Upload
wahyu-yuns
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Kerangka HukumKajian Lingkungan Hidup Strategis
Wahyu Yun SantosoFakultas Hukum UGM
Hp. 081328605445Email: [email protected]
Dasar Hukum & Pertimbangan
• UU No. 32 Tahun 2009 (Psl 1 angka 10, psl 15 – 18)• PP No. 46 Tahun 2016 ttg Tara Penyelenggaraan KLHS• Permen LH No. 9 Tahun 2011 ttg Pedoman Umum KLHS• Permendagri No. 67 Tahun 2012 ttg Pedoman Pelaksanaan
KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
• Buku Pedoman “Pertimbangan2 dlm Penerapan KLHS” – KLH 2008
• Beberapa ikhtisar pilot-project dari KLHS (2006-2008)
Konsep Dasar
• rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (UUPPLH).
• Konsep dasar SEA is a systematic process for evaluating the environmental effect of, and for ensuring the integration of sustainability principles into, strategic decision-making.
Kalo kita terjemahkan letterlijk aja?
• KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis.
• Hampir sama tapi akan lebih mudah dipahami.• So KLHS bisa dikatakan sebagai babonnya “AMDAL” (krn lbh
strategis), yang dilakukan oleh pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota).
• Semestinya, KLHS disusun sebagai kajian yg lebih bersifat strategis pemetaan risiko, tidak hanya pd dampak
Perkembangan internasional KLHS
• European Union: SEA Directive (2001); atau Uni Eropa: Panduan KLHS (2001). Setiap
tahun, berkat adanya Panduan KLHS ini, sekitar 1.000-2.000 KLHS dilakukan di 27 negara
anggota UE.
• United Nations Economic Commission for Europe (UNECE): Protocol on SEA to the
Convention on EIA in Transboundary Context (2003); atau Komisi Ekonomi PBB untuk
Eropa (UNECE): Protokol KLHS ke Konvensi AMDAL untuk Lintas Batas. Ditandatangani
oleh 37 negara.
• OECD/DAC: Good Practice Guidance on SEA in Development Cooperation (2006); atau
OECD/DAC: Pedoman Praktek KLHS yang Baik untuk Kerjasama Pembangunan. Pedoman
ini didukung oleh lembaga-lembaga donor yang juga aktif di Indonesia.
Perkembangan KLHS di Asia
• Indonesia adalah negara ke-3 di antara negara-negara transisi Asia yang memutuskan untuk mengembangkan sistem KLHS
• Cina (sejak 2003) dan Vietnam (sejak 2005) telah memiliki kerangka hukum, panduan teknis dan praktek-praktek KLHS;
• Malaysia sedang merancang dokumen internal untuk melakukan KLHS.
• Thailand dan Filipina telah mempersiapkan rancangan peraturan perundang-undangan KLHS & menunggu diundangkannya; dan
• Laos, Kamboja dan Fiji sedang bereksperimen dengan KLHS dengan dukungan donor.
Judul KLHS Lokasi Aras Institusi Kegiatan Analisis Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo (Kebijakan Rencana, Program), 2009.
Kabupaten Ponorogo
Regional KLH-Kabupaten Ponorogo
Kajian Lingkan Hidup Banjar Baru (Kebijakan, Rencana, Program), 2008
Kota Banjar Baru
Regional KLH-Banjarbaru
Kajian Lingkungan Hidup Strategik Kota batu. (Kebijakan, Rencana, Program), 2008
Kota Batu Regional KLH-BATU
Strategic Environmental and Natural Resources Assesment (SENRA),2006
Aceh Program BAPPENAS & UNDP
National Urban Enviroment Strategy (Nues),2005
Jawa Barat Program BAPPENAS
KLHS-Disusun di Indonesia
Judul KLHS Lokasi Aras InstitusiKLHS Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Bidang Air, 2004
Nasional Kebijakan Sektor KLH
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Enerji,2004
Nasional Kebijakan Sektor KLH
Implementasi KLHS di Daerah untuk Pengambilan Keputusan yang Ramah Lingkungan Kasus Yogyakarta dan Bandung.2004
Yogyakarta Bandung
Regional KLH-JIKA
Kajian Lingkungan Strategik Kawasan Andalan Bogor, Depok, Bekasi.2004
Bogor, Depok, Bekasi
Regional BLHD Jawa Barat
Kajian awal Lingkungan Hidup Strategig Rencana Jaringan Jalan Sunatra Barat,2003
Sumatra Barat Rencana Sektor Departemen PU
Kajian Lingkungan Strategik Kebijakan, Rencana, Program Kawasan Bogor, Puncak dan Cianjur (Bopunjur),2003
Bogor, Puncak, Cianjur
Regional BLHD Jawa Barat
Studi Kajian Lingkungan Hidup Strategik Kawasan Andalan Cikuray, Papandayan, Malabar dan Patuha (Cipamatuh) 2001
Jawa Barat Regional BLHD Jawa Barat
Studi Dampak Lingkungan Kebijakan, Rencana Program,2001
Yogyakarta Rencana/Program Pemerintah DIY
KLHS-Disusun di Indonesia
RELUNG KLHS
Perbedaan AMDAL dan KLHSAtribut AMDAL KLHS
Aras Keputusan Proyek Kebijakan, Rencana & Program
Karakter/Sifat Segera, operasional Strategik, visioner, konseptualOutput Rinci/detil Umum/garis besar
Alternatif Alternatif lokasi, disain, konstruksi, dan operasi
Alternatif regulasi, teknologi, fiskal, atau kebijakan ekonomi
Dimensi Waktu Jangka pendek sampai menengah Jangka menengah sampai panjangUkuran Dampak Mikro, terlokalisir Makro, kumulatif
Sumber utama data Hasil survey lapang, analisis sampel Strategi pembangunan berkelanjutan, neraca lingkungan hidup, visi
Kedalaman kajian Sempit, dalam, dan rinci Lebar, tidak terlampau dalam, lebih sebagai kerangka kerja
Tipe data Lebih banyak yang kuantitatif Lebih banyak yang bersifat kualitatif
Tingkat akurasi kajian Lebih akurat Ketidak-pastian lebih tinggi
Fokus Kajian dampak penting negatif dan pengelolaan dampak lingkungan
Agenda keberlanjutan, bergerak pada sumber persoalan dampak lingkungan
Kebijakan Perencanaan Program Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan
KLHS Regional
KLHS Sektoral
AMDAL
Source: Partidario, 2000
TIPOLOGI
Ketentuan lbh lanjut dlm UUPPLH
• KLHS adl kewajiban pemerintah!• Wajib dilaksanakan dalam:
1. RTRW dan RDTR2. RPJP3. RPJM4. Kebijakan rencana program/kegiatan dg potensi dampak/risiko
thdp lingkungan “babon”nya AMDAL• Dasar kebijakan, rencana, atau program pembangunan dlm
satu wilayah.
Mekanisme Penyusunan (Psl 15 ay 3)
1. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
2. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
3. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Isi Kajian (antara lain):
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; c. kinerja layanan/jasa ekosistem; d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim; dan f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Konsekuensi hukum
Jika KLHS menyatakan daya dukung lingkungan sudah terlampaui:a. Kebijakan, rencana, program pemerintah wajib direvisi; b. Segala usaha/kegiatan yang (akan) melampaui daya dukung
lingkungan tidak diperbolehkan lagi;
Semestinya ada penegasan dimana posisi dari KLHS dlm UUPPLH
RTRW tdk bisa disejajarkan dgn KLHS Gugatan uji materiil Perda RTRW Jakarta Tahun 2010-2030 o/
KIARA (Koalisi Rakyat utk Keadilan Perikanan 7 Mei 2013
PermenLH No. 09 Tahun 2011
• Pedoman Penyusunan KLHS• Mencabut PermenLH No. 27 Tahun 2009• Isi Kajian:
BAB I: PendahuluanBAB II: Integrasi KLHS dalam kebijakan, rencana, dan/atau programBAB III: Tahapan pelaksanaan KLHSBAB IV: Metode pelaksanaan KLHSBAB V: Dokumentasi, akses publik, dan penjaminan kualitas KLHS
PerMenDagri No. 67 Tahun 2012
• Kewajiban Gubernur, Bupati/Walikota utk melaksanakan KLHS dlm RPJP, RPJM, dan Renstra SKPD
• Jika menimbulkan dampak/risiko thd LH KLHS berbasis eko-region• Pelaksanaan KLHS RPJP & RPJM oleh SKPD urusan pembangunan daerah,
Renstra SKPD oleh masing2 SKPD• Sifat KLHS: fokus pada tujuan; relevan dengan keputusan; terpadu; transparan;
partisipatif; akuntabel; iteratif; dan evaluasi diri. • Mekanisme pengkajian: persiapan, pelingkupan, penyusunan baseline data.• Persiapan pokja Pengendalian Lingkungan, kerangka acuan KLHS, dan pra
pelingkupan.
Isi Kerangka Acuan KLHS
1. Latar Belakang.2. Tujuan dan Sasaran.3. Lingkup Kegiatan.4. Hasil yang Diharapkan.5. Rencana kerja Pelaksanaan dan Metode Pengkajian.6. Kebutuhan Narasumber/Akademisi yang diperlukan
membantu Pokja PL dalam melakukan analisis.7. Waktu dan Pembiayaan
Kegiatan Pra Persiapan
• mengidentifikasi isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi, melalui diskusi internal Pokja PL;
• mengumpulkan data dan informasi terkait dengan isu-isu;• mengidentifikasi jenis dan sumber data yang masih diperlukan
namun belum tersedia; dan• menginventarisasi pemangku kepentingan yang akan
diikutsertakan dalam pelaksanaan KLHS.
Kegiatan Pelingkupan
• Pelingkupan: Verifikasi permasalahan, penapisan, kesepakatan dgn stakeholders
• Kajian berupa kajian keterkaitan, keseimbangan, dan keadilan:• Kajian Keterkaitan:
– keterkaitan antar wilayah;– keterkaitan antar waktu;– keterkaitan antar sektor;– keterkaitan antar pemangku kepentingan
• Kajian keseimbangan antara komponen2 LH• Keadilan antar kelompok masy & antar generasi
Kegiatan Pra Persiapan
• mengidentifikasi isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi, melalui diskusi internal Pokja PL;
• mengumpulkan data dan informasi terkait dengan isu-isu;• mengidentifikasi jenis dan sumber data yang masih diperlukan
namun belum tersedia; dan• menginventarisasi pemangku kepentingan yang akan
diikutsertakan dalam pelaksanaan KLHS.
PP No. 46 Tahun 2016 ttg Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
• Menegaskan ulang kewajiban pemerintah utk susun KLHS.• KLHS wajib dilaksanakan dalam penyusunan/evaluasi:› RTRW beserta rencana rincinya; › RPJP (Nasional & daerah) serta RPJM (nasional & daerah);› KRP yg berpotensi menimbulkan dampak/risiko LH;› Rencana zonasi wilayah pesisir & pulau kecil (beserta rincinya); › Rencana zonasi kawasan strategis nasional tertentu utk pulau
kecil terluar;› Rencana pengelolaan & zonasi kawasan konservasi perairan.
PP No. 46 Tahun 2016 ttg Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
• KRP yg berpotensi menimbulkan dampak/risiko LH:› Perubahan iklim; › Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman
hayati;› Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan-lahan;› Penurunan mutu dan kelimpahan SDA; › Peningkatan alih fungsi kawasan hutan/lahan;› Peningkatan jml pnduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan› Peningkatan risiko terhadap kesehatan/keselamatan manusia.
Pengecualian KLHS
Tanggap Darurat Bencana› serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
› Contoh: melokalisasi dampak, evakuasi, penyediaan sarana dan prasarana pengungsian, rehabilitasi, dan pemulihan yang terjadi sebagai akibat bencana
Kondisi darurat Hankam› kebijakan negara dalam
menghadapi situasi pada ancaman pertahanan dan keamanan negara yang di dalamnya terdapat unsur kerahasiaan.
› Contoh: pemasangan instalasi militer dan latihan militer.
Tahapan Pembuatan KLHS
1. pembuatan dan pelaksanaan KLHS; › Pengkajian pengaruh KRP thdp kondisi LH,› Perumusan alternatif penyempurnaan KRP, dan› Penyusunan rekomendasi perbaikan.
2. penjaminan kualitas dan pendokumentasian KLHS; › Penilaian mandiri oleh penyusun KLHS dgn pertimbangkan: RPPLH dan
laporan KLHS terkait lain.› Jika tdk ada dgn pertimbangkan daya dukung LH.› Disusun tertulis dlm bentuk “Laporan KLHS”, dituangkan dlm produk hkm
sesuai kewenangannya.
3. validasi KLHS› Oleh Menteri/Gubernur sesuai alur kewenangan (> 20 hari kerja sah)
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
1. kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk pembangunan;
2. perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup; 3. kinerja layanan atau jasa ekosistem; 4. intensitas dan cakupan wilayah bencana alam; 5. status mutu dan ketersediaan sumber daya alam; 6. ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati; 7. kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; 8. tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok
masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat; 9. risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; dan/atau 10. ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara
tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.
29
In the end?
RISK MANAGEMENT
RISK ASSESSMENT