Upload
ok-helmi
View
139
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
MENCARI YANG ADA (Oleh: Ir. Helmi
)
Ketika Lokal-Nasional-Global tersambung lewat tekhnologi, sekat teritori terurai dengan
sendiri, pertarungan kepentingan di berbagai level hierarki tak lagi terhindar. Logika
”non rasa” ini, langsung dan tidak, menembus ruang tropis di koordinat 6LU-11LS dan
95BT-141BT. Penetrasinya menyentuh pondasi berbangsa, ”keanekaragaman”.
Kompleksitas persoalan mencuat disini dan mendistorsi arah gerak. Pertanyaan
kemudian, apakah kekhasan negeri ini ,”tradisi, adat istiadat dan bahasa daerah”, dapat
dikemas menjadi tangguh memandu perjalanan kedepan ? Dan bagaimana caranya ?
Menjawab itu dalam kondisi kekinian perlu mempertimbangkan banyak isu. Diantaranya;
globalisasi perlu disikapi, persoalan lokal perlu diantisipasi. ”Desentralisasi, demokrasi
dan keterbukaan” didorong. Demikian pula persoalan ekonomi dan kelestarian alam tak
boleh terabaikan. Itu semua memunculkan ”keruwetan”. Dalam situasi ini sebaiknya
kita menengok kedalam, apa yang dimiliki Selayar. Setelah itu ”fight” ke dunia luar, di
tingkat lokal nasional global.
Mencari yang ada. Apa yang terwujud dalam derap keseharian dapat menjadi awal untuk bergerak kedepan.
Fenomena di kota Benteng Selayar seperti: sepeda motor diparkir ditepi jalan, kuncinya
menempel di stang...aman aman saja tak dicuri. Hal lain di kawasan Taman Nasional
Taka Bonerate adalah ibu-ibu yakin Kima Lubang (Tridacna crocea) memperlancar ASI
(air Susu Ibu) dan itu dikonsumsi. Apa yang berlangsung itu tidaklah terjadi seketika.
Tentu ada ”sesuatu” yang membuatnya demikian. Inilah yang dicari, dimaknai, dan
didekatkan ke Aturan.
”Aspirasinya real dengan daya tahan tinggi”. Hidup dibenak-benak menyatu dengan
alam sekitar bersama arus gelombang dan jee’ne kebo. Warna khasnya menjadi karakter
kewilayahan. Sejatinya kekuatan itu ada. Mewujudkan pencitraan berkarakter Selayar ini
membutuhkan kelembagaan yang tangguh. Disinilah ”Arrappung” itu. Bukankah
mekanisme pengambilan keputusannya mengalir secara alami !
Ketika dikaitkan dengan ”Potensi Sumber Daya Lokal dan Pengentasan Kemisikinan
Perempuan”, hal pertama yang harus terjadi adalah gayung bersambut dari perempuan.
Peran kita kemudian memberi input, menyediakan ruang agar tokoh perempuan lahir
tumbuh militan (aktip progresip), dan mendorongnya tampil kedepan. Kiat-kiat
mangement kemudian menghantarnya mandiri.
Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate. Alamat: Jln. S. Parman 40. Benteng 92812. Selayar-
Sulawesi Selatan. Phone/fax (0414) 21565. Email: [email protected]. Disampaikan pada Seminar
sehari tentang Pengentasan Kemisikinan dan Kesetaraan Gender di Kabupaten Selayar. Benteng 25 Juli
2007