3
TRANSFER HASIL BELAJAR Beberapa Teori Transfer Belajar. Teori transfer belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana transfer belajar itu terjadi. Diantaranya adalah sebagai berikut. a. Teori Disiplin Formal Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari berbagai macam daya (misalnya pikiran, ingatan, perasaan, dan lin-lain). Masing-masing daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan. Suatu daya jika sudah baik karena latihan-latihan, maka daya- daya itu akan baik dalam menghadapi situasi baru. Latihan-latihan yang dikehendaki untuk melatih daya itu diusahakan benar-benar disiplin. Teori belajar parallel dengan teori transfer belajarnya. Teori transfer belajar menurut psikologi daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan lain yang tidak ada hubungannya dengan bahan yang sudah dipelajari itu. Sebagai contoh dapat dilihat pada seorang anak yang terbiasa menghafal ayat al quran, maka ketika anak itu menghafal nama- nama latin pada pelajaran biologi anak itu tidak kesulitan lagi karena pikirannya sudah terlatih untuk menghapal, walaupun kedua hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali. b. Teori Komponen Identik Menurut teori ini transfer terjadi jika di antara situasi yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi tedapat aspek aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer terjadi hanya bila kedua peristiwa belajar itu terdapat unsure-unsur yang identik (sama). Komponen komponen yang terlibat dalam proses belajar itu tak terbatas pada bahan pengajaran, tetapi termasuk juga hal-hal seperti metode belajar mengajar, sikap, dan berbagai kemampuan khusus yang dimiliki anak didik. c. Teori Generalisasi Teori ini dikemukakan oleh Charles Judd (1873-1946) yang berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola,

Transfer hasil belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Transfer hasil belajar

TRANSFER HASIL BELAJAR

Beberapa Teori Transfer Belajar.

Teori transfer belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana transfer

belajar itu terjadi.

Diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Teori Disiplin Formal

Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari berbagai

macam daya (misalnya pikiran, ingatan, perasaan, dan lin-lain). Masing-masing daya itu dapat

diperbaiki melalui latihan-latihan. Suatu daya jika sudah baik karena latihan-latihan, maka daya-

daya itu akan baik dalam menghadapi situasi baru. Latihan-latihan yang dikehendaki untuk

melatih daya itu diusahakan benar-benar disiplin. Teori belajar parallel dengan teori transfer

belajarnya. Teori transfer belajar menurut psikologi daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi

sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan lain yang

tidak ada hubungannya dengan bahan yang sudah dipelajari itu. Sebagai contoh dapat dilihat

pada seorang anak yang terbiasa menghafal ayat al quran, maka ketika anak itu menghafal nama-

nama latin pada pelajaran biologi anak itu tidak kesulitan lagi karena pikirannya sudah terlatih

untuk menghapal, walaupun kedua hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali.

b. Teori Komponen Identik

Menurut teori ini transfer terjadi jika di antara situasi yang lalu dengan situasi yang dihadapi

atau bahan pelajaran yang dihadapi tedapat aspek aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer

terjadi hanya bila kedua peristiwa belajar itu terdapat unsure-unsur yang identik (sama).

Komponen –komponen yang terlibat dalam proses belajar itu tak terbatas pada bahan pengajaran,

tetapi termasuk juga hal-hal seperti metode belajar mengajar, sikap, dan berbagai kemampuan

khusus yang dimiliki anak didik.

c. Teori Generalisasi

Teori ini dikemukakan oleh Charles Judd (1873-1946) yang berpendapat bahwa transfer

belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola,

Page 2: Transfer hasil belajar

dan prinsip-prinsip umum. Apabila anak didik mampu mengembangkan konsep, kaidah, prinsip,

dan siasat-siasat untuk memecahkan persoalan, anak didik itu mempunyai bekal yang dapat

ditranferkan ke bidang lain. Anak didk itu mampu mengadakan generalisasi, yaitu menangkap

cirri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal khusus. Generalisasi semacam

itu terjadi apabila anak didik sudah membentuk kemahiran intelektualdan siasat memecahkan

masalah. Jadi, kesamaan antara dua bidang studi tidak terdapat di dalam unsure-unsur khusus

melainkan dalam pola, struktur dasar, dan prinsip. Contohnya pada penguasaan pola kalimat

dalam bahasa Indonesia, dapat digunakn untuk mempermudah mempelajari bahasa inggris.

Karen pola S-P-O-K mempunyai prinsip yang strukturnya sama dengan bahasa inggris yaitu

subject, verb, object, dan adverb.

Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Terjadinya Transfer Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya transfer belajar adalah sebagai berikut.

a. Taraf intelegensi dan sikap

Factor ini berasal dari anak didik, dan berkisar pada masalah kapasitas dasar (kemampuan

dasar), sikap, minat, dan lain sebagainya. Kemampuan dasar membantu transfer belajar. Anak

yang pandai cenderung memiliki transfer yang tinggi, sebaliknya anak yang kurang pandai

cenderung memiliki transfer yang rendah (minim). Karena tidak dapat mempertahankan suatu

informasi yang telah didapat dengan jumlah banyak. Di samping itu, bahwa timbulnya transfer

tidak secara otomatis melainkan timbul dengan sengaja. Oleh karena itu, sikap serta usaha yang

disengaja kea rah ini akan mebantu timbulnya transfer. Yang berarti bahwa apa yang dipelajari

oleh anak didik dapat dimanfaatkan dan dipraktekkan sesuai dengan situasi dan kondisi di man ia

berada. Demikian pula sikap guru dan usaha anak didik untuk melakukan belajar mengajar juga

mempengaruhi jumlah transfer.

b. Metode guru dalam mengajar

Factor ini berasal dari guru dan berkisar pada penguasaan persiapan, alat peraga, pemilihan

bahan, dan sebagainya. Dengan bahan yang sama akan membuat hasil yang berbeda, yang

disebabkan perbedaan metode mengajar. Hasil belajar yang dihasilkan dengan penggunaan

metode diskusi akan berlainan hasilnya dengan penggunaan metode ceramah. Dalam metode

Page 3: Transfer hasil belajar

ceramah, anak didik cenderung lebih aktif daripada guru, sedangkan metode ceramah cenderung

membuat anak didik pasif, dan selalu berada pada posisi menerima, tidak ada saling member dan

menerima di kalangan anak didik. Selain itu, pembelajaran cenderung membosankan anak didik

sehingga informasi yang disampaikan tak dapat disampaikan dengan baik. Pemakaian metode

Tanya jawab (brain storming) yaitu metode sumbang saran diakui keampuhannya dapat

meningkatkan kreatifitas peserta didik, karena dapat memicu inisiatif. Dalam metode Tanya

jawab kesalahan pengertian dapat dihindari sehingga tidak terjadi kerancuan dalam struktur

kognitif. Sehingga informasi yang diterima dapat terorganisir dan melicinkan jalan terjadinya

transfer belajar.

c. Isi mata pelajaran

Peranan Guru Dalam Meningkatkan Transfer Belajar

Kurikulum sekolah menuntut guru agar menanamkan isi mata pelajaran ke dalam struktur

kognitif anak didik, sehingga hasil belajar dapat ditransfer untuk memperoleh keterampilan dan

pengetahuan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Sangat keliru jika guru hanya

mengajarkan materi yang dipegangnya tanpa mengubungkannya dengan mata pelajaran yang

lain. Agar transfer dalam belajar terjadi, prinsip korelasi mutlak diperlukan sebagai pengubung

antara materi pelajaran yang telah dikuasai sebelumnya dalam pelajaran berbeda.

Pemberian mata pelajaran dengan penjelasan yang lebih mendekati realitas kehidupan

sehari-hari membuat hasil belajar lebih bermakna. Mata pelajaran tidak lagi dianggap terpisah

tetapi merupakan bagian dari kehidupan. Anak didik menyadari bahwa berbagai mata pelajaran

di sekolah bukanlah tanpa guna. Guru harus menjelaskan bahwa mata pelajaran yang dipelajari

di sekolah akan berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Penjelasan tentang nilai guna mata

pelajaran akan meningkatkatkan transfer dalam belajar. Itulah hasil belajar yang produktif, dan

berguna bagi masyarakat dan anak didik itu sendiri.

Muhibbin syah, 2009, rajawali pers Jakarta, psikologi belajar