17
Social Control

Sosiologi pengendalian sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sosiologi   pengendalian sosial

Social Control

Page 2: Sosiologi   pengendalian sosial

TenAR :)Sepuluh A

Ivana Indri InsaniIvana Indri Insani

RyadhiljannahRyadhiljannah

Tiara Purnama SariTiara Purnama Sari

Tria Yolanda AriskaTria Yolanda Ariska

Page 3: Sosiologi   pengendalian sosial

Pengendalian sosial merupakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku masyarakat (kelompok) agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku.

Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yangdigunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilahkolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisiseimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control).

Page 4: Sosiologi   pengendalian sosial

• Sistem MendidikSistem Mendidik: bertujuan agar di dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma- norma.

• Sistem MengajakSistem Mengajak: bertujuan untuk mengarahkan perbuatan seseorang pada norma dan tidak menurut kemauan individu.

• Sistem MemaksaSistem Memaksa: bertujuan untuk memengaruhi seseorang atau kelompok secara tegas. Jika tidak taat pada norma, maka akan dikenai sanksi.

Pengendalian sosial meliputi :

Page 5: Sosiologi   pengendalian sosial

a. Pengendalian Kelompok Terhadap Kelompok

Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya polisi mengawasi masyarakat.

b. Pengendalian Sosial Kelompok terhadap Anggota-anggotanya

Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku anggota-anggotanya, misalnya kelompok guru mendidik murid.

c. Pengendalian Pribadi terhadap Pribadi Lainnya

Pengendalian ini terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, misalnya ibu mengawasi anaknya.

Page 6: Sosiologi   pengendalian sosial

a. Desas-Desus : merupakan kritik sosial yang bersifat persuasif. Desas-desus dikemukakan secara tertutup dari masyarakat yang menyimpang prilakunya. Dengan demikian, masyarakat yang dibicarakannya sadar akan perbuatannya dan kembali mematuhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.

b. Teguran : adalah kritik sosial melalui lisan terhadap masyarakat yang berprilaku menyimpang.

Page 7: Sosiologi   pengendalian sosial

a. Pendidikan dan Ajaran Agama : ajaran agama memberikan pedoman kepada para pemeluknya tentang perbuatan-perbuatan yang boleh dikerjakan dan perbuatan yang dilarang, termasuk dalam pergaulan masyarakat.

Seseorang yang mendasarkan perbuatannya pada ajaran agama akan merasa berdosa dan bersalah apabila melakukan perbuatan menyimpang.

Page 8: Sosiologi   pengendalian sosial

d. Hukuman : merupakan lat pengendalian sosial yang tegas dan nyata sanksinya, serta dianggap paling ampuh.

d. Cemoohan : merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial yang tidak menggunakan kekerasan (persuasif).

e. Ostrasisme : merupakan keadaan seseorang yang boleh bekerja sama atau membiarkannya hidup dan bekerja dalam kelompok, tapi tak seorang pun yang mau menegur atau berbicara dengannya.

f. Fraudulens : merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapat pada anak kecil.

Page 9: Sosiologi   pengendalian sosial

i. Intimidasi : merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara paksaan, yaitu mengancam atau menakut-nakuti. Sehingga orang yang melanggar menjadi sedemikian takut, hingga akhirnya mengakui perbuatannya.

j. Kekerasan Fisik : merupakan perbuatan seseorang yang mengenai badan atau tubuh seseorang.Kekerasan fisik dapat dilakukan untuk mengendalikan perilaku seseorang. Akan tetapi, dapat terjadi kekerasan fisik karena seseorang cenderung main hakim sendiri.

Hikss … :(Hikss … :(

Page 10: Sosiologi   pengendalian sosial

Pengendalian sosial dapat bersifat preventif, represif, Pengendalian sosial dapat bersifat preventif, represif, atau kedua-duanya.atau kedua-duanya.

Pengendalian Sosial PreventifPengendalian Sosial Preventif

Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadiYaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadipelanggaran, artinya mementingkan pada pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadipencegahan agar tidak terjadipelanggaran.pelanggaran.

Page 11: Sosiologi   pengendalian sosial

Pengendalian Sosial RefresifPengendalian Sosial Refresif

Adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang Adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.

Page 12: Sosiologi   pengendalian sosial

Tujuan Pengendalian SosialTujuan Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial bertujuan mencapai keserasian Pengendalian sosial bertujuan mencapai keserasian

antara stabilitas dan perubahan-perubahan dalam antara stabilitas dan perubahan-perubahan dalam

masyarakat. Dengan kata lain, pengendalian sosial bertujuan masyarakat. Dengan kata lain, pengendalian sosial bertujuan

mencapai keadaan damai melalui keserasian antara mencapai keadaan damai melalui keserasian antara

kepastian dan keadilan.kepastian dan keadilan.

Page 13: Sosiologi   pengendalian sosial

Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll.

Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)

Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri.

Page 14: Sosiologi   pengendalian sosial

Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial yang pengawasannya dilakukan oleh negara atau badan-yang pengawasannya dilakukan oleh negara atau badan-badan yang mempunyai kedudukan tetap.badan yang mempunyai kedudukan tetap.

a. KepolisianPolisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk menertibkan keamanan. Tugas-tugas polisi, antara lain memelihara ketertiban masyarakat, menjaga dan menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh atau dicurigai melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat .

b. PengadilanPengadilan memiliki unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu hakim, jaksa, panitera, polisi dan pengacara. Pihak-pihak ini bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap orang yang diduga atau diruduh melakukan kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku.

Page 15: Sosiologi   pengendalian sosial

Tokoh Adat Peranan tokoh adat sangat penting dalam pengendalian sosial. Tokoh adat berperan dalam membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat. Tokoh Agama Tokoh agama sangat berpengaruh dalam lingkungan karena nilai dan norma yang ditanamnya berkaitan dengan kasih sayang, menghargai, dan mencintai. Pengendalian yang dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk menentang perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma agama.

Page 16: Sosiologi   pengendalian sosial

Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat dapat menjadi panutan atau contoh di lingkungannya. Bentuk pengendalian yang dapat dilakukan tokoh masyarakat , anatara lain pembinaan hubungan sosial masyarakat dan menggalang gotong-royong.

Page 17: Sosiologi   pengendalian sosial

Terima kasih kepada : Allah AWT Orang Tua

Ibu Dra. Dwi Sunarmi