24
Tugas Kapita | 1 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Pemilihan Model Pembelajaran Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan, rasional yang mendasari, sintaks pembelajaran, dan sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karena itu, guru hendaknya menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam dalam lingkungan belajar yang merupakkan karakteristik sekolah sehingga sangat bervariasi. Dalam memilih model pembelajaran dimulai dari menganalisis karakteristik tujuan yang akan dicapai, materi, peserta didik, lingkungan belajar (alat-alat, sarana dan prasarana, sumber belajar), serta kemampuan guru dalam sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Selanjutnya guru memilih model yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut. Tentu saja tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi model. Dalam hal ini guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang harus diakomodasi, atau menggunakan dua model secara bersamaan. Di samping itu dengan mempelajari model-model pembelajaran IPA yang

Tugas Kapita Selekta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 1

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NON ELEKTROLIT

A. Pemilihan Model Pembelajaran

Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran

yang lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan,

rasional yang mendasari, sintaks pembelajaran, dan sistem pengelolaan dan

pengaturan lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karena itu, guru

hendaknya menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam dalam

lingkungan belajar yang merupakkan karakteristik sekolah sehingga sangat

bervariasi.

Dalam memilih model pembelajaran dimulai dari menganalisis

karakteristik tujuan yang akan dicapai, materi, peserta didik, lingkungan

belajar (alat-alat, sarana dan prasarana, sumber belajar), serta kemampuan guru

dalam sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Selanjutnya guru memilih

model yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut. Tentu saja

tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi model. Dalam hal ini

guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang harus diakomodasi, atau

menggunakan dua model secara bersamaan. Di samping itu dengan mempelajari

model-model pembelajaran IPA yang telah ada guru dapat mengembangkan/

menciptakan model pembelajaran IPA sendiri.

Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan

ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatan

saintifik dan diperkuat dengan penerapan pembelajaran berbasis penyingkapan/

penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan

karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based

learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik

pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik

Page 2: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 2

kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model

pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual,

konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat

dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih

project based learning dan problem based learning.

Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar

dari KI- 4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan

problem based learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih

project based learning. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan

sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2).

Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai

dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan

Dimensi Pengetahuan

Dimensi KeterampilanAbstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning

Konseptual Discovery Learning Discovery Learning

ProseduralDiscovery LearningProblem Based Learning

Projec Based LerningProblem Based Learning

MetakognitifDiscovery LearningProject Based LerningProblem Based Learning

Discovery LearningProject Based LerningProblem Based Learning

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang dipilih adalah materi larutan elektrolit dan non

elektrolit. Materi larutan elektroit dan non elektrolit merupakan materi dengan

dimensi pengetahuan faktual yaitu elemen-elemen dasar yang harus diketahui

siswa, yang dipelajari dengan sebuah disiplin atau dengan menyelesaikan masalah

yang ada di dalamnya.

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran

Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit

Mengamati Mencari informasi tentang cara

menguji sifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secara berkelompok membaca

Page 3: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 3

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran

Tuhan YME dan pengetahu-an tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membeda-kan fakta dan opini, ulet, teliti, bertang-gung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

1.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat

tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan).

Menanya Mendorong siswa untuk mengajukan

pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatu larutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Apakah zat elektrolit terdapat dalam tubuh manusia? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?

Mendiskusikan dan merumuskan hipotesis terkait dengan pertanyaan stimulasi.

Mengumpulkan Informasi Merancang percobaan (menentukan

alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan berdasarkan daya hantar listriknya.

Merakit alat uji elektrolit sesuai gambar.

Mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.

Menguji sifat elektrolit berbagai larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut.

Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala. Saat mencatat hasil pengamatan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup?

Page 4: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 4

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran

dalam memanfaatkan sumber daya alam.

1.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .

Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.

Mengelompokkan larutan pada tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen).

Menalar/Mengasosiasi Mengolah data hasil pengamatan

dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan.

Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan dalam rangka membuktikan hipotesis.

Mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.

Berlatih menuliskan reaksi ionisasi. Setiap kelompok mendiskusikan

fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia dan penyebab keringat terasa asin serta cara mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.

Mengomunikasikan Menyusun laporan percobaan secara

berkelompok dan mempresentasikannya.

C. Model Pembelajaran (Discovery Leraning)

Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya

sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk

akhir, tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin

diketahui dan dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian

Page 5: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 5

mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka ketahui dan pahami dalam

suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama dalam

penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,

penentuan dan inferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan

discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and

principles in the mind.

Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang

pasif menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke student

oriented, dan mengubah modus ekspository siswa hanya menerima informasi dari

guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.

Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya

belajar, dan sebagainya)

3) Memilih materi pelajaran

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari

contoh-contoh generalisasi)

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari

yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke

simbolik

7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Page 6: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 6

b. Pelaksanaan

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada

beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajara, secara

umum sebagai berikut.

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi

generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping

itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang

mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini

berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat

mengembangkan dan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam

hal memberikan stimulasi dapat menggunakan teknik bertanya yaitu dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada

kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang

Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa

agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian

pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban

sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan kesempatan siswa untuk

mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi,

merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar

terbiasa untuk menemukan masalah.

3) Data collection (pengumpulan data).

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan

sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif

Page 7: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 7

untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang

dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan

masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4) Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang

telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan

sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara,

observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,

ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan

pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan

pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan

konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan

pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu

mendapat pembuktian secara logis

5) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif,

dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar

proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,

pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian

dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,

dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Page 8: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 8

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN

Program : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Kelas/Semester : X/ II

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

KD dari KI 3

3.8. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan

daya hantar listriknya.

Page 9: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 9

Indikator:

1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui

percobaan.

3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

5. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

KD dari KI 4

4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit.

Indikator:

1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya

hantar listriknya.

2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan.

3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada

beberapa larutan.

4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit.

5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan

elektrolit dan larutan non-elektrolit.

6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau

senyawa kovalen polar.

7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan

sebagai wujud kebesaran Tuhan YME..

Page 10: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 10

2. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi

kelompok.

3. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan

melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab.

4. Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit.

5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dannon elektrolit

elektrolit melalui percobaan.

6. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

7. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

8. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

9. Siswa dapat merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan

berdasarkan daya hantar listriknya.

10. Siswa dapat melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa

larutan.

11. Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan daya hantar

listrik pada beberapa larutan.

12. Siswa dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion atau senyawa kovalen polar.

13. Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan daya

hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

14. Siswa dapat menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik

larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

D. Materi Ajar

Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dinamakan larutan elektrolit.

Kekuatan menghantarkan listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam

larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ionnya semakin kuat sifat elektrolitnya.

Hal ini disebabkan oleh derajat ionisasi zat yang terlarut.

Page 11: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 11

LARUTAN ELEKTROLIT KUAT

Mempunyai derajat ionisasi 1 (α= 1 )

Terion sempurna, Contoh: HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq)

HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)

NaCl(aq) à Na+(aq) + Cl-(aq)

H2SO4(aq) à2H+(aq) + SO42-(aq)

NaOH(aq)àNa+(aq) + OH-(aq)

LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH

Mempunyai derajat ionisasi ( 0<α< 1 )

Terion sebagian, contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO-(aq) + H+(aq)

NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

LARUTAN NON ELEKTROLIT

Mempunyai derajat ionisasi (α= 0 )

Tidak terion, contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq)

CO(NH2)2(aq) àCO(NH2)2(aq) (tidak terion)

C12H22O11(aq) à C12H22O11(aq) (tidak terion)

JENIS SENYAWA ELEKTROLIT

No Jenis SenyawaSifat Senyawa

( elektrolit / non elektrolit )Padat Lelehan Larutan

1.

2.

Senyawa ion (NaCl, MgCl2)

Senyawa kovalen polar (HCl, HBr)

Non elektrolit

Non elektrolit

Elektrolit

Non elektrolit

Elektrolit

Elektrolit

Pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan larutan ion-ionya dapat

bergerak bebas, sedangkan pada wujud padat tidak. Demikian pula pada senyawa

kovalen hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat bergerak bebas. Jadi

sifat elektrolit suatu senyawa ditentukan oleh ionnya.

Page 12: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 12

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Scientific

Discovery Learning

F. Media, Alat dan Bahan, serta Pembelajaran

1) Media

- Lap top

- Proyektor

2) Alat dan Bahan Percobaan

- Uji elektrolit dan non elektrolit, Gelas kimia, beberapa sampel larutan

yang akan diuji

3) Sumber Pembelajaran

- Buku kimia

Purba, M., 2008, Kimia Kelas X SMA /MA, Erlangga ,Jakarta

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan 1. Salam pembuka2. Doa3. Mengcek kehadiran siswa4. Pre-test5. Apersepsi dan Orientasi

ApersepsiSebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan mengenai larutan garam dan larutan asam cuka.Guru juga memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya mengena ikatan kimia (ikatan ionic dan ikatan kovalen)

OrientasiGuru memberikan video/ artikel mengenai pembunuhan ikan dengan sengatan listrik. Guru melatih siswa untuk berfikir dengan meberikan pertanyaan mengapa ikan dilaut bisa mati karena tersengat arus listrik? Bagaimana dengan ikan yang disungai? Apa kriteria larutan bisa menghantarkan arus litrik

30 menit

Page 13: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 13

Inti Membentuk suatu kelompok belajar6. Guru menginstruksikan siswa agar duduk

membentuk huruf “U”Langkah 1: StimulasiMengamati

7. Mencari informasi tentang cara menguji sifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secara berkelompok membaca tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan).

Menanya 8. Mendorong siswa untuk mengajukan

pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatu larutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Apakah zat elektrolit terdapat dalam tubuh manusia? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?

Mengamati9. Guru meminta siswa membaca buku/ artikel

yang telah disediakan dan mendiskusikan dengan kelompoknya.

Bertanya dan diskusi10. Guru menanyakan apa yang membuat larutan

bisa menghantarkan arus listrik dan tidak.

Langkah 2: Identifikasi MasalahMengamati

11. Guru menyuruh siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

55 menit

Penutup Langkah 3: Pengumpulan Data12. Guru memberikan tugas kelompok untuk

merancang percobaan (menentukan alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan berdasarkan daya hantar listriknya, serta merakit alat uji elektrolit sesuai gambar.

5 menit

Page 14: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 14

Pertemuan 2

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan 1. Salam Pembuka.2. Do’a.3. Absensi.4. Siswa diminta mengulang kesimpulan

mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit.

5 menit

Inti Langkah 3: Pengumpulan Data5. Siswa diminta mempresentasikan hasil

rancangan percobaan untuk menyamakan persepsi.

6. Menguji sifat elektrolit berbagai larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut.

7. Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala. Saat mencatat hasil pengamatan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup?

8. Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.

9. Mengelompokkan larutan pada tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen).

Langkah 4: Pengolahan DataMenalar/Mengasosiasi

10. Mengolah data hasil pengamatan dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan.

Langkah 5: Pembuktian11. Siswa menganalisis data hasil percobaan untuk

menyimpulkan sifat larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan dalam rangka membuktikan hipotesis.

12. Siswa mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar

65 menit

Page 15: Tugas Kapita Selekta

T u g a s K a p i t a | 15

listriknya.13. Siswa menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat

elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.

14. Siswa berlatih menuliskan reaksi ionisasi. 15. Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan

fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia dan penyebab keringat terasa asin serta cara mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.

Langkah 6: Menarik Kesimpulan16. Siswa menyimpulkan hasil percobaan dan

mempresentasikan

Mengomunikasikan 17. Guru meminta siswa menyusun laporan

percobaan secara berkelompok sebagai pekerjaan rumah (PR)

Penutup 18. Post-test19. Guru menanyakan kepada siswa apa manfaat

yang bisa diambil dari belajar larutan elektrolit dan non-elektrolit.

20. Guru memberikan informasi pembelajaran selanjutnya mengenai reaksi reduksi dan oksidasi.

30 menit

H. Penilaian

1. Bentuk : Penilaian kognitif

2. Instrumen : Kuiz, Test tertulis

3. Tugas : Menyusun laporan percobaan

ITEM Tes tertulis harus merujuk indikator

Kunci jawaban

Penskoran

Medan, Oktober 2014

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP.