89
SKRIPSI Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam di MA NW Rempung Kecamatan Pringgasela Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh: Azwar Zamhuri NPM: 09.01.01.0292 INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI (IAIH) PANCOR i

Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

SKRIPSI

Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam di MA NW Rempung Kecamatan Pringgasela

Tahun Ajaran 2014/2015

Oleh:

Azwar Zamhuri

NPM: 09.01.01.0292

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI (IAIH) PANCOR

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

T.A. 2014/2015

i

Page 2: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulilah dengan segenap jiwa dan raga penulis panjatkan puji syukur

kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

sehingga penulis mampu menyusun skripsi yang berjudul: "Visionary

Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan

Islam di MA NW Rempung Kecamatan Pringgasela Tahun Ajaran

2014/2015”.

Sholawat serta salam semoga abadi selalu tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing dan menuntun

ummatnya ke jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT, begitu pula bagi segenap

keluarga, para sahabat serta orang-orang yang meneladani dan mengikutinya.

Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan

skripsi ini. Bantuan dari berbagai pihak sangatlah bermanfaat , oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Ayahanda Ihsan Riadi Dan Ibunda Hasminiati yang membimbing dan

mencintai penulis dengan tulus dan sabar serta selalu mendoakan kesuksesan

untuk anaknya ini.

2. Dr. TGB. Zainul Majdi, MA. selaku Rektor Institut Agama Islam

Hamzanwadi (IAIH) Pancor beserta stafnya yang telah memberikan

kesempatan dan pelayanan kepada penulis.

ii

Page 3: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

3. Bapak Drs. Fathurrahman Mukhtar, S. S, M. Ag, selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah.

4. Bapak Azhari Fathurrahman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam

5. Ucapan terima kasih juga pada Aidatul Fitri, sosok prempuan yang selalu

memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan kewajiban akademik.

6. Semua pihak yang ikut membantu baik materiil maupun nonmateriil dalam

rangka menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mendapatkan imbalan

yang lebih besar dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh, Amin. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari Bapak/Ibu

dosen sangat penulis harapan demi mendapatkan hasil yang lebih baik di masa-

masa yang akan datang.

Selong, 16 Oktober 2014

Penulis

Azwar Zamhuri.

iii

Page 4: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5

E. Definisi Operasional ......................................................................... 6

BAB II : KAJIAN TEORI ............................................................................. 8

A. Visionary Leadership Kepala Madrasah dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam .............................................................. 8

1. Teori Visionary Leadership........................................................ 8

2. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam .............................. 12

B. Kendala-kendala dalam pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

(Madrasah) ...................................................................................... 16

C. Usaha Mengatasi Kendala-kendala yang dihadapi Visionary

Leadership dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam ....... 21

1. Pengembangan Administrasi Kurikulum....................................22

2. Pengembangan Sarana Prasarana ............................................. 24

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia .................................... 25

iv

Page 5: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 30

A. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 30

B. Jenis Penelitian ................................................................................ 30

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 31

D. Tekhnik Analisa Data ..................................................................... 33

BAB IV : PAPARAN DAN HASIL PENELITIAN.....................................34

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................34

B. Analisa Data......................................................................................39

1. Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam………………………………….….39

2. Kendala-kendala Dalam Pengembangan Madrasah…………....41

3. Usaha Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi

Visionary Leadership dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam……………………………………46

BAB V : PENUTUP.......................................................................................50

A. Kesimpulan.......................................................................................50

B. Saran.................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................53

v

Page 6: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, bahkan

masih banyak kegagalan dalam implementasinya di lapangan. Kegagalan demi

kegagalan antara lain disebabkan oleh manajemen yang kurang tepat,

penempatan tenaga tidak sesuai dengan bidang keahlian dan penanganan

masalah bukan oleh ahlinya, sehingga amanat Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 tentang Tujuan

Pendidikan Nasional tidak dapat diwujudkan.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.11

Saat ini perlu dikembangkan kepemimpinan bervisi yang dapat

mengakomodasi kebutuhan  dan  tuntutan  pendidikan  akan  pemberdayaan

dan  kemandirian.  Kekuatan kepemimpinan yang  bervisi  tersebut  tentu 

akan  menghasilkan  berbagai  kebijakan dan operasionalisasi kerja yang

dibimbing oleh visi sebagai dasar pencapaian tujuanya. Visi yang dijalankan

secara konsisten lebih berorientasi pada mutu baik  proses maupun hasil

1 Sekretariat RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Thn 2003, (Bandung: Citra Umbara), hlm. 7

vi

Page 7: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

pendidikan. Dengan demikian hal penting yang memposisikan diri sebagai

komponen yang memberikan pengaruh kuat pada efektifitas

pencapaian pendidikan berkualitas di era desentralisasi adalah Visionary

Leadership.

Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan peningkatan kualitas

pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership),

yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa

depan yang penuh tantangan. Selain itu, menjadi agen perubahan yang unggul

dan menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi juru

bicara yang fasih, menjadi pelatih yang profesional, serta dapat membimbing

personel lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan.

Kepemimpinan visioner ditandai oleh kemampuan dalam membuat

perencanaan dan langkah-langkah yang jelas sehingga dari rumusan visinya

tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan

lembaga yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan pendidikan,

penentuan sasaran dari rumusan visi tersebut dikenal dengan penentuan

sasaran bidang hasil pokok.

Madrasah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan Nasional tentu

memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius. Karena itu,

kepemimpinan madrasah ke depan dengan perubahan masyarakat yang

semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif, inovatif

dan dinamis. Kepala madrasah yang sekedar bergaya menunggu dan terlalu

berpegang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara struktural dan

vii

Page 8: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

tidak berani melakukan inovasi untuk menyesuaikan tuntutan masyarakatnya,

akan ditinggalkan oleh peminatnya.

Kepala madrasah sebagai pemimpin lembaga pendidikan dengan

berbagai fungsi dan perannya, tentunya orang yang paling bertanggung jawab

atas segala aktifitasnya serta maju atau mundur, baik atau jelek, kualitas atau

tidaknya sebuah pendidikan yang dipimpinnya. Maka tidak mengherankan bila

dia disebut sebagai orang pertama dan utama atas eksistensinya serta mutu

pendidikan yang dipimpinnya. Apalagi sampai kini kita masih kesulitan untuk

menghilangkan kesan, anggapan dan image masyarakat, bahwa sekolah yang

berlebel Islam di sebut pendidikan kedua “second class” dan bukannya

lembaga first class atau lembaga unggulan yang benar-benar dibutuhkan

masyarakat. Apalagi dalam menghadapi kompetesi yang begitu ketat, baik

antara lembaga pendidikan maupun outputnya, maka langkah-langkah dan

inovasi pendidikan merupakan suatu yang tidak bisa ditawarkan lagi dan harus

diwujudkan.

viii

Page 9: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Terlebih khusus di MA NW Rempung kecamatan Pringgasela yang

menurut hemat penulis sampai saat ini belumlah menjadi sekolah yang

diidamkan ataupun yang diprioritaskan oleh calon peserta didik. Ini terlihat

dari banyaknya warga (pelajar) desa Rempung yang lebih memilih

melanjutkan sekolah menengah atas-nya di luar desa. Dan minat pelajar luar

desa pun pada masyarakat tersebut sangat minim, terbukti dengan sedikitnya

(bahkan terkadang tidak ada) pelajar dari luar desa yang mendaftarkan diri

pada madrasah tersebut.

Sehubungan dengan masalah diatas maka penyusun tertarik untuk meneliti

tentang “Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam di MA NW Rempung Kecamatan Pringgasela

Tahun Ajaran 2014/2015.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas,

maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Visionary Leadership kepala madrasah dalam

mengembangkan lembaga pendidikan Islam di MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014?

2. Apakah kendala-kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam

mengembangkan lembaga pendidikan Islam di MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014?

ix

Page 10: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

3. Apakah usaha-usaha yang dilakukan kepala madrasah untuk mengatasi

kendala-kendala dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam di MA

NW Rempung kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui visionary leadership kepala madrasah dalam

mengembangkan lembaga pendidikan Islam di MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam

pengembangan lembaga pendidikan Islam di MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan kepala madrasah dalam

mengatasi kendala-kendala pengembangan lembaga pendidikan Islam di

MA NW Rempung kecamatan Pringgasela tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Lembaga

Sebagai sumbangan pemikiran penyusun dalam upaya pelaksanaan

visionary leadership dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam di

MA NW Rempung kecamatan Pringgasela.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

x

Page 11: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Sebagai informasi dan pertimbangan, apabila nanti terjun dalam lapangan

kepemimpinan pendidikan sekolah

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang visionary leadership

kepala madrasah dalam pengambangan lembaga pendidikan Islam.

E. Definisi Operasional

Penyusun membuat Definisi Operasional (DO) dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan

dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu

“Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga

Pendidikan Islam di MA NW Rempung Kecamatan Pringgasela Tahun Ajaran

2014/2015”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan sebagai berikut :

1. Visionary Leadership

Visionary Leadership adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke

depan dan diharapkan mampu meneropong apa yang akan terjadi di masa

depan.2

2. Lembaga Pendidikan Islam

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Lembaga pendidikan

Islam adalah suatu wadah atau tempat berlansungnya proses pendidikan

2  handayanityas, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, 14 Agustus 2014. http://edenhandayanityas.blogspot.com/2010/11/kepemimpinan-pendidikan.html

xi

Page 12: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Islam.3 Artinya lembaga pendidikan islam disini yaitu Madrasah Aliyah

Nahdhatul Wathan (MA NW) Rempung Kecamatan Pringgasela.

3 Bq. Widia Nita Kasih, 2012, Lembaga Pendidikan Islam, 14 Agustus 2014. http://bqwidianitakasih.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-lembaga-pendidikan-islam.html

xii

Page 13: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga

Pendidikan Islam

1. Teori Visionary Leadership

Kata visi berasal dari bahasa Inggris vision yang oleh kamus bahasa

Inggris karangan Webster didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak terlihat

oleh penglihatan biasa, sedang arti kata visi bisa disamakan dengan

pandangan dalam bahasa Indonesia. Pandangan disini diartikan sebagai

pandangan yang melihat jauh ke depan. Dengan berpandangan jauh ke

depan, kita dapat menandai apa saja yang akan terjadi di depan, baik itu

pencapaian tujuan, peluang, maupun kendala. Karena sifatnya yang tidak

terlihat oleh penglihatan biasa, sebuah visi biasanya didorong oleh sebuah

impian atau khayalan.

Visi adalah suatu inspirasi tentang keadaan pada masa mendatang.

Dalam visi ini terdapat komponen komponen optimis (berfikir positif) dan

hope (harapan).4 Visi terkadang kelihatannya mengawang-awang, tetapi

kita harus yakin dan mempunyai komitmen dan konsistensi untuk

mewujudkan visi tersebut, makanya arahnya yang perlu disesuaikan.

Sedangkan Leadership (Kepemimpinan) bersumber pada makna,

berbagai makna yang mendasari identitas kita sebagai manusia, baik secara

individual maupun kolektif, berbagai makna yang merupakan sumber bagi

nilai-nilai kita yang paling dalam. Kepemimpinan muncul dari visi 4 Hartono Sangkanparan, Otak Tengah Memang Dahsyat, (Jakarta: Visimedia, 2010), 112.

xiii

Page 14: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

mengenai apa yang dapat diraih oleh pemimpin bersama koleganya. Visi

mencakup cita-cita, impian yang berdasarkan pada berbagai makna dan

nilai fundamental yang membuat manusia mencapai kepenuhannya. Daya

dorong kepemimpinan mengalir dari visi bersama ini.Kepemimpinan

mewujud dalam setiap kesadaran atas peran, perasaan bahwa begitu

penting dan berartilah apa yang telah dilakukan atau dicapai para anggota,

perasaan bahwa tindakan yang dituntut memang penuh makna dan nilai,

dan kesadaran mendalam akan dimensi-dimensi heroik dari lembaganya.

Pemimpin visioner merupakan pemimpin yang mampu menghadapi

era perubahan dan era globalisasi yang multi dimensi, bukan sekedar

memahami keahlian teknis dan administratif.5 Peran kepemimpinan

menghasilkan berbagai kebijakan dan operasionalisasi kerja yang

dibimbing oleh visi yang akan dijadikan dasar pencapaian tujuan. Visi

yang dijalankan secara konsisten harus menuntut perubahan budaya yang

lebih berorientasi pada kualitas baik proses maupun hasil. Perubahan sikap

dan perubahan orientasi hanya terlaksana jika disertai perubahan

budaya.6Perubahan budaya diperlukan untuk mengubah kebiasaan-

kebiasaan lama yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan baru.7Dengan

demikian hal penting yang memposisikan diri sebagai komponen yang

memberikan pengaruh yang kuat pada produktivitas madrasah adalah

Visionary Leadership dan budaya madrasah.5 Burhanuddin Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri: Kumpukan esai tentang pembangunan sosial ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), 317.6 Adnan Buyung Nasution, Membongkar Budaya: Visi Indonesia 2030 dan Tantangan menuju Raksasa Dunia, (Jakarta: Buku Kompas, 2007), xi7 Rhenald Kasali, Change: Takpeduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), xiv.

xiv

Page 15: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Kepala madrasah memiliki peran yang sangat besar dalam

menciptakan budaya yang baik di madrasah karena fungsi kepala

madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju

madrasah dan pendidikan secara luas. Budaya madrasah akan baik apabila:

(1) kepala madrasah dapat berperan sebagai model, (2) mampu

membangun kerja sama, (3) belajar dari guru, staf dan siswa, dan (4) harus

memahami kebiasaan yang baik untuk terus dikembangkan.8 Sebagai

pengelola institusi satuan pendidikan, kepala madrasah dituntut untuk

selalu meningkatkan efektifitas kinerjanya.

Dalam menciptakan budaya madrasah yang kondusif, kepala

madrasah dan seluruh warga madrasah serta stakeholders harus

bekerjasama dalam segala hal dan saling berempati. Dalam suasana saling

memahami satu sama lain, budaya institusi yang lebih terbuka dan

produktif akan tercipta. Setiap anggota mengembangkan semangat tim,

saling memotivasi sehingga tercapai sebuah kekuatan tim, di mana setiap

anggota bertumbuh dan berkembang secara maksimal.9Kepala madrasah

harus senantiasa membuka diri dari pengaruh guru, staf dan siswa dalam

berbagai persoalan penting dalam lingkunganmadrasah dan luar madrasah.

Dengan kata lain Kepala madrasah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya sebaiknya senantiasa berorientasi pada kepuasan personal,

karena prinsip ini merupakan modal dasar kepala madrasah dalam

menciptakan budaya madrasah yang kondusif. Hal lain yang sama

8 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2003), 204.9 Fidelis E. Waruwu, Membangun Budaya Berbasis Nilai, ( Yogyakarta: Kanisius, 2010), 138.

xv

Page 16: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

pentingnya adalah perlunya kepala madrasah memiliki pengetahuan

kepemimpinan baik perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pelaksanaan,pengawasan, evaluasi, dan tindak lanjut atau umpan balik10

dalam suatu program madrasah dan pendidikan secara luas. Selain itu

kepala madrasahsebagai pemimpin memiliki potensi yang besar untuk

memantapkan dan menerapkan aspek-aspek budaya melalui lima

mekanisme pokok, yaitu perhatian, cara menghadapi krisis, model peran,

pengalokasian penghargaan dan kriteria penyeleksian dan penghentian

karyawan dalam rangka perwujudan budaya madrasah yang kondusif.

Kepemimpinan visioner kepala madrasah harus dapat menciptakan

budaya madrasah yang kondusif. Pemimpin harus mampu memberikan

visi atau arah yang jelas kemana organisasi akan dibawa, sehingga

pemimpin diharapkan dapat menciptakan budaya yang kondusif. Indikator

kemampuan tersebut antara lain dapat dilihat dari beberapa kriteria

kemampuan umum yaitu:(1) mampu memberdayakan guru untuk

melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif, (2)

dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan, (3) mampu membangun hubungan yang harmonis antara guru,

siswa dan staf dalam lingkungan sekolah serta hubungan yang harmonis

dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan madrasah, (4)

mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

10 Murniati A.R., Manajemen Stratejik: Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), 138.

xvi

Page 17: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

kedewasaan guru dan pegawai lain di madrasah, (5) bekerja dengan tim,

(6) mampu mewujudkan tujuan madrasah secara produktif.11

Dengan perilaku kepala madrasah yang demikian sangat diyakini akan

berhasil mewujudkan tujuan madrasah secara produktif. Karena itu kepala

madrasah perlu memiliki kompetensi yang diperlukan dalam

mengembangkan budaya yang produktif bagi pengembangan madrasah.

Visionary Leadership (Kepemimpinan visioner) kepala madrasah

merupakan kemampuan kepala madrasah dalam mencipta, merumuskan,

mengkomunikasikan/mentransformasikan dan mengimplementasikan

pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil

interaksi sosial diantara anggota madrasah dan stakeholders yang diyakini

sebagai cita-cita madrasah dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan

melalui komitmen semua personil.

2. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

a. Pengembangan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Masyarakat senantiasa mendambakan suatu lembaga pendidikan

yang berkualitas. Tantangan-tantangan pengembangan lembaga yang

senakin kompleks membutuhkan jawaban komprehensif sesuai dengan

kebutuhan12. Untuk dapat menjawab tantangan dan mampu merespon

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi diperlukan perombakan

sistem yang mendasar dalam suatu lemabaga pendidikan, yaitu

diperlukan suatu perencanaan terpadu dan menyeluruh untuk

11 Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing, 2012), 76-77.

12 A. Malik Fajar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, (LP3NI,:Jakarta, 1998), hlm. 37-45

xvii

Page 18: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

mengadaptasikan tujuan lembaga dengan kebutuhan masyarakat, serta

diperlukan adanya keterbukaan wawasan dan keberanian dalam

memecahkan totalitas masalah. Dan ini diperlukan keterpaduan dan

kejelasan antara cita-cita dan operasi, pemberdayaan dan reorientasi

sistem, inovasi dalam manajemen serta peningkatan sumber daya

manusia.13

Kurikulum yang disajikan harus senantiasa mengalami revisi-

revisi sebagian atau bahkan perombakan totalitas kurikulum yang ada

untuk di update sesuai dengan diskursus yang ada, sekaligus

menyesuaikan porsi yang wajar dalam penyebaran materi pelajaran

dalam berbagai bidang di sekolah sesuai dengan kebutuhan.14

Dilain pihak untuk memperoleh lembaga pendidan yang benar-

benar berkualitas, diperlukan rekonstruksi supaya mampu beradaptasi

dengan lingkungan. Lembaga pendidikan harus difahami sebagai

sistem terbuka. Rekonstruksi diarahkan untuk menjadi post birokrasi.

Model lembaga ini akan lebih memanfaatkan pendekatan frofesional,

yang mementingkan kerjasama di antara karyawan dan lingkungan

masyarakat. Implikasinya guru-guru yang memiliki kemampuan lebih

baik, walaupun dalam usia kerja yang belum terlalu lama harus

mendapat tempat selayaknya untuk mengembangkan lembaga.

Karena sifatnya tidak berdiri sendiri, maka lembaga pendidikan

perlu juga membangun hubungan dengan lembaga pendidikan dan

13 Abdurrahman Mas’ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001), hlm. 110-120

14 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta:Al-Husna Zikra, 1996), hlm. 337-339

xviii

Page 19: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

organisasi sosial lain, guna mendapatkan informasi terbaru tentang

efektifitas pengembangan lembaga maupun kelemahan-kelemahan yang

ada dalam pelaksanaan kinerja lembaga selama ini. Dengan demikian

maka orientasi kedepan lembaga untuk dapat menjawab kebutuhan

masyarakat yang senantiasa berkembang dapat diwujudkan.

b. Pola Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki

eksistensi yang penting dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa.

Pembinaan dan pengembangan lembaga pendidikan Islam merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas out put pendidikan yang

selama ini dikeluhkan oleh masyarakat maka dari itu pembinaan dan

pengembangan ini meliputi :

1) Peningkatan Kualitas

Dalam upaya memacu perkembangan kualitas pendidikan

madrasah maka perlu diterangkan program strategis yang mampu

mengangkat citra madrasah dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Program stategis itu meliputi:

a) Madrasah Model

Adalah sebuah strategis pengembangan kualitas pendidikan

madrasah ada 2 hal yang ingin dicapai melalui pembangunan

madrasah model yaitu:

1. Menciptakan madrasah-madrasah yang berkualitas yang

memiliki kelengkapan sarana dan pra sarana yang memadai

xix

Page 20: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

antara lain gedung, peralatan, bahan dan sumber belajar dan

memiliki tenaga kependidikan yang profesional sesduai

dengan standar kompetensi yang telah ditentukan

2. Madrasah model berperan sebagai "agent of change" yaitu

agen perubahan yang akan membawa madasah disekitarnya

untuk maju bersama-sama menjadi madrasah yang

berkualitas.

b) Madrasah Unggul

Madrasah yang memiliki keunggulan-keunggulan baik

pada bidang studi umum maupun Agama Islam

2) Pendidikan Dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan

pembelajaran bidang studi umum, mengingat sebagian besar guru

madrasah adalah guru Pendidikan Agama Islam.

3) Penataran

Di dalam buku pedoman pembinaan profesional guru tujuan

penataran adalah:

a) Menyampaikan gagasan pembaharuan

b) Meningkatkan kemampuan profesional dalam idang tertentu

Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

dan tujuan penataran sehingga bisa membangkitkan dan

menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan sesama anggota.

4) Penyediaan Bahan Atau Sumber-Sumber Belajar Guru Dan Siswa

xx

Page 21: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Penyediaan bahan-bahan dan sumber belajar seperti buku-

buku, peralatan peraga pendidikan dan peralatan laboratorium

merupakan program yang ikut strategis untuk menunjang

peningkatan kualitas pendidikan dimadrasah.

2. Kendala-kendala Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

(Madrasah)

Kendala-kendala yang dihadapi meliputi :

1. Siswa atau Anak didik

Sebagai pendidikan pada usia muda, Madrasah Aliyah (MA)

memegang peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian siswa.

Karena yang hendak dikembangkan adalah siswa, maka prinsip dasar yang

mesti dikembangkan adalah bahwa setiap siswa merupakan makhluk

manusia, yang sudah tentu tidak terlepas dari kecenderungan

manusiawinya.15

Siswa merupakan subyek pendidikan, yang meneruskan cita-cita

Bangsa dalam mengembangkan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam setiap

individu siswa yang menjadi permasalahan disini adalah perbedaan

kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran tidak sama. Sehingga

hal ini sangat mempengaruhi kualitas lulusan.

Oleh sebab itu guru dituntut untuk bagaimana caranya agar siswa

bisa menerima materi dengan baik. Tugas guru adalah memberikan

motivasi kepada siswa untuk selalu belajar.

15 Imam Bawani, Segi-Segi Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), hlm.191

xxi

Page 22: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

2. Pendidik

Madrasah merupakan lembaga kependidikan Islam yang menjadi

cermin sebagai umat Islam. Fungsi dan tugasnya adalah merealisasikan

cita-cita umat Islam yang menginginkan agar anak-anak didiknya menjadi

manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan. Dalam rangka upaya

meraih hidup sejatera duniawi dan kebahagiaan hidup diakhirat. Untuk

mencapai tujuan itu diperlukan profesionalisme.

Dalam dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan

kemampuan profesional. Sebagaimana yang dikemukakn oleh E. Mulyasa

sebagai berikut:

a. Yang berkaitan dengan diri sendiri1. Pengetahuan2. Ketrampilan3. Disiplin4. Upaya pribadi5. Kerukunan kerja

b. Yang berkaitan dalam pekerjaan1. manajemen dan cara kerja yang baik2. penghematan biaya3. ketepatan waktu.16

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor dari diri sendiri dan pekerjaan

pendidik akan menjadi hambatan bagi pengemangan madrasah.

Dengan demikian kepala madrasah sebagai pemegang pemimpin

tertinggi bersama-sama dengan komite untuk meningkatkan

profesionalisme pendidik. Dari segi diri sendiri diperlukan adanya

seminar, pelatihan-pelatihan ataupun workshop. Sedangkan yang berkaitan

dalam pekerjaan perlu dengan melengkapi sarana dan prasarana dalam

16 E. Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), hlm.131

xxii

Page 23: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

menunjang proses belajar mengajar, tunjangan gaji, uang transpor dan

lain-lain.

3. Dana

Dana (uang) memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan

merupkan masalah yang cukup mendasar di madrasah. Karena tanpa

adanya dana akan mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas

madrasah, terutama berkaitan dengan sarana, prasarana dan sumber

belajar.

Pengeluaran dana sekolah brdasarkan SKB Mendikbud dan Menkeu

No. 0585/k/1997 dan No. 590/kmk.03/03/1987, tanggal 24 September

1987 tentang peraturan SPP dan DPP meliputi: pelaksanaan pelajaran,

pengadaan prasarana atau sarana, pemeliharaan sarana dan prasarana,

kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan ujian dan

pengiriman aau penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas supervisi,

pengelolaan pelaksanaan pendidikan dan pendapatan.17

Dari uraian diatas dpat disimpulkan bahwa dana adalah aspek yang

penting dalam usaha mengembangkan madrasah. Untuk itu kepala

madrasah serta staf-stafnya hendaknya menjalankan peranannya

membantu seklah dalam anggaran dana.

Maka, suatu keharusan bagi madrasah untuk mengembangkan

berbagai aneka sumber dana dengan menjalin kerjasama dengan para

pengusaha, industri, perdagangan dan sebagainya untuk mendapatkan dana

17 Ibid. , hlm. 203

xxiii

Page 24: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

pendidikan yang lebih banyak agar madrasah dapat melayani kebutuhan

masyarakat.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian dari alat pendidikan yang

sangat penting guna menunjang keberhasilan pendidikan. Pengelolaan

sarana dan prasarana yang baik akan sangat membantu perkembangan dan

kemajuan madrasah itu sendiri, karena faktor penting yang mempengaruhi

kemajuan madrasah adalah sarana dan prasarana yang memadai dalam

proses belajar mengajar. Alat-alat pelajaran sangat penting dalam

menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun, masih banyak kekurangan-

kekurangan yang dihadapi madrasah untuk meningkatkan mutu.

Terbatasnya sarana pendidikan yang kurang memadai menghambat minat

dan bakat siswa sekaligus menghambat maju dan berkembangnya

madrasah itu sendiri.

Untuk melengkapai fasilitas madrasah yang masih kurang dan dana

yang tidak mencukkupi ST. Vembrianto mengemukakan bahwa:

kekurangan gedung madrasah, mobiler, teks books, alat-alat peraga, buku-

buku untuk perpustakaan, alat praktikum, ruang laboratorium dan biaya

semuanya adalah problem yang sangat sulit.18

Sebagai alternatif lain yang bisa dilakukan madrasah adalah dengan

meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan masyarakat yaitu dengan

membentuk donatur-donatur tetap.

18 ST. Vembrianto, Kapita selekta Pendidikan I, (Yogyakarta: Paramita, 1984), hlm. 35

xxiv

Page 25: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

5. Peran serta masyarakat

Partisipasi masyarakat mengacu pada adanya keikutsertaan

masyarakat secara nyata dalam suatu kegiatan. Masyarakat harus menjadi

partner madrasah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran,

karena kerjasama diantara keduanya sangat penting dalam membentuk

pribadi siswa.

Mulyasa mengungkapkan bahwa madrasah dan masyarakat merupakan

parnership dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek

pendidikan diantaranya:

1) Sekolah dengan masyarakat merupakan satu kesatuan dalam

menyelenggarakan pndidikan dan pembinaan pribadi peserta didik.

2) Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama

dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi

juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, seta

mencari alternatif pemecahannya.

3) Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil

bagian serta bantuan dalam pendidikan dimadrasah, untuk

mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai harapan

peserta didik.19

Melihat pentingnya peranan masyarakat dalam pengelolaan dan

pengembangan pendidikan, masyarakat diharapkan berperan serta dalam

19 Mulyasa, Op-Cit. , hlm. 172

xxv

Page 26: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

ikut memikirkan dan memberikan masukan terhadap madrasah demi

kemajuan pendidikan.

3. Usaha Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Visionary Leadership

dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

Madrasah memiliki peranan yang cukup besar dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, karena madrasah lahir dari prakarsa dan

partisipasi masyarakat melalui niat suci lillahita'ala.

Kelahiran madrasah di latar belakangi oleh keinginan untuk

menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Eksistensi madrasah

dalam kancah Dunia pendidikan semakin terjaga, hal ini terbukti dengan

semakin berkembangnya madrasah baik segi kualitas maupun kuantitas

peningkatan kualitas baik dari segi input pendidikan, proses pendidikan

maupun output pendidikan merupakan suatu keharusan bagi madrasah. Maka

dari itu lembaga-lembaga pendidikan yang berciri khas Islam harus selalu

meningkatkan kualitas pendidikanya, sehingga lembaga-lembaga tersebut

dapat menghasilkan manusia-manusia unggulan yang dapat bersaing dengan

bangsa lain.

Adapun sebagai usaha visionary leadership kepala madrasah dalam

pengembangan lembaga pendidikan Islam di antaranya buat pembaharuan

pendidikan di madrasah;

1. Pengembangan Administrasi kurikulum

xxvi

Page 27: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Kurikulum adalah serangkaian kegiatan dan pengalaman belajar

yang direncanakan, diorganisasikan dan diprogramkan untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Penyusunan suatu program pendidikan di sekolah bergantung

kepada nilai-nilai, teori, yang bertalian pada tujuan, sifat dan pengajaran

pengetahuan serta konsep tentang belajar, dimana ketiga komponen ini

saling berhubungan. Kegiatan administrasi sekolah diarahkan kepada

pencapaian tujuan pendidikan yaitu tujuan pendidikan yang tergambar

dalam kurikulum sekolah masing-masing, lebih jelas sebagaimana yang

telah diungkapkan oleh Ngalim Purwanto sebagai berikut:

Administrasi kurikulum mencakup penyususnan kurikulum

pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti antara lain

pembagian tugas mengajar pada guru, penyusunan silabus atau rencana

pengajaran harian dan mingguan

Kegiatan administrasi kurikulum secara rinci dapat dikerjakan dalam

kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, meliputi:

1) Pembagian tugas mengajar

2) Pembagian atau tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler

3) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar

b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, meliputi:

1) Penyusunan jadwal mengajar

2) Penyusunan program berdasarkan satuan waktu (catur wulan,

semester, tahunan)

3) Penyusunan daftar kemajuan murid

xxvii

Page 28: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

4) Penyelenggaraan evaluasi belajar

5) Laporan evaluasi

6) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan.20

Dengan demikian kurikulum suatu sekolah pada dasarnya

merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila tujuan

pendidikan tidak atau kurang berhasil orang akan cenderung untuk

meninjau kembali kurikulum. Karena kurikulumnyalah yang berkaitan

dengan tujuan pendidikan, kualitas pendidikan dan relevansi hasil

pendidikan dengan masyarakat yang ada. Kurikulum yang tidak sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sesuai

dengan tuntutan masyarakat serta tenaga kerja perlu ditinjau dan

direnovasi.

Dalam melaksanakan kurikulum yang begitu luas ini, kepala

madrasah sebagai supervisor harus mampu mendelegasikan wewenang dan

tanggung jawab kepada guru dan mengawasinya serta dapat menciptakan

iklim kerjasama yang harmonis dan saling bertanggung jawab atas tugas

masing-masing.

2. Pengembangan sarana prasarana

Suatu proses mungkin tidak akan berhasil dengan mengabaikan

adanya sarana dan prasarana. Kalaupun ada bukanlah keberhasilan yang

20 Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta: Bina aksara, 1984), hlm. 31

xxviii

Page 29: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

sempurna. Dengan kenyataan inilah dapat dikatakan bahwa sarana dan

prasarananya mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Sarana sekolah adalah semua peralatan dan perlengkapan yang

langsung di gunakan dalam proses atau kegiatan pendidikan misalnya

gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain sebagainya.

Sedangkan prasarana adalah merupakan bagian dari semua

komponen yang secara tidak langsung menunjang proses belajar

mengajar atau proses pendidikan sekolah misalnya tata tertib sekolah,

jalan menuju kesekolah dan lain sebagainya.

Sarana dan prasarana merupakan bagian dari alat pendidikan yang

sangat penting guna menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu

perlu sekali adanya pengelolaan pendidikan yang baik, sebagaimana

dikatakan bahwa suatu sekolah dapat berhasil atau berjalan dengan baik

dan lancar apabila pengelolaan sarana dan prasarana itu baik.21

Kemudian agar sekolah itu agar dapat melaksanakan kegiatan-

kegiatan dalam rangka menunjang proses belajar dan mengajar pendidikan

dengan baik, di harapkan adanya sarana dan prasarana sebagai berikut;

1. Ruang belajar

2. Ruang perpustakaan

3. Ruang laboratorium

4. Ruang ketrampilan

5. Ruang kesenian

6. Ruang usaha kesehatan sekolah (UKS)

21 Oteng Sutrisno, Op.Cit , hlm. 77

xxix

Page 30: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

7. Fasilitas olah raga

8. Ruang bimbingan dan penyuluhan (BP)

9. Ruang kepala sekolah

10. Ruang administrasi

11. Ruang guru

12. Ruang koperasi, kafetaria, serta

13. Ruang-ruang lain sesuai dengan kebutuhan.22

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. Pendidik

Dalam dunia pendidikan Islam, pendidikan adalah orang-orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi

afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.

Pendidik sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam

pendidikan perlu ditingkatkan kualitasnya, yang dapat dilakukan

melalui antara lain:

1) Mengaktifkan pendidik. Keaktifan pendidik atau guru ini sangatlah

penting, sebab berjalan atau tidaknya program pendidikan

dimadrasah berada dalam tangan guru atau pendidik.

2) Meningkatkan pengetahuan dalam hal yang ada hubungannya

dengan profesi, bersamaan dengan berkembang pesatnya ilmu

pengetahuan dan teknologi serta pola kehidupan masyarakat.

Pendidik dituntut untuk selalu bisa mengikuti perkembangan

22 Tim Dosen IKIP jurusan Administrasi Pendidikan, FIP, IKIP, Malang, hlm. 138-139

xxx

Page 31: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

pengetahuan yang ada, yang dapat dijadikan bekal untuk mendidik

siswa-siswi yang kelak akan hidup pada zamannya sendiri.

3) Mengadakan musyawarah atau rapat

Musyawarah atau rapat merupakan forum bagi para guru untuk

menyelesaikan problem-problem yang dihadapi dalam kaitannya

dengan program pendidikan dan pengajaran. Sehingga forum ini

pun turut menunjang usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan

yang dilakukan oleh pihak madrasah.

4) Mengadakan studi komperatif

Studi ini dilaksanakan degan mengadakan lawatan atau kunjungan

ke madrasah lain yang lebih maju dan kompeten baik dalam bidang

akademik maupun bidang administrasi madrasah.

Selain dari itu, yang harus dilakukan oleh seorang pendidik

untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dalam mengajar seorang

pendidik harus mempunyai cita-cita tertentu. Seperti memiliki

kepribadian yang matang dan berkembang, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, mengembangkan profesionalisme, dan

selalu membangkitkan minat siswa untuk belajar.

b. Siswa

Dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam, maka tidak

lepas dari peserta didik. Peserta didik merupakan individu yang selalu

bertumpu dan berkembang. Untuk itu agar proses belajar mengajar

xxxi

Page 32: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

dapat berjalan secara aktif maka pendidik perlu memiliki pengetahuan

yang mendalam tentang hakikat peserta didik sehingga dalam

melaksanakan pendidikan tidak mengalami kesulitan. Sehingga usaha-

usaha yang akan dilakukan adalah seperti mengaktifkan peserta didik,

membentuk kelompok belajar, mengadakan ekstra kurikuler,

mengadakan pengalaman langsung.

c. Pegawai

Dalam lembaga pedidikan, tenaga kerja pegawai dapat

dibedakan menjadi dua kelompok sebagai berikut:

1. Tenaga teknis atau tenaga profesional atau tenaga edukatif, yakni

personal pelaksana proses belajar mengajar dan kegiatan

kependidikan lainnya.

2. Tenaga administrativ atau tenaga non edukatif, yakni personel yang

tidak langsung bertugas mewujudkan proses belajar mengajar,

antara lain meliputi pegwai tata usaha, pegawai laboratorium,

keuangan, sopir, psuru, jaga malam, pegawai perpustakaan dan

lain-lain.23

Dalam rangka meningkatkan efisien kerja, masalah pembinaan

pegawai menempati kedudukan yang penting, program pembinaan

pegawai meliputi aspek yang cukup luas antara lain mengenai

peningkatan kemmpuan kerjanya, peningkatan dedikasi, moral dan

disiplin kerja pengarahan dan pembentukan motif kerja yang objektif.

Peningkatan kemampuan dan kemahiran kerja dapat ditempuh dengan

23 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Gunung Agung), hlm. 165

xxxii

Page 33: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

jalan menambah pengetahuan dan laihan-latihan bagi para personal

melalui penataran/ up-grading, tugas belajar, latihan kerja (job

training) dilingkungan sendiri atau lingkungan lain dan didalam atau

diluar negeri. Program peningkatan kemampuan kerja harus diarahkan

untuk:

a. Memungkinkan tenaga kerja yang tersedia dipergunakan secara

berdaya gunan dan berhasil guna

b. Menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan dan produktif

dalam rangka mencapai tujuan

c. Meningkatkan perkembangan tenaga kerja sampai batas

kemampuan maksimal masing-masing dan sesuai pula dengan

perkembangan cara dan peralatan kerja yang terbaru dan terbaik.24

d. Pengembangan Peran Serta Masyarakat

Suatu lembaga pendidikan tidak akan berhasil dalam pendidikan

tanpa dukungan masyarakat. Demikian pula masyarakat, memerlukan

lemabga pendidikan guna mewriskan nilai-nilai yang ada

dimasyarakat. Hubungan madrasah dan masyarakat adalah suatu proses

komunikasi antara madrasah dan masyarakat dengan maksud

meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan

praktek pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama dalam

usaha memperbaiki madrasah. Madrasah didirikan oleh masyarakat

untuk meneladani kepentingan masyarakat. Madrasah berfungsi

konservatif, inovatif dan selektif.

24 Ibid. , hlm. 67

xxxiii

Page 34: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Mengingat begitu pentingnya hubungan antara madrasah dengan

masyarakat, maka penting direalisir berbagai bentuk dan cara

pelaksnaannya. Beberapa bentuk atau cara yang telah dikenal adalah:

Open door politics, atau pembinaan kesempatan pada orang tua murid

berkunjung ke madrasah untukmembicarakan madrasah khususnya

yang terjadi pada anaknya, home visiting atau kunjungan madrasah ke

rumah murid, penggunaan resources persons, dan pengadaan serta

mengefektifkan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan yang

disingkat dengan BP3.

Adapun tujuan dari hubungan madrasah dengan masyarakat

banyak sekali, tetapi tujuan pokoknya:

1) Mengembangkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak-anak

2) Meningkatkan tujuan dan kualitas kehidupan masyarakat

3) Mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam

membantu pendidikan yng diselenggarakan oleh pemerintah.25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

25 Ngalim Purwanto, Op.Cit , hlm. 190

xxxiv

Page 35: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Penelitian ini akan mulai dilaksanakan sekitar bulan september sampai semua keterangan dan data yang

dibutuhkan telah terkumpul.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di Madrasah Aliyah (MA) NW Rempung kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok

Timur. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi penelitian disana karena akses peneliti lebih mudah dan memiliki

hubungan emosional dengan madrasah tersebut.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Maksud dari kualitatif

menurut Djam’an Satori dan Aaan Qomariah bahwa:

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap

situasi social tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,

dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tekhnik pengumpulan dan analisa

data yang relevan yang diperoleh dari situasi alamiyah.26

Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor, penelitian Kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.27

Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, menjelaskan

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda, metode ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama yang relevan dan

obyektif. Dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Observasi

26 Mijahamudin, dkk, Penelitian Pendidikan (Selong: PGSD STKIP, 2013), Hal. 2627 S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta) hal. 36

xxxv

Page 36: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Metode observasi adalah “suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena

yang diselidiki".28 metode ini digunakan untuk memperoleh datatentang letak dan keadaan geografis, sarana dan

prasarana pendidikan, keadaan guru dan murid serta pelaksaan kepemimpinan kepala sekolah dalam proses

pendidikan, meliputi sejarah berdirinya sarana dan prasarana yang menyebabkan kemajuan baik yang

dimanfaatkan guru maupun siswa.

2. Metode Interview

Metode interview adalah “cara pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan

sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.29 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dan pola yang diterapkan di MA NW Rempung kecamatan

Pringgasela. Dalam hal ini pihak-pihak yang di interview adalah kepala sekolah, guru dan karyawan.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “apabila menyelidiki ditujukan dalam penguraian dan penjelasan apa

yang telah lalu dengan melalui sumber-sumber dokumen.30 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran

umum sekolah, sejarah berdirinya dan sebagainya.

4. Metode Angket

Metode angket atau Questionaire adalah alat penelitian berupa

daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah

responden.31

Responden adalah orang yang memberikan tangggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan.32

Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kualitas kepemimpinan kepala

madrasah khususnya dalam memberlakukan guru-guru dan karyawan dalam pelaksanaan pendidikan.

Dan angket ini sebagai pernyataan yang ditujukan kepada kepala madrasah di MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela.

D. Tekhnik Analisa Data

28 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach II, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1994), hlm. 13629 Ibid. , hlm. 19330 Winarno Surachmad, Dasar-Dasar Dan Teknik Research, (Jakarta: Tarsito, 1990), hlm. 13231 S. Nasution, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), hlm. 16932 Sanapiah Faisal, Dasar Dan Teknik Menyusun Angket, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 2

xxxvi

Page 37: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya data tersebut diolah dan disajikan dengan

menggunakan suatu metode, karena dalam penelitian ini tidak menggunakan data berupa angka, maka metode yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana dengan analisis deskriptif berusaha memaparkan secara detail tentang

hasil penelitian sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto "pada umumnya penelitian deskriptif merupakan

penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesa.33

Dengan menggunakan metode deskriptif ini, penulis dapat menyajikan data yang ada, baik dengan metode

informan maupun analisis kemudian diolah untuk kesempurnaan penulis skripsi.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Segala bentuk data informasi yang penulis susun dalam BAB IV ini

bersumber dari hasil lapangan, baik dengan memanfaatkan metode observasi,

dokumentasi, wawancara maupun angket. Terkait dengan table-tabel data

yang ada, penulis dapatkan dari KTU (Ketua Tata Usaha) berupa laporan

bulanan madrasah Aliyah (MA) NW Rempung kecamatan Pringgasela.

1. Profil Madrasah

1) Nama Madrasah : MA

NW Rempung

33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 208

xxxvii

Page 38: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

2) Alamat Madrasah :

Rempung, kecamatan Pringgasela,

kabupaten Lombok Timur, provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB).

3) Tahun Berdiri : 14

Juli 1986

4) Status Akreditasi : C

5) Nomor NPSN :

50222535

6) Nama Organisasi :

Nahdhatul Wathan

7) Luas Tanah :

564,5 M

- Status

:

Milik organisasi

- Letak

: Jln.

Pendidikan Rempung

- Luas Bangunan : 400

M

8) Nomor Rekening :

BRI. 3575-01-012957-53-4

xxxviii

Page 39: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

9) Jumlah Lokal :

Tabel Data Jumlah Lokal MA NW Rempung

Tahun Ajaran 2014/2015

LOKAL JUMLAH B RR RB KETR

           

a. Jumlah Ruang Belajar : 4        

b. Ruang Kepala Madrasah : 1 1     Sementara

c. Ruang Tata Usaha : 1 1     Sementara

d.Ruang Guru : 1 1     Sementara

e. Ruang Perpustakaan : 1 1     Sementara

f. Ruang Multimedia : 1   1    

g. Ruang Laboratorium :          

- Lab. IPA :          

- Lab. Komputer :          

- Lab. Bahasa :          

h. Kamar mandi/WC : 2 2      

i. Ruang BP/BK : 1   1   Darurat

j. Ruang PMR :          

k. Gudang : 1 1      

l. Mushalla :          

m. Kantin : 1 1      

Jumlah : 14 8 1    

10) . Waktu PBM :

06.30 – 14.30 WITA

11) . Jumlah Jam : 176

JP/minggu

xxxix

Page 40: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

2. Inventaris Madrasah

Tabel Data Keadaan Inventaris MA NW Rempung

Tahun Ajaran 2014/2015

NO NAMA BARANG/ALATJUMLA

H

KONDISI  KETR

B RR RB LOKASI

A KEADAAN MEUBELER            

1 Meja Kepala Madrasah 1 Stell √        

2 Meja Tata Usaha 4 Stel √        

3 Meja Guru 1 Set √        

4 White Board 4 Buah √        

5 Almari 5 Buah √        

6 Rak Buku 4 Buah √        

7 Papan Absen Kelas 4 Buah √        

8 Feeling Kabinet 3 Buah √        

9 Kursi Tamu 1 Stell √        

B ALAT-ALAT PERAGA            

1 Globe 1 Buah √        

2 Peta Dunia 1 Buah √        

3 Peta Indonesia 1 Buah √        

4 Rangka Manusia 1 Buah √   √    

C

ALAT-ALAT OLAH

RAGA            

1 Bola Volly 2 Buah √        

2 Tenis Meja 2 Buah   √      

3 Bola Basket 2 Buah √        

4 Lembing 4 Buah √        

5 Cakram 4 Buah √        

xl

Page 41: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

6 Tolak Peluru 5 Buah √        

7 Matras 1 Buah √        

8 Bak Lompat 1 Buah √        

C ALAT-ALAT LAIN            

1 Komputer 1 Set   √      

2 Mesin TIK 1 Set √        

3 Printer Cannon 1 Set √        

4 Laptof Axio 14 " 1 Set √        

5 Note Book Accer 1 Set √        

3. Data Guru dan TU

Tabel Data Sebaran Guru Mata Pelajaran

MA NW Rempung Tahun Ajaran 2014/2015.

NO NAMA GURUPEND.

TERAKHIR MATA PELAJARAN KET

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Sabri, SS, S. PdI

Drs. Anhar

M. Kazuani, S. Ag

Zakaria, S. Ag

Diana Zakiah, S.Pd

Tohariyatul Qolbiati, S.Pd

Zulhidayani, S. Pd

Zailiyati, S.Pd

Hamdani, S. Ag

M. Saufi, S. Pd

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

Bahasa Arab & MULOK

PKWN & Seni Budaya

Sosiologi & Sejarah

Qur’an-Hadits & SKI

Matika, Bio, Kimia

Matematika & Fisika

Ekonomi

B. Inggris & KBI

Fiqih & Aqidah

Geografi

KAMAD WAKAM

AD

KTU/GTY

GTY

GTY

GTY

GTY

GTY

GTY

GTY

xli

Page 42: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

11

12

13

14

Masruri, S. Pd

Erni Johari, S. Pd

Muhardi, S. Pd

Akhmad Marzoan, S. Pd

S1

S1

S1

S1

Penjakes

B. Indonesia

C. Indonesia

TIKOM

GTY

GTY

GTT

GTT

Data Sebaran Pegawai Tata Usaha MA NW Rempung

Tahun Ajaran 2014/2015.

NO. NAMA ALAMAT PENDIDIKAN

TERAKHIR

JABATAN

1. M. Kazuani, S. Ag Rempung S1 KTU

2. Akhmad Marzoan, S. Pd Rempung S1 Staf TU

3. Zailiyati, S. Pd Rempung S1 Bendahara

4. Supriyadi Rempung SLTA TU Umum

4. Data Siswa

Keadaan Siswa MA NW Rempung

Tahun Pelajaran 2014/2015.

NO KELASJUMLAH

JUMLAHLaki-laki Perempuan

1 I 14 18 32

2 II 24 16 40

3 III 15 18 38

xlii

Page 43: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Total Keseluruhan 110

B. Analisa Data

4. Visionary Leadership Kepala Madrasah Dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam

a. Tentang Visionary Leadership kepala madrasah MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela.

Sangat penting kiranya seorang kepala madrasah berfikir

kedepan dan berani melakukan terobosan baru guna memajukan

sebuah lembaga pendidikan. Oleh karenanya, visionary leadership

haruslah ada pada diri seorang pemimpin.

Kepala Madrasah Aliyah (MA) NW Rempung termasuk yang

bisa dianggap pemimpin visioner, itu terbukti dari beberapa terobosan

yang dilakukannya. Misalnya berani menggratiskan seluruh biaya

sekolah bagi siswa dan hanya satu kelas yang menggunakan kurikulum

2013 karena sarana-prasarana madrasah yang belum mendukung. Ia

juga mampu memahami situasi dan kondisi peserta didik sehingga

xliii

Page 44: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

program-program ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa tepat

sasaran.

(Wawancara dengan Ust. Sobri, S.Pdi pada hari rabu, tanggal 03

September 2014 jam 09.30 WITA).

b. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

1.) Pengembangan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Masyarakat pada umumnya senantiasa mendambakan suatu

lembaga pendidikan yang berkualitas, termasuk di lingkungan MA

NW Rempung kecamatan Pringgasela. Untuk itu diperlukan

sebuah rekonstruksi pada madrasah agar bisa menjawab dan

mewujudkan harapan masyarakat.

Madrasah Aliyah (MA) NW Rempung kecamatan

Pringgasela dalam mengupayakan pengembangan lembaga

pendidikannya menerapkan pendekatan professional. Artinya

tenaga pendidik yang digunakan benar-benar berdasarkan standar

pendidik yang berkualitas, bukan karena nepotisme.

Selain itu, dalam usaha pengembangan madrasah, pihak

madrasah memaksimalkan kerjasama-kerjasama yang bisa

xliv

Page 45: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

dibangun dengan lembaga pendidikan lain dan juga dengan

pemerintah setempat.

2.) Pola Pembinaan dan Pengembangan Madrasah

Dalam melakukan pembinaan dan pengembangan madrasah,

beberapa usaha yang dilakukan meliputi :

a. Hiziban bersama setiap bulan dengan siswa dan masyarakat

untuk membangun hubungan emosional dan rasa kebersamaan

serta pembinaan IMTAK bagi siswa.

b. Melaksanakan pelatihan dan penataran guna meningkatkan

SDM guru maupun staf TU.

c. Berusaha melengkapi sarana dan prasarana madrasah untuk

mendukung peningkatan mutu dan out put yang berkualitas.

d. Menjalin kerjasama dengan semua pihak terutama dengan pihak

yayasan dan pemerintah dalam mengembangkan lembaga

pendidikan.

5. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Madrasah

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan lembaga

pendidikan MA NW Rempung kecamatan Pringgasela dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Siswa (Peserta Didik)

xlv

Page 46: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Beberapa kendala terkait peserta didik di MA NW Rempung dapat

penulis susun sebagai berikut :

1) Madrasah Krisis siswa

Sebuah lembaga pendidikan bisa dianggap maju atau

difavoritkan oleh maasyarakat apabila memiliki banyak siswa, hal

ini menjadi masalah tersendiri di MA NW Rempung. Dua tahun

terakhir MA NW Rempung minim peminat, banyak siswa yang

yang dari desa sendiri lebih memilih untuk melanjutkan

pendidikannya di luar baik itu SMA, SMK maupun MA negeri.

2) Kemampuan dan jiwa psikologis siswa berbeda-beda

Guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan

proses belajar mengajar karena tingkat kecerdasan dan jiwa

psikologis siswa berbeda-beda karenanya dalam penanaman jiwa

psikologis siswa harus selalu siap menerima pelajaran dari guru

dan jika kemampuannya kurang berarti pelaksanaannya diperlukan

penambahan jam khusus untuk menjelaskannya.

Berdasarkan wawancara dengan Ust. Sobri selaku kepala

madrasah menyatakan bahwa siswa di MA NW Rempung terdiri

dari berbagai karakter dan latar belakang pendidikan dan sosial

yang beragam. Seperti halnya terdapat lulusan dari SMP dan MTs,

sehingga apabila ada pelajaran bahasa Arab maupun pelajaran

Islam lainnya guru memberikan pelajaran yang paling dasar. Latar

belakang mereka berbeda-beda yaitu dari keluarga petani, PNS,

wiraswata dan lain-lain.(Hasil wawancara dengan Ust. Sobri,

xlvi

Page 47: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

S.Pdi selaku kepala MA NW Rempung pada Tgl 03 September

2014, Jam 09.30 WITA).

3) Kegiatan Ekstrakulikuler kurang Diminati

Dalam peningkatan kualitas peserta didik, kegiatan

ekstrakulikuler sangatlah berperan, tapi yang terjadi di MA NW

Rempung adalah siswa kurang minat untuk mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler. Ini terbukti hanya kegiatan pramuka yang bisa

hidup, sedangkan yang lainnya sulit berjalan.

Menurut Ust. Sobri, ini disebabkan factor siswa sendiri

yang di luar jam sekolah lebih banyak membantu orangtua di

sawah sehingga kegiatan ekstrakuikuler selain pramuka sulit

berjalan. .(Hasil wawancara dengan Ust. Sobri, S.Pdi selaku

kepala MA NW Rempung pada Tgl 03 September 2014, Jam 09.30

WITA).

4) Kedisiplinan siswa masih rendah

Sikap disiplin adalah pangkal dari kesuksesan, salah satu

penyakit siswa di MA NW Rempung adalah kurangnya

kedisiplinan para siswa. Hal ini terlihat dari seringnya ada

beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah ataupun belum

memasuki ruangan kelas saat bel masuk telah dibunyikan.

b. Pendidik

xlvii

Page 48: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Beberapa kendala guru yang ada di MA NW Rempung kecamatan

Pringgasela dalam pengembangan madrasah sebagai berikut :

1) Guru ada yang mengajar di tempat lain

2) Masih ada mata pelajaran yang dipegang oleh guru yang tidak

sesuai dengan bidangnya.

3) Inovasi dan kreasi guru masih kurang

c. Dana

Berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah yang

menyatakan bahwa dalam mengembangkan suatu lembaga pendidikan

Islam maka itu tidaklah luput masalah dana karena dengan dana

tersebut maka semuanya akan terlaksanan. Untuk memenuhi segala

kebutuhan yang menunjang proses belajar-mengajar memang

dibutuhkan dana yang sangat besar, tidak bisa hanya mengandalkan

dana dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). (Hasil wawancara

dengan Ust. Sobri, S. Pdi selaku kepala madrasah pada Tgl 04

september 2014, Jam 11.30 WITA).

d. Sarana dan Prasarana

Alat-alat pelajaran sangat penting dalam menunjang kegiatan

belajar-mengajar, namun masih banyak kekurangan yang dihadapi oleh

madrasah aliyah (MA) NW Rempung untuk meningkatkan mutu.

xlviii

Page 49: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Terbatasnya sarana pendidikan menghambat menghambat bakat dan

minat siswa yang tentu berpengaruh pada terhambatnya juga

pengembangan madrasah itu sendiri.

Terlebih tahun ini madrasah diwajibkan untuk menggunakan

kurikulum 2013, sebuah kurikulum yang menitik beratkan pada

IMTAK peserta didik. Kurikulum menuntut jam sekolah selsai pukul

15.00 WITA, sementara di dalam madrasah sendiri tidak ada musholla

(masjid madrasah). Ini tentu keadaan yang sangat tidak mendukung

dalam pengembangan madrasah. Lahan madrasah yang sempit sangat

menyulitkan untuk membangun musholla dan bangunan-bangunan

pendukung lainnya.(Hasil wawancara dengan Ust. Sobri, S. Pdi selaku

kepala madrasah pada Tgl 04 september 2014, Jam 11.30 WITA).

e. Peran serta masyarakat

Masalah rendahnya tingkat apresiasi dan partisipasi masyarakat

dalam usaha pengembangan madrasah telah menjadi rahasia umum,

tidak mengherankan jika selama ini madrasah cenderung menjadi

semacam “barang asing” yang karenanya tidak bisa akrab dan dekat

dengan masyarakat. Madrasah masih dianggapnya sebagai sekolah

bagi anak pinggiran atau kurang mampu sekolah di luar, sehingga di

mata masyarakat madrasah sebagai sekolah yang nomor dua bila

dibandingkan dengan sekolah umum lainnya. Sehubungan dengan

problem ini kepala madrasah menyatakan bahwa:

xlix

Page 50: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

“Kendalanya masih terpusat pada kepercayaan masyarakat

terhadap madrasah masih memandang madrasah dengan sebelah mata,

sehingga masih menjadi pilihan utama. Dalam kaitnnya dengan

masalah ini, maka perlu bagi kami secara ekstra untuk

mensosialisasikan madrasah ini pada masyarakat”. (Hasil wawancara

dengan Ust. Sobri, S. Pdi selaku kepala madrasah pada Tgl 04

september 2014, Jam 11.30 WITA).

6. Usaha Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Visionary

Leadership dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

Visionary Leadership kepala madrasah merupakan elemen sangat

esensial dalam sebuah lembaga pendidikan. Dalam kepemimpinannya

kepala madrasah mempunyai tanggung jawab sebagai mediator,

dinamisator, katalisator, motivator maupun sebagai motor penggerak bagi

komunitas yang dipimpinnya. Senantiasa laju pertumbuhan dan

perkembangan pendidikan semata-mata tergantung kepada kualitas

kepemimpinan kepala madrasah.

Terlebih, banyak kendala yang dialami oleh MA NW Rempung

kecamatan Pringgasela untuk maju dan berkembang. Mulai dari lahan

madrasah yang sempit sampai persoalan krisisnya siswa. Disinilah sangat

dibutuhkan sosok visionary leadership untuk berani melakukan terobosan-

terobosan baru guna menyelesaikan setiap persoalan yang ada.

l

Page 51: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Adapun usaha kepala madrasah dalam mengatasi kendala-kendala

pengembangkan lembaga pendidikan Islam MA NW Rempung dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa (Peserta didik)

Beberapa kendala kaitannya dengan peserta didik, usaha visionary

leadership dalam mengatasi hal tersebut sebagai berikut :

1) Biaya sekolah gratis

Untuk memancing antusiasme masyarakat agar menyekolahkan

anaknya di MA NW Rempung, maka kebijakan madrasah adalah

menggratiskan biaya sekolah bagi siswanya. Jika pada tahun-tahun

sebelumnya siswa masih dibebankan oleh biaya SPP, pada tahun

ajaran 2014/2015 itu ada lagi. Kebijakan ini dilakukan mengingat

madrasah minim peminat dan krisis peserta didik beberapa tahun

terakhir.

2) Memberikan hukuman pada siswa yang melanggar aturan sekolah

seperti terlambat masuk madrasah dan lain-lain.

3) Tidak memaksa siswa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. (Hasil

wawancara dengan salah seorang guru dan juga Ust. Sobri, S.Pdi

selaku kepala MA NW Rempung pada Tgl 05 September 2014, Jam

09.30 WITA).

b. Guru (Pendidik)

Guna mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh para guru,

maka kepala madrasah mengirim para guru untuk melaksanakan

li

Page 52: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

pelatihan/diklat. Ini dimaksudkan agar guru-guru MA NW Rempung

memiliki skill dan SDM yang memadai dalam menjalankan tugas

mengajar di kelas. (Hasil wawancara dengan Ust. Sobri, S.Pdi selaku

kepala MA NW Rempung pada Tgl 05 September 2014, Jam 09.30

WITA).

c. Dana

Dalam memenuhi segala kebutuhan madrasah, kepala madrasah

berusaha semaksimal mungkin melakukan kerjasama dengan berbagai

pihak khususnya dengan pihak yayasan dan pemerintah terkait. Terkait

dengan gaji guru yang ada misalnya, rasa memiliki dan rasa

kekeluargaan adalah hal yang diutamakan sehingga tidak ada keluhan

gaji sedikit atau lainnya. (Hasil wawancara dengan Ust. Sobri, S.Pdi

selaku kepala MA NW Rempung pada Tgl 05 September 2014, Jam

09.30 WITA).

d. Sarana dan Prasarana

Kepala madrasah dan bawahan senantiasa berusaha memenuhi

sarana dan prasarana madrasah sedikit demi sedikit agar bisa memadai,

hal itu dilakukan dengan cara tetap koordinasi dengan pihak yayasan,

bekerjasama dan membangun komunikasi dengan komite, masyarakat

dan pemerintah.

Terkait dengan belum adanya musholla, sementara kurikulum 2013

yang digunakan sangat membutuhkan itu. Pihak madrasah membuat

kebijakan yaitu siswa pulang ke rumah masing-masing untuk

lii

Page 53: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

menunaikan shalat zuhur, dan kembali lagi ke madrasah untuk

melanjutkan pembelajaran sampai selsai. Oleh karenanya, siswa masuk

madrasah mulai jam 06.30 sampai 14.30 WITA. (Hasil wawancara

dengan Ust. Sobri, S.Pdi selaku kepala MA NW Rempung pada Tgl 05

September 2014, Jam 09.30 WITA).

e. Peran serta masyarakat

Untuk meciptakan kepedulian masyarakat terhadap perkembangan dan

kemajuan madrasah, dilaksanakan melalui pertemuan-pertemuan seperti

yasinan dan hiziban. Disela-sela acara itulah ditekankan agar

masyarakat juga perduli dengan madrasah, selain itu adanya komite

sekolah tentu dimaksimalkan fungsi dn perananya. (Hasil wawancara

dengan Ust. Sobri, S. Pdi selaku kepala madrasah pada Tgl 05

september 2014, Jam 11.30 WITA).

liii

Page 54: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan skripsi ini sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam

permasalahan-permasalahan dapat di ambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Visionary leadership kepala madrasah dalam pengembangan lembaga

pendidikan islam MA NW Rempung cukup baik, ini ditandai dengan

beberapa terobosan yang dilakukannya. Misalnya menggratiskan seluruh

biaya sekolah bagi siswa dan berani tidak menggunakan kurikulum 2013

pada semua kelas karena sarana-prasarana madrasah yang belum

mendukung Selain itu, kepala madrasah juga tidak gengsi dalam mengakui

kekurangan-kekurangan madrasah sehingga mudah dalam menerima

masukan dari pihak luar.

liv

Page 55: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Sedangkan dalam melakukan pembinaan dan pengembangkan

madrasah, beberapa usaha yang dilakukannya seperti Hiziban bersama

setiap bulan dengan siswa dan masyarakat, melaksanakan pelatihan dan

penataran bagi guru, melengkapi sarana dan prasarana, dan menjalin

kerjasama dengan semua pihak terutama dengan pihak yayasan dan

pemerintah.

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan lembaga pendidikan

islam MA NW Rempung kecamatan Pringgasela diantaranya madrasah

krisis siswa, SDM guru masih rendah, sarana-prasarana yang tidak

memadai, dana pendukung yang minim dan peran serta masyarakat yang

masih sangat rendah.

3. Beberapa usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala

pengembangan madrasah yaitu menggratiskan biaya sekolah,

melaksanakan pelatihan/penataran guru, mensiasati tuntutan kurikulum,

dan memaksimalkan kerjasama dengan masyarakat, pihak yayasan dan

pemerintah.

B. Saran

1. Kepala madrasah harus berusaha merubah pandangan masyarakat yang

menganggap madrasah adalah pilihan terakhir dalam melanjutkan

pendidikan anak-anaknya. Salah satu hal yang bisa dilakukan yaitu

menerima/merekrut tenaga pengajar dari luar desa Rempung. Salah satu

paradigma di masyarakat menganggap madrasah kurang maju terlihat dari

lv

Page 56: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

guru-guru yang 99 % berasal dari desa sendiri, ini bukan tentang SDM

ataupun skill tapi tentang paradigm yang ada.

2. Kepala madrasah dan seluruh guru serta pegawainya harus menjadi contoh

yang bisa ditiru oleh masyarakat, sangat lucu jika pihak madrasah

meminta masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di madrasah

sementara anak dan keluarga mereka sendiri melanjutkan sekolahnya di

luar.

3. Pihak madrasah harus memperjelas identitas dan output yang dihasilkan,

ini penting kiranya mengingat beberapa siswa MA NW Rempung

dianggap nakal oleh masyarakat, sikap dan prilakunya jauh dari akhlak

seorang siswa yang menimba ilmu di lembaga pendidikan islam. Terkait

dengan output yang dihasilkannya pun haruslah berbeda dari siswa lulusan

sekolah umum.

4. Kegiatan ekstrakulikuler harus lebih dihidupkan agar peserta didik mengisi

waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat.

5. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) sebagai ruh dan jiwa kreativitas

siswa haruslah dimaksimalkan fungsi dan perananya, melakukan

pembinaan yang intensif bagi pengurusnya agar segera dilaksanakan.

OSIS adalah jantung kaderisasi yang jangan sampai terabaikan

keberadaannya.

lvi

Page 57: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Burhanuddin. 2006. Menanti Kemakmuran Negeri: Kumpukan esai

tentang pembangunan sosial ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Alwi, Mijahamuddin, et. al (2013). Penelitian Pendidikan. Selong: PGSD STKIP

Selong.

Amir Faisal, Yusuf. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta.

Anggoro, M. Toha, dkk (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

lvii

Page 58: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

A.R. Murniati. 2008. Manajemen Stratejik: Peran Kepala Sekolah dalam

Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Barnadib, Imam. 1996. Dasar-Dasar Kepemimpinan.Yogya: Ghalia Indonesia

Bawani, Iman. 1987. Segi-Segi Pendidikan Islam. Surabaya: Al-Ikhlas

Departemen Agama RI (1990). Al-Qur’an Dan Terjemahnya Edisi Revisi.

Surabaya: Mahkota

Dirawat Dkk. 1986. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya:

Usaha Nasional Cet III

Muhaimin (2002). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Margono, S (2004). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Nasution, Adnan Buyung. 2007. Membongkar Budaya: Visi Indonesia 2030 dan

Tantangan menuju Raksasa Dunia. Jakarta: Buku Kompas.

Nuruhbiyati (1998). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Yasin, Sulshan (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.

Fajar, Malik A.1998. Visi Pembaharuan Islam. Jakarta: LP3NI

Kartono, Kartini. 1986. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali

Kasali, Rhenald. 2007. Change: Takpeduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda

Jalani, Putar Arah Sekarang Juga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Langgulung, Hasan. 1988. Azaz-Azaz Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka

Al-Husna

Mas’ud, Abdurrahman dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Yogya:

Pustaka Pelajar Offset

lviii

Page 59: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada.

University Press

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi.

Jakarta: PT Grasindo.

Purwanto, Ngalim. 1990. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Sekretariat RI. UUSPN No. 20 Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara

Sutisna, Oteng. 1987. Administrasi Pendidikan Dasar Teori Untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa

Sangkanparan, Hartono. 2010. Otak Tengah Memang Dahsyat. Jakarta: Visimedia

Waruwu, Fidelis E. 2010. Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta:

Kanisius.

Sumber-sumber dari internet :

handayanityas, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, 14 Agustus 2014.

http://edenhandayanityas.blogspot.com/2010/11/kepemimpinan-

pendidikan.html

Bq. Widia Nita Kasih, 2012, Lembaga Pendidikan Islam, 14 Agustus 2014.

http://bqwidianitakasih.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-lembaga-

pendidikan-islam.html

lix

Page 60: Visionary leadership kepemimpinan kepala Sekolah

lx