Upload
muhammad-yusuf-firdaus
View
344
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAHAYA ASBESTOS
Memiliki serat setajam jarum dan tidak dapat terlihat di udara.
Mampu berada di udara dalam jangka waktu yang sangat lama.
Paparan serat asbestos terutama menyerang paru-paru.
SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
Udara yang dihirup masuk melalui mulut dan hidung kemudian melewati batang tenggorok (trachea).
Trachea terbagi menjadi 2 (dua) jalan nafas yang lebih kecil (bronchi).
Masing-masing bronchus terbagi menjadi saluran-saluran yang lebih kecil lagi yang berakhir di kantong-kantong udara (alveoli).
Di dalam alveoli terjadi penyerapan oksigen oleh pembuluh darah kecil dan pelepasan gas buangan seperti CO2.
Paru-paru terbagi menjadi 2 (dua) setengah dan berada pada rongga pleural.
Rongga pleural dan bagian luar paru-paru memiliki selaput membran (pleura) yang sangat basah serta berhubungan / bergesekan satu sama lain namun sulit untuk dipisahkan, sehingga ketika rongga dada mengembang paru-parupun ikut mengembang dan udara dapat masuk.
PERTAHANAN SISTEM PERNAFASAN
Tubuh memiliki berbagai mekanismen untuk menyaring udara yang dihirupnya.
Partikel besar akan disingkirkan di mulut dan tenggorokan ketika bernafas.
Partikel kecil akan membentur dan ditangkap oleh lapisan lendir yang terdapat pada dinding jalan nafas.
Dinding jalan nafas memiliki serabut seperti rambut (sel cilia) yang secara konstan bergetar ke atas, sehingga semua partikel yang tertahan pada selaput lendir akan tersapu ke bagian belakang mulut untuk kemudian ditelan atau dikeluarkan.
Asap rokok dapat melumpuhkan sel cilia sehingga tubuh kehilangan salah satu sistem pertahanan alaminya terhadap debu yang tidak diinginkan.
PERUSAKAN PARU-PARU OLEH ASBESTOS
Serat asbestos tidak dapat disaring oleh sel cilia sehingga masih bisa sampai ke alveoli.
Ketika serat asbetos sampai ke alveoli, sel-sel besar (makrofagus) akan berusaha untuk menghilangkannya secara kimiawi.
Makrofagus juga mengirimkan sinyal kepada sel pemakan enzim untuk melarutkan asbestos.
Sifat fisika dan kimia asbestos menyebabkannya tidak dapat dihilangkan, baik oleh makrofagus maupun sel pemakan enzim, sehingga makrofagus menjadi rusak dan mengeluarkan enzim kaustik yang merusak jaringan paru-paru.
Rangkaian proses di atas terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk jaringan parut dan penebalan serat asbestos di paru-paru – ASBESTOSIS.
MEREKA YANG BERISIKO TERKENA ASBESTOSIS
Pekerja perakitan atau perbaikan kapal Pekerja tambang Pekerja pemintalan benang Pekerja pabrik Pekerja konstruksi Pekerja perawatan bangunan
DAN KELUARGANYA
GEJALA PENYAKIT AKIBAT ASBESTOS
Nafas pendek Batuk Nyeri dada, baik saat sedang beristirahat
maupun sedang bekerja Hilang nafsu makan dan penurunan
berat badan Lemah atau anemia
MASALAH TERKAIT PENYAKIT AKIBAT ASBESTOS
Periode laten yang panjang terkait penyakit akibat asbestos, mulai dari saat terpapar hingga munculnya gejala penyakit, yaitu 10 – 40 tahun.
ASBESTOSIS
Adalah terbentuknya jaringan parut di paru-paru akibat usaha tubuh untuk menghilangkan serat asbestos.
Merupakan hubungan dosis-respon. Bersifat kronis. Periode laten: 10 – 25 tahun.
MESTOTHELIOMA
Adalah kanker pada selaput organ (mesothelium): Pada selaput rongga dada: pleura
mesothelioma Pada selaput abdomen: peritoneal
mesothelioma Tidak merupakan hubungan dosis-
respon. Tidak terkait dengan kebiasaan merokok. Periode laten: 20 – 40 tahun.
KANKER PARU-PARU
Utamanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Pekerja yang terpapar serat asbestos 5 (lima) kali lebih rentan untuk terkena kanker paru-paru.
Merupakan hubungan dosis-respon. Periode laten: 20 tahun.
EFEK SINERGISTIK ROKOK, KANKER PARU-PARU DAN ASBESTOS
Asumsikan kemungkinan terkena kanker paru-paru akibat paparan serat asbestos adalah 1 : 10000, maka: Merokok 1 (satu) bungkus per hari akan
meningkatkan kemungkinannya menjadi 50 kali, yaitu 1 : 200.
Merokok 2 (dua) bungkus per hari akan meningkatkan kemungkinannya menjadi 100 kali, yaitu 1 : 100.
PENYAKIT LAIN AKIBAT ASBESTOS Kanker: lambung, esofgus, usus
besar, pankreas Penebalan pleural Plak pada pleural Efusi pleural
EFEK JENIS ASBESTOS TERHADAP KESEHATAN
Meskipun asbesros putih merupakan yang paling banyak digunakan, namun asbestos biru dan cokelat saat ini dianggap lebih berbahaya bagi kesehatan. Risiko terkena mesothelioma akibat menghirup
asbestos biru adalah 500 kali lebih tinggi daripada asbestos putih.
Risiko terkena mesothelioma akibat menghirup asbestos cokelat adalah 100 kali lebih tinggi daipada asbestos putih.
Risiko terkena kanker paru-paru akibat menghirup asbestos biru dan cokelat adalah 10 – 50 kali lebih besar daripada asbestos putih.
PEMANTAUAN MEDIS
OSHA mewajibkan adanya pemantauan medis terhadap semua pekerja sebelum melakukan pekerjaan asbestos sebagai gambaran umum untuk mengetahui kondisi tubuh, meliputi:
Wawancara medis: Riwayat pekerjaan; riwayat medis: nyeri dada, batuk, nafas pendek,
nafas mengi; alergi; riwayat keluarga; riwayat merokok: rokok, cerutu, cangklong.
Rontgen dada retinogram; harus dilakukan oleh dokter spesialis radiologi atau yang terlatih di bidang penyakit paru.
Pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pemantauan medis di atas, dokter akan
menyatakan si pekerja siap atau tidak untuk bekerja dengan asbestos dan menggunakan respirator.
Pemeriksaan di atas harus dilakukan di awal dan setiap tahun sejak pekerjaan di mulai.
CURRICULUM VITAE
Name: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus
Profession: Chemical Engineer
Occupation:
Technical Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Feb 2013 – Present
In-Process Control Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2013
Interim Receipt Control Supervisor, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2009
Sr. Lecturer Assistant and Coordinator of Laboratory, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2005 – Feb 2008
Education:
Bachelor of Engineering, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2002 – Feb 2007
Professional Qualification and Affiliation:
Board certified chemical engineer (Ir), member of Persatuan Insinyur Indonesia, Vice Chairman of Water and Specialities Community – Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, member of Himpunan Polimer Indonesia, member of Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, member of Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia