Click here to load reader
Upload
latifah-tio
View
190
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Citation preview
1
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Halim (2001) mengartikan keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat
dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatunya baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan kekayaan daerah selama itu belum dimiliki atau dikuasai oleh daerah yang lebih tinggi
serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan atau peraturan undang-undang yang berlaku. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, dalam ketentuan umumnya menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut.
Keuangan daerah, dalam banyak beberapa pandangan juga biasa dilihat atau disebut
sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau biasa disingkat dengan APBD. Dalam
keuangan daerah atau APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, sumber-sumber penerimaan daerah terdiri atas
pendapatan asli daerah yang dibagi menjadi hasil pajak daerah dan hasil retribusi daerah, dana
perimbangan peminjaman daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Kemampuan
keuangan suatu daerah dapat dilihat dari derajat desentralisasi fiskal dengan pemerintah pusat.
Apabila hasil perhitungan derajatnya tinggi maka tingkat desentralisasinya tinggi atau tingkat
kemandirian pengelolaan keuangan daerah tersebut semakin tinggi dan tidak terlalu bergantung
pada pemerintah pusat.
Kota Surabaya merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu
kota yang cukup berhasil dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah. Hal tersebut diperkuat
dengan fakta dari BPS Provinsi Jawa Timur bahwa PDRB Kota Surabaya yang selalu mengalami
peningkatan pada tahun 2006-2011. Besarnya nilai kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan
restoran terhadap PDRB Jawa Timur. tidak lepas dari kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap
PDRB Provinsi Jawa Timur. Selain itu, berdasarkan dari RPJMD Kota Surabaya tahun 2010-2015,
pendapatan daerah Kota Surabaya pada tahun 2006-2010 selalu mengalami peningkatan dengan
rata-rata kenaikan sebesar 15,49% per tahunnya. Dengan berdasarkan hal diatas, perlu dilakukan
analisis terhadap keuangan daerah Kota Surabaya untuk mengetahui kondisi keuangan pemerintah
Kota Surabaya dan mengukur seberapa jauh kemampuan keuangan Kota Surabaya tersebut
2
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
1.2 Rumusan Masalah
Kemampuan keuangan suatu daerah adalah salah satu aspek yang penting dan yang paling
mendasar dalam keberhasilan pembangunan suatu kota. Kondisi keuangan Kota Surabaya dapat
dilihat dari pendapatan maupun belanja daerah. Selain itu dapat pula dilihat dari kemampuan
keuangan daerah dan dari pajak atau retribusi daerah yang ada. Berdasarkan kondisi keuangan
tersebut maka akan diketahui kemampuan atau keberhasilan pembangunan yang akan dilakukan
atau yang telah dilakukan oleh suatu kota
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan analisis keuangan Kota Surabaya adalah untuk
menggambarkan kondisi keuangan pemerintah Kota Surabaya dan mengukur seberapa jauh
kemampuan keuangan Kota Surabaya tersebut.
1.3.2 Sasaran
Dalam proses mencapai tujuan untuk menggambarkan kondisi keuangan pemerintah Kota
Surabaya ma dirumuskan beberapa sasaran yang akan dicapai. Berikut adalah sasaran dalam
mencapai tujuan tersebut :
Tersusunnya profil wilayah Kota Surabaya
Tersusunnya analisis pendapatan daerah Kota Surabaya
Tersusunnya analisis belanja daerah Kota Surabaya
Tersusunnya analisis kemampuan keuangan daerah Kota Surabaya
Tersusunnya analisis pajak/retribusi daerah Kota Surabaya
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya secara geografis terletak antara 0721'
Lintang Selatan dan 11236' - 11254' Bujur Timur. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang
hampir 3 yang hampir 3 juta jiwa. Luas wilayah Kota Surabaya 274,06 Km2 yang terbagi menjadi 31
kecamatan dan 163 desa/kelurahan. Wilayah Kota Surabaya memiliki batas-batas adimnistrasi
sebgai berikut.
Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Madura,
Barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik,
3
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo.
Sumber: Bappeko Kota Surabaya Gambar 1.1
Peta Administrasi Kota Surabaya
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Substansi yang akan dibahas dan dikaji dalam studi ini adalah mengenai struktur APBD
yang dikaji dalam analisis struktur pendapatan, analisis pertambahan pendapatan, analisis struktur
belanja, analisis pertambahan belanja, dan analisis kemampuan keuangan, dan analisis
pajak/retribusi. daerah Kota Surabaya selama 5 tahun terakhir.
1.5 Justifikasi Wilayah Studi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia
tentunya Surabaya memiliki aktivitas perekonomian dan pendapatan daerah yang cukup besar.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur
dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan
perdagangan sehingga jarang ditemukan lahan persawahan. Banyak perusahaan besar yang
berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, dan PT
PAL. Kawasan industri di Surabaya diantaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dan
4
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Margomulyo. Sektor industri pengolahan dan perdagangan yang mencakup juga hotel dan
restoran, merupakan kontributor utama kegiatan ekonomi surabaya yang tergabung dalam nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Berdasarkan hal tersebut, tidak heran jika aktivitas pembangunan di kota ini berkembang
dengan cukup pesat. Beberapa hal terkait dengan aktivitas perekonomian, pembangunan, dan
kondisi Kota Surabaya lainnya menjadikan kota terbesar kedua di Indonesia ini perlu dilakukan
pengkajian terkait perekonomian dan manajemen pengelolaan pembangunan lainnya.
1.6 Metodologi Penulisan
Di dalam pengerjaan studi ini, penyusunan laporan dilakukan dengan cara mengolah data
sekunder dari data keuangan Kota Surabaya tahun yang meliputi pendapatan, pengeluaran,
(APBD). Selain itu juga dilakukan kajian literatur dari berbagai sumber untuk membantu dalam
mendukung berbagai macam langkah pengerjaan studi ini.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan, dan sasaran penyusunan laporan.
Kemudian juga berisi ulasan singkat mengenai ruang lingkup wilayah, waktu, dan materi yang akan
dibahas dalam laporan. Serta membahas pula mengenai metodologi penyusunan dan sistematika
penulisan laporan ini.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab ini berisi kajian teori atau kajian literatur yang digunakan sebagai standar dan acuan
pengetahuan dalam melakukan analisis deskriptif keuangan daerah berdasarkan teori-teori ahli
yang sudah ada.
BAB III PROFIL WILAYAH KOTA SURABAYA
Bab ini berisi tentang gambaran kondisi wilayah studi dari segi fisik maupun non fisik.
Secara khusus gambaran umum difokuskan pada kondisi ekonomi dari Kota Surabaya.
BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA
Bab ini berisi tentang identifikasi wilayah studi yaitu Kota Surabaya, deskripsi
perkembangan APBD di Kota Surabaya, analisis penyeimbangan antara tingkat pengeluaran
dengan tingkat pendapatan, analisis penstrukturan sumber pendapatan dan struktur pajak, analisis
stuktur dan pola pendapatan & belanja (APBD) berdasarkan teori pengeluaran pemerintah, dan
perhitungan kemampuan keuangan daerah di Kota Surabaya.
BAB V PENUTUP
5
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil kajian mengenai
kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ruang lingkup materi yang telah ditentukan serta
berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga diberikan beberapa
rekomendasi untuk peningkatan kemampuan keuangan dan perkembangan APBD Kota Surabaya.