Upload
yogishidiq
View
1.969
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
MINERAL DAN BATUAN
Dibuat untuk sebagai telah mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah
Program Komputer Terapan I
Dibuat Oleh :
Nama : Yogi Nurulluddin Shidiq
NPM : 11051360
Prodi : Teknik Geologi Terapan
Semester : 3 (Tiga)
POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN (AGP)
TAHUN 2014
Kata pengantar
Yang telah diberikanNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan
praktiku geologifisik tentang bab Identifikasi Mineral dan Batuan secara Megaskopis
sesuai dengan kurikulum yang ditentukan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah agar kami dapat mengetahui secara
langsung dari teori yang telah diberikan oleh dosen dan juga ssebagai penunjang mata
kuliah geologifisik.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
laporan ini. Oleh karna itu, segala masukan dan kritik yang membangun, kami sambut
dengan baik. Terima kasih.
Bandung, 10 November 2014
Penyusun.
DAFTAR ISI
BAB I
1.1.Latar Belakang .....................................................................................
1.2.Maksud dan Tujuan .............................................................................
BAB II
2.1.Landasan teori .....................................................................................
BAB III
3.1.Praktikum .............................................................................................
BAB IV
4.1.Penutup ................................................................................................
BAB I
o Latar Belakang
Seperti kita ketahui, minyak bumi, gas dan sumber energi pada umumnya
berasal dari alam. Dan sebagian besar berada di dalam permukaan bumi.
Lapisan bumi, tersusun atas berbagai macam lapisan tanah dan batuan.
Tanah sendiri merupakan hasil peluruhan batuan.
Oleh karenanya, sebelum kita menelusuri tentang sumber energi dan lapisan
lapisan batuan tempat beradanya sumber energi tersebut, alangkah baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu macam macam batuan, proses terbentuknya serta ciri
ciri dari macam macam batuan secara megaskopis.. Karena bisa jadi suatu batuan
merupakan ubahan dari batuan lain..
Oleh karena itu, pembelajaran batuan melalui praktikum sangat diperlukan
guna mempermudah pemahaman mengenai batuan.
1.2. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis jenis batuan dan mineral secara garis besar dan contoh
contohnya.
2. Untuk dapat mengetahui perbedaan jenis jenis batuan secara megaskopis.
3. Untuk dapat mengidentifikasi jenis batuan berdasarkan ciri yang ada secara
megaskopis
BAB II
2.1. Landasan Teori
Batuan dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi bahan atau material alam
dalam pembentukan kerak bumi, yang mempunyai komposisi mineral tertentu untuk
selanjutnya menurut proses terjadinya batuan dibagi menjadi:
- Batuan Beku
- Batuan Sedimen
- Batuan Malihan/ Metamorfosis
- Mineral
Mineral
Mineral adalah selalu terdapat dalam batuan beku terbentuk dari keristal
magma merupakan mineral yang dominan dan menentukan nama batuan misalnya
(SiO2),K2O,Na,SiO2.
Ada 7 mineral utama pembentukan batuan
1. Kuarsa
2. Feldspar
3. Feldspatold (feldspathoid)
4. Piroksen (pyroxene)
5. Horenbelende (hornblende)
6. Blotit, dan
7. Olivin
Ke-7 tersebut dijumpai dalam jumlah yang banyak, dan disebut mineral-
mineral penting (essen hal mineral): sedangkan mineral lain yang jumlah-nya
sedikit, disebut mineral tambahan/pelengkap (accessory minerais), seperti magnet,
ilmenit,apatit,kalasit, dan lain-lain.
Mineral didefinisikan melalui beberapa cara, yaitu dengan mempelajari sifat
fisik, sifat kimia, dsm sifat optiknya. Aspek sifat fisik yang dipelajari adalah: sifat
optik (pemanutan dan pembalasan,killap,warna dan qoresan dan luminatasi),
kekerasan,belahan, dan pecahan,berat jenis sifat magnet,sifat klasik, sifat permukaan
dan radioaktivitasi.
o Lingkungan pembentukan mineral
Mineral terbentuk pada 3 macam lingkingan geologi yaitu:
1. Lingungan magnetik
2. Lingkungan sedimen
3. Lingkungan metamorifik.
o Manfaat Mineral
Telah diketahui sejak lama bahwa mineral sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Pemanfaatan mineral bagi kehidupan manusia, ada yang dapat
langsung dirasakan, seperti emas(Au) dan intan (C): ada yang harus diolah
terlebih dahulu untuk diambil logamnya. Ada juga mineral-mineral yang
menghasilkan material-material non-logam, seperti kapur (caO). Berasil dari
kalsit yang menjadi penyusun utama batu-gamping: kaolin dari kaolinit dll.
Dengan demikian,mineral adalah salah satu sumber daya geologi yaitu
sumber daya mineral sumber daya geologi yang lain adalah sumber daya air,
sumber daya energi,dan sumber daya lahan.
o Mineral pembentuk batuan
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
- Mineral Utama (essential minerals)
- Mineral ikutan/ tambahan (accessory minerals)
- Mineral sekunder (secondary minerals)
o Komposisi Mineral
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur
utama yaitu oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium,
dan magnesium, unsur ini membentuk : mineral yang tergolong mineral
utama yaitu
- Kuarsa
- Plagioklas
- Ortoklas
- Olivin
- Piroksin
- Amfibol
- Mikafelpatora
- mineral ikutan / tambahan
Mineral tambahan merupakan mineral hasil kristalisasi magma, namun jumlahnya
relatif kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak menentukan nama atau sifat batuan.
Mineral ikutan atau tambahan antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, trutil.
mineral sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasi ubahan dari mineral primer,
terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan, sirkulasi larutan sisa magma (hidrotermal),
koolinisasi serpentinisasi atau karena metamorfisma.
Sifat Mineral fisik
Terdapat dua cara untuk mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara
mengenal sifat fisiknya.
A. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau
di permukaan bumi.
Tekstur Batuan
Tekstur adalah istilah untuk menyatakan ciri fisik batuan yang berkaitan dengan
derajat kehabluran (degree of cristalinity), ukuran butir atau granularitas (glanularity),
bentuk dan kemas (fabric) atau susunan dan distribusi mineral dalam batuan. Ciri khas
yang dinyatakan oleh tekstur memberikan gambaran kondisi terbentuknya batuan beku
dari pembekuan magma, induknya yang diatur oleh laju dan urutan kristalisasi yang
bergantung pada suhu komposisi, kandungan gas pada awalnya dan kekentalan magma
serta tekanan saat membeku.
a. Derajat kehabluran (degree of cristalinity)
Bergantungan pada kondisi pembekuan magma, batuan beku dapat seluruhnya terdiri
dari kristal, atau kaca atau campuran dari keduanya.
Derajat kehabluran (degree of cristalinity) terdiri atas:
- Holokristalin bila massa batuanseluruhnya terdiri dari kristal.
- Hipokristalin / merokristalin bila massa batuan terdiri dari kristal dan bahan
amorf.
- Holohialin bila massa batuan seluruhnya terdiri dari bahan amorf atau kaca.
b. Granularitas (granularity)
Berdasarkan kekompakan kristal dalam batuan secara megaskopi maka batuan beku
dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
Faneritik fanerokristalin bila kristal dalam batuan dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ukuran kristal butiran halus (<1 mm), sedang (1 – 5 mm),kasar (5 –
30 mm), peamatif (>30 mm).
Afanitik bila kristal dalam batuan sangat halus yang hanya teramati dengan
mikroskop
c. Kemas (fabric)
Kemas hanya dapat digunakan untuk batuan yang bertekstur relatif berukuran
(equigranular). Dalam kemas yang diperhatikan adalah kesempurnaan bentuk kristal
apakah sempurna (euhedral idiomorphic), agak sempuna (subhedral), atau tidak
berbentuk (anhedral).
Berdasarkan bentuk – bentuk tadi macam kemas adalah sebagai berikut:
o Panidomorphic granular bila seluruhnya terdiri dari kristal euhedral
o Hypidiomorphic granular bila terdiri dari kristal subhedral
o Allotriomorphyc granular bila terdiri dari kristal anhedral
Berdasarkan kriteria ini tekstur batuan beku dapat dibedakan sebagai berikut:
Tekstur berbutir (granular texture)
Tekstur fanerik (phaneritik texture)
Tekstur afanitik (aphanitic texture)
Teklstur kaca (glassy/vitric texture)
Teksture porfiritik (porphyritik texture)
Tekstur piroklas (pyroclastik texture)
Tekstur berbutir
Tekstur ini mencerminkan proses pendinginan magma secara perlahan sehingga
memberi kesempatan kristal mineral berkembang sebagai butiran. Contoh batuan
bertekstur berbutir antara lain adalah: granit, pegmatii, syenit.
Tekstur fenerik
Batuan bertekstur fenerik berbutir kasar yang dapat dilihat dengan mata telanjang
juga mencerminkan proses pendinginan magma yang berlangsung sangat lambat.
Tekstur afanitik
Batuan bertekstur afanitik berbutir halus sebagai akibat prose pendinginan yang
cepat. Butir kristal terlalu kecil untuk pemeriksaan mata telanjang. Bila kristal batuan
kecil sekali dengan yang dengan mikroskop optik juga tidak dapat dibedakan disebut
kriptokristalin.
Tekstur kaca
Tekstur ini terjadi akibat proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga tidak
sempat terjadi penghabluran (kristalisasi), misalnya terjadi bila magma tersembur atau
meleleh keluar dari gunungapi dan terkena udara.
Tekstur forfiritik
Tekstur ini mencerminkan terjadinya pendinginan dalam 2 tahap yang ditunjukan
oleh kristal yang lebih besar tertanam dalam massa dasar (matrix) yang berbutir halus.
Kristal yang lebih besar disebut fenokris.
Tekstur piroklastik
Tekstur piroklastik terdapat dalam batuan gunung api butiran – butiran berupa
fregmen – fregmen batuan akibat letusan.
Struktur batuan beku
Struktur batuan beku adalah bentuk dalam skala besar :
o Pillow structure adalah merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstrusi tertentu, dengan massa yang berbentuk bantal,dimana ukuran dari
bentuk ini antara 30 – 60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik
baawah laut.
o Vesikuler merupakan yang ditandai adanya lubang – lubang gas dengan arah
tertentu.
o Skoria seperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.
o Amigdliodal merupakan struktur dimana lubang – lubang gas terisi mineral –
mineral sekunder seperti zelait, karbonat, silika.
o Venolith struktur yang memperlihatkan adanya fregmen batuan yang masuk atau
tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat peleburan tidak
sempurna dari batuan samping didalam magma yang menerobos.
Auto bracia, stuktur Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi
bahan rombakan batuan asal, maupun hasil denudasi atau dari hasil reaksi kimia
maupun hasil kegiatan organisme. Batuan sedilen hanya merupakan 5% dari seluruh
batu-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini, batulempung adalah 80%
, batupasir 5%, dan gamping 5%. yang terdapat pada lava yang memperlihatkan
fregmen itu sendiri.
B. Batuan sediment
1. Penggolongan dan penamaan
Secara genetis disimpulkan data 2 golongan(Pettijhon, 1975 dan W.T. Huang, 1962):
a). Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan
asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku metamorf dan sedimen. Setelah
pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami diagenesa,yakni proses perubahan
yang berlangsung dalam tempratur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah
lithifikasi terjadi. Proses diagenesa antara lain:
- Kompaksi sedimen
- Sementasi
- Rekritalisasi
Nama butir Ukuran butir(mm)
Bongkah (boulder) 256
Brangkal (couble) 256 – 64
Krakal (pebble) 64 – 4
Krikil (gravel) 4 – 2
Pasir sgt kasar (very coarse sand) 2 – 1
Pasir kasar (koarse sand) 1 – ½
Pasir sedang (medium sand) ½ - ¼
Pasir halus (fine sand) ¼ - 1/8
Pasir sgt halus (very fine sand) 1/8 – 1/64
Lanau (silt) 1/64 – 1/256
Lempung (clay) 1/256
2. pemerian batuan sedimen klastik
Pemerian batuan sedimen klastik terutama didasarkan pada tekstur, komposisi
mineral dan struktur.
a) Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya. Pembahasan tekstur meliputi:
- tekstur
- ukuran butir
- pemilahan
- kebundaran
- wellrounded
- rounded
- subrounded
- subangular
- angular
C. BATUAN METAMORF
Batuan metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-
20km) yang keseluruhannya / sebagian besar terjadi dalam keadaan padat / batu yang
terbentuk oleh proses metamorfisme.
Batuan metamorf dapat berasal dari batuan induk batuan beku sedimen atau metamorf
sendiri
A. Tipe – tipe metamorfosa
Metamorfosa lokal
- Metamorfosa kontak/thermal disebabkan karena intrusi
- Metamorfosa kataklasik/dinamo disebabkan karena sesar
Metamorfosa regional
- Metamorfosa regional/dinamo thermal pada zona tumbukan (subduction
zone)
- Metamorfosa beban/burial akibat beban sedimen diatasnya
B. Struktur batuan metamorf
Struktur foliasi
1. Slatycleavage
Merupakan peralihan dari batu lempung ke batuan metamorf phillitic.
Penjajaran mineral mulai kasar daun mika dan klorit sudah cukup besar,
berkilap sutra halus.
2. Schistosy(skistosa)
Mineral pipih (biotit) muskovit felspar lebihdominan dibanding mineral
butiran.
3. Gneissic(gneissik)
Mineral granular lebih dominan dibandingkan mineral pipih.
Struktur non foliasi
1. Struktur hornfelsik
Dicirikan butiran yang seragam terbentuk pada bagian dalam daerah
kontak sekitar batuan beku.
2. Struktur milonit
Struktur yang berkembang oleh penghancuran batuan asal yang yang
mengalami metamorfosa dinamo.
3. Struktur kataklastik
Sama dengan milonit hanya butirannya lebih kasar,
4. Struktur pilonitik
Menyerpai milonit tetapi butiranya kasar mendekati philit
5. Struktur flaser
Seperti struktur katakklastik dimana struktur batuan asal berbentuk lensa
yang tertanam pada massa dasar milonit.
6. Stuktur augen
Seperti struktur flaser hanya terdiri dari bitir flaser dalam masa dasar
lebih halus
7. Struktur Granoulose
Hampir sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran
lebih besar.
8. Struktur Liniasi
Struktur yang diperlihatkan oleh adanya kumpulan mineral seperti
jarum(fibrous).
C. tekstur batuan metamorf
Tekstur kristaloblastik
Tekstur yang terbentuk dalam suasanu padat.
1. Lepidoblastik
2. Granoblastik
3. Nematoblastik
4. Porfiroblastik
5. Blastopellit
6. Porfiroblastik
7. Idioblastik
8.Xenoblastik
Tekstur pelimpsest
Merupakan tekstur sisa, melipui:
1. Balastoporfiritik
2. Blastopsefit
3. Blastopsamit
4. BlastopelliteMerupakan tekstur sisa, melipui:
5. Balastoporfiritik
6. Blastopsefit
7. Blastopsamit
8. Blastopellite
D. Penamaan batuan metamorf
1. Struktur slatycleavage
2. Struktur phillitic dinamai phillit
3. Struktur slatycleavage
Tekstur pelimpsest
Merupakan tekstur sisa, melipui:
1. Balastoporfiritik
2. Blastopsefit
3. Blastopsamit
4. Blastopellite:
5. Balastoporfiritik
6. Blastopsefit
7. Blastopsamit
8. Blastopellite
o Jenis-jenis Batuan
o BATUAN BEKU DALAM
- GRANIT
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak
digunakan sebagai batuan untuk konstruksi.
Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan
2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.
Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran Dalam bidang
industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai
pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku
(rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah.
Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate Measuring
Machine).
- SIENIT
Sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik. Dari
pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan, sedikit plagioklas dan
biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang. Dari pengamatan
sayatan tipis menunjukan tekstur holokristalin, hipidiomorfik, berbutir halus sampai 1
mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun oleh mineral orthoklas / K.Felsdpar,
plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan mineral opak, lempung, masih terlihat
relieks kembar poliomtetik. Batuan sienit terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng
Moncong Talalo di sekitar Kocara, intrusi ini diduga berlangsung pada kala
Miosen Awal.
- DIORITE
Diorite adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan gabbro. Batuan ini
mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang, dan
hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak mengandung
mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro, diorite mempunyai
warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak mengandung kalsit plagioklas.
Apabila batuan diorite ini dihasilkan dari letusan gunung api maka akan terjadi
pendinginan menjadi lava andesite.
- GABRO
Gabbro berwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses intrusive
dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit, hanya saja batuan
gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidak mengandung mineral
kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang sering dijumpai
berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral mineral gelap lainnya
yang sering terdapat pada batuan ini adalah amphibole, pyroxene dan kadang kadang
juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite dan apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro
sama seperti dengan yang dialami batuan Basalt. Mineral mineral utama pembentuk
batuan Gabbro adalah hornblende, magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas.
Gabbro adalah nama sebuah kota di Tuscany, Italia
.
- PROFIR GRANIT
Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi). magma yang mempunyai susunan
granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu disebut porfiri
granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.
o BATUAN BEKU LUAR
- RIOLT
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari
letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan
bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini
bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila
kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran,
isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa
(media) dan campuran makanan ternak
.
- TERAHIT
batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan mempunyai
sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat, magnesium
oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini terdapat lubang-
lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada batuan ini terdapat mineral
silikat, MnO, Al2O3 ,Fe2O3 dan masih banyak lagi mineral penyusun lainnya
- ANDESITE
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada
lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai
beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti
bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges
dan suatu kolom letusan yang sangat besar.
Bagian-bagian kecil yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang
berwarna putih disebut potassium feldspar Kristal terbesar dinamakan phenocryst,
terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut
dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan magma.
bertexture porphyritic
- OBSIDIAN
Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu lahar yang
dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya bukanlah batu atau
mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil pendinginan lahar gunung
berapi yang cepat, karena proses pendinginannya terlalu cepat maka jarang terjadi
pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada struktur kristal di dalam batu obsidian
seperti batu mineral lain. Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang
hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning
atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau
mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan
lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah. Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia
tanggung
- BASALT
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan kandungan mineral
silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak
terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang
berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Gelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan uap air terbentuk dan melakukan
ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati permukaan. Pada periode yang panjang
di bawah gunung api, butiran butiran berwarna hijau dari mineral olivine keluar dari
larutan.
Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau phenocrysts
menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan batuan basalt
tersebut.
BAB III
Praktikum
1) Bahan dan alat
3 macam jenis batuan yang akan diidentifikasi.
o 6 buah Batuan beku
o 6 buah Batuan sedimen
o 3 buah Batuan metamorf
Larutan HCl
Tabel kalasifikasi batuan
loop (kaca pembesar)
2) Prosedure Kerja
Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa batuan tersebut
secara megaskopik baik dengan loop atau tidak.
Lakukan klasifikasi berdasarkan tabel klasifikasi batuan yang telah
disediakan lalu catat pada tabel pengamatan, jenis, dan komposisi serta
kandungan yang terdapat pada batuan tersebut.
teteskan larutan HCl pada jenis batuan sedimen dan metamorf untuk
mengetahui apakah batuan tersebut mengandung senyawa carbonat atau
tidak.
3) Hasil praktikum
Lembar data kalasifikasi/identifikasi batuan :
o Batuan beku
o Batuan sedimen
o Batuan metamorf
BAB IV
Kesimpulan Dan Penutup
Kesimpulan :
Berdasarkan dari data klasifikasi dan identifikasi serta analisa dapat disimpulkan bahwa:
Batuan dapat diketahui berdasarkan jenis, warna, tekstur, struktur, komposisi,
dan ganesanya. Apabila data tersebut telah valid/lengkap maka dapat diketahui
nama, jenis, dan asal batuan tersebut.
Mangetahui macam mineral yang terkandung dalam batuan tersebut sehingga
dapat mambantu pengklasifikasian pada suatu batuan.
Demikian laporan yang dapat kami tulis, dan tak lupa kami mengharapkan
kritikan dan saran – saran yang membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya jika ada kata – kata yang
kurang pada tempatnya dalam penulisan laporan ini. Demikian atas perhatiannya, saya
ucapkan terima kasih.