7
Perumusan arah strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini dengan tinjauan akademis digunakan análisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threaths ( SWOT). Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi Internal Factor merupakan ukuran obyektif yang menggambarkan keadaan kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness) pada kondisi pemukiman dan infrastruktur di perkotaan. Sedangkan External Factor merupakan ukuran obyektif yang menggambarkan keadaan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) pada kawasan diluar perkotaan termasuk orientasi kebijakan yang ada. Selanjutnya lihat tabel 4.1.dan tabel 4.2. Tabel 4.1 Matrik Analisis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRSTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Bab 04-perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 04-perumusan  strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Perumusan arah strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini dengan tinjauan akademis digunakan análisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threaths ( SWOT). Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi

Internal Factor merupakan ukuran obyektif yang menggambarkan keadaan kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness) pada kondisi pemukiman dan infrastruktur di perkotaan. Sedangkan External Factor merupakan ukuran obyektif yang menggambarkan keadaan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) pada kawasan diluar perkotaan termasuk orientasi kebijakan yang ada. Selanjutnya lihat tabel 4.1.dan tabel 4.2.

Tabel 4.1 Matrik Analisis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Komponen Kode

Faktor Internal Kelemahan (W)

Bangunan Gedung dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

W1 Kawasan yang terindikasi kumuh di bantaran sungai, kanal dan pesisir sekitar perkotaan

W2 Menurunnya karakteristik kawasan seiring dengan kurang terpeliharanya bangunan tradisional bersejarah

W3 Masih kurang diperhatikannya pemenuhan kebutuhan ruang /terbuka hijau (RTH).

W4 Tingkat kerapatan bangunan yang tinggi,

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRSTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Page 2: Bab 04-perumusan  strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

terutama di lereng bukit dan bantaran sungai.W5 Sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan RTH dengan

kepadatan penduduk-hunian yang relatif tinggi.Jalan Lingkungan W6 Sebagian ruas jalan dalam kondisi rusakAir minum W7 Sebagian masyarakat belum dilayani oleh

jaringan pipa PDAMAir limbah W8 Indikas tercemarnya badan air/air tanah akibat

pola pembuangan limbah dari permukiman sekitar.

W9 Pola pembuangan limbah rumah tangga secara langsung ke badan air sungai, kanal dan pesisir

W10 Belum adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) skala kawasan

Dainase W11 Kerusakan saluran drainase atau belum terbangunnya saluran secara memadai

Persampahan W12 Minimnya ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

W13 Minimnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga

W14 Pengolahan sampah di TPA Bakung, masih bersifat open dumping (penumpukan terbuka)

W15 Sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sementara (meletakan container) di beberapa Kelurahan dengan kepadatan penduduk-hunian yang relatif tinggi.

Pemadam Kebakaran W16 Kurangnya perhatian trhadap sarana proteksi kebakaran terutama pada permukiman padat dengan bangunan semi dan non permanenFaktor Internal Kekuatan (S)

Bangunan Gedung dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

S1 Masih tersedia lahan untuk pengembangan permukiman baru, di Kecamatan Kemiling.

Jalan Lingkungan S2 Sebagian ruas jalan dalam kondisi baik.Air Minum S3 Wilayah perkotaan umumnya dialiri sungai yang

dapat menjadi sumber air baku bagi pengembangan sistim penyediaan air minum secara terpadu.

Air Limbah S4 Kondisi topografi cenderung berbukit, memudahkan dalam pengaliran air limbah.

Drainase S5 Kondisi topografi cenderung berbukit, memudahkan dalam pengaliran air hujan secara grafitasi.

Persampahan S6 Tersedianya lahan untuk pengembangan TPA dengan sistemsanitary land fill.

Pemadam Kebakaran S7 Komitmen pemerintah kota dalam penanganan bencara kebakran.

Sumber : Hasil Analisis RPKPP Kota Bandar Lampung, 2015.

Page 3: Bab 04-perumusan  strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Tabel 4.2 Matrik Analisis Eksternal (Peluang dan Tantangan) Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Komponen Kode Faktor Eksternal – Peluang (O)Bangunan Gedung dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

O1 Komitmen Pemerintah Kota untuk mengembangkan fungsi kawasan tradisional bersejarah di Kelurahan Negeri Olok Gading, sebagai kawasan cagar budaya.

O2 Pengembangan fungsi kawasan hijau bantaran sungai sebagai penahan alami dari banjir

O3 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman

O4 Komitmen Pemerintah Kota dalam menata dan merevitalisasi kawasan permukiman kumuh kota serta mengupayakan pengembangan rumah susun sehat.

O5 Komitmen Pemerintah Kota dalam revitalisasi dan reboisasi kawasan-kawasan bukit dan gunung di Kota Bandar Lampung.

O6 Komitmen Pemerintah Kota dalam ketentuan penyedian RTH publik sekurang-kurangnya 20 persen dari luas kota.

Jalan Lingkungan

O7 Komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam Strategi operasional dalam menata, membangun, memperbaiki dan memelihara prasarana dan sarana pemukiman terutama pada kawasan kumuh, yaitu berupa jalan lingkungan.

Air minum O8 Target akses aman air minum nasional 100 persen tahun 2019

O9 Komitmen Pemerintah Pusat dalam meningkatkan kinerja PDAM

O10 Komitmen Pemerintah Pusat dalam Millennium Development Goals (MDGs) 2015, untuk meningkatkan akses masyarakat . terhadap Air minum

O11 Adanya Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Air limbah O12 Komitmen Pemerintah Kota dalam pengadaan prasarana dan sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) komunal.

O13 Komitmen Pemerintah Kota dalam mengembangkan pelayanan air limbah sistem terpusat dan sistem setempat komunal tersebar di Kota Bandar Lampung

O14 Komitmen Pemerintah Pusat dalam Millennium Development Goals (MDGs) 2015, untuk meningkatkan akses masyarakat . terhadap sanitasi.

Drainase O15 Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengurangi daerah genangan di perkotaan.

O16 Komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam Strategi operasional dalam menata, membangun, memperbaiki dan memelihara prasarana dan sarana pemukiman terutama pada kawasan kumuh, yaitu drainase lingkungan.

Persampahan O17 Komitmen Pemerintah Pusat dalam Millennium Development Goals (MDGs) 2015, untuk meningkatkan akses masyarakat . terhadap persampahan.

Pemadam Kebakaran

O18 Komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota dalam penanganan bencana kebakaran.Faktor Eksternal –Tantangan (T)

Bangunan Gedung dan Ruang Terbuka

T1 Permukiman kumuh bantaran sungai dan leeng bukit sulit untuk dipindahkan/relokasi.

T2 Belum adanya peraturan Daerah terkait bangunan

Page 4: Bab 04-perumusan  strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Hijau (RTH) tradisional bersejarahT3 Adanya permukiman yang tanpa legalitas lahanT4 Pengadaan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau masih

rendahJalan Lingkungan

T5 Kondisi permukiman yang padat menyulitkan dalam peningkatan kualitas jalan maupun pelebaran jalan.

Air Minum T4 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur permukiman

Air Limbah T5 Keterbatasan lahan kosong dalam pengembangan air limbah

T6 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur permukiman

Drainase T7 Keterbatasan lahan kosong dan pendanaan dalam pembangunan drainase.

Persampahan T8 Minimnya alokasi anggaran pengelolaan sampah permukiman

Pemadam Kebakaran

T9 Belum adanya mapping (pemetaan) lokasi rawan bencana kebakaran.

T10 Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya bencana kebakaran.

Sumber : Hasil Analisis RPKPP Kota Bandar Lampung, 2015.

Perumusan strategi perlu sinkron dan sejalan dengan rumusan tujuan dan memperhatikan berbagai aspek yang menjadi sasaran strategi. Aspek yang perlu ditinjau dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan menitikberatkan pada, (1) aspek fisik, (2) aspek sosial ekonomi, (3) aspek kelembagaan, dan (4) aspek pembiayaan. Sasaran strategi adalah skala kawasan.

S O1 5,6 Masih tersedianya lahan di luar pusat kota bagi

pengembangan permukiman merupakan kesempatan untuk penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

S T2 6 Wilayah perkotaan umumnya dialiri sungai yang

dapat menjadi sumber air baku bagi pengembangan sistim penyediaan air minum secara terpadu, merupakan kekuatan untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur permukiman

Page 5: Bab 04-perumusan  strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan