48
PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

Pedum agro 2011 jatim

  • Upload
    zenoz

  • View
    275

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedum agro 2011 jatim

PEDOMAN UMUM

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2011

Page 2: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman i

KATA PENGANTAR

Melalui gerakan Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA),

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bermaksud memadukan tiga konsepsi

pendekatan pembangunan, yaitu: (a) pendekatan revitalisasi dan

pengembangan perekonomian berbasis pada komoditas pertanian unggulan,

(b) pendekatan fungsi ruang dalam hirarki pusat pertumbuhan (Desa-Kota-

Metro) serta, (c) pendekatan sektoral pembangunan infrastruktur dasar (sarana

dan prasarana) kawasan. Merujuk pada ketiga pendekatan tersebut, saat ini

Pemerintah Provinsi sedang mengkaji tentang pengembangan 4 (empat)

kawasaan agropolitan, yaitu: Kawasan Wilis, Ijen, Bromo serta Madura.

Konsepsi terhadap pengembangan kawasan tersebut sinergis dengan

kesembilan agenda pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Jatim Nomor 188 Tahun

2011 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa

Timur Tahun 2011. Hal tersebut didukung pula oleh Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014.

Di Jawa Timur saat ini telah terbentuk kawasan agropolitan mandiri yaitu

Kota Batu. Secara historis terbentuknya Kota Batu ini merupakan peningkatan

status administratif dari kawasan agro di Kabupaten Malang (Kecamatan Batu),

menjadi Kota Batu pada tahun 2001. PKA sebagai salah satu pendekatan

pembangunan telah dimulai sejak tahun 2003 dengan menetapkan 3 (tiga)

kawasan rintisan, yaitu Kabupaten Mojokerto, Ngawi dan Banyuwangi.

Selanjutnya, dalam pengembangannya sampai dengan tahun 2011 telah

bertambah sebanyak 18 (Delapan Belas) kawasan pengembangan baru, yang

meliputi: Kabupaten Lumajang, Bangkalan, Tulungagung, Trenggalek,

Pamekasan, Pasuruan, Madiun, Blitar, Ponorogo dan Pacitan, Nganjuk,

Probolinggo, Malang, Lamongan, Tuban, Bondowoso, Bojonegoro, Jombang

dan Kota Batu sebagai kawasan agropolitan mandiri. Sehingga jumlah kawasan

agropolitan di Jawa Timur menjadi 22 (Dua puluh dua) lokasi.

Dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan kedepan, diperlukan

Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan, yang senantiasa

Page 3: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman ii

dilakukan up-date sesuai dengan kondisi yang berkembang dilapangan. Buku

pedoman umum tahun 2011 ini, bertujuan untuk memberikan pedoman

terhadap kawasan-kawasan yang telah habis masa fasilitasinya oleh

pemerintah, kawasan-kawasan yang masih dalam masa fasilitasi, maupun

kawasan-kawasan yang akan dikembangkan di tahun-tahun mendatang,

khususnya dalam melakukan review, monitoring dan evaluasi atas

pengembangan kawasan agropolitan yang sudah dilaksanakan.

Buku Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan ini,

merupakan dokumen panduan secara umum dan bersifat konseptual. Oleh

karena itu, sangat diperlukan panduan teknis operasional, sesuai dengan

bidang teknis masing-masing unsur instansional yang terkait.

Akhirnya, berkat kerjasama yang baik antara unsur pemerintah, swasta,

para ahli serta masyarakat, seraya mengucap syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wata’alla karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya buku

Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan ini tersusun. Semoga

Pedoman Umum ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan

kebijakan operasional pengembangan kawasan agropolitan di Provinsi Jawa

Timur.

Surabaya, Pebruari 2011

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI

JAWA TIMUR

Dr. Ir. ZAINAL ABIDIN, MM Pembina Utama Madya

NIP. 19540822 198503 1 006

Page 4: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman iii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar..................................................................................... . i

Daftar Isi …………………….……………………………………................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Falsafah agropolitan………………………………………………………… 1

B. Maksud & Tujuan …………………………………………………………… 2

C. Fungsi pedoman……………………………………………………………. 3

D. Landasan Hukum ………………………………………………………….. 3

E. Pengertian………………………………………………………………….. . 4

BAB II PENGEMBANGAN KAWASAN ………................................ 7

A. Visi dan Misi Gerakan PKA ………………………………………………. . 7

B. Sosialisasi …………………………………………………………………… 7

C. Pengembangan Kawasan Agropolitan ….……………………………….. 8

D. Strategi dan Sasaran Pengembangan …………………………………… 10

BAB III TIPOLOGI & MANAJEMEN

PENGEMBANGAN KAWASAN .....................................………....... .. 13

A. Tipologi Kawasan …………………………………………………………… 13

B. Manajemen Pengembangan Kawasan ………………………………….. 14

BAB IV PENDANAAN …………………………………………………….. 17

BAB V PEMANTAUAN & PELAPORAN ……………………………. 18

BAB VI PENUTUP …………………………………………………………. 19

LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 20

Page 5: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. FALSAFAH AGROPOLITAN

Pembangunan Perdesaan sebagai produsen hasil pertanian masih kurang optimal dibandingkan pembangunan perkotaan sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, telah mendorong aliran sumber daya dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan secara tidak seimbang. kesenjangan sosial dan kehidupan masyarakat desa dan kota yang semakin melebar. Disisi lain pergeseran fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian, kepemilikan lahan pertanian yang relatif menyempit, minimnya infrastruktur perdesaan, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat perdesaan, kesemuanya merupakan refleksi perekonomian di perdesaan. Untuk itu diperlukan strategi dalam membangkitkan pembangunan ekonomi yang mampu memberikan kehidupan lebih baik bagi mayoritas penduduk di perdesaan yang hidup di sektor pertanian melalui pengembangan kawasan agropolitan.

Mensikapi berbagai tantangan dalam pembangunan pertanian yang sejalan dengan upaya percepatan pembangunan perdesaan, diperlukan komitmen yang kuat dan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat maupun swasta. Untuk hal tersebut, Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan salah satu pendekatan pembangunan perdesaan berbasis pertanian dalam artian luas (termasuk kegiatan agrowisata, minapolitan dan sebagainya), dengan menempatkan ‘kota-tani’ sebagai pusat kawasan dan ketersediaan sumberdayanya, sebagai modal tumbuh dan berkembangnya kegiatan saling melayani dan mendorong usaha agrobisnis antar desa-desa kawasan (hinterland) dan desa-desa sekitarnya. Sehingga terwujudnya sistem usaha agribisnis antara perkotaan dan perdesaan untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah.

Kawasan agropolitan tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintah, tetapi lebih ditentukan oleh economic of scale dan economic of scope. Untuk itu penetapan kawasan agropolitan dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan agrobisnis yang ada di setiap daerah. Pada akhirnya, konsep gerakan agropolitan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif konsep pembangunan kawasan yang mampu mendorong perekonomian daerah, baik pada tingkat kabupaten/kota maupun tingkat provinsi; menciptakan sinergitas pembangunan antar wilayah yang lebih berimbang; mengatasi masalah-masalah pembangunan wilayah perdesaan; dan pengelolaan pertanian.

Penataan ruang kawasan perdesaan (dapat berbentuk kawasan agropolitan) diantaranya diarahkan untuk memberdayakan masyarakat perdesaan melalui beberapa upaya, antara lain adalah pengembangan lembaga perekonomian perdesaan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi dalam kawasan

Page 6: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 2

perdesaan, termasuk kegiatan pertanian, kegiatan perikanan, dan kegiatan perkebunan.

Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) pada prinsipnya bukan merupakan kegiatan yang bersifat ‘exclusive’ tetapi lebih bersifat ‘complement’ terhadap 3 (tiga) agenda prioritas pembangunan di Jawa Timur, tahun 2009 – 2014, yaitu:

1. Meningkatkan percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur terutama pertanian di perdesaan

2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

3. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan perubahan pengelolaan sumber daya alam dan penataan ruang.

Hasil evaluasi pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan di Jawa Timur menunjukkan beberapa kendala dan permasalahan antara lain:

a. Pemahaman para stakeholder terhadap hakekat konsepsi pengembangan kawasan agropolitan belum tersosialisasikan sampai tataran yang paling rendah, oleh karena perangkat organisasi dan tata-laksana operasionalnya belum memiliki landasan legal operasional (Norma, Standar, Pedoman dan Manual) yang memadai.

b. Koordinasi lintas institusi di tingkat lokal, regional maupun nasional masih belum optimal.

c. Pengendalian kegiatan belum tertata dengan baik, oleh karena belum dimilikinya pedoman tentang sistem dan prosedur pelaksanaan PKA. Terbukti pada beberapa daerah yang sudah habis masa stimulasinya oleh Pemerintah Pusat / Provinsi, tetapi belum dilakukan evaluasi.

Berbagai permasalahan tersebut mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memantapkan pelaksanaan pembangunan perdesaan di bidang pertanian melalui pendekatan PKA dengan menyusun pedoman umum dan pedoman operasional PKA, sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam tata-laksana implementatif di daerah kabupaten/kota.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud penyusunan Pedum PKA adalah untuk memberikan pedoman kepada daerah dalam pengelolaan pertanian dan pengembangan kawasan perdesaan yang melingkupi perencanaan lokasi, pemasaran komoditas pertanian serta pengembangan dan penataan infrastruktur perdesaan berbasis pada komoditas unggulan serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disepakati.

Page 7: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 3

2. Tujuan

Tujuan pedoman umum adalah - Memberikan motivasi kepada daerah (stakeholder terkait) dalam

menggerakkan perekonomian perdesaan, meningkatkan pengelolaan kawasan, mengoptimalkan sumber daya pertanian serta meningkatkan daya saing komoditas unggulan pertanian melalui kegiatan agribisnis.

- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi lokal dan kemitraan secara proporsional, efektif dan efisien, transparan dan berkesinambungan.

C. FUNGSI PEDOMAN

1. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan acuan atau panduan pengelolaan Pengembangan Kawasan Agropolitan secara menyeluruh dan terpadu dalam perspektif tata ruang, pengembangan agribisnis dan pemberdayaan Sumber daya manusia di perdesaan.

2. Pedoman ini berfungsi dalam perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian/ pengawasan PKA di suatu daerah.

D. LANDASAN HUKUM

Perundangan dan peraturan hukum yang melandasi pedoman ini adalah:

1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 – tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Nasional

6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tatacara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

8. Peraturan Gubernur No. 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 20014.

9. Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2023

Page 8: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 4

10. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

11. Permendagri Nomor 9 tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah.

12. Surat Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 144/OT.210/A/V/2002 tentang Pengembangan Kawasan Agropolitan.

13. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Operasional Pengembangan Kawasan Agropolitan Departemen Pertanian Tahun 2002.

E. PENGERTIAN

Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam konsepsi pengembangan kawasan agropolitan antara lain sebagai berikut:

1. Kawasan

Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budidaya.

2. Agropolitan

Kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (sektor usaha pertanian dalam artian luas) di wilayah sekitarnya.

3. Minapolitan

Konsep minapolitan adalah daerah yang diciptakan dengan basis ekonomi sektor pertanian - sub sektor perikanan, yang direncanakan mampu tumbuh dan berkembang sejalan dengan komoditas unggulan dan usaha agribisnis yang dikembangkan.

4. Kawasan Agropolitan

Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarkhi keruangan satuan sistem permukiman dengan sistem agribisnis. Embrio kawasan perkotaan yang berorientasi pada pengembangan kegiatan pertanian, kegiatan penunjang pertanian, dan kegiatan pengolahan produk pertanian.

5. Pengembangan Kawasan Agropolitan

Pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan perdesaan (agropolitan), yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah.

Page 9: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 5

6. Agropolis

Pusat pelayanan yang berfungsi melayani kegiatan perdagangan; pengolahan komoditas pertanian setengah jadi menjadi produk jadi; dan jasa seperti keuangan, asuransi, komunikasi dan informasi global. Agropolis harus mempunyai akses yang baik dengan Ibu Kota Provinsi dan atau Ibu Kota Provinsi lain yang terdekat, Pasar Regional dan Internasional, dengan tersedianya prasarana dan sarana transportasi yang memadai.

7. Hinterland

Merupakan wilayah-wilayah sentra produksi pertanian yang terletak di sekitar agropolis, dapat berupa desa, kecamatan atau kabupaten.

8. Perdesaan

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU no. 26 tahun 2007).

9. Sistem dan Usaha Agribisnis

Sistem dan usaha agribisnis adalah suatu sistem tentang pertanian yang memiliki lima subsistem yang saling terkait dan terintegrasi satu sama lain. Lima subsistem tersebut adalah:

a. Subsistem Hulu atau penyediaan agroinput/ sarana produksi, mencakup seluruh kegiatan ekonomi untuk memproduksi dan mendistribusikan sarana produksi yang dibutuhkan dalam proses usaha tani;

b. Subsistem on farm atau budidaya, merupakan kegiatan produksi menggunakan sarana produksi yang disediakan oleh subsektor agribisnis hulu dan teknologi spesifik lokalita untuk menghasikan komoditas primer yang berdaya saing;

c. Subsistem pengolahan, merupakan seluruh kegiatan ekonomi mengolah hasil kegiatan on farm untuk menghasilkan produk olahan antara, dan produk olahan akhir;

d. Subsistem pemasaran, mencakup distribusi, promosi dan informasi pasar, intelinjen pasar, kebijakan perdagangan dan struktur pasar serta memasarkan komoditas primer yang dihasilkan petani;

e. Subsitem jasa pendukung, mencakup seluruh kegiatan untuk mengoptimalkan beroperasinya keempat subsistem sebelumnya diatas. Termasuk kedalam sistem ini adalah: Lembaga Keuangan; Infrastruktur; Penelitian dan Pengembangan; Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian, Konsultasi Agribisnis dan Kebijakan Pemerintah.

10. Sentra Produksi

Adalah sub kawasan dimana terletak pusat pelayanan lokal, baik sebagai pelayanan terhadap sub kawasan budidaya maupun pelayanan terhadap Kota Pertanian. Pelayanan yang bisa diberikan oleh kawasan ini adalah

Page 10: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 6

pengolahan produksi yang menjadi produk jadi atau setengah jadi, serta sebagai pendukung subsistem agribisnis hulu.

11. Komoditas Unggulan

Komoditas pertanian (tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) yang dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat, terjamin ketersediaannya secara terus menerus, masih dalam bentuk primer, atau produk olahan sementara, atau produk olahan akhir, telah diusahakan dalam industri kecil atau menengah atau besar, berdaya saing dan mempunyai pangsa pasar baik lokal, regional maupun internasional dan akan atau menjadi ciri khas daerah kawasan.

10. Master Plan

Adalah suatu dokumen formal rencana induk pengembangan kawasan termasuk di dalamnya penataan ruang spatialnya, yang dipakai arahan dan pedoman para stakeholder dalam melaksanakan kegiatan pembangunannya. Master Plan Agropolitan mengintegrasikan pembangunan desa dan kota yang ada kedalam konsep pengembangan wilayah.

Page 11: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 7

BAB II

PENGEMBANGAN KAWASAN

AGROPOLITAN

A. VISI & MISI GERAKAN PKA

VISI GERAKAN PKA

Visi dari Gerakan PKA adalah “Terwujudnya kawasan pertanian modern sebagai penggerak perekonomian perdesaan yang mampu mensejahterakan masyarakat”.

MISI GERAKAN PKA

Misi Gerakan Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah:

1. Menumbuhkembangkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian

2. Membuka lapangan pekerjaan baru khusus bagi masyarakat perdesaan sehingga dapat mengurangi urbanisasi

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaan

4. Mewujudkan tata ruang ideal antara perkotaan dan perdesaan yang saling mendukung, melengkapi dan memperkuat.

B. SOSIALISASI

Proses awal sebelum terbentuknya suatu kawasan agropolitan adalah sosialisasi. Sosialisasi merupakan suatu upaya untuk memasyarakatkan gagasan, ide, atau konsep agar dapat diterima dan ditangkap oleh masyarakat dengan pemahaman yang sama.

Upaya sosialisasi pengembangan agropolitan dimaksudkan untuk menyamakan dan menyatukan persepsi, penilaian, pemahaman, dan gerak langkah dalam mengembangkan agropolitan. Sosialisasi ini penting sebagai langkah awal karena pengembangan agropolitan melibatkan banyak pihak dan banyak kepentingan, sehingga sasaran sosialisasi adalah jajaran pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat/ kelompok petani khususnya yang berada di kawasan.

Sosialisasi dapat diwujudkan dalam bentuk lokakarya, konsultasi, sarasehan, seminar, dan forum diskusi. Selain itu sosialisasi juga dapat dilakukan melalui publikasi di media cetak (leaflet, selebaran, brosur, koran, dan lain-lain) dan media elektronik (televisi, radio, dan internet). Indikator upaya sosialisasi ini adalah interaksi antar stakeholder dalam suatu pemahaman dan penerapan yang sama untuk mengembangkan agropolitan.

Page 12: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 8

1. Sosialisasi di Provinsi

Sosialisasi dilakukan di tingkat provinsi yang bertujuan untuk menyamakan persepsi para stakeholders dalam mengembangkan kawasan agropolitan di Jawa Timur sedangkan nara sumber dapat terdiri dari Tim POKJA Pusat, Tim POKJA Provinsi dan Tim POKJA Kabupaten/ Kota sedangkan peserta terdiri dari Tim POKJA Kabupaten/ Kota, Dunia Usaha, KADIN Provinsi maupun Kabupaten/ Kota.

2. Sosialisasi di Kabupaten/ Kota / Kawasan:

Sosialisasi dilakukan di tingkat Kabupaten/ Kota / Kawasan pengembangan yang bertujuan untuk menyamakan persepsi bagi para stakeholders dalam mengembangkan kawasan agropolitan di Jawa Timur sedangkan nara sumber dapat terdiri dari Tim POKJA Pusat, Tim POKJA Provinsi dan Tim POKJA Kabupaten/ Kota sedangkan peserta terdiri dari Tim POKJA Kabupaten/ Kota, Dunia Usaha, KADIN Provinsi maupun Kabupaten/ Kota.

C. PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

Konsep pembangunan kawasan agropolitan bukanlah konsep baru tetapi merupakan optimalisasi hasil-hasil pembangunan kawasan andalan baik yang berupa kawasan Sentra Produksi (KSP), Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan kawasan prioritas tertentu lainnya dan juga menyertakan optimalisasi hasil-hasil program sejenis yang lebih dahulu diimplementasikan seperti program Bimas, Program Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK), Program Penyediaan Prasarana Dan Sarana Perdesaan (PPSD), dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Dengan demikian pengembangan kawasan agropolitan harus komplementer dan sinergis dengan berbagai program baik yang berasal dari pusat, provinsi dan Kabupaten/ Kota. Maka mekanisme pengembangan kawasan agropolitan merupakan kesatuan kegiatan sosialisasi dengan aspek-aspek sebagai berikut:

1. Ciri-Ciri Kawasan Agropolitan

a. Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan pertanian (dalam arti luas) dan atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan terintegrasi mulai dari:

1). Subsistem usaha tani/ pertanian primer (on farm agribusiness) yang mencakup usaha: tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

2). Subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness) yang mencakup: mesin, peralatan pertanian pupuk, dan lain-lain.

3). Subsistem agribisnis hilir (down stream agribusiness) yang meliputi: industri-industri pengolahan dan pemasarannya termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor.

Page 13: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 9

4). Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis) seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan, penyuluhan, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah.

b. Adanya keterkaitan antara kota dengan desa (urban-rural linkages) yang bersifat interdependensi/timbal balik dan saling membutuhkan, di mana kawasan pertanian di perdesaan mengembangkan usaha budi daya (on farm) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm) sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha budi daya dan agribisnis seperti penyediaan sarana pertanian antara lain: modal, teknologi, informasi, peralatan pertanian, dan lain sebagainya.

c. Kegiatan sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut didomonasi oleh kegiatan pertanian atau agribisnis termasuk didalamnya usaha industri (pengolahan) pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian (termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor bila dimungkinkan), perdagangan agribisnis hulu (sarana pertanian dan permodalan), agrowisata dan jasa pelayanan.

d. Kehidupan masyarakat di kawasan agropolitan sama dengan suasana kehidupan di perkotaan, karena prasarana dan infrastruktur yang ada di kawasan agropolitan diusahakan tidak jauh berbeda dengan di kota.

2. Persyaratan Kawasan Agropolitan

Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan agropolitan harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki komoditas unggulan yang sudah berkembang dengan prioritas untuk didukung oleh sektor hilirnya.

b. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian (yaitu komoditi unggulan tersebut).

c. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis khususnya pangan, seperti misalnya: jalan, sarana, irigasi/pengairan, sumber air baku, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.

d. Memiliki sumberdaya manusia yang mau dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan agropolitan secara mandiri.

e. Usaha agribisnis yang dimiliki masyarakat tani di kawasan mampu dikembangkan lebih baik lagi serta berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan dan daerah sekitarnya.

f. Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup tercapai guna menjamin budi daya kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem yang berkelanjutan dalam RTRK/ RDTRK yang disepakati.

Page 14: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 10

3. Penetapan Kawasan Agropolitan

Berdasarkan master plan /nama lain yang telah disusun oleh pemerintah Kabupaten/ Kota maka syarat bahwa suatu kawasan dapat ditetapkan sebagai kawasan agropolitan oleh Gubernur Jawa Timur adalah sebagai berikut:

a. Surat Keputusan Penetapan Lokasi dan Komoditas Unggulan Daerah.

b. Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Agropolitan beserta Sekretariat POKJA Agropolitan Kabupaten/ Kota.

c. Penyusunan dan Pengesahan Master plan Kawasan Agropolitan Kabupaten/ Kota.

Master plan merupakan rencana pengembangan kawasan yang bersifat komprehensif yang dapat disusun untuk kurun waktu tertentu, biasanya 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun tergantung dari kepentingan dan kondisi masing-masing daerah, masterplan harus menjadi bagian dari pembangunan wilayah dan penyusunannya harus melibatkan masyarakat, praktisi, dan pakar setempat. Pada akhirnya masterplan merupakan produk kesepakatan bersama antara masyarakat, pemerintah, dan pengusaha serta disyahkan sekurang-kurangnya oleh Kepala Daerah (Gubernur/ Bupati/ Walikota).

Selanjutnya, ketiga dokumen tersebut disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur dengan tembusan kepada BAPPEDA PROV Jawa Timur masing-masing 4 (empat) eksemplar, selanjutnya Tim POKJA provinsi Jawa Timur melakukan verifikasi ke wilayah yang telah ditetapkan oleh Bupati berdasarkan ciri dan syarat kawasan agropolitan.

D. STRATEGI DAN SASARAN PENGEMBANGAN

1. Strategi PKA

Ada 5 (lima) strategi / upaya pokok sebagai kunci keberhasilan dalam membangun agropolitan, yaitu: (1) sumber daya manusia yang unggul; (2) terbangunnya sistem dan usaha agribisnis yang kuat; (3) berkembangnya investasi dan permodalan agribisnis; (4) terbangunnya sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung kegiatan agribisnis; dan (5) adanya keserasian tata ruang dan regulasi yang kondusif bagi terciptanya sistem dan usaha agribisnis. Oleh karena itu pengembangan kawasan agropolitan haruslah mampu melihat kedepan dan melakukan pembangunan yang berkelanjutan melalui:

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pengembangan SDM pertanian dapat ditempuh melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan pertanian, pengembangan kelembagaan masyarakat yang diarahkan dan terfokus untuk pengembangan kawasan agropolitan, dan lain sebagainya. Pengembangan SDM di kawasan agropolitan menjadi tangung jawab bersama, antar pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Page 15: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 11

b. Pengembangan Agribisnis

Strategi pengembangan agribisnis yang utuh dan bertahap disetiap daerah memerlukan pendekatan berbeda untuk setiap kawasan agropolitan. Para pelaku agribisnis dan petani di kawasan agropolitan harus mampu menganalisis keuntungan usaha taninya dengan mengembangkan model usaha tani terpadu dan berkelanjutan, pengolahan produk pertanian yang mampu memiliki nilai tambah dan daya saing, dll.

c. Pengembangan Investasi dan Permodalan

Strategi ini dapat diterapkan dengan bantuan modal dan kredit yang dilakukan dengan prinsip mendidik terstruktur, dan sistematis. Bantuan langsung dalam bentuk bergulir atau cuma-cuma dalam bentuk uang/ modal kerja yang diberikan haruslah berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat kawasan agropolitan dan mengarah kepada masyarakat. Untuk itu, sebelumnya harus dilakukan identifikasi dan analisis kebutuhan masyarakat kawasan. Kredit ini hendaknya tidak dibatasi untuk usaha budidaya saja, tetapi bisa digunakan untuk segala macam usaha baik on farm maupun off farm.

d. Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pengembangan sarana prasarana yang perlu dikembangkan harus berwawasan lingkungan pertanian, dengan demikian perlu memperhatikan aspek kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik tingkat Provinsi maupun kabupaten. Prasarana dan sarana yang dikembangkan perlu diarahkan untuk menunjang: (1) peningkatan produktivitas pertanian (on farm); (2) pengolahan hasil, sebagai upaya untuk mendapatkan nilai tambah atas produk hasil pertanian (off farm); dan (3) pemasaran hasil, sebagai upaya menunjang pemasaran hasil yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga hasil pertanian.

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis

2. Pengembangan komoditas unggulan pertanian

3. Pengembangan kelembagaan petani dan penyelia jasa pertanian

4. Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha tani dan investasi

5. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran PKA maka arah pengembangan agropolitan sebagai berikut:

Page 16: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 12

a. Pemberdayaan masyarakat agrobis dalam meningkatkan kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.

b. Meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalita, yang saling mendukung dan menguatkan dengan mengoptimalkan manfaat sumber daya alam secara efisien dan ekonomis.

c. Menjamin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian.

d. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan agribisnis.

e. Pengembangan kelembagaan keuangan termasuk kelembagaan keuangan mikro.

f. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian.

g. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri pertanian secara lokalita.

h. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang bersifat strategis.

i. Peningkatan perdagangan/pemasaran termasuk pengembangan terminal/sub terminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.

BAB III

Page 17: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 13

TIPOLOGI & MANAJEMEN

PENGEMBANGAN KAWASAN

A. TIPOLOGI KAWASAN

Kawasan agropolitan memiliki tipologi kawasan sesuai klasifikasi sektor usaha pertanian dan agribisnisnya masing-masing, adapun tipologi kawasan tersebut tersaji dalam tabel sebagai berikut:

No. Sektor Usaha

Pertanian Tipologi Kawasan Persyaratan Agroklimat

1. Tanaman Pangan

Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan tekstur lahan yang datar, memiliki sarana pengairan (irigasi) yang memadai.

Harus sesuai dengan jenis komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

2. Holtikultura Dataran rendah dan dataran tinggi dengan tekstur lahan datar dan berbukit dan tersedia sumber air yang memadai.

Harus sesuai dengan jenis komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

3. Perkebunan Dataran tinggi, dengan tekstur lahan berbukit, dekat dengan kawasan konservasi alam.

Harus sesuai dengan jenis komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

4. Peternakan Dekat kawasan pertanian dan perkebunan, dengan sistem sanitasi yang memadai.

Lokasi tidak boleh berada dipermukiman dan memperhatikan aspek adaptasi lingkungan.

5. Perikanan Darat (Minapolitan)

Terletak pada kolam perikanan darat, tambak, danau alam dan danau buatan, daerah aliran sungai baik dalam bentuk keramba maupun tangkapan alam.

Memperhatikan aspek keseimbangan ekologi dan tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.

6. Perikanan Laut Daerah pesisir pantai Memperhatikan aspek

Page 18: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 14

(Minapolitan) hingga lautan dalam hingga batas wilayah zona ekslusif perairan NKRI

keseimbangan ekologi dan tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.

7. Agrowisata Pengembangan usaha pertanian dan perkebunan yang disamping tetap berproduksi dikembangkan menjadi kawasan wisata alam tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai lahan pertanian poduktif.

Harus sesuai dengan jenis komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

B. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN

Mengingat pengembangan kawasan agropolitan melibatkan berbagai unsur dan membutuhkan sinergi dan keterkaitan berbagai kegiatan dalam pengembangan potensi yang ada, maka perlu pengelolaan dengan manajemen yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah. Untuk hal tersebut maka diperlukan Kelompok Kerja di tingkat Provinsi dan Kabupaten/ kota yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Tingkat Provinsi

Kelompok Kerja Provinsi Meliputi:

Bappeda Prov sebagai ketua Tim POKJA, sedangkan Anggota Tim POKJA Provinsi adalah Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi daerah UMKM, Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Pengairan, Biro Administrasi Sumber Daya Alam, Bidang Pengembangan Regional Bappeda Prov, Bidang Praswil Bappeda Prov, Bidang Pemas Bappeda Prov serta dibantu Sekretariat POKJA di Bappeda Prov dan Konsultan Manajemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur (KM–PKA Jatim).

Tugas POKJA Provinsi:

Merumuskan Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur

Mempersiapkan dan melaksanakan sosialisasi pengembangan kawasan agropolitan

Melakukan koordinasi dan sinkronisasi baik perencanaan, pelatihan maupun pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan

Memberikan pelayanan informasi pengembangan kawasan agropolitan

Page 19: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 15

Melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan kawasan agropolitan

Membentuk sekertariat sesuai kebutuhan

Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur Jawa Timur

Dalam menjalankan tugas-tugasnya Tim POKJA Provinsi dibantu oleh Konsultan Manajemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur .

2. Tingkat Kabupaten

Kelompok Kerja Kabupaten meliputi:

BAPPEDA Kabupaten sebagai Ketua Tim POKJA, sedangkan anggota Tim POKJA Kabupaten adalah Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi & UMKM, Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Pengairan, Bagian Perekonomian, Bidang Praswil Bappeda Kabupaten, Bidang Sosial Budaya serta dibantu sekretariat POKJA di Bappeda Kabupaten dan Konsultan Manajemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten (KM–PKA Kabupaten).

Tugas POKJA kabupaten:

Mempersiapkan dan melaksanakan sosialisasi pengembangan kawasan agropolitan

Melakukan koordinasi dan sinkronisasi baik perencanaan, pelatihan maupun pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan

Memberikan pelayanan informasi pengembangan kawasan agropolitan

Melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan kawasan agropolitan

Membentuk sekertariat sesuai kebutuhan

Menyusun usulan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan, yang merupakan penjabaran dari Master Plan/ RPJM Agropolitan/ nama lain sebagai bahan Musrenbang

Menyusun base line study

Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Bupati dengan tembusan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (cq. Bappeda Prov Jawa Timur).

Page 20: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 16

BAGAN I

Skematik Pengelolaan Pengembangan Kawasan Agropolitan

Bupati /

Walikota

Tim Pokja PKA Provinsi

Tim Pokja PKA Kab/Kota

MITRA KERJA / KELOMPOK SASARAN

Konsultan

Manajemen PKA Prov

Ketua (Kepala Bappeda Prov)

Anggota (Dinas Teknis/SKPD)

Anggota (Dinas Teknis/ SKPD)

Ketua (Kepala Bappeda Kab/kota)

Gubernur

Jawa Timur

Pemerintah Pusat

Tim Pokja PKA Pusat

Ketua (Kepala BP SDM Deptan)

Sekretaris (Dirjen CK - DepPU)

Keterangan :

Garis hubungan struktural

Garis hubungan koordinasi & konsultasi

Garis hubungan pendampingan

Konsultan

Manajemen PKA Kab

Page 21: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 17

BAB IV

PENDANAAN

Pengembangan kawasan agropolitan merupakan kegiatan bersama yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat yakni Departemen Pertanian dan Departemen Pekerjaan Umum sedangkan Pemprov memfasilitasi PKA yang telah ada pada masing-masing Kabupaten dengan merealisasikan dan mengoptimalisasikan budidaya yang berbasis pertanian.

Konsep gerakan agropolitan direncanakan pada lokasi pengembangan sesuai dengan potensi masing-masing daerah sehingga pemerintah daerah diharapkan mampu menempatkan gerakan ini sebagai gerakan dukungan pada masyarakat sebagai pelaku utamanya, dengan cara mensinergikan berbagai potensi yang ada di masyarakat, swasta maupun pemerintah sesuai dengan kesepakatan dan semangat otonomi daerah pembagian pembiayaan untuk fasilitasi gerakan pengembangan kawasan agropolitan dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan Kabupaten/ Kota yang tetap mengacu pada kemampuan dan tugas fungsi serta kewenangan masing-masing instansi, berupa fasilitasi oleh pemerintah pusat, provinsi, dan Kabupaten/ Kota melalui satuan kerja perangkat daerah untuk kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan Kementerian/ Lembaga untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari APBN.

Sedangkan untuk merealisasikan kegiatan, Tim POKJA kabupaten menyusun usulan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten/ Kota melalui mekanisme usulan kegiatan pada forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang), sedangkan usulan dimaksud merupakan penjabaran dari master plan Agropolitan/ nama lain telah yang dituangkan dalam usulan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan.

Pada prinsipnya pembiayaan di PKA dilakukan oleh masyarakat karya tani /pelaku pemasaran, pelaku penyedia agroinput, pelaku pengolah hasil, dll, yang didukung oleh fasilitasi pemerintah berupa APBN dan APBD. Pembiayaan pemerintah lebih diarahkan pada sarana dan prasarana yang bersifat publik (seperti pembuatan / peningkatan jalan, irigasi, sanitasi, pengelola sarana dan prasarana, listrik, telepon dll) dan kegiatan-kegiatan strategis seperti pelatihan, membantu penyediaan saprodi pertanian yang dibutuhkan oleh pelaku agrobis, pendidikan, penguatan kelembagaan petani dll.

Page 22: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 18

BAB V

PEMANTAUAN & PELAPORAN

Pemantauan dilakukan secara berkala oleh kelompok kerja pengembangan kawasan agropolitan baik dari kelompok kerja tingkat Kabupaten/ Kota maupun kelompok kerja di tingkat provinsi dengan maksud sebagai bahan evaluasi. Bahan Evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan perkembangan kawasan.

Pemantauan meliputi proses perencanaan, pelaksanaan serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan kawasan agropolitan sedangkan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan dilaksanakan oleh Tim Kelompok Kerja Kabupaten/ Kota kepada Bupati dengan tembusan kepada Gubernur Jawa Timur melalui Tim POKJA Provinsi yang dilakukan secara berkala pada bulan Juni dan bulan Desember, dengan maksud laporan per semester.

Substansi laporan sekurang-kurangnya berisi tentang:

1. Alokasi dana kegiatan pengembangan kawasan agropolitan baik anggaran yang berasal dari APBD Kabupaten/ Kota, APBD Provinsi dan APBN.

2. Jenis dan volume kegiatan

3. Lokasi kegiatan yaitu desa dan kecamatan

4. Satuan kerja pelaksana kegiatan

5. Kendala dan permasalahan dalam pengembangan kawasan agropolitan serta saran pemecahan masalah.

Disamping pelaporan sebagaimana dimaksud di atas, secara berkala Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Provinsi juga melakukan evaluasi dengan aspek sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas SDM

2. Peningkatan pendapatan stakeholder

3. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana

4. Pengembangan komoditas unggulan, serta keberlanjutan kawasan

5. Terbukanya akses masyarakat terhadap permodalan, teknologi dan jaringan pemasaran

Metode dan indikator evaluasi lebih rinci bagaimana format terlampir.

Page 23: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 19

BAB VI

PENUTUP

Tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Investasi POKJA Provinsi di bidang pertanian tumbuh dan berkembang dengan baik;

2. Infrastruktur baik fisik, sosial, maupun ekonomi di bidang pertanian berkembang dan memadai;

3. Meningkatnya pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian yang diiringi dengan meningkatnya nilai tukar petani;

4. Lapangan pekerjaan tumbuh dengan baik;

5. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan produksi, pengolahan, dan pemasaran komoditas unggulan pertanian dalam skala industri;

6. Pengelolaan lahan dilakukan secara berkelanjutan.

7. Meningkatnya kualitas SDM stakeholder kawasan agropolitan yang kreatif, innovatif, berjiwa wirausaha dan profesional.

Pedoman Umum pengembangan kawasan agropolitan ini merupakan panduan umum baik bagi Pemerintah Provinsi, Kabupaten/ Kota maupun masyarakat pada umumnya dalam melaksanakan pengembangan kawasan agropolitan.

Pedoman ini selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan pedoman operasional pengembangan kawasan agropolitan.

Apabila dipandang perlu pedoman umum ini akan diadakan penyempurnaan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Hal-hal yang belum tercakup dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut.

Page 24: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 20

LAMPIRAN

Page 25: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 21

Setiap kabupaten pelaksana program pengembangan kawasan agropolitan,

perlu menyusun Indikator Keberhasilannya berupa dampak dan output yang

diharapkan dari pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.

Indikator keberhasilan tersebut perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi

daerah masing-masing.

Sebagai bahan acuan untuk penyusunan Indikator Keberhasilan, bersama ini

disampaikan ukuran Indikator keberhasilan yang tentunya perlu disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan daerah masing-masing (baik jenis indikator

maupun angka-angka presentasenya), yaitu:

1. Dampak

a. Pendapatan masyarakat dan pendapatan keluarga petani meningkat,

minimal 5% di kawasan agropolitan (di Kota dan di Desa-Desa lokasi

program).

b. Produktivitas lahan meningkat minimal 5% di kawasan agropolitan lokasi

program.

c. Investasi masyarakat (petani, swasta, BUMN) meningkat minimal 10% di

kawasan agropolitan lokasi program.

2. Output

a. 80% dari kelembagaan petani (kelompok tani, koperasi, kelompok usaha) di

kawasan agropolitan yang dibina mampu menyusun usaha yang berorientasi

pasar dan lingkungan

b. Tiap desa dan kecamatan di lokasi kawasan agropolitan menyusun program/

rencana tiap tahun secara partisipatif dan disetujui bersama untuk

dilaksanakan

c. Matrik Program (Rencana Kegiatan) Jangka Panjang dan Detail Engineering

Design untuk pelaksanaan fisik sarana dan prasarana di kawasan

agropolitan disetujui bersama untuk dilaksanakan, dan 70% dapat

dilaksanakan di kawasan agropolitan.

d. Jaringan bisnis dari petani/ kelompok petani terbentuk dan aktif di kawasan

agropolitan.

e. Tim Penyuluh multi disiplin dan profesional terbentuk dan operasional di

kawasan agropolitan lokasi program.

f. 80% dari Kontak tani maju terpilih, yang dilatih mampu menjadi tempat

belajar bagi petani di lingkungannya.

Page 26: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 22

PE

TA

SE

BA

RA

N K

AW

AS

AN

AG

RO

PO

LIT

AN

2011

Page 27: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 23

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kota

Batu

Lokas

i :

Kec

amat

an B

atu

, B

um

iaji

, Ju

nre

o

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abu

pat

en

: K

awas

an M

and

iri

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: K

awas

an M

and

iri

SK

. P

OK

JA

: K

awas

an M

and

iri

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nu

r :

Kaw

asan

Man

dir

i

Pro

duk U

nggula

n

: A

pe

l, S

ayu

ran

dan

Ta

nam

an

Hia

s

Page 28: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 24

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n M

ojo

ker

to

Lokas

i :

Kec

amat

an P

acet

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abu

pat

en

: N

o.1

88

.45

/45

1/H

K/4

16

-012

/20

03-t

gl

24 A

pri

l 2

00

3

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o.

050

/ 3

86

7/

41

6-0

20

/ 2

002

-tg

l 3

Des

200

2

SK

. P

OK

JA

: N

o.

188

.45

/45

0/H

K/4

16

-01

2/2

00

3-t

gl

22

Ap

ril

200

3

SK

Pen

etap

andar

i G

uber

nur

: K

awas

an R

inti

san

Pro

duk U

nggula

n

: P

ad

i lo

kal

(org

an

ik),

Sap

i P

era

h,

Jagung,

Ubi Jala

r, B

aw

ang

Putih,

Baw

ang

Me

rah,

Baw

ang

Pre

i,

Tom

at,

Wort

el,

Aspara

gus,

Cengkeh,

Kela

pa D

ala

m,

Lebah M

adu,

Kam

bin

g/

Sapi B

ibit, S

api P

oto

ng, A

yam

Ras.

Page 29: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 25

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n N

gaw

i

L

okas

i :

Kec

amat

an P

aro

n d

an N

gra

mb

e

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: K

awas

an R

inti

san

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Gub

ern

ur

: K

awas

an R

inti

san

SK

. P

OK

JA

: K

awas

an R

inti

san

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nu

r :

Kaw

asan

Rin

tisa

n

Pro

duk U

nggula

n

: P

ad

i O

rgan

ik,

Sa

pi

Po

ton

g,

Ked

ela

i,

Pem

bu

ata

n

Tem

pe

dan

T

ah

u,

Pem

bu

ata

n

bah

an

b

an

gu

nan

beru

pa

teg

el, in

du

str

i kecil b

aja

.

Page 30: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 26

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n B

an

yu

wan

gi

L

okas

i :

Kec

amat

an B

ang

ore

jo

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: K

awas

an R

inti

san

Srt

.Per

mohonan

kep

ada

Guber

nur

: K

awas

an R

inti

san

SK

. P

OK

JA

: K

awas

an R

inti

san

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: K

awas

an R

inti

san

Pro

duk U

nggula

n

: P

ad

i, P

isan

g,

Ja

gu

ng

, J

eru

k S

iam

, N

an

as

, K

ela

pa,

Kap

uk

Ran

du

, J

ati

, S

ap

i P

oto

ng

, A

yam

Pete

lur.

Page 31: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 27

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Ka

bu

pate

n L

um

aja

ng

L

okas

i :

Kec

amat

an S

end

uro

dan

Psr

uja

mb

e

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/100

28

.6/

02

1/2

00

4 -

tg

l 3

1 D

es. 2

00

4

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

.45

/498

/42

7.1

2/2

003

- t

gl

1 J

uli

20

03

SK

. P

OK

JA

: 18

8.4

5/1

61

/427

.12

/200

7

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/078

/42

7,5

2/2

004

- t

gl

9 A

gt

20

04

Pro

duk U

nggula

n

: P

isa

ng

Ag

un

g S

em

eru

, P

isa

ng

Ma

s K

iran

a,

Ka

mbin

g E

taw

a,

Man

ggis

, K

enta

ng

, K

ubis

, B

aw

ang D

aun

, W

ort

el, K

opi, S

api

pera

h.

Page 32: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 28

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n T

ulu

ngagu

ng

L

okas

i :

Sen

dan

g

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/568

4/2

01

.2/

20

05

- t

gl

30

Sep

tem

ber

20

05

SK

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 5

22

tah

un

20

04

- t

gl

18 J

uni

200

4

SK

. P

OK

JA

: N

o. 5

24

tah

un

20

04

-

Tan

gg

al 1

8 J

un

i 2

00

4

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/765

/40

7.2

01

/200

5 -

tg

l 1

Agu

stu

s 2

00

5

Pro

duk U

nggula

n

: P

isa

ng

Ag

un

g S

em

eru

, P

isa

ng

Ma

s K

iran

a,

Ka

mbin

g E

taw

a,

Man

ggis

, K

enta

ng

, K

ubis

, B

aw

ang D

aun

, W

ort

el, K

opi, S

api

pera

h.

Page 33: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 29

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n B

an

gk

ala

n

L

okas

i :

Kec

amat

an S

oca

h,

Bo

rneh

dan

Ban

gk

alam

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/240

3/2

01

.2/

20

05

- t

ang

gal

25

Ju

li 2

00

5

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o.1

88

.45

/558

/Kp

ts/4

33

.01

3/2

00

4-t

gl

22

Ok

t 0

4

SK

. P

OK

JA

: N

o. 0

50

/131

/43

3.2

01

/200

5 -

tang

gal

25

Ju

ni

20

05

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 1

88

.45

/ 55

9/

Kp

ts/

433

.01

3/

200

4-t

gl

22 O

kt

04

Pro

duk U

nggula

n

: S

ala

k,

Sa

pi

Po

ton

g,

Bu

ng

a M

ela

ti,

Kacan

g t

an

ah,

Ja

gu

ng,

Ram

buta

n,

Ja

mb

u M

en

te,

Melin

jo,

Aya

m p

oto

ng.

Page 34: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 30

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n T

ren

ggale

k

L

okas

i :

Kec

amat

an B

end

ung

an d

an W

atu

lim

o

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 0

50

/507

4/2

01

.2/

20

06

-ta

ngg

al 1

2 J

un

i 2

00

6

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

2 t

ahu

n 2

00

6 -

tan

gg

al 1

1 A

pri

l 20

06

SK

. P

OK

JA

: N

o. 2

28

tah

un

20

06

- T

angg

al 1

1 A

pri

l 20

06

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/ 2

40

/ 4

06

.07

1/

20

06

- t

gl

28

Apri

l 2

00

6

Pro

duk U

nggula

n

: S

ap

i p

era

h,

Cen

gk

eh

, U

sa

ha

pe

nan

gka

pa

n

ika

n

(ton

gkol,

tun

a,

layur,

lo

bste

r),

Ja

gun

g,

Padi, U

bi

Kayu,

Ko

pi, K

ela

pa,

Kakao

, P

isa

ng,

Du

rian

, S

ala

k,

Ma

ng

gis

.

Page 35: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 31

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n P

am

ekasa

n

L

okas

i :

Kec

amat

an W

aru

, p

eng

ante

nan

< K

adu

r d

an P

ako

ng

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/943

1/0

22

1/

20

06

- t

gl.

31

Ju

li 2

00

6

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 0

50

/208

/44

1.4

02

/200

6 -

tg

l. 2

Mei

200

6

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

88

/160

/44

1.1

12

/200

6 -

Tan

gg

al 3

Ju

ni

20

06

SK

Pen

etap

an d

ari

guber

nur

: N

o. 1

88

/229

/44

1.1

12

/200

4 -

tg

l. 1

3 A

gt

200

4

Pro

duk U

nggula

n

: T

em

baka

u,

Ca

be J

am

u,

Padi, J

agu

ng, S

api P

oto

ng, K

am

bin

g,

Ungg

as,

Em

po

n-e

mpo

n

(Ja

he

, Le

ng

kuas,

Kunyit,

Kencur,

Te

mu I

reng

, L

aos,

Tem

ula

wak)

Page 36: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 32

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n P

asu

ruan

L

okas

i :

Kec

amat

an T

utu

r, P

urw

od

adi,

Pu

spo,

To

sari

, K

ejay

an,W

ono

rejo

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/102

69

/20

1.2

/200

6 -

tg

l 3

0 A

gst

. 2

00

6

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 0

50

/ 5

62

/ 4

24

.08

7/

20

06

- t

gl

28

Juli

200

6

SK

. P

OK

JA

: N

o. 5

00

/545

/HK

/42

4.0

22

/20

06

- t

gl

19 J

uni

20

06

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

:

No

. 5

00

/544

/HK

/42

4.0

22

/20

06

- t

gl

19 J

uni

20

06

Pro

duk U

nggula

n

: K

ap

uk

ran

du

, A

pel,

Pa

di,

Ja

gu

ng,

Ke

dela

i,

Te

bu,

Ke

na

ng

a,

Duri

an,

Kenta

ng

, K

ubis

, P

aprika, S

api P

era

h.

Page 37: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 33

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n M

ad

iun

L

okas

i :

Kec

amat

an D

agan

gan

, D

olo

po

, K

ebo

nsa

ri, d

an G

eger

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 0

50

/41

/201

.2/

20

07

- T

gl

24

Jan

uar

i 2

00

7

SK

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: S

K.

BP

T.

No.

27

1 T

ahu

n 2

00

5 -

tg

l. 1

9 A

gu

stu

s 2

00

5

SK

. P

OK

JA

: N

om

or

272

Tah

un 2

005

- t

gl.

19

Agu

stu

s 2

00

5

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/486

/40

2.2

06

/200

6 -

Tgl.

15

Jun

i 2

00

6

Pro

duk U

nggula

n

: K

aka

o,

Sa

pi

po

ton

g,

Teb

u,

Ika

n

Ko

lan

(g

ura

me,

nila

, le

le,

lobste

r a

ir

taw

ar)

, B

uah E

ksotik T

ropis

(Ja

mb

u B

iji,

Jam

bu A

ir,

Nan

gka

, P

ep

aya,

Jeru

k,

Duku,

Man

gga

, P

isa

ng,

Se

man

gka, R

am

bu

tan, d

an

Du

rian

)

Page 38: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 34

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n P

on

oro

go

L

okas

i :

Kec

amat

an N

geb

el

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/562

0/2

01

.2/

20

07

-tg

l 16

Ju

li 2

007

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

54

9 T

ahu

n 2

00

5 -

tgl.

30

Des

emb

er 2

00

5

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

55

0 T

ahu

n 2

00

5 -

tgl.

30

Des

emb

er 2

00

5

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/605

/40

5.5

2/2

007

- tg

l 8 M

aret

200

7

Pro

duk U

nggula

n

: K

aka

o,

Du

ria

n,

Pa

di, U

bi

Ka

yu

, C

eng

keh

, K

opi, P

anili

, Ik

an K

ola

m (

Nila

,

Lele

), M

ang

gis

, Jeru

k,

Ma

ng

ga, C

ab

e,

dan

Kacang

pa

nja

ng.

Page 39: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 35

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n B

lita

r

L

okas

i :

Kec

amat

an K

anig

oro

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/562

1/2

01

.2/

20

07

-tg

l 16

Ju

li 2

007

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 2

97

Tg

l 3

0 D

esem

ber

20

05

SK

. P

OK

JA

: N

o. 2

61

Tg

l 7

Mei

200

7

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/264

/40

9.2

07

/V/2

00

7

Pro

duk U

nggula

n

: B

ua

h B

elim

bin

g,

Ika

n H

ias

, Ik

an

Ko

nsu

msi,

Aya

m P

oto

ng,

Ayam

Pete

lur,

Telu

r P

uyu

h, S

api P

era

h, B

uah L

angse

p

Page 40: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 36

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n P

aci

tan

L

okas

i :

Kec

amat

an B

and

ar d

an N

awan

gan

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 0

50

/448

1/2

01

.2/

20

08

- t

gl.

28

Ju

li 2

00

8

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

.45

/98.A

/40

8.1

1/2

00

7 -

tg

l. 2

1 M

aret

20

07

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

88

.45

/100

.A/4

08

.16

/20

07

- t

gl.

21

Mar

et 2

007

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/650

/40

8.4

6/2

007

- t

gl.

27

Ju

ni

200

7

Pro

duk U

nggula

n

: Jan

gg

ela

n,

Bio

farm

ak

a,

Ja

gun

g,

Ubi

Kayu,

Du

ria

n,

Pis

an

g,

Jeru

k K

ep

rok,

Sala

k, K

am

bin

g P

E, C

en

gke

h, K

opi, P

anili

, N

ilam

.

Page 41: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 37

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n N

gan

juk

L

okas

i :

Kec

amat

an N

gan

juk

dan

Suk

om

oro

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/127

/20

1.2

/200

9 -

tg

l. 2

9 J

anu

ari

200

9

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

/84

/K/4

11

.10

1.0

3/2

007

-tg

l. 8

Jun

i 2

00

7

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

88

/85

/K/4

11

.10

1.0

3/2

007

- t

gl.

8 J

un

i 20

07

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/683

/41

1.3

02

/200

7 -

tg

l. 1

1 D

es. 2

00

7

Pro

duk U

nggula

n

: B

aw

an

g M

era

h,

Pad

i, J

ag

un

g,

Tern

ak S

api, B

eb

ek,

An

gsa s

ert

a p

erikan

an

air t

aw

ar

sepe

rti N

ila, G

ura

mi da

n L

ele

Page 42: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 38

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n P

rob

oli

nggo

L

okas

i :

Kec

amat

an G

adin

g,

Tir

is,

Kru

cil,

Suk

apu

ra,

To

ng

as,

Su

mb

er, L

um

ban

g

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/128

/20

1.2

/200

9 -

tg

l. 2

9 J

anu

ari

200

9

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 4

40

/159

3/4

26

.12

/200

7-t

gl.

1 O

kto

ber

200

7

SK

. P

OK

JA

: N

o. 4

40

/159

4/4

26

.12

/200

7-t

gl.

1 O

kto

ber

200

7

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/797

/42

6.6

02

/200

7-t

gl.

7 N

ov

emb

er 2

00

7

Pro

duk U

nggula

n

: S

ap

i P

era

h, K

en

tan

g,

Ma

ng

ga,

Ma

ng

gis

, K

eri

pik

Pis

an

g, K

eri

pik

Ken

tan

g.

Page 43: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 39

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n M

ala

ng

L

okas

i :

Kec

amat

an P

on

cok

usu

mo

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/186

/20

2.2

/200

9 -

tg

l. 1

0 P

ebru

ari

20

09

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

80

/114

6/K

EP

/42

1.0

13

/2007

-tg

l. 9

Ag

st. 2

00

7

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

80

/114

5/K

EP

/42

1.0

13

/2007

-tg

l. 9

Ag

st.

200

7

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/313

2/4

21

.20

2/2

007

-tg

l. 2

4 A

gu

stu

s 20

07

Pro

duk U

nggula

n

: A

pel, P

ad

i, J

ag

un

g,

Ba

wa

ng

Mera

h,

Baw

an

g P

rei,

Belim

bin

g,

Bu

ng

a P

oto

ng,

Cab

e,

Kenta

ng

, K

ele

ng

ken

g, K

ubis

, M

anis

a,

Pepaya, S

api P

oto

ng,

Sapi P

era

h.

Page 44: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 40

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n L

am

on

gan

L

okas

i :

Kec

amat

an N

gim

ban

g

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/118

1/2

02

.2/2

009

- t

angg

al 1

2 M

ei 2

00

9

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

/284

/Kep

/41

3,0

13

/200

8 -

tg

l. 2

0 N

ov

. 2

00

8

SK

. P

OK

JA

: N

o. 5

21

/027

/41

3.2

01

/200

9 -

tg

l. 1

4 J

anu

ari

200

9

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 1

88

/91

/Kep

/413

.013

/20

08

- t

gl.

7 A

pri

l 2

00

8

Pro

duk U

nggula

n

: T

em

bak

au

, J

ag

un

g, U

bi

Kay

u,

Ub

i Jala

r, T

eb

u,

Kela

pa,

Pete

rnakan

Sa

pi, K

am

bin

g d

an

Ayam

Ras.

Page 45: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 41

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n T

ub

an

L

okas

i :

Kec

amat

an S

eman

din

g d

an P

alan

g

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 0

50

/323

3/2

02

.2/2

009

- t

gl

31

Agu

stu

s 2

00

9

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

.45

/127

/KP

TS

/41

4.0

12

/20

09

- t

gl

25

Mei

200

9

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

88

.45

/89

/KP

TS

/414

.01

2/2

00

8 -

16

Ju

li 2

00

8

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/187

4/4

14

.10

2/2

009

- t

ang

gal

17

Jun

i 2

00

9

Pro

duk U

nggula

n

: D

uk

u

Pru

ng

ga

ha

n,

Ka

ca

ng

T

an

ah

, Ja

gu

ng

, S

rik

ay

a,

Industr

i B

atik

Tulis

G

ed

og,

Siw

ala

n,

Belim

bin

g

Tasik

M

ad

u,

Tern

ak

Sapi

dan

Pe

rika

nan

Ta

ngka

p

besert

a

ola

han

nya.

Page 46: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 42

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n B

on

dow

oso

L

okas

i :

Kec

amat

an T

log

osa

ri, S

uk

osa

ri, S

um

ber

wri

mg

in d

an S

empo

l

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/160

0/2

02

.2/2

010

- t

angg

al 1

9 A

pri

l 20

10

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 6

50

/730

/43

0.4

2/2

009

- t

angg

al 2

9 J

un

i 2

00

9

SK

. P

OK

JA

: N

o. 6

50

/705

/43

0.4

2/2

009

- t

angg

al 2

9 J

un

i 2

00

9

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/857

/43

0.9

1/2

009

- t

angg

al 1

5 O

kto

ber

200

9

Pro

duk U

nggula

n

: K

op

i, S

traw

berr

y,

Alp

oka

t, M

ac

ad

am

ia,

Duria

n, S

ayu

ran

dan T

ana

ma

n B

unga

Page 47: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 43

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n B

ojo

neg

oro

L

okas

i :

Kec

amat

an K

apas

< K

alit

ud

u, dan

dan

der

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 5

20

/882

1/2

02

.2/2

010

- t

gl.

29

Des

emb

er 2

01

0

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 1

88

/183

A/K

EP

/412

.12

/20

08

- t

gl

24

Ju

ni

20

08

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

88

/25

/KE

P/4

12

.11/2

010

- t

gl.

03 P

ebru

ari

20

10

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 0

50

/663

/20

2.4

12

/201

0 -

tan

gg

al 1

5 M

aret

20

10

Pro

duk U

nggula

n

: T

em

baka

u V

irg

inia

, P

ete

rna

ka

n,

Te

bu

, S

ala

k,

Blim

bin

g,

Perikan

an B

udid

aya (m

ina

-

padi)

dan P

ert

ania

n (

Pa

di, J

ag

ung

, K

ed

ela

i)

Page 48: Pedum agro 2011 jatim

P e d o m a n U m u m Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Halaman 44

Pet

a P

engem

ban

gan

Kaw

asa

n A

gro

poli

tan

Kab

up

ate

n J

om

ban

g

L

okas

i :

Kec

amat

an W

on

osa

lam

, B

aren

g,

Mo

jow

arno

, d

an N

go

ro

SK

. P

enet

apan

dar

i K

abupat

en

: N

o. 1

88

.4.4

5/1

89

/41

5.1

0.1

0/2

01

0

Srt

. P

erm

ohonan

kep

ada

Guber

nur

: N

o. 0

50

/746

/20

2.2

/201

1

SK

. P

OK

JA

: N

o. 1

18

8.4

.45/1

16

/415

.10

.10

/20

10

SK

Pen

etap

an d

ari

Guber

nur

: N

o. 5

20

/800

/20

2.2

/201

1 t

gl.

14

Mar

et 2

01

1

Pro

duk U

nggula

n

: H

ort

iku

ltu

ra (

To

mat

Baw

ang M

era

h,

Cab

e,

Tero

ng

), P

ete

rnaka

n,

Perk

eb

un

an

(K

opi,

Ceng

ke

h, N

ilam

, B

limbin

g),

Peri

ka

na

n B

ud

iday

a,

pert

an

ian

(P

adi, jag

un

g, K

edela

i)