK); DIPA Tugas Pembantuan (TP); DIPA Urusan Bersama (UB).
1. DIPA Induk : Pengelolaan Utang Pemerintah (999.01); Pengelolaan Hibah (999.02); Pengelolaan Investasi Pemerintah (999.03); Pengelolaan Penerusan Pinjaman (999.04); Pengelolaan Transfer ke Daerah (999.05); Pengelolaan Belanja Subsidi (999.07); Pengelolaan Belanja Lainnya (999.08); Pengelolaan Transaksi Khusus (999.99).
2. DIPA Petikan : DIPA Utang dan Belanja Hibah. DIPA Investasi Pemerintah dan Penerusan
Pinjaman. DIPA Transfer ke Daerah. DIPA Subsidi dan Pengelolaan Belanja Lainnya. DIPA Pengelolaan Transaksi Khusus.
2.c. Penanda tangan DIPA
41
Sejalan dengan adanya perubahan jenis DIPA, maka pejabat penanda tangan DIPA juga mengalami perubahan dari semula DIPA ditandatangani oleh KPA masing-masing Satuan Kerja diubah dengan rincian sebagai berikut :
1) Untuk DIPA Induk, yang menandatangani adalah Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/pejabat eselon I sebagai penanggung jawab Program dan memiliki portofolio pada Bagian Anggaran K/L, atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga.
2) Untuk DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani. Sebagai pengganti fungsi pengesahan, setiap DIPA Petikan diberi kode pengaman berupa “digital stamp” sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi).
Sementara itu, dalam rangka pengesahan DIPA juga terdapat perubahan dari semula SP DIPA ditandatangani oleh Dirjen Perbendaharaan/Direktur Pelaksanaan Anggaran/ Kepala Kanwil DJPBN diubah menjadi :
3) SP DIPA Induk, ditandatangani oleh Direktur Jenderal Anggaran.
4) SP DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani. Sebagai pengganti fungsi pengesahan, setiap SP DIPA Petikan diberi kode pengaman berupa “digital stamp” sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi).
42
2.d. Perbedaan DIPA Saat Ini dengan DIPA Baru….(1/2)
No.Uraian
PerbedaanDIPA Saat Ini DIPA Yang Baru
1. Jenis DIPA DIPA Satker; 1. DIPA Induk (akumulasi Satker);2. DIPA Petikan (tiap Satker);
2. Jumlah Bagian DIPA Satker tdr dari 5 bagian :a. Lembar Surat Pengesahan DIPA (SP
DIPA);b. Hal. I memuat Informasi Kinerja dan
Sumber Dana : Hal. I A mengenai Informasi Kinerja; Hal. I B mengenai Sumber Dana;
c. Hal. II memuat Rincian Pengeluaran;d. Hal. III memuat Rencana Penarikan
Dana dan Perkiraan Penerimaan;e. Hal. IV memuat Catatan.
DIPA Induk tdr dr 4 bagian :a. Lembar Surat Pengesahan DIPA
Induk (SP DIPA Induk);b. Hal. I memuat Informasi Kinerja
dan Anggaran Program;c. Hal. II memuat Rincian Alokasi
Anggaran per Satker;d. Hal. III memuat Rencana
Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan.
DIPA Petikan tdr dr 5 bagian, sama spt DIPA Satker.
3. Kode pengaman dan disclaimer
Kode pengaman menggunakan Kode Validasi;
Disclaimer khusus terkait tanggung jawab KPA atas penggunan anggaran.
Kode pengaman menggunakan Digital Stamp dan time stamp;
Disclaimer multi fungsi dan memayungi hubungan antara DIPA Induk dan DIPA Petikan.
43
No.Uraian
PerbedaanDIPA Saat Ini DIPA Yang Baru
4. Pejabat Penandatangan: Lembar DIPA; SP DIPA
Lembar DIPA : Ditandatangani oleh masing-masing KPA Satker.
SP DIPA : Dirjen Perbendaharaan/ Direktur PA/Kepala Kanwil DJPBN.
DIPA Induk : Lembar DIPA : Ditandatangani oleh
Sekjen/Sestama/Pejabat Esl I penanggung jawab Program.
SP DIPA : Dirjen Anggaran.
DIPA Petikan : Lembar DIPA : tidak ditandatangani; SP DIPA : tidak ditandatangani.
5. Mekanisme Penyusunan
DIPA disusun berdasarkan RKA-K/L atau RKA-BUN yg telah ditetapkn dlm SP RKA-K/L atau Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.
DIPA Induk disusun berdasarkn RKA-K/L atau RDP BUN yg telah ditetapkan dlm Keppres RABPP atau DHP RDP BUN.
DIPA Petikan secara prinsip tidak disusun, langsung dicetak dari sistem brdsrkn RKA Satker atau RDP BUN.
6. Mekanisme Pengesahan
DIPA diajukan ke KP DJPBN atau Kanwil DJPBN sesuai lokasi dan status Satker.
DIPA disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan/Direktur PA/Kepala Kanwil DJPBN.
DIPA Induk diajukan ke DJA; DIPA Induk disahkan oleh Dirjen
Anggaran. DIPA Petikan disahkan melalui
digital stamp.
2.d. Perbedaan DIPA Saat Ini dengan DIPA Baru….(2/2)
44
ESELON I DJA-SUBDIT TEKNIS/DADUKTEK/PUSAT LAYANAN
R/U/H RKA-K/L
RKA-K/L
ADK
Penelaahan Online/Tatap Muka
Pemblokiran
Apprv1
cat. Penelaahan
Apprv2/3/4
Digital Stamp
XML
DHP RKA-K/L
Keppres RABPP
Distribusi
1
Penggandaan Petikan DIPA
Update
SP DIPA Induk
Petikan DIPA
Upload ADK dan PDF ke Portal WEB
Konsep DIPA Induk
Menandatangani Konsep DIPA
Induk
Usulan DIPA Induk
3
4
5
6
8
910
11
12
13
14
15
Validasi
Upload (RKA-K/L & data dukung) +
Validasi
2
No
No
No
2.e. Perubahan Proses Bisnis
Posting
7
Va
lida
si E
BS
45
Aplikasi RKA-K/L (Web
Base)Upload ADK
RKAK/L
2.e.1 Proses Penyampaian RKA-K/L Final
ADK
1
2
• Login Aplikasi RKA-K/L• Memeriksa dan meneliti Kelengkapan
Data RKA-K/L dan ADK RKAKL)• Menyiapkan jadwal penelaahan
online/tatap muka• Mengirimkan notifikasi melalui email
informasi Jadwal penelaahan dan data dukung yang harus di-upload
• Meneliti Data Dukung dalam rangka penelaahan online
Sharing Folder RKA-K/L DIPA
DJA
R/U/H RKA-K/L
1
Upload berhasil
?
NoNotifikasi
• Meneliti notifikasi• Menyiapkan data dukung
untuk penelaahan Online • Upload data dukung
(optional bagi K/L yang melakukan penelaahan Online)
Subdit Teknis AI, AII, AIII Eselon 1
Eselon 1
43
Yes
46
2.e.2 Mekanisme Penelaahan Online…(1/2)
1
Login Aplikasi RKA-K/L DIPA Online
Subdit Teknis AI, AII, AIII
Login Aplikasi RKA-K/L DIPAOnline
Eselon 1 K/L
• Menelaah kelengkapan data dukung;
• Menelaah kesesuaian pagu dan sumber dana;
• Menelaah relevansi target kinerja dan pagu.
Web base
RKA-K/L
perlu update?
• Update RKA-K/L;• Melengkapi data
dukung;• Mengupload
kembali.
Eselon 1 K/L
Cetak Catatan Penelaahan
No
Subdit Teknis AI, AII, AIII
Apprv1/2/3/4
No
2
Apakah Eselon 1 Setuju?
Update Catatan Penelaahan
Subdit Teknis AI, AII, AIII
NoKlik tombol tutup forum Penelaahan pada Aplikasi RKA-K/L DIPA Online
Subdit Teknis AI, AII, AIII1
a
7
2
1b
4
3a
3b
5
6b
6a Yes
Yes
Yes
47
Catatan Penelaahan
2.e.2 Mekanisme Penelaahan Tatap Muka…(2/2)
1
• Menyiapkan instrumen penelaahan;
• Menyiapkan dokumen RKA-K/L dan data pendukung.
Subdit Teknis AI, AII, AIII
• Menelaah kelengkapan data dukung;• Menelaah kesesuaian pagu dan sumber
dana;• Menelaah relevansi target kinerja dan
pagu.
Ruang Penelaahan
RKA-K/L
perlu update?
Subdit Teknis AI, AII, AIII
• Cetak Catatan Penelaahan;
• Upload data RKA-K/L ke server DJA.
No
Subdit Teknis AI, AII, AIII
Apprv1/2/3
No
2
• Update RKA-K/L;• Melengkapi data
dukung;• Meng-upload
kembali.
Eselon 1 K/L
1
2
5
43a
3b
Yes
Yes
48
Catatan Penelaahan
DHP RKA-K/L
2.e.3 Proses Penerbitan DHP RKA-K/L
Catatan Penelaahan
5
8
Subdit Teknis AI, AII, AIII
No
Validasi EBS
Vallidasi OK?
• Mencetak lembar DHP RKA-K/L;
• Meneliti kebenaran lembar DHP dengan RKA-K/L dan memaraf lembar DHP;
• Membuat surat pengantar kepada Direktur.
Subdit Teknis AI, AII, AIIIUpdate RKA-K/L
& Catatan Penelaahan
Subdit Teknis AI, AII, AIII
• Meneliti kebenaran lembar DHP dengan RKA-K/L;
• Memaraf dan meneruskan DHP kepada Direktur;
• Meng-update status DHP telah di-approve melalui aplikasi.
Subdit Daduktek AI, AII, AIII
Menetapkan DHP
Direktur AI, AII, AIII
3
21
2 3a
5
4
3b
6
Yes
49
Keppres RABPP
2.e.3 Proses Pencetakan Keppres RABPP
• Draft Keppres RABPP;
• Lampiran Keppres.
Dit. Koordinator
4
3
DHP RKA-K/L • Setkab;
• Biro Hukum Sekjen;
• DJA;• Surat pengantar
kepada Menkeu dan Presiden.
Penyusunan Draft Keppres
• Lampiran I• Lampiran II• Lampiran III• Lampiran IV
Lampiran Keppres
Persetujuan Draft Keppres & Lampiran
Menteri Keuangan
Penetapan Keppres
Presiden
12
3
5
4
50
DIPA Induk
2.e.4 Proses Pencetakan DIPA Induk
5
3
DHP RKA-K/L
• Mencetak DIPA Induk sebanyak 3 exmplar;
• Mencetak 1 set DIPA Petikan;
• Meneliti kebenaran dan kelengkapan DIPA Induk dan DIPA Petikan;
• Meneruskan DIPA Induk dan DIPA Petikan ke Puslay untuk disampaikan kepada Eselon 1.
Subdit Duktek - AI, AII, AIII
Menyampaikan DIPA Induk kepada Unit Eselon I K/L untuk ditandatangani dan
DIPA Petikan unt diparaf.
Puslay DJA
Digital Stamp
ADK
DIPA Induk
2
4
31
51
SP DIPA Induk
DIPA Induk
2.e.5 Proses Pengesahan DIPA Induk
6
5
Dipa Induk yang telah
ditandatangani Eselon 1
(3 Eksemplar)
• Menerima usulan DIPA Induk dan DIPA Petikan;
• Melakukan validasi.
Puslay DJA
• Menerima hardcopy DIPA Induk yang telah ditandatangani Eselon 1;
• Mencetak SP DIPA Induk (3 eks.)
• Memaraf dan menyampaikan SP DIPA Induk kepada Direktur;
• Menyampaikan SP DIPA Induk yang telah diparaf Direktur kepada Dirjen Anggaran.
Subdit Duktek AI, AII, AIII
Validasi OK?
• Menerbitkan tanda terima usulan DIPA Induk kepada K/L;
• Meneruskan Usulan DIPA Induk dan DIPA Petikan ke subdit Daduktek AI, AII, AIII.
Puslay DJA
• Memperbaiki DIPA Induk;
• Menandatangani DIPA Induk yang telah diperbaharui;
• Mengirimkan Usulan DIPA Induk yang telah diperbaharui kepada Puslay DJA.
Unit Eselon 1
No
• Mengesahkan DIPA Induk;
• Meng-update status DIPA Induk telah di-approve melalui aplikasi.
Dirjen Anggaran
1
5
4
2a
3
2b
Yes
52
2.e.6 Proses Pencetakan dan Penggandaan DIPA Petikan
7
6
• Menerima DIPA Induk yang telah disahkan;
• Mencetak SP DIPA Petikan sesuai dengan DIPA Induk;
• Meneliti kebenaran dan kelengkapan DIPA Petikan;
• Memberitahukan Sekretariat DJA untuk melakukan penggandaan;
Subdit Duktek AI, AII, AIII
• Mencetak Petikan DIPA menurut:1. Satker ybs;2. KPPN (177 KPPN);3. DJA ;4. Kanwil DJPB (30 Kanwil);5. DJPB (Dit. PA);6. DJPB (Dit.APK);7. Gubernur (33 Provinsi);8. Setjen K/L;9. Itjen K/L;10. Eselon I K/L ybs;11. BPK.Catatan:No.1&2: Dicetak hardcopy dan SP
menggunakan kertas dengan security printing.
No.3&4: Dicetak hardcopy dan SP menggunakan kertas biasa.
No.5-11: dicetak dalam bentuk cakram padat (CD) dan summary DIPA Petikan.
• Meneliti kelengkapan DIPA Petikan;• Mempersiapkan pendistribusian DIPA
Petikan.
Sekretariat DJA
DIPA Induk yang telah disahkan 1
2
53
2.e.7 Proses Pendistribusian DIPA Petikan
61. Ceremonial Penyerahan DIPA di istana Presiden:
a. Menteri: CD + summary DIPA Petikan K/L ybs.b. Gubernur: CD + summary DIPA Petikan K/L di
provinsi ybs + summary alokasi Transfer Daerah.
2. Ceremonial Penyerahan DIPA di Kanwil DJPB:a. Satker yang sekota dengan Kanwil;b. KPPN yang sekota dengan Kanwil.
3. Distribusi untuk Kanwil DJPB diluar ceremonial:a. KPPN di wilayah kerja Kanwil yang tidak sekota
dengan Kanwil;b. Satker di wilayah kerja Kanwil yang tidak sekota
dengan kanwil.
4. Distribusi oleh Puslay:a. DJPB (Dit. PA) : CD + summary DIPA Petikan;b. DJPB (Dit.APK) : CD + summary DIPA Petikan;c. Setjen K/L : CD + summary DIPA Petikan K/L ybs;d. Itjen K/L : CD + summary DIPA Petikan K/L ybs;e. Eselon I K/L ybs : CD + summary DIPA Petikan;f. BPK : CD + summary DIPA Petikan.
DIPA Induk yang telah disahkan
DIPA Petikan7Selesai
1
Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Tahun X-1 Tahun X Tahun X+1
RKA-KL DIPA
Reward & Punishment
RKA-KL DIPA
Spending review
Monev PMK 249
Baseline review
Inisiatif Baru I
Pagu Indikatif
Trilateral MeetingLogic models,
capaian kinerja, dll
Inisiatif Baru II
Pagu Anggaran
Pembahasan DPR
Inisiatif Baru III
Alokasi Anggaran
TERIMAKASIH