37
KONSUI L KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK ( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION ) Alamat : Jl. Khatib Sulaiman No. 63 C Telpon 0751-7057987 e-mail: [email protected]

Keselamatan Instalasi Listrik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keselamatan Instalasi Listrik

KONSUI

L

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK

( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION )

Alamat : Jl. Khatib Sulaiman No. 63 C Telpon 0751-7057987

e-mail: [email protected]

Page 2: Keselamatan Instalasi Listrik
Page 3: Keselamatan Instalasi Listrik

DASAR HUKUM SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO)

UU. RI NO.30 Tahun 2009 Tentang ketenagalistrikan

Pasal 44

Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhiketentuan keselamatan ketenagalistrikan

Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi

Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Pasal 54

Setiap orang yang mengoperasikan instalasi tanpa sertifikat laik operasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 (4) dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta)

Page 4: Keselamatan Instalasi Listrik

DASAR HUKUM SERTIFIKAT LAIK OPERASI

(SLO) UNTUK SUMATERA BARAT

PERDA NO 9 TAHUN 2013 Tentang

Ketenagalistrikan

Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat

No. 44.A/671/KMG/ESDM/2012 Tentang

Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga

Listrik

Page 5: Keselamatan Instalasi Listrik

SERTIFIKASI INSTALASI TENAGA

LISTRIK(PERMEN ESDM NO.05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI

KETENAGALISTRIKAN)

Setiap instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasi pemanfaatan tenagalistrik tegangan tinggi, tegangan menengah dan tegangan rendah wajibmemiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO);

SLO diberikan oleh Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi untuk:

instalasi penyediaan tenaga listrik; dan

instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan teganganmenengah yang tersambung dengan instalasi penyediaan tenaga listrik

yang memiliki izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan olehMenteri atau Gubernur/Bupati/Walikota setelah mendapat penugasandari Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya;

SLO instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah diberikan olehLembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah yang ditetapkan oleh Menteri;

Page 6: Keselamatan Instalasi Listrik

KONSUILKomite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION )

Member of International federationFor Savety of electricity users (FISUEL)

KONSUIL adalah lembaga Inspeksi Teknik yangditunjuk oleh Pemerintah melalui KeputusanMenteri Energi Dan Sumber Daya Mineral

Nomor : 2187 K20/MEM/2013 Tentang perpanjanganpenetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk InstalasiListrik (KONSUIL) sebagai lembaga pemeriksa instalasipemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.

TUGAS KONSUIL

Melaksanakan pemeriksaan dan menerbitkan sertifikatlaik operasi (SLO) Instalasi pemanfaatan tenaga listriktegangan rendah

Page 7: Keselamatan Instalasi Listrik

KONSUILKomite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION )

Member of International federationFor Savety of electricity users (FISUEL)

VISI

Menjadi Pemeriksa Instalasi Listrik yang Independen, Jujur,

Profesional dan dapat mencapai keselamatan manusia dan harta

benda dari bahaya instalasi listrik.

MISI

Melindungi Keselamatan manusia, harta benda, instalasi listrik dan

lingkungan terhadap bahaya yang timbul karena listrik, dengan

selalu berupaya melaksanakan pemeriksaan; apakah instalasi

terpasang sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

MOTTO

“WE CARE ELECTRIC SAFETY”

Page 8: Keselamatan Instalasi Listrik

KONSUILKomite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION )

Member of International federationFor Savety of electricity users (FISUEL)

KONSUIL didirikan oleh 4 unsur:

Unsur penyedia listrik (PT. PLN(Persero))

Unsur kontraktor listrik (AKLI)

Unsur produsen (FKIPTL)

Unsur konsumen (K3LI)

disaksikan oleh DR. Ir. Poernomo Yusgiantoro sebagai Menteri ESDM pada

Deklarasi KONSUIL pada tanggal 25 Maret 2003 dan sekarang KONSUIL

telah beroperasi untuk 34 Wilayah.

KONSUIL Wilayah Sumatera Barat dilantik pada tanggal 8 Januari 2009 di

Aula Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Barat oleh Direktur Utama

Konsuil Pusat dan disaksikan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat.

KONSUIL Sumatera Barat beroperasi di 4 Kantor area; Padang, Bukitinggi,

Solok dan Payakumbuh dibantu 11 Kantor Sub. Area yang tersebar

diseluruh Sumatera Barat dengan 30 orang pemeriksa bersertifikat

kompetensi.

Page 9: Keselamatan Instalasi Listrik

TATA CARA SERTIFIKASI LAIK OPERASI(PERMEN ESDM NO. 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN)

Biro Instalatir atau pemilik instalasi mengajukanpermohonan SLO kepada Lembaga Inspeksi Teknikterakreditasi dengan melengkapi persyaratan teknis danadministratif;

Lembaga Inspeksi Teknik Terakreditasi melakukanpemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrikberdasarkan mata uji yang telah ditetapkan;

Lembaga Inspeksi Teknik menerbitkan SLO paling lama4 hari sejak dipenuhinya kesesuaian denganpersyaratan pemeriksaan dan pengujian;

Lembaga Inspeksi Teknik menerbitkan SLO denganmenggunakan format sertifikat yang telah ditetapkan;

Page 10: Keselamatan Instalasi Listrik

Catatan: *) tergantung konsumen dengan KONSUIL dan kelengkapan dokumen teknik**) tergantung kondisi dan kesiapan instalasi

SKEMA TATA CARA SERTIFIKASI LAIK OPERASI INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK KONSUMEN TEGANGAN RENDAH

PEMILIK INSTALASI/ BIRO INSTALATIR

PEMERINTAH /DESDM LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK (KONSUIL)

PERMOHONAN SERTIFIKAT KE

KONSUIL

DOKUMEN TEKNIK DAN BIAYA PEMERIKSAAN INSTALASI (BPIL)

KETENTUAN, SYARAT, DAN ITEM TESTS UJI

LAIK OPERASIUJI LAIK OPERASI

INSTALASI

WAKTU (HARI)

HASIL EVALUAS

I ?

PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK OPERASI

(SLO)

LAIK

TIDAKLAIK

1 *)

1**)

1

TOTAL 3

PERBAIKANINSTALASI OLEH

INSTALATIR

PENGAWASAN TEKNIK

Page 11: Keselamatan Instalasi Listrik

Biaya pemeriksaan sesuai surat Dirjen LPE No.4046/45/600.4/2006

DAYA PER VA BIAYA PEMERIKSAAN

450 VA Rp 60.000

900 VA Rp 70.000

1.300 VA Rp 85.000

2.200 VA Rp 95.000

3.500 VA Rp 105.000

4.400 VA Rp 132.000

5.500 VA Rp 30,- Rp 165.000

6.600 VA Rp 198.000

7.700 VA Rp 231.000

10.600 VA Rp 265.000

11.000 VA Rp 275.000

13.200 VA Rp 25,- Rp 330.000

16.500 VA Rp 412.500

23.000 VA Rp 575.000

33.000 VA Rp 660.000

41.500 VA Rp 20,- Rp 830.000

53.000 VA Rp 1.060.000

66.000 VA Rp 1.320.000

82.500 VA Rp 1.443.750

105.000 VA Rp 1.837.500

131.000 VA Rp 17,50- Rp 2.292.500

147.000 VA Rp 2.572.500

197.000 VA Rp 3.447.500

Page 12: Keselamatan Instalasi Listrik

KONSUILKomite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik( NATIONAL COMMITTEE FOR SAFETY OF ELECTRICAL INSTALLATION )

Member of International federationFor Savety of electricity users (FISUEL)

KANTOR WILAYAH DAN AREA PADANG

Kepala Wilayah : Defrizal, A.Md

No HP : 081266049277

Alamat kantor : Jl. Khatib Sulaiman No. 63C-

Padang

Call Centre : (0751) 7057987

E-mail : [email protected]

AREA BUKITINGI

Kepala area : Roddi Fitra, SE

No. HP : 085274799465

Alamat kantor : Jl. Syeh Ibrahim Musa

No. 54

Aur Tujungkang-Tangah Sawah

Bukitiggi

Nomor Telpon : (0752) 22718

E-mail :

[email protected]

AREA SOLOK

Kepala area : KhaIrul Hisyam, ST

Nomor HP : 085263593364

Alamat kantor : Jl. Raya Solok- Padang KM. 3 Selayo

- Solok

Nomor Telpon : (0755 ) 21247

E-mail : [email protected]

AREA PAYAKUMBUH

Kepala Area : Dina Maria Fitri, ST

Nomor HP : 085274280919

Alamat Kantor: Jl. M. Yamin Padang Tangah

Payobadar - Payakumbuh

Nomor telpon: (0752) 8033223

E-mail :

[email protected]

Page 13: Keselamatan Instalasi Listrik

PENYEBAB KEBAKARAN DARI LISTRIK Hubung Singkat (Short Circuit)

Hubung singkat muncul jika sebuah kabel bertegangan terhubungdengan kabel ground atau kabel yang berbeda fasa bersentuhan.

Sirkuit over fused, over load, over heating

Dalam kondisi ini kabel/peralatan listrik memiliki kuat hantar arusyang lebih rendah dari fused/pengaman yang dipasang, sehinggaketika arus yang mengalir di kabel/ peralatan melebihi ratingnyasehingga tidak terjadi pemutusan arus oleh fuse

Arus Bocor (Leakage Current) Pemakaian material yang tidak standar

Instalasi yang sudah melebihi masa pakai/live time menjadi salah satupenyebab timbulnya arus bocor yaitu turunnya kemampuan isolasi dariperalatan listrik; kabel, isolasi, saklar dan lain-lain

kualiatas pekerjaan yang buruk; tidak standar, sambungan, press, dll

Loss Kontak Listrik

Proses kontak dapat juga menyebabkan panas berlebih. Setiap kali kontak Open atau Close, muncul bunga api. Bunga api ini cukupuntuk menyebabkan kebakaran jika gas atau udara berada dalamlokasi bunga api tersebut.; Instalasi yang memercikkan api jika kena petir, sambungan antar kabel yang tidak baik, saklar yang memercikkan api/panas, material/peralatan yang dipasang tidak sesuai (current capasity/KA)

Page 14: Keselamatan Instalasi Listrik

PENYEBAB KEBAKARAN

PADA INSTALASI LISTRIK

HUBUNG PENDEK BEBAN LEBIH

Page 15: Keselamatan Instalasi Listrik

PENYEBAB KEBAKARAN

PADA INSTALASI LISTRIK

PERALATAN TIDAK MEMENUHI STANDAR NON SNI

KUALITAS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK YANG BURUK

Page 16: Keselamatan Instalasi Listrik

FENOMENA TRAKING AKIBAT INSTALASI YANG BURUK/LAMA/MELEBIHI MASA PAKAI / LIVE TIME

PENYEBAB KEBAKARAN

PADA INSTALASI LISTRIK

Page 17: Keselamatan Instalasi Listrik

1. Terdapat polutan dan pelembaban pada permukaan insulasi

Bahaninsulasi

Rangkakonduktif

Klem

Kabel

Arus bocor (sisa) kecil mengalir melalui bagian yang polutif dan/atau dengan kelembaban tinggi

2. Timbul bunga api kecil saat tahap pengeringan

Bahan insulasi

Rangka konduktif

Klem

Kabel

Bagian yang mengering tak dapat lagi menahan tegangan, mulai timbul bunga api listrik kecilpada permukaan. Pusat bunga api mempunyai suhu sangat tinggi >1000 0C

Page 18: Keselamatan Instalasi Listrik

3. Tempat-tempat tertentu terjadi pengkarbonan

Bahaninsulasi

Rangka konduktif

Klem

Kabel

Tempat-tempat terjadi pengkarbonan setelah periode pemanasan; material insulasi mulai sedikit rusak

4. Arus bocor mengalir lagi selama pelembaban berikutnya

Bahaninsulasi

Rangka konduktif

Klem

Kabel

Sewaktu periode pelembaban berikutnya, arus sedikit demi sedikit membesarmengalir melewati permukaan yang rusak

Page 19: Keselamatan Instalasi Listrik

5. Sewaktu tahap pengeringan berikutnya, timbul busur api listrik baru

Bahan insulasiRangka konduktif

Klem

Kabel

Jumlah bunga api listrik meningkat, pengkarbonan permukaan meluas dan menimbulkankerusakan yang semakin parah

6. Permukaan yang rusak makin lama semakin meningkat

Bahan insulasi

Rangka konduktif

Klem

Kabel

Resistans bahan insulasi menurun, arus meningkat pada setiap siklus.

Page 20: Keselamatan Instalasi Listrik

7. Setelah waktu tertentu bahan insulasi dapat

terbakar

Bahan insulasi

Rangka konduktifKle

m

Kabel

Bila arus bocor menjadi cukup besar (kira-kira ≥ 300 – 500 mA), bunga api listrik yang terjadi cukup kuat untuk membakar bahan insulasi

Page 21: Keselamatan Instalasi Listrik

Bagaimana mengamankan manusia dan

peralatan?

Tahukah anda bahwa 30% gangguan listrik pada instalasi bukandisebabkan oleh beban lebih ataupun hubung singkat, tetapi akibatgangguan isolasi? Perlengkapan isolasi dan pengkabelan yangburuk atau alat yang dipakai salah dapat menyebabkan kerusakanpada peralatan (api) dan manusia (kematian).

Resiko atas kebakaran

Akibat utama dari gangguan arus yang melalui konduktor atau alatlain yang tidak diharapkan untuk menerima arus adalah peningkatansuhu yang tidak normal.

Suhu yang tinggi ini dapat menyebabkan kerusakan pada kabel ataubahkan percikan api pada material, lalu terbakar.

Resiko akan kematian

Hal ini terjadi pada manusia dan disebut juga “Electrocution”.Electrocution ialah mengalirnya arus ke tubuh manusia, dan sangatberbahaya. Aliran arus merusak dua fungsi tubuh yang vital :pernapasan dan detak jantung. Penelitian menyatakan skala resikoberdasarkan dua faktor : arus pengenal dan lamanya waktu kontak.

Page 23: Keselamatan Instalasi Listrik

PROTEKSI / PENGAMAN

Pembumian/Grounding dan pengantar PE Sebagai

pengaman terhadap tegangan sentuh saat ada instalasi

yang bocor dan memperkecil resiko akibat sambaran

petir.

Kasus di Tangerang 1999

100 rumah yang ada disatu komplek perumahan, mendadak voltase rendah

PLN, naik sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik rumah

tangga, terdapat 2 (dua) rumah tidak mengalami mengalami kerusakan, karena

sistem pembumian instalasi dilaksanakan dengan baik dan memenuhi

standar pemasangan instalasi

GPAS Gawai Pengaman Arus Sisa

ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan ratting arus sisa ≥ 30 mA.

RCCB (Residual Current Circuit Breaker) Earth fault trip, under 30mA, 100mA, 300mA,

500mA

≥ 30 mA untuk proteksi manusia dan peralatan yang sensitif

≥ 100 mA s/d 500 mA Proteksi peralatan dan terhadap bahaya kebakaran

Page 24: Keselamatan Instalasi Listrik

BAGAIMANA CARA AMAN DENGAN INSTALASI LISTRIK?

Perencanaan & Pembangunan Rencanakan dan bangun instalasi listrik sesuai dengan standar/aturan

(PUIL,SNI)

Dikerjakan oleh orang/lembaga yang memiliki kompetensi

Pastikan keamanan dengan melakukan Pemeriksaan dan pengujianinstalasi kepada Lembaga Inspeksi / KONSUIL dan pastikan instalasimemiliki sertifikat laik operasi (SLO)

Gunakan pengaman GPAS

Saat beroperasi Waspada jika terjadi trip pada pengaman / MCB, kemungkinan terjadi

beban lebih, arus bocor atau short circuit/ hubung pendek

Waspada terhadap gejala panas dari peralatan listrik spt; stop kontak, saklar atau motor listrik

Segera menganti/memperbaiki peralatan listrik yang rusak / aus / sudah tua

Tidak mengunakan barang-barang listrik yang tidak standar, seperti cok atau steker/stop kontak bertumpuk

Tidak memodifikasi alat listrik spt; sekring di ganti kabel dll

Hindari alat-alat listrik dari jangkauan anak-anak

Instalasi lama ≥ 15 Tahun (berdasarkan SNI bahwa live time material hanya maksimal 15 tahun) Periksakan kelayakan instalasi lama

Jika tidak layak maka segera lakukan re-wiring/re-kondisi

Page 25: Keselamatan Instalasi Listrik

KESELAMATAN PENYEDIAAN KETENAGALISTRIKAN

UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI

Berdasarkan Kebutuhannya;

Generator untuk Permanen / penganti penyediaan listrik utama

Generator untuk Darurat ; Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak biasa

atau tidak dikehendaki yang membahayakan keselamatan manusia, bahaya

kebakaran dan keamanan bangunan serta isinya, yang ditimbulkan karena

penyediaan listrik utama (PLN) terganggu (power house, hotel, kantor, pabrik dll)

Hal ini sangat mempengaruhi perhitungan kapasitas dan pembebanan

Page 26: Keselamatan Instalasi Listrik

KESELAMATAN INSTALASI GENERATOR

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN

Harus dikerjakan oleh tenaga teknik yang

kompeten sehingga sesuai dengan persyaratan

PUIL dan mengunakan material yang standar

DILAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi dan

menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

OPERASIONAL DAN PERAWATAN

Operator dan teknisi harus tenaga teknik yang

kompeten dan bersertifikat

Page 27: Keselamatan Instalasi Listrik

STANDAR PUIL UNTUK GENERATOR

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN GENERATOR BERDASARKAN PUIL

Dilakukan analisa kebutuhan terhadap Jenis dan kapasitas generator, menetapkanbesarnya pembebanan, sistem proteksi dan peralatan penunjang sedangkan dayauntuk penerangan darurat dapat diambil dari suplai terpisah (baterai/genset

8.21.2 Syarat bangunan/ruang

8.21.2.1 Lokasi

Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendamair. Ruang penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHButama ataudipisahkan dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintumasuk.

8.21.2.2 Konstruksi bangunan

Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengankonstruksi tahan api yang memenuhi syarat.

8.21.2.3 Kebutuhan ruang

Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluanpemasangan perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapanjika diperlukan. Semua pintu harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapidengan alat yang bisa menutup sendiri.

Luas bangunan bergantung pada susunan dan ukuran perlengkapan yangbergantung pada kapasitas sistem. Harus tersedia jarak sekurang-kurangnya ¾ msekitar perlengkapan guna perawatan perlengkapan.

Page 28: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.2.4 Ventilasi udara harus diatur sedemikian

rupa sehingga udara dapat mengalir sehingga suhu

mesin tidak naik melampaui batas suhu kerja bila

mesin beoperasi terus menerus. Ujung saluran di

tembok sebelah luar tidak boleh berjarak kurang

dari 3 m dari lubang-lubang terbuka atau gedung di

sebelahnya.

8.21.2.5 Perlengkapan pemadam api

Harus disediakan perlengkapan pemadam api

manual yang dapat mencakup ruang tersebut.

8.21.2.6 Lampu untuk pelayanan darurat

Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai

yang terpisah dari baterai untuk keperluan asut

maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus

sekurang-kurangnya dapat menyalakan lampu

yang bersangkutan selama 30 menit.

Page 29: Keselamatan Instalasi Listrik

STANDAR PUIL UNTUK GENERATOR

DARURAT

8.21.3.1 Kapasitas beban

8.21.3.1.1 Generator darurat harus dapat memenuhi beban sebagai berikut:

a) Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan

perlengkapan pengasut yang memerlukan pengisian.

b) Lif keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lif hanya satu

lif yang bekerja.

c) Daya yang digunakan untuk menurunkan lif.

d) Kipas untuk mengisap asap.

e) Pompa air untuk sistem pemadam kebakaran saat terjadinya kebakaran.

f) Pemanfaat listrik yang digunakan pada saat terjadinya kebakaran.

g) Penerangan darurat yang dihubungkan ke generator tersebut.

h) Jumlah beban lainnya yang dapat disuplai dari sistem pembangkit tersebut

kecuali yang tersebut dalam 8.21.3.1.2.

8.21.3.1.2 Beban tambahan

Beban yang tidak tercakup di atas dapat disambungkan tanpa perlu

menambahkan kapasitas pembangkit, kalau tersedia fasilitas untuk memutus

beban-beban ini pada saat pembangkit mencapai beban penuh

Page 30: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.3.1.3 Urutan asut

Untuk pemasangan yang ekonomis penyambunganperlengkapan listrik sebaiknya berurutan sebagai berikut:

a) Lampu darurat (menyala dalam waktu tertentu sesuaiperaturan yang berlaku);

b) Pompa air sprinkler;

c) Sistem ventilasi (jika diperlukan) yang direncanakan untukmengisap asap;

d) Lif (jika ada);

e) Daya untuk pompa booster air; dan

f) Beban lain.

8.21.3.1.4 Kapasitas generator dan penggerak utama

Keluaran generator (kW, kVA) harus cukup mampu untukmemikul beban dasar dan beban asut dari motor lain tanpamenimbulkan fluktuasi yang berlebihan pada tegangansuplainya.

8.21.3.1.5 Unit mesin generator harus mempunyaikemampuan sedemikian rupa sehingga seluruh beban lampuyang tersambung dapat disuplai olehnya segera setelahkecepatan penuh tercapai.

Page 31: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.3.2 Desain dan konstruksi

8.21.3.2.1 Syarat kecepatan tanggap

Pusat pembangkit untuk pelayanan darurat harus dapat mencapai

kecepatan penuh dansiap memikul beban dalam waktu 15 detik sejak

diterimanya sinyal asut. Beban penuh harussiap dipikul dalam waktu 30

detik berikutnya (jumlah 45 detik).

8.21.3.2.2 Penggerak utama

Penggerak utama harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

8.21.3.2.3 Generator harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Pada

waktu dimasukkan beban penuh turun tegangan sebaiknya tidak melebihi

25% dan dalam waktu 0,5 detik tegangan sudah pulih kembali dalam

batas 5% dari tegangan normal.

8.21.3.2.4 Rakitan

Penggerak utama, generator, kopling dan dudukan mesin harus dipilih

yang sesuai satusama lain.

CATATAN Sebaiknya diperhatikan ketersediaan suku cadang di pasaran.

8.21.3.2.5 Uji coba pekerjaan

Harus dilaksanakan uji coba berfungsinya penggerak utama dan generator

dengan bebanyang dapat diatur dan harus memenuhi persyaratan bekerja

dan kemampuan daya nominal.

Page 32: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.3.3 Instalasi pusat pembangkit

8.21.3.3.1 Suplai bahan bakar

Tangki bahan bakar harus disediakan dalam ruang pembangkitmasing-masing untuk setiap unit penggerak utama, dengankapasitas beban penuh selama 8 jam.

8.21.3.3.2 Sistem pembuangan gas

Setiap sistem pembuangan gas harus dilengkapi dengan peredamdan sistem pipa atau cerobong untuk membuang semua gas ke luarbangunan

8.21.3.3.3 Pendingin

Setiap penggerak utama jika mungkin harus mempunyai sistempendingin tersendiri

8.21.3.3.4 Pemasangan

Untuk memperkecil pengaruh getaran mesin, setiap mesin dapatdilengkapi peredam yang dipasang pada pondasi yang dirancangkhusus untuk keperluan tersebut.

8.21.3.3.5 Peringatan bahaya

Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok diatas atau di dekat mesin, untuk mengingatkan kemungkinan asutanyang tiba-tiba dapat membahayakan orang yang berada disekitarnya.

Contoh kata peringatan adalah :

Awas Bahaya

Mesin Dapat Hidup

Sendiri

Jangan Dekat-dekat

Page 33: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.3.4 Pengasutan penggerak utama

8.21.3.4.1 Setiap penggerak utama harus dilengkapi dengan sistem pengasut.

8.21.3.4.2 Sistem asut harus dapat bekerja tanpa pemanasan awal.

8.21.3.4.3 Harus disediakan perlengkapan hidrometer, manometer dansemacamnya

8.21.3.4.4 Untuk diesel yang dipasang dalam ruang yang suhu kelilingnya dapatturun di bawah 10 °C, harus disediakan perlengkapan yang memudahkanpengasutan.

8.21.3.4.5 Baterai untuk pengasutan harus ditempatkan dekat dengan motor pengasut dengan tata letak yang akan menghindarkan percikan asam padaperlengkapan yang vital. Baterai harus ditutup dengan bahan isolasi.

8.21.3.5 Kendali

8.21.3.5.1 Fungsi otomatis

Sistem kendali harus menjalankan suplai listrik darurat secara otomatis

8.21.3.5.2 Alarm

Semua alarm dan sinyal harus terlihat pada panel generator dan diperluas ketempat pusat Pengawasan.

8.21.3.5.3 Pelayanan manual

Harus ada pengasut manual yang dipasang di penggerak utama dan dapatmembuka solenoid bahan bakar dan menjalankan mesin, terpisah dari sirkitkendali otomatis. Harus dipasang peringatan yang jelas, yang menyatakanbahwa bila dijalankan secara manual, mesin terlepas dari pemantauan proteksiotomatis, jadi harus tetap diawasi.

8.21.3.5.4 Konstruksi

Semua relai, dan gawai kendali harus dipasang dalam kotak tidak mudahterbakar dan dilindungi terhadap debu dan gas.

Page 34: Keselamatan Instalasi Listrik

8.21.3.5.5 Catu daya

Kendali, alarm dan sinyal dapat menggunakan baterai tersendiri dan catudaya atau disuplaidari sistem baterai pengasut jika dirancang khusus dandiuji untuk dapat bekerja pada keadaan tegangan terminal yang rendahpada pengasutan dingin. Semua baterai harus ditempatkan menjadi satu.

8.21.3.5.6 Pencegahan

Harus diusahakan agar sakelar kendali tidak mudah dicapai, dengan caramengunci ruang, dan kuncinya disimpan dalam kotak di dekat pintunya,yang kacanya mudah dipecahkan.

8.21.3.6 Instrumen

Harus ada beberapa instrumen untuk memperlihatkan keadaan kerjapenggerak utama (seperti tekanan minyak pelumas, suhu air dan atau udarapendingin), ukuran persediaan bahan bakar, jumlah jam kerja, besarangenerator (termasuk frekuensi, tegangan, arus sesaat dan beban maksimumyang diperkenankan untuk operasi dalam jangka waktu 15 menit), aruspengisian dan pemakaian baterai.

8.21.3.7 Penyambungan ke luar

Jika mesin dipasang dengan menggunakan dudukan fleksibel, maka seluruhpenyambung ke mesin harus menggunakan perlengkapan yang fleksibelpula (termasuk sambungan pipa bahan bakar, kabel, udara buang, dan lain-lain).

8.21.3.8 Petunjuk operasi

Petunjuk operasi dengan rincian cara pemeliharaan harus dipasang dalamruang generator dengan bingkai yang berkaca. Buku harian harus pula adadalam ruang tersebut atau dijelaskan di dalam petunjuk pemeliharaan dantempat penyimpanannya.

Page 35: Keselamatan Instalasi Listrik

PROSEDUR PEMELIHARAAN

& PENG0PRASIAN SYSTEM GENERATOR

SET

1. Tujuan : Menjamin bahwa system generator set

berfungsi secara baik dan benar .

2. Ruang Lingkup :

System Operasional Prosedur ( SOP )

Standart Maintenance Prosedur (SMP) untuk

Generator.

1. Sfesifikasi : Generator Set 45 KVA / 4 Pole / 1500

RPM

2. Referensi : ----

3. Prosedur :I.Metode Pengoprasian ( System

Operasional Prosedur / SOP ) Meliputi : Personal

Pelaksanaan & Waktu Kerja, Quality Control dan K3,

Prosedur Kerja & Sistem Monitoring Pelaksanaan

Page 36: Keselamatan Instalasi Listrik

1.1 Personil Pelaksanaan & Waktu Kerja*

Jumlah tenaga kerja dalam bentuk 2 shift, minimal terdiri atas :-

Supervisor umum sistem Elektrikal (1 orang)- 1 orang Teknisi-

1 orang helper (minimum)

* Waktu kerja : Jam kerja dan jam lembur sesuai

aktivitas berlangsung

I.2. Quality Control & Penerapan K3

Pengawasan Mutu ( Quality Control ) - Pengawasan mutu

dilakukan melalui metode-metode agar dapat diukur dan Sesuai

standar yang diinginkan Jajaran Manajemen dan Tenaga

Lapangan diberikan pelatihan pendek untuk

Menyamakan persepsi, yakni proses-proses Quality Control

Standarisasi formulir

Formulir check list yang disetujui Pemberi Tugas danSupervisor

Kesehatan & Keselamatan Kerja

Operasional pekerjaan dilakukan sepenuhnya sesui prosedur Ke

sehatan&Keselamatan Kerja sesuai standar Depnaker dan Perus

ahaan Terangkum dalam SOP ( Standart Operational Procedure),

Page 37: Keselamatan Instalasi Listrik

KESELAMATAN MENJADI TANGGUNG JAWAB

KITA BERSAMA, KELALAIAN AKAN TERHADAP

KELAYAKAN DAN KESELAMATAN INSTALASI

LISTRIK DAPAT MENYEBABKAN KERUGIAN

HARTA DAN JIWA BAGI KITA DAN ORANG-

ORANG DISEKITAR KITA