55
SISTEM PENGANGGARAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI ANGGARAN SPESIALISASI KEBENDAHARAAN NEGARA SEMESTER VI 2012 -2013 PERTEMUAN I

Sistem penganggaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Budgeting System in Indonesia

Citation preview

Page 1: Sistem penganggaran

SISTEM PENGANGGARAN

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI ANGGARANSPESIALISASI KEBENDAHARAAN NEGARA SEMESTER VI

2012 -2013

PERTEMUAN I

Page 2: Sistem penganggaran

SISTEM PENGANGGARAN

Sistem adalah suatu interaksi dan ketergantungan antara serangkaian unsur secara teratur dan membentuk satu kesatuan utuh menyeluruh serta batas-batasnya dapat dikenali

Sistem penganggaran berkaitan dengan rencana penerimaan, pengeluaran, dan hutang negara selama satu tahun serta dampak yang ditentukan untuk mempengaruhi pelayanan atau program mendatang.

Penganggaran sebagai suatu sistem mengandung unsur analisis atas berbagai peluang (opportunity), sedangkan penganggaran sebagai suatu proses mengandung unsur perundingan atas tindakan yang akan diambil oleh negara.

Siklus anggaran (budget cycle) terdiri dari beberapa fase/tahap :

Tahap penyusunan anggaran;

Tahap pengesahan anggaran;

Tahap pelaksanaan anggaran:

Tahap pengawasan pelaksanaan anggaran;

Tahap pengesahan perhitungan anggaran

Page 3: Sistem penganggaran

SISTEM PENGANGGARAN

Pendekatan Penganggaran

1. Penganggaran Terpadu.

2. Penganggaran Berbasis Kinerja;

3. Kerangka Penganggaran Jangka Menengah

Prinsip-prinsip penganggaran :

1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan.

2. Disiplin anggaran;

3. Keadilan anggaran;

4. Efisiensi dan efektifitas anggaran;

5. Disusun dengan pendekatan kinerja.

Page 4: Sistem penganggaran

SISTEM PENGANGGARAN

Ruang lingkup PBK

1. Menentukan visi dan misi (yang mencerminkan strategi organisasi), tujuan, sasaran, dan target.

2. Menentukan indikator kinerja;

3. Evaluasi dan pengambilan keputusan terhadap pemilihan dan prioritas program;

4. Analisis standar biaya

Page 5: Sistem penganggaran

METAMORFOSIS SISTEM PENGANGGARAN

Perubahan dari Line Item Budgeting atau tradisional –-memakai cara incremental dalam pengalokasian anggarannya-- menjadi penganggaran berdasarkan kinerja. Perubahan inilah yang paling mendasar : berupa perubahan pola pikir. Semula penyusunan anggaran masih berkutat pada bagaimana merinci program dalam kegiatan dan biayanya sehingga terbentuk alokasi anggaran secara menyeluruh atas program. Sistem penganggaran yang baru memberi fokus pada hasil, bagaimanapun cara melaksanakan kegiatan tersebut. Pola pikir seperti inilah yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

 

 

 

 

Page 6: Sistem penganggaran

KERANGKA PBK

Kerangka penganggaran berbasis kinerja (PBK) yang dikembangkan berupa tingkat kinerja apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mendukung pencapaian outcome (baik outcome program maupun outcome nasional). Pelaksanaan pencapaian outcome ini dilekatkan pada tugas dan fungsi suatu organisasi agar jelas akuntabilitasnya.

 

 

 

 

Page 7: Sistem penganggaran

(Menuju pengelolaan APBN yang transparan dan kredibel)

1. Penganggaran Terpadu

2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK);

3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM);

4. RKA-KL / DIPA

Penerapan :

di Indonesia

Page 8: Sistem penganggaran

Kosenpsi dasar Penganggaran terpadu adalah pengintegrasian seluruh proses perencanaan dan penganggaran agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana

Hal-hal yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Penyatuan dokumen Anggaran Rutin dengan Anggaran Pembangunan

2. Restrukturisasi program dan kegiatan sehingga tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan

Penerapan Penganggaran Terpadu

Page 9: Sistem penganggaran

Outline :

1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK;

2. Kerangka PBK;3. Syarat Penerapan PBK;4. Tahapan Kegiatan Penerapan

PBK;5. Mekanisme Penganggaran.

Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)

Page 10: Sistem penganggaran

Tujuan dan Landasan Konseptual PBK

1.

Tujuan

Landasan Konseptu

al

Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget);

Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency);

Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).

Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented);

Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages);

Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).

a.

b.

c.

c.

b.

a.

Page 11: Sistem penganggaran

Kerangka penganggaran berbasis kinerja (PBK) yang dikembangkan berupa tingkat kinerja apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka mendukung pencapaian outcome (baik outcome program maupun outcome nasional). Pelaksanaan pencapaian outcome ini dilekatkan pada tugas dan fungsi suatu organisasi agar jelas akuntabilitasnya.

 

 

 

 

Kerangka PBK2.

Page 12: Sistem penganggaran

Kerangka PBK

SK

R K P

Dept./Lembaga

Eselon I

Nasional Outcomes

Outcome OutcomeOutcome

Program

Eselon I Eselon I

ProgramProgram

OutcomeOutcome

Outcome

Keg. Keg.keg. keg.

keg. keg. OutputOutput

Output

satker SatkerSatker

Keg.Keg.Keg. Keg.

Keg. Keg.Keg. Output

OutputOutput

SK

SKeg

Str

ukt

ur

alo

kasi

anggara

n d

an u

nit

penanggung jaw

ab

Stru

ktur In

form

asi K

inerja

2.

keg.keg. keg.keg.

Fokus Prioritas

Prioritas

Fokus Prioritas

Prioritas

Keg. Keg.

Fokus Prioritas

Prioritas

Page 13: Sistem penganggaran

Kegiatan Prioritas

Kerangka PBK di level Nasional

R K P Nasional Outcomes

Str

uktu

r alo

kasi

ang

gara

n d

an u

nit

penan

ggun

g jaw

ab

Stru

ktu

r Info

rmasi K

inerja

Prioritas Prioritas

Fokus Prioritas

Fokus Prioritas

Fokus Prioritas

Kementerian Negara

Lembaga Negara

LPND dan LNS

Kegiatan Prioritas

Kegiatan Prioritas

Kegiatan Prioritas

Outcome K/L

Outcome beberapa K/L yg bersinergi

Outcome sesuai

Prioritas

a.

Kegiatan Prioritas

Kegiatan Prioritas

Page 14: Sistem penganggaran

Kerangka PBK di level K/L

Departemen/ Lembaga

Unit Eselon I

Eselon II/ Satker

Renstra danRenja K/L

Sasaran Strategis

(Outcome K/L)

Outcome

Output

Mendukung

pencapaian

Eselon II/ Satker

Eselon II/ Satker

Unit Eselon I

Penjabaran

Program

Kegiatan

Penjabaran

Tupoksi

Tupoksi

Tupoksi

IKU IKUIKU

Mendukung

pencapaian

IKK IKKIKK

b.

Page 15: Sistem penganggaran

• indikator yang mencerminkan tolok ukur untuk mencapai sasaran program (outcome);

• Pendekatan yang digunakan dapat berfokus thd efek-tivitas, efisiensi, outcome atau kepuasan pelanggan;

• sebagai instrumen evaluasi kinerja.

Syarat Penerapan PBK

Indikator Kinerja

Standar Biaya

Evaluasi Kinerja

• mencerminkan kebutuhan dana untuk menghasilkan sebuah output atas pelaksanaan sebuah kegiatan;

• Menunjukan seluruh komponen/item yang harus dibiayai;

• Penetapan unit cost untuk setiap komponen/item, menggunakan harga yang paling ekonomis namun tetap memperhatikan kualitas produk.

• Membandingkan antara rencana kinerja dan realisasinya berdasarkan indikator yang telah ditetapkan;

• Menganalisis perbedaan (gap) yang terjadi dan merumuskan alternatif solusinya;

• Menyempurnakan indikator kinerja untuk tahap selanjutnya;

• Rekomendasi kelangsungan kebijakan.

3.

Page 16: Sistem penganggaran

No. Uraian Kegiatan Dok Sumber Ket

1. Penetapan Visi dan Misi K/L Renstra K/L dan Tupoksi K/L

2. Perumusan Sasaran Strategis K/L (Outcomes K/L)

Renstra K/L

3. Restrukturisasi Program Tupoksi Eselon I

4. Perumusan Outcome Program Visi & Misi Eselon I

5. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Program

IKU Kegiatan unggulan atau pendekatan lain

6. Perumusan Kegiatan per Eselon II/Satker Tupoksi Eselon II/Satker

7. Penetapan Output Kegiatan Output utama sesuai core business unit

8. Penetapan Indikator Kinerja Kegiatan • Pendekatan kuantitas, kualitas dan harga;

• Indikator Keluaran Suboutput.

Tahapan kegiatan Penerapan PBK4.

Page 17: Sistem penganggaran

Mekanisme Penganggaran5.

Level Nasional

• pengalokasian anggaran didasarkan pada target kinerja sesuai prioritas dan fokus prioritas pembangunan serta pemenuhan kewajiban sesuai amanat konstitusi;

• Target kinerja sesuai prioritas dan fokus prioritas selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan prioritas;

Level K/L

•pengalokasian anggaran mengacu pada Program dan Kegiatan masing-masing unit sesuai dengan tugas dan fungsinya termasuk kebutuhan anggaran untuk memenuhi angka dasar (baseline) serta alokasi untuk kegiatan prioritas yang bersifat penugasan;•Penghitungan kebutuhan anggaran untk masing-masing kegiatan mengacu pada standar biaya dan target kinerja yang akan dihasilkan;•Rincian penggunaan dana menurut jenis belanja, dituangkan dalam dokumen anggaran hanya pada level jenis belanja (tidak dirinci sampai dengan kode akun).

Page 18: Sistem penganggaran

Outline :

1. Tujuan dan Landasan Konseptual KPJM;

2. Kerangka KPJM;3. Tahapan Penerapan KPJM;4. Langkah Awal Penerapan KPJM;5. Mekanisme Pengalokasian

Anggaran.

Penerapan KPJM

Page 19: Sistem penganggaran

Tujuan dan Landasan Konseptual KPJM

1.

Tujuan

Landasan Konseptual

Pengalokasian sumber daya

anggaran yang lebih efisien (allocative

efficiency)

Meningkatkan kualitas perencanaan

penganggaran (to improve quality of

planning)

Lebih fokus terhadap pilihan

kebijakan prioritas (best policy option)

Meningkatkan disiplin fiskal

(fiscal dicipline)

Menjamin adanya kesinambungan

fiskal (fiscal sustainability)

Penerapan sistem rolling

budget

1. 2.

3.

4.5.

Penetapan Parameter

Mempunyai Baseline (angka dasar)

Adanya mekanisme penyesuaia

n angka dasar

Adanya mekanisme usulan tambahan anggaran bagi kebijakan baru (additional budget for new initiatives)

1.2.

3.

4.

5.

Page 20: Sistem penganggaran

Kerangka KPJMRencana

Pembangunan Jangka Panjang

OutcomeOutputKegiatanProgram

RKA-KL

KPJM

Tujuan Nasional

Platform Presiden

Untu

k menca

pai

Nasional Dept/Lembaga

20

2.

KAJM

RPJMN

APBN

R K P

5

1 Renja K/L

Renstra K/L

Page 21: Sistem penganggaran

(R)APBN Prakiraan Maju

Prakiraan Maju

Implikasi anggaran

KPJM

Prakiraan Maju

Prakiraan Maju

Kebijakan ditetapkan sbg

baseline

2011 2012 2013

2010

APBN2010

T0

RAPBN2011

T+1

Prakiraan Maju2012

T+2

Prakiraan Maju2013

T+3

REALISASI

2010

T-1

APBN2011

T0

RAPBN2012

T+1

Prakiraan Maju2013

T+2

Prakiraan Maju2013

T+3

TA 2010 dan KPJM 2011 - 2013

TA 2011 dan KPJM 2012 - 2014

Ilustrasi KPJM

Cara Kerja KPJM

Page 22: Sistem penganggaran

Menghitung FE

diterapkan per

ProgramForward Estimate

Parameter Index :2010, 2011, 2012

• Kebijakan lama : realisasi, trend analysis, penyesuaian;

• Kebijakan baru : penilaian.

Tahapan Penerapan KPJM

Proses Penganggaran

Kebijakan Pemerintah (K/L) yg

Ada

Memprioritaskan kembali

Total = Lama + Baru

• Berlanjut;• Dihentikan;

• Ditinjau.

• Berlanjut;• Kebijakan Baru.

Merumuskan Parameter

Menetapkan Baseline

2010

2011

2012

Review

Ditetapkan

Evaluasi &

Penilaian

menetapkan

Yg dihitung

1

2

3.

Page 23: Sistem penganggaran

Langkah Awal Penerapan KPJM

Alokasi Anggaran

2013

ReviewOn/Off

Program, Kegiatan, Output dan

Sub/tahapan (ON)

Prakiraan Maju

2014 2015 2016

1 2

3

4

5

Program

Kegiatan Sub/grup/

tahapan

• running Cost;• pelayanan

dasar;• multi years;• Tunggakan;• Penyelesaian

keg.

Costing Process

• Hasil costing;• Penyesuaian

parameter;

Baseline (Existing policy)

Program

Kegiatan

4.

Page 24: Sistem penganggaran

Mekanisme Pengalokasian Anggaran

5.

Contingency Reserve :

* Kebutuhan mendesak dan

darurat;* Policy

measures;* Cadangan dan

lain-lainKebijakan Baru :

* Prioritas;* Fokus Prioritas;

* Kegiatan Prioritas.

Angka dasar (baseline) :

* Running cost (gaji, tunjangan,

operasional, pemeliharaan, perjalanan dinas biasa);* Pelayanan

dasar (tupoksi unit);

* Multi-years project.

1.

2.

3.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan tahun sebelumnya;

• Target kinerja sesuai dengan rencana kerja tahunan;

• Tidak perlu dibahas kembali.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan fiscal space;

• Target kinerja sesuai dengan RKP.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan dan pesetujuan DPR;

• Target kinerja harus jelas dan terukur.

Page 25: Sistem penganggaran

Outline :

1. Tujuan dan Manfaat Format RKA-KL;2. Format RKA-KL;3. Informasi dalam Masing-masing

Formulir;4. Hubungan antar Formulir dalam

PBK dan KPJM;5. Pengisian Formulir KPJM.

Format RKA-KL

Page 26: Sistem penganggaran

1.Tujuan dan Manfaat Format RKA-KL

• Untuk memfasilitasi penerapan PBB dan MTEF sesuai amanah UU No. 17 Tahun 2003 (Psl. 14 dan Psl. 15 ayat (5)).

• Meningkatkan kualitas pembahasan antara Pemerintah dan DPR.

• Meningkatkan akuntabilitas unit penanggung jawab pelaksana Program dan Kegiatan.

• Memfungsikan RKA-KL sebagai dokumen perencanaan penganggaran di tingkat kebijakan (tidak dirinci sampai dengan tingkat operasional Satker).

• Meningkatkan kualitas informasi kinerja dengan memfokuskan pada rencana pencapaian sasaran strategis, rencana pencapaian hasil (outcome) unit organisasi, dan keluaran (output) dari setiap kegiatan serta indikator kinerjanya.

Page 27: Sistem penganggaran

FORMAT RKA-KL

FORMULIR 1

Rencana Pencapaian Sasaran Strategis pada Kementerian Negara/ Lembaga (Outcome K/L)

FORMULIR 2

Rencana Pencapaian Hasil Unit Organisasi (Outcome Eselon I)

FORMULIR 3

Rincian Biaya Keluaran Menurut Kelompok Biaya, Jenis Belanja dan Sumber Dana per Unit Organisasi

Unit Organisasi/ Eselon I

Kementerian Negara/Lembaga

3.

Page 28: Sistem penganggaran

INFORMASI DALAM MASING-MASING FORMULIR

FORMULIR 1

Sasaran Strategis K/L. Program – Program dlm 1 K/L. Outcome masing-masing

Program. Indikator Kinerja Utama

Program. Pendapatan K/L. Prakiraan Maju per Program

(Forward Estimate).

FORMULIR 2

FORMULIR 3

Program Eselon I. Rinciaan Kegiatan dlm 1

Program. Output per Kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan. Pendapatan per Program. Prakiraan Maju per Kegiatan

(Forward Estimate).

Rincian biaya per Kegiatan menurut Kelompok Biaya, Jenis Belanja, dan Sumber Dana.

Indikator Keluaran.

4.

Page 29: Sistem penganggaran

HUBUNGAN ANTAR FORMULIR DALAM PBK DAN KPJM

FORMULIR 1

FORMULIR 2

FORMULIR 3

FORMULIR 2

FORMULIR 3

TA 2013 TA 2014 TA 2015

KPJM

Formulir 1 dan 2 merupakan formulir RKA-KL yang akan diajukan ke DPR

PBK

FORMULIR 1

FORMULIR 2

FORMULIR 3

FORMULIR 2

FORMULIR 3

FORMULIR 1

FORMULIR 2

FORMULIR 3

FORMULIR 2

FORMULIR 3

BASELINE

5.

PBK

PBK

Page 30: Sistem penganggaran

PENGISIAN FORMULIR RKA-KL

FORMULIR 1

FORMULIR 2

FORMULIR 3

• Seluruh data/informasi untuk semua formulir RKA-KL diinput melalui Worksheet (Kertas Kerja).

• Worksheet merupakan sarana untuk memasukkan data mengenai tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satker (bottom up) sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh K/L-nya (top down) beserta alokasi anggarannya.

• Worksheet adalah fasilitas yang disediakan dalam aplikasi RKA-KL.

KERTAS KERJA(WORKSHEET)

6.

Input via

Page 31: Sistem penganggaran

LOGO

31

Kebijakan danProses Bisnis Pengesahan DIPA

Tahun Anggaran 2013(PMK Nomor160/PMK.02/2012 tanggal 19 Oktober 2012)

Jakarta, November 2012

PMK

160

Page 32: Sistem penganggaran

LOGO

Jakarta, November 201232

1. Pendahuluan :

a. Dasar Hukum;

b. Beberapa Pertimbangan;

c. Pengintegrasian Proses RKA-K/L - DIPA;

d. Masa Efektif.

Page 33: Sistem penganggaran

33

1.a. Dasar Hukum

Beberapa peraturan yang telah diterbitkan sebagai dasar hukum pelaksanaan pengalihan kewenangan pengesahan DIPA dari Ditjen Perbendaharaan ke Ditjen Anggaran adalah :

1. Keputusan Menteri Keuangan No. 293/KMK.01/2012 tentang Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk dan atas nama Menteri Keuangan untuk Mengesahkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran, tanggal 24 Agustus 2012;

2. Peraturan Menteri Keuangan No. 160/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), tanggal 19 Oktober 2012.

Page 34: Sistem penganggaran

34

1.b. Beberapa Pertimbangan

Beberapa pertimbangan yang menjadi acuan di dalam melakukan perubahan ketentuan terkait pengaturan DIPA antara lain :

1. Memantapkan penerapan Penganggaran Terpadu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), maksudnya bahwa DIPA merupakan satu kesatuan dokumen secara integral yang mencerminkan pelaksanaan dari RKP dan RKA-K/L.

2. Menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan pengesahan DIPA, sejalan dengan adanya pengalihan kewenangan pengesahan DIPA dari semula dilaksanakan oleh Ditjen Perbendaharaan menjadi Ditjen Anggaran.

3. Menyederhanakan proses dalam pengurusan RKA-K/L dan DIPA termasuk penyelesaian revisi anggaran, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Kementerian Keuangan kepada stakeholders.

4. Menjamin tersedianya integritas dan validitas data anggaran.

Page 35: Sistem penganggaran

1.c. Pengintegrasian Proses RKA-K/L - DIPA

35

1. Penyusunan DIPA dilakukan dengan menggunakan data yang berasal dari RKA-K/L yang sudah ditelaah antara K/L dengan Ditjen Anggaran dan sudah mendapat persetujuan DPR serta ditetapkan dalam Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat atau DHP RDP BUN.

2. Informasi lain yang dibutuhkan dalam DIPA seperti: Pejabat perbendaharaan; Rencana penarikan dana dan perkiraan penerimaan; Saldo awal/akhir kas BLU, besaran prosentase ambang batas, prosentase

penggunaan langsung PNBP, dan status BLU;diisi pada saat penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran.

Melalui pengintegrasian proses penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dengan proses penyusunan dan pengesahan DIPA, diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa :

3. Menyederhanakan proses dan mempercepat waktu penyelesaian DIPA;4. Meningkatkan validitas dan integritas data anggaran; dan 5. Meningkatkan efisiensi biaya pengesahan DIPA.

Page 36: Sistem penganggaran

1.d. Masa Efektif

36

1. Ketentuan mengenai petunjuk penyusunan dan pengesahan DIPA sbgmana dimaksud dalam PMK No. 160/PMK.02/2012, digunakan untuk penyusunan dan pengesahan DIPA mulai Tahun Anggaran 2013.

2. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :

a. Pengesahan DIPA yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan beserta peraturan pelaksanaannya yang telah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, harus mengikuti ketentuan mengenai pengesahan DIPA sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini; dan

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 37: Sistem penganggaran

LOGO

Jakarta, November 201237

2. Beberapa Perubahan Dalam Penyusunan dan Pengesahan DIPA :

a. Jenis DIPA;

b. Perubahan Format DIPA;

c. Penandatangan DIPA;

d. Perbedaan DIPA Saat ini dengan DIPA Baru;

e. Perubahan Proses Bisnis;

f. Penyesuaian Dukungan Sistem IT.

Page 38: Sistem penganggaran

2.a. Jenis DIPA

38

Berdasarkan pembagian anggaran dalam APBN, DIPA dikelompokkan atas DIPA K/L dan DIPA BUN. Mulai TA 2013, masing-masing kelompok dibedakan dalam 2 jenis DIPA yaitu DIPA Induk dan DIPA Petikan.

1. DIPA Induk yaitu DIPA yang merupakan akumulasi dari DIPA per Satker yang disusun oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian Negara/Lembaga, dan disahkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan. Dalam hal Unit Eselon I mengelola lebih dari satu Program, maka DIPA Induk

yang disusun memuat seluruh Program yang menjadi tanggung jawabnya.

2. DIPA Petikan yaitu DIPA yang memuat alokasi anggaran untuk masing-masing Satuan Kerja dan merupakan penjabaran dari DIPA Induk. Dalam hal Satker mengelola lebih dari satu Program dan berasal dari satu unit

Eselon I, maka DIPA Petikan memuat seluruh Program yang menjadi tanggung jawabnya, dan

Dalam hal sebuah Satker mendapat alokasi anggaran yang berasal dari beberapa Unit Eselon I K/L, maka Satker mengelola beberapa DIPA Petikan.

Page 39: Sistem penganggaran

2.b. Perubahan Format DIPA

39

Beberapa pertimbangan yang mendasari perlunya dilakukan perubahan jenis DIPA dari semula DIPA Satker menjadi DIPA Induk dan DIPA Petikan antara lain:

1) Menjaga konsistensi penerapan penganggaran berbasis kinerja, mulai dari penetapan prioritas pembangunan dalam RKP, penyusunan RKA-K/L dan pengesahan DIPA.

2) Memberikan fleksibilitas kepada Pengguna Anggaran dalam hal diperlukan adanya pergeseran anggaran antar Satker dalam satu Unit Eselon I dan satu Program, sepanjang pagu anggaran dan target kinerja tidak berubah sehingga dapat menyederhanakan proses revisi anggaran.

3) Meningkatkan akuntabilitas K/L sebagai penanggung jawab pelaksanaan Program dan target kinerja yang harus dicapai termasuk koordinasi terhadap Satker-Satker yang berada di bawah Program yang bersangkutan.

4) Mengurangi beban Direktur Jenderal Anggaran dalam penandatanganan DIPA karena cukup DIPA per Unit Eselon I (+287 DIPA), tidak harus DIPA untuk seluruh Satker (+24.000 Satker), namun secara legal DIPA untuk seluruh Satker tetap sah sebagai dasar pembayaran/pencairan dana.

Page 40: Sistem penganggaran

2.b.1 Rincian Jenis DIPA

40

DIPA K/L DIPA BUN

1. DIPA Induk : Per unit eselon I dan Program.

2. DIPA Petikan : DIPA Satker Pusat/Kantor Pusat

(KP), termasuk BLU pd Kantor Pusat dan SNVT;

DIPA Satker Vertikal/Kantor Daerah (KD);

DIPA Dana Dekonsentrasi (DK); DIPA Tugas Pembantuan (TP); DIPA Urusan Bersama (UB).

1. DIPA Induk : Pengelolaan Utang Pemerintah (999.01); Pengelolaan Hibah (999.02); Pengelolaan Investasi Pemerintah (999.03); Pengelolaan Penerusan Pinjaman (999.04); Pengelolaan Transfer ke Daerah (999.05); Pengelolaan Belanja Subsidi (999.07); Pengelolaan Belanja Lainnya (999.08); Pengelolaan Transaksi Khusus (999.99).

2. DIPA Petikan : DIPA Utang dan Belanja Hibah. DIPA Investasi Pemerintah dan Penerusan

Pinjaman. DIPA Transfer ke Daerah. DIPA Subsidi dan Pengelolaan Belanja Lainnya. DIPA Pengelolaan Transaksi Khusus.

Page 41: Sistem penganggaran

2.c. Penanda tangan DIPA

41

Sejalan dengan adanya perubahan jenis DIPA, maka pejabat penanda tangan DIPA juga mengalami perubahan dari semula DIPA ditandatangani oleh KPA masing-masing Satuan Kerja diubah dengan rincian sebagai berikut :

1) Untuk DIPA Induk, yang menandatangani adalah Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/pejabat eselon I sebagai penanggung jawab Program dan memiliki portofolio pada Bagian Anggaran K/L, atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga.

2) Untuk DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani. Sebagai pengganti fungsi pengesahan, setiap DIPA Petikan diberi kode pengaman berupa “digital stamp” sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi).

Sementara itu, dalam rangka pengesahan DIPA juga terdapat perubahan dari semula SP DIPA ditandatangani oleh Dirjen Perbendaharaan/Direktur Pelaksanaan Anggaran/ Kepala Kanwil DJPBN diubah menjadi :

3) SP DIPA Induk, ditandatangani oleh Direktur Jenderal Anggaran.

4) SP DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani. Sebagai pengganti fungsi pengesahan, setiap SP DIPA Petikan diberi kode pengaman berupa “digital stamp” sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi).

Page 42: Sistem penganggaran

42

2.d. Perbedaan DIPA Saat Ini dengan DIPA Baru….(1/2)

No.Uraian

PerbedaanDIPA Saat Ini DIPA Yang Baru

1. Jenis DIPA DIPA Satker; 1. DIPA Induk (akumulasi Satker);2. DIPA Petikan (tiap Satker);

2. Jumlah Bagian DIPA Satker tdr dari 5 bagian :a. Lembar Surat Pengesahan DIPA (SP

DIPA);b. Hal. I memuat Informasi Kinerja dan

Sumber Dana : Hal. I A mengenai Informasi Kinerja; Hal. I B mengenai Sumber Dana;

c. Hal. II memuat Rincian Pengeluaran;d. Hal. III memuat Rencana Penarikan

Dana dan Perkiraan Penerimaan;e. Hal. IV memuat Catatan.

DIPA Induk tdr dr 4 bagian :a. Lembar Surat Pengesahan DIPA

Induk (SP DIPA Induk);b. Hal. I memuat Informasi Kinerja

dan Anggaran Program;c. Hal. II memuat Rincian Alokasi

Anggaran per Satker;d. Hal. III memuat Rencana

Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan.

DIPA Petikan tdr dr 5 bagian, sama spt DIPA Satker.

3. Kode pengaman dan disclaimer

Kode pengaman menggunakan Kode Validasi;

Disclaimer khusus terkait tanggung jawab KPA atas penggunan anggaran.

Kode pengaman menggunakan Digital Stamp dan time stamp;

Disclaimer multi fungsi dan memayungi hubungan antara DIPA Induk dan DIPA Petikan.

Page 43: Sistem penganggaran

43

No.Uraian

PerbedaanDIPA Saat Ini DIPA Yang Baru

4. Pejabat Penandatangan: Lembar DIPA; SP DIPA

Lembar DIPA : Ditandatangani oleh masing-masing KPA Satker.

SP DIPA : Dirjen Perbendaharaan/ Direktur PA/Kepala Kanwil DJPBN.

DIPA Induk : Lembar DIPA : Ditandatangani oleh

Sekjen/Sestama/Pejabat Esl I penanggung jawab Program.

SP DIPA : Dirjen Anggaran.

DIPA Petikan : Lembar DIPA : tidak ditandatangani; SP DIPA : tidak ditandatangani.

5. Mekanisme Penyusunan

DIPA disusun berdasarkan RKA-K/L atau RKA-BUN yg telah ditetapkn dlm SP RKA-K/L atau Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.

DIPA Induk disusun berdasarkn RKA-K/L atau RDP BUN yg telah ditetapkan dlm Keppres RABPP atau DHP RDP BUN.

DIPA Petikan secara prinsip tidak disusun, langsung dicetak dari sistem brdsrkn RKA Satker atau RDP BUN.

6. Mekanisme Pengesahan

DIPA diajukan ke KP DJPBN atau Kanwil DJPBN sesuai lokasi dan status Satker.

DIPA disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan/Direktur PA/Kepala Kanwil DJPBN.

DIPA Induk diajukan ke DJA; DIPA Induk disahkan oleh Dirjen

Anggaran. DIPA Petikan disahkan melalui

digital stamp.

2.d. Perbedaan DIPA Saat Ini dengan DIPA Baru….(2/2)

Page 44: Sistem penganggaran

44

ESELON I DJA-SUBDIT TEKNIS/DADUKTEK/PUSAT LAYANAN

R/U/H RKA-K/L

RKA-K/L

ADK

Penelaahan Online/Tatap Muka

Pemblokiran

Apprv1

cat. Penelaahan

Apprv2/3/4

Digital Stamp

PDF

XML

DHP RKA-K/L

Keppres RABPP

Distribusi

1

Penggandaan Petikan DIPA

Update

SP DIPA Induk

Petikan DIPA

Upload ADK dan PDF ke Portal WEB

Konsep DIPA Induk

Menandatangani Konsep DIPA

Induk

Usulan DIPA Induk

3

4

5

6

8

910

11

12

13

14

15

Validasi

Upload (RKA-K/L & data dukung) +

Validasi

2

No

No

No

2.e. Perubahan Proses Bisnis

Posting

7

Va

lida

si E

BS

Page 45: Sistem penganggaran

45

Aplikasi RKA-K/L (Web

Base)Upload ADK

RKAK/L

2.e.1 Proses Penyampaian RKA-K/L Final

ADK

1

2

• Login Aplikasi RKA-K/L• Memeriksa dan meneliti Kelengkapan

Data RKA-K/L dan ADK RKAKL)• Menyiapkan jadwal penelaahan

online/tatap muka• Mengirimkan notifikasi melalui email

informasi Jadwal penelaahan dan data dukung yang harus di-upload

• Meneliti Data Dukung dalam rangka penelaahan online

Sharing Folder RKA-K/L DIPA

DJA

R/U/H RKA-K/L

1

Upload berhasil

?

NoNotifikasi

• Meneliti notifikasi• Menyiapkan data dukung

untuk penelaahan Online • Upload data dukung

(optional bagi K/L yang melakukan penelaahan Online)

Subdit Teknis AI, AII, AIII Eselon 1

Eselon 1

43

Yes

Page 46: Sistem penganggaran

46

2.e.2 Mekanisme Penelaahan Online…(1/2)

1

Login Aplikasi RKA-K/L DIPA Online

Subdit Teknis AI, AII, AIII

Login Aplikasi RKA-K/L DIPAOnline

Eselon 1 K/L

• Menelaah kelengkapan data dukung;

• Menelaah kesesuaian pagu dan sumber dana;

• Menelaah relevansi target kinerja dan pagu.

Web base

RKA-K/L

perlu update?

• Update RKA-K/L;• Melengkapi data

dukung;• Mengupload

kembali.

Eselon 1 K/L

Cetak Catatan Penelaahan

No

Subdit Teknis AI, AII, AIII

Apprv1/2/3/4

No

2

Apakah Eselon 1 Setuju?

Update Catatan Penelaahan

Subdit Teknis AI, AII, AIII

NoKlik tombol tutup forum Penelaahan pada Aplikasi RKA-K/L DIPA Online

Subdit Teknis AI, AII, AIII1

a

7

2

1b

4

3a

3b

5

6b

6a Yes

Yes

Yes

Page 47: Sistem penganggaran

47

Catatan Penelaahan

2.e.2 Mekanisme Penelaahan Tatap Muka…(2/2)

1

• Menyiapkan instrumen penelaahan;

• Menyiapkan dokumen RKA-K/L dan data pendukung.

Subdit Teknis AI, AII, AIII

• Menelaah kelengkapan data dukung;• Menelaah kesesuaian pagu dan sumber

dana;• Menelaah relevansi target kinerja dan

pagu.

Ruang Penelaahan

RKA-K/L

perlu update?

Subdit Teknis AI, AII, AIII

• Cetak Catatan Penelaahan;

• Upload data RKA-K/L ke server DJA.

No

Subdit Teknis AI, AII, AIII

Apprv1/2/3

No

2

• Update RKA-K/L;• Melengkapi data

dukung;• Meng-upload

kembali.

Eselon 1 K/L

1

2

5

43a

3b

Yes

Yes

Page 48: Sistem penganggaran

48

Catatan Penelaahan

DHP RKA-K/L

2.e.3 Proses Penerbitan DHP RKA-K/L

Catatan Penelaahan

5

8

Subdit Teknis AI, AII, AIII

No

Validasi EBS

Vallidasi OK?

• Mencetak lembar DHP RKA-K/L;

• Meneliti kebenaran lembar DHP dengan RKA-K/L dan memaraf lembar DHP;

• Membuat surat pengantar kepada Direktur.

Subdit Teknis AI, AII, AIIIUpdate RKA-K/L

& Catatan Penelaahan

Subdit Teknis AI, AII, AIII

• Meneliti kebenaran lembar DHP dengan RKA-K/L;

• Memaraf dan meneruskan DHP kepada Direktur;

• Meng-update status DHP telah di-approve melalui aplikasi.

Subdit Daduktek AI, AII, AIII

Menetapkan DHP

Direktur AI, AII, AIII

3

21

2 3a

5

4

3b

6

Yes

Page 49: Sistem penganggaran

49

Keppres RABPP

2.e.3 Proses Pencetakan Keppres RABPP

• Draft Keppres RABPP;

• Lampiran Keppres.

Dit. Koordinator

4

3

DHP RKA-K/L • Setkab;

• Biro Hukum Sekjen;

• DJA;• Surat pengantar

kepada Menkeu dan Presiden.

Penyusunan Draft Keppres

• Lampiran I• Lampiran II• Lampiran III• Lampiran IV

Lampiran Keppres

Persetujuan Draft Keppres & Lampiran

Menteri Keuangan

Penetapan Keppres

Presiden

12

3

5

4

Page 50: Sistem penganggaran

50

DIPA Induk

2.e.4 Proses Pencetakan DIPA Induk

5

3

DHP RKA-K/L

• Mencetak DIPA Induk sebanyak 3 exmplar;

• Mencetak 1 set DIPA Petikan;

• Meneliti kebenaran dan kelengkapan DIPA Induk dan DIPA Petikan;

• Meneruskan DIPA Induk dan DIPA Petikan ke Puslay untuk disampaikan kepada Eselon 1.

Subdit Duktek - AI, AII, AIII

Menyampaikan DIPA Induk kepada Unit Eselon I K/L untuk ditandatangani dan

DIPA Petikan unt diparaf.

Puslay DJA

Digital Stamp

PDF

ADK

DIPA Induk

2

4

31

Page 51: Sistem penganggaran

51

SP DIPA Induk

DIPA Induk

2.e.5 Proses Pengesahan DIPA Induk

6

5

Dipa Induk yang telah

ditandatangani Eselon 1

(3 Eksemplar)

• Menerima usulan DIPA Induk dan DIPA Petikan;

• Melakukan validasi.

Puslay DJA

• Menerima hardcopy DIPA Induk yang telah ditandatangani Eselon 1;

• Mencetak SP DIPA Induk (3 eks.)

• Memaraf dan menyampaikan SP DIPA Induk kepada Direktur;

• Menyampaikan SP DIPA Induk yang telah diparaf Direktur kepada Dirjen Anggaran.

Subdit Duktek AI, AII, AIII

Validasi OK?

• Menerbitkan tanda terima usulan DIPA Induk kepada K/L;

• Meneruskan Usulan DIPA Induk dan DIPA Petikan ke subdit Daduktek AI, AII, AIII.

Puslay DJA

• Memperbaiki DIPA Induk;

• Menandatangani DIPA Induk yang telah diperbaharui;

• Mengirimkan Usulan DIPA Induk yang telah diperbaharui kepada Puslay DJA.

Unit Eselon 1

No

• Mengesahkan DIPA Induk;

• Meng-update status DIPA Induk telah di-approve melalui aplikasi.

Dirjen Anggaran

1

5

4

2a

3

2b

Yes

Page 52: Sistem penganggaran

52

2.e.6 Proses Pencetakan dan Penggandaan DIPA Petikan

7

6

• Menerima DIPA Induk yang telah disahkan;

• Mencetak SP DIPA Petikan sesuai dengan DIPA Induk;

• Meneliti kebenaran dan kelengkapan DIPA Petikan;

• Memberitahukan Sekretariat DJA untuk melakukan penggandaan;

Subdit Duktek AI, AII, AIII

• Mencetak Petikan DIPA menurut:1. Satker ybs;2. KPPN (177 KPPN);3. DJA ;4. Kanwil DJPB (30 Kanwil);5. DJPB (Dit. PA);6. DJPB (Dit.APK);7. Gubernur (33 Provinsi);8. Setjen K/L;9. Itjen K/L;10. Eselon I K/L ybs;11. BPK.Catatan:No.1&2: Dicetak hardcopy dan SP

menggunakan kertas dengan security printing.

No.3&4: Dicetak hardcopy dan SP menggunakan kertas biasa.

No.5-11: dicetak dalam bentuk cakram padat (CD) dan summary DIPA Petikan.

• Meneliti kelengkapan DIPA Petikan;• Mempersiapkan pendistribusian DIPA

Petikan.

Sekretariat DJA

DIPA Induk yang telah disahkan 1

2

Page 53: Sistem penganggaran

53

2.e.7 Proses Pendistribusian DIPA Petikan

61. Ceremonial Penyerahan DIPA di istana Presiden:

a. Menteri: CD + summary DIPA Petikan K/L ybs.b. Gubernur: CD + summary DIPA Petikan K/L di

provinsi ybs + summary alokasi Transfer Daerah.

2. Ceremonial Penyerahan DIPA di Kanwil DJPB:a. Satker yang sekota dengan Kanwil;b. KPPN yang sekota dengan Kanwil.

3. Distribusi untuk Kanwil DJPB diluar ceremonial:a. KPPN di wilayah kerja Kanwil yang tidak sekota

dengan Kanwil;b. Satker di wilayah kerja Kanwil yang tidak sekota

dengan kanwil.

4. Distribusi oleh Puslay:a. DJPB (Dit. PA) : CD + summary DIPA Petikan;b. DJPB (Dit.APK) : CD + summary DIPA Petikan;c. Setjen K/L : CD + summary DIPA Petikan K/L ybs;d. Itjen K/L : CD + summary DIPA Petikan K/L ybs;e. Eselon I K/L ybs : CD + summary DIPA Petikan;f. BPK : CD + summary DIPA Petikan.

DIPA Induk yang telah disahkan

DIPA Petikan7Selesai

1

Page 54: Sistem penganggaran

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Tahun X-1 Tahun X Tahun X+1

RKA-KL DIPA

Reward & Punishment

RKA-KL DIPA

Spending review

Monev PMK 249

Baseline review

Inisiatif Baru I

Pagu Indikatif

Trilateral MeetingLogic models,

capaian kinerja, dll

Inisiatif Baru II

Pagu Anggaran

Pembahasan DPR

Inisiatif Baru III

Alokasi Anggaran

Page 55: Sistem penganggaran

TERIMAKASIH