Upload
muhamad-tsani-farhan
View
241
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
DISUSUN OLEH
MUHAMAD TSANI FARHAN(154517)
MAN 7 JAKARTA
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL-HASIL
BUDAYA ZAMAN PRA-AKSARA INDONESIA
1Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana : Budaya Paleolithikum
2Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut : Budaya Mesolithikum
3Masa Bercocok Tanam : Budaya Neolithikum
4Masa Perundagian : Budaya Megalithikum dan Budaya Logam
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT SEDERHANA
( BUDAYA PALEOLITHIKUM )
A. Asal-usul Manusia PurbaDiperkirakan terjadi sejak munculnya manusia purba pertama sampai sekitar 12.000 tahun yang lalu. Manusia purba yang hidup pada masa ini diyakini tersebar diberbagai tempat di muka bumi. Adanya temuan tulang-belulang manusia purba seperti Homo Erectus di berbagai tempat di dunia menegaskan keberadaan mereka.Di Indonesia sendiri, hidup manusia purba jenis Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Penemuan ini dilakukan para ahli paleontologi Belanda, di antaranya Eugene Dubois (1858-1940) dan Von Koenigswald (1902-1982).
Secara umum, asal usul manusia manusia-manusia purba sampai sekarang masih menjadi kontroversi. Jawaban atas asal-usul manusia manusia purba itu tidak pernah jelas dan tuntas.Di Nusantara, Meganthropus diyakini berevolusi menjadi Pithecanthropus, dan Pithecanthropus berevolusi lagi menjadi Homo (Homo wajakensis, Homo soloensis, dan Homo floresiensis). Dalam tiap-tiap tahap evolusinya, otak manusia purba itu terus mengalami kemajuan. Hal itu terbukti dari kemampuan mereka membuat alat-alat sederhana dari batu untuk membantu mereka bertahan hidup.
Eugene Dubois Von Koeningswald
B. Karakteristik Fisik Manusia Purba di Nusantara1) Meganthropus
Tulang pipi tebal
Otot kunyah kuat
Tonjolan kening mencolok
Tonjolan belakang tajam
Tidak memiliki dagu
Perawakan tegap
Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
2) Pithecanthropus
Alat pengunyah tidak sekuat Meganthropus, demikian pula
otot-otot tengkuk
Gigi geraham besar, rahang kuat tonjolan kening tebal serta
melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis, dan tonjolan
belakang kepala terlihat nyata/jelas.
Dagu belum ada
Hidung lebar
Perkembangan otaknya belum menyamai Homo
Isi tengkoraknya berkisar antara 750-1.300 cc
SENSOR
3) Homo
Volume otak antara 1.000-1.200 cc
Tinggi badan antara 130-210 cm
Otak tengkuk mengalami penyusutan
Muka tidak menonjol ke depanFosil manusia purba yang pernah ditemukan di Nusantara dari genus Homo adalah :
- Homo Wajakensis (Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur)
- Homo Soloensis (Sragen, Jawa Timur)
- Homo Floresiensis (Liang Bua, Flores)
C. Corak Kehidupan Sosial-Ekonomis
Sebagaimana diungkapkan The Cambridge Encyclopedia of Hunter
Gatherers : “Berburu dan mengumpulkan makanan (meramu)
merupakan bentuk adaptasi pertama manusia yang sukses, serta
mencakup 90 persen dari sejarah manusia. Sampai 12.000 tahun yang
lalu, semua manusia hidup dengan cara ini.”
Karena berburu menjadi sarana utama untuk bertahan hidup,
kehidupan manusia purba Indonesia pada masa ini, sejak
Pithecanthropus sampai Homo sapiens, bersifat nomaden atau
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain mengikuti
gerak binatang buruan serta sumber air. Kehidupan menetap belum
dikenal.
D. Hasil-hasil Budaya1. Kapak perimbas
2. Alat serpih (flakes)
3. Alat tulang BACK
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT LANJUT( BUDAYA MESOLITHIKUM )
A. Asal-usul Manusia Purba
Masa ini diperkirakan terjadi antara tahun 10.000-2.500 SM.
Menurut Poesponegoro dan Notosutanto (1990), manusia purba
yang hidup di Nusantara pada masa ini adalah ras pendatang baru,
yaitu ras Australomelanesoid dan ras Mongoloid.
Di Indonesia, termasuk dalam ras ini adalah dan keturunannya
masih ada sampai sekarang yaitu suku bangsa Kubu atau Suku
Anak Dalam (Jambi), Lubu atau orang Ulu (Jambi dan Sumatera
Selatan), Talang Mamak (Riau), dan Toala di Sulawesi.
B. Corak Kehidupan Sosial-EkonomisCorak kehidupan mereka tetap sama dengan masa sebelumnya, yaitu berburu dan mengumpulkan makanan dari alam (meramu) dan berpindah-pindah tempat (nomaden). Di masa ini, mereka sudah mengenal pembagian kerja : Laki-laki berburu, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil, memasak atau memelihara api, dan membimbing anak.Di tahap akhir masa ini, mereka pula telah mengenal cara bercocok tanam yang sangat sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah sesuai dengan kondisi kesuburan tanah. Hutan yang dijadikan tanah pertanian dibakar terlebih dahulu dan dibersihkan (slash and burn). Di sana mereka menanam umbi-umbian seperti keladi.
C. Hasil-hasil Budaya1. Serpih-bilah (flakes)
2. Alat tulang (pebble)
3. Kapak genggam Sumatera (Sumatralith)
D. Bentuk Kepercayaan AwalSelama bertempat tinggal di gua-gua, mereka mulai mengenal tradisi melukis di dinding-dinding gua.Menurut Robert dan Galis, lukisan-lukisan gua bertalian dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang, upacara kesuburan, inisiasi (upacara suku), dan mungkin juga untuk keperluan ilmu dukun, untuk meminta hujan dan kesuburan, atau memperingati suatu kejadian yang penting. Selain itu juga untuk mengiringi upacara penguburan. Bukti-bukti tentang penguburan dapat ditemukan di Gua Lawa (Jawa Tengah), di Gua Sodong (Jawa Tengah), dan di bukit kerang (Sumatera Utara).Para ahli juga meyakini kebiasaan ini merupakan bentuk kepercayaan awal manusia purba akan adanya kehidupan setelah mati, yaitu berupa roh-roh orang yang telah meninggal, dan karena itu jasad dan roh-rohnya patut mendapatkan penghormatan atau pemujaan.
BACK
MASA BERCOCOK TANAM
( BUDAYA NEOLITHIKUM)
A. Asal-usul Manusia PurbaSekitar tahun 1500 SM, datanglah gelombang pertama dari bangsa Melayu Austronesia dari ras Mongoloid ke Nusantara. Mereka lazim juga disebut bangsa Proto-Melayu atau Melayu Tua. Kemungkinan juga mereka berbaur dengan penduduk asli tersebut.Gelombang pertama ini datang dari Yunan, wilayah China bagian selatan. Mereka bermigrasi ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu : Jalur Barat, dari Yunan menuju Thailand (Siam), Semenanjung
Malaya kemuadian ke Sumatera, Jawa, dan Flores. Jalur Timur, dari Yunan melalui Vietnam menuju Taiwan,
Kepulauan Filipina kemudian ke Kepulauan Maluku, Sulawesi Halmahera, dan Papua.
B. Corak Kehidupan Sosial-EkonomisCara hidup berburu dan mengumpulkan makanan perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Sebagian kecil penduduk yang tinggal di tepi pantai memproduksi garam dan mencari ikan.Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar (slash and burn) sehingga terciptalah ladang-ladang yang memberikan hasil-hasil pertanian, meskipun sifatnya masih sederhana. Tanaman yang dikembangkan antara lain keladi, pisang, kelapa, salak, rambutan, sukun, dan duku. Sedangkan jenis hewan yang diternakkan di antaranya ayam, kerbau, anjing, dan babi. Dan mereka pula sudah tinggal menetap (sedenter).Gotong royong juga telah menjadi bagian dari corak kehidupan masyarakat. Menebang pohon, membakar semak belukar, menabur benih, memetik hasil, membuat gerabah, kegiatan tukar-menukar, berburu dan menangkap ikan dilakukan secara gotong royong.
C. Hasil-hasil Budaya1. Beliung Persegi
2. Kapak Lonjong
3. Alat-alat Obsidian
4. Mata Panah
5. Gerabah
6. Alat Pemukul dari Kulit Kayu
7. Perhiasan
D. Sistem Kepercayaan
1. AnimismeAnimisme, dari bahasa latin anima yang berarti “roh”,
adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati (seperti kawasan tertentu, gunung, laut, sungai, gua, pohon atau batu) memiliki roh.
2. DinamismeDinamisme berasal dari bahasa Yunani dunamos yang
berarti kekuatan atau daya. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia memiliki daya atau kekuatan gaib atau mana yang mampu memberikan manfaat ataupun marabahaya bagi manusia.
BACK
MASA PERUNDAGIAN
( BUDAYA MEGALITHIKUM DAN BUDAYA
LOGAM)
A. Asal-usul ManusiaSekitar tahun 300 SM, gelombang kedua dari bangsa Melayu Austronesia dari ras Mongoloid tiba di Nusantara. Mereka lazim juga disebut bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda dan langsung berbaur dengan penduduk sebelumnya. Sebagaimana gelombang pertama, mereka juga datang dari Yunan, wilayah China bagian selatan.Bangsa Deutero-Melayu ini hidup bersama dan bahkan kawin-mawin (kohabitasi) dengan penduduk asli dari bangsa dan ras yang sama yang jauh lebih dulu tiba di Nusantara yaitu bangsa Proto-Melayu.
B. Corak Kehidupan Sosial-EkonomisMasa ini disebut masa perundagian, berasal dari kata undagi yang terampil. Karena pada masa ini muncul golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu jenis usaha tertentu, seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, perhiasan, dan sebagainya.Dalam perkembangannya, alat-alat dari logam itu juga dipakai untuk tujuan ritual keagamaan, seiring dengan semakin berkembangnya sistem kepercayaan mereka dalam bentuk animisme dan dinamisme.Sementara itu, penduduk Nusantara hidup secara menetap di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai. Perdagangan dilakukan antar-pulau di Indonesia dan antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara.
C. Hasil-hasil Budaya1) Alat-alat dari logam perunggua. Nekara (kiri) dan Moko (kanan)
b. Kapak Perunggu
c. Bejana Perunggu
d. Patung Perunggu
e. Gelang dan Cincin Perunggu
2. Alat-alat dari besi
3. Gerabah
D. Bentuk Kepercayaan
1) Menhir
2) Punden Berundak
3) Kubur Batu
4) Dolmen
5) Arca Batu NEXT
WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH