Upload
rahmii-khairatul-hisann
View
234
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
T u g a s K a p i t a | 1
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT
A. Pemilihan Model Pembelajaran
Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran
yang lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan,
rasional yang mendasari, sintaks pembelajaran, dan sistem pengelolaan dan
pengaturan lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam dalam
lingkungan belajar yang merupakkan karakteristik sekolah sehingga sangat
bervariasi.
Dalam memilih model pembelajaran dimulai dari menganalisis
karakteristik tujuan yang akan dicapai, materi, peserta didik, lingkungan
belajar (alat-alat, sarana dan prasarana, sumber belajar), serta kemampuan guru
dalam sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Selanjutnya guru memilih
model yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut. Tentu saja
tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi model. Dalam hal ini
guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang harus diakomodasi, atau
menggunakan dua model secara bersamaan. Di samping itu dengan mempelajari
model-model pembelajaran IPA yang telah ada guru dapat mengembangkan/
menciptakan model pembelajaran IPA sendiri.
Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatan
saintifik dan diperkuat dengan penerapan pembelajaran berbasis penyingkapan/
penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based
learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik
pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik
T u g a s K a p i t a | 2
kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model
pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual,
konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat
dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih
project based learning dan problem based learning.
Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar
dari KI- 4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan
problem based learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih
project based learning. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan
sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2).
Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai
dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan
Dimensi Pengetahuan
Dimensi KeterampilanAbstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
ProseduralDiscovery LearningProblem Based Learning
Projec Based LerningProblem Based Learning
MetakognitifDiscovery LearningProject Based LerningProblem Based Learning
Discovery LearningProject Based LerningProblem Based Learning
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang dipilih adalah materi larutan elektrolit dan non
elektrolit. Materi larutan elektroit dan non elektrolit merupakan materi dengan
dimensi pengetahuan faktual yaitu elemen-elemen dasar yang harus diketahui
siswa, yang dipelajari dengan sebuah disiplin atau dengan menyelesaikan masalah
yang ada di dalamnya.
Kompetensi DasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
Mengamati Mencari informasi tentang cara
menguji sifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secara berkelompok membaca
T u g a s K a p i t a | 3
Kompetensi DasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran
Tuhan YME dan pengetahu-an tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membeda-kan fakta dan opini, ulet, teliti, bertang-gung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
1.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat
tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan).
Menanya Mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatu larutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Apakah zat elektrolit terdapat dalam tubuh manusia? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?
Mendiskusikan dan merumuskan hipotesis terkait dengan pertanyaan stimulasi.
Mengumpulkan Informasi Merancang percobaan (menentukan
alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
Merakit alat uji elektrolit sesuai gambar.
Mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.
Menguji sifat elektrolit berbagai larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut.
Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala. Saat mencatat hasil pengamatan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup?
T u g a s K a p i t a | 4
Kompetensi DasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
1.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .
Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Mengelompokkan larutan pada tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen).
Menalar/Mengasosiasi Mengolah data hasil pengamatan
dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan.
Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan dalam rangka membuktikan hipotesis.
Mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
Berlatih menuliskan reaksi ionisasi. Setiap kelompok mendiskusikan
fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia dan penyebab keringat terasa asin serta cara mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.
Mengomunikasikan Menyusun laporan percobaan secara
berkelompok dan mempresentasikannya.
C. Model Pembelajaran (Discovery Leraning)
Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk
akhir, tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui dan dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
T u g a s K a p i t a | 5
mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka ketahui dan pahami dalam
suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and
principles in the mind.
Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang
pasif menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke student
oriented, dan mengubah modus ekspository siswa hanya menerima informasi dari
guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas
adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
T u g a s K a p i t a | 6
b. Pelaksanaan
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajara, secara
umum sebagai berikut.
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam
hal memberikan stimulasi dapat menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada
kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang
Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa
agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi,
merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar
terbiasa untuk menemukan masalah.
3) Data collection (pengumpulan data).
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif
T u g a s K a p i t a | 7
untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan
pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan
konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu
mendapat pembuktian secara logis
5) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar
proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,
pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi.
T u g a s K a p i t a | 8
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMAN
Program : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Kelas/Semester : X/ II
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
KD dari KI 3
3.8. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan
daya hantar listriknya.
T u g a s K a p i t a | 9
Indikator:
1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui
percobaan.
3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
5. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
KD dari KI 4
4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit.
Indikator:
1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya
hantar listriknya.
2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan.
3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada
beberapa larutan.
4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit.
5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit.
6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau
senyawa kovalen polar.
7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME..
T u g a s K a p i t a | 10
2. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok.
3. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab.
4. Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit.
5. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dannon elektrolit
elektrolit melalui percobaan.
6. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non
elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
7. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
8. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
9. Siswa dapat merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya hantar listriknya.
10. Siswa dapat melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa
larutan.
11. Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan daya hantar
listrik pada beberapa larutan.
12. Siswa dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion atau senyawa kovalen polar.
13. Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan daya
hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
14. Siswa dapat menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
D. Materi Ajar
Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dinamakan larutan elektrolit.
Kekuatan menghantarkan listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam
larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ionnya semakin kuat sifat elektrolitnya.
Hal ini disebabkan oleh derajat ionisasi zat yang terlarut.
T u g a s K a p i t a | 11
LARUTAN ELEKTROLIT KUAT
Mempunyai derajat ionisasi 1 (α= 1 )
Terion sempurna, Contoh: HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq)
HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)
NaCl(aq) à Na+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) à2H+(aq) + SO42-(aq)
NaOH(aq)àNa+(aq) + OH-(aq)
LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH
Mempunyai derajat ionisasi ( 0<α< 1 )
Terion sebagian, contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO-(aq) + H+(aq)
NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)
LARUTAN NON ELEKTROLIT
Mempunyai derajat ionisasi (α= 0 )
Tidak terion, contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq)
CO(NH2)2(aq) àCO(NH2)2(aq) (tidak terion)
C12H22O11(aq) à C12H22O11(aq) (tidak terion)
JENIS SENYAWA ELEKTROLIT
No Jenis SenyawaSifat Senyawa
( elektrolit / non elektrolit )Padat Lelehan Larutan
1.
2.
Senyawa ion (NaCl, MgCl2)
Senyawa kovalen polar (HCl, HBr)
Non elektrolit
Non elektrolit
Elektrolit
Non elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan larutan ion-ionya dapat
bergerak bebas, sedangkan pada wujud padat tidak. Demikian pula pada senyawa
kovalen hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat bergerak bebas. Jadi
sifat elektrolit suatu senyawa ditentukan oleh ionnya.
T u g a s K a p i t a | 12
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Scientific
Discovery Learning
F. Media, Alat dan Bahan, serta Pembelajaran
1) Media
- Lap top
- Proyektor
2) Alat dan Bahan Percobaan
- Uji elektrolit dan non elektrolit, Gelas kimia, beberapa sampel larutan
yang akan diuji
3) Sumber Pembelajaran
- Buku kimia
Purba, M., 2008, Kimia Kelas X SMA /MA, Erlangga ,Jakarta
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan 1. Salam pembuka2. Doa3. Mengcek kehadiran siswa4. Pre-test5. Apersepsi dan Orientasi
ApersepsiSebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan mengenai larutan garam dan larutan asam cuka.Guru juga memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya mengena ikatan kimia (ikatan ionic dan ikatan kovalen)
OrientasiGuru memberikan video/ artikel mengenai pembunuhan ikan dengan sengatan listrik. Guru melatih siswa untuk berfikir dengan meberikan pertanyaan mengapa ikan dilaut bisa mati karena tersengat arus listrik? Bagaimana dengan ikan yang disungai? Apa kriteria larutan bisa menghantarkan arus litrik
30 menit
T u g a s K a p i t a | 13
Inti Membentuk suatu kelompok belajar6. Guru menginstruksikan siswa agar duduk
membentuk huruf “U”Langkah 1: StimulasiMengamati
7. Mencari informasi tentang cara menguji sifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secara berkelompok membaca tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan).
Menanya 8. Mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatu larutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Apakah zat elektrolit terdapat dalam tubuh manusia? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?
Mengamati9. Guru meminta siswa membaca buku/ artikel
yang telah disediakan dan mendiskusikan dengan kelompoknya.
Bertanya dan diskusi10. Guru menanyakan apa yang membuat larutan
bisa menghantarkan arus listrik dan tidak.
Langkah 2: Identifikasi MasalahMengamati
11. Guru menyuruh siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
55 menit
Penutup Langkah 3: Pengumpulan Data12. Guru memberikan tugas kelompok untuk
merancang percobaan (menentukan alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan berdasarkan daya hantar listriknya, serta merakit alat uji elektrolit sesuai gambar.
5 menit
T u g a s K a p i t a | 14
Pertemuan 2
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan 1. Salam Pembuka.2. Do’a.3. Absensi.4. Siswa diminta mengulang kesimpulan
mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit.
5 menit
Inti Langkah 3: Pengumpulan Data5. Siswa diminta mempresentasikan hasil
rancangan percobaan untuk menyamakan persepsi.
6. Menguji sifat elektrolit berbagai larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut.
7. Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala. Saat mencatat hasil pengamatan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup?
8. Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
9. Mengelompokkan larutan pada tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen).
Langkah 4: Pengolahan DataMenalar/Mengasosiasi
10. Mengolah data hasil pengamatan dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan.
Langkah 5: Pembuktian11. Siswa menganalisis data hasil percobaan untuk
menyimpulkan sifat larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan dalam rangka membuktikan hipotesis.
12. Siswa mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
65 menit
T u g a s K a p i t a | 15
listriknya.13. Siswa menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat
elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
14. Siswa berlatih menuliskan reaksi ionisasi. 15. Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan
fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia dan penyebab keringat terasa asin serta cara mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.
Langkah 6: Menarik Kesimpulan16. Siswa menyimpulkan hasil percobaan dan
mempresentasikan
Mengomunikasikan 17. Guru meminta siswa menyusun laporan
percobaan secara berkelompok sebagai pekerjaan rumah (PR)
Penutup 18. Post-test19. Guru menanyakan kepada siswa apa manfaat
yang bisa diambil dari belajar larutan elektrolit dan non-elektrolit.
20. Guru memberikan informasi pembelajaran selanjutnya mengenai reaksi reduksi dan oksidasi.
30 menit
H. Penilaian
1. Bentuk : Penilaian kognitif
2. Instrumen : Kuiz, Test tertulis
3. Tugas : Menyusun laporan percobaan
ITEM Tes tertulis harus merujuk indikator
Kunci jawaban
Penskoran
Medan, Oktober 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
NIP.