View
327
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laboratorium Satuan Operasi 1
Semester IV 2015/2016
LAPORAN PRAKTIKUM
POMPA SENTRIFUGAL
Pembimbing : Wahyu Budi Utomo, HND. M.Sc
Kelompok : II (Dua)
Tanggal Praktikum : Kamis, 4 Maret 2016
Nama Anggota Kelompok :
1. Puspita Sari R. (331 14 002)
2. Rezki Yunita Apriana (331 14 003)
3. Nurhikma (331 14 005)
4. Widi Aprilia Tabi (331 14 009)
5. Jusriadi (331 14 014)
6. Gleiny Yulien Picarima (331 14 025)
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
I. JUDUL PERCOBAAN : POMPA SENTRIFUGAL
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Dapat memahami karakteristik pompa sentrifugal yang dilengkapi
dengan flowmeter digital dan pressure transmitter
2. Dapat menentukan kapasitas pompa dan efisiensi pompa serta
menjelaskan mekanisme pompa
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
o Seperangkat alat pompa sentrifugal yang dilengkapi flowmeter
digital dan pressure transmitter yang sudah dirangkai.
o Baskom
Bahan
o Air
IV. DASAR TEORI
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu
media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi
dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi
tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Perlu diketahui bahwa pompa merupakan alat yang penting dan
banyak digunakan di dalam industri terutama industri kimia. Ada beberapa
jenis pompayang dipakai dalam industri kimia yaitu pompa sentrifugal,
timbal torak, dan pompa putar (rotary pump). Diantara jenis pompa yang
banyak digunakan adalam pompa sentrifugal atas pertimbangan bahwa:
1. Pompa sentrifugal mudah dioperasikan
2. Konstruksinya sederhana dan mudah diperoleh dipasaran
3. Biaya pemeliharaan relatif mudah
4. Kemampuan dalam mentransfer volume yang besar tanpa tergantung
pada katup atau celah yang kecil.
A. Pengertian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki elemen utama
berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yaitu merubah energi mekanis alat
penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian fluida di
arahkan ke saluran buang dengan menggunakan tekanan (energi kinetis
sebagian fluida diubah menjadi energi tekanan) dengan menggunakan
impeller. Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada
poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut.
Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah
impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeler
dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan
kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya
makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head
kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar
pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat
cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum
sehingga zat cair akan terisap masuk.
( Bagian-bagian pompa sentrifugal)
B. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :
1. Kapasitas :
o Kapasitas rendah < 20 m3 / jam
o Kapasitas menengah 20 - 60 m3 / jam
o Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam
2. Tekanan Discharge :
o Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2
o Tekanan menengah 5 - 50 Kg / cm2
o Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2
3. Jenis impeler :o Impeler Tertutup
Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang
merupakan satu kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair
yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.
o Impeler Setengah Terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan
tertutup di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat
cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya : air yang
mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll
o Impeler Terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di
belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang
disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak
digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak
mengandung kotoran.
4. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
o Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
o Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang
tersusun seri dalam satu casing.
o Multi Impeller :Terdiri dari beberapa impeller yang
tersusun paralel dalam satu casing.
o Multi Impeller & Multi stage : Kombinasi multi impeller dan
multi stage.
5. Posisi Poros :
Poros vertikal Poros horisontal
6. Bentuk rumah :
o Pompa volute
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput
(volute), sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan
dihasilkan kenaikan tekanan.
o Pompa Diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai
pengganti rumah keong.
7. Jumlah Suction :
o Single Suction
o Double Suction
8. Arah aliran keluar impeller :
o Radial flow
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran radial
pada bidang yang tegak lurus terhadap poros dan head yang
timbul akibat dari gaya sentrifugal itu sendiri. Pompa aliran
radial mempunyai head yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pompa jenis yang lain.
o Axial flow
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial
terletak pada bidang yang sejajar dengan sumbu poros dan head
yang timbul akibat dari besarnya gaya angkat dari sudu – sudu
geraknya. Pompa aliran aksial mempunyai head yang lebih
rendah tetapi kapasitasnya lebih besar.
o Mixed flow
Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu
poros dan keluar sudu dengan arah miring ( merupakan
perpaduan dari pompa aliran radial da pompa aliran aksial ).
Pompa ini mempunyai head yang lebih rendah namun
mempunyai kapasitas lebih besar.
C. Karakteristik Pompa Sentrifugal
o Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi
energi tekanan karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam
bentuk losis. Efisiensi pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan
untuk menghitung losis ini. Efisiensi pompa terdiri dari :
1. Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan
dengan impeller dan losis akibat perubahan arah yang tiba‐tiba pada
impeler.
2. Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada
ring, bush, dll.
3. Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada
seal, packing gland, bantalan, dll.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun
dapat juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa
akan mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan
dengan titik BEP.Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar
efisiensinya akan lebih rendah.
Efisiensi pompa adalah perbandinga antara daya hidrolis pompa
dengan daya motor pompa.
η=PhidPm
o Daya hidrolis Pompa
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk
mengangkat sejumlah zat cair pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis
dapat dicari dengan persamaan berikut :
P= ρ× g× H × Q
Keterangan :
ρ = massa jenis (kg/m3)
H = head H2O (m)
g = gaya gravitasi (m/s2)
Q = Laju Alir Fluida (m3/s)
P = Daya Hidrolis pompa (watt)
D. Mekanisme Kerja Pompa Setrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai sebuah impeler (baling-baling)
untuk mengangkat zat cair dari tempat yamg lebih rendah ke tempat yang
lebih tinggi. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk
memutarkan impeler di dalam zat cair. Maka zat cair yang ada didalam
impeler, oleh dorongan sudu-sudu impeler ikut berputar. Karena timbul
gaya senrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeler ke luar melalui
saluran diantara sudu-sudu impeler. Disini head tekanan zat cair menjadi
lebih tinggi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat
cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeler ditampung
oleh saluran berbentuk volut (spiral) dikeliling impeler dan disalurkan ke
luar pompa melalui nosel. Didalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran
diubah menjadi head tekanan. Jadi impeler pompa berfungsi memberikan
kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi tambah
besar. Selisih energi persatuan berat atau head total zat cair antara flens isap
dan flens keluar pompa disebut head total pompa. Dari uraian diatas jelas
bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk
kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head tekanan, kecepatan dan head potensial pada zat yang
mengalir secara kontinyu.
Prinsip kerja alat ini sesuai dengan namanya yaitu berdasarkan
gaya sentrifugal, fluida cair yang masuk ke dalam rumah pompa diubah
energinya dari energi kecepatan menjadi energi tekan dengan gaya
sentrifugal atas bantuan impeller yang ada dalam rumah pompa.
Kelemahan–kelemahan utama penggunaan pompa sentrifugal ialah tangkai
pendorong yang tersumbat dan ketidakmampuan pompa untuk memancing
sendiri. kelemahan yang disebut terakhir ini menyebabkan pompa tidak
dapat dipompakan pada posisi tertentu sehingga bagian penghisap dapat
terisi melimpah. Jika penghisap tidak mungkin terisi melimpah, terdapat 2
alternatif yang dapat dilakukan yaitu memasang katup yang tidak dapat
kembali pada dasar pipa penghisap atau memasang unit pemancing yang
dapat melakukan pengisisan sendiri. kedua metode di atas dapat memastikan
bahwa bak pompa akan selalu terisi penuh dengan cairan sehingga pompa
dapat digunakan setiap saat. Ketelitian kerja dibutuhkan untuk mencegah
terjadinya kebocoran yang dapat menyumbat udara masuk ke dalam pompa,
keluarnya cairan dari pompa dan bagian–bagian pipa pengeluaran lainnya,
dan juga dari pemancing jika ada. Kebocoran paling banyak dijumpai pada
penyumbat tangki pendorong pompa.
Pompa sentrifugal adalah pompa yang headnya ditimbulkan oleh
gaya sentrifugal maupun lift yang diakibatkan oleh sudu-sudu yang
berputar. Pompa sentrifugal terdiri dari bilah-bilah pendesak yang berputar
dalam suatu impeller yang dipasang dalam rumah pompa. Zat cair masuk
kedalam kipas (impeller) dan mengalir secara radial di dalam rumah pompa
akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh kipas kemudian keluar pada
posisi outlet dengan kecepatan dan tekanan yang lebih tinggi karena telah
menerima energi dari sudu-sudu. Karena sebagian energi cairan pada waktu
keluar dari kipas masih dalam bentuk kecepatan maka perlu diubah menjadi
energi tekanan. Perubahan ini terjadi dalam rumah keong yang mempunyai
penampung yang membesar ke arah outlet sehingga aliran cairan
diperlambat pada tekanan diperbesar.
E. Kesatuan Unit
(Serangkaian Alat Pompa Sentrufugal)
8
7
3 2
1
5
4
6
1a
1b
1e1d
1c
Keterangan Gambar :
1. Control Panel terdiri dari beberapa control, diantaranya :
a. Main switch berfungsi untuk menyalakan dan mematikan rangkaian alat setelah
alat dihubungkan dengan sumber listrik.
b. Pump switch berfungsi untuk menyalakan dan mematikan pompa sentrifugal
pada rangkaian alat. Tombol hijau berfungsi menyalakan pompa, sedangkan
warna merah berfungsi mematikan pompa.
c. Pressure selector berfungsi untuk memilih tekanan terukur yang akan di
tampilkan pada display yang terhubung dengan pressure transmitter yang
dirangkai pada pipa.
d. Pressure display berfungsi untuk menampilkan besar tekanan terukur pada
pressure transmitter
e. Flowrate display berfungsi untuk menampilkan laju alir yang terukur pada
volumetric flowrate.
2. Pompa tersebut merupakan jenis pompa sentrifugal dengan tegangan listrik 230
Volt, arus listrik 1 A dan laju alir maksimal 100 LPM. Pompa ini berfungsi
menghasilkan energi aliran fluida (kinetic) dari energi mekanis motor pompa.
3. Katup Input (V1) berfungsi untuk menutup dan membuka aliran fluida dari dalam
tangki penampungan ke pompa sentrifugal.
4. Pressure Transmitter (P1) berfungsi untuk mengukur tekanan fluida (air) yang
mengalir dalam pipa suction yang akan masuk ke dalam pompa sentrifugal.
5. Pressure Transmitter (P2) berfungsi untuk mengukur tekanan fluida (air) yang
mengalir di dalam pipa keluaran yang dihasilkan oleh pompa.
6. Volumetric Flowrate berfungsi untuk mengukur laju alir keluaran pompa
sentrifugal dengan satuan liter per menit (LPM).
7. Katup Output (V2) berfungsi untuk menutup dan membuka aliran fluida yang
dihasilkan pompa ke dalam tangki penampungan.
8. Tangki Penampungan, tangki akrilik transparan ini berfungsi untuk menyuplai
air ke pompa dan menampung kembali air yang keluar dari pompa. Kapasitas air
yang dapat ditampung oleh tangki ini adalah 15 liter.
V. PROSEDUR KERJA
o Langkah Kerja Awal
Sebelum melakukan percoban dilakukan pemeriksaan untuk
menghindari kerusakan dan alat dipastikan berfungsi dengan baik
seperti berikut :
1. Tangki penampungan diisi dengan air hingga ujung pipa output
terendam air.
2. Katup input (V1) dan katup output (V2) dipastikan terbuka
3. Alat dihubungkan dengan sumber listrik dan “main switch” diputar
pada posisi “on” untuk menyalakan alat
4. Tombol “pump switch” (warna hijau) ditekan untuk menyalakan
pompa pada alat.
Catatan:
Pompa tidak boleh dioperasikan ketika tidak ada cairan di dalam pipa .
Hal ini akan menyebabkan kerusakan serius pada pompa .
o Langkah Kerja Percobaan (Pengoprasian)
1. Katup output (V2) diputar sampai mencapai laju alir maksimum
2. “pressure selector” diputar ke angka 1 untuk menampilkan nilai
tekanan terukur P1 pada display.
3. Saat laju alir pada flowrate display menujukkan laju alir yang diingikan,
nilai tekanan terukur P1 pada display di catat.
4. “pressure selector” ke angka 2 diputar untuk menampilkan nilai
tekanan terukur P2 pada display dan dicatat.
5. Katup output (V2) diputar untuk mengatur laju alir yang diinginkan
dengan interval 5 L/min.
6. Prosedur yang sama dilakukan sampai mencapai laju alir minimum.
o Langkah Kerja Akhir
1. Tombol “pump switch” (warna merah) ditekan untuk menghentikan
pompa pada alat.
2. “main switch” diputar pada posisi “off” untuk mematikan alat dan
hubungan dengan arus listrik diputuskan.
3. Air dalam tangki penampungan dikeluarkan.
VI. DATA PENGAMATAN
o Tegangan listrik (V) = 230 V (data pompa)
o Arus listrik (I) = 1 A (data pompa)
o Berat Jenis Air (ρ) = 1000 kg/m3
o Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
o Nilai tekanan terukur pada laju alir berbeda
VII. DATA PERHITUNGAN
o Menentukan Total Head (mH2O)
Dik : Q=97.80 Lmin
x 1m3
1000 Lx 1min
60 s=1.63 x10−3m3/¿s
Laju Alir Q (L/min) Tekanan (atm)P1=Ps P2=Pd
97.8 0.98 1.1295 0.98 1.1890 0.99 1.2785 1 1.3480 1.01 1.4175 1.01 1.4770 1.02 1.5265 1.02 1.5760 1.03 1.6255 1.03 1.6650 1.04 1.745 1.04 1.7540 1.04 1.7835 1.05 1.8130 1.05 1.8325 1.05 1.8520 1.05 1.86
PS=0.98 atm x 101325 Pa1atm
=99298.5 Pa
Pd=1.12 atm x 101325 Pa1atm
=113484 Pa
H s=Psρ g
= 99298.5 kg /ms2
1000 kg/m3 x9.81 m /s2=10.1222 m H 2 O
H d=Pdρ g
= 113484 kg /ms2
1000 kg /m3 x9.81 m /s2 =11.5682m H 2O
H=H d−H s
H= (11.5682−10.1222 ) m H2 O
H=1.446 m H 2O
o Menentukan Daya Hidrolik Pompa (PHidrolik)PHidrolik=ρ . g . H .Q❑
= 1000 kg/m3 x 9.81 m/s2 x 1.446 m x 1.63x10-3 m3/s
= 23.1220 kg m2/s3
= 23.1220 watt
o Menentukan Daya Pompa (PPompa)
PPompa=V . I❑
= 230 V x 1 A
= 230 watt
o Menentukan Nilai Efisiensi Pompa (ɳ)
ɳ=PHidrolik
PPompax100 %
ɳ=23.1220 watt230 watt
x100 %
ɳ=10.05 %
o Konversi Satuan Laju Alir (m3/s) dan Tekanan (Pa)
Laju Alir Q (m3/s) Tekanan (Pa)P1=Ps P2=Pd
1.63E-03 99298.50 113484.001.58E-03 99298.50 119563.501.50E-03 100311.75 128682.751.42E-03 101325.00 135775.501.33E-03 102338.25 142868.251.25E-03 102338.25 148947.751.17E-03 103351.50 154014.001.08E-03 103351.50 159080.251.00E-03 104364.75 164146.509.17E-04 104364.75 168199.508.33E-04 105378.00 172252.507.50E-04 105378.00 177318.756.67E-04 105378.00 180358.505.83E-04 106391.25 183398.255.00E-04 106391.25 185424.754.17E-04 106391.25 187451.253.33E-04 106391.25 188464.50
Hd (m H2O) Hs (m H2O) H toial (m H2O) Daya Hidrolik (watt)
Efisiensi Pompa (%)
11.5682 10.1222 1.4460 23.1224 10.0512.1879 10.1222 2.0657 32.0863 13.9513.1175 10.2255 2.8920 42.5565 18.5013.8405 10.3287 3.5118 48.8049 21.2214.5635 10.4320 4.1315 54.0400 23.5015.1833 10.4320 4.7512 58.2619 25.3315.6997 10.5353 5.1644 59.1063 25.7016.2161 10.5353 5.6808 60.3728 26.2516.7326 10.6386 6.0940 59.7818 25.9917.1457 10.6386 6.5071 58.5152 25.4417.5589 10.7419 6.8170 55.7288 24.2318.0753 10.7419 7.3334 53.9556 23.4618.3852 10.7419 7.6433 49.9870 21.7318.6950 10.8452 7.8498 44.9208 19.5318.9016 10.8452 8.0564 39.5168 17.1819.1082 10.8452 8.2630 33.7750 14.6819.2115 10.8452 8.3663 27.3578 11.89
o Head Total (H), Daya Hidrolik (PHidrolik) dan Efisiensi Pompa (%)
o Kurva Hubungan Laju Alir (Q) Terhadap Head (H)
0.00E+00 4.00E-04 8.00E-04 1.20E-03 1.60E-03 2.00E-030.0000
1.0000
2.0000
3.0000
4.0000
5.0000
6.0000
7.0000
8.0000
9.0000
Kurva Hubungan Q vs H
Laju Alir (m3/s)
Hea
d (m
H2O
)
o Kurva Hubungan Laju Alir (Q) Terhadap Efisiensi Pompa (ɳ)
0.00E+00 4.00E-04 8.00E-04 1.20E-03 1.60E-03 2.00E-030
5
10
15
20
25
30
Kurva Hubungan Q vs ɳ
Laju Alir (m3/s)
Efis
iens
i Pom
pa (%
)
VIII. PEMBAHASAN
Pompa merupakan mesin atau alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan dari suatu tempat ketempat lain melalui media
pemipaan dengan cara, diberikan energi terhadap cairan sehingga cairan
dapat bergerak. Pengoperasian pompa sentrifugal terbagi menjadi tiga
bagian yang pertama yaitu persiapan, persiapan diantaranya pengisian air
pada bak sirkulasi, alat dihubungkan dengan sumber listrik dan memutar
“main switch” pada posisi “on” untuk menyalakan alat. Selanjutnya
tombol “pump switch” (warna hijau) ditekan untuk menyalakan pompa
pada alat.Yang kedua yaitu pengambilan data. Pengambilan data
dilakukan dengan menyetel laju alir keluar cairan. Pengukuran dilakukan
setiap interval 5 L/min. Data yang diambil yakni tekanan suction (P1)
dan tekanan delivery (P2). Tekanan suction yaitu tekanan yang
digunakan pompa untuk mengisap cairan untuk masuk ke dalam pompa
sentrifugal dan nilainya selalu lebih kecil dari tekanan delivery. Karena
pada keadaan ini tekanan yang digunakan untuk mengisap dalam keadaan
vacuum (dibawah tekanan normal). Sedangkan tekanan delivery (P2)
yaitu tekanan yang digunakan pompa untuk mendorong cairan keluar ke
tangki penampungan. Tekanan delivery selalu lebih besar dari tekanan
lingkungan. Yang ketiga mematikan pompa dengan menekan tombol
“pump switch” (warna merah) dan memutar “main switch” diputar pada
posisi “off” untuk mematikan rangkaian alat serta hubungan dengan arus
listrik diputuskan.
Berdasarkan hasil percobaan dari kurva hubungan antara laju
alir,Q (m3/s) dengan Head (m H2O) dan hubungan antara laju alir,Q
(m3/s) dengan efisiensi (%). Dari hubungan antara laju alir dengan Head
diketahui semakin tinggi laju alir maka nilai head akan semakin kecil.
Head merupakan kerugian yang timbul selama pompa berjalan, seperti
karena adanya sambungan, gesekan didalam pipa atau gesekan didalam
pompa itu sendiri yang tidak mengubah energi menjadi kerja
sepenuhnya. Adapun hubungan antara laju alir dengan efisiensi yaitu
semakin tinggi laju alir maka semakin tinggi pula efisiensinya, tetapi
pada keadaan puncaknya atau keadaan tertentu efisiensinya menurun, hal
ini disebabkan karena kemampuan pompa telah mencapai puncaknya,
maksudnya ketika pompa diberikan laju yang lebih besar maka energi
yang dibutuhkan semakin besar karena kinerja pompa yang hanya
sampai batas tertentu maka kemampuan untuk menanggung beban
tersebut malah menurun dengan kata lain efisiensinya malah menurun.
Hal lain dikarena juga pada sambungan pipa input terdapat kebocoran
sehingga akan mempengaruhi nilai dari efisiensi pompa itu sendiri.
Karakteristik dan kinerja pompa dilihat dari efisiensi pompa itu
sendiri, sesuai dengan percobaan nilai maksimum efisiensi pompa untuk
interval Q = 5 L/menit sebesar 26.26% pada laju alir 10.8x10-3 m3/s. Pada
percobaan ini variable yang dijaga yakni laju alir pada bagian
pengeluaran.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja dan karakteristik pompa sentrifugal dilihat dari efisiensinya,
efisiensi suatu pompa mengalami penurunan karena beban (dalam hal
ini yakni laju alir) yang diberikan besar yang tidak sesuai dengan
kemampuan pompa, selain itu terdapat kebocoran pada sambungan pipa
input sehingga energi yang diberikan pompa tidak sepenuhnya menjadi
kerja.
2. Nilai maksimum efisiensi pompa untuk interval Q = 5 L/menit sebesar
26.26% pada laju alir 10.8x10-3 m3/s.
X. DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Satuan Operasi. 2015. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 1.
Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sri Utami Handayani. Bahan Ajar Pompa dan kompresor ”Bab 3 Pompa
Sentrifugal”.
LAMPIRAN
(Rangkaian alat pompa sentrifugal yang digunakan)
(Control Panel) (Tangki Penampungan)
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.800.0000
0.2000
0.4000
0.6000
0.8000
1.0000
1.2000
Kurva Distribusi Kumulatif
t = 1 menitt= 3 menitt = 6 menit
D p Rata- Rata (mm)
Frak
si M
assa
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.80
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
Kurva Distribusi Frekuensi
t = 1 menitt = 3 menitt = 6 menit
D p Rata- Rata (mm)
Frak
si M
assa
(OP%
)
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum sieving ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara
menentukan ukuran partikel zat padat dengan melakukan analisa data ukuran
partikel (sieve analysis table) menggunakan screen shaker, dan mengevaluasi
hasil analisis ayakan. Cara penentukan ukuran partikel dengan menggunakan
alat screen shaker yaitu menrupakan ayakan bertingkat yang digetarkan dengan
diameter ayakan berturut-turut 1.70 mm, 1.40 mm, 1,18 mm, 1.00 mm, 0.85
mm, 0.71 mm, 0,60 mm dan pan. Yang mana partikel zat padat yang ingin
ditentukan ukurannya adalah batu bata merah kering yang memiliki ukran
partikel yang tidak seragam. Proses pengayakan dilakukan pada mode 2 dengan
frekuensi vibrator 2 dan variasi waktu 1-6 menit dengan interval 1 menit.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan sebanyak 6 kali percobaan
pengayakan diperoleh berat partikel total yang tidak seragam padahal
menggunakan batu bata merah yang sama. Hal tersebut dikarenakan adanya
massa batu bata yang hilang karena ukuran partikel yang sangat halus. Pada
analisa penentuan diameter partikel paling banyak muncul (dpf), diameter
partikel tengah (dpm) dan luas permukaan partikel, kami hanya mengambil tiga
data waktu sebagai acuan untuk analisa karena adanya perbedaan data yang
cukup jauh (atau dapat terlihat).
Untuk analisa pada waktu 1 menit diperoleh fraksi massa paling tinggi
pada ayakan paling atas sebesar 0.1676 mm. Hal itu dikarenakan lama waktu
pengayakan tidak optimal sehingga kesempatan partikel untuk lolos sangat kecil
sehingga partikel tersentu masih banyak diayakan paling atas. Untuk analisa
pada waktu 3 menit diperoleh fraksi massa tertinggi sama halnya dengan waktu
1 menit sebesar 0.2561. Hal tersebtu dikarenakan kesempatan partikel zat padat
untuk terdistribusi (lolos) dalam ayakan masih kurang optimal meskipun ada
perubahan dibandingkan waktu 1 menit. Beda halnya dengan waktu 6 menit
diperoleh fraksi massa sebesar 0.1183 pada ayakan paling bawah (pan)
dikarenakan kesempatan partikel untuk lolos pada setiap bidang ayakan lebih
besar sehingga massa partikel pada pan lebih besar dan sudah bisa dikatakan
efisiensi waktu pengayakan sudah optimal atau terdistribusi sesuai ukuran
diameter ayakan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kurva fraksional dan frekuensi.
Yang mana semakin lama pengayakan maka diameter partikel yang sering
muncul semakin banyak pada bagian bawah (pan) dikarenakan semakin lama
pengayakan maka kesempatan partikel untuk lolos pada setiap bidang ayakan
semakin besar. Sama halnya dalam penentukan diameter partikel tengah (dpm)
berdasarkan kurva distribusi kumulatif, terlihat ketiga perbedaan titik diameter
partikel tengah masing-masing 1.30 mm, 1.00 mm dan 0.71 mm. Hal tersebut
dikarenakan ada kaitannya dengan waktu pengayakan semakin lama maka
kesempatan partikel untuk lolos semakin besar sehingga diameter partikel tengah
akan semakin kecil. Untuk ukuran luas permukaan partikel semakin lama waktu
pengayakan ukuran partikel semakin kecil.
Pada percobaan ini ada beberapa factor yang mempengaruhi pengayakan :
1. Waktu pengayakan
Semakin cepat waktu pengayakan maka kesempatan partikel untuk lolos
semakin kecil. Sebaliknya apabila waktu pengayakan terlalu lama maka
akan mengakibatkan gaya tumbukan antar partikel sehingga partikel akan
pecah dan lolos dalam ayakan sehingga peru dicari waktu ayakan yang
optimal.
2. Ukuran bahan ayakan
Semakin halus partikel zat padat yang diayak maka akan semakin banyak
material yang lolos. Hal ini bergantung ukuran bukaan ayakan yang
digunakan.
3. Kandungan air
Apabila material yang digunakan mengandung air maka akan membuat
proses pengayakan tidak optimal karena partikel- partikel yang
mengandung air akan mudah beraglomerasi (bersatu) membentuk ukuran
partikel yang lebih besar sehingga lama kelamaan akan menyumbat lubang
ayakan.