23
EFEK ASBESTOS TERHADAP KESEHATAN Oleh: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Efek asbestos terhadap kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

EFEK ASBESTOS TERHADAP KESEHATAN

Oleh: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

BAHAYA ASBESTOS

Memiliki serat setajam jarum dan tidak dapat terlihat di udara.

Mampu berada di udara dalam jangka waktu yang sangat lama.

Paparan serat asbestos terutama menyerang paru-paru.

SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

Udara yang dihirup masuk melalui mulut dan hidung kemudian melewati batang tenggorok (trachea).

Trachea terbagi menjadi 2 (dua) jalan nafas yang lebih kecil (bronchi).

Masing-masing bronchus terbagi menjadi saluran-saluran yang lebih kecil lagi yang berakhir di kantong-kantong udara (alveoli).

Di dalam alveoli terjadi penyerapan oksigen oleh pembuluh darah kecil dan pelepasan gas buangan seperti CO2.

Paru-paru terbagi menjadi 2 (dua) setengah dan berada pada rongga pleural.

Rongga pleural dan bagian luar paru-paru memiliki selaput membran (pleura) yang sangat basah serta berhubungan / bergesekan satu sama lain namun sulit untuk dipisahkan, sehingga ketika rongga dada mengembang paru-parupun ikut mengembang dan udara dapat masuk.

PERTAHANAN SISTEM PERNAFASAN

Tubuh memiliki berbagai mekanismen untuk menyaring udara yang dihirupnya.

Partikel besar akan disingkirkan di mulut dan tenggorokan ketika bernafas.

Partikel kecil akan membentur dan ditangkap oleh lapisan lendir yang terdapat pada dinding jalan nafas.

Dinding jalan nafas memiliki serabut seperti rambut (sel cilia) yang secara konstan bergetar ke atas, sehingga semua partikel yang tertahan pada selaput lendir akan tersapu ke bagian belakang mulut untuk kemudian ditelan atau dikeluarkan.

Asap rokok dapat melumpuhkan sel cilia sehingga tubuh kehilangan salah satu sistem pertahanan alaminya terhadap debu yang tidak diinginkan.

SEL CILIA

PERUSAKAN PARU-PARU OLEH ASBESTOS

Serat asbestos tidak dapat disaring oleh sel cilia sehingga masih bisa sampai ke alveoli.

Ketika serat asbetos sampai ke alveoli, sel-sel besar (makrofagus) akan berusaha untuk menghilangkannya secara kimiawi.

Makrofagus juga mengirimkan sinyal kepada sel pemakan enzim untuk melarutkan asbestos.

Sifat fisika dan kimia asbestos menyebabkannya tidak dapat dihilangkan, baik oleh makrofagus maupun sel pemakan enzim, sehingga makrofagus menjadi rusak dan mengeluarkan enzim kaustik yang merusak jaringan paru-paru.

Rangkaian proses di atas terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk jaringan parut dan penebalan serat asbestos di paru-paru – ASBESTOSIS.

MEREKA YANG BERISIKO TERKENA ASBESTOSIS

Pekerja perakitan atau perbaikan kapal Pekerja tambang Pekerja pemintalan benang Pekerja pabrik Pekerja konstruksi Pekerja perawatan bangunan

DAN KELUARGANYA

GEJALA PENYAKIT AKIBAT ASBESTOS

Nafas pendek Batuk Nyeri dada, baik saat sedang beristirahat

maupun sedang bekerja Hilang nafsu makan dan penurunan

berat badan Lemah atau anemia

MASALAH TERKAIT PENYAKIT AKIBAT ASBESTOS

Periode laten yang panjang terkait penyakit akibat asbestos, mulai dari saat terpapar hingga munculnya gejala penyakit, yaitu 10 – 40 tahun.

PENYAKIT AKIBAT ASBESTOS

Asbestosis Mesothelioma Kanker paru-paru Dan lain-lain

ASBESTOSIS

Adalah terbentuknya jaringan parut di paru-paru akibat usaha tubuh untuk menghilangkan serat asbestos.

Merupakan hubungan dosis-respon. Bersifat kronis. Periode laten: 10 – 25 tahun.

PARU-PARU YANG TERKENA ASBESTOSIS

MESTOTHELIOMA

Adalah kanker pada selaput organ (mesothelium): Pada selaput rongga dada: pleura

mesothelioma Pada selaput abdomen: peritoneal

mesothelioma Tidak merupakan hubungan dosis-

respon. Tidak terkait dengan kebiasaan merokok. Periode laten: 20 – 40 tahun.

PARU-PARU YANG TERKENA MESOTHELIOMA

KANKER PARU-PARU

Utamanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Pekerja yang terpapar serat asbestos 5 (lima) kali lebih rentan untuk terkena kanker paru-paru.

Merupakan hubungan dosis-respon. Periode laten: 20 tahun.

EFEK SINERGISTIK ROKOK, KANKER PARU-PARU DAN ASBESTOS

Asumsikan kemungkinan terkena kanker paru-paru akibat paparan serat asbestos adalah 1 : 10000, maka: Merokok 1 (satu) bungkus per hari akan

meningkatkan kemungkinannya menjadi 50 kali, yaitu 1 : 200.

Merokok 2 (dua) bungkus per hari akan meningkatkan kemungkinannya menjadi 100 kali, yaitu 1 : 100.

PARU-PARU YANG TERKENA KANKER

PENYAKIT LAIN AKIBAT ASBESTOS Kanker: lambung, esofgus, usus

besar, pankreas Penebalan pleural Plak pada pleural Efusi pleural

EFEK JENIS ASBESTOS TERHADAP KESEHATAN

Meskipun asbesros putih merupakan yang paling banyak digunakan, namun asbestos biru dan cokelat saat ini dianggap lebih berbahaya bagi kesehatan. Risiko terkena mesothelioma akibat menghirup

asbestos biru adalah 500 kali lebih tinggi daripada asbestos putih.

Risiko terkena mesothelioma akibat menghirup asbestos cokelat adalah 100 kali lebih tinggi daipada asbestos putih.

Risiko terkena kanker paru-paru akibat menghirup asbestos biru dan cokelat adalah 10 – 50 kali lebih besar daripada asbestos putih.

PEMANTAUAN MEDIS

OSHA mewajibkan adanya pemantauan medis terhadap semua pekerja sebelum melakukan pekerjaan asbestos sebagai gambaran umum untuk mengetahui kondisi tubuh, meliputi:

Wawancara medis: Riwayat pekerjaan; riwayat medis: nyeri dada, batuk, nafas pendek,

nafas mengi; alergi; riwayat keluarga; riwayat merokok: rokok, cerutu, cangklong.

Rontgen dada retinogram; harus dilakukan oleh dokter spesialis radiologi atau yang terlatih di bidang penyakit paru.

Pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pemantauan medis di atas, dokter akan

menyatakan si pekerja siap atau tidak untuk bekerja dengan asbestos dan menggunakan respirator.

Pemeriksaan di atas harus dilakukan di awal dan setiap tahun sejak pekerjaan di mulai.

HASIL RONTGEN PARU-PARU YANG SEHAT

HASIL RONTGEN PARU-PARU YANG SAKIT

CURRICULUM VITAE

Name: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Profession: Chemical Engineer

Occupation:

Technical Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Feb 2013 – Present

In-Process Control Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2013

Interim Receipt Control Supervisor, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2009

Sr. Lecturer Assistant and Coordinator of Laboratory, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2005 – Feb 2008

Education:

Bachelor of Engineering, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2002 – Feb 2007

Professional Qualification and Affiliation:

Board certified chemical engineer (Ir), member of Persatuan Insinyur Indonesia, Vice Chairman of Water and Specialities Community – Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, member of Himpunan Polimer Indonesia, member of Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, member of Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia