13
Syirkah Dinda Fariesta N. (06) Frizky Triputra C. (09) Kurnia R. Yusuf (15) Nabilah Cahyani P. (25) Rizkiana Prima R. (31)

Syirkah

Embed Size (px)

Citation preview

Syirkah

Dinda Fariesta N. (06)

Frizky Triputra C. (09)

Kurnia R. Yusuf (15)

Nabilah Cahyani P. (25)

Rizkiana Prima R. (31)

Pengertian

Secara bahasa, kata syirkah berartimencampurkan dua bagian atau lebih sehinggatidak dapat lagi dibedakan antara bagian yang satudengan bagian yang lainnya. Menurut istilah, syirkah adalah suatu akad yang dilakukan olehdua pihak atau lebih yang bersepakat untukmelakukan suatu usaha dengan tujuanmemperoleh keuntungan.

Dasar Hukum Syirkah

و التقو ى و ل و تعاو نواعلى (2: ا لمائدة ) العد و ان تعا و نوا على اإل ثم و البر

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dantakwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran.” (Q.S AL-Maidah : 2)

ضى ير ة ر عن أبى هر ص : قال عنه الل عليه وسلم قال ر سو ل الل .لى الل أ :عالى ت قال الل

(أبوداودرواه )بينهما ا نه خرجت من يخن أحد هما صا حبه فاء ن خ مالم يكين لث الشر نا ثا

“Dari Abu hurairah r.a., berkata, Rasulullah Saw. Bersabda : Allah Swt. Berfirman : Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang di antaranya tidakmenghianati yang lain. Apabila salah seorang diantaranyamenghianati yang lainnya, maka Aku keluar dari perserikatan itu.” (H.R. Abu dawud).

Macam – Macam Syirkah

Syirkah ‘Inan

Syirkah ‘Abdan

Syirkah Wujuh

Syirkah Mufawadah

Mudarabah

Musaqah, Muzara’ah, dan Mukhabarah

Syirkah ‘Inan

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih banyak daripada rekannya.

Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd); sedangkan barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modalsyirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya pada saat akad.

Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi modal. Jika, misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian sebesar 50%. sebagaimana kaidah fikih yang berlaku, yakni (Ar-Ribhu ‘Alâ mâ Syarathâ wal Wadhii’atu ‘Alâ Qadril Mâlain).

Syirkah ‘Abdan

Yaitu kerja sama antaradua orang atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh mereka, yakni masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja (‘amal), tanpa konstribusi modal (mâl)

Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi.

Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal.

Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitra-mitra usaha (syarîk).

Syirkah Wujuh

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit (hutang) dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai, lalu keuntungan yang didapat dibagi bersama atas dasar kesepakatan di antara mereka.

Syirkah semacam ini juga dibolehkan menurut kalangan hanafiyah dan hanbaliyah, namun tidak sah menurut kalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Zhahiriyah.

Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian seseorang di tengah masyarakat. Tak seorang pun memiliki modal, namun mereka memiliki nama baik, sehingga mereka membeli barang secara hutang dengan jaminan nama baik tersebut.

Dalam syirkah wujûh ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan.

Syirkah Mufawadah

Syirkah Mufawadah adalah syirkah antara dua pihak ataulebih yang merupakan gabungan dari syirkah ‘inan, ‘abdan, dan wujuh. Keuntungan yang diperoleh dibagisesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugianditanggung sesuai jenis syirkahnya, yaitu ditanggung olehpara pemodal sesuai porsi modal jika berupa syirkah ‘inan,atau ditanggung pemodal saja jika berupa mufawadah,atau ditanggung mitra – mitra usaha berdasarkanpersentase barang dagangan yang dimiliki jika berupasyirkah wujuh.

Mudarabah

Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan semua modal (sahibul mal), pihak lainnya menjadi pengelola atau pengusaha (mudarrib). Keuntungan dibagi menurut kesepakatan dalam kontrak, namun kerugian ditanggung pemilik modal selama kerugian tersebut bukan kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karenakecurangan atau kelalaian pengelola, pengelola harusbertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Mudarabah dibagi menjadi dua, yaitu :

A.Mudarabah mutlaqah : Bentuk kerja sama antara pemilik modal dan pengelola yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis

B.Mudarabah muqayyadah : Usaha yang akandijalankan dengan dibatasi oleh jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.

Musaqah, Muzara’ah,

dan Mukhabarah

A. Musaqah : Kerja sama antara pemilik kebun dan petani di mana sang pemilik kebun menyerahkan kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya nanti akan dibagi dua sesuai perjanjian.

B. Muzara’ah : Kerja sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap di mana benih tanamannya berasal dari petani.

C. Mukhabarah : Kerja sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap di mana benih tanamannya berasal dari pemilik lahan.

Rukun dan Syarat

Syirkah

1. Dua belah pihak yang berakad (‘aqidani). Syarat orang yang melakukan akad adalah harus memiliki kecakapan(ahliyah) melakukan tasarruf (pengelolaan harta).

2. Objek akad yang disebut juga ma’qud ‘alaihi mencakuppekerjaan atau modal. Adapun syarat pekerjaan atau bendayang dikelola dalam syirkah harus halal dan diperbolehkandalam agama dan pengelolaannya dapat diwakilkan.

3. Akad atau yang disebut juga dengan istilah sigat. Adapunsyarat sah akad harus berupa tasarruf, yaitu adanyaaktivitas pengelolaan.