14
RAPAT KOORDINASI TEKNIS - SEKSI BANK KPPN AKUNTANSI PELAPORAN DALAM SPAN Jakarta, 23 April 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Akuntansi pelaporan dalam span

Embed Size (px)

Citation preview

RAPAT KOORDINASI TEKNIS - SEKSI BANK KPPN

AKUNTANSI PELAPORAN DALAM SPAN

Jakarta, 23 April 2014

KEMENTERIAN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

AGENDA :

KONSEP AKUNTANSI PELAPORAN DALAM SPANo Basis Penganggaran dan Pelaporan

o Model Pencatatano Hubungan General Ledger dan Subledger

KONSEP PELAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN PELAPRAN ARUS KAS

o Pelaporan Realisasi Anggarano Pelaporan Arus Kas

REKONSILIASI INTERNALo Modul GL dengan CMo Modul GL dengan GR

KONSEP AKUNTANSI DAN PELAPORAN DALAM SPAN

• Basis Kas untuk Penganggaran dan Basis Akrual untuk Akuntansi dan Pelaporan

• Transaksi diproses melalui subledger (Modul SA, BC, PM, GR, CM) kemudian

dibukukan (posting) ke GL untuk dapat menghasilkan laporan keuangan

• Jurnal dicatat pada subledger sebelum diposting ke GL dengan menggunakan

dua ledger (Accrual dan Cash ledger)

• Menggunakan metode SLA untuk mencatat jurnal di dua ledger tersebut

• Posting dilakukan secara centralised dan terjadwal (scheduling)

• Terdapat validasi dalam sistem seperti budget checking, Cross Validation Rule

(CVR), security rule, dll

• Transaksi dicatat dengan kodifikasi COA yang terdiri dari 12 segmen, diantaranya

segmen Satker, Akun, KPPN, Bank, dst

KONSEP AKUNTANSI DAN PELAPORAN DALAM SPAN

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN PELAPORAN ARUS KAS

MELALUI SPAN

• Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dipisahkan antara penanggungjawab keuangan (pemegang kas) dan penanggungjawab operasional (pengguna anggaran) - - > CFO vs COO

• Menteri Keuangan bertindak sebagai Chief Financial Officer (CFO) atau sebagai Bendahara Umum Negara/Kuasa BUN (BUN/Kuasa BUN)

• Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Chief Operational Officer (COO) atau Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

• Realisasi anggaran merupakan realisasi atas anggaran yang telah ditetapkan baik untuk pendapatan, belanja, tranfer daerah, maupun pembiayaan

• Realisasi anggaran menjadi tanggungjawab entitas yang mempunyai anggaran (PA/KPA)

• PA/KPA bertanggungjawab atas pelaksanaan anggaran yang dikelolanya, antara lain dengan menyusun laporan realisasi anggaran

• LRA merupakan laporan realisasi dari PA/KPA (satker/KL) sebagai sebuahh entitas akuntansi/pelaporan

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN

• Laporan arus kas disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum

• Entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum yaitu unit yang ditetapkan sebagai BUN/BUD dan/atau Kuasa BUN/BUD

• BUN adalah Menteri Keuangan yang dalam prakteknya dikuasakan kepada Dirjen Perbendaharaan, dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat PKN sebagai Kuasa BUN Pusat dan KPPN sebagai Kuasa BUN Daerah

• PKN dan KPPN bertanggungjawab menyusun Laporan Arus Kas (LAK) atas rekening yang dikelolanya

PELAPORAN ARUS KAS

• Setiap transaksi realisasi baik pendapatan, belanja, transfer daerah maupun pembiayaan akan dilaporkan dalam LRA dan LAK

• Atas realisasi tsb entitas akuntansi/pelaporan (satker/KL) akan menyusun LRA

• Mutasi kas atas realisasi tsb akan disajikan dalam LAK oleh PKN sebagai Kuasa BUN Pusat atau KPPN sebagai Kuasa BUN Daerah

• Misal, transaksi penerimaan Nikah Rujuk yang disetor oleh wajib setor akan dilaporkan sebagai realisasi penerimaan Kandepag, tetapi arus kasnya akan disajikan oleh KPPN dimana Bank Persepsi terkait bermitra yang menerima setoran tsb

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN ARUS KAS (1/3)

• KPPN sebagai operating unit (OU) bisa menyajikan LRA atas satker yang menjadi lingkupnya untuk keperluan untuk manajerial (bukan akuntabilitas)

• Untuk memastikan validitas data keuangan yang ada di KPPN perlu dilakukan proses check and balance, yakni dengan cara KPPN melakukan rekonsiliasi dengan data realisasi yang ada di entitas akuntansi

• Untuk memudahkan proses rekonsiliasi dibuatlah CVR 022, dimana setiap satker akan selalu dipasangkan dengan OU-nya masing-masing. Misal : 1. Satker KPP Gambir selalu menjadi mitra KPPN Jakarta II, maka dimanapun WP dari KPP Gambir setor pajak maka realisasi pendapatan pajaknya akan selalu tersaji di KPPN Jakarta II2. Satker ESDM (CVR : mitra KPPN jakarta II) setor ke RKUN (milik PKN), maka realisasi (LRA) tersaji di KPPN Jakarta II sedangkan LAK nya ada di PKN. Jadi untuk keperluan rekonsiliasi maka satkerESDM akan rekon dengan KPPN Jakarta II

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN ARUS KAS (2/3)

LAK dan LRA akan sama dan bisa diperbandingkan hanya pada level konsolidasi pemerintah pusat, edangkan pada level dibawahnya tidak berkorelasi secara langsung (tidak bisa diperbandingkan secara langsung) karena ada perbedaan ‘rule’ antar keduanya, LAK disusun mengikuti entitas pemilik kas (BUN), sementara LRA disusun mengikuti entitas pengguna anggaran (PA/KPA)

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN ARUS KAS (3/3)

REKONSILIASI INTERNAL MODUL CM-GL DAN GR-GL

Proses Rekonsiliasi Internal antara General Ledger (GL) dengan Sub Ledger (CM) membandingkan saldo kas menurut modul GL dengan saldo kas menurut modul CM

Proses Rekonsiliasi Internal antara General Ledger (GL) dengan Sub Ledger (GR) membandingkan saldo piutang menurut modul GL dengan saldo piutang menurut modul CM

REKONSILIASI INTERNAL

TERIMA KASIHwww.span.depkeu.go.id