21
Rahma Iryanti Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM 4 Desember 2014

Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

Rahma IryantiDeputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM

4 Desember 2014

Page 2: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA YANG BERKUALITAS

2

Page 3: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

1. Terciptanya sebanyak-banyaknya lapangan kerja formal2. Kesejahteraan pekerja informal meningkat3. Perlindungan dan jaminan pekerja yang layak4. Proses penyelesaian industrial memuaskan semua pihak5. Produktivitas yang tinggi agar dapat bersaing menghasilkan nilai tambah yang tinggi6. Pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program pelatihan yang strategis7. Pembekalan pengakuan kompetensi pekerja sesuai dinamika kebutuhan industri dan persaingan global

ARAH RPJPN ( UU NO. 17/ 2007)

3

KEBIJAKAN PASAR TENAGA KERJA 2025

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai pertumbuhan alami 5persen

SASARAN

Page 4: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

1. Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja sebanyak yang dibutuhkan2. Transformasi struktur pasar tenaga kerja lebih ke arah sektor jasa dengan produktivitas rendah3. Rendahnya perkembangan sektor tradeable dibandingkan non-tradeable dalam menyerap tenaga kerja4. Upah Pekerja meningkat tetapi tidak diikuti peningkatan produktivitas5. Rendahnya kualitas pekerja menyebabkan produktivitas rendah6. Pekerja rentan masih tinggi jumlah dan persentasenya. 7. Terganggunya kelangsungan usaha yang berkelanjutan karena kesepakatan di tempat kerja belum sepenuhnya dicapai

PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA YANG BERKUALITAS

Lingkungan strategis(Faktor Internal dalam Pasar Tenaga Kerja)

Page 5: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

LINGKUNGAN STRATEGISFaktor Eksternal

Perkembangan Global dan Regional•Asean Economy Community (AEC) 2015•Perkembangan AFTA, CAFTA, dan liberalisasi perdagangan•Free movement of natural person dalam kerangka WTO•Post MDGs 2015Faktor lainnyaAdanya peluang Bonus DemografiMenghindari jebakan

Page 6: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

TANTANGAN

6

Dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, tantangan yang dihadapi adalah:

1.Meningkatkan produktivitas melalui realokasi tenaga kerja ke arah kegiatan ekonomi yang produktivitasnya lebih tinggi

Tantangan ini terkait dengan transformasi struktural sektor ekonomi ke arah sektor yang produktivitas tinggi. Pertumbuhan yang diharapkan adalah pertumbuhan yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar tetapi tidak menurunkan produktivitas.

2.Meningkatkan standar hidup pekerja, terutama bagi penduduk 40% dengan pendapatan terendah (termasuk pekerja miskin), melalui penyediaan kesempatan kerja produktif.

Tantangan ini terkait dengan: (a) Terbukanya lapangan kerja baru menjadi salah satu sarana meningkatkan pendapatan penduduk; (b) Terciptanya lapangan kerja baru membutuhkan investasi baru, baik yang berupa penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri;

Page 7: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

TANTANGAN

3. Meningkatkan penyediaan kesempatan kerja bagi angkatan kerja usia muda berpendidikan tinggi yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Tantangan ini terkait dengan meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja usia muda (19-24 tahun) berpendidikan tinggi. Adanya “excess supply” pada kelompok berpendidikan tinggi kemungkinan akan terus terjadi jika masalah struktural tidak terselesaikan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya pengangguran berpendidikan.4. Meningkatkan supply tenaga kerja secara kuantitas dan kualitas untuk mendukung aktivitas perekonomian suatu wilayah. Persebaran angkatan kerja antar pulau dan antar provinsi/ kabupaten/kota yang tidak merata berimplikasi pada ketimpangan faktor produksi tenaga kerja antar daerah, sehingga menyebabkan investasi/perkembangan ekonomi terkonsentrasi di daerah berpenduduk besar.

Page 8: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2015-2019

• Berarti Menciptakan 10 Juta Lapangan Kerja Baru Pekerjaan Yang Bagaimana?

• Menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka

Page 9: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

SASARAN

Produktivitas pekerja meningkat di seluruh sektor pembangunanProduktivitas pekerja meningkat di seluruh sektor pembangunan

Mencapai Pasar Tenaga Kerja yang Fleksibel Mencapai Pasar Tenaga Kerja yang Fleksibel

2020 -20242020 -2024

Arah Kebijakan Pasar Kerja 2025 (UU No. 17/2007: RPJPN)SASARAN KUALITATIF 2014-2019

1 Terciptanya perubahan struktur tenaga kerja secara bertahap dari sektor/sub-sektor lapangan usaha yang produktivitasnya rendah ke sektor/sub-sektor yang produktivitasnya tinggi

2 Meningkatnya jumlah pekerja yang berpendapatan menengah (pendapatan menengah pada tingkatan atas )

3 Meningkatkan jumlah tenaga terampil menghadapi keterbukaan pasar

4 Terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara serikat pekerja dan pengusaha.

5 Terlindunginya pekerja yang rentan terhadap goncangan lapangan kerja dan upah

6 Melengkapi pekerja rentan dengan keahlian yang diperlukan agar dapat memasuki pasar tenaga kerja

7 Tersedianya program perlindungan social bagi pekerja

2025 -20.. .. .2025 -20... . .

9

Page 10: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

PROPORSI TENAGA KERJA MENGALAMI TRANSFORMASI

10Sumber: Sakernas berbagai tahun, BPS

• Terjadi penurunan yang tajam proporsi tenaga kerja di bidang pertanian.

• Perkembangan kearah sektor jasa, namun produkstivitasnya rendah

• Smentara, peningkatan tenaga kerja di bidang industry tidak dapat disubstitusi dengan mudah.

• Kualitas SDM belum siap dan tingginya keahlian yang diperlukan untuk sektor industry.

Page 11: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

PENDAPATAN PEKERJA

11

Lapangan Pekerjaan Penduduk Miskin di Desa, Maret, 2010

Upah Sektoral tahun 2009-2014

Sumber: BPS (diolah sendiri)

Distribusi kemiskinan menurut head count index disebabkan tidak bekerja sebesar 6,18% di daerah kota sementara di daerah desa 3,78%.

Page 12: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

4 Kelompok Pekerja Rentan

Empat kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40 persen penduduk berpendapatan terbawah adalah •Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh (underutilized) terdiri dari penduduk yang bekerja paruh waktu (part time worker), termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan, dan rumah tangga buruh perkotaan, dan •Usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja keluarga (unpaid worker), •Penduduk miskin yang tidak memiliki aset termasuk pekerjaan.

Sumber : BPS, 2013 (diolah)

Page 13: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

Menjamin perlindungan sosial untuk seluruh pekerja

• Perluasan kesempatan kerja yang baik perlu diciptakan untuk pekerja rentan yang umumnya tidak memiliki sumber-sumber alternatif untuk menghidupi ekonomi keluarga. Kegiatan ekonomi informal umumnya menjadi salah satu alternatif.

• Jaminan tempat berusaha, kebutuhan permodalan dan teknologi; agar skala usahanya masuk dalam skala ekonomi,

• Menjamin iklim usaha bagi rumah tangga sektor informal perkotaan. Penataan jenis usaha dan skala usaha adalah salah satu intervensi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

• Program jaminan kesehatan mulai diperkenalkan ke seluruh pekerja di sektor informal

Page 14: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

(4) ... upah minimum meningkat pesat namun produktivitas tumbuh lambat• Seperti telah disebutkan sebelumnya, upah minimum naik rata2 12.8 %/tahun.• Produktivitas pekerja hanya naik 3.4%/tahun• Akibatnya pesatnya kenaikan upah minimum yang tidak diimbangi kenaikan produktivitas, maka biaya tenaga kerja per unit produksi meningkat 9.4%/tahun (3.5x lipat dalam 10 tahun)

UPAH MINIMUM DAN PRODUKTIVITAS

Page 15: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

• Hanya 5 persen dari pekerja yang memperoleh pelatihan, menyebabkan sebagian besar tenaga kerja memiliki keahlian rendah. Pelambatan keterampilan pekerja, menyebabkan produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan rendah, termasuk dibandingkan negara-negara di ASEAN.

Pernah MemperolehPelatihan

5%

Tidak PernahMemperoleh Pelatihan

95%

PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PELATIHAN YANG PERNAH DITERIMA, AGUSTUS 2010

15

KUALITAS PEKERJA DAN PRODUKTIVITAS

110,8 Juta Pekerja (2012)

Low skilled (%)

Semi-Skilled (%)

Skilled(%)

Total (%)Pertanian

IndustriJasa ++

96,386,555,9

3,6 9,7 30,6

0,13,8 13,5

100,0100,0 100,0

Page 16: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

The rules of the workplace

• Cita-cita untuk mewujudkan Hubungan Industrial yang harmonis atau Industrial Peace belum terwujud dan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari 3 pelaku Hubungan Industrial untuk mewujudkannya.• Hubungan industrial yang harmonis telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas

Hubungan industrial yang harmonis akan memberikan kelangsungan usaha yang berkelanjutan: Secara konsisten meningkatkan

pertumbuhan (sumberdaya modal, intelektual dan identitas produk) serta mengembalikan semua keuntungan untuk pertumbuhan perusahaan,

Memelihara praktek etika bisnis yang tinggi

Mengembalikan untuk pendidikan dan pengembangan karyawan yang berkesinambungan

16

KESEPAKATAN KERJA MELALUI NEGOSIASI

Page 17: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

Sumber : BPS,Statistik Industri Sedang dan Besar 2007-2012

• Tantangan dalam mencari pekerjaan yang baik semakin meningkat, sehingga memperlebar kesenjangan antara pekerja dari rumah tangga yang lebih mampu dan mereka yang berasal dari rumah tangga yang lebih miskin

• Membuka lapangan kerja baru menjadi salah satu sarana meningkatkan pendapatan penduduk.

• Terciptanya lapangan kerja baru membutuhkan investasi baru untuk menyerap kesempatan kerja seluas-luasnya

MEMPERBESAR INVESTASI PADAT PEKERJA

Page 18: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

• Memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar dan pengurangan kemiskinan secara signifikan,

• Peningkatan sarana dan prasarana perekonomian di daerah pedesaan, • Perluasan akses kredit dan sumber permodalan lainnya, • Perbaikan iklim usaha di wilayah pedesaan, dan Pengembangan sistem inovasi pertanian

melalui penelitian dan pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian. • Keuangan inklusif di daerah yang belum memiliki lembaga keuangan memadai, terutama pada

daerah yang minim lembaga keuangan dan terpencil dan pengembangan branchless banking

Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian

Nilai Tukar Petani (2007=100)

Page 19: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

IKLIM KETENAGAKERJAAN

No. Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 2012 2011 2010 2009 2008

1 Biaya redundansi 137 131 127 119 117

2 Kekakuan lapangan kerja (PHK, kontrak kerja, outsourcing) - 104 100 82 87

3 Praktek penerimaan dan pemutusan kerja 52 51 38 34 19

4 Fleksibilitas penentuan upah 114 113 98 92 79

5Kerjasama hubungan karyawan pengusaha 61 68 47 42 19

PILAR EFISIENSI PASAR KERJA dari 142 negara Biaya redudansi dan fleksibilitas penentuan upah, yang selama ini sudah sering dikeluhkan dunia usaha. Tahun 2012, dari 142 negara, Indonesia menduduki ranking 137 dan 114.

Page 20: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

daya saing pasar tenaga kerja Indonesia di ASEAN

• Indonesia mempunyai index tertinggi dalam hal melakukan perekrutan dalam mempekerjakan karyawan dan dalam hal memberhentikan karyawan• Sumber: Bank Dunia (doing Businnes, 2009) 20

Tingkat Kesulitan Mempekerjakan dan Memberhentikan Pekerja

• Peraturan pemberian pesangon jika terjadi PHK di Indonesia (UU 13/2003) merupakan yang tertinggi di negara ASIA dan juga negara-negara lainnya

Perbandingan Tingkat Pesangon

Page 21: Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019

TERIMA KASIH

21