22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar secara memuaskan. Oleh sebab itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan pekerjaan kompleks dan menuntuk kesungguhan guru. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas di atas, sudah tentu guru membutuhkan dasar pengetahuan yang cukup mengenai Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu pendekatan strategi belajar mengajar yang berorientasi pada perkembangan anak atau peserta didik. Seorang guru yang terampil mengajar tidaklah cukup hanya dibekali dengan penguasaan atas keterampilan menjelaskan atau keterampilan bertanya. Keterampilan-keterampilan mengajar lainnya juga harus dikuasai juga. Maka dari itu kami menyusun makalah ini kita dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan peserta didik dan mereka dapat mencapai prestasinya yang gemilang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , dapat dirumuskan beberapa masalah: 1. Bagaimana kegiatan belajar mengajar di SD? 2. Apa yang dimaksud strategi belajar mengajar dan apa sajakah model- model mengajar itu? 3. Apa saja prinsip dan azas CBSA itu? 4. Apa saja metode mengajar?

Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rangkuman dari buku strategi belajar mengajar - mulyana sumantri

Citation preview

Page 1: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah

adalah untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif.

Pengembangan strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan

keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik, sehingga mereka

dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar secara

memuaskan. Oleh sebab itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan

pekerjaan kompleks dan menuntuk kesungguhan guru.

Sehubungan dengan pelaksanaan tugas di atas, sudah tentu guru membutuhkan

dasar pengetahuan yang cukup mengenai Developmentally Appropriate Practice

(DAP), yaitu pendekatan strategi belajar mengajar yang berorientasi pada

perkembangan anak atau peserta didik.

Seorang guru yang terampil mengajar tidaklah cukup hanya dibekali dengan

penguasaan atas keterampilan menjelaskan atau keterampilan bertanya.

Keterampilan-keterampilan mengajar lainnya juga harus dikuasai juga. Maka dari

itu kami menyusun makalah ini kita dapat menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar yang menyenangkan peserta didik dan mereka dapat mencapai

prestasinya yang gemilang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , dapat dirumuskan

beberapa masalah:

1. Bagaimana kegiatan belajar mengajar di SD?

2. Apa yang dimaksud strategi belajar mengajar dan apa sajakah model-

model mengajar itu?

3. Apa saja prinsip dan azas CBSA itu?

4. Apa saja metode mengajar?

Page 2: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

2

5. Apa yang dimaksud dengan media pengajaran dan bagaimana tujuan,

fungsi, prinsipnya?

6. Bagaimana pengembangan program dan sistem penyampaian pengajaran?

7. Bagaimana pengembangan ketrampilan mengajar?

8. Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal?

C. Tujuan

Makalah ini disusun untuk:

1. Mengetahui pengertian strategi belajar mengajar dan model-model

mengajar

2. Mengetahui prinsip dan azas CBSA

3. Mengetahui beberapa metode mengajar

4. Mengetahui pengertian media pengajaran beserta tujuan, fungsi, dan

prinsipnya.

5. Memahami cara pengembangan program dan sistem penyampaian

pengajaran

6. Memahami pengembangan ketrampilan mengajar

7. Memahami pengembangan kurikulum muatan lokal.

Page 3: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR

1. Hakekat Pendekatan “DAP”

Developmentally Appropiate Practice (DAP) yaitu kerangka acuan, suatu

filosofis atau pendekatan mengenai bagaimana berinteraksi dan bekerja

bersama anak (peserta didik). Pendekatan DAP didasarkan atas akumulasi data

atau fakta dan hasil penelitian tentang apa yang peserta didik sukai. Konsep

Bredekamp (1087) “developmental appropriateness” menunjukkan bahwa

pendekatan pengajaran yang berorientasi pada perkembangan anak mempunyai

dua dimensi pemahaman.

Pertama adalah dimensi umur (age appropriate), dengan memahami

dimensi umur (peserta didik), guru dalam menyelenggarakan pengajarannya itu

tidak akan pernah bisa mengabaikan aspek perkembangan peserta didik. Maka

dari itu guru sepatutnya mampu mempersiapkan dan menyediakan lingkungan

belajar dan pengalaman belajar yang benar-benar “appropriate” (layak, pantas,

cocok, padan atau tepat) dengan perkembangan anak.

Kedua adalah dimensi individual (individually appropriate), dengan

memahami dimensi individual (si-anak), guru dalam menyelenggarakan

pengajarannya tidak akan pernah bisa mengabaikan keunikan peserta didik.

2. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Masa usia sekolah dasar (sekitar 6,0-12,0) merupakan tahapan

perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan

perkembangan selanjutnya. Jhon Dewey sejak lama telah mengabarkan adanya

pemahaman yang kontraversional antara siapa anak dan apa kurikulum itu.

Pemahaman itu dapat dipelajari dari tabel berikut ini :

Karakteristik Anak vs Kurikulum

THE CHILD Active, Practical, Immature, Wholistic, Immediate,

Page 4: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

4

Narrow, Kinesthetic

THE CURRICULUM Static, Abstract, Mature, Loggical-categories,

Historical, Broad scope, Textual

Psychologize the curiculum

Menurut tabel diatas karakteristik anak dibanding dengan karakteristik

suatu kurikulum benar-benar nampak contraversial.

3. Arti dan Kegiatan Belajar Bagi Anak Sekolah Dasar

Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern

diungkapkan Morgan dkk. (1986) sebagai setiap perubahan tingkah laku yang

relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Lima macam

kemampuan hasil belajar menurut Gegne yaitu keterampilan intelektual,

strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, sikap dan nilai.

4. Hakekat Mengajar di Sekolah Dasar

a. Pengertian Mengajar

Mengajar bisa merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa

pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru

kepada peserta didik. Beberapa pandangan tentang mengajar :

a) Mengajar dipandang sebagai ilmu (teaching as a science)

b) Mengajar sebagai teknologi (teaching as a technology)

c) Mengajar sebagai suatu seni (teaching is an art)

d) Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru)

e) Mengajar sebagai keterampilan (teaching ia a skill)

b. Tujuan Pengajaran dan Tujuan Pengiringan

Tujuan dalam kegiatan belajar mengajar ini di sebut tujuan instruksional

atau tujuan pengajaran. Tujuan instruksional dalam setiap proses belajar

mengajar dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah pernyataan umum tentang

tujuan yang hendak dicapai dalam satu kesatuan materi pelajaran.

Page 5: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

5

b) Tujuan Istruksional Khusus (TIK) yaitu tujuan instruksional yang harus

dicapai dalam satu pokok bahasan. TIK bersifat khusus (spesifik) dan

mudah diukur.

c. Keluaran Pengajaran

Sejalan dengan adanya tujuan instruksional dan tujuan pengiring, maka

suatu pengajaran yang dikembangkan guru itu akan melahirkan dampak

tidak hanya dampak instruksional/pengajaran (instruksional effects) itu saja,

melainkan juga memiliki dampak lain sebagai pengiringnya (nurteurent

effects).

B. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DAN MODEL-MODEL

MENGAJAR

1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Strategi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang memelihara

konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang terjadi pada

tahap perancangan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi. Menurut

Twelker (1972) strategi belajar mengajar pada dasarnya mencakup 4 hal

utama, yaitu

a. Penetapan tujuan pengajaran

b. Pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar

c. Pemilihan dan penetapan prosedur dan teknik belajar mengajar

d. Penetapan kriteria keberhasilan proses belajar mengajar dari evaluasi

yang dilakukan

2. Model-model Mengajar

Model mengajar dipergunakan dan sama maksudnya dengan strategi

belajar mengajar. Adapun dasar pengelompokan model belajar, yaitu:

a. Pengaturan guru dan siswa

b. Struktur peristiwa belajar-mengajar

c. Peranan guru dalam mengolah “pesan”

d. Proses pengolahan pesan

e. Tujuan belajar

Page 6: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

6

Secara khusus Joyce & Weil (1972) mengklasifikasikan empat model

mengajar, yaitu :

1. Kelompok Model-Model Pengolahan Informasi

Kelompok model-model pengolahan informasi menekankan pada

kemampuan peserta didik untuk memproses informasi, sehingga yang

termasuk model mengajar kelompok ini diantaranya :

a. Model pencapaian konsep (Concept Attainment)

Model pencapaian konsep dilandasi asumsi bahwa lingkungan itu

banyak ragam dan isinya sehingga kita menentukan kategori dan

membentuk konsep-konsep atau dinamakan kategorisasi.

b. Berpikir induktif (inductive thinking)

Menurut Taba, ada tiga tugas berpikir induktif yang kemudian

membangun tiga strategi pengajaran, yaitu:

a) Pembentukan konsep

b) Interpretasi data

c) Generalisasi atau konklusi

c. Pemandu awal (advance organizers)

Model mengajar ini mencakup pengorganisasian ilmu

pengetahuan, kegiatan mental dalam memproses informasi baru dan

aplikasi gagasan tentang kurikulum dan belajar saat guru menkanjikan

pelajaran baru kepada siswa.

d. Latihan penelitian (inquiry training)

Model ini dikembangkan oleh Richard Suckman yang mengajarkan

siswa suatu proses untuk mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena

yang tidak umum.

e. Model memorisasi

Model memorisasi bertujuan untuk menumbuhkan cara berpikir

kreatif dan kemampuan mengingat bagian-bagian tertentu dari materi.

f. Penelitian ilmiah (scientific inquiry)

Page 7: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

7

Esensi pendekatan ilmiah ialah untuk mengajar siswa dalam

memproses informasi dengan mengidentifikasi masalah dan

menggunakan metode untuk memecahkannya.

g. Pengembangan intelek (developing intellect)

Model ini berlandaskan pengkajian tahap perkembangan siswa.

Guru harus menciptakan suasana yang menunjang agar siswa merasa

bebas untuk merespon secara alami, sehingga guru dapat mengetes

perkembangan berpikir siswa dengan memperhatikan cara mereka

merespon.

2. Kelompok Model-Model Interaksi Sosial Atau “Social Models”

Kelompok model-model sosial ini drancang untuk memanfaatkan

fenomena kerja sama yang menekankan pentingnya individu untuk

melakukan hubungan dengan oran lain. Kelompok model ini meliputi:

a. Bermain peran (Role Playing)

Dalam model bermain peran, siswa mengkaji masalah-masalah

hubungan manusia dengan memerankan situasi-situasi masalah,

kemudian mendiskusikannya.

b. Penelitian Yurisprudensial

Bertujuan untuk membantu siswa belajar berpikir secara sistematis

tentang isu-isu mutakhir. Mereka dituntut merumuskan tentang isu

tersebut sebagai pertanyaan kebijakan masyarakat dan menganalisis

posisi alternatif.

c. Investigasi kelompok

Model mengajar ini menuntut keluwesan guru dan organisasi di

sekolah yang bersifat komprehensif dengan menggabungkan tujuan

inquiry akademik, interaksi sosial dan belajar proses sosial.

d. Latihan laboratorium (laboratory training)

Dinamakan juga kelompok L, yang didalamnya mencakup

pengalaman-pengalaman yang didaktik dan latihan-latihan yang

terfokus.

e. Model inquiry studi sosial

Page 8: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

8

Tujuan model ini mengajar siswa untuk merefleksikan masalah-

masalah sosial secara signifikan. Melalui inquiry mereka harus belajar

bagaimana mendefinisikan masalah-masalah, bagaimana bekerja sama

dengan orang lain untuk menjajagi berbagai cara dalam memandang

masalah dan bagaimana menyimpulkan berdasarkan data.

3. Kelompok Model-model Personal atau “Personel Models”

Model ini menekankan pada peningkatan kemampuan secara

individual.

1) Pengajaran tanpa arahan ( non directive teaching )

2) Model Sintektiks ( Synectics )

3) Pelatihan Kesadaran ( Awareness Training )

4) Model Pertemuan Kelas ( Classroom Meeting )

4. Kelompok Model-model Sistem Perilaku atau “ Behavioural System “

a. Kontrol diri melalui beberapa metode operan : mengatur lingkungan

kita sendiri

b. Latihan Asertif : Pengungkapan perasaan secara jujur dan langsung

c. Belajar Tuntas ( Mastery learning )

Variabel-variabel belajar tuntas :

a) Bakat siswa

b) Ketekunan belajar

c) Kualitas pembelajaran

d) Kesempatan untuk belajar

e) Kemampuan menerima pelajaran

C. PRINSIP CBSA DAN AZAS-AZAS MENGAJAR

Mohamad Ali (1984, dalam Sumantri, Mulyana dan Johar Permana, 2001:90)

menyarankan untuk memandang CBSA dalam dua sudut pandang, yaitu :

Page 9: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

9

a. Sebagai suatu konsep

CBSA merupakan konsep dalam mengembangkan keaktifan proses

belajar mengajar , baik mengenai kegiatan guru maupun keaktifan

mengenai kegiatan peserta didik.

b. Sebagai suatu pendekatan dalam belajar mengajar

CBSA merupakan suatu upaya yang dilakukan guru yang dimulai

dengan perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses belajar mengajar, dan

diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan konsep tertentu.

Dalam pelaksanaannya, CBSA berpedoman pada prinsip-prinsip yang dapat

ditinjau dari:

a) Prinsip-prinsip CBSA pada dimensi peserta didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah:

1) Keberanian peserta didik untuk menunjukan minat, keinginan dan

dorongan yang ada pada dirinya

2) Keinginan dan keberanian untuk ikut serta dalam kegiatan belajar

3) Usaha dan kreativitas peserta didik

4) Keingintahuan yang kuat

5) Rasa lapang dada.

b) Prinsip-prinsip CBSA pada dimensi guru.

Sejumlah prinsip yang harus dipatuhi oleh guru ialah:

Page 10: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

10

1) Usaha guru membina dan mendorong peserta didik

2) Guru sebagai innovator dan fasilitator

3) Sikap tidak mendominasi

4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menurut irama,

cara, dan kemampuannya.

Proses pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan, yakni

dalam suatu suasana yang menyenangkan peserta didik dan mewujudkan

pencapaian hasil belajar yang tinggi.

Menurut Moh.Ali(1989, dalam Sumantri, Mulyani dan Johar Permana, 2001 :

107) menyatakan guru sebaiknya berpegang teguh pada azas-azas berikut ini :

1) Mengajar sepatutnya mempertimbangkan pengalaman belajar peserta didik

sebelumnya

2) Proses pengajaran dimulai bila peserta didik dalam keadaan siap dalam

melakukan kegiatan belajar

3) Bahan pelajaran menarik minat peserta didik

4) Mendorong peserta didik untuk termotivasi belajar

5) Tidak mengabaikan perbedaan-perbedaan individu peserta didik.

6) Mendorong belajar aktif.

7) Berpegang pada prinsip pencapaian hasil belajae secara psikologis.

D. BEBERAPA METODE MENGAJAR

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara

memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik dan

menjadi metode populer yang banyak dilakukan oleh guru.

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran melalui interaksi

dua arah (two way traffics) dari guru ke peserta didik atau dari peserta

didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui

jawaban lisan guru atau peserta didik.

Page 11: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

11

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah penyampaian bahan pengajaran yang

melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif

pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.

4. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan

mengkondisikan peserta didik dalam suatu kelompok sebagai satu

kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.

5. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara interaksi belajar mengajar yang

ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik.

6. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber

belajar lain.

7. Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara belajar mengajar yang

melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri

proses dan hasil eksperimen itu.

8. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah cara penyajian pengajaran dengan

menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar

diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip, atau

keterampilan tertentu.

9. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau

tanpa bantuan guru.

Page 12: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

12

10. Metode Pengajaran Unit

Metode pengajaran unit adalah salah satu metode pengajaran yang

memecahkan masalah ditinjau dari berbagai mata pelajaran sebagai satu

kesatuan.

E. MEDIA PENGAJARAN

Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan

membantu kelancaran , efektivitas , dan efisiensi pencapaian tujuan.

1. Pengertian Media Pengajaran

Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru

sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam

proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan

pengajaran tersebut.

2. Tujuan Penggunaan Media Pengajaran

Secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan :

a. Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk lebih memahami

konsep , prinsip , sikap , dan ketrampilan.

b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga

menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.

c. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan dalam bidang teknologi.

d. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

3. Fungsi Media Pengajaran

Secara umum media pengajaran berfungsi :

a. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar

c. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak

d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

e. Mempertinggi mutu belajar mengajar

4. Alasan Penggunaan Media Pengajaran

Media pengajaran digunakan oleh guru karena bertitik tolak dari dua

hal berikut, yaitu :

Page 13: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

13

a. Belajar merupakan perubahan perilaku

b. Belajar merupakan proses komunikasi

5. Prinsip – Prinsip Pemilihan suatu Media

Adapun prinsip – prinsip pemilihan media tersebut , yaitu :

a. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan

pengajaran yang disampaikan

b. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

peserta didik

c. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru

d. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi

e. Memilih media harus memahami karakterisktik dari media itu sendiri

6. Berbagai Jenis Media Pengajaran

Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (1994) mengklasifikasikan media

pengajaran menjadi 4 , yaitu:

a. Media Visual

Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera

penglihatan. Jenis media visual :

a) Media gambar diam dan grafis : grafik , peta , diagram

b) Media papan : papan tulis , papan tempel

c) Media dengan proyeksi : slide , film strips , transparansi

b. Media Audio

Media ini adalah jenis media yang didengar. Media ini sangat

cocok untukpengajaran bahasa. Misal : radio atau tape recorder.

c. Media Audio – Visual

Media ini adalah jenis media yang bisa dilihat ataupun didengar.

Misal : Televisi.

d. Benda Asli dan Orang

Media ini menggunakan benda asli atau sebenarnya. Media ini

dapat membantu pengalaman nyata peserta didik. Misal: diorama,

laboratorium , museum.

Page 14: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

14

7. Fungsi , Kekuatan dan Kelemahan Media Pengajaran

a. Media Visual

Fungsi media visual yaitu Menerangkan perkembangan dan

perbandingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara

singkat dan jelas.Keunggulannya yaitu Menunjukkan peristiwa dan

keadaan secara realistik dan kongkrit. Sedangkan kelemahan

penggunaan media ini adalah memerlukan ketrampilan khusus untuk

merancang , membuat dan membacanya.

b. Media Audio

Fungsi media audio yaitu melatih kemampuan mendengarkan.

Keunggulan media ini yaitu mudah dibawa dan mudah dalam

pengoperasiannya. Sedangkan kelemahan dari media ini yaitu berlaku

hanya satu kali dan kaset mudah rusak.

c. Media Audio – Visual

Fungsi penggunaan media audio-visual yaitu memberikan

pengalaman belajar secara visual maupun secara audial. Keunggulanya

adalah peserta didik lebih kritis dalam belajarnya. Sedangkan

kelemahanya adalah media ini cenderung membuat peserta didik pasif

d. Media Benda Asli

Fungsi media benda asli yaitu memberi pengalaman nyata dalam

kehidupan. Sedangkan keunggulanya adalah benda asli memiliki

ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan.

8. Pembuatan Media Pengajaran

Secara umum prinsip pembuatan media pengajaran meliputi :

kesederhanaan , kesatuan , penekanan dan keseimbangan.

Page 15: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

15

F. PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN DAN SISTEM

PENYAMPAIAN

1. Pengembangan Program Pengajaran

Pengembangan program pengajaran yang dimaksud adalah rumusan-rumusan

tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pengajaran

untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya

dilaksanakan. Pengembangan program ini merupakan suatu sistem yang

menjelaskan adanya analisis atas semua komponen pengajaran yang benar-benar

harus saling terkait secara fungsional untuk mencapaitujuan (Mohamad Ali,

1990).

Seorang guru harus mempelajari dan menguasai GBPP (Garis-garis Besar

Program Pengajaran) untuk suatu atau berbagai bidang studi dalam kurikulum

yang berlaku pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, guru

tersebut harus menetapkan sejumlah satuan bahasan (pokok bahasan) yang dimuat

dalam satuan-satuan pelajaran yang merupakan salah satu bentuk sistem

penyampaian.

a. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Langkah awal guru dalam merancang prosedur pengajaran adalah

merumuskan tujuan instruksi khusus (TIK). TIK pada dasarnya merupakan

rumusan tentang bentuk perilaku atau kemampuan-kemampuan yang

diharapkan dimiliki peserta didik setelah mereka mengikuti pengajaran.

b. Mengklasifikasikan

Keterampilan ini merupakan keterampilan memilih atau

menggolongkan berbagai objek, peristiwa dan segala sesuatu hal yang

terjadi di sekitar kehidupan peserta didik.

c. Mengkomunikasikan

Keterampilan ini merupakan kemampuan dasar yang sangat penting

untuk dimiliki peserta didik karena fungsinya yang vital bagi segala urusan

yang kita lakukan dalam kehidupan ini.

Page 16: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

16

2. Sistem penyampaian pengajaran

Sistem pengajaran yang dimaksud adalah cara-cara yang dapat ditempuh dalam

penyajian suati bahan pelajaran agar dapat dipelajari peserta didik dan tujuan

pengajaran dapat dicapai. Terdapat berbagai bentuk sistem penyampaian

pengajaran yang dapat dilakukan guru, misalnya melalui bentuk Satuan Pelajaran

(Satpel), modul, pengajaran berprogram, radio dan televisi pendidikan, model

pengajaran unit, dan model pembelajaran terpadu.

a. Satuan Pelajaran atau Persiapan Mengajar Harian

Satuan pelajaran (Satpel) merupakan salah satu bentuk sistem

penyampaian pengajaran yang sedang berlaku atau digunakan sekolah-

sekolah dasar saat ini. Bentuk ini dianggap baik sebagai cara atau alat bagi

guru dalam menyampaikan bahan pelajaran sesuai dengan tuntutan

kurikulum yang berlaku. Satuan pelajaran ini merupakan pedoman guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mencakup tujuan

instruksional, materi/bahan pelajaran, uraian, kegiatan belajar mengajar,

media/alat dan sumber yang akan dipakai, dan alat evaluasi yang akan

digunakan.

b. Sistem Penyampaian untuk Pembelajaran Terpadu

Sebagaimana telah diperkenalkan pada bab sebelumnya bahwa

terdapat paling tidak tiga model pembelajaran terpadu, yaitu model

terhubung (connected model), model jaring laba-laba (webbed model), dan

modal terintegrasi (integrated model). Model terhubung merupakan model

pembelajaran yang secara sengaja menghubungkan suatu topik dengan

topik lainnya, suatu konsep dengan konsep lainnya, ide-ide yang satu

dengan ide-ide yang lainnya, keterampilan yang satu dengan keterampilan

yang lainnya, dan tugas-tugas yang satu dengan tugas-tugas yang lainnya

dalam satu bidang studi.

Page 17: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

17

PERSIAPAN MENGAJAR HARIAN

I. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU )

B. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK )

II. Kegiatan Pembelajaran

A. Materi

B. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar

C. Metode Pembelajaran

D. Alat dan Sumber Pembelajaran

III. Evaluasi

2. Sistem Penyampaian Untuk Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu ada tiga, antara lain model

terhubung(connected model), model jarring laba-laba (webbed model) dan model

terintegrasi ( integrated model ).

G. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR

1. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menyampaikan bahan ajar secara sistematis dan berarti serta

dapat dipahami.

2. Keterampilan Bertanya

Pernyataan dari guru yang menuntut respons peserta didik yang bertujuan

agar peserta didik berlatih berpikir, berpendapat, mencapai tujuan belajar.

3. Keterampilan Menggunakan Variasi

Keterampilan guru untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik

sekaligus menghilangkan kebosanan.

4. Keterampilan Memberi Penguatan

Keterampilan yang berupa tindakan guru dalam memberikan tanggapan

secara positif terhadap perilaku peserta didik dalam belajar.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Page 18: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

18

Usaha guru untuk mengondisikan mental peserta didik agar siap dalam

menerima pelajaran. Tujuan membuka dan menutup pelajaran untuk peserta

didik : menyiapkan mental, menimbulkan minat, mengetahui batas-batas

tugasnya dan hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai, serta

mengetahui tingkat keberhasilannya dalam belajar.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru untuk

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok, sedangkan

keterampilan mengajar perorangan yaitu kemampuan guru dalam menentukan

tujuan, bahan ajar, prosedur, dan waktu yang digunakan.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana

belajar mengajar yang optimal.

8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan membimbing belajar yang dilakukan dalam kerjasama

kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.

H. PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL

Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/ U/1987,

muatan lokal merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya

dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya serta kebutuhan

daerah dan wajib dipelajari murid daerah itu.

Pengembangan muatan kurikulum muatan lokal dalam sekolah dasar dibagi

dalam 3 pola pendekatan(Usman Mulyadi dan Yatim Riyanto,1995 dalam Mulyani

Sumantri dan Johar Permana, 2001: 264-265) :

1. Pendekatan Monolitik

Kurikulum muatan lokal dipandang sebagai mata pelajaran yang berdiri

sendiri.

Page 19: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

19

2. Pendekatan Terpadu

Tiap pelajaran terpadu satu sama lain.

3. Pendekatan Disiplin Ganda

Pendekatan ini menghendaki disusunnya program-program baru

berdasarkan permasalahan hidup yang dikehendaki.

Page 20: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mengajar adalah kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,

keterampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta

didik.

2. Strategi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang memelihara

konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang terjadi

pada tahap perancangan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi.

Sedangkan, model-model mengajar di bagi menjadi 3 kelompok :

a. Kelompok Model-Model Pengolahan Informasi

b. Kelompok Model-Model Interaksi Sosial Atau “Social Models”

c. Kelompok Model-model Personal atau “Personel Models”

3. CBSA dapat dipandang sebagai suatu konsep dan sebagai suatu

pendekatan dalam belajar mengajar. CBSA mengacu pada pengajaran

yang menitikberatkan keaktifan siswa.

4. Beberapa metode mengajar yang dapat diterapkan adalah metode ceramah,

tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi,

eksperimen, simulasi, inkuiri, pengajaran unit.

5. Media pengajaran meliputi media audio, audio – visual, media asli dan

orang.

6. Pengembangan program pengajaran yang dimaksud adalah rumusan-

rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam

proses pengajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan belajar

mengajar yang sesungguhnya dilaksanakan. Sistem pengajaran yang

dimaksud adalah cara-cara yang dapat ditempuh dalam penyajian suati

bahan pelajaran agar dapat dipelajari peserta didik dan tujuan pengajaran

dapat dicapai.

7. Pengembangan ketrampilan mengajar meliputi ketrampilan menjelaskan ,

bertanya, memberi penguatan, membuka dan menutup pelajaran, mengajar

Page 21: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

21

kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas, membimbing diskusi

kelompok kecil .

8. Pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah dasar terbagi dalam

tiga pola yaitu pendekatan monolitik, pendekatan integratif, dan

pendekatan disiplin ganda.

B. Saran

Tugas utama seorang guru yaitu mengembangkan strategi belajar mengajar

yang efektif. Pengembangan strategi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi-

kondisi yang dapat memengaruhi kehidupan peserta didik sehingga mereka dapat

belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasinya secara memuaskan.

Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara secara

efektif merupakan pekerjaan yang bersifat kompleks dan menuntut kesungguhan si

guru. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa PGSD yang nantinya akan menjadi

tenaga pendidik (guru) di SD tentunya sangat baik jika kita sudah siap lebih dini

dalam memahami dan mengerti serta mampu mmengembangkan srategi belajar

mengajar.

Page 22: Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri

22

DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyana dan Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung

: Maulana