9
UTANG-PIUTANG Kelompok : Fahmi Riza Pahlevi Ferdiana Agustin Mira Fadilah Jaelani M. Naufal Pambudi Roisyah Nur Arifah

Utang Piutang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Utang Piutang

UTANG-PIUTANG

Kelompok :Fahmi Riza PahleviFerdiana Agustin

Mira Fadilah JaelaniM. Naufal PambudiRoisyah Nur Arifah

Page 2: Utang Piutang

PENGERTIAN UTANG-PIUTANG

Utang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan akan dikembalikan pada waktu kemudian, dengan tidak mengubah keadaannya.

Misal, seseorang meminjam uang sebesar Rp 100.000 maka orang tersebut harus mengembalikan uang yang dipinjam dikemudian hari dengan jumlah yang sama.

Page 3: Utang Piutang

RUKUN UTANG-PIUTANG Yang berpiutang dan yang berutang

Yang berpiutang adalah orang pemilik harta atau benda, sedangkan yang berutang adalah orang yang akan meminjam uang.

Ada harta atau barang

Harus ada harta atau barang yang diutangkan. Biasanya berupa uang, atau bisa juga berupa barang berharga lainnya.

Lafadz kesepakatan

Melafadzkan kesepakatan ini dilakukan oleh kedua belah pihak, misal :

Pihak pemberi utang “aku utangkan ini kepadamu”

Pihak yang berutang “ya, aku berutang dulu, beberapa hari lagi (harus disebutkan dengan jelas

kapan waktunya) atau jika sudah punya saya lunasi”

Page 4: Utang Piutang

Adab Dalam Urusan Utang Piutang Orang yang ingin berutang hendaklah benar-benar karena terpaksa Orang yang berutang hendaknya ada niat yang kuat untuk mengembalikan Harus ditulis dan dipersaksikan Pemberi utang tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang yang

berutang Orang yang berutang hendaknya segera melunasi utangnya jika sudah mempunyai

uang dan memberikan hadiah kepada yang memberi pinjaman Jika orang yang berutang tidak mampu mengembalikan, boleh mengajukan pemutihan

dan juga mencari perantara untuk memohonnya

Page 5: Utang Piutang

HUKUM BERUTANG Dalam Islam, utang-piutang diperbolehkan. Apabila pihak yang berutang mengembalikan utang dengan jumlah yang

lebih dari yang dipinjam atas kemauannya sendiri tanpa perjanjian sebelumnya , hal ini halal bagi yang berpiutang dan merupakan suatu kebaikan bagi yang berutang.

Namun, lain halnya apabila pihak yang berpiutang meminta tambahan pengembalian dari pihak yang berutang dan telah disepakati sebelumnya hukumnya tidak boleh. Tambahan pengembalian tersebut tidak halal, sebab termasuk riba’.

Page 6: Utang Piutang

DALIL TENTANG BERUTANG Q.S Al-Baqarah ayat 280 tentang anjuran Allah supaya memberikan kelonggaran bagi pihak berutang:

�تعلمون �كنتم �إ+ن �لكم خير تص�دقوا �وأن ميس�رة إ+ل�ى �فنظ+رة عس�رة ذو �كان �وإ+ن

(٢٨٠)Artinya : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

H.R Ahmad dan Tirmidzi yakni sabda Rasulullah tentang orang-orang yang membayar utang

Abu Hurairah ra. berkata, ”Rasulullah saw. telah berutang hewan, kemudian beliau bayar dengan hewan

yang lebih besar dari hewan yang beliau utang itu, dan Rasulullah saw. Bersabda ,”Orang yang paling

baik di antara kamu ialah orang yang dapat membayar utangnya dengan yang lebih baik.”(HR. Ahmad dan Tirmidzi).

H.R Baihaqi yakni sabda Rasulullah tentang kelebihan pengembalian utang

Rasulullah saw. berkata “Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat maka ia semacam dari beberapa

macam ribā.” (HR. Baihaqi).

Page 7: Utang Piutang

HIKMAH MEMBERIKAN UTANG

Mendapat pahala dari Allah Akan mendapat pertolongan saat mengalami kesulitan Menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur Melatih rasa empati kepada orang lain Meningkatkan jiwa sosial pada diri kita

Page 8: Utang Piutang

Kisah Rasulullah dan Yahudi yang Menagih Utang

Suatu saat seorang Yahudi menghampiri Rasulullah Muhammad Shollallahu’alayhi wa sallam. Beliau memang memiliki sangkutan utang piutang dengan Yahudi tersebut. Dengan kasar Yahudi itu menarik selendang Rasulullah hingga lehernya memar. Si Yahudi berkata: ‘Bayar utangmu.. memang kalian ini, Bani Hasyim, suka mengulur-ulur utang!’ Yahudi itu habis-habisan memaki Rasulullah dan menghinanya. Padahal, waktu itu utang Rasulullah belum jatuh tempo.

Melihat tindakan orang yahudi yang kasar itu, sayyidina Umar bangkit dan berkata: ‘Ya Rasulullah.. izinkan aku memenggal leher orang ini!’ Rasulullah shollallahu’alayhi wa sallam berkata: “bukan itu yang aku dan dia perlukan darimu, wahai Umar. Perintahkanlah dia untuk belajar menagih utang dengan baik, dan mintalah aku untuk membayar utang dengan baik. Ketahuilah, utang ini belum jatuh tempo, masih adatiga hari lagi, berdirilah engkau wahai Umar. Bayarlah hak dia dan lebihkan 20 dinar dari jumlah piutangnya sebagai pengganti atas ancamanmu kepadanya.”

Page 9: Utang Piutang

Umar segera membayarkan hak orang Yahudi tersebut berikut tambahan sebanyak 20 dinar. Yahudi itu berkata: “Sebenarnya aku melakukan hal itu karena aku pernah membaca perihal sifat seorang utusan Allah dalam kitab Taurat. Aku menemukan seluruh sifat tersebut ada pada MUHAMMAD, kecuali dua sifat yang belum aku lihat dengan mataku sendiri, yaitu sifat Bijak dan Semakin arif bila menerima perlakuan kasar dari orang lain. Dan hari ini aku telah bisa membuktikan keduanya ada pada diri dia. Karena itu, aku menyatakan diri masuk Islam, dan uang ini (pembayaran piutang tadi) akan aku sedekahkan kepada orang-orang Muslim.”

Setelah berkata demikian, yahudi itu datang menemui Rasulullah shollallahu’alayhi wa sallam dan berkata, “Rentangkan tanganmu, MUHAMMAD. Aku bersaksi, Tidak ada Tuhan selain ALLAH dan engkau adalah RASULULLAH.”