36
Maintenance Practices Chapter 1 Mobius Institute Category 1

Maintenance Practices

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Maintenance Practices

Maintenance PracticesChapter 1 Mobius Institute Category 1

Page 2: Maintenance Practices

Chapter 1 Maintenance Practices Introduction

Why Do We Do Maintenance ?

Four Maintenance Practices

Overall Equipment Effectiveness

Breakdown Maintenance

Preventive Maintenance

Predictive Maintenance

Proactive Maintenance

Page 3: Maintenance Practices

Introduction

Page 4: Maintenance Practices

Introduction

Maintenance adalah Semua aktivitas yang dilakukan (pengetesan, pengukuran, penggantian, penyesuaian, perbaikan, dll) untuk menjamin semua sistem produksi

dalam kondisi handal (reliable), produktif dan efisien.

Page 5: Maintenance Practices

Introduction Maintenance History

Fix the equipment

when it breaks

-Terotechnology introduced.-Recognition of need to present equipment failures. -Models for preventive maintenance developed.

-Increased awareness of: -Environment -Safety -Quality-Need for reliable equipment.-Reduction in costs.

Pre-World War II

Post-World War II 1980 OnwardsTime

De

velo

pm

en

t of

Ma

inte

na

nce

Page 6: Maintenance Practices

Why Do We Do Maintenance Alasan dan Tujuan dari Maintenance ?

Kebutuhan perusahaan Mengantisipasi sebelum terjadinya kegagalan Mengetahui akar permasalahan Alasan Asuransi Menaikan efisiensi dari plant Mengoptimalkan produksi

Page 7: Maintenance Practices

Why Do We Do Maintenance Maintenance Strategies :

1. Menaikan strategi maintenance, proses, procedure dan teknologi2. Melakukan maintenance dengan lebih baik untuk mendapatkan produk yang

efisien

Resiko kegagalan yang dapat dihindari :1. Catastrophic failure2. Secondary damage 3. Penambahan biaya suku cadang4. Waktu lebih yang tidak dibutuhkan 5. Kecelakaan Staff

Page 8: Maintenance Practices

Why Do We Do Maintenance Kategori equipment :

1. Critical equipment : kegagalan dapat berdampak pada Plant, proses produksi keseluruhan, memiliki pengaruh dan cost yang besar.

2. Essential Equipment : kegagalan dapat berdampak pada Plant, startup mungkin dilakukan tetapi berdampak pada proses produksi

3. General Purpose : kegagalan tidak berdampak pada Plant, mesin dengan cost yang rendah, secondary damage tidak terjadi.

Page 9: Maintenance Practices

Four Maintenance Practices Breakdown Maintenance (ReM, RTF)

Time-based Preventive Maintenance (PM : Calender, Running)

Condition-based Predictive Maintenance (PdM :Oil Analysis, Temperature Analysis)

Risk-based Proactive Maintenance (PaM : RCFA, FMEA, RCM)

Page 10: Maintenance Practices

Four Maintenance Practices

Breakdown Maintenance : Peralatan gagal (rusak/failure) perbaikan (repair). Dapat diterapkan jika kegagalan peralatan tidak mempengaruhi secara signifikan

terhadap operasi, produksi atau menghasilkan rugi-rugi selain biaya perbaikan

Keuntungan : Cost maintenance rendah dan less Staff Kerugian : Kenaikan biaya peralatan yang tidak direncanakan, biaya tenaga

kerja,

Page 11: Maintenance Practices

Four Maintenance Practices

Time-based Preventive Maintenance : Perawatan secara periodik yang meliputi (pembersihan, inspeksi, pelumasan dan

pengencangan) untuk mempertahankan performansi peralatan dan mencegah kegagalan melalui pencegahan terhadap kerusakan, diagnosis untuk mengukur kerusakan.

Keuntungan : Cost lebih efektif, mengurangi resiko peralatan dan proses dari kegagalan, 12%-18% Cost lebih efisien dibandingkan Reactive Maintenance

Kerugian : Catastrophic failure terkadang terjadi, Tenaga Kerja intensive,

Page 12: Maintenance Practices

Four Maintenance Practices

Condition-based Predictive Maintenance perawatan dimana umur pakai (service life) dari komponen yang penting

diprediksi berdasaran inspeksi atau diagnosis sehingga pemakaiannya dapat dimaksimalkan sampai batas waktu pakainya.

Keuntungan : Menaikan component life/availability, dapat mempersiapkan suku cadang, mengurangi resiko dari proses penghentian mesin, mengurangi cost untuk spare part dan tenaga kerja, kualitas produk yang lebih baik, keselamatan dan kesehatan lingkungan dan pekerja yang lebih terjamin, hemat energy, 8%-12% cost lebih efisien dibandingkan Preventive Maintenance Program.

Kerugian : Menaikan investasi untuk diagnosis peralatan, investasi untuk pelatihan, potensi cost yang tak terlihat oleh management

Page 13: Maintenance Practices

Four Maintenance Practices Risk-based Proactive Maintenance/Prevention Maintenance

Maintenance prevention menunjukkan desain peralatan baru. Kelemahan-kelemahan mesin yang ada dipelajari (misal : pencegahan kegagalan, kemudahan perawatan, pencegahan cacat, keamanan dan kemudahan untuk dibuat) dan digunakan untuk pertimbangan saat commissioning peralatan baru.

Keuntungan : Maintenance program yang efisien, cost yang rendah dengan mengurangi pemeriksaan yang tidak perlu, meminimalisir frekuensi pemeriksaan, mengurangi kemungkinan dari kegagalan peralatan yang mendadak, dapat lebih focus pada peralatan yang kritis, menaikan kehandalan dari component, menerapkan RCFA

Kerugian : cost yang lebih tinggi karena startup, pelatihan, peralatan baru,

Page 14: Maintenance Practices

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

OEE adalah sebuah cara untuk memonitor dan menaikan efisiensi dari proses manufaktur

Page 15: Maintenance Practices

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

OEE berbasis pada tiga pengukuran : Availablity (A) : presentase dari jumlah waktu produksi secara actual World class : 90% Performance (P) : presentase dari seberapa baik mesin bekerja ketika

running World class : 95% Quality (Q) : presentase dari seberapa baik part vs part yang rusak ketika

produksi World class : 99.9%

OEE = A x P x Q World class : 85%

Page 16: Maintenance Practices

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Page 17: Maintenance Practices

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

100% Availability = Tidak ada waktu yang hilang- Mesin bekerja dengan baik tanpa ada pemberhentian100% Performance = Tidak ada kecepatan yang hilang- Mesin bekerja pada kecepatan maksimum 100% Quality = Tidak ada Kualitas yang hilang- Mesin tidak memproduksi part yang gagal.

Page 18: Maintenance Practices

Breakdown and Preventive Maintenance

Page 19: Maintenance Practices

Breakdown Maintenance Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan

setelah mesin rusak.

Biasa juga disebut “Reactive Maintenance”.

Fix it when it breaks

Page 20: Maintenance Practices

Breakdown Maintenance

Keuntungan :

1. Tidak banyak menggunakan personil.

2. Biaya pemeliharaan lebih murah.

3. Keuntungan perusahaan berpotensi lebih besar.

Page 21: Maintenance Practices

Breakdown Maintenance

Kerugian :

1. Kerusakan bisa terjadi kapan saja.

2. Peralatan bekerja tidak maksimal.

Page 22: Maintenance Practices

Breakdown MaintenanceKapan reactive maintenance digunakan ?

Mesin tidak mempunyai peran vital.

Tidak banyak mempengaruhi produksi.

Biaya penggantian alat murah.

Tidak efektif jika dilakukan monitoring.

Tidak memberikan keuntungan besar jika dilakukan perawatan secara berkala.

Page 23: Maintenance Practices

Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah melakukan perawatan

terhadap mesin yang dilakukan secara berkala sebelum mesin tersebut rusak.

Dilakukan berdasarkan waktu.

Perform regular overhauls so that the machine will

not fail

Page 24: Maintenance Practices

Preventive Maintenance

Asumsi pertama : kerusakan pada mesin terjadi ketika mesin sering bekerja dan mengalami kelelahan. Sehingga kemungkinan terjadi kerusakan ada pada jangka waktu panjang.

Page 25: Maintenance Practices

Preventive Maintenance

Setelah dilakukan perbaikan, mesin mempunyai kemungkinan untuk mengalami kerusakkan di awal-awal setelah perbaikan. Biasa disebut dengan istilah “Infant Mortality”.

Page 26: Maintenance Practices

Preventive Maintenance

Kelebihan :

1. Umur mesin lebih lama.

2. Mengurangi terjadinya kegagalan proses.

3. Menjaga mesin berjalan tetap efisien.

4. Memberikan reputasi yang baik untuk perusahaan.

Page 27: Maintenance Practices

Preventive Maintenance

Kekurangan :

1. Membutuhkan pekerja secara intensif.

2. Memungkinkan melakukan perawatan diwaktu yang tidak tepat.

3. Resiko human error lebih besar.

Page 28: Maintenance Practices

Preventive MaintenanceKapan PM dapat dilakukan?

1. Resiko Infant Mortality lebih kecil dibandingkan resiko kegagalan atau kerusakan.

2. Biaya perawatan lebih murah dari biaya penggantian mesin.

3. Mesin harus selalu dimonitoring.

Page 29: Maintenance Practices

PREDICTIVE & PROACTIVE MAINTENANCE

Page 30: Maintenance Practices

PREDICTIVE MAINTENANCE

Predictive maintenance or condition based maintenance adalah salah satu metode untuk membantu dalam memastikan kondisi suatu mesin yang sedang beroperasi dalam rangka memprediksi kapan harus dilaksanakan proses maintenance.

Mesin (utamanya rotating machines) akan selalu memberikan sinyal peringatan sebelum mengalami kerusakan dan kegagalan.

“if it ain’t broke, don’t fix it”

• Tingkat dan pola getaran

• Temperatur• Kondisi pelumas• Arus motor• etc

Faktor-faktor atau tanda-tanda inilah yang dimonitor kondisinya untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan proses maintenance

Page 31: Maintenance Practices

PM vs PdMDari kurva-kurva disamping, hanya 11-23% kasus kegagalan pada performa mesin yang berhubungan dengan waktu (time-based) sedangkan sisanya tidak beraturan (tidak terkait dengan waktu)

Bisa dikatakan bahwa untuk era saat ini, penggunaan metode predictive maintenance lebih efektif dibandingkan

preventive maintenance

Page 32: Maintenance Practices

PREDICTIVE MAINTENANCE

KELEBIHAN

Lebih efektif

Biaya maintenance berkurang.

Downtime terjadwal berkurang.

Lifetime mesin bisa dimaksimalkan.

Hemat inventory cost.

Semua pekerjaan terjadwal.

KEKURANGAN

Memerlukan peralatan monitoring tambahan.

Expert man power.

Monitoring cost.

• it is a financial issue : cost of monitoring vs risk of failure.

• Monitoring the machines doesn’t improve machine reability. Doesn’t stop them from failing, you’re simply predicting their failure

Condition monitoring helps you to look into the future – but you still have to take the

appropriate action.

Page 33: Maintenance Practices

PROACTIVE MAINTENANCE Proactive maintenance adalah bentuk strategi dari

preventive maintenance untuk menjaga kehandalan mesin. Tujuannya adalah melihat masalah dan mengantisipasinya sebelum masalah itu muncul.

Proactive maintenance umumnya berhubungan dengan memecahkan masalah sebelum masalah itu (kegagalan mesin) terjadi.

“to anticipate and solve problems before they become problems”

Why do machines

fail?

• Designers drafting board.• Poor maintenance practices.• Operating conditions.• Way it’s manufactured.• Way it’s installed.• Way it’s operated.• Way it’s maintained.

Page 34: Maintenance Practices

PROACTIVE MAINTENANCE

Reliability centered maintenance (RCM) : adalah sub set dari proactive maintenance, dan merupakan sebuah metode analisis yang dilakukan pada satu bagian peralatan untuk mengetahui semua model kegagalan dan konsekuensinya. Dengan informasi ini, kita bisa merencanakan strategi maintenance yang optimal.

Precision maintenance : digunakan untuk mengenali jika mesin-mesin saat ini didesain dengan toleransi yang sangat ketat dan komponen yang presisi. Ini juga dapat diartikan dengan setiap pekerjaan memeiliki alatnya tersendiri dan setiap alat memiliki tempatnya tersendiri.

Root cause analysis : adalah metode analisa untuk mencari akar penyebab permasalahan dari sebuah sistem, dalam hal ini permesinan.

When a machine fails, ask the question : “why did it fail?”Determine what has to change so it does not fail again.

Make sure the changes are made!

Page 35: Maintenance Practices

PROACTIVE MAINTENANCE Tujuan proactive maintenance adalah untuk menghilangkan akar penyebab

permasalahan yang terjadi pada permesinan untuk mencegah kegagalan dan meningkatkan kehandalan peralatan.

100% reliability.

Dalam penerapan proactive maintenance, tidak terlepas dari metode-metode maintenance yang lainnya.

Proactive maintenance seharusnya sudah diterapkan diseluruh area industri untuk bersaing di abad 21 ini.

Proactive maintenance = continous improvement.

Page 36: Maintenance Practices

Thank you