17
SUSTAINABLE URBANIZATION Oleh : Atina Ilma (3612100018) Nuri Iswoyo Ramadhani (3612100046)

Sustainable urbanization

Embed Size (px)

Citation preview

SUSTAINABLE URBANIZATION

Oleh :

Atina Ilma (3612100018)

Nuri Iswoyo Ramadhani (3612100046)

Urbanisasi

UN Habitat: Urbanisasi adalah perpindah manusia dari daerah perdesaan (rural) menuju kawasan perkotaan dengan pertumbuhan populasinya sama dengan migrasinya.

Urbanisasi adalah proses dinamis yang melibatkan beragam tingkat dan biasanya dirumuskan melalui indeks urbanisasi.

Proses Urbanisasi

Menurut Northam (1975), proses urbanisasi digambarkan dalam kurva S yang terdiri dari:

1. Tingkat inisiasi: Rasio tingkat penduduk perkotaan mencapai 30%

2. Tingkat akselerasi: Diawali oleh laju percepatan populasi penduduk

3. Tingkat terminal: Rasio populasi penduduk perkotaan mencapai >70%

Proses Urbanisasi

Concentrade urbanization: pertumbuhan sangat besar dikarenakan pertumbuhan industri pada tingkat inisiasi.

Suburbanisasi merupakan pertumbuhan populasi pada kawasan pinggiran akibat perembetan perkotaan.

Counter urbanization: terjadi akibat perpindahan dikarenakan faktor yang kompleks.

Reurbanization: imigrasi yang disebabkan alasan tertentu, misalnya kebijakan pemerintah.

Dampak

Urbanisasi mempunyai banyak keuntungan, antara lain peningkatan keragaman,

efisiensi pasar, pekerjaan, pendidikan dan kesehatan.

Peningkatan polusi air dan udara, berkurangnya luas lahan budidaya akibat adanya urban sprawl, perubahan iklim global.

Mengancam keberlangsungan sustainable development!

+ -

Urban Sustainibility

Perkotaan berkelanjutan dapat disebut sebagai ukuran untuk menilai tingkat keberlanjutan suatu kawasan perkotaan. Namun, ukuran urban sustainibility (Ms) biasanya digunakan sebagai tingkat nilai untuk menunjukkan keberlanjutan suatu kawasan perkotaan pada waktu tertentu.

Model Penghitungan Urban Sustainibility

OECD Model: menilai efek aktivitas manusia terhadap kualitas lingkungan, sumberdaya alam, dan tanggapan masyarakat terhadap perubahan lingkungan.

Pentagon Model: 5 faktor utama untuk mengimplementasi energi terbarukan untuk mendapatkan urban sustainability, yaitu hardware, software, finware, orgware, dan ecoware.

Quantifiable City Model menjelaskan urban sustainibility melalui 6 perspektif yaitu lingkungan fisik, sumber daya, kesehatan, keamanan, infrastruktur dan jasa, serta pengembangan masyarakat.

MCDA: menilai keberlanjutan kawasan tertentu.

Sustainable Urbanization

Proses urbanisasi yang memenuhi prinsip pembangunan berkelanjutan.

Proses urbanisasi berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses dinamis yang menyebabkan perubahan pada tingkat keberlanjutan tertentu.

Hubungan Urbanisasi dengan Sustainable Urbanization

Ekonomi

Urbanisasi merupakan salah satu motor utama dalam peningkatan ekonomi perkotaan. Menurut Berry, terdapat hubungan dekat antara PDRB per kapita dengan urbanisasi.

Sosial

Terdapat hubungan yang cukup positif antara urbanisasi dengan

aspek sosial, antara lain mobilisasi, literasi, partisipasi

politik, pendidikan, pendapatan, dan kesehatan. Namun, hal ini

menjadi buruk ketika urbanisasi terjadi melebihi daya dukung

suatu kawasan perkotaan.

Lingkungan

Kualitas ekologis dapat meningkat ketika urbanisasi mencapai tahap tingkat Inisiasi, akibat keuntungan dari aglomerasi perkotaan. Namun, kualitas lingkungan dapat menurun ketika pertumbuhan perkotaan terjadi dengan cepat dan tanpa intervensi, menyebabkan kualitas perkotaan menurun.

Evaluasi Sustainable Urbanization

Mengukur tingkat urbanisasi (Mr)

Mengukur urban sustainibility (Ms)

Evaluasi performa sustainability urbanization

Tingkat urbanisasi didefinisikan sebagai indeks urbanisasi. Indeks ini dihitung berdasarkan rasio jumlah penduduk di area perkotaan dengan jumlah populasi di wilayah studi.

Dalam pengukuran perubahan populasi signifikan dalam periode waktu tertentu dapat menggunakan rumus:

Mengukur indeks urbanisasi (Mr)

Mengukur urban sustainibility (Ms)

Mengukur indeks Ms yang paling efektif adalah dengan menggunakan indikator. Indikator dapat menunjukkan informasi relevan yang efektif dalam memfasilitasi komunikasi diantara stakeholders.

Untuk mengetahui perubahan urban sustainability dalam interval waktu tertentu, maka dapat menggunakan rumus:

Untuk mengevaluasi performa sustainaility urbanization harus dilakukan pengumpulan perubahan indeks urbanisai dan perubahan urban sustainibility. Dalam tahapan ini, diketahui terdapat 4 kuadran skenario yang dapat terjadi.

Evaluasi performa sustainability urbanization

Sustainable urbanization (VMr > 0 dan VMs > 0)

Proses urbanisasi diindikasikan mencapai keberlanjutan sehingga dapat disebut sustainable urbanization

Sustainable counter-urbanization (VMr < 0 dan VMs > 0)

Terjadi pada kawasan yang problem aspek sosial dan lingkungannya berkurang akibat pertumbuhan penduduk berkurang atau terjadi perpindahan penduduk.

Unsustainable counter urbanization (VMr < 0 dan VMs < 0)

Terjadi pada kawasan dengan daya dukung yang telah rusak dan tidak dipulihkan

Unsustainable urbanization (VMr > 0 dan VMs < 0)

Menunjukkan bahwa terjadi penyimbangan praktik pembangunan berkelanjutan dan juga terjadi urbanisasi yang tidak berkelanjutan

Penerapan Model dalam Evaluasi Sustainable Urbanization

Van Dijk dan Zhang (2005)

4 Kota di China

Qinhuangdao (Qi) di provinsi Hebei

Maanshan (Ma) di provinsi Anhui

Taizhou (Ta) di provinsi Zhejiang

Wuhai (Wu) di daerah otonomi Mongolia dalam

Urban Sustainability (MS)

Urbanization rate (MR)

PARAMETER

Studi Kasus

Kinerja berkelanjutan tertinggi

• esu > 0 berarti VMr > 0 dan VMs > 0

Kuadran IVMr < 0 dan VMs < 0

Kuadran III• esu < 0 berarti

VMr < 0 dan VMs > 0 Kuadran II

VMr > 0 dan VMs < 0 Kuadran IV

KESIMPULAN

Sustainable urbanization penting untuk mengevaluasi proses dari urbanisasi itu sendiri apakah konsisten dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dimana model untuk mengevaluasi sustainable urbanization dilakukan untuk membantu memahami seberapa efektifkah proses urbanisasi yang terjadi berdasarkan metode yang telah ditetapkan sebagai pedoman. Model tersebut dilihat berdasarkan 2 parameter yakni Urbanization rate (MR) dan Urban Sustainability (MS) serta the Suntainable Urbanization elasticity coefficient (esu).

Hasil evaluasi yang ada dapat memberikan data untuk mengidentifikasi penyebab praktik yang buruk, dan dengan demikian, kebijakan yang tepat dapat diterapkan untuk memandu proses urbanisasi menuju keberlanjutan yang lebih baik.